Anda di halaman 1dari 13

Pengertian Tolak Peluru

via olympic.org
Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga melempar dalam atletik dimana sang
atlet akan melemparkan sebuah bola besi sejauh mungkin dari titik lempar menuju titik
pendaratan dengan menggunakan teknik tertentu dan aturan main yang telah
ditetapkan.

Olahraga tolak peluru bisa dilakukan di lapangan indoor ataupun outdoor.

Sebagai salah satu olah raga cabang lempar, tolak peluru merupakan satu-satunya
yang bisa dilakukan di lapangan indoor karena tidak seperti lempar cakram misalnya,
tolak peluru tak membutuhkan area pendaratan peluru yang luas, karena sejauh ini
belum ada atlet yang sanggup melempar hingga melebihi jarak 25 meter.

Tolak peluru merupakan salah satu olah raga berat yang tidak bisa dilakuka
sembarangan, meski olah raga ini terkesan sepele, yakni hanya melakukan tolakan
bola besi dan selesai.

Rata-rata para juara dunia baik untuk kelas laki-laki atau perempuan, memiliki postur
tubuh yang besar dan memiliki energi kuat untuk melakukan tolakan meski banyak juga
atlet tolak peluru yang memiliki postur tubuh sedang.

Faktor penentu dalam tolak peluru secara umum ada 2, yakni teknik dan postur tubuh
atlet.

Memang tak bisa dipungkiri bahwa atlet berbadan besar cenderung memiliki energi
besar dan cocok untuk olah raga ini, namun bukan berarti atlet bertubuh sedang atau
bertubuh kecil tidak bisa melakukannya, asalkan tolak peluru ini dilakukan dengan
teknik yang baik serta dilakukan dengan energi besar (soal energi bisa dilatih tanpa
harus selalu berkaitan dengan ukuran tubuh), maka hasil tolakan akan juga jauh.

Sejarah Tolak Peluru

via pinterest.com
Tolak peluru merupakan olah raga yang telah ada sejak zaman Yunani kuno, hanya
saja pada waktu itu bentuk dan tata cara olahraga ini tentu saja berbeda.

Menurut Homer, pada waktu itu olahraga tolak peluru bernama lempar beban (weight
trowing).

Hanya saja tak ada catatan sejarah mengenai bentuk atau bahkan jenis beban
persisnya (yang bisa ditelusuri dari data sejarah yang ada hanyalah lempar batu) yang
dipergunakan pada waktu itu.

Namun demikian, olah raga ini merupakan salah satu jenis latihan perang yang
dilakukan oleh para prajurit Troya yang kemudian dipertandingkan.

Sekali lagi, kompetisi ini tidak bisa dilacak jejaknya. Salah satu jejak yang bisa
ditemukan dalam olah raga lempar beban tersebut adalah kompetisi yang diadakan di
Skotlandia pada abad ke 1.

Pada abad ke 16 di Inggris, Raja Henry ke VIII juga menyelenggarakan pertandingan


yang serupa, yakni lempar beban dan lempar palu.
Kompetisi pertama yang bentuknya mendekati tolak peluru masa kini adalah kompetisi
pada era pertengahan di mana kompetisi yang diselenggarakan oleh kalangan militer ini
diikuti oleh para prajurit yang melemparkan bola besi sejauh mungkin dari titik tolak.

Kompetisi tolak peluru yang pertama kali terdokumentasikan adalah kompetisi di


Skotlandia sebagai salah satu bagian dari The British Amateur Championships pada
tahun 1866.

Sejak saat itu olah raga ini mulai digemari khususnya di negara-negara Eropa dan
menjadi salah satu nomor atletik yang dipertandingkan dalam olimpiade modern
pertama di Yunani pada tahun 1896.

Gaya Tolak Peluru

via olympic.org
Dalam olah raga tolak peluru, ada tiga gaya yang pernah digunakan dalam
pertandingan, yakni gaya Klasik, Gaya Glide (meluncur) dan gaya spin (berputar).

Dari ketiga gaya tersebut, hanya gaya meluncur dan berputar saja yang masih
dipergunakan hingga saat ini. Berikut penjelasan selengkapnya:

1. Gaya Klasik (samping)


Gaya ini merupakan gaya yang paling tua dan tidak diketahui siapa penemunya.

