Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH ROMBEL 25 PKN

WAWASAN NUSANTARA

Dosen Pengampu:
Prof.Dr. I Nyoman Natajaya, M.Pd.

Disusun Oleh:
Oka Ananta Yogiswara
2116011009

PRODI PENJASKESREK
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah“Pendidikan Kewarganegaraan”. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen Prof. Dr. I
Nyoman Natajaya, M.Pd. selaku Dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
karena yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari, makalah yang disusun ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Minggu, 18 April 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii


DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 1
1.3 Tujuan..................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 4

2.1 Pengertian dan Hakikat Wawasan Nusantara ........................................... 4


2.2 Unsur-Unsur Dasar Wawasan Nusantara ................................................. 5
2.3 Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan Wawasan Nusantara.............................. 5
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wawasan Nusantara ........................ 7
2.5 Arah dan Sasaran Wawasan Nusantara .................................................... 12
2.6 Implementasi Wawasan Nusantara .......................................................... 12
2.7 Tantangan Implementasi Wawasan Nusantara ......................................... 13
2.8 Peran Warga Negara dalam Wawasan Nusantara ..................................... 14
2.9 Asas Wawasan Nusantara........................................................................ 16

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 17

3.1 Simpulan ................................................................................................. 17


3.2 Saran ....................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan Negara kepulauan. Negara yang terdiri atas pulau-
pulau yang terbentang dari sabang sampai merauke dan memiliki berbagai
macam budaya. Keanekaragaman yang dimiliki Indonesia di setiap daerah
merupakan kekayaan untuk negeri ini. Dari segi tarian daerah, makanan khas,
suku, rumah adat, atau adat istiadat dari setiap daerah sudah pasti memiliki
perbedaan. Hal ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa
yang multikultural. Dengan keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia,
berdasarkan letak geografisnya.
Tanah air Indonesia sebagai Negara kepulauan yang berdasarakan
pancasila dengan semua aspek kehidupan dengan cara pandang yang berbeda,
maka terbentuklah wawasan nusantara. Wawasan nusantara dibentuk dan
dijiwai oleh geopol. Geopol adalah ilmu pengelolaan negara yang
menitikberatkan pada keadaan geografos. Geopol selalu berkaitan dengan
kekuatan yang mengangkat paham atau mempertahankan paham yang dianut
oleh suatu bangsa atau Negara demi memjaga persatuan dan kesatuan Dalam
menyelenggarakan kehidupan, pemerintah dan rakyat memerlukan suatu
konsepsi yang berupa Wawasan Nasional yang bertujuan untuk menjamin
kelangsuangaan hidup dan keutuhan wilayah serta jati diri Negara tersebut.
Kehidupan berbangsa dan bernegara senantiasa diprngaruhi lingkungaan
strategis sehingga wawasan harus mampu memberi insipirasi pada suatu
bangsa dalam mengahdapi berbagai tantangaan dan hambatan yang akan
timbul dalam upaya mengejar kejayaannya.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka di dapat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dan hakikiat dari wawasan nusantara?
2. Apa unsur-unsur dasar wawasan nusantara?
3. Bagaimana kedudukan, fungsi, dan tujuan wawasan nusantara?
4. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi wawasan nusantara?

