Tolak peluru dalam tolak peluru secara umum ada 2, yakni teknik
dan postur tubuh atlet.
Tolak peluru adalah suatu bentuk gerakan menolak atau
mendorong suatu bola besi bulat (peluru) dengan berat tertentu
yang terbuat dari logam, yang dilakukan dari bahu dengan satu
tangan untuk mencapai jarak terjauh.
Tolak peluru merupakan olah raga yang telah ada sejak zaman Yunani kuno, hanya
saja pada waktu itu bentuk dan tata cara olahraga ini tentu saja berbeda.
Menurut Homer, pada waktu itu olahraga tolak peluru bernama lempar beban (weight
trowing).
Hanya saja tak ada catatan sejarah mengenai bentuk atau bahkan jenis beban
persisnya (yang bisa ditelusuri dari data sejarah yang ada hanyalah lempar batu) yang
dipergunakan pada waktu itu.
Namun demikian, olah raga ini merupakan salah satu jenis latihan perang yang
dilakukan oleh para prajurit Troya yang kemudian dipertandingkan.
Sejarah Tolak Sekali lagi, kompetisi ini tidak bisa dilacak jejaknya. Salah satu jejak yang bisa
ditemukan dalam olah raga lempar beban tersebut adalah kompetisi yang diadakan di
Gaya tolak
Setelah itu posisi badan agak menunduk ke bawah condong ke sisi kanan sehingga
posisi bahu kiri lebih tinggi.
peluru
Kaki kanan di tekuk sedikit untuk memberikan daya tolakan, dan kaki kiri di tempatkan
ke belakang, bisa lurus atau sedikit tertekuk dengan ujung kaki menyentuh lantai.
Selanjutnya saat hendak melakukan luncuran 180 derajad, badan dicondongkan
sedikit ke depan sehingga ujung kaki kiri bisa terangkat dari lantai, kemudian kaki
kanan melakukan tolakan dan kaki kiri terdorong hingga ke balok batas lempar.
Pada momen tersebut tubuh bersamaan berputar mengarah ke depan dan tangan
kanan melakukan tolakan peluru sekuat-kuatnya.
Ketika tangan kanan mulai melakukan tolakan, geserlah posisi kepala sehingga tidak
menghalangi lajunya peluru mengarah ke sektor pendaratan.
Jika atlet tersebut kidal, maka yang dilakukan adalah gerakan dengan menggunakan
bagian tubuh sebaliknya dengan cara yang sama.
2. Teknik Tolak Peluru Gaya Spin (berputar)
Awalan dilakukan sebagaimana gaya glide, yakni atlet menghadap ke belakang, tangan
kanan memegang peluru dan menempelkannya di leher. Tubuh tegak dengan kepala
miring.
Posisi kedua kaki mula-mula di tempatkan sejajar. Lalu pada gerakan pertama, kaki kiri
menjadi tumpuan agar kaki kanan bisa diayunkan menuju tengah lingkaran.
Ayunkan kaki kanan menuju area tengah lingkaran dengan hasil akhir posisi kaki kanan
masih membelakangi area pendaratan dan bersiap menjadi poros.
Sebelum kaki kanan menapak tengah lingkaran, kaki kiri yang semula menjadi poros kini
diangkat dan diayunkan dengan gerakan melingkar sehingga nantinya kaki kananlah
yang berperan menjadi poros akhir bagi putaran tubuh.
Kaki kiri akan di tapakkan di belakan kaki kanan sejajar dengan jarak sebahu lebih sedikit
dan posisi tubuh berubah menjadi agak serong mengarah ke samping-belakang.
Seketika setelah kaki kiri jatuh, tubuh dihadapkan ke depan bersamaan dengan tangan
kanan melakukan tolakan peluru dengan kekuatan penuh ke arah depan dengan diikuti
putaran tumit, lutut, pinggul dan dada ke arah depan untuk memberikan tambahan daya
dorong.
