“PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN
TOLAK PELURU”
Disusun oleh :
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang mana atas rahmat dan
karunianya penlis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TOLAK PELURU”.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, menginggat akan kemampuan yang di miliki
penulis.untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
menyempurnakan pembuatan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang telah memberikan bantuan,dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
ibadah. Amin Yaa Robbal’Alamiin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tolak peluru merupakan cabang olahraga yang berbeda dari cabang olahraga atletik
lempar lainnya. Tolak peluru berdeda dari olahraga atletik lainnya karena di cabang
olahraga ini tidak benar benar melakukan gerakan melempar. Tolak peluru mengandal kan
gerakan menolak atau mendorong bola logam dengan berat tertentu untuk meraih jarak
sejauh jauhnya.
sejarah cabang olahraga tolak peluru dimulai dari kegiatan orang Yunani Kuno melempar
batu sebagai olahraga. Kemudian pada abad pertengahan, para tentra perang memiliki
kebiasaan melempar bola meriam yang menjadi cikal bakal tolak peluru hingga saat
ini.Bentuk modern cabang olahraga atletik ini diketahui berasal dari skodlandia pada abang
ke-19,tepatnya melalui ajang Highlands Games dimana para peserta akan melempar batu
atau logam berat dari belakang garis untuk mendapatkan jarak tertentu.
Pada ajang olimpiade modern, olahaga tolak peluru menggunakan bola dengan material
besi atau kuningan dengan bobot tertentu. Cabang olahraga uni baru dipersandingkan untuk
pria sejak tahun 1896, sementara cabang olahraga ini di buka untuk wanita secara resmi
pada tahun 1948.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah perkembangan permainan tolak peluru
2. Bagaimana teknik dasar permainan tolak peluru
3. Apa saja alat yang di gunakan dalam permainan tolak peluru
4. Apa saja peraturan permainan tolak peluru
5. Bagaimana bentuk lapangan tolak peluru
6. Apa saja bentuk model modifikasi pembelajaran tolak peluru
C. Tujuan
1. Agar dapat mengetahui bagaimana perkembangan permainan tolak peluru
2. Agar dapat memahami teknik dasar permainan tolak peluru
3. Agar dapat mengetahui dan memahami apa saja alat yang di gunakan dalam
permainan tolak peluru
4. Agar dapat mengetahui peraturan tolak peluru
5. Agar dapat mengetahui dan memahami bagaimana bentuk lapangan permainan
tolak peluru
6. Agar dapat memahami serta mengetahui bagaimana macam-macam bentuk
model modifikasi pembelajaran tolak peluru
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah tolak peluru
Sejarah cabang olahraga tolak peluru dimulai dari kegiatan orang Yunani Kuno
melempar batu sebagai olahraga. Kemudian pada abad pertengahan, para tentara
perang memiliki kebiasaan melempar bola meriam yang menjadi cikal bakal tolak
peluru hingga saat ini. Bentuk modern cabang olahraga atletik ini diketahui berasal
dari skodlandia pada abang ke-19, tepatnya melalui ajang Highlands Games dimana
para peserta akan melempar batu atau logam berat dari belakang garis untuk
mendapatkan jarak tertentu.
Pada ajang olimpiade modern, olahraga tolak peluru menggunakan bola dengan
material besi atau kuningan dengan bobot tertentu. Cabang olahraga tolak peluru ini
baru dipertandingkan untuk pria dari tahun 1896, sementara itu di buka untuk wanita
secara resmi pada tahun 1948.
Tolak peluru (the shot put) telah dikenal sejak 2 ribu tahun yang lalu, yaitu sejak masa
Kerajaan Yunani kuno, tetapi dengan tata cara dan peraturan yang berbeda. Menurut
Homer, pada zaman dahulu, cabor tolak peluru dikenal dengan nama lempar beban
atau weight throwing. Sayangnya, tidak ditemukan catatan sejarah yang menjelaskan
bentuk dan bahan yang digunakan sebagai peluru pada waktu itu. Tolak peluru
menjadi salah satu bentuk latihan perang yang dilakukan para prajurit dari Troya dan
kemudian dipertandingkan antar-prajurit. Catatan sejarah tentang olahraga tolak
peluru yang berhasil ditemukan adalah tentang diadakannya kompetisi di Skotlandia
pada abad pertama
Peluru dipegang dengan jari-jari tangan dan terletak pada telapak tangan
bagian atas.
Peluru diletakkan pada telapak tangan bagian atas atau pada ujung telapak
tangan yang dekat dengan jari-jari tangan.
Jari-jari tangan direnggangkan atau dibuka (jari manis, jari tengah, dan jari
telunjuk) dipergunakan untuk menahan dan memegang peluru bagian
belakang.
Jari kelingking dan ibu jari digunakan untuk memegang atau menahan peluru
bagian samping, yaitu agar peluru tidak tergelincir ke dalam atau ke luar.
Setelah peluru tersebut dapat dipegang dengan baik, kemudian letakkan pada
bahu dan menempel (melekat) di leher. Siku diangkat ke samping sedikit
agak serong ke depan.
Pada waktu memegang dan meletakkan peluru di bahu, usahakan agar
keadaan seluruh badan dan tangan tidak kaku, tetapi harus rileks.
Tangan dan lengan yang lain digunakan untuk menjaga keseimbangan.
• Gerakan lanjutan
1. Gaya O’brien
Parry O’brien, seorang atlet Amerika Serikat mempopulerkan gaya glide atau meluncur
yang kini lebih terkenal dengan gaya O’brien. Ketika melakukan permulaan gaya ini,
posisi seorang atlet akan membelakangi area pendaratan. Selanjutnya, atlet akan
melakukan gerakan setengah putaran atau 180 derajat sebelum melontarkan bola logam.
