Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

WAWASAN NUSANTARA

DIBUAT DAN DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

DOSEN PENGAMPU : Aziwarti, S.H., M.Hum.

Disusun oleh :

Kelompok 9

1. Hania Mukhrima (2010932046)

2. Mahfuzatul Khairiah (2011121007)

3. Muhammad Irfan Harahap (2010933030)

UNIVERSITAS ANDALAS

2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah Pendidikan Kewarganegaraan tentang “Wawasan Nusantara” ini dengan
baik meskipun banyak kekurangan didalamnnya. Kami juga berterima kasih kepada
Ibu Aziwarti, S.H., M.Hum selaku dosen Pendidikan Kewarganegaraan yang telah
memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kami mengenai
Wawasan Nusantara.

Semoga makalah yang sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenaan dan kami sangat memohon
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini diwaktu yang akan
datang.

18 April 2021

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2

1.3 Tujuan .......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

2.1 Pengertian Wawasan Nusantara ................................................................ 3

2.2 Fungsi Wawasan Nusantara ....................................................................... 4

2.3 Tujuan Wawasan Nusantara ...................................................................... 4

2.4 Kedudukan Wawasan Nusantara .............................................................. 4

2.5 Hakikat Wawasan Nusantara .................................................................... 5

2.6 Unsur Wawasan Nusantara ........................................................................ 5

2.7 Latar Belakang Wawasan Nusantara........................................................ 6

2.8 Implementasi Wawasan Nusantara ........................................................... 7

BAB III PENUTUP ............................................................................................... 8

3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 8

3.2 Saran ............................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wawasan nusantara merupakan wawasan nasional (national outlook)
bangsa Indonesia yang selanjutnya dapat disingkat wasantara. Wawasan nasional
merupakan cara pandang bangsa terhadap diri dan lingkungan tempat hidup bangsa
yang bersangkutan. Cara bangsa memandang diri dan lingkungannya tersebut
sangat mempengaruhi keberlangsungan dan keberhasilan bangsa itu menuju
tujuannya. Bagi bangsa Indonesia, wawasan nusantara telah menjadi cara pandang
sekaligus konsepsi berbangsa dan bernegara. Ia menjadi landasan visional bangsa
Indonesia. Konsepsi wawasan nusantara, sejak dicetuskan melalui Deklarasi
Djuanda tahun 1957 sampai sekarang mengalami dinamika yang terus tumbuh
dalam praktek kehidupan bernegara.

Secara umum terdapat empat aspek yang melatarbelakangi wawasan


nusantara, yaitu :

1. Falsafah dasar negara yaitu pancasila. Nilai – nilai yang terkandung dalam
pancasila tentu akan mempengaruhi wawasan nusantara. Atau cara pandang dan
pemahaman terhadap unsur – unsur yang ada pada suatu negara.

2. Aspek kewilayahan nusantara merupakan salah satu aspek yang mendasari dan
membentuk wawasan nusantara di Indonesia. Indonesia mempunyai sumber daya
alam yang banyak. Oleh karena itu, Indonesia tidak memiliki kelangkaan sumber
daya alam yang tidak terbarukan.

3. Apek sosial budaya. Indonesia kaya akan budaya yang memiliki ratusan suku dan
budaya yang tinggal dibawah atap Negara Kesatuan Republik Indonesia.

4. Aspek sejarah yang sangat berwarna dimulai dari zaman kerajaan, penajajahan
bangsa Eropa, perjuangan kemerdekaan, hingga zaman pasca kemerdekaan yaitu
masa saat sekarang ini. Pengalaman sejarah memberikan pemahaman kepada
masyarakat Indonesia bahwa sangat berbahaya jika kita terpecah – pecah. Akan
sangat mudah bagi bangsa lain untuk memecah belah dan menguasai satu per satu.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian wawasan nusantara?
2. Apa fungsi wawasan nusantara?
3. Apa tujuan wawasan nusantara?
4. Bagaimana kedudukan wawasan nusantara?
5. Apa hakikat wawasan nusantara?
6. Apa saja unsur wawasan nusantara?
7. Bagaimana latar belakang konsepsi wawasan nusantara?
8. Bagaimana implementasi wawasan nusantara?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa dan bagaimana wawasan nusantara serta
implementasi dari wawasan nusantara.
2. Untuk menyelesaikan tugas pendidikan kewarganegaraan.

