Anda di halaman 1dari 18

Materi Tolak Peluru

 Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga


melempar dalam atletik dimana sang atlet akan
melemparkan sebuah bola besi sejauh mungkin dari
titik lempar menuju titik pendaratan dengan
menggunakan teknik tertentu dan aturan main yang
telah ditetapkan. Olahraga tolak peluru bisa dilakukan
Pengertian di lapangan indoor ataupun outdoor. Faktor penentu

Tolak peluru dalam tolak peluru secara umum ada 2, yakni teknik
dan postur tubuh atlet.
 Tolak peluru adalah suatu bentuk gerakan menolak atau
mendorong suatu bola besi bulat (peluru) dengan berat tertentu
yang terbuat dari logam, yang dilakukan dari bahu dengan satu
tangan untuk mencapai jarak terjauh.
 Tolak peluru merupakan olah raga yang telah ada sejak zaman Yunani kuno, hanya
saja pada waktu itu bentuk dan tata cara olahraga ini tentu saja berbeda.
 Menurut Homer, pada waktu itu olahraga tolak peluru bernama lempar beban (weight
trowing).
 Hanya saja tak ada catatan sejarah mengenai bentuk atau bahkan jenis beban
persisnya (yang bisa ditelusuri dari data sejarah yang ada hanyalah lempar batu) yang
dipergunakan pada waktu itu.
 Namun demikian, olah raga ini merupakan salah satu jenis latihan perang yang
dilakukan oleh para prajurit Troya yang kemudian dipertandingkan.

Sejarah Tolak  Sekali lagi, kompetisi ini tidak bisa dilacak jejaknya. Salah satu jejak yang bisa
ditemukan dalam olah raga lempar beban tersebut adalah kompetisi yang diadakan di

Peluru Skotlandia pada abad ke 1.


 Pada abad ke 16 di Inggris, Raja Henry ke VIII juga menyelenggarakan pertandingan
yang serupa, yakni lempar beban dan lempar palu.
 Kompetisi pertama yang bentuknya mendekati tolak peluru masa kini adalah
kompetisi pada era pertengahan di mana kompetisi yang diselenggarakan oleh
kalangan militer ini diikuti oleh para prajurit yang melemparkan bola besi sejauh
mungkin dari titik tolak.
 Kompetisi tolak peluru yang pertama kali terdokumentasikan adalah kompetisi di
Skotlandia sebagai salah satu bagian dari The British Amateur Championships pada
tahun 1866.
 Sejak saat itu olah raga ini mulai digemari khususnya di negara-negara Eropa dan
menjadi salah satu nomor atletik yang dipertandingkan dalam olimpiade modern
pertama di Yunani pada tahun 1896.
Sejarah Tolak Peluru
 tolak peluru telah ada sejak 2000 tahun lalu. Saat itu, olahraga tolak peluru populer di kalangan pria
Britania atau Inggris untuk menguji kekuatan para pria. Peluru yang digunakanpun masih berupa batu
bukan. Ide olah raga tolak peluru berawal pada abad pertengahan, saat itu meriam menjadi salah satu
senjata yang paling mematikan.
 Jenis olahraga lempar seperti tolak peluru kerap dilakukan untuk menguji kekuatan para pria di
Britania atau Inggris, dan sejarah mencatat kegiatan ini sudah ada bahkan sejak 2000 tahun lalu. Tentu
peluru yang digunakan masih berupa batu.  Baru pada zaman pertengahan, saat banyak terjadi perang
dan senjata yang digunakan berupa meriam besi dengan canon balls sebagai pelurunya, menjadi
inspirasi untuk prajurit melakukan perlombaan melempar canon balls tersebut sejauh mungkin. Itu
sejarah dari tolak peluru hingga akhirnya menjadi salah satu cabang olahraga yang diperlombakan
hingga saat ini. 
 Skotlandia tercatat pertama kali mengadakan pertandingan di awal abad 19, yang diselenggarakan oleh
Inggris tahun 1866. Kala itu pertandingan tersebut masih bersifat kejuaraan amatir. Barulah tahun 1896
tolak peluru masuk pada acara olahraga skala besar yaitu Olimpiade Athena, Yunani.  Perlombaan
tingkat amatir mulai diperlombakan dalam kejuaraan yang digelar pada tahun 1866. Barulah pada
tahun 1896 olahraga tolak peluru dimasukkan dalam perlombaan olahraga skala besar yakni di
Olimpiade Athena, Yunani. Kemajuan terbesar dalam olahraga tolak peluru terjadi di tahun1950, ketika
Parry O'Brien memulai tolakannya menghadap bagian belakang ring, metode ini dikenal sebagai
metode O'Brien atau lebih di kenal dengan teknik meluncur.
 Namun dalam perkembangannya, teknik yang mendapat popularitas adalah teknik berputar yang
menggunakan lemparan cakram melintasi ring tolak peluru bukan bergerak ke arah belakang yang telah
dilakukan oleh O'Brien. Meski demikian, kedua teknik ini sama-sama mencapai keberhasilan.
Berikut ini uraian teknik mulai dari persiapan awal hingga melakukan tolakan dengan
menggunakan dua gaya, yakni gaya glide dan spin:
1. Teknik Tolak Peluru Gaya Glide (meluncur)
 Posisi awal pada gaya ini adalah dengan menghadapkan tubuh ke arah belakang
membelakangi sektor pendaratan, memegang peluru dengan tangan kanan, lalu
menempelkan peluru tersebut dengan leher sehingga kepala menjadi miring ke kanan
menyesuaikan posisi peluru.
 Teknik yang diperlukan menyesuaikan kenyamanan atlet dalam melakukan hal ini.