1
5. Bagaimana arah dan sasaran wawasan nusantara?
6. Bagaimana implementasi wawasan nusantara?
7. Apakah saja tantangan implementasi?
8. Bagaimana peran warga negara dalam berwawasan nusantara?
9. Apakah asas wawasan nusantara?
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai yakni :
1. Untuk mengetahui pengertian dan hakikat dari wawasan nusantara.
2. Untuk mengetahui unsur-unsur dasar wawasan nusantara.
3. Untuk mengetahui kedudukan, fungsi, dan tujuan wawasan nusantara.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi wawasan nusantara.
5. Untuk mengetahui arah dan sasaran wawasan nusantara.
6. Untuk mengetahui implementasi wawasan nusantara.
7. Untuk mengetahui tantangan implementasi.
8. Untuk mengetahui peran warga negara dalam berwawasan nusantara.
9. Untuk mengetahui asas wawasan nusantara.
1.4 Manfaat
a. Manfaat teoritis
Secara teoritis, makalah ini dapat memerikan sumbangan konseptual dan
informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya yang
berkaitan dengan wawasan nusantara.
b. Manfaat Praktis
Secara praktis, makalah ini dapat dapat memberikan sumbangan bagi
kalangan berikut.
1) Bagi Lembaga
Bagi lembaga khususnya Universitas Pendidikan Ganesha dapat
membentuk mahasiswa yang terampil dalam berkontribusi di dunia
pendidikan.
2) Bagi pendidik
Bagi pendidik, sekiranya dapat bermanfaat sebagai bahan atau
sumber pengetahuan untuk mendidik dan membimbing mahasiswa
dalam pembelajaran wawasan nusantara.

2
3) Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa, dapat memudahkan mahasiswa dalam belajar
menulis makalah seperti memahami materi khususnya yang berkaitan
dengan wawasan nusantara.
4) Bagi masyarakat umum
Bagi masyarakat umum, bermanfaat sebagai sumber informasi
yang dapat menambah wawasan pembaca.

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Hakikat Wawasan Nusantara
a. Pengertian Wawasan Nusantara
Secara etimologis, Wawasan Nusantara berasal dari kata Wawasan
danNusantara. Wawasan berasal dari kata Wawas (bahasa jawa) yang
berarti pandangan, tinjauan dan penglihatan indrawi. Jadi wawasan adalah
pandangan, tinjauan, penglihatan, tanggap indrawi. Wawasan berarti pula
cara pandang dan cara melihat. Nusantara berasal dari kata nusa dan
antara. Nusa artinya pulau atau kesatuan kepulauan. Antara artinya
menunjukkan letak antara dua unsur. Jadi Nusantara adalah kesatuan
kepulauan yang terletak antara dua benua, ian yaitu benua Asia dan
Australia, dan dua samudra, yaitu samudra Hindia dan Pasifik.
Berdasarkan pengertian modern, kata “nusantara” digunakan sebagai
pengganti nama Indonesia.
Sedangkan terminologis, Pengertian wawasan nusantara menurut
para ahli:
a) Menurut Prof. Dr. Wan Usman Wawasan nusantara adalah cara
pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai
Negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam
b) Menurut Kel. Kerja LEMHANAS 1999 Wawasan nusantara adalah cara
pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya
yang beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan
dan kesatuan bangsa dan kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai
suatu tujuan.
c) Menurut Ketetapan MPR Tahun 1993 dan 1998 Tentang GBHN
Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
mengenai diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan
dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai
tujuan nasional

4
b. Hakikat Wawasan Nusantara
Kita memandang bangsa Indonesia dengan Nusantara merupakan
satu kesatuan. Jadi, hakikat Wawasan Nusantara adalah keutuhan dan
kesatuan wilayah nasional. Dengan kata lain, hakikat Wawasan Nusantara
adalah “persatuan bangsa dan kesatuan wilayah. Dalam GBHN disebutkan
bahwa hakikat Wawasan Nusantara diwujudkan dengan menyatakan
kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, social
budaya, dan pertahanan keamanan.
2.2 Unsur-Unsur Dasar Wawasan Nusantara
Adapun beberapa unsure-unsur dasar wawasan nusantara, sebagai berikut:
1) Wadah (Contour) Wadah kehidupan bermasyarakat berbangsa dan
bernegara meliputi seluruh wilayah Indonesia yang memiliki sifat serba
nusantara dengan kekayaan alam dan penduduk serta aneka ragam budaya.
2) Isi (Content) Merupakan aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat
dan cita-cita serta tujuan nasional yang terdapat dalam pembukaan UUD
1945. Isi menyangkut dua hal, yaitu:
 Realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama dan
perwujudannya, pencapaian cita-cita dan tujuan nasional persatuan
 Persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan yang meliputi semua
aspek kehidupan nasional.
3) Tata Laku (Conduct) Hasil interaksi antara wadah dan isi wawasan
nusantara yang terdiri dari:
 Tata laku batiniah yaitu mencerminkan jiwa, semangat dan
mentalitas yang baik dari bangsa indonesia
 Tata laku lahiriah yaitu tercermin dalam tindakan perbuatan dan
perilaku dari bangsa Indonesia
2.3 Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan Wawasan Nusantara
a. Kedudukan Wawasan Nusantara
1) Wawasan nusantara sebagai wawasan nasional bangsa Indonesia
merupakan ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat
agar tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan dalam upaya
mencapai serta mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional.