Setelah peluru terlempar, kemugkinan tubuh masih berputar sebagai efek dari energi
yang dilepaskan membentuk garis putaran tubuh.
Tolak Peluru Gaya Menyamping / Ortodoks
Awalan melakukan tolak peluru dengan cara menyamping (badan berdiri tegak dengan tangan kanan memegang
peluru pada pundak kanan dan arah pandangan ke sasaran atau tolakan). Cara melakukan attau
teknik tolak peluru gaya samping adalah sebagai berikut :
Peluru siap dipegang (dengan tangan kanan) dan diletakkan pada pangkal leher seperti yang telah
diutarankan terdahulu yaitu cara memegang peluru pada tolak peluru
Sikap permulaan berdiri badan miring, arah tolakkan disebelah kiri badan. Lutut kaki kanan agak
ditekuk, kaki kiri dijulurkan kebelakang agak lurus dan rileks/lemas berpijak pada ujung kaki.
Tangan atau lengan kiri diangkat rileks setinggi bahu atau lebih. Berat badan sebagian besar pada
kaki kanan, pandangan kedepan bawah.
Sebelum meluncur kekiri, kaki kiri diangkat kedepan terus melingkar kesamping kiri dan kembali
berpijak ditempat semula. Ayunan kaki kiri ini hanya mendapat gerakkan pendahuluan saja, untuk
mencari pendahuluan. Maka gerakkan pendahuluan saja, untuk mencari keseimbangan . Maka
gerakkan pendahuluan ini cukup dilakukan 2 atau 3 kali saja.
Setelah keseimbangan badan benar-benar mantap, maka pada putaran/ayuanan kaki yang terakhir,
kaki kiri tadi tidak perlu diletakkan ditanah, tetapi justru agak ditari kekanan sehingga tungkai betis)
kiri berada dibelakang betis/kaki kanan, atau lebih kekanan lagi (agak menyilang).
Dari sinilah kaki kiri diayuankan cepat kesamping kiri dengan disertai tolakkan kaki kanan. Tolakkan
kaki kanan ini harus datar dan rendah saja (bukan melonca/melambung). Akhir dari gerakkan
meluncur kekiri ini, kaki kanan mendarat terlebih dahulu kira-kira pada pusat lingkaran, sedangkan
kaki kiri terus dijulurkan jauh kesamping kiri, sehingga saat berpijak ditanah ujung telapak kaki
hampir atau sedikit menyentuh bidang dalam balok penahan. Saat inilah sikap/posisi menolak
seperti telah diuraikan terdahulu.
Dari sikap/posisi menolak ini, perlu segera di tolakkan dengan cara seperti telah diuraikan didepan.
Tolak Peluru Gaya Belakang / O'brien
Gaya ini diperkenalkan oleh Fery O’brien. Gaya ini disebut juga dengan gaya membelakangi
karena awalan melakukan tolak peluru dengan membelakangi arah tolakan. Peluru siap dipegang dan
diletakkan pada pangkal leher (dengan tangan kanan).
Sikap pemula berdiri membelakangi arah tolakkan. Kaki kanan tegak, kaki kiri terjulur
agak lurus dan rileks kebelakang berpijak pada ujung kaki. Barat badan sebagian besar
berada pada kaki kanan. Pandangan kebawah atau kedepan (sekitar 5-10 meter). Pada
posisi ini seluruh bagaian badan rileks, sambil berkonsentrasi dan mengatur pernapasan.
Secara bersamaan, badan dicondongkan kedepan dan kaki kiri diangkat rileks keatas
hampir datar dengan tanah, lengan kiri turun-lurus-lemas kedepan-bawah. Kemudian
lutut kanan dan lutut kiri sama-sama ditekuk, sehingga paha kanan hampir menyentuh
dada.