Gaya ini merupakan gaya tolak peluru yang menggunakan awalan menyamping, yakni
atlet menghadap kesamping dalam posisi siap sebelum mulai menolak peluru.

Pada gaya ini, peluru mula-mula dipegang dengan dua tangan, tangan kanan
menyangga peluru di atas bahu, dan tangan kiri memegang atau menjaga peluru
bagian atas.

Namun peluru tersebut nantinya tetap akan dilempar dengan menggunakan satu
tangan, yakni tangan kanan.

2. Gaya Glide (meluncur)


Gaya ini pertamakalinya dirilis pada tahun 1951 dan pertamakali dipergunakan oleh
Parry O’Brien dari Amerika Serikat.

Berbeda dengan gaya samping, pada gaya ini atlet akan melakukan setengah putaran
terlebih dahulu sebelum melontarkan peluru.

Pada gaya ini, atlet akan menghadap ke belakang pada persiapan awalnya, lalu
mendorong tubuhnya ke arah belakang untuk kemudian segera menghadap depan dan
melontarkan peluru.

Lemparan terjauh dengan menggunakan gaya ini adalah lemparan milik Ulf
Timmermann (Jerman Timur) dengan jarak lempar sejauh 23.06 meter.

3. Gaya Spin (berputar)


Gaya ini pertamakali d rilis pada tahun 1972 oleh Aleksandr Baryshnikov dari Rusia
yang berhasil membuat rekor baru untuk nomor putra dengan jarak lempar 22 meter di
tahun itu.

Pada gaya ini, atlet akan melakukan putaran 360 derajad sebelum melakukan
lemparan.

Gaya berputar ini diharapkan mampu memberikan momentum terbaik untuk melempar
peluru sejauh-jauhnya.

Gaya ini merupaka gaya yang paling sulit dalam tolak peluru karena atlet tak hanya
fokus pada kekuatan tolakan, namun juga harus menguasai teknik berputar dengan
baik.

Jika sedikti saja atlet melakukan kesalahan dalam putaran, maka hasilkan akan buruk
dan bahkan bisa berujung pada kegagalan.

Atlet terbaik dalam tolak peluru yang memecahkan rekor baru dengan gaya ini adalah
Randy Brandes yang berhasil melempar dengan jarak 23.12 meter.

Teknik Tolak Peluru

via pinterest.com
Teknik terpenting dalam tolak peluru terletak dalam gaya untuk melakukan tolakan.

Posisi jari dalam memegang peluru tidaklah terlalu penting. Peluru bisa dipegang
dengan posisi jari senyaman mungkin agar bisa menahan bola saat tolakan. Sementara
itu, pada posisi awal peluru akan stabil karena selalu menempel pada leher.

Berikut ini uraian teknik mulai dari persiapan awal hingga melakukan tolakan dengan
menggunakan dua gaya, yakni gaya glide dan spin:

1. Teknik Tolak Peluru Gaya Glide (meluncur)

via researchgate.net
Posisi awal pada gaya ini adalah dengan menghadapkan tubuh ke arah belakang
membelakangi sektor pendaratan, memegang peluru dengan tangan kanan, lalu
menempelkan peluru tersebut dengan leher sehingga kepala menjadi miring ke kanan
menyesuaikan posisi peluru.

Teknik yang diperlukan menyesuaikan kenyamanan atlet dalam melakukan hal ini.
Setelah itu posisi badan agak menunduk ke bawah condong ke sisi kanan sehingga
posisi bahu kiri lebih tinggi.

Kaki kanan di tekuk sedikit untuk memberikan daya tolakan, dan kaki kiri di tempatkan
ke belakang, bisa lurus atau sedikit tertekuk dengan ujung kaki menyentuh lantai.

Selanjutnya saat hendak melakukan luncuran 180 derajad, badan dicondongkan sedikit
ke depan sehingga ujung kaki kiri bisa terangkat dari lantai, kemudian kaki kanan
melakukan tolakan dan kaki kiri terdorong hingga ke balok batas lempar.

Pada momen tersebut tubuh bersamaan berputar mengarah ke depan dan tangan
kanan melakukan tolakan peluru sekuat-kuatnya.

