Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH ATLETIK LEMPAR CAKRAM

DOSEN PENGAMPU

Dr. I Gusti Lanang Agung Parwata, S.Pd.,M.Kes.

DISUSUN OLEH

Oka Ananta Yogiswara : 2116011009 (IA)

PRODI PENJASKESREK

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS OLAHRAGA DAN PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Lempar cakram adalah suatu gerakan melempar suatu alat yang berbentuk
bulat pipih dengan berat tertentu yang terbuat dari kayu dan pinggirannya dari
metal/besi, yang dilakukan dengan satu tangan dari samping badan untuk
mencapai jarak yang sejauh-jauhnya, sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Lempar cakram merupakan salah satu nomor yang terdapat dalam nomor lempar
pada cabang olahraga atletik. Lempar cakram merupakan teknik lempar yang
memerlukan rotasi badan dan kaki. Olahraga lempar cakram adalah salah satu
nomor perlombaan lempar yang utama dalam atletik. Namun dalam perlombaan
atletik indoor, nomor lempar cakram tidak diperlombakan. Olahraga ini telah ada
sejak olimpiade kuno. Dalam perlombaan lempar cakram, atlet berlomba
melemparkan objek berbentuk cakram sejauh mungkin dengan mengikuti
peraturan yang berlaku. Dalam perlombaan atletik resmi, diberi kesempatan
melempar sebanyak tiga kali. Kemudian dari sejumlah atlet babak awal, akan
dipilih delapan atlet terbaik, yang akan diberi kesempatan tiga kali lagi.
Lempar cakram diperlombakan bagi laki-laki maupun perempuan. Lempar
cakram juga merupakan salah satu perlombaan atletik yang dapat menimbulkan
bahaya dalam perlombaan atletik tingkat profesional, para atlet mampu
melemparkan cakram dengan sangat jauh, tentu saja hal ini dapat menimbulkan
akibat yang fatal jika cakram mengenai seseorang. Untuk itu, diperlukan
semacam pagar khusus di sekeliling lapangan lempar cakram. Pagar berupa jaring
tersebut dipasang dengan tinggi 4 meter. Dari bentuk dan ukuran, sebenarnya
lapangan lempar cakram sama persis dengan lapangan lempar martil. Untuk dapat
mendapatkan hasil lemparan yang jauh dengan teknik yang benar, maka
diperlukan latihan dasar dalam olahraga lempar cakram.
1.2 Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang didapat yaitu
1. Bagaimana pengertian dari lempar cakram?
2. Apa saja teknik dalam lempar cakram?
3. Bagaimana peraturan dalam perlomaan lempar cakram?
4. Hal apa saja yang perlu diperhatikan dan dihindarkan dalam lempar cakram?
5. Kesalahan apa saja yang mungkin terjadi?
6. Bagaimana latihan untuk lempar cakram?
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan yang didapat adalah
1. Untuk mengetahui pengertian lempar cakram
2. Untuk mengetahui peraturan dalam perlomban lempar cakram
3. Untuk mengetahui peraturan dalam lempar cakram
4. Untuk mengetahui hal apa saja yang perlu diperhatikan dan dihindarkan
dalam lempar cakram
5. Untuk mengetahui kesalahan dalam lempar cakram
6. Untuk mengetahui latihan lempar cakram
1.4 Manfaat
manfaat yang ingin dicapai yaitu
1. Mengetahui pengertian lempar cakram
2. Mengetahui peraturan dalam perlomban lempar cakram
3. Mengetahui peraturan dalam lempar cakram
4. Mengetahui hal apa saja yang perlu diperhatikan dan dihindarkan dalam
lempar cakram
5. Dapat mengetahui kesalahan dalam lempar cakram
6. Dapat mengetahui latihan lempar cakra
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Lempar Cakram