5
2) Wawasan nusantara dalam paradigma nasional dapat dilihat dari
stratifikasinya sebagai berikut:
 Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa dan dasar Negara
berkedudukan sebagai landasan idiil
 Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusi
Negara, berkedudukan sebagai landasan konstitusional
 Wawasan nusantara sebagai visi nasional, berkedudukan
sebagai landasan visional.
 Ketahanan nasional sebagai konsepsi nasional atau sebagai
kebijaksanaan nasional, berkedudukan sebagai landasan
operasional
b. Fungsi Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi,
dorongan serta rambu-rambu dalam menentukan segala jenis
kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan bagi penyelenggaraan
Negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Selain itu, terdapat berbagai fungsi wawasan nusantara yang baik secara
umum, menurut pendapat para ahli dan pembagiannya antara lain sebagai
berikut.
1) Fungsi Wawasan Nusantara Secara umum
Wawasan nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan
serta rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan,
keputusan, tindakan, dan perbuatan bagi penyelenggaraan Negara di
pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam
kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.
2) Fungsi Wawasan Nusantara Menurut Cristine S.T. Kansil, S.H.,
MHDKK
Yang mengutarakan pendapatnya dalam bukunya pendidikan
kewarganegaraan di perguruan tinggi antara lain sebagai berikut.
a. Membentuk dan membina persatuan dan kesatuan bangsa dan
negara Indonesia.

6
b. Merupakan ajaran dasar nasional yang melandasi kebijakan dan
strategi pembagunan nasional.
3) Fungsi Wawasan Nusantara dibedakan dalam beberapa pandangan
antara lain sebagai berikut.
a. Fungsi wawasan nusantara sebagai konsepsi ketahanan nasional
adalah sebagai konsep dalam pembangunan, pertahanan keamanan
dan kewilayahan.
b. Fungsi wawasan nusantara sebagai pembangunan nasional adalah
mencakup kesatuan politik, sosial dan ekonomi, sosial dan politik,
dan kesatuan pertahanan dan keamanan.
c. Fungsi wawasan nusantara sebagai pertahanan dan keamanan
adalah pandangan geopolitik Indonesia sebagai satu kesatuan pada
seluruh wilayah dan segenap kekuatan negara.
d. Fungsi wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan adalah
pembatasan negara untuk menghindari adanya sengketa
antarnegara tetangga.
c. Tujuan Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang
tinggi di segala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih
mementingkan kepentingan nasional dari pada kepentingan individu,
kelompok, golongan, suku bangsa atau daerah. Hal tersebut bukan berarti
menghilangkan kepentingan-kepentingan individu, kelompok, suku bangsa
atau daerah.
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wawasan Nusantara
1) Wilayah (Geografi)
a. Asas Kepualaun Kata „archipelago‟ dan „archipelagic‟ berasal dari
kata Italia „archipelagos‟. Aksara katanya „archi‟ berarti terpenting,
terutama, dan kata „pelagos‟ berarti laut atau wilayah lautan. Jadi
archipelago dapat diartikan sebagai lautan terpenting. Istilah
archipelago adalah wilayah lautan dengan pulau-pulau di dalamnya.
Arti ini kemudian menjadi pulau-pulau saja tanpa menyebut unsur
lautnya sebagai akibat penyerapan bahasa barat, sehingga archiopelago