Ketika tangan kanan mulai melakukan tolakan, geserlah posisi kepala sehingga tidak
menghalangi lajunya peluru mengarah ke sektor pendaratan.

Jika atlet tersebut kidal, maka yang dilakukan adalah gerakan dengan menggunakan
bagian tubuh sebaliknya dengan cara yang sama.

2. Teknik Tolak Peluru Gaya Spin (berputar)

via pinterest.com
Gaya ini sangat mirip dengan gaya berputar pada lempar cakram dalam hal melakukan
putaran.
Awalan dilakukan sebagaimana gaya glide, yakni atlet menghadap ke belakang, tangan
kanan memegang peluru dan menempelkannya di leher. Tubuh tegak dengan kepala
miring.

Posisi kedua kaki mula-mula di tempatkan sejajar. Lalu pada gerakan pertama, kaki kiri
menjadi tumpuan agar kaki kanan bisa diayunkan menuju tengah lingkaran.

Ayunkan kaki kanan menuju area tengah lingkaran dengan hasil akhir posisi kaki kanan
masih membelakangi area pendaratan dan bersiap menjadi poros.

Sebelum kaki kanan menapak tengah lingkaran, kaki kiri yang semula menjadi poros
kini diangkat dan diayunkan dengan gerakan melingkar sehingga nantinya kaki
kananlah yang berperan menjadi poros akhir bagi putaran tubuh.

Kaki kiri akan di tapakkan di belakan kaki kanan sejajar dengan jarak sebahu lebih
sedikit dan posisi tubuh berubah menjadi agak serong mengarah ke samping-belakang.
Seketika setelah kaki kiri jatuh, tubuh dihadapkan ke depan bersamaan dengan tangan
kanan melakukan tolakan peluru dengan kekuatan penuh ke arah depan dengan diikuti
putaran tumit, lutut, pinggul dan dada ke arah depan untuk memberikan tambahan daya
dorong.

Setelah peluru terlempar, kemugkinan tubuh masih berputar sebagai efek dari energi
yang dilepaskan membentuk garis putaran tubuh.

Peraturan Tolak Peluru

via olympic.org
Dalam olahraga tolak peluru, ada beberapa aturan yang tidak boleh dilanggar oleh
peserta. Berikut ini merupakan 9 point peraturan tolak peluru:

1. Atlet boleh memasuki lingkaran tolakan dari arah mana saja. Biasanya para atlet
memilih untuk masuk lingkaran dari sisi belakang dan samping.

2. Atlet tolak peluru hanya memiliki waktu 60 detik untuk menyelesaikan pertandingan
setelah namanya dipanggil.

3. Atlet tidak diperkenankan menggunakan sarung tangan, namun masih boleh


menggunakan pelindung ruas jari (taping) selama pertandingan.

4. Atlet harus menahan peluru dengan menggunakan lehernya selama ia melakukan


gerakan untuk tolakan.

5. Peluru harus dilontarkan hanya dengan menggunakan satu tangan dengan posisi lebih
tinggi dari bahu.

6. Atlet hanya boleh melakukan gerakan tolakan di dalam lingkaran saja, ia menyentuhkan
kakinya sedikit saja di luar batas lingkaran, maka ia dinyatakan diskualifikasi.

7. Peluru harus mendarat pada sektor area pendaratan yang disediakan (34.92 dejarad).

8. Atlet harus meninggalkan lingkaran setelah melakukan lemparan hanya dengan


melewati sisi lingkaran bagian belakang.

9. Atlet hanya boleh meninggalkan lingkaran setelah peluru mendarat.

Lapangan Tolak Peluru

via pinterest.com
Lapangan tolak peluru sangat mirip dengan lapangan lempar cakram, namun bisa
dibedakan dari adanya papan batas tolakan yang terdapat pada lingkaran tolak peluru.

Bentuk utuh dari lapangan tolak peluru bisa dilihat pada gambar yang paling kanan,
sementara detail ukuran lapangan bisa dilihat pada gambar tengah sebagaimana akan
diperjelas pada poin-poin berikut ini:

1. Lapangan tolak peluru terbagi menjadi dua, yakni sektor pendaratan dan lingkaran
tolakan.

2. Sektor pendaratan berupa tanah yang ditandai dengan garis batas (sector line)
sekaligus garis ukur standard yang berada di tengah area sektor pendaratan. Panjang
dari sektor ini minimal 25 meter dengan sudut 40 derajad.

