Jari-jari renggang
Jari kelingking ditekuk berada disamping peluru,sehingga dapat membantu untuk menahan
supaya peluru tidak mudah tergeser dari tempatnya.Untuk menggunakan cara ini penolak harus
memiliki jari jari yang kuat dan panjang.
Ibu jari di samping, jari kelingking berada di samping belakang peluru. Jari kelingking selain
berfungsi untuk menahan jangan sampai peluru mudah bergeser,juga membantu menekan pada
waktu peluru ditolakkan. Cara ini lebih banyak dipakai oleh atlit.
Bagi mereka yang tangannya agak kecil dan jari jarinya pendek, dapat menggunakan cara ketiga
ini, yaitu jari jari seperti pada cara kedua tetapi lebih renggang, kelingking di belakang peluru
sehingga dapat ikut menolak peluru, ibu jari untuk menahan geseran ke samping, karena tangan
pelempar kecil dan berjari jari pendek, peluru diletakkan pada seluruh lekuk tangan.
Pegang peluru dengan kedua tangan didepan dada, kedua kaki dalam keadaan sejajar, lalu
dorong/tolakkan peluru kedepan-atas sejauh mungkin.
Pegang peluru dengan kedua tangan , kemudian simpan dibawah perut dengan lengan
diluruskan,kedua kaki dalam keadaan sejajar. Kemudian ayun dan lemparkan peluru
kedepan.
Pegang peluru dengan kedua tangan , kemudian simpan dibawah perut dengan lengan
diluruskan,kedua kaki dalam keadaan sejajar. Posisi ini dilakukan dengan membelakangi
arah lemparan. Kemudian ayunkan dan lempar peluru kearah belakang atau sektor
lemparan.
Pada tahap berikutnya doronglah peluru dengan bantuan putaran pinggang. Tolakan
masih dengan kedua tangan tetapi beben diutamakan pada tangan tolak atau tangan
terkuat. Kaki masih sejajar. Tahapan ini depersiapkan untuk melakukan tolakan yang
sebenarnya.
Lakukan seperti diatas, hanya sekarang satu kaki berada di depan. Tolakan dilakukan
dengan koordinasi bantuan dorong kaki belakang.
Peganglah peluru dengan tangan kanan dan letakkan dileher. Lanjurkan /rentangkan
lengan kiri kedepan dan abadan menghadap depan. Tolakkan peluru dengan sudut
parabola beberapa meter kedepan sambil melangkahkan kaki kiri kedepan. Jangan lupa
kai kanan dihentakkan untuk membantu melakukan tolakan, sesaat sebelum peluru
dilepaskan (Carr,1991).
Lakukan gerakkan seperti diatas, hanya pada saat akan melakukan tolakan, badan diputar
ke kanan untuk mengambil ancang-ancang (Carr,1991)
Gaya depan, sebelum melakukan awalan sikap pemula posisi badan menghadap
kearah sasaran. tapi gaya tersebut tidak effisien, sekarang sudah jarang sekali di
pakai gaya tersebut.
Gaya samping, sikap pemula berdiri miring dengan menggunakan tangan kanan.
Gaya tersebut masih umum digunakan, terutama untuk para atlite pemula termasuk
untuk anak sekolah baik SMP, SMA dan sederajat.
Gaya belakang, sikap permulaan badan harus membelakangi arah tolakkan. Gaya
tersebut yang hingga kini banyak digunakan para atlet senior dan profesional
Gaya putaran lempar cakram, gaya tersebut hampir sama seperti gaya belakang.
namun gerakan kaki tidak mirip gaya belakang, tetapi mirip pada gerakakkan kaki
terhadap lempar cakram. Gaya tersebut agak sulit, hingga saat ini tidak begitu
banyak penggunanya.
Dari keempat macam dan gaya ini terbagi dua gaya yang akan dibahas, ialah gaya samping dan
gaya belakang.
Tolak
Peluru Gaya Samping / Ortodoks
Cara melakukan dan teknik tolak peluru gaya samping ialah sebagai berikut :
1. Peluru siap dipegang pada tangan kanan lalu diletakkan dipangkal leher seperti yang
disebutkan diatas yakni cara memegang peluru pada tolak peluru.
