Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

TOLAK PELURU

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :
NAMA : EGA PRAMESWARI
KELAS : XI IPA 1

SMA NEGERI 04 OKU

TAHUN AJARAN 2019 / 2020


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Beragam kegiatan lempar beban telah ada lebih dari dua ribu tahun lalu di
Kepulauan Britania. Pada awalnya, kegiatan ini diselenggarakan dengan
menggunakan bola batu. Sementara kegiatan pertama yang menggambarkan tolak
peluru modern, tampaknya terjadi di zaman pertengahan ketika serdadu
menyelenggarakan pertandingan dengan melempar beban yang disebut cannon
balls atau peluru meriam.
Pertandingan tolak peluru tercatat pada awal abad ke-19 di Skotlandia dan
merupakan bagian dari kejuaraan amatir di Inggris tahun 1866. Tolak peluru
merupakan event Olimpiade Modern asli yang diadakan di Athena, Yunani, tahun
1896. Tolak peluru merupakan salah satu cabang atletik yang termasuk
dalam nomor lempar. Pada olahraga atletik tolak peluru dilakukan dengan
menolakkan atau melemparkan sebuah beban yang disebut peluru. Peluru ini
merupakan peralatan utama dalam olahraga ini. Bentuknya bulat seperti bola dan
terbuat dari besi.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TOLAK PELURU

Tolak peluru merupakan salah satu cabang atletik yang termasuk


dalam nomor lempar. Pada olahraga atletik tolak peluru dilakukan dengan
menolakkan atau melemparkan sebuah beban yang disebut peluru. Peluru ini
merupakan peralatan utama dalam olahraga ini. Bentuknya bulat seperti bola dan
terbuat dari besi. Secara teknis, gaya tolak peluru yang dikenal dewasa ini, yaitu:
1. Gaya menyamping atau disebut juga gaya Orthodox.
2. Gaya membelakang, lebih dikenal sebagai gaya O’Brean.

B. TEKNIK TOLAK PELURU
Adapun gaya yang dipakai dalam meletakkan tolakan, secara umum teknik
dasar tolak peluru adalah:
1. Cara Memegang Peluru
Cara memegang peluru dapat dibedakan menjadi tiga jenis pegangan, yaitu: 
a) Peluru diletakkan pada pangkal telapak tangan dengan jari-jari tangan
merenggang. Jari kelingking sedikit ditekuk disamping peluru. Ibu jari dalam
sikap wajar.
b) Peluru diletakkan pada pangkal telapak tangan, jari-jari merenggang
memegang peluru. Jari kelingking simpan disamping peluru agak kedalam.
c) Peluru diletakkan pada pangkal telapak tangan, keempat jari meregang serta
memegangnya. Letakkan ibu jari lebih meregang.
2. Cara Meletakkan Peluru
a) Peluru dipegang dengan salah satu cara diatas, letakkan peluru pada bahu dan
menempel pada leher bagian samping. Siku yang memegang peluru agak
dibuka ke samping dan tangan satunya rileks di samping kiri badan.
b) Sikap Awal Tolakan
Setelah peluru diletakkan pada bahu dalam keadaan berdiri tegak, ambillah
sikap awal untuk menolak. Adapun caranya sebagai berikut :
1. Gaya menyamping (Orthodox)
Berdiri dilingkaran tolak peluru dengan arah tolakan disamping kiri
pelontar dengan kaki kanan berada diujung awal lingkaran. Kaki dibuka
dengan kelebaran melebihi lebar bahu. Tangan kanan memegang peluru di
leher dan lengan kiri diangkat lurus disamping kepala. Dari sikap diatas, kaki
kanan segera dibengkokkan kea rah kanan depan untuk merendahkan badan
ke sisi kanan sehingga siku lengan kanan bergerak mendekati lutut kaki
kanan. Kaki kiri tetap lurus mengarah kea rah lemparan, dan badan serta kaki
kiri membentuk garis lurus menyerang. Lengan kiri diturunkan ke depan dan
ditahan sejajar dengan tanah depan wajah untuk memberikan keseimbangan.
Pada saat ini, peluru seolah berada pada titik terjauh disisi kanan badan.
2. Gaya membelakang (O’Brian)
Gaya membelakang, seperti dapat diduga dari namanya, dilakukan dengan
mengambil sikap membelakangi arah lemparan atau tolakan. Sikap awal yang
harus dilakukan adalah, berdiri membelakangi arah lemparan dengan kaki kiri
dibuka dibelakang badan, kira-kira satu langkah. Lengan kiri diangkat lurus,
tangan kanan yang memegang peluru dibengkokkan memegang peluru
dileher. Dari sikap diatas segera dibengkokkan lurus kaki kanan sedikit
dibarengi dengan badan membungkuk kedepan kaki kiri diusahakan tetap
lurus.
3. Cara Menolakkan Peluru
Ketika sikap awal tolak tercapai, tolakan peluru bisa dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
a) Gaya menyamping
Segera luruskan kaki kanan yang menahan berat badan dan bersamaan
dengan itu segera memutar badan hingga menghadap arah lemparan, disusul
dengan menolakkan peluru ke depan. Seluruh gerakkan tersebut hendaknya
merupakan suatu rangkaian gerak yang tak terputus dari mulai pergelangan kaki
kanan, lutut, pinggul, punggung, bahu, tangan, hingga pergelangan tangan yang
melecut. Jangkauan tolakan yang sejauh-jauhnya dan setinggi- tingginya 40
derajat dari tangan yang menolak sebelum peluru dilepas, dengan menggunakan
kaki kiri sebagai pengungkitnya. Oleh karena itu, pada saat menolak, kaki kiri
harus dalam keadaan lurus. Peluru harus dilepas pada titik jauh jangkauan
lengan, setelah ditolakan dengan gerakan yang cepat.
b) Gaya membelakang
Ketika kaki kanan bengkok dan badan agak membungkuk, segera kaki kanan
diluruskan dan badan diputar setengah lingkaran agar menghadap ke arah
tolakan dan disusul dengan menolakkan peluru ke depan. Cara selanjutnya sama
seperti pada gaya menyamping.
4. Sikap akhir setelah menolak peluru
Sesudah menolak peluru, membuat gerak lompatan untuk menukar kaki
kanan ke depan. Bersamaan dengan mendaratnya kaki kanan, kaki kiri di tarik
ke belakang. Tangan kanan tetap terjulur jauh di depan dan lengan kiri
disamping atau dibelakang badan. Semua gerakan kaki dan tangan tersebut 
dimaksudkan sebagai upaya memetahkan momentum ke depan dan member
keseimbangan tubuh agar tidak terdorong ke depan melewati balok pembatas.

C. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM TEKNIK TOLAK PELURU


1. Ketentuan diskualifikasi / kegagalan peserta tolak peluru :
 Menyentuh balok batas sebelah atas.
 Menyentuh tanah di luar lingkaran.
 Keluar masuk lingkaran dari muka garis tengah.
 Dipangil selama 3 menit belum menolak.
 Peluru di taruh di belakang kepala.
 Peluru jatuh di luar sektor lingkaran.
 Menginjak garis lingkar lapangan.
 Keluar lewat depan garis lingkar.
 Keluar lingkaran tidak dengan berjalan tenang.
 Peserta gagal melempar sudah 3 kali lemparan.
2. Beberapa hal yang disarankan:
 Bawalah tungkai kiri merendah.
 Dapatkan keseimbangan gerak dari kedia tungkai, dengan tungkai kiri
memimpin di belekang.
 Menjaga agar bagian atas badan tetap rileks ketika bagian bawah bergerak.
 Hasilkan rangkaian gerak yang cepat dan jauh peda tungkai kanan.
 Putar kaki kanan ke arah dalam sewaktu melakukan luncuran.
 Pertahankan pinggul kiri dan bahu menghadap ke belakang selama mungkin.
 Bawalah tangan kiri dalam sebuah posisi mendekati badan.
 Tahanlah sekuat-kuatnya dengan tungkai kiri.
3. Beberapa hal yang harus dihindari :
 Tidak memiliki keseimbanagn dalam sikap permulaan.
 Melakukan lompatan ketika meluncur dengan kaki kanan.
 Mengangkat badan tinggi ketika melakukan luncuran.
 Tidak cukup jauh menarik kaki kanan di bawah badan.
 Mendarat dengan kaki kanan menghadap ke belakang.
 Menggerakkan tungkai kiri terlalu banyak ke samping.
 Terlalu awal membuka badan.
 Mendarat dengan badan menghadap ke samping atau ke depan.

D. PERALATAN DALAM OLAHRAGA TOLAK PELURU


Adapun alat-alat yang di gunakan dalam olahraga tolak peluru, yaitu sebagai
berikut :
1. Rol Meter.
2. Bendera Kecil.
3. Kapur / Tali Rafia.
4. Peluru:
a. Untuk senior putra = 7,257 kg.
b. Untuk senior putri = 4 kg.
c. Untuk Junior putra = 5 kg.
d. Untuk Junior putrid = 3 kg.

E. LAPANGAN DALAM OLAHRAGA TOLAK PELURU


Lapangan tolak peluru berbentuk lingkaran berdiameter 2,135 meter.
Lingkaran tolak peluru terbuat dari besi, baja, atau bahan lain yang cocok
dilengkungkan. Tebal besi lingkaran minimal 6 mm dan harus dicat putih.  Di
bagian atas lingkaran besi yang menjulur sepanjang 0.75 m pada kanan dan kiri
lingkaran dibuatkan garis sepanjang 5 cm. Garis ini dibuat dari cat atau kayu.
Bagian dalam lingkaran lapangan dibuat dari semen, aspal, atau bahan lain yang
padat, namun tidak licin. Permukaan dalam lingkaran harus datar antara 20 mm
sampai 6 mm, lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi. Selain itu, terdapat pula
balok penahan yang umumnya terbuat dari kayu. Panjang balok tersebut adalah
1,21 – 1,23 m dan memiliki ketebalan 9,8-10,2 cm.

Anda mungkin juga menyukai