Lempar cakram adalah salah satu nomor lempar dalam cabang olahraga
atletik. Pada acara Olimpiade sejak 708 M, lempar cakram merupakan bagian
dalam pancalomba (pentatlon). Pada awalnya cakram terbuat dari batu terupam
halus dan kemudian dari perunggu yang dicor dan ditempa.  Cara melakukan
lemparan pada mulanya menirukan nelayan yang melempar jaringnya berulang-
ulang. Kemudian, ditemukan lemparan dengan sikap badan menyiku secara
khusus dengan badan agak bersandar ke depan.
Olahraga Lempar Cakram dalam bahasa Inggris disebut dengan Discus
Throw. Adapaun pengertian Lempar Cakram adalah salah satu cabang olah raga
atletik dimana dalam perlombaannya, atlet berlomba melemparkan objek
berbentuk cakram sejauh mungkin, dengan mengikuti suatu aturan tertentu.
Lempar adalah olahraga dengan melempar (lembing, peluru, martil, cakram).
(W. J. S. Poerwadarminta, 1976 : 584). Sedangkan cakram sebuah benda kayu
yang berbentuk piring berbingkai sabuk besi (Didi Sugandi, 1986 : 51). Jadi
lempar cakram adalah salah satu nomor lomba dalam atletik yang menggunakan
sebuah benda kayu yang berbentuk piring bersabuk besi, atau bahan lain yang
bundar pipih yang dilemparkan.
2.2 Gaya Melempar Cakram
a. Gaya Samping
Gaya samping merupakan gaya dalam lempar cakram dimana pada
saat persiapan, posisi tubuh atlet menghadap ke samping atau searah dengan
tangan yang dipergunakan untuk memegang cakram. Umumnya adalah
samping kanan karena sebagian besar atlet lempar cakram menggunakan
tangan kanannya untuk memegang cakram. Melalui gaya ini, atlet bisa
mengambil ancang-ancang dengan dua cara, yakni membuat ayunan dari
samping ke depan beberapa kali untuk mengukur sudut lalu pada ayunan
kesekian ia akan melepaskan cakram sejauh mungkin ke depan.
b. Gaya Belakang
Lempar cakram gaya belakang pada dasarnya sama dengan lempar
cakram gaya samping, hanya saja yang membedakannya adalah posisi tubuh
saat memulai awalan. Gaya belakang ini memiliki keuntungan, yakni jarak
untuk menciptakan momentum lempar lebih luas sehingga secara teoritis hasil
lemparan akan lebih jauh. Namun demikian, gaya ini lebih sulit daripada gaya
samping dan cenderung memiliki resiko yang lebih besar karena ketika atlet
menghadap kebelakang ia tak bisa menentukan titik lempar sebaik pada gaya
sisi samping. Ada dua cara dalam melakukan lempar cakram gaya belakang,
yang pertama atlet akan membuat gerakan setengah lingkaran lalu melepaskan
cakramnya, dan yang kedua atlet membuat satu putaran penuh lalu
melepaskan cakramnya. Sebagaimana pada gaya samping, para atlet
profesional akan menggunakan cara kedua untuk bisa menghasilkan jarak
lempar yang jauh dan tentunya cara tersebut sangatlah sulit.
2.3 Teknik Dalam Lempar Cakram
2.3.1 Teknik Memegang Cakram
Untuk dapat melempar cakram, diperlukan cara atau teknik memegang
cakram yang baik dan benar, yakni
a) Cara Pertama
Cakram dipegang dengan empat jari terbuka, ruas – ruas ujung jari
menekuk menutupi pinggiran cakram, sedangkan ibu jari letaknya atau
diletakkan bebas pada cakram.
b) Cara Kedua
Cakram dipegang dengan empat jari, jari telunjuk dan jari tengah
dirapatkan, ruas – ruas jari menekuk pinggiran cakram, sedangkan ibu jari
letaknya bebas pada cakram.