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara bisa dibedakan dalam dua pengertian, yakni pengertian
etimologis dan pengertian terminologi. Secara etimologi, kata wawasan nusantara
berasal dari dua kata wawasan dan nusantara. Wawasan dari kata wawas (bahasa
Jawa) yang artinya pandangan. Sementara kata nusantara merupakan gabungan kata
“nusa” berarti dari kata nesos yang dapat berarti semenanjung, bahkan suatu
bangsa. Merujuk pada pernyataan tersebut, maka kata “nusa” juga mempunyai
kesamaan arti dengan kata nation dalam bahasa Inggris yang berarti bangsa. Bisa
ditafsirkan bahwa kata nusa dapat memiliki dua arti yaitu kepulauan dan bangsa.

Kata kedua yaitu “antara” memiliki padanan dalam bahasa Latin, in dan
terra yang berarti antara atau dalam suatu kelompok. “Antara” juga mempunyai
makna yang sama dengan kata inter dalam bahasa Inggris yang berarti antar (antara)
dan relasi. Sedangkan dalam bahasa Sanskerta, kata “antara” dapat diartikan
sebagai laut, seberang, atau luar, bisa ditafsirkan bahwa kata “antara” emmpunyai
makna antar (antara), relasi, seberang, atau laut. Dari penjabaran diatas,
penggabungan kata “nusa” dan “antara” menjadi kata “nusantara” dapat diartikan
sebagai kepulauan yang diantara laut atau bangsa – bangsa yang dihubungkan oleh
laut.

Kata nusantara sendiri secara historis bermula dari Sumpah Papala dari
Patih Gajah Mada yang diucapkan dalam upacara pengangkatannya sebagai
Mahapatih di Kerjaan Majapahit tahun 1336 M, tertulis di dalam Kitab Paraton.
Penamaan nusantara berdasarkan sudut pandang Majapahit (Jawa), mengingat pada
waktu itu belum ada sebutan yang cocok untuk menyebut seleuruh kepulauan yang
sekarang bernama Indonesia dan juga Malaysia. Nusantara pada waktu itu diartikan
pulau – pulau di luar Majapahit (Jawa). Dalam kitab Negarakertagama karangan
Empu Tantular, arti nusantara ialah pulau – pulau di luar Jawa dengan Majapahit
sebagai ibu kotanya.

3
Secara terminologis, wawasan nusantara merupakan pandangan bangsa
Indonesia terhadap lingkungan tempat berada termasuk diri bangsa Indonesia itu
sendiri.

2.2 Fungsi Wawasan Nusantara


Fungsi wawasan nusantara antara lain sebagai pedoman, motivasi,
dorongan, serta rambu – rambu dalam menentukan kebijaksanaan, keputusan,
tindakan, dan perbuatan bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah
maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.

2.3 Tujuan Wawasan Nusantara


Wawasan nusantara bertujuwan mewujudkan nasionalisme tinggi disegala
aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional
daripada kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa atau daerah
(kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa atau daerah tetap dihargai
selama tidak bertentangan dengan kepentingan nasional atau kepentingan
masyarakat banyak).

Tujuan wawasan nusantara adalah :

1. Tujuan ke dalam mewujudkan kesatuan dalam segenap aspek kehidupan


nasional yaitu aspek alamiah dan aspek sosial.

2. Tujuan keluar pada lingkungan bangsa dan negara yang mengelilingi


Indonesia ialah ikut serta mewujudkan ketertiban dan perdamaian dunia
berdasarkan kemerdekaan keadilan sosial dan perdamian abadi.