Gaya tolak
 Setelah itu posisi badan agak menunduk ke bawah condong ke sisi kanan sehingga
posisi bahu kiri lebih tinggi.

peluru
 Kaki kanan di tekuk sedikit untuk memberikan daya tolakan, dan kaki kiri di tempatkan
ke belakang, bisa lurus atau sedikit tertekuk dengan ujung kaki menyentuh lantai.
 Selanjutnya saat hendak melakukan luncuran 180 derajad, badan dicondongkan
sedikit ke depan sehingga ujung kaki kiri bisa terangkat dari lantai, kemudian kaki
kanan melakukan tolakan dan kaki kiri terdorong hingga ke balok batas lempar.
 Pada momen tersebut tubuh bersamaan berputar mengarah ke depan dan tangan
kanan melakukan tolakan peluru sekuat-kuatnya.
 Ketika tangan kanan mulai melakukan tolakan, geserlah posisi kepala sehingga tidak
menghalangi lajunya peluru mengarah ke sektor pendaratan.
 Jika atlet tersebut kidal, maka yang dilakukan adalah gerakan dengan menggunakan
bagian tubuh sebaliknya dengan cara yang sama.
2. Teknik Tolak Peluru Gaya Spin (berputar)
 Awalan dilakukan sebagaimana gaya glide, yakni atlet menghadap ke belakang, tangan
kanan memegang peluru dan menempelkannya di leher. Tubuh tegak dengan kepala
miring.
 Posisi kedua kaki mula-mula di tempatkan sejajar. Lalu pada gerakan pertama, kaki kiri
menjadi tumpuan agar kaki kanan bisa diayunkan menuju tengah lingkaran.
 Ayunkan kaki kanan menuju area tengah lingkaran dengan hasil akhir posisi kaki kanan
masih membelakangi area pendaratan dan bersiap menjadi poros.
 Sebelum kaki kanan menapak tengah lingkaran, kaki kiri yang semula menjadi poros kini
diangkat dan diayunkan dengan gerakan melingkar sehingga nantinya kaki kananlah
yang berperan menjadi poros akhir bagi putaran tubuh.
 Kaki kiri akan di tapakkan di belakan kaki kanan sejajar dengan jarak sebahu lebih sedikit
dan posisi tubuh berubah menjadi agak serong mengarah ke samping-belakang.
 Seketika setelah kaki kiri jatuh, tubuh dihadapkan ke depan bersamaan dengan tangan
kanan melakukan tolakan peluru dengan kekuatan penuh ke arah depan dengan diikuti
putaran tumit, lutut, pinggul dan dada ke arah depan untuk memberikan tambahan daya
dorong.
 Setelah peluru terlempar, kemugkinan tubuh masih berputar sebagai efek dari energi
yang dilepaskan membentuk garis putaran tubuh.
 Tolak Peluru Gaya Menyamping / Ortodoks
 Awalan melakukan tolak peluru dengan cara menyamping (badan berdiri tegak dengan tangan kanan memegang
peluru pada pundak kanan dan arah pandangan ke sasaran atau tolakan). Cara melakukan attau 
teknik tolak peluru gaya samping adalah sebagai berikut :