Tujuannya ; untuk memegang cakram dengan kokokh dan kuat untuk


gerak percepatan dan mnanamkan gerak rotasi yang benar pada saat
cakram dilepaskan.
Langkah – langkah :
1) Cakram dipegang pada sendi akhir dari jari-jari. (1)
2) Jari–jari dibuka/sebar pada pinggiran cakram.
3) Pergelangan-tangan rilex dan lurus. (2)
4) Cakram bersandar pada dasar telapak tangan. (2)
5) Ibu jari menempel pada cakram. (3)
2.3.2 Teknik Melempar Cakram
1. Sikap Awalan
a. Phase Ayunan
Dalam tahap ini, gerakan dimulai dan si pelempar bergerak masuk ke
posisi untuk memutar. Tujuannya, untuk mempersiapkan gerakan
putar dengan memutar dan untuk memberikan pra-tegangan pada
badan, bahu, dan lengan.
Gerakan teknisnya :
1) Punggung menghadap arah lemparan.
2) Kaki-kaki terpisah selebar bahu, lutut sedikit ditekuk.
3) Berat-badan pada telapak kedua kaki.
4) Cakram diayun ke belakang dan di belakang naik sampai proyeksi
vertikal dari tumit kiri.
5) Badan diputar pada waktu yang sama.
6) Lengan diupayakan agar berada tetap setinggi bahu.
b. Phase Memutar (bagian 1)
Dalam tahap memutar, gerakan-gerakan mulai dipercepat dan badan
bagian bawah berputar mendahului badan bagian atas, dan
menghasilkan pra-tegangan. Tujuannya, untuk mempercepat gerakan
pelempar dan cakram dan untuk mempersiapkan untuk bagian yang
tanpa pendukung.

Gerakan teknisnya :
1) Lutut kiri, lengan, dan telapak kaki diputar secara aktif dan
serentak searah dengan lemparan.
2) Berat badan dipindahkan di atas kaki kiri yang ditekuk.
3) Bahu pelempar diupayakan ada di belakang badan.
4) Kaki kanan diayun rendah dan lebar melewati lingkaran lempar
c. Phase Memutar (bagian 2)
Tujuannya, untuk mempercepat pelempar dan cakram serta
membangun pra-tegangan di dalam badan.
Gerakan teknisnya :
1) Kaki kiri mendorong ke depan ketika jari – jarinya menunjuk
kearah lemparan.
2) Lakukan lompatan datar dengan pelurusan yang tak penuh dari
3) pendorong.
4) Lengan pelempar ada di atas setinggi pinggang dan di belakang
badan.
5) Kaki kanan mendarat dengan aktif pada telapak kaki, memutar ke
dalam seperti biasa.
6) Lengan kiri ditahan menyilang dada.
7) Kaki kiri melintas melewati lutut kanan dalam perjalanan ke
lingkaran lempar bagian depan.
d. Phase Memutar (penempatan kaki)
Tujuannya, untuk menyediakan dukungan bagi posisi badan yang
benar.
Gerakan teknisnya :
1) Kedua kaki diposisikan lebih lebar dari bahu, lalu lakukan putaran
putaran ke kiri pada telapak kaki (1).
2) Kaki kanan diayunkan keluar menuju ke pusat lingkaran (2).
3) Kemudian kaki kanan ditempatkan pada aki pusat lingkaran, kaki
kiri mendarat segera setelah kaki kanan (3).
4) Posisi power meliputi separo atau setengah dari lingkaran (posisi
tumit jari – jari) (4).
2. Teknik Gerakan Lempar
a. Phase Melepaskan Cakram
Dalam tahap melepas cakram diperoleh tambahan kecepatan dan yang
dipindahkan ke cakram sebelum dilepaskan. Tujuannya, untuk
memlihara momentum dan memulai gerak percepatan akhir cakram.
Bagian 1 : Transisi

