Anda di halaman 1dari 4

MATA PELAJARAN PJOK

MATERI TOLAK PELURU


KELAS VI

Pada cabang olahraga atletik terdapat banyak cabang olahraga salah satunya tolak peluru. Tolak peluru adalah
cabang olahraga atletik melempar bola besi yang berat sejauh mungkin, bola besi yang digunakan untuk
olahraga tolak peluru memiliki berat yang berbeda-beda sesuai dengan tingkatan atlet yang akan
menggunakannya.

Tolak peluru adalah cabang olahraga lempar dalam atletik yang dilakukan dengan cara menolak atau
mendorong peluru atau bola yang terbuat dari logam sejauh mungkin dari titik lempar menuju titik pendaratan
dengan teknik tertentu.

Sebagai salah satu cabang olahraga lempar, tolak peluru merupakan satu-satunya yang bisa dilakukan di
lapangan indoor karena tidak seperti lempar cakram misalnya, tolak peluru tak membutuhkan area pendaratan
peluru yang luas, karena sejauh ini belum ada atlet yang sanggup melempar hingga melebihi jarak 25 meter.

Meskipun terlihat mudah untuk dilakukan, tolak peluru tergolong olahraga yang berat yang tidak dapat
dilakukan oleh sembarangan orang.

Ada dua faktor yang menentukan dalam olahraga tolak peluru, yaitu postur tubuh atlet dan penguasaan
tekniknya.

Atlet dengan postur tubuh besar cenderung memiliki energi yang lebih besar pula sehingga cocok untuk
olahraga ini. Baik laki-laki maupun perempuan, para atlet juara dunia rata-rata memiliki postur tubuh besar
dan energi yang kuat untuk melakukan tolakan.

Adapun demikian, ada juga atlet tolak peluru yang bertubuh sedang, bahkan kecil, tetapi mampu untuk
melakukan tolakan dengan cukup jauh. Hal tersebut dimungkinkan jika atlet tersebut mampu menguasai
teknik-teknik dasar dengan baik dan memilih gaya tolak peluru yang tepat.

Sejarah Tolak Peluru

Tolak peluru (the shot put) sudah dikenal sejak dua ribu tahun yang lalu, yaitu sejak masa Kerajaan Yunani
kuno, akan tetapi dengan tata cara dan peraturan yang berbeda. Menurut Homer, pada zaman dahulu, tolak
peluru dikenal dengan nama lempar beban (weight throwing).

Namun sayangnya tidak ditemukan catatan sejarah yang menjelaskan bentuk dan bahan yang digunakan
sebagai peluru pada waktu itu. Jelasnya, tolak peluru menjadi salah satu bentuk latihan perang yang dilakukan
para prajurit dari Troya yang kemudian dipertandingkan sesama prajurit.

Salah satu jejak yang bisa ditemukan dalam olah raga lempar beban tersebut adalah kompetisi yang diadakan
di Skotlandia pada abad ke 1.

Pada abad ke 16 di Inggris, Raja Henry ke VIII menyelenggarakan pertandingan yang serupa, lempar beban
serta lempar palu.

Kompetisi pertama yang bentuknya mendekati tolak peluru masa kini ini ialah kompetisi pada era pertengahan
yang mana kompetisi yang diselenggarakan oleh kalangan militer ini diikuti oleh para prajurit yang
melemparkan bola besi sejauh mungkin dari titik tolak. Kompetisi tolak peluru yang pertama kali
terdokumentasikan ini ialah kompetisi di Skotlandia ialah sebagai salah satu bagian dari The British Amateur
Championships pada tahun 1866.

Dan sejak saat itulah olahraga tersebut mulai disukai khususnya pada negara-negara Eropa serta menjadi salah
satu nomor atletik yang dipertandingkan dalam olimpiade modern pertama di Yunani pada tahun 1896.
A. Teknik Tolak Peluru
Dalam melakukan tolak peluru, pada dsarnya cara melakukannya dengan cara memegang, dan melempar atau
menolak peluru sejauh mungkin. Untuk dapat melakukan tolakan atau lemparan yang baik dan senjauh
mungkin, kamu perlu memahami teknik yang ada dalam tolak pleuru dan berlatih dengan maksimal.

kamu perlu menguasai teknik tolak peluru dengan baik dengan tujuan untuk menghasilkan lemparan atau
tolakan sejauh mungkin. Selain itu juga dengan melakukan teknik yang baik dan benar bisa menghindari kamu
dari cedera seriyus yang diakibatkan oleh kesalahan dalam melakukan teknik yang kamu gunakan.

Ada tiga teknik tolak peluru yang perlu kamu kuasai sebelum melakukan olahraga tolak peluru yaitu : teknik
memegang peluru, teknik meletakan peluru di bahu, dan teknik melakukan tolakan atau lemparan peluru.
Untuk lebih jelasnya lagi mengenai teknik tolak peluru, simak materi lengkapnya dibawah ini :

1. Teknik Memegang Peluru

Ada tiga cara dalam melakukan teknik memegang tolak peluru yaitu :

 Pegang peluru dengan erat menggunakaan jari-jari tangan dengan posisi jari-jari dikembangkan.
Gunakan jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis untuk meletakkan peluru. Letakkan jari kelingking
di bagian samping peluru dalam posisi menekuk, sementara ibu jari berada pada posisi biasa untuk
menjaga keseimbangan peluru.
 Tahan menggunakan ibu jari dengan kuat sehingga peluru tidak jatuh.
 Rapatkan jari-jari, dan tempelkan pada bagian belakang peluru. Letakkan ibu jari di bagian samping
peluru agar seimbang.
 Rapatkan jari-jari dengan posisi sedikit lebih renggang. Pada teknik ini cocok bagi kamu yang
memiliki telapak tangna kecil.

2. Teknik Meletakan Peluru di Bahu


 Tempelkan peluru di bahu samping kanan. Ibu jari menempel di atas bahu atau tulang selangka.
Posisi siku lurus dan sejajar dengan bahu lalu miringkan kepala ke arah peluru agar posisi peluru
lebih stabil.

3. Teknik Melakukan Tolakan

Setelah kamu memahami teknik memegang dan meletakan peluru, teknik lanjutannya melakukan tolakan
yang dilakukan dengna pelaksanaan : badan condong membungkuk ke arah belakang dan segera
melemparkan bola besi itu setelah siap dalam langkah ke depan beberapa haluan. Pada sudut lemparan
tersebut pun tidak melebihi 45 derajat.

B. Lapangan Tolak Peluru

lapangan tolak peluru mirip dengan lapangan cabang olahraga lempar cakram. Hanya saja perbedaannya
terletak pada papan batas tolakan yang terdapat pada lingkaran tolak peluru. Berikut ketentuan pada lapangan
tolak peluru :

 Lapangan tolak peluru terdiri dari dua bagian, yaitu : lingkaran tolakan dan sektor pendaratan.
 Lingkaran tolakan memiliki diameter 2,235 m dan dikelilingi ring besi dengan ketebalan 66 mm dan
tinggi 2 cm sebagai batas lingkaran. Bagian depan lingkaran tolakan dipasangi balok atas tolakan
dengan panjang 1,22 m, tinggi 10 cm, dan tebal 11,4 cm.
 Sektor pendaratan berupa tanah yang ditandai garis batas (sector line) sekaligus garis ukur standar
yang terletak di tengah sektor pendaratan. Panjang sektor pendaratan minimal 25 meter dengan sudut
40 derajat.

C. Sarana Prasaranan Tolak Peluru


Adapun sarana dan prasarana yang digunakan pada olahraga tolak peluru yang sesuai dengan peraturan
penyelenggara adalah :

 alat pengukur.
 bendera.
 peluit.
 Bola Peluru.

Pada peluru yang digunakan, terdapat beberapa kriteria ketentuan sebagai berikut :

1. Peluru dapat dibuat dari besi, pasir, logam solid, stainless steel, material sintetis, atau polivinil.
2. Ukuran peluru disesuaikan dengan jenis lapangan yang digunakan. Untuk pertandingan yang diadakan
di lapangan indoor, ukuran peluru yang digunakan sedikit lebih besar dari pertandingan
3. Ketentuan untuk berat peluru adalah sebagai berikut :

 Untuk senior putra : 7,257 kg


 Untuk senior putri : 4 kg
 Untuk junior putra : 5 kg
 Untuk junior putri : 3 kg

D. Peraturan Tolak Peluru


Pada setiap cabang olahraga yang di pertandingkan tentunya memiliki peraturannya masing-masing, dengan
tujuan agar pertandingan berjalan dengan baik, termasuk dalam pertandingan tolak pleuru ini. Adapun
peraturan yang ada dalam olahraga tolak peluru ini yang wajib di patuhi adalah :

1. Atlet boleh memasuki lingkaran tolakan dari arah mana saja. Biasanya para atlet memilih untuk masuk
lingkaran dari sisi belakang dan samping.
2. Atlet tolak peluru hanya memiliki waktu 60 detik untuk menyelesaikan pertandingan setelah namanya
dipanggil.
3. Atlet tidak diperkenankan menggunakan sarung tangan, namun masih boleh menggunakan pelindung
ruas jari (taping) selama pertandingan.
4. Atlet harus menahan peluru dengan menggunakan lehernya selama ia melakukan gerakan untuk
tolakan.
5. Peluru harus dilontarkan hanya dengan menggunakan satu tangan dengan posisi lebih tinggi dari bahu.
6. Atlet hanya boleh melakukan gerakan tolakan di dalam lingkaran saja, ia menyentuhkan kakinya
sedikit saja di luar batas lingkaran, maka ia dinyatakan diskualifikasi.
7. Peluru harus mendarat pada sektor area pendaratan yang disediakan (34.92 dejarad).
8. Atlet harus meninggalkan lingkaran setelah melakukan lemparan hanya dengan melewati sisi lingkaran
bagian belakang.
9. Atlet hanya boleh meninggalkan lingkaran setelah peluru mendarat.

Anda mungkin juga menyukai