 Peluru siap dipegang (dengan tangan kanan) dan diletakkan pada pangkal leher seperti yang telah
diutarankan terdahulu yaitu cara memegang peluru pada tolak peluru
 Sikap permulaan berdiri badan miring, arah tolakkan disebelah kiri badan. Lutut kaki kanan agak
ditekuk, kaki kiri dijulurkan kebelakang agak lurus dan rileks/lemas berpijak pada ujung kaki.
Tangan atau lengan kiri diangkat rileks setinggi bahu atau lebih. Berat badan sebagian besar pada
kaki kanan, pandangan kedepan bawah.
 Sebelum meluncur kekiri, kaki kiri diangkat kedepan terus melingkar kesamping kiri dan kembali
berpijak ditempat semula. Ayunan kaki kiri ini hanya mendapat gerakkan pendahuluan saja, untuk
mencari pendahuluan. Maka gerakkan pendahuluan saja, untuk mencari keseimbangan . Maka
gerakkan pendahuluan ini cukup dilakukan 2 atau 3 kali saja.
 Setelah keseimbangan badan benar-benar mantap, maka pada putaran/ayuanan kaki yang terakhir,
kaki kiri tadi tidak perlu  diletakkan ditanah, tetapi justru agak ditari kekanan sehingga tungkai betis)
kiri berada dibelakang betis/kaki kanan, atau lebih kekanan lagi (agak menyilang). 
 Dari sinilah kaki kiri diayuankan cepat kesamping kiri dengan disertai tolakkan kaki kanan. Tolakkan
kaki kanan ini harus datar dan rendah saja (bukan melonca/melambung). Akhir dari gerakkan
meluncur kekiri ini, kaki kanan mendarat terlebih dahulu kira-kira pada pusat lingkaran, sedangkan
kaki kiri terus dijulurkan jauh kesamping kiri, sehingga saat berpijak ditanah ujung telapak kaki
hampir atau sedikit menyentuh bidang dalam balok penahan. Saat inilah sikap/posisi menolak
seperti telah diuraikan terdahulu.
 Dari sikap/posisi menolak ini, perlu segera di tolakkan dengan cara seperti telah diuraikan didepan.
Tolak Peluru Gaya Belakang / O'brien
Gaya ini diperkenalkan oleh Fery O’brien. Gaya ini disebut juga dengan gaya membelakangi
karena awalan melakukan tolak peluru dengan membelakangi arah tolakan. Peluru siap dipegang dan
diletakkan pada pangkal leher (dengan tangan kanan).
 Sikap pemula berdiri membelakangi arah tolakkan. Kaki kanan tegak, kaki kiri terjulur
agak lurus dan rileks kebelakang berpijak pada ujung kaki. Barat badan sebagian besar
berada pada kaki kanan. Pandangan kebawah atau kedepan (sekitar 5-10 meter). Pada
posisi ini seluruh bagaian badan rileks, sambil berkonsentrasi dan mengatur pernapasan.
 Secara bersamaan, badan dicondongkan kedepan dan kaki kiri  diangkat rileks keatas
 hampir datar dengan tanah, lengan kiri turun-lurus-lemas kedepan-bawah. Kemudian
lutut kanan dan lutut kiri sama-sama ditekuk, sehingga paha kanan hampir menyentuh
dada. 
 Dari posisi ini, lutut kiri segera diluruskan/dijejakkan/diayunkan cepat kebelakang dengan
disertai tolakkan kaki kanan (lutut samping lurus). Tolakkan kaki kanan kebelakng ini
harus rendah saja dan secepat mungkin agar gerakkan meluncur gerakkan ini berjalan
lancar dan tidak melambung. Selama meluncur kebelakang badan tetap rendah dan
condong kedepan serta masih membelakangi arah tolakkan.
 Akhir dari luncuran kebelakang tadi diawali dengan mendaratnya kaki kanan terlebih
dahulu kira-kira pada pusat lingkaran, disusul kaki kiri berpijak agak disebelah kiri dan
garis tengah, bagian ujung kaki hampir atau sedikit menyentuh bidang dalam balok
penahan. Pada saat kaki ini berpijak, disinilah terjadi sikap/posisi menolak.
 Dari sikap/posisi menolak ini, peluru segera ditolakkan dengan cara seperti telah
diuraikan terdahulu yaitu Tahapan-tahapa dalam Tolak Peluru
Dalam olahraga tolak peluru, ada beberapa aturan yang tidak boleh dilanggar oleh
peserta. Berikut ini merupakan 9 point peraturan tolak peluru:
 Atlet boleh memasuki lingkaran tolakan dari arah mana saja. Biasanya para atlet
memilih untuk masuk lingkaran dari sisi belakang dan samping.
 Atlet tolak peluru hanya memiliki waktu 60 detik untuk menyelesaikan pertandingan
setelah namanya dipanggil.
 Atlet tidak diperkenankan menggunakan sarung tangan, namun masih boleh
menggunakan pelindung ruas jari (taping) selama pertandingan.