Gerakan teknisnya :
1) Kaki kanan ditekuk.
2) Kaki kanan diputar segera ke arah lemparan.
3) Lengan kiri menunjuk ke arah belakang lingkaran-lempar .
4) Cakram ada setinggi kepala.
5) Kaki kiri mendarat segera setelah kaki kanan.
b. Phase Melepaskan Cakram
Tujuannya, untuk memulai gerak percepatan akhir.
Bagian 2 : Posisi Power
Gerakan teknisnya :
1) Berat badan ditumpukan kaki kanan yang bengkok/ditekuk
2) Poros bahu ada di atas kaki kanan.
3) Kaki-kaki ada dalam posisi tumit-jari-jari.
4) Cakram terlihat di belakang badan (dari pandangan samping)
c. Phase Melepaskan Cakram
Tujuannya, untuk memindahkan kecepatan dari pelemparan ke
cakram.
Bagian 3 : percepatan utama

Gerakan teknisnya :
1) Kaki kanan diputar/dipilin kemudian diluruskan secara exsplosif.
2) Pinggang kanan memutar ke arah depan lingkaran lempar.
3) Sisi kiri badan dihalangi oleh pelurusan kaki kiri dan memasang
siku kiri yang ditekuk rapat dengan badan.
4) Berat badan digeser dari kanan ke kiri.
5) Lengan pelempar ditarik setelah kedua kaki membuat kontak
dengan tanah dan pinggang telah berputar.
6) Cakram meninggalkan tangan pada atau sedikit di bawah
ketinggian bahu (bahu adalah paralel)
3. Sikap Akhir
a. Phase Pemulian (recovery)
Dalam tahap pemulihan, si pelempar menahan dan menghindari
perbuatan pelanggaran. Tujuannya untuk menyeimbangkan pelempar
dan mencegah terjadinya kesalahan.

Gerakan teknisnya :
1) Kedua kaki ditukar posisinya dengan cepat setelah cakram
dilempar,
2) Kemudian, kaki tumpu ditekuk,
3) Badan begian atas di condongkan/diturunkan sedikit,
4) Kaki kiri di ayun ke belakang.
2.4 Sarana dan Prasarana
1. Cakram
Bahan cakram terbuat dari kayu atau bahan lain dengan bingkai dari metal.
Bingkai berbentuk lingkaran penuh dan tepat di tengah-tengah cakram ada
beban yang dapt dilepaspindahkan.
2. Ukuran cakram
a. Berat cakram untuk senior putra adalah 2 kg dengan diameter 219 mm –
221 mm serta tebal 44 mm – 46 mm.
b. Berat cakram untuk senior putri adalah 1 kg dengan diameter 180 mm –
182 mm serta tebal 37 mm – 39 mm.
c. Berat cakram untuk junior putra adalah 1,25 kg dengan diameter 180 mm
– 182 mm serta tebalnya 37 mm – 39 mm.
d. Berat cakram untuk junio putrid adalah 0,75 kg dengan diameter 145 mm
– 170 mm dan tebalnya 25 mm – 35 mm.
3. Lapangan lempar cakram