Dari posisi ini, lutut kiri segera diluruskan/dijejakkan/diayunkan cepat kebelakang dengan
disertai tolakkan kaki kanan (lutut samping lurus). Tolakkan kaki kanan kebelakng ini
harus rendah saja dan secepat mungkin agar gerakkan meluncur gerakkan ini berjalan
lancar dan tidak melambung. Selama meluncur kebelakang badan tetap rendah dan
condong kedepan serta masih membelakangi arah tolakkan.
Akhir dari luncuran kebelakang tadi diawali dengan mendaratnya kaki kanan terlebih
dahulu kira-kira pada pusat lingkaran, disusul kaki kiri berpijak agak disebelah kiri dan
garis tengah, bagian ujung kaki hampir atau sedikit menyentuh bidang dalam balok
penahan. Pada saat kaki ini berpijak, disinilah terjadi sikap/posisi menolak.
Dari sikap/posisi menolak ini, peluru segera ditolakkan dengan cara seperti telah
diuraikan terdahulu yaitu Tahapan-tahapa dalam Tolak Peluru
Dalam olahraga tolak peluru, ada beberapa aturan yang tidak boleh dilanggar oleh
peserta. Berikut ini merupakan 9 point peraturan tolak peluru:
Atlet boleh memasuki lingkaran tolakan dari arah mana saja. Biasanya para atlet
memilih untuk masuk lingkaran dari sisi belakang dan samping.
Atlet tolak peluru hanya memiliki waktu 60 detik untuk menyelesaikan pertandingan
setelah namanya dipanggil.
Atlet tidak diperkenankan menggunakan sarung tangan, namun masih boleh
menggunakan pelindung ruas jari (taping) selama pertandingan.
Peraturan Tolak Atlet harus menahan peluru dengan menggunakan lehernya selama ia melakukan
gerakan untuk tolakan.
Peluru Peluru harus dilontarkan hanya dengan menggunakan satu tangan dengan posisi
lebih tinggi dari bahu.
Atlet hanya boleh melakukan gerakan tolakan di dalam lingkaran saja, ia
menyentuhkan kakinya sedikit saja di luar batas lingkaran, maka ia dinyatakan
diskualifikasi.
Peluru harus mendarat pada sektor area pendaratan yang disediakan (34.92 dejarad).
Atlet harus meninggalkan lingkaran setelah melakukan lemparan hanya dengan
melewati sisi lingkaran bagian belakang.
Atlet hanya boleh meninggalkan lingkaran setelah peluru mendarat.
Hal yang disarankan
Ketentuan diskualifikasi Bawalah tungkai kiri merendah
Dapatkan keseimbangan gerak dari kedua tungkai, dengan tungkai kiri
Menyentuh tanah di luar Bawalah tangan kiri dalam sebuah posisi mendekati badan
Tahanlah sekuat-kuatnya dengan tungkai kiri
lingkaran
Hal yang harus dihindari
Tidak memiliki keseimbangan dalam sikap permainan
Melakukan lompatan ketika meluncur dengan kaki kanan
Keluar masuk lingkaran dari Mengangkat badan tinggi ketika melakukan luncuran
Tidak cukup jauh menarik kaki kanan di bawah badan
menolak
Peluru berada di belakang
kepala
Peluru jatuh di luar sektor
lingkaran
Menginjak garis lingkar
lapangan
Keluar lewat depan garis lingkar
Keluar lingkaran sebelum
peluru menyentuh lantai
Peserta gagal melempar sudah 3
kali lemparan
Menggunakan Doping
Dalam Perlombaan tolak peluru Untuk menentukan pemenang perlu adanya
juri untuk memutuskan pemenangnya atau sah tidaknya tolakan peluru
dilakukan. Setiap juri memiliki penguasaan peraturan perlombaan dan
pertandingan untuk menunjang kelancaran jalannya perlombaan dalam tolak
peluru. Juri dalam perlombaan tolak peluru berjumlah 3 orang, yaitu juri 1,
juri 2, dan juri 3. Setiap juri memiliki tugas dan wewenang yang berbeda-
beda.