Peraturan Tolak  Atlet harus menahan peluru dengan menggunakan lehernya selama ia melakukan
gerakan untuk tolakan.

Peluru  Peluru harus dilontarkan hanya dengan menggunakan satu tangan dengan posisi
lebih tinggi dari bahu.
 Atlet hanya boleh melakukan gerakan tolakan di dalam lingkaran saja, ia
menyentuhkan kakinya sedikit saja di luar batas lingkaran, maka ia dinyatakan
diskualifikasi.
 Peluru harus mendarat pada sektor area pendaratan yang disediakan (34.92 dejarad).
 Atlet harus meninggalkan lingkaran setelah melakukan lemparan hanya dengan
melewati sisi lingkaran bagian belakang.
 Atlet hanya boleh meninggalkan lingkaran setelah peluru mendarat.
Hal yang disarankan
Ketentuan diskualifikasi Bawalah tungkai kiri merendah
Dapatkan keseimbangan gerak dari kedua tungkai, dengan tungkai kiri

Menyentuh balok batas sebelah memimpin di belakang


Menjaga agar bagian atas badan tetap rileks ketika bagian bawah bergerak
Hasilkan rangkaian pada tungkai kiri
atas Putar kaki kanan ke arah dalam sewaktu melakukan luncuran
Pertahankan pinggul kiri dan bahu menghadap ke belakang selama mungkin

Menyentuh tanah di luar Bawalah tangan kiri dalam sebuah posisi mendekati badan
Tahanlah sekuat-kuatnya dengan tungkai kiri

lingkaran
Hal yang harus dihindari
Tidak memiliki keseimbangan dalam sikap permainan
Melakukan lompatan ketika meluncur dengan kaki kanan

Keluar masuk lingkaran dari Mengangkat badan tinggi ketika melakukan luncuran
Tidak cukup jauh menarik kaki kanan di bawah badan

muka garis tengah Mendarat dengan kaki kanan menghadap ke belakang


Menggerakkan tungkai kiri terlalu banyak ke samping
Terlalu akhir membuka badan
Dipanggil selama 3 menit belum Mendarat dengan badan menghadap ke samping atau ke depan

menolak
Peluru berada di belakang
kepala
Peluru jatuh di luar sektor
lingkaran
Menginjak garis lingkar
lapangan
Keluar lewat depan garis lingkar
Keluar lingkaran sebelum
peluru menyentuh lantai
Peserta gagal melempar sudah 3
kali lemparan
Menggunakan Doping
Dalam Perlombaan tolak peluru Untuk menentukan pemenang perlu adanya
juri untuk memutuskan pemenangnya atau sah tidaknya tolakan peluru
dilakukan. Setiap juri memiliki penguasaan peraturan perlombaan dan
pertandingan untuk menunjang kelancaran jalannya perlombaan dalam tolak
peluru. Juri dalam perlombaan tolak peluru berjumlah 3 orang, yaitu juri 1,
juri 2, dan juri 3. Setiap juri memiliki tugas dan wewenang yang berbeda-
beda. 
 Berikut ini tugas dan wewenang setiap juri.

JURI TOLAK  Juri 1. Juri 1 bertugas mengawasi kesalahan tangan dan kaki yang terjadi
pada sisi dekat dengannya saat masuk lingkaran. Juri 1 juga bertugas

PELURU memanggil peserta dan mengukur hasilnya hasil lemparan peserta.