a. Lapangan untuk melempar berdiameter 2,50 meter. Pada lapangan yang


berbentuk lingkaran di bagian atasnya dipasang rata dengan tanah
diluarnya, bagian dalam terbuat dari semen, aspal atau bahan lain yang
kokoh tetapi tidak licin permukaannya, bagian dalam harus datar dan lebih
rendah 14 mm sampai 26 mm dari sisi atas tepi lingkaran. Ukuran garis
tengah sebelah dalam lingkaran lempar adalah 2,5 meter, tebal besi
lingkaran lempar 6 mm dan harus dicat putih.
b. Terdapat jarring tinggi yang dipasang pada sisi kanan, kiri, dan belakang
lingkaran, yang berfungsi untuk menahan cakram apabla terjadi kesalahan
teknis seperti, cakram yang terlepas sebelum dilontarkan kearah lapangan
pendaratan.
c. Bentuk lapangan seperti huruf C, dengan diameter 7 meter, mulut 3,3
meter. Sektor lemparan dibatasi oleh garis yang berbentuk sudut 40° di
pusat lingkaran.
d. Garis putih selebar 5 cm harus ditarik dari bagian atas lingkaran besi
sepanjang 75 cm pada kedua sisi lingkaran.
2.5 Peraturan Perlombaan Lempar Lembing
1. Juri
a. Juri 1-, Untuk juri satu, tugas utamanya merupakan memanggil para
peserta. Sekaligus menjadi pengawas gerakan-gerakan kaki yang
mengalami kesalahan. Kesalahan tersebut dilakukan sewaktu berada di
lingkaran pada waktu pelempar melakukan gerakan putaran. Seperti
halnya terdapat di belakang lingkaran lempar.
b. Juri 2-, Untuk juri dua, tugas utamanya merupakan sebagai pengawas
gerakan kaki peserta yang salah pada sisi lingkaran. Seperti halnya pada
saat cakram tengah dilepaskan oleh tangan si peserta yang melempar. Juri
satu harus selalu siap dan sigap dengan pengeras suara maupun
megaphone. Serta sebaiknya agar selalu memegangnya agar mampu
memberitahukan kepada seluruh peserta yang menjadi pelempar supaya
bersiap. Juri dua perlu memegang bendera yang menjadi pertanda /
sebagai isyarat. Bahwa apakah sah atau tidak lemparan yang dilakukan
oleh peserta.
c. Juri 3-, Tugas utama untuk juri tiga ialah menempatkan alat pengukur
sesudah bendera penanda tempat jatuhnya cakram disematkan.Alat
pengukur ini pada umumnya disebut sebagai ujung pita meteran.
d. Juri 4 dan Juri 5-. Keduanya memiliki tugas yang sama, yaitu sebagai
pengamat dan setia melihat tempat jatuhnya cakram paling dekat alias
jatuhnya cakram pertama.Untuk peserta yang kidal, posisi juri ataupun
wasit perlu untuk mengalami perubahan. Agar tetap mampu sinkron
dengan keadaan selama pertandingan berlangsung.
2. Aturan dalam bermain
a. Untuk pertandingan berskala internasional, ukuran lapangan dan ukuran
cakram menggunakan ukuran standard yang ditetapkan IAAF
sebagaimana telah dijabarkan pada bagian sebelumnya.
b. Ketika terdapat 8 peserta atau lebih, peserta akan diberikan hak lempar
sebanyak 3 kali dan juri akan menentukan 8 pelempar terbaik menuju
final. Kesempatan melempar menjadi 6 kali dan langsung masuk final
apabila peserta lomba di bawah 8 orang.
