Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PERKEMBAGAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU

DISUSUN OLEH :

1. Gusti Ayu Komang Vika Patrisia Apsari(20103022)


2. Ni Wayan Eka Noviyanti (20103018)
3. Ni Luh Made Widya Lestari (20103008)

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


STMIK STIKOM INDONESIA
DENPASAR
DESEMBER 2021
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karna berkat rahmat-Nyalah penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ PERKEMBANGAN
PENDIDIKAN AGAMA HINDU” tepat pada waktunya
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah
ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan dosen, teman-taman
serta orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Penulis sadar bahwa makalah
ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sangat penulis harapkan.

ii
DAFTAR ISI

]
KATA PENGANTAR................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
BAB 1..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................................3
BAB II.........................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................4
1. Definisi kata agama dan jelaskan pula pengertian agama Hindu................................................4
2. Agama Hindu disebut Dharma.......................................................................................................4
3. Fungsi Agama Hindu.......................................................................................................................5
4. Tujuan Dari Agama Hindu.............................................................................................................5
5. Sloka-sloka dan Mantram yang dinyatakan dalam Veda.............................................................6
6. Pendidikan Agama hindu Wajib diberikan di Setiap Jenjang Pendidikan.................................9
7. Pasal-pasal mengenai Pentingnya Pendidikn Agama Hindu......................................................10
8. Perkembangan Pendidikan Agama Hindu ditinjau dari aspek Historis dan Sosiologis dalam
Membangun Basis Kepribadian Humanis...................................................................................11
9. Perkembangan Pendidikan Agama Hindu ditinjau dari Aspek Politik dan Filosofis dalam
Membangun Basis Kepribadian Humanis...................................................................................13
10. Orang Yang Hanya Tahu Agama Belum Dapat Dikatakan Bahwa Mereka Sudah Beragama
13
11. Keberagamaan itu Diibaratkan sebagai Benteng yang Kokoh.................................................14
12. Ciri-ciri Keberagamaan Seseorang Yang Mereka Cerminkan Dalam Hidup Kesehariannya
14
BAB III.................................................................................................................................................16
PENUTUP............................................................................................................................................16
A. Kesimpulan....................................................................................................................................16
B. Saran...............................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................18

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagaimana diketahui bahwa pendidikan agama Hindu adalah pendidikan


yang menuju kepada pembentukan manusia seutuhnya, yaitu sehat dan sejahtera lahir
batin, atau pencapaian kondisi yang serasi, selaras, seimbang, dan harmonis antara
jasmani dan rohani, lahir dan batin serta dunia dan akhirat, yang di dalam agama
Hindu disebut moksartham jagadhita. Tujuan pendidikan mengacu juga kepada tujuan
politik ideologi bangsa, sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945. Sistem Pendidikan Nasional telah merumuskan dasar, fungsi,
dan tujuan pendidikan, yaitu pendidikan yang didasarkan pada Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945. Fungsinya adalah mengembangkan kemajuan serta
meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya
mewujudkan tujuan nasional.
Sedangkan tujuannya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan
dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Rumusan ini
merupakan penjabaran dari politik ideologi nasional ke dalam sektor pendidikan. Pada
dasarnya pembangunan dalam sektor pendidikan adalah aspek dari pembangunan
politik bangsa, yang tidak lain sebagai konsistensi antara arah politik dengan cetak
biru pembangunan bangsa yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 (Tilaar, 2003:161). Dengan demikian, masyarakat modern adalah masyarakat
yang mengacu pada kualitas dalam segala aspek kehidupan, yaitu kualitas yang sesuai
dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Berdasarkan hal itu juga, pendidikan Agama Hindu dalam mendukung tujuan
nasional hendaknya memperioritaskan kepada peningkatkan kualitas pendidikan itu
sendiri sejalan dengan paradigma pendidikan masa depan. Pemberian prioritas ini
sangat berkaitan dengan peningkatan kualitas sistem pendidikan itu sendiri dan
memberi kesempatan kepada setiap orang untuk mengembangkan minat, bakat dan
potensinya sesuai dengan kemampuannya. Oleh karena itu, pendidikan merupakan