7
selalu diartikan kepulauan atau kumpulan pulau-pulau. Kata
archiopelago pertama kali dipakai oleh John Crawford dalam bukunya
The History of Indian Archiopelago (1820). Kata Indian archiopelago
diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda Indesce Rchipel yang semula
ditafsirkan sebagai wilayah kepulauan Andaman sampai Marshanai.
b. Kepulauan Indonesia Bagian wilayah Indische Archipel yang dikuasi
Belanda dinamakan Netherlandsch Oost Indische Archipelago. Itulah
wilayah jajahan Belanda yang kemudian menjadi wilayah Negara
republic Indonesia.
Sebutan “Indonesia” merupakan ciptaan ilmuan J. R. Logan dalam
Journal of the Indian Archipelago and East Asia (1850). Sir W. E.
Maxwell, seorang ahli hukum juga memakainya dalam kegemarannya
mempelajari rumpun melayu. Pada tahun 1882 dia menerbitkan buku
penuntun untuk bahasa itu dengan kaya pembukaan yang memakai
istilah „Indonesia‟ semakin terkenal berkat peran Adolf Bastian,
seorang etnolog yang menegaskan arti kepulauan ini dalam bukunya
Indonesia order die inseln des malaysichen archipels (1884-1889).
Setelah cukup lama istilah itu dipakai hanya sebagai nama keilmuan,
pada awal abad ke-20 perhimpunan para mahasiswa Indonesia di
Belanda menyebutkan dirinya dengan “perhimpunan Indonesia” dan
membiasakan pemakaian kata „Indonesia‟. Berikutnya pada peristwa
Sumpah Pemuda tahun 1928, kata Indonesia dipakai sebaga sebutan
bagi bangsa, tanah air dan bahasa sekaligus menggantikan sebutan
Nederlandsch Oost Indie. Kemudian sejak proklamasi kemerdekaan RI
pada tahun 1945, Indonesia menjadi nama resmi Negara dan bangsa
Indonesia sampai sekarang.
c. Konsepsi Tentang Wilayah Lautan Dalam perkembangan hukum lain
internasional dikenal beberapa konsepsi mengenai pemilikan dan
penggunaan wilayah laut sebagai berikut:
 Res Nullius, menyatakan bahwa laut itu tidak ada yang
memilikinya.

8
 Res Cimmunis, menyatakan bahwa laut itu adalah milik
masyarakat dunia karena itu tidak dapat dimiliki oleh masing-
masing Negara.
 Mare Liberum, menyatakan bahwa wilayah laut adalah bebas
untuk semua bangsa Mare Clausum (The Right and Dominion
of The Sea) menyatakan bahwa hanya laut sepanjang pantai
saja yang dapat dimiliki oleh suatu Negara sejauh yang dapat
dikuasai dari darat (waktu itu kira-kira sejauh 3 mil)
 Archipelagic State Pinciples (asas Negara kepulauan 0 yang
menjadikan dasar dalam Konvensi PBB tentang hukum laut)
d. Karakteristik Wilayah Nusantara
Nusantara berarti kepulauan Indonesia yang terletak di antara
benua Asia dan benua Australia dan diantara samudera pasifik dan
samudra atlantik, yang terdiri dari 17.508 pulau besar maupun kecil.
Jumlah pulau yang sudah memiliki nama adalah 6.044 buah.
Kepulauan Indonesia terletak pada batas-batas astronomi sebagai
berikut:
Utara : ± 60 08‟ LU Selatan : ± 110 15‟ LS Barat : ± 940 45‟ BT
Timur : ± 1410 05‟ BT
Jarak utara-selatan sekitar 1.888 kilometer, sedangkan jarak barat-
timur sekitar 5.110 kilometer. Bila diproyeksikan pada peta benua
Eropa, maka jarak barattimur tersebut sama dengan jarak antara
London (inggris) dan Ankara (Turki). Bila diproyeksikan antara peta
Amerika Serikat, maka jarak tersebut sama dengan jarak antara pantai
barat dan pantai timur Amerika Serikat.
Luas wilayah Indonesia seluruhnya adalah 5.193.250 km2 yang
terdiri dari daratan seluas 2.027.087 km2 dan perairan 3.166.163 km2 .
Luas wilayah daratan Indonesia dibandingkan dengan negara-negara
Asia Tenggara merupakan yang terluas.
2) Geopolitik dan Geostrategi
a. Geopolitik