Berikut ini tugas dan wewenang setiap juri.
JURI TOLAK Juri 1. Juri 1 bertugas mengawasi kesalahan tangan dan kaki yang terjadi
pada sisi dekat dengannya saat masuk lingkaran. Juri 1 juga bertugas
Tolak peluru
Sektor pendaratan berupa tanah yang ditandai dengan garis batas (sector
line) sekaligus garis ukur standard yang berada di tengah area sektor
pendaratan. Panjang dari sektor ini minimal 25 meter dengan sudut 40
derajad.
Lingkaran tolakan memiliki diameter 2,235 meter yang dikelilingi dengan ring
besi dengan ketebalan 66 mm dan tinggi 2 cm yang berfungsi sebagai batas
lingkaran. Pada bagian depan lingkaran ini dipasang balok batas tolakan
dengan ukuran panjang 1,22 meter setinggi 10 cm dengan ketebalan11,4 cm.
peralatan yang dipergunakan dalam pertandingan tolak peluru adalah:
Bendera
Peluit
Bola besi/peluru dengan ketentuang sebagai berikut:
Besar bola menyesuaikan dengan jenis lapangan, biasanya lapangan
indor akan menggunakan bola dengan ukuran sedikit lebih besar dari
outdoor dan tentunya bola tersebut dibuat dengan bahan yang berbeda
Peralatan tolak
asalkan beratnya sama. Peluru ini bisa dibuat dari bahan berupa pasir,
besi, logam solid, stainless steel, material sintetis dan polyvinyl.
oeluru
Untuk senior putra = 7.257 kg
Untuk senior putri = 4 kg
Untuk junior putra = 5 kg
Untuk junior putri = 3 kg
Rol Meter
Bendera Kecil
Kapur / Tali Rafia
Teknik dasar Teknik memegang peluru
tolak peluru Terdapat beberapa teknik dasar dalam tolak peluru, di antaranya adalah:
Ada 3 teknik memegang peluru:
Jari-jari direnggangkan sementara jari kelingking agak ditekuk dan
berada di samping peluru, sedangkan ibu jari dalam sikap sewajarnya.
Untuk orang yang memiliki jari yang kuat dan panjang.
Jari-jari agak rapat, ibu jari di samping, jari kelingking berada di
samping belakang peluru.
Biasa dipakai oleh para juara.
Seperti cara di atas, hanya saja sikap jari-jari lebih direnggangkan lagi,
sedangkan letak jari kelingking berada di belakang peluru.
Cocok untuk orang yang tangannya pendek dan jari-jarinya kecil.
Tidak cocok untuk anak anak dibawah 9 tahun.
Teknik Memegang Peluru
a. Jari-jari renggang
Jari kelingking ditekuk berada disamping peluru,sehingga dapat membantu
untuk menahan supaya peluru tidak mudah tergeser dari tempatnya. Untuk
menggunakan cara ini penolak harus memiliki jari jari yang kuat dan panjang.
b. Jari-jari agak rapat
Ibu jari di samping, jari kelingking berada di samping belakang peluru. Jari
kelingking selain berfungsi untuk menahan jangan sampai peluru mudah
bergeser,juga membantu menekan pada waktu peluru ditolakkan. Cara ini
lebih banyak dipakai oleh atlit.
c. Jari-jari agak renggang
Bagi mereka yang tangannya agak kecil dan jari jarinya pendek, dapat
menggunakan cara ketiga ini, yaitu jari jari seperti pada cara kedua tetapi
lebih renggang, kelingking di belakang peluru sehingga dapat ikut menolak
peluru, ibu jari untuk menahan geseran ke samping, karena tangan pelempar
kecil dan berjari jari pendek, peluru diletakkan pada seluruh lekuk tangan.