3. Wawasan nasional Indonesia.

2.4 Kedudukan Wawasan Nusantara


Wawasan Nusantara sebagai wawasan nasional bangsa Indonesia
merupakan ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat
agar tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan dalam upaya
mencapai dan mewujudkan cita – cita dan tujuan nasional.
Wawasan Nusantara dalam paradigma nasional secara struktural dan
fungsional mewujudkan keterkaitan hierarki piramida dan secara

4
instrumental mendasari kehidupan nasional yang berdimensi
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

2.5 Hakikat Wawasan Nusantara


Untuk membangun semangat kebangsaan dan cinta tanah air, meskipun
tampak bahwa Indonesia itu terdiri dari banyak pulau dengan lautan yang luas, kita
memandang wilayah Indonesia itu tetap merupakan satu kesatuan, sebagai satu
wilayah. Meskipun juga tampak bahwa bangsa Indonesia itu terdiri dari beragam
suku dengan latar belakang uang berbeda, kita juga harus memandang bangsa
Indonesia itu merupakan satu kesatuan, sebagai suatu bangsa.

Bangsa Indonesia memandang wilayah bangsa yang ada di dalamnya


sebagai satu kesatuan. Itulah esensi atau hakikat dari wawasan nusantara. Hakikat
atau esensi wawasan nusantara adalah “persatuan bangsa dan kesatuan wilayah”.
Sesuai rumusan wawasan nusantara dalam GBHN 1998 “Wawasan Nusantara
adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya,
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah
dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara”.

2.6 Unsur Wawasan Nusantara


Unsur dasar wawasan nusantara :

• Wadah (Countour) : wadah kehidupan bermasyarakat berbangsa dan


bernegara meliputi seluruh wilayah Indonesia yang memiliki sifat
serba nusantara dengan kekayaan alam dan penduduk serta aneka
ragam budaya.
• Isi (Content) : aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita
– cita serta tujuan nasional yang terdapat dalam pembukaan UUD
1945.
• Tata laku (Conduct) :
➢ Tata laku batiniah yaitu mencerminkan jiwa, semangat dan
mentalitas yang baik dari bangsa Indonesia.
➢ Tata laku lahiriah yaitu tercermin dalam tindakan perbuatan
dan perilaku bangsa Indonesia.

5
2.7 Latar Belakang Wawasan Nusantara
Ada sumber historis (sejarah), sosiologis, dan politis terkait dengan
munculnya konsep wawasan nusantara. Sumber – sumber itu melatarbelakangi
berkembangnya konsepsi wawasan nusantara.

a. Latar belakang historis wawasan nusantara


Bermula dari Perdana Menteri Ir. H. Djuanda Kartawidjaja tanggal 13
Desember 1957 mengeluarkan deklarasi yang dikenal sebagai deklarasi
Djuanda. Isi deklarasi bahwa lebar laut teritorial Indonesia 12 mil yang
dihitung dari garis yang menghubungkan pulau terluar Indonesia. Dengan
garis teritorial yang baru ini wilayah Indonesia menjadi satu kesatuan
wilayah. Laut di antara pulau bukan lagi sebagai pemisah, karena tidak lagi
laut bebas, tetapi sebagai penghubung pulau.
Konsepsi wawasan nusantara semakin kuat setelah adanya keputusan politik
negara yang dimasukannya ke dalam Pasal 25 A UUD NRI 1945. Tidak
hanya melalui peraturan perundangan nasional, bangsa Indonesia
memperjuangkan konsepsi wawasan nusantara berdasar Deklarasi Djuanda
ini ke forum internasional agar mendapatkan pengakuan bangsa lain atau
masyarakat internasional.
b. Latar belakang sosiologis wawasan nusantara
Dalam rumusan GBHN 1998 dikatakan wawasan nusantara adalah cara
pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya,
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan
wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Berdasarkan kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia,
wawasan nusantara yang pada awalnya berpandangan akan “kesatuan atau
keutuhan wilayah” diperluas lagi sebagai pandangan akan “persatuan
bangsa”. Semangat kebangsaan telah dirintis melalui peristiwa Kebangkitan
Nasional 20 Mei 1908, ditegaskan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928,
dan berhasil diwujudkan dengan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus
1945.
Hal di atas, keadaan sosiologis masyarakat Indonesia dan juga
keberlangsungan penjajahan yang memecah belah bangsa, telah