9
a) Asal istilah Geopolitik Istilah geopolitik semula diartikan oleh
Frederich Ratzel (1884-1904) sebagai ilmu bumi politik (Political
Geography). Istilah ini kemudian dikembangkan dan diperluas oleh
sarjana ilmu politik Swedia, Rudolf Kjellen (1864-1922) dan Karl
Haushofer (1869-1964) dari Jerman menjadi Geographical Politic
dan disingkat Geopolitik. Ilmu bumi politik (Political Geography)
mempelajari fenomena politik dan aspek geografi, sedangkan
geopolitik mempelajari fenomena politik dan aspek geografi.
b) Pandangan Ratzel dan Kjellen Frederich Ratzel pada akhir abad ke-
19 mengembangkan kajian geografi politik dengan dasar
pandangan bawah Negara adalah mirip organisme (makhluk
hidup). Dia memandang Negara dari sudut konsep ruang di
samping itu Rudolf Kjellen berpendapat bahwa Negara adalah
organisme yang harus memiliki intektual. Negara merupaaan
sistem politik yang mencakup geopolitik, ekonomi politik,
kratopolitik dan sosiopolitik. Kjellen juga mengajukan paham
ekspansionisme dalam rangka untuk mempertahankan Negara dan
mengembangkannya. Pandangan Ratzel dan Kjellen hampir sama.
Mereka memandang pertumbuhan Negara mirip dengan
pertumbuhan organisme (makhluk hdup). Oleh karena itu Negara
memerlukan ruang hidup, serta mengenal proses lahir, tumbuh,
mempertahankan hidup, menyusut dan mati.
c) Pandangan Haushofer Pemikiran Karl Haushofer yang pada masa
itu mewarnai geopolitik Nazi Jerman di bawah pimpinan Hitler.
Pemikiran Haushofer di samping beri paham ekspansionisme, juga
mengandung ajaran rasialisme. Yang mengatakan bahwa ras
Jerman adalah ras paling unggul yang harus dapat menguasai
dunia. Pokok-pokok pemikiran Haushofer adalah sebagai berikut:
 Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidup
tidak terlepas dari hukum alam

10
 Kekuasaan imperium daratan yang kompak akan dapat
mengejar kekuasaan imperium maritim untuk menguasai
pengawasan di lautan
 Beberapa di negara besar dunia akan timbul dan akan
menguasai Eropa, Afrika dan Asia Barat
 Geopolitik dirumuskan sebagai perbatasan. Ruang lingkup
bangsa dengan kekuasaan ekonomi dan sosial yang rasial
mengharuskan pembagian baru kekayaan alam dunia
d) Geopolitik Bangsa Indonesia Pandangan geopolitik bangsa
Indonesia yang didasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan
kemanusiaan yang luhur dengan jelas dengan tegas tertuang di
dalam pembukaan UUD 1945. Bangsa Indonesia adalah bangsa
yang cinta damai, tetapi lebih cinta kemerdekaan. Bangsa
Indonesia menolak segala bentuk penjajahan, karena penjajahan
tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri ketuhanan. Oleh
karena itu, bangsa Indonesia juga menolak paham ekspansionisme
dan adu kekuatan yan berkembang di Barat. Bangsa Indonesia juga
menolak paham rasialisme, karena semua manusia mempunyai
martabat yang sama dan semua bangsa memiliki hak dan
kewajiban yang sama berdasarkan nilai-nilai ketuhanan dan
kemanusiaan yang universal. Dalam hubungan internasional,
bangsa Indonesia berpijak paham kebangsaan (nasionalisme) yang
membentuk suatu wawasan kebangsaan dengan menolak
pandangan chauvisme. Bangsa Indonesia selalu terbuka untuk
menjalin kerjasama antarbangsa yang saling menolong dan saling
menguntungkan. Semua ini dalam rangka mewujudkan perdamaian
dan ketertiban dunia yang abadi.
b. Geostrategi
Strategi adalah politik dalam pelaksanaannya, yaitu upaya bagaimana
mencapai tujuan atau sasaran yang ditetapkan sesuai dengan keinginan
politik. Sebagai contoh pertimbangan geostrategi bentuk Negara dan
bangsa indnesia adalah kenyataan posisi silang Indonesia dari berbagai