Teknik meletakkan peluru pada bahu
Peluru dipegang dengan salah satu tangan di atas, letakkan peluru pada bahu dan menempel pada leher
bagian samping. Siku yang memegang peluru agak dibuka ke samping dan tangan satunya rileks di
samping badan.
Teknik menolak peluru
Peluru dipegang dengan sikap baik, tidak membahayakan dipegang dua tangan. Lalu dipindahkan ke
tangan yang terkuat. Peluru dipegang dengan tangan terkuat dan diletakkan di bahu dengan benar.
Berdiri dengan sikap berdiri agak membungkuk ke belakang, kemudian tubuh diputar dan tangan
mendorong dan melepas peluru ke arah lapangan.
Mengatur posisi kaki, salah satu kaki ditempatkan di muka batas belakang lingkaran, kaki lainnya
diletakkan di samping kiri selebar badan segaris dengan arah lemparan. Bersamaan dengan ayunan kaki
depan, kaki belakang menolak ke arah lemparan dan mendarat di tengah lingkaran. Sewaktu kaki terkuat
mendarat, badan dalam keadaan makin condong ke samping tangan pelempar. Bahu sisi tangan
pelempar lebih rendah dari bahu lainnya. Lengan lainnya membantu mempelihara keseimbangan pada
sikap semula.
Cara menolakkan peluru
Dari sikap penolakan peluru, tanpa berhenti harus segera diikuti dengan gerakan menolak peluru.
Jalannya dorongan atau tolakan pada peluru harus lurus satu garis. Sudut lemparan kurang dari 45 o.
Sikap akhir setelah menolak peluru
Sesudah menolak peluru, membuat gerak lompatan untuk menukar kaki kanan ke depan. Bersamaan
dengan mendaratnya kaki kanan, kaki kiri di tarik ke belakang demikian pula dengan lengan kiri untuk
memelihara keseimbangan.
Teknik menolak peluru
Untuk menyiapkan kondisi fisik dapat dilakukan dengan cara seperti dibawah ini:
a. Menolak peluru dengan kedua tangan
1) Pegang peluru dengan kedua tangan didepan dada, kedua kaki dalam keadaan sejajar, lalu
dorong/tolakkan peluru kedepan-atas sejauh mungkin.
2) Pegang peluru dengan kedua tangan, kemudian simpan dibawah perut dengan lengan
diluruskan,kedua kaki dalam keadaan sejajar. Kemudian ayun dan lemparkan peluru kedepan.
3) Pegang peluru dengan kedua tangan , kemudian simpan dibawah perut dengan lengan
diluruskan,kedua kaki dalam keadaan sejajar. Posisi ini dilakukan dengan membelakangi arah
lemparan. Kemudian ayunkan dan lempar peluru kearah belakang atau sektor lemparan.
4) Pada tahap berikutnya doronglah peluru dengan bantuan putaran pinggang. Tolakan masih
dengan kedua tangan tetapi beben diutamakan pada tangan tolak atau tangan terkuat. Kaki
masih sejajar. Tahapan ini depersiapkan untuk melakukan tolakan yang sebenarnya.
5). Lakukan seperti diatas, hanya sekarang satu kaki berada di depan. Tolakan dilakukan
dengan koordinasi bantuan dorong kaki belakang.
b. Menolak peluru dengan satu tangan
1). Peganglah peluru dengan tangan kanan dan letakkan dileher. Lanjurkan /rentangkan lengan
kiri kedepan dan abadan menghadap depan. Tolakkan peluru dengan sudut parabola beberapa
meter kedepan sambil melangkahkan kaki kiri kedepan. Jangan lupa kai kanan dihentakkan
untuk membantu melakukan tolakan, sesaat sebelum peluru dilepaskan.
2) Lakukan gerakkan seperti diatas, hanya pada saat akan melakukan tolakan, badan diputar ke
SEKIAN…TERIMA KASIH