Sikap permulaan berdiri agak miring, arah tolakkan berada disebelah kiri badan. Lutut
kaki kanan ditekuk, kaki kiri diarahkan menjulur kebelakang lurus namun tetap santai
dan lemas lalu berpijak pada ujung kaki. Lengan kiri diangkat santai hingga setinggi bahu
atau lebih. sebagian besar berat badan tertumpu pada kaki kanan, namun pandangan
kedepan dan agak ke bawah.
Sebelum meluncurkan kekiri, baiknya kaki kiri di angkat ke depan serta melingkar ke sisi
kiri dan kembali mempijakan ditempat semula. Ayunkan kaki kiri ini untuk mendapat
gerakkan pendahuluan, hanya untuk mendapatkan pendahuluan (seperti kuda-kuda).
Maka gerakkan pendahuluanya untuk mendapatkan keseimbangan. lalu gerakan
pendahuluan tersebut cukup dilakukan 2 sampai 3 kali.
Setelah badan seimbang dan cukup kuat, maka pada ayunan kaki yang terakhir, kaki kiri
tersebut tidak harus diletakkan ditanah, namun lebih baik lagi agak ditarik kekanan
sehingga posisi pangkal betis kiri berada dibelakang betis atau kaki kanan, bahkan lebih
ke kanan lagi seperti menyilang. Kaki kiri digoyangkan secara cepat kesisi kiri sambil
menolakan kaki kanan. Tolakan kaki kanan tersebut agak datar dan rendah, bukan
meloncat atau melambung. Akhir dari gerakkan meluncur ke kiri ini, kaki kanan turun
terlebih dulu kira-kira seperti pada pusat lingkaran, bahkan kaki kiri terus dijulurkan jauh
kesisi kiri, seperti saat mempijakan ditanah ujung telapak kaki mendekati sedikit
menyentuh bidang pada balok penahan. Saat seperti itu sikap posisi menolak seperti yang
telah disebutkan diatas.
2. Dari posisi menolak ini, perlu segera di tolakkan dengan yang telah diuraikan diatas.
1. Peluru siap untuk dipegang dan ditaruh tepat pada pangkal leher menggunakan tangan
kanan.
Sikap pemula berdiri membelakangi pada arahh tolakkan. Menegakkan kaki kanan, kaki
kiri persis terjulur lurus dan santai ke belakang memijak di ujung kaki. Berat badan
sebagian besar tertumpu pada kaki kanan. Pandangan melihat kebawah dan kedepan
sekitar 5-10 meter. Dengan posisi tersebut pada seluruh bagian badan santai dan
konsentrasi untuk mengatur pernapasan.
Pada Waktu yang sama, badan di arahkan agak miring kedepan lalu kaki kiri diangkat
santai ke menghadap atas mendekati dengan datar tanah, Sisi lengan kiri turun agak lurus
dan lemas menghadap ke depan lalu bawah. Selanjutnya lutut kanan dan kiri ditekuk,
hingga paha kanan hampir menyentuh bagian dada. Dengan posisi tersebut, lutut kiri
untuk segera meluruskan, digerakan dan diayunkan secara cepat ke belakang dan
dibarengi tolakkan kaki kanan lutut samping dengan lurus. Tolakkan kaki kanan
kebelakang tersebut harus rendah dan sebisa mungkin cepat bahkan agar gerakkan
meluncur gerakkan ini lancar dan tidak lambung. Selama peluncuran ke belakang,
baiknya badan untuk terus direndahkan dan miring ke depan serta tetap membelakangi
arah pada tolakkan.
Akhir pada luncuran ke belakang tersebut berawal dengan mendaratkan kaki kanan
terlebih dulu kurang lebih pada pusat lingkaran, lalu dilanjutkan dengan kaki kiri
memijak disebelah kiri dan garis tengah, pada bagian ujung kaki agak sedikit bersentuhan
dengan bidang pada balok penahan. Ketika kaki ini berpijak, maka terjadi sikap untuk
siap posisi menolak.
Dengan sikap dan posisi menolak tersebut, peluru bisa langsung ditolakkan dengan cara
yang telah disebutkan diatas.
1. Rol Meter
2. Bendera Kecil
3. Kapur / Tali Rafia
4. Peluru
a) Untuk senior putra = 7.257 kg
b) Untuk senior putri = 4 kg
c) Untuk yunior putra = 5 kg
d) Untuk yunior putri = 3 kg
5. Obrient : gaya membelakangi arah tolakan
6. Ortodox : gaya menyamping