11
aspek yaitu ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam. Di
samping itu, dalam merumuskan strategi perlu pula memperhatikan
kondisi sosial, budaya, penduduk, SDA, lingkungan regional maupun
internasional.
2.5 Arah dan Sasaran Wawasan Nusantara
1) Arah pandang ke Dalam
Arah pandang ke dalam bertujuan menjamin perwujudan persatuan
kesatuan segenap aspek kehidupan nasional, baik aspek alamiah maupun
bangsa aspek sosial. Arah pandang ke dalam mengandung arti bahwa
bangsa Indonesia harus peka dan berusaha untuk mencegah dan mengatasi
sedini mungkin faktor-faktor penyebab timbulnya disintegrasinya bangsa
dan harus mengupayakan tetap terbina dan terpilihnya persatuan dan
kesatuan dalam kebinekaan.
2) Arah pandang ke Luar
Arah pandang luar ditujukan demi terjaminnya kepentingan nasional
dalam dunia yang serba berubah maupun kehidupan dalam negeri serta
dalam melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial, serta kerja sama dan saling hormat
menghormati. Arah pandangan ke luar mengandung arti bahwa dalam
kehidupan internasionalnya, bangsa Indonesia harus berusaha
mengamankan kepentingan nasionalnya dalam semua aspek kehidupan,
baik politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan dan keamanan
demi tercapainya tujuan nasional sesuai dengan yang tertera pada
pembukaan UUD 1945.
2.6 Implementasi Wawasan Nusantara
Penerapan Wawasan Nusantara harus tercermin pada pola pikir, pola sikap
dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan negara.
1) Implementasi dalam kehidupan politik, adalah menciptakan iklim
penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis, mewujudkan
pemerintahan yang kuat, aspiratif, dipercaya.

12
2) Implementasi dalam kehidupan ekonomi, adalah menciptakan tatanan
ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata dan adil.
3) Implementasi dalam kehidupan sosial budaya, adalah menciptakan sikap
batiniah dan lahiriah yang mengakui, menerima dan menghormati segala
bentuk perbedaan sebagai kenyataan yang hidup di sekitarnya dan
merupakan karunia Sang Pencipta.
4) Implementasi dalam kehidupan pertahanan dan keamanan, adalah
menumbuhkan kesadaran cinta tanah air dan membentuk sikap bela
negara pada setiap WNI
2.7 Tantangan Implementasi
1) Pemberdayaan masyarakat Kondisi pembangunan nasional secara
menyeluruh belum merata sehingga menimbulkan keterbelakangan,
kemiskinan, dan kesenjangan sosial di masyarakat. Hal ini dapat
merupakan ancaman bagi tetap tegak dan utuhnya NKRI.
2) Globalisasi Perkembangan IPTEK khususnya dibidang teknologi
informasi, komunikasi, dan transportasi mempengaruhi pola piker bangsa
Indonesia bahwa dunia menjadi transparan tanpa mengenal batas negara.
Dalam tingkat kwalitas sumber daya manusia di Indonesia yang masih
terbatas, pemahaman tersebut merupakan ancaman bagi persatuan dan
kesatuan.
3) Era baru kapitalisme Era baru kapitalisme diterapkan oleh negara-negara
kapitalis dengan terus berusaha mempertahankan eksistensinya di bidang
ekonomi dengan menekan negara-negara berkembang melalui isu global
yang mencakup demokrasi, hak asasi manusia, dan lingkungan hidup
demi kepentingan mereka. Hal ini dapat meruntuhkan sikap, pendirian
dan kesadaran bangsa Indonesia terhadap nilai-nilai falsafah Pancasila
dan rasa kebangsaan.
4) Kesadaran warga negara
a. Pandangan Indonesia tentang Hak dan Kewajiban Manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. Hak dan
kewajiban dapat dibedakan namun tidak dapat dipisahkan.