 Juri 2. Juri 2 bertugas untuk memutuskan bahwa lemparan tersebut sah
atau tidak menggunakan bendera. Berkenaan dengan kesalahan kaki yang
terjadi pada bagian atas papan penahan dan lingkaran-lempar pada sisi
papan penahan seperti menginjak garis lingkaran lapangan atau tidak. 
 Juri 3. Juri 3 bertugas untuk menentukan tempat jatuhnya peluru, dengan
cara menancapkan paku atau bendera kecil tempat peluru tersebut jatuh.
Juri akan berada di samping kanan  area lemparan jika peserta
menggunakan tangan kidal, jika menggunakan tangan kanan berarti juri
berada di kiri.
Lapangan Tolak Peluru
 Lapangan tolak peluru sangat mirip dengan lapangan lempar cakram, namun
bisa dibedakan dari adanya papan batas tolakan yang terdapat pada
lingkaran tolak peluru.
 Bentuk utuh dari lapangan tolak peluru bisa dilihat pada gambar yang paling
kanan, sementara detail ukuran lapangan bisa dilihat pada gambar tengah
sebagaimana akan diperjelas pada poin-poin berikut ini:
 Lapangan tolak peluru terbagi menjadi dua, yakni sektor pendaratan dan
Lapangan lingkaran tolakan.

Tolak peluru
 Sektor pendaratan berupa tanah yang ditandai dengan garis batas (sector
line) sekaligus garis ukur standard yang berada di tengah area sektor
pendaratan. Panjang dari sektor ini minimal 25 meter dengan sudut 40
derajad.
 Lingkaran tolakan memiliki diameter 2,235 meter yang dikelilingi dengan ring
besi dengan ketebalan 66 mm dan tinggi 2 cm yang berfungsi sebagai batas
lingkaran. Pada bagian depan lingkaran ini dipasang balok batas tolakan
dengan ukuran panjang 1,22 meter setinggi 10 cm dengan ketebalan11,4 cm.
peralatan yang dipergunakan dalam pertandingan tolak peluru adalah:
 Bendera
 Peluit
 Bola besi/peluru dengan ketentuang sebagai berikut:
 Besar bola menyesuaikan dengan jenis lapangan, biasanya lapangan
indor akan menggunakan bola dengan ukuran sedikit lebih besar dari
outdoor dan tentunya bola tersebut dibuat dengan bahan yang berbeda

Peralatan tolak
asalkan beratnya sama. Peluru ini bisa dibuat dari bahan berupa pasir,
besi, logam solid, stainless steel, material sintetis dan polyvinyl.

oeluru
 Untuk senior putra = 7.257 kg
 Untuk senior putri = 4 kg
 Untuk junior putra = 5 kg
 Untuk junior putri = 3 kg