2. Gaya spin
Gaya spin atau berputar pertama kali dipopulerkan Aleksandr Baryshnikov, seorang
atlet asal Rusia. Teknik ini memerlukan keterampilan tinggi karena mengharuskan
seorang atlet berputar 360 derajat dalam kecepatan tinggi sebelum mendorong bola
logam ke depan. Gerakan ini bertujuan untuk menghasilkan momentum agar
menghasilkan jarak tolakan terjauh.
3. Gaya ortodoks
Gaya ortodoks kurang populer bagi kalangan atlet, karena memang teknik ini lebih
bertujuan untuk memperkenalkan olahraga tolak peluru pada pemula. Teknik ini mudah
untuk pemula lakukan karena tidak melibatkan banyak gerakan. Posisikan tubuh
menyamping dari area pendaratan, letakkan bola logam antara kepala dan bahu,
kemudian lakukan tolakan.
Pola 2
Pada model pembelajaran pola 2 ini menggunakan 4 cone yang disusun dua
membentuk persegi. Model pembelajaran ini membutuhkan minimal 4 orang, orang
pertama dan kedua berdiri disamping cone pertama di setiap sudut. Orang ketiga dan
keempat berbaris dibelakang orang pertama dan kedua.
Orang pertama dan kedua berlari ke cone di depannya sambil membawa peluru dan
kemudian melemparkan peluru tersebut dengan sikap yang benar seperti di teknik
dasar melempar tolak peluru ke teman yang berada di barisan nya tadi. Kemudian
orang pertama dan kedua kembali ke barisan. Orang yang selanjutnya melakukan hal
yang sama seperti yang dilakukan pemain pertama dan kedua tadi. Dan terus di ulang
ulang.
Pola 3
Pada model pembelajaran pola 3 ini menggunakan lingkaran sebagai sasaran
lempar. Pola ini membutuhkan minimal 2 orang.
Pada pola ini orang/pemain berbaris di depan lingkaran sasaran yang berjarak 10
langkah. Orang tersebut melempar peluru ke dalam lingkaran tersebut dengan sikap
melempar yang benar sesuai teknik dasar melempar tolak peluru.
Pola 4
Pada model pembelajaran pola 4 ini memiliki sifat pembelajaran kompetitif. Pada
pola ini membutuhkan setidaknya 2 pemain yang saling berkompetisi. orang atau
pemain berbaris sesuai garis yang telah di tentukan dan 2 orang tersebut melemparkan
peluru tersebut sejauh jauh mungkin, dan yang terjauh menjadi pemenang, dan yang
kalah mendapatkan hukuman sesuai kesepakatan kedua pemain.
Pola 5
Pada model pembelajaran pola 5 ini mengunakan gaya seperti gaya estafet. Pola ini
membutuhkan setidaknya 2 team atau lebih yang saling berkompetisi. Pemain atau
orang berbaris sesuai barisannya yang telah ditentukan dan barisan yang sudah di
tentukan tadi membentuk banjar. Pemain pertama menggenggam peluru,pemain ini
berlari ke tempat pemain selanjutan memberikan peluru yang di genggamnya lalu
pemain yang menerimanya peluru berlari lagi sampai ke pemain terakhir. Pemain
terakhir melemparkan peluru ke dalam tengah cone yang berbentuk segitiga. Bagi
pemain yang tidak berasil melempar peluru ke dalam cone segitga tadi di nyatakan
kalah dan mendapatkan hukuman.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari semua yang sudah di jelaskan di atas dapat kita simpulkan bahwa Tolak peluru
merupakan cabang olahraga yang berbeda dari cabang olahraga atletik lempar lainnya. Tolak
peluru berbeda dari olahraga atletik lainnya karena di cabang olahraga ini tidak benar benar
melakukan gerakan melempar. Tolak peluru mengandal kan gerakan menolak atau
mendorong bola logam dengan berat tertentu untuk meraih jarak sejauh jauhnya.
B. Saran
Waktu ini masih panjang untuk meraih semua impian jika kita mau berjuang keras,
belajar dengan sungguh-sungguh pasti apa yang kita inginkan dapat tercapai. Tolak peluru
merupakan cabang olahraga yang berbeda dari cabang olahraga atletik lempar lainya, jika
tidak mau belajar atau latihan dengan terus menerus maka sangat sulit untuk memahami
permainan tolak peluru ini. Untuk dapat bermain permainan tolak peluru kita harus banyak
berlatih dan memupuk kerja sama yang ulet karena dalam permainan ini sangat di perlukan
kebersamaan dan keuletan dalam bermain demi terciptanya dinamika kebersamaan dalam
mencapai suatu kemenangan.
DAFTAR PUSTAKA
Saputri, R. F., Winarno, M. E., & Surendra, M. (2016). Model Pembelajaran Teknik Dasar
Tolak Peluru Gaya Menyamping Siswa Kelas VII di SMPN 12 Malang. Jurnal Pendidikan
Jasmani, 26(1).
Ambarwati, D. R., Widiastuti, W., & Pradityana, K. (2017). Pengaruh daya ledak otot lengan,
kelentukan panggul, dan koordinasi terhadap keterampilan tolak peluru gaya O’Brien. Jurnal
Keolahragaan, 5(2), 207-215.
Saputri, R. F., Winarno, M. E., & Surendra, M. (2016). Model Pembelajaran Teknik Dasar
Tolak Peluru Gaya Menyamping Siswa Kelas VII di SMPN 12 Malang. Jurnal Pendidikan
Jasmani, 26(1).