Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH PENJASKES

TOLAK PELURU

X IPA 2

DI SUSUN OLEH:
SITI SYAHRANI

GURU PEMBIMBING:
KAMARDIAWAN,S.Pd.

TAHUN AJARAN 2020/2021


Pengertian Tolak Peluru
Atletik sering disebut sebagai induk dari semua cabang olahrata (mother of sport) dan merupakan
olahraga yang paling tua di dunia.

Ada beberapa jenis olahraga yang termasuk dalam cabang olahraga atletik, salah satunya adalah tolak
peluru yang menjadi topik tulisan kali ini.

Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga lempar dalam atletik yang dilakukan dengan cara
menolak atau mendorong peluru atau bola yang terbuat dari logam sejauh mungkin dari titik lempar
menuju titik pendaratan menggunakan teknik tertentu.

Tidak seperti olahraga cabang lempar lainnya, yaitu lempar cakram, lempar lembing, dan lempar
martil, tolak peluru dapat dilakukan di lapangan indoor maupun outdoor. Hal ini disebabkan tolak
peluru tidak membutuhkan area pendaratan yang luas, tidak lebih dari 25 meter.

Meski terlihat mudah dilakukan, tolak peluru tergolong olahraga berat yang tidak dapat dilakukan
sembarangan. Ada dua faktor yang menentukan dalam olahraga tolak peluru, yaitu postur tubuh atlet
dan penguasaan tekniknya

Sejarah Tolak Peluru


Tolak peluru (the shot put) telah dikenal sejak dua ribu tahun yang lalu, yaitu sejak masa Kerajaan
Yunani kuno, tetapi dengan tata cara dan peraturan yang berbeda. Menurut Homer, pada zaman
dahulu, tolak peluru dikenal dengan nama lempar beban atau weight throwing.

Sayangnya, tidak ditemukan catatan sejarah yang menjelaskan bentuk dan bahan yang digunakan
sebagai peluru pada waktu itu. Yang pasti, tolak peluru menjadi salah satu bentuk latihan perang yang
dilakukan para prajurit dari Troya dan kemudian dipertandingkan antar-prajurit.

Catatan sejarah tentang olahraga tolak peluru yang berhasil ditemukan adalah tentang diadakannya
kompetisi di Skotlandia pada abad pertama. Kemudian, pada abad ke-16, Raja Henry VII dari Inggris
menyelenggarakan pertandingan yang sama, yaitu lempar palu dan lempar beban.

Olahraga tolak peluru mulai dikompetisikan dalam olimpiade pada 1896. Berat peluru atau bola besi
yang digunakan beragam, mulai dari 2,76 kg hingga 7,26 kg, hal ini bergantung pada tingkatan usia
serta gender atletnya.

Cara Bermain
Gerakan awal dari tolak peluru adalah dengan meletakkan bola di dekat leher dan posisi siku harus
sejajar dengan lantai.Kemudian bola tersebut harus dilempar sejauh mungkin. Ada dua teknik
lemparan dalam tolak peluru, yakni glide dan spin.

Pada teknik glide, pemukul harus menghadap 180 derajat dari posisi lemparan. Ketika melempar,
pemukul harus memutar tubuhnya.

Sementara untuk teknik spin, pemukul harus memutar tubuhnya lebih dari sekali. Teknik spin adalah
teknik yang paling banyak digunakan oleh para atlet.

Sama seperti cabang olahraga lainnya, tolak peluru juga dilombakan atau tergabung dalam kompetisi.

Peraturan Tolak Peluru

Terdapat beberapa aturan yang harus dipatuhi oleh pemukul tolak peluru.
Dikutip dari Sports Unlimited, berikut adalah penjelasan aturan olahraga tolak peluru:

 Nama atlet atau pemukul dipanggil. Mereka diberi kesempatan selama 60 detik untuk melakukan
tembakan.
 Peluru diletakkan di dekat leher serta harus bertumpu pada bahu. Pemukul harus
mempertahankan posisi tersebut hingga diberi kesempatan untuk melakukan tolak peluru.
 Tembakan harus dilakukan dengan satu tangan dengan posisi lebih tinggi dari baru.
 Gerakan tolakan cuma boleh dilakukan di dalam lingkaran yang telah ditentukan. Sedikit saja
kakinya ada di luar batas lingkaran, atlet tersebut dinyatakan didiskualifikasi.
 Bidikan peluru harus jatuh tepat di area atau sektor yang telah ditentukan, yakni 34,92 derajat.
Pemukul atau atlet akan didiskualifikasi jika peluru keluar area yang ditentukan atau gagal
melakukan tembakan peluru.

Dalam kompetisi atau pertandingan tolak peluru, terdapat beberapa hal yang dianggap pelanggaran,
yakni:

 Atlet atau pemukul tidak berhenti dan berdiri di dalam lingkaran, sebelum melakukan tembakan
peluru.
 Membiarkan peluru jatuh di bawah bahu sebelum melakukan tembakan peluru.
 Meninggalkan lingkaran sebelum peluru tepat jatuh di sektor yang ditentukan.
 Atlet atau pemukul memegang ujung papan stop, bagian atas ring besi, dan atau melangkah
keluar dari garis lingkaran.

Lapangan Tolak Peluru


Adapun ketentuan untuk lapangan tolak peluru adalah sebagai berikut.

 Lapangan tolak peluru terdiri dari dua bagian, yaitu lingkaran tolakan dan sektor pendaratan.
 Lingkaran tolakan memiliki diameter 2,235 meter dan dikelilingi ring besi dengan ketebalan 66
mm dan tinggi 2 cm sebagai batas lingkaran. Bagian depan lingkaran tolakan dipasangi balok atas
tolakan dengan panjang 1,22 meter, tinggi 10 cm, dan tebal 11,4 cm.
 Sektor pendaratan berupa tanah yang ditandai garis batas (sector line) sekaligus garis ukur
standar yang terletak di tengah sektor pendaratan. Panjang sektor pendaratan minimal 25 meter
dengan sudut 40 derajat.

Peralatan Tolak Peluru


Dalam sebuah pertandingan tolak peluru, diperlukan beberapa peralatan yang wajib disediakan
penyelenggara, yaitu: Alat pengukur,bender,peluit,dan,bola peluru

Untuk peluru yang digunakan, terdapat beberapa ketentuan sebagai berikut.

 Peluru dapat dibuat dari besi, pasir, logam solid, stainless steel, material sintetis, atau polivinil.
 Ukuran peluru disesuaikan dengan jenis lapangan yang digunakan. Untuk pertandingan yang
diadakan di lapangan indoor, ukuran peluru yang digunakan sedikit lebih besar dari pertandingan

Ketentuan untuk berat peluru adalah sebagai berikut.

 Untuk senior putra : 7,257 kg


 Untuk senior putri : 4 kg
 Untuk junior putra : 5 kg
 Untuk junior putri : 3 kg

Anda mungkin juga menyukai