c. Pertandingan menggunakan 5 wasit, 2 wasit berada di area atlet melempar
dan bertugas untuk mengawasi kaki atlet saat berputar sekaligus
memberikan aba-aba kepada atlet, sedangkan 3 wasit lainnya berada di
lapangan pendaratan dan bertugas mengawasi titik jatuh cakram dan
mengukur jarak jatuh cakram dari titik lempar.
d. Atlet tidak diperbolehkan keluar lingkaran setelah berada pada posisi siap
dan sebelum menyelesaikan lemparan.
e. Atlet tidak boleh menginjak bagian luar lingkaran ketika melakukan
lemparan.
3. Peraturan dalam lempar cakram dinyatakan sah apabila
a. Cakram berputarsearah dengan jarum jam saat dilempar.
b. Cakram harus jatuh di dalam sektor lapangan.
c. Penentuan pemenang adalah atet yang dapat melemparkan terjauh.
d. Pelempar cakram tidak boleh melewati batas lapangan yang sudah
ditentukan.
3.6 hal yang harus diperhatikan dalam lempar cakram
a. Sangat dianjurkan untuk melakukan putaran secara sempurna guna untuk
melakukan putaran besar antara tubuh bagian bawah dan juga bagian atas.
b. Cakram perlu didorong untuk melewati lingkaran.
c. Pelempar harus dapat mencapai jarak yang cukup pada waktu cakram
melayang melintasi lingkaran.
d. Pelempar harus mendarat dengan jari-jari kanan kemudian diikuti dengan
gerakan memutar secara progresif.
e. Pelempar harus mendarat dengan menggunakan kaki kanan serta wajib tepat
di titik pusat lingkaran dan juga kaki kiri yang sedikit ke arah kiri dari garis
lemparan.
3.7 Hal yang harus dihindarkan dalam lempar cakram
a. Pelempar pada awal putaran jatuh kearah belakang.
b. Tubuh terlalu membungkuk ke arah depan.
c. Tubuh hanya berputar di tempat yang sama.
d. Pelempar melompat terlalu tinggi di atas udara.
e. Pelempar menumpukan berat badan pada bagian kaki depan dan
membiarkannya hingga jatuh.
f. Kaki pelempar tidak rileks atau terlalu tegang sehingga pada akhirnya
penempatan menjadi tidak sempurna atau bahkan salah,.
g. Pelempar melakukan lemparan sebelum waktunya, pada banyak kasus,
pelempar melempar terlalu dini atau terlalu cepat dari waktu diumumkan.
3.8 Kesalahan dalam lempar cakram
a. Tidak memegang cakram dengan cara yang baik dan nyaman.
b. Pegangan cakram kurang kuat.
c. Tidak mengayun cakram dengan baik dan benar.
d. Pada saat melakukan phase dalam lempar cakram tidak melakukan atau tidak
memutar dengan baik dan benar.
e. Tidak bisa menjaga keseimbangan dan tidak diikuti gerakan lanjutan.
3.9 Hal yang dapat menyebabkan diskualifikasi
a. Dipanggil 2 menit belum melakukan lemparan.
b. Menyentuh balok batas sebelah atas.
c. Menyentuh tanah di luar lingkaran.
d. Saat keluar dan masuk lingkaran melewati dengan garis tengah.
e. Cakram jatuh diluar sektor lemparan.
f. Gagal melakukan lemparan sebanyak 3 kali.
3.10 Latihan Untuk Melatih Melempar Cakram
1. Perekenalan
Mengenal cakram, cara memegang, dan tindakan keamanan. Tujuannya untk
membiasakan dengan cakram dan belajar memutarnya dengan benar.