13
b. Kesadaran bela negara Dalam mengisi kemerdekaan perjuangan yang
dilakukan adalah perjuangan non fisik untuk memerangi
keterbelakangan, kemiskinan, kesenjangan sosial, memberantas KKN,
menguasai Iptek, meningkatkan kualitas SDM, transparan dan
memelihara persatuan. Dalam perjuangan non fisik, kesadaran bela
negara mengalami penurunan yang tajam dibandingkan pada
perjuangan fisik.
2.8 Peran Warga Negara Dalam Wawasan Nusantara
Peran serta dalam penerapan asas-asas wawasan nusantara dalam tata
kehidupan nasional memerlukan kesamaan pola pikir, pola sikap, dan pola
tindak dalam seluruh proses penyelenggaraan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara dalam mengisi pembangunan. Peran serta warga Negara dalam
penerapan wawasan kebangsaan diantaranya adalah sebagai berikut
1. Menjaga terjalinnya persatuan dan kesatuan
Berusaha senantiasa menjaga harmoni dimasyarakat demi keutuhan negara
Kesatuan Republik Indonesia
2. Menanamkan rasa cinta tanah air
Sedari dini, menananamkan rasa bangga dan cinta tanah air
3. Bersikap patriotisme dan nasionalisme
Memiliki rasa rela berkorban demi negara. Baik berkorban waktu, pikiran,
dll
4. Menghargai perbedaan yang ada
Indonesia dikaruniai banyak perbedaan. Untuk itu kita harus mampu
menghargai perbedaan tersebut agar terhindar dari konflik
5. Melestarikan budaya bangsa
Banyaknya budaya yang ada di Indonesia, sudah sepatutnya mendapat
perhatian khusus. Agar budaya tersebut senantiasa lestari dan tidak cepat
punah
6. Pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat
Sebagaimana tercantum dalam sila ke empat. Pengambilan keputusan juga
harus memikirkan kepentingan banyak orang
7. Aktif dalam kegiatan bakti sosial

14
Bakti sosial adalah salah satu implementasi yang paling sederhana yyang
bisa kita terapkan dimana saja
8. Memelihara tradisi gotong royong
Tradisi Gotong royong sudah ada sejak zaman nenek moyang kita,
sayangnya, zaman sekarang sudah tidak banyak lagi yang melakukan.
Untuk itu, mari kita lestarikan gotong royong
9. Menggunakan produk dalam negri
Manfaat menggunakan produk dalam negri ialah, ikut mendukung
perekonomian nasional.

Adapun peranan siswa dalam mendukung implementasi wawasan nusantara


adalah sebagai berikut.
1. Mendukung persatuan bangsa.
2. Berkemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan individu atau golongan.
4. Mendukung upaya untuk mewujudkan suatu keadilan sosial dalam
masyarakat.
5. Mempunyai kemampuan berfikir, bersikap rasional, dan dinamis,
berpandangan luas sebagai intelektual.
6. Mempunyai wawasan kesadaran berbangsa dan bernegara untuk membela
negara yang dilandasi oleh rasa cinta tanah air.
7. Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
8. Memanfaatkan secara aktif ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk
kepentingan kemanusiaan, berbangsa dan bernegara.
9. Mewujudkan kepentingan nasional.
10. Memelihara dan memperbaiki demokrasi
11. Mengembangkan IPTEK yang dilandasi iman dan takwa.
12. Menciptakan kerukunan umat beragama.
13. Memiliki informasi dan perhatian terhadap kebutuhan-kebutuhan
masyarakat.