3. Lingkaran tolakan memiliki diameter 2,235 meter yang dikelilingi dengan ring besi
dengan ketebalan 66 mm dan tinggi 2 cm yang berfungsi sebagai batas lingkaran. Pada
bagian depan lingkaran ini dipasang balok batas tolakan dengan ukuran panjang 1,22
meter setinggi 10 cm dengan ketebalan11,4 cm.

Peralatan Tolak Peluru

via athleticsdirect.co.uk
Selain lapangan tolak peluru seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya,
peralatan lain yang dipergunakan dalam pertandingan tolak peluru adalah:

1. Alat pengukur

2. Bendera

3. Peluit

4. Bola besi/peluru dengan ketentuang sebagai berikut:

 Besar bola menyesuaikan dengan jenis lapangan, biasanya lapangan indor akan
menggunakan bola dengan ukuran sedikit lebih besar dari outdoor dan tentunya bola
tersebut dibuat dengan bahan yang berbeda asalkan beratnya sama. Peluru ini bisa
dibuat dari bahan berupa pasir, besi, logam solid, stainless steel, material sintetis dan
polyvinyl.
 Bola besi/peluru untuk senior putra dengan berat 7.257 Kg
 Bola besi/peluru untuk senior putri dengan berat 4 Kg
 Bola besi/peluru untuk junior putra dengan berat 5 Kg
 Bola besi/peluru untuk junior putri dengan berat 3 Kg
Pengertian Lompat Jauh.

Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas-depan dalam upaya
membawa titik berat badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang dilakukan dengan
cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya.
Dalam bahasa inggris lompat jauh disebut dengan Long Jump.

Olahraga lompat jauh merupakan salah satu cabang olah raga atletik yang dilombakan baik untuk
putra maupun putri. Sedangkan tujuan lompat jauh adalah melakukan lompat hingga dapat mencapai
jarak sejauh-jauhnya. Untuk dapat mencapai hasil lompatan sejauh-jauhnya, seorang atlet harus
dapat memadukan kecepatan, kekuatan dan keseimbangan.

Perlu diketahui bahwa yang menyebabkan adanya perbedaan adanya perbedaan dari ketiga gaya
tersebut sebenarnya hanya terdapat pada sat badan melayang di udara saja. Jadi mengenai awalan,
tumpuan dan cara melakukan pendaratan dari ketiga gaya tersebut pada prinsipnya sama. Mengenai
unsur-unsur yang berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam melakukan lompat jauh
meliputi daya ledak, kekuatan, kelincahan, keseimbangan dan lain-lain.

Drs. Eddy Suparman menjelaskan bahwa unsur pokok dalam lompat jauh adalah sebagai berikut :

1. Harus dapat membangkitkan daya momentum yang sebesar-besarnya.


2. Harus dapat memindahkan momentum gaya horizontal dan vertical.
3. Harus dapat mempersatukan gaya tersebut dengan tenaga badan pada saat melakukan
tolakan.
4. Harus dapat menggunakan titik berat badan seefisien mungkin.

Teknik Lompat Jauh.

Secara teknik pada lompat jauh meliputi empat masalah yaitu :

a. Awalan (approach).

Awalan adalah suatu gerakan dalam lompat jauh dilakukan dengan lari secepat-cepatnya yang
dilakukan untuk mendapatkan kecepatan setinggi-tingginya sebelum melakukan tolakan. Dapat juga
dikatakan, awalan adalah usaha mendapatkan kecepatan horizontal setinggi-tingginya yang diubah
menjadi kecepatan vertikal saat melakukan tolakan (Drs. Eddy Suparman, 1999).