2. Lemparan kedepan dengan sikap berdiri


Tujuannya untuk belajar melempar lurus dari suatu gerak percepatan
memutar/rotasi.

3. Lemparan berdiri menyamping


Gerakan ayun cakram ke belakang, berputar dengan poros kaki kanan.
Kemudian putar tumit kana ke luarsambil mendorong pinggang ke kanan ke
depan, halangi dengan kaki kiri. Tujuannya untuk belajar menggunakan kaki
kanan, aktivitas pinggang, dan gerakan menghalangi.
4. Lemparan berdiri dari posisi power
Tujuannya untuk belajar aktivitas dari kaki kanan, pemutaran kaki, pinggang
dan bahu.

5. Lemparan satu putaran


Tujuannya untuk memperkenalkan satu putaran penuh.

6. Urutan gerak keseluruhan


Tujuannya untuk merangkai phase-phase ke dalam suatu gerakan yang
lengkap dan sempurna.
3.11 Peraturan Dalam Keselamatan Melakukan Lempar Cakram
Melakukan aktivitas gerak atletik khusus untuk lempar cakram membutuhkan
beberapa aturan keselamatan, aturan keselamatan ini penting diketahui dan
dipraktikkansehingga antar siswa dapat mempraktikkan dengan baik, benar, dan
aman. Adapun
beberapa aturan tersebut adalah :
1. Aturan keselamatan sebelum melakukan aktivitas lempar cakram
a. Melakukan pemanasan yang cukup khususnya untuk lengan dan
pergelangan tangan
b. Cakram kondisi baik dan siap digunakan
c. Kondisi lapangan tidak dalam keadaan becek dan basah
d. Setiap pelempar mengikuti semua intruksi dari guru.
2. Aturan keselamatan pada saat melakukan aktivitas lempar cakram
a. Setiap orang yang akan melakukan lempar cakram harus masuk ke dalam
tempat untuk melempar dan tidak boleh ada dua orang yang bersamaan
b. Ketika ada satu orang melempar cakram, yang lainnya harus berada di
belakang si pelempar dengan jarak yang cukup aman.
c. Para pelempar sudah memperoleh pengetahuan yang memadai cara atau
tehnik melempar yang benar
d. Pada saat cakram terlepas dari pegangan tidak ada satupun orang yang
berlari kea rah cakram itu akan jatuh.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas, maka kesimpulan yang dapat ditarik yaitu, lempar
cakram adalah salah satu cabang lahraga atletik nomor lempar, lempar cakram
(discus throw) adalah perlombaan melempar objek (cakram) sejauh mungkin
tetapi berdasarkan aturan yang berlaku. Untuk dapat melakukannya, seorang atlet
harus menguasai teknik-teknik yang ada dalam lempar cakram. Teknik tersebut
meliputi cara memegang cakram, sikap awalan, teknik melempar (terdapat
beberapa fase penting yang harus dipahami) dan sikap akhiran. Disamping itu
atlet juga harus menguasai gaya lempar, yang terbagi menjadi dua yaitu, gaya
samping dan belakang. Tidak hanya itu, lempar cakram merupakan olahraga yang
sangat memerlukan koordinasi yang baik dan untuk dapat melempar sejauh
mungkin sangat membutuhkan kekuatan otot, sendi hingga sumbu dan bidang.
Sehingga menghasilkan lemparan yang maksimal dan sesuai harapan. Serta
terdapat beberapa peraturan yang harus dipatuhi dan hal-hal yang patut
diperhatikan atau dihindari agar tidak terdiskualifikasi.
3.2 Saran
Diharapkan kepada pembaca dan penulis dapat memahami dan dicermati
dengan baik materi ini. untuk menambah wawasan serta pengetauan seputaran
materi atletik, khususnya untuk lempar cakram. Mulai dari pengertian, teknik baik
itu teknik memegang dan melempar cakram harus dipahami dengan baik.
Sehingga apa yang disampaikan dapat dipraktekkan dengan baik dan benar.
Olahraga lempar cakram juga harus diperkenalkan kepada anak didik untuk
menghasilkan bibit-bibit atlet berpotensi. Saat ini, pengenalan akan olahraga
lempar cakram kepada peserta didik di sekolah masih minim dikarenakan fasilitas
yang kurang memadai. Untuk itu, pemerintah dan pendidik harus menjalin
kerjasama agar olahraga lempar cakram bisa sepenuhnya diajarkan.
DAFTAR PUSTAKA

Sumaryoto dan Soni Nopembri. 2016. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan


Kesehatan. Edisi Revisi 2017. Pusat Kurikulum dan Pembuktian, Balitbang,
Kemendikbud.
Noname. O 2020. Lempar Cakram, Pengertian, Sejarah, Ukuran Lapangan, dan
Teknik Dasar. [dilihat 27 november 2021] tersedia dalam
https://smpitnh.sch.id/2020/10/23/lempar-cakram/
Dalma, Alif M. M 2017. Lempar Cakram. [dilihat 27 november 2021] tersedia dalam
https://dosenpintar.com/lempar-cakram/
Basuki, Afrian Nusa Wahyu. M 2015. ‘Analisis Gerak Lempar Cakram Gaya
Samping, Jurnal Kesehatan Olahraga,Vol.3,No.1. hal 220-236, dilihat [27
november 2021]. https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-kesehatan-
olahraga/article/view/11178

Anda mungkin juga menyukai