15
14. Menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan.
15. Menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar.
16. Merubah budaya negatif yang dapat menciptakan perselisihan.
17. Mengembangkan kehidupan masyarakat menuju ke arah yang lebih baik.
18. Memelihara nilai-nilai positif (hidup rukun, gotong-royong, dll) dalam
masyarakat.
2.9 Asas Wawasan Nusantara
Asas Wawasan Nusantara merupakan ketentuan-ketentuan atau kaidahkaidah
dasar yang harus dipatuhi, ditaati, dipelihara, dan diciptakan demi tetap taat dan
setianya komponen pembentuk bangsa Indonesia (suku bangsa atau golongan)
terhadap kesepakatan bersama.
Harus disadari bahwa jika asas wawasan nusantara diabaikan, komponen
pembentuk kesepakatan bersama akan melanggar kesepakatan bersama tersebut, yang
berarti bahwa tercerai-berainya bangsa dan negara Indonesia.
Asas wawasan nusantara terdiri atas: kepentingan yang bersama, tujuan yang
sama, keadilan, kejujuran, solidaritas, kerjasama, dan kesetiaan terhadap ikrar atau
kesepakatan bersama demi terpeliharanya persatuan dan kesatuan dalam
kebhinekaan.

16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Wawasan Nusantara sebagai pandangan bangsa Indonesia yang dibangun
atas pandangan geopolitik bangsa terhadap lingkungan tempat tinggalnya
secara keseluruhan. Konsep Wawasan Nusantara yang berdasarkan segi
historis dan geografis sosial budaya menegaskan bahwa Indonesia dengan
kebhinekaannya adalah satu kesatuan yang saling terpaut. Sebagai landasan
Visional, Wawasan Nusantara berperan penting dalam mewujudkan tujuan
bangsa dalam pembangunan Nasional.
Dengan adannya wawasan nusantara kita dapat mempererat rasa persatuan
di antara penduduk Indonesia yang saling berbhineka tunggal ika. Wawasan
nasional bangsa Indonesia adalah wawasan nusantara yang merupakan
pedoman bagi proses pembangunan nasional menuju tujuan nasional.
sedangkan ketahanan nasional merupakan kondisi yang harus diwujudkan agar
proses pencapaian tujuan nasional tersebut dapat berjalan dengan sukses. Oleh
karena itu diperlukan suatu konsepsi ketahanan nasional yang sesuai dengan
karakteristik Indonesia.
3.2 Saran
Sebagai warga negara yang bertanggung jawab, sebaiknya kita selalu
mengimplementasikan implementasi wawasan nusantara ini dalam kehidupan
sehari-hari, selalu peka terhadap tantangan dari implementasi ini dan bisa
melawan tantangan yang ada dengan selalu menerapkan peran kita sebagai
warga negara dalam menjaga keutuhan nusantara. Peran warga negara juga
selalu diperkuat dengan asas-asas dari wawasan nusantara. Sehingga persatuan
dan kesatuan warga negara dalam menerapkan peran dalm wawasan nusantara
semakin kokoh.

17
DAFTAR PUSTAKA

Astawa, I Putu Ari. 2017. WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK


DI INDONESIA. Universitas Udayana:Bali.
Gesmi, Irwan dan Eliwon Feriyanus. 2018. Pendidikan Kewarganegaraan. Myria
Publisher:Ponorogo.

Herujayasingha. 2019. Peran Warga Negara Mendukung Implementasi Wawasan


Nusantara. Rarancak.blogspot.
Sulisworo, Dwi, Tri Wahyuningsi h dan Baehaqi Arif. 2012. Geopolitik
Indonesia. Universitas Ahmad Dahlan.

18

Anda mungkin juga menyukai