iv
landasan utama bagi tumbuhnya tingkat pengetahuan dan penghayatan serta rasa
keagamaan yang mantap. Usaha ini tentu saja harus mendapat perhatian utama dalam
dunia pendidikan yang dilandasi oleh ajaran agama sebagaimana dinyatakan dalam
kitab Veda.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskanlah definisi kata agama dan jelaskan pula pengertian agama Hindu?
2. Mengapa agama Hindu disebut juga Dharma?
3. Jelaskanlah fungsi agama Hindu?
4. Jelaskanlah tujuan agama Hindu?
5. Sebutkanlah sloka-sloka atau mantram yang dinyatakan dalam Vedayang
berkaitan dengan fungsi dan tujuan agama Hindu masing-masing minimal 10
(sepuluh) sloka?
6. Kenapa pendidikan agama, dan salah satunya adalah pendidikan agama Hindu,
wajib hukumnya diberikan di setiapjenjang dan jenis pendidikan itu?
7. Sebutkanlah bunyi pasal-pasal yang menyatakan mengenaipentingnya
pendidikan agama yang harus diberikan pada setiapjenjang dan jenis
pendidikan itu?
8. Jelaskanlah perkembangan pendidikan agama Hindu ditinjau dari
aspekhistoris dan sosiologis dalam membangun basis kepribadian humanis?
9. Jelaskan pula perkembangan pendidikan agama Hindu ditinjau dari
aspekpolitik dan filosofis dalam membangun basis kepribadian humanis?
10. Kenapa orang yang hanya tahu agama belum dapat dikatakanbahwa mereka
sudah beragama?
11. Kenapa keberagamaan itu diibaratkan sebagai benteng yang yang kokoh?
12. Sebutkanlah ciri-ciri keberagamaan seseorang yang harus mereka cerminkan
dalam hidup kesehariannya?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dan definisi agama hindu
2. Mengetahui mengapa agama hindu disebut darma
3. Mengetahui fungsi agama hindu
4. Mengetahui tujuan dari agama hindu
5. Mengetahui sloka-sloka atau mantram yang dinyatakan dalam Veda
v
6. Mengetahui kenapa pendidikan agama hindu wajib diberikan di setiap jenjang
pendidikan
7. Mengetahui pasal-pasal mengenai pentingnya pendidikn agama hindu
8. Mengetahui perkembangan pendidikan agama Hindu ditinjau dari
aspekhistoris dan sosiologis dalam membangun basis kepribadian humanis
9. Mengetahui perkembangan pendidikan agama Hindu ditinjau dari aspekpolitik
dan filosofis dalam membangun basis kepribadian humanis
10. Mengetahui mengapa orang yang hanya tahu agama belum dapat
dikatakanbahwa mereka sudah beragama
11. Mengetahui mengapa keberagamaan itu diibaratkan sebagai benteng yang
yang kokoh
12. Mengetahui ciri-ciri keberagamaan seseorang yang mereka cerminkan dalam
hidup kesehariannya

vi
BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi kata agama dan jelaskan pula pengertian agama Hindu


Kata Agama berasal dari Bahasa Sanskerta yaitu “āgama” yang memiliki arti
“tradisi”, kata “A” yang memiliki arti “tidak”, dan kata “Gama”yang berarti
“Kacau”. Agama berarti suatu sistem yang mengatur tentang tatanan kepercayaan
dan cara pemujaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dapat disimpulkan bahwa
agama merupakan tata aturan yang dapat menjauhkan manusia dari kekecauan dan
mengantarkan manusia menuju kedamaian. Agama merupakan keyakinan bahwa
alam semesta dikuasi oleh Tuhan, di dalam agama percaya terhadap berbagai
makhluk spiritual seperti roh dan jiwa yang memiliki peran penting di dalam
kehidupan. Djohan dalam buku Pluarisme dan Kebebasan Beragama menyatakan :
“Agama tidak hanya mengajarkan tentang apa-apa yang harus di Imani dan
ibadah-ibadah yang harus dilaksanakan tetapi juga mengajarkan tentang nilai-nilai
yang harus dipatuhi dalam kehidupan manusia, baik sebagai individu maupun
sebagai makhluk sosial, dan memiliki relevansi dengan usaha pengembangan etika
sosial.”
2. Agama Hindu disebut Dharma
Dharma berasal dari Bahasa sankerta yang artinya kewajiban, aturan, dan
kebenaran. Agama Hindu disebut sebagai Dharma karena Agama Hindu
merupakan agama tertua yang telah hidup dan berkembang di dunia yang
mengandung banyak ilmu pengetahuan di dalamnya, baik pengetahuan tentang
materi maupun pengetahuan tentang rohani. Dalam Agama Hindu terdapat kitab
suci yaitu Weda, Weda mengandung ajaran-ajaran dan aturan-aturan suci yang
memelihara dan menuntun manusia untuk mencapai kesempurnaan dalam hidup.
Umat Hindu menyebut agama Hindu sebagai Sanātana-dharma yang berarti
“Dharma abadi” atau “kebenaran yang abadi” yang akan menuntun umatNya ke
jalan yang benar sesuai dengan Dharma atau kebenaran.

vii
3. Fungsi Agama Hindu
Fungsi Agama Hindu yaitu untuk membangun karakter manusia, dari segi moral,
etika, dan spiritual yang dikembangkan pada sikap hidup dalam kesehariannya
sehingga tujuan hidupnya dapat tercapai. Tujuan hidup yang dimaksud yaitu untuk
mendapatkan ketenangan dan kedamaian di dunia dan juga di akhirat. Fungsi
Agama Hindu yang lainnya yaitu sebagai