6
meletarbelakangi tumbuhnya semangat dan tekad orang – orang di wilayah
nusantara ini untuk bersatu dalam satu nasionalitas, satu kebangsaan.
c. Latar belakang politis wawasan nusantara
Wawasan nusantara pada dasarnya adalah pandangan geoplitik. Geopolitik
didefinisikan secara tradisional sebagai studi tentang “pengaruh faktor
geografis pada tindakan politik”. Geopolitik dimaknai sebagai ilmu
penyelenggaraan negara yang setiap kebijakannya dikaitkan dengan
masalah geografi wilayah atau tempat tinggl suatu bangsa. Geopolitik
adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara faktor – faktor geografi,
strategi, dan politik suatu negara. Pandangan tentang wilayah, letak, dan
geografi suatu negara akan mempengaruhi kebijakan atau politik negara
yang bersangkutan.

2.8 Implementasi Wawasan Nusantara


Penerapan wawasan nusantara harus tercermin pada pola pikir, pola sikap,
dan pola tindakan yang senantiasa mendahulukan kepentingan negara.

❖ Implementasi dalam kehidupan politik : menciptakan iklim yang


menyelenggarakan negara yang sehat dan dinamis, mewujudkan
pemerintahan yang kuat, aspiratif, dan dipercaya.
❖ Impelementasi dalam kehidupan ekonomi : menciptakan tatanan ekonomi
yang benar – benar menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan
dan kemakmuran rakyat secara merata dan adil.
❖ Impelementasi dalam kehidupan sosial budaya : menciptakan sikap batiniah
dan lahirniah yang mengakui, menerima, dan menghormati segala bentuk
perbedaan sebagai kenyataan yang hidup disekitarnya dan merupakan
karunia sang pencipta.
❖ Implementasi dalam kehidupan pertahanan dan keamanan : menumbuhkan
kesadaran cinta tanah air dan membentuk sikap bela negara pada setiap
WNI.

7
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Wawasan nusantara bermula dari wawasan kewilayahan dengan
dicetuskannya Deklarasi Djuanda tanggal 13 Desember 1957. Inti dari
deklarasi itu adalah segala perairan di sekitar, di antara, dan yang
menghubungkan pulau – pulau yang termasuk negara Indonesia
dengan tidak memandang luas atau lebarnya adalah bagian – bagian
yang wajar daripada wilayah daratan negara Indonesia.
2. Wawasan nusantara sebagai konsepsi kewilayahan selanjutnya
dikembangkan sebagai konsepsi politik kenegaraan sebagai cara
pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungan tempat
tinggalnya sebagai satu kesatuan wilayah dan persatuan bangsa.
3. Fungsi wawasan nusantara antara lain sebagai pedoman, motivasi,
dorongan, serta rambu – rambu dalam menentukan kebijaksanaan,
keputusan, tindakan, dan perbuatan bagi penyelenggara negara di
tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
4. Wawasan nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme tinggi
disegala aspek kehidupan rakyat Indonesia.

3.2 Saran
Sebaiknya bagi Warga Negara Indonesia yang baik kita harus bisa paham
dan mengerti mengenai wawasan nusantara, apa saja yang termasuk ke dalam
wawasan nusantara, dan bagaimana cara akan tetap mempertahankan persatuan.

8
DAFTAR PUSTAKA
Budi, Santoso, dkk. 2005, Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Pustaka Utama.

Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan Kewarganegaraan.

Kansil, Cristine, dkk. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi.


Tangerang Selatan : OPAC PKN STAN.

Sartini, dkk. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi.


Yogyakarta : Paradigma

Anda mungkin juga menyukai