Menurut (Drs. Eddy Suparman, (1995 : 44) hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan awalan
adalah

 Jarak awalan tergantung dari kemampuan masing-masing atlet bagi pelompat dalam jerak
pendek sudah mampu mencapai kecepatan maksimal (full speed) maka jarak awalan cukup
dekat / pendek saja (sekitar 30-35 meter atau kurang dari ini). Sedangkan bagi atlet lain
yang jarak relatif jauh baru mencapai kecepatan maksimal, maka jarak awalan harus lebih
jauh lagi (sekitar 30-45 meter atau lebih jauh dari itu). Bagi pemulasudah barang tentu jarak
awalan lebih pendek dari ancar-ancar tersebut.
 Posisi saat berdiri pada titik awalan kaki dapat sejajar atau salah satu kaki ke depan. Hal ini
tergantung dari kebiasaan masing-masing atlet.
 Cara pengambilan awalan mulai pelan, kemudian cepat (sprint).Kecepatan ini harus
dipertahankan sampai menjelang bertumpu / menolak.
 Setelah mencapai kecepatan maksimal, maka kira-kira 3-4 langkah terakhir bertumpu (take
off) gerakan lari dilepas begitu saja tanpa mengurangi kecepatan yang telah dicapai
sebelumnya. Pada 3-4 langkah terakhir ini perhatian dan tenaga yang dicurahkan untuk
melakukan tumpuan pada papan / balok tumpu.
Cara mengambil awalan dalam Lompat Jauh antara lain dilakukan dengan jalan sebagai berikut:

 Si pelompat mencoba beberapa kali melakukan lari secepat-cepatnya dari permulaan tempat
berdiri (tempat/tanda pada waktu akan melakukan awalan) ke papan tolakan sampai tempat
pada papan tolakan diukur jaraknya.
 Si pelompat mencoba beberapa kali melakukan lari secepat-cepatnya dari permulaan tempat
berdiri ke papan tolakan ke tempat permulaan akan melakukan awalan. Setelah tepat baru
diukur.
 Si pelompat mencoba beberapa kali melakukan lari secepat-cepatnya dari permulaan
tempat berdiri ke papan tolakan dari papan tolakan ke tempat permulaan akan melakukan
awalan. Setelah tepat baru diukur walaupun sudah menetapkan ukuran untuk mengambil
awalan dengan tepat. Untuk menjaga kemungkinan-kemungkinan terjadi kegagalan
melakukan tolakan, biasanya si pelompat membuat dua buah tanda yaitu tanda I dan II.

b. Tolakan (take of).

Tolakan adalah perpindahan dari kecepatan horizontal ke kecepatan vertical yang dilakukan dengan
cepat dan kuat untuk mengangkat tubuh ke atas melayang di udara (1998 : 45). Dalam melompat
jauh, biasanya kita melakukan tolakan terkuat dengan kaki, dibantu dengan ayunan kaki dan ayunan
kedua tangan ke depan ke arah atas.

Jika si pelompat dapat menggabungkan kecepatan awal dengan kekuatan tolakan kaki, ia akan
membawa seluruh tubuh ke atas ke arah depan melayang di udara. Jadi si pelompat dapat membawa
titik berat badan ke atas, melayang di udara ke arah depan dengan waktu lama. Dengan kata lain
dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan tolakan
diantaranya :

 Tolakan dilakukan dengan kaki yang kuat. Bagian telapak kaki yang kuat untuk bertumpu
adalah cenderung pada bagian tumit terlebih dahulu dan berakhir pada bagian ujung kaki.
 Sesaat akan bertumpu sikap badan agak condong ke belakang
 Bertumpu sebaiknya tepat pada papan tumpuan
 Saat bertumpu, kedua lengan ikut diayunkan ke depan atas.
 Pada kaki ayun diangkat ke depan setinggi pinggul dalam posisi lutut ditekuk.

c. Sikap Badan di Udara (flight).

Sesuai dengan pendapat (Drs. Eddy Suparman, 1995) yang mengkhususkan gaya jongkok sebagai
penelitian teknik badan saat di udara setelah kaki kiri bertumpu. Maka kaki kanan diayun dengan
cepat ke arah depan. Pada saat mencapai titik tertinggi sikap badan, kaki seperti duduk atau jongkok.
Setelah bergerak turun kedua kaki dijulurkan ke depan, badan cenderung ke depan dan perhatian
tertuju pada pendaratan.

Cara melakukannya sebagai berikut :

 Bersamaan melakukan tolakan, kaki diayun ke depan ke arah atas.