 Rol Meter
 Bendera Kecil
 Kapur / Tali Rafia
Teknik dasar Teknik memegang peluru

tolak peluru Terdapat beberapa teknik dasar dalam tolak peluru, di antaranya adalah:
 Ada 3 teknik memegang peluru:
 Jari-jari direnggangkan sementara jari kelingking agak ditekuk dan
berada di samping peluru, sedangkan ibu jari dalam sikap sewajarnya.
 Untuk orang yang memiliki jari yang kuat dan panjang.
 Jari-jari agak rapat, ibu jari di samping, jari kelingking berada di
samping belakang peluru.
 Biasa dipakai oleh para juara.
 Seperti cara di atas, hanya saja sikap jari-jari lebih direnggangkan lagi,
sedangkan letak jari kelingking berada di belakang peluru.
 Cocok untuk orang yang tangannya pendek dan jari-jarinya kecil.
Tidak cocok untuk anak anak dibawah 9 tahun.
 Teknik Memegang Peluru
 a. Jari-jari renggang
 Jari kelingking ditekuk berada disamping peluru,sehingga dapat membantu
untuk menahan supaya peluru tidak mudah tergeser dari tempatnya. Untuk
menggunakan cara ini penolak harus memiliki jari jari yang kuat dan panjang.
 b.    Jari-jari agak rapat
 Ibu jari di samping, jari kelingking berada di samping belakang peluru. Jari
kelingking selain berfungsi untuk menahan jangan sampai peluru mudah
bergeser,juga membantu menekan pada waktu peluru ditolakkan. Cara ini
lebih banyak dipakai oleh atlit.
 c.    Jari-jari agak renggang
 Bagi mereka yang tangannya agak kecil dan jari jarinya pendek, dapat
menggunakan cara ketiga ini, yaitu jari jari seperti pada cara kedua tetapi
lebih renggang, kelingking di belakang peluru sehingga dapat ikut menolak
peluru, ibu jari untuk menahan geseran ke samping, karena tangan pelempar
kecil dan berjari jari pendek, peluru diletakkan pada seluruh lekuk tangan.
Teknik meletakkan peluru pada bahu
 Peluru dipegang dengan salah satu tangan di atas, letakkan peluru pada bahu dan menempel pada leher
bagian samping. Siku yang memegang peluru agak dibuka ke samping dan tangan satunya rileks di
samping badan.
Teknik menolak peluru
 Peluru dipegang dengan sikap baik, tidak membahayakan dipegang dua tangan. Lalu dipindahkan ke
tangan yang terkuat. Peluru dipegang dengan tangan terkuat dan diletakkan di bahu dengan benar.
Berdiri dengan sikap berdiri agak membungkuk ke belakang, kemudian tubuh diputar dan tangan
mendorong dan melepas peluru ke arah lapangan.
 Mengatur posisi kaki, salah satu kaki ditempatkan di muka batas belakang lingkaran, kaki lainnya
diletakkan di samping kiri selebar badan segaris dengan arah lemparan. Bersamaan dengan ayunan kaki
depan, kaki belakang menolak ke arah lemparan dan mendarat di tengah lingkaran. Sewaktu kaki terkuat
mendarat, badan dalam keadaan makin condong ke samping tangan pelempar. Bahu sisi tangan
pelempar lebih rendah dari bahu lainnya. Lengan lainnya membantu mempelihara keseimbangan pada
sikap semula.
Cara menolakkan peluru
 Dari sikap penolakan peluru, tanpa berhenti harus segera diikuti dengan gerakan menolak peluru.
Jalannya dorongan atau tolakan pada peluru harus lurus satu garis. Sudut lemparan kurang dari 45 o.
Sikap akhir setelah menolak peluru
 Sesudah menolak peluru, membuat gerak lompatan untuk menukar kaki kanan ke depan. Bersamaan
dengan mendaratnya kaki kanan, kaki kiri di tarik ke belakang demikian pula dengan lengan kiri untuk
memelihara keseimbangan.
 Teknik menolak peluru
 Untuk menyiapkan kondisi fisik dapat dilakukan dengan cara seperti dibawah ini:
 a. Menolak peluru dengan kedua tangan
 1) Pegang peluru dengan kedua tangan didepan dada, kedua kaki dalam keadaan sejajar, lalu
dorong/tolakkan peluru kedepan-atas sejauh mungkin.
 2) Pegang peluru dengan kedua tangan, kemudian simpan dibawah perut dengan lengan
diluruskan,kedua kaki dalam keadaan sejajar. Kemudian ayun dan lemparkan peluru kedepan.
 3) Pegang peluru dengan kedua tangan , kemudian simpan dibawah perut dengan lengan
diluruskan,kedua kaki dalam keadaan sejajar. Posisi ini dilakukan dengan membelakangi arah
lemparan. Kemudian ayunkan dan lempar peluru kearah belakang atau sektor lemparan.
 4) Pada tahap berikutnya doronglah peluru dengan bantuan putaran pinggang. Tolakan masih
dengan kedua tangan tetapi beben diutamakan pada tangan tolak atau tangan terkuat. Kaki
masih sejajar. Tahapan ini depersiapkan untuk melakukan tolakan yang sebenarnya.
 5). Lakukan seperti diatas, hanya sekarang satu kaki berada di depan. Tolakan dilakukan
dengan koordinasi bantuan dorong kaki belakang.
 b. Menolak peluru dengan satu tangan
 1). Peganglah peluru dengan tangan kanan dan letakkan dileher. Lanjurkan /rentangkan lengan
kiri kedepan dan abadan menghadap depan. Tolakkan peluru dengan sudut parabola beberapa
meter kedepan sambil melangkahkan kaki kiri kedepan. Jangan lupa kai kanan dihentakkan
untuk membantu melakukan tolakan, sesaat sebelum peluru dilepaskan.
 2) Lakukan gerakkan seperti diatas, hanya pada saat akan melakukan tolakan, badan diputar ke
SEKIAN…TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai