Sejarah
Olahraga tolak peluru disebut juga sebagai induk dari semua cabang olahraga (mother of sport) dan
jadi olahraga paling tua di duniaPengertian
dari olahraga tolak peluru sendiri, seperti
mengutip Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah olahraga dengan
menolakkan peluru yakni bola yang terbuat dari besi atau kuningan.
Cara bermain
Gerakan awal dari tolak peluru adalah dengan meletakkan bola di dekat leher dan posisi siku harus
sejajar dengan lantai. Kemudian bola tersebut harus dilempar sejauh mungkin. Ada dua teknik
lemparan dalam tolak peluru, yakni glide dan spin. Pada teknik glide, pemukul harus menghadap
180 derajat dari posisi lemparan. Ketika melempar, pemukul harus memutar tubuhnya. Sementara
untuk teknik spin, pemukul harus memutar tubuhnya lebih dari sekali. Teknik spin adalah teknik
yang paling banyak digunakan oleh para atlet. Sama seperti cabang olahraga lainnya, tolak peluru
juga dilombakan atau tergabung dalam kompetisi.
Peraturan tolak
peluru Terdapat beberapa aturan yang harus dipatuhi oleh pemukul tolak peluru. Dikutip dari Sports
Unlimited, berikut adalah penjelasan aturan olahraga tolak peluru. Nama atlet atau pemukul
dipanggil. Mereka diberi kesempatan selama 60 detik untuk melakukan tembakan. Peluru diletakkan
di dekat leher serta harus bertumpu pada bahu. Pemukul harus mempertahankan posisi tersebut
hingga diberi kesempatan untuk melakukan tolak peluru. Tembakan harus dilakukan dengan satu
tangan dengan posisi lebih tinggi dari baru. Gerakan tolakan cuma boleh dilakukan di dalam
lingkaran yang telah ditentukan. Sedikit saja kakinya ada di luar batas lingkaran, atlet tersebut
dinyatakan didiskualifikasi. Bidikan peluru harus jatuh tepat di area atau sektor yang telah
ditentukan, yakni 34,92 derajat. Pemukul atau atlet akan didiskualifikasi jika peluru keluar area yang
ditentukan atau gagal melakukan tembakan peluru. Baca juga: Atletik: Sejarah dan Cabangnya
Dalam kompetisi atau pertandingan tolak peluru, terdapat beberapa hal yang dianggap pelanggaran,
yakni: Atlet atau pemukul tidak berhenti dan berdiri di dalam lingkaran, sebelum melakukan
tembakan peluru. Membiarkan peluru jatuh di bawah bahu sebelum melakukan tembakan peluru.
Meninggalkan lingkaran sebelum peluru tepat jatuh di sektor yang ditentukan. Atlet atau pemukul
memegang ujung papan stop, bagian atas ring besi, dan atau melangkah keluar dari garis lingkaran.
Stop board terletak di antara daerah throwing circle dan landing sector, fungsinya yaitu sebagai
pembatas dan juga penahan bagi para atlet dalam melakukan tolakan.
Besar bola besi biasanya disesuaikan dengan jenis lapangannya, lapangan indoor biasanya
menggunakan bola yang berukuran sedikit lebih besar dari outdoor dan tentunya bola tersebut
dibuat dengan bahan yang berbeda asalkan beratnya sama.
Peluru ini terbuat dari berbagai macam material, diantaranya ialah besi, logam solid, stainless
steel, pasir, material sintetis dan polyvinyl.
Mengawasi tangan dan kesalahan kaki yang terjadi pada sisi dekat dengannya. Juri 1
juga bertugas memanggil peserta dan mengukur hasilnya.
B. Juri 2
Berkenaan dengan kesalahan kaki yang terjadi pada bagian atas papan penahan dan
lingkaran-lempar pada sisi papan penahan. Juri 2 memegang bendera untuk
memutuskan bahwa lemparan tersebut sah atau tidak.
C. Juri 3