 Saat badan melayang di udara, kaki diturunkan. Bersamaan dengan itu, pinggul didorong ke
depan, kapala ditengadahkan, dada dibusungkan dan kedua tangan ke atas arah belakang.
 Saat akan mendarat, kedua kaki diayunkan ke depan, badan dibungkukkan dan kepala
ditundukkan siap untuk mendarat.

d. Pendaratan (landing).

Pendaratan merupakan tahap akhir dari rangkaian gerakan lompat jauh. Hal-hal yang perlu
diperhatikan menurut (Drs. Eddy Suparman, 1999) adalah sebagai berikut :

 Harus dilakukan dengan sadar agar gerakan yang tidak perlu dapat dihindari
 Untuk menghindari rasa sakit atau cedera pendaratan sebaiknya dilakukan dengan kedua
belah kaki sejajar dan tumit terlebih dahulu mendarat di pasir dengan posisi mengepit
 Sebelum tumit menyentuh pasir, kedua kaki harus benar-benar diluruskan/dijulurkan ke
depan. Usahakan agar jarak antara kedua kaki jangan terlalu berjauhan, karena semakin
lebar jarak antara kedua kaki berarti akan semakin mengurangi jauhnya lompatan
 Untuk menghindari agar tidak jauh duduk pada pantat, maka setelah tumit berpijak di pasir,
kedua lutut segera ditekuk dan badan dibiarkan condong terus jauh ke depan
 Setelah melakukan pendaratan jangan keluar atau kembali ke tempat awalan
melewati/menginjak daerah pendaratan dengan papan tumpuan

Dalam teknik ini, atlet harus berupaya mendarat dengan sebaik mungkin. Jangan sampai badan atau
lengan jatuh ke belakang. Pendaratan pada bak lompat dimulai dengan posisi kedua tumit kaki dan
kedua kaki agak rapat. Gerakan-gerakan waktu pendaratan harus dilakukan dengan kedua kaki. Yang
perlu diperhatikan saat mendarat dalam lompat jauh adalah kedua kaki mendarat secara bersamaan,
diikuti dengan dorongan pinggul ke depan. Sehingga badan tidak cenderung jatuh ke belakang yang
dapat berakibat fatal bagi atlet itu sendiri.

Gaya dalam Lompat Jauh.

Secara umum, ada 3 jenis gaya yang dapat dilakukan pada saat melakukan olahraga lompat jauh,
yaitu :

Lompat jauh gaya jongkok (Tack Style/Gaya Ortodock).

Gaya jongkok merupakan jenis gaya lompat jauh yang paling tua dan paling mudah untuk dilakukan.
Dikatakan gaya jongkok karena pada saat melayang di udara, atlet hanya melakukan gerakan
menekuk kedua kakinya, sehingga terlihat seperti sedang jongkok.

Saat melakukan gaya ini, tolakan yang dilakukan haruslah tepat dan kuat. Pada saat tubuh berada di
udara, posisikan tubuh seperti orang yang sedang berjongkok, dengan posisi badan condong ke
depan dan tangan dikibaskan ke belakang tubuh sambil mengatur pendaratan yang benar.

Lompat jauh gaya menggantung (Schnepper Style/Hang Style).

Ada beberapa teknik yang harus diperhatikan disaat melakukan lompat jauh dengan gaya ini, seperti
:

 Lakukan awalan dengan kecepatan maksimal dan lakukan tolakan yang sangat kuat pada
papan tolakan.
 Pada saat badan di udara, usahakan badan melayang selama mungkin di udara serta dalam
keadaan seimbang. Posisikan kedua lengan di atas kepala, seperti memegang tali saat
berayun.
 Pada saat mendarat, usahakan mendarat dengan sebaik-baiknya, jangan sampai badan
atau tangan jatuh ke belakang karena dapat merugikan atlet. Mendaratlah dengan posisi
kedua kaki dan tangan ke depan.

Lompat jauh gaya berjalan di udara (Walking in the Air).


Ada beberapa teknik yang harus diperhatikan disaat melakukan lompat jauh dengan gaya ini, seperti
:

 Lakukan awalan dengan cara lari cepat pada lintasan dengan jarak 40-45 meter. Kemudian
lakukan tolakan pada papan tolakan dengan menggunakan kaki yang terkuat untuk
mengubah kecepatan horizontal yang dihasilkan pada saat awalan menjadi kecepatan
vertikal.
 Pada saat badan melayang di udara, ayunkan kaki ayun atau kaki belakang sekuat-kuatnya
ke atas. Selanjutnya lakukan gerakan melangkah di udara dengan melangkahkan kaki yang
sebelumnya digunakan untuk menolak atau menumpu hingga membuat gerakan berjalan di
udara.
 Lakukan pendaratan yang aman dan tidak menyebabkan cidera. Caranya dengan
meluruskan kedua kaki dan tangan bersama-sama ke depan, badan dicondongkan ke
depan, dan pada saat tumit menyentuh pasir secara cepat kedua lutut ditekuk.

Faktor Yang Mempengaruhi Lompat Jauh.

Faktor yang mempengaruhi prestasi lompat jauh menurut Suharto dalam bukunya dalam bukunya
"Kesegaran Jasmani dan Peranannya disebutkan :

 Kecepatan (speed) adalah kemampuan untuk memindahkan sebagian tubuh atau


seluruhnya dari awalan sampai dengan pendaratan. Atau bertumpu pada papan / balok
sewaktu melakukan lompatan, kecepatan banyak ditentukan kekuatan dan fleksibelitas
 Kekuatan (Strenght) adalah jumlah tenaga yang dapat dihasilkan oleh kelompok otot pada
kontraksi maksimal pada saat melakukan pekerjaan atau latihan dalam melakukan lompatan
 Daya ledak adalah kemampuan otot dalam melakukan tolakan tubuh melayang di udara saat
lepas dari balok tumpu
 Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan suatu sikap tubuh tertentu
secara benar dari awal melakukan lompatan sampai selesai melakukan lompatan
 Keterampilan adalah kemampuan untuk melakukan suatu gerakan motorik secara benar
 Koordinasi adalah hal yang harus dimiliki oleh seorang atlet untuk dapat mengkoordinasikan
gerakan maju dengan kebutuhan naik.

Faktor non teknis juga dapat berpengaruh dalam hal ini, faktor yang mempengaruhi tersebut antara
lain :

 Motivasi dari orang tua


 Guru dan pelatih yang propesional
 Adanya dana yang cukup
 Lingkungan yang baik
 Organisasi yang baik
 Dukungan masyarakat
Peraturan Lompat Jauh

flickr.com

Sisitem penilaian dalam permainan olahraga ini ialah dengan menggunakan mark. Pengertian mark ialah
jarak terdekat yang ditempuh oleh seorang atlet pelompat di ukur mulai dari ujung palang kayu sampai
pertama kali atlit menginjakan kaki di area pasir yang sudah disediakan.

Penilaian akan dihitung dari jarak ujung palang kayu sampai titik akhir dimana atlit mendarat bukan
pada dimana awal lompatan. Fouls atau pelanggaran pada lompat jauh bisa dilihat ketika atlit
melakukan pijakan atau tolakan saat melompat melebihi batas ujung palang kayu.

Hal hal yang perlu diperhatikan untuk meraih hasil maksimal

Jarak start 30-40 dan dilakukan secepat mungkin

Menggunakan kaki yang kuat guna melakukan tumpuan atau tolakan.

Diusahakan melayang di udara selama mungkin

Waktu mendarat jangan jatuh ke belakang melainkan ke depan

Diskualifikasi

Dalam jangka waktu 3 menit belum melompat

Menumpu menggunakan 2 kaki

Kembali ke arah awalan, sesudah melompat

Mendarat di luar bak atau kolam lompat

Juri mengangkat bendera warna merah apabila pelompat dinyatakan gagal

Juri mengangkat bendera warna putih jika lompatan berhasil

Lapangan Lompat Jauh

Panjang lintasan lari sampai papan lompatan atau papan tolak biasanya berukuran 40-45 meter dengan
lebarnya lintasan mencapai 1,22 meter. Sementara itu, panjang papan lompatan mencapai 1,22 meter
dan memiliki lebar 20 cm dengan ketebalan papan 10 cm.

Di antara papan lompatan dengan jarak bak lompat terdapat jarak sepanjang 1 meter. Sedangkan bak
lompat memiliki panjang mencapai 9 meter dengan lebar bak lompat 2,95 meter. Untuk lebar tempat
pendaratan, jaraknya paling sedikit mencapai 2,75 meter antara garis tolakan sampai diakhir tempat
tolakan.

Tempat pendaratan diisikan dengan pasir yang mana permukaan pasir harus memiliki tinggi sama atau
datar dengan sisi atas papan tolakan. Itulah kilasan lengkap mengenai lompat jauh
Hobi
ُ‫ا َ ْل ِه َويَة‬ Al-Hiwayah

Belanja
َ َّ ‫اَلت‬
ُ‫س ُّوق‬ Attasawwuq

Berburu
َّ ‫اَل‬
ُ‫صيْد‬ Ashoid

Berenang
ُ‫اَلسِبا َ َحة‬ Assibaahah

Bermain Catur ْ ‫لَ ْعبُُالش‬


ُ ‫ِط ِر ْن‬ La'bus syithrinji
ِ‫ج‬
Bernyanyi
ُ‫ا َ ْل ِغنَاء‬ Alghinaa'

Bertamsya
ُ‫ِر ْحلَة‬ Rihlah

Main Bola Basket


ُ‫سلَ ِة‬
َّ ‫لَ ْعبُُك َرة َال‬ La'bu kurrotusalah

Main Bola Volli


ُ‫لَ ْعبُُك َرة ْاليَ ِد‬ La'bu kurrotul yad

Main Sepak Bola


ُ‫لَ ْعبُُك َرُة َُ ْالقَدَ ِم‬ La'bu kurrotul qodam

Jalan-jalan
ُ‫سفَر‬
َ
Safar

Joging
‫ه َْر َولَ ُة‬ Harwalah

Jurnalistik
َّ ‫اَل‬
ُ‫ص َحافَة‬ Ashohaafah

koleksi Prangko َّ Jam'uthowaabi'


ُِ‫َج ْمعُُالط َوا ِبع‬
Memanah Rimaanah
ُ‫ِر َمانَة‬
Memasak َّ َ ‫ا‬
ُ‫لطبْخ‬ Athobkh

Membaca
ُ‫ا َ ْل ِق َرا َءة‬ Al qiro'ah

Mendaki Gunung
ُ‫سلقُُ ْال ِجبَا ِل‬
َ َ‫ت‬
Tasluqul jibaal

Menggambar/melukis
َّ َ ‫ا‬
ُ‫لر ْسم‬ Arrosmu

Menata Rumah
ُ‫ت َ ْدبِيْر ْال َم ْن ِز ِل ْي‬ Tadbiirul manziili

Menjahit َ ‫ا َ ْل ِخيَا‬
‫ط ُة‬ Khiaathoh
Menulis
ُ‫ا َ ْل ِكتَابَة‬ Kitaabah

Naik Gunung
ُ‫صع ْودُُ ْال ِجبَا ِل‬ shu'udul jibaal

Naik Kereta Api


ُ‫ار‬
ِ ‫ط‬َ ‫رك ْوبُُ ْال ِق‬ Rukuubul qithor

Naik Pesawat َّ ُُ‫رك ْوب‬


ُ‫الطائِ َر ِة‬ Rukuubut tho'iroh

Naik Sepeda Rukuubud darrojah


ُ‫ك ْوبُُالد ََّّرا َج ِة‬

ُّ ‫مشَا َهدَةُُالتِ ْل ِف ِز‬


Nonton TV Musyahadatut tilfizy
ُ‫ي‬
Olah Raga
َ ‫ا َ ِلر َيا‬
ُ‫ضة‬ Riyadhoh

َ ‫ا َ ْلم َرا‬
ُ‫سلَة‬
Surat menyurat Al murosalah

Lempar Lembing
ِ ‫َر ْميُُ ْالق َر‬
ُ‫ص‬ Romyul quros

Main Komputer
ُ‫َحا ِسبُُ ْاْل َ ِل ْى‬ Haasibul Aali

Memfoto
ْ َّ ‫اَلت‬
ُ‫ص ِويْر‬ Attashwiir

Drama Masrohiyyah
ُ‫َم ْس َر ِحيَّة‬

Anda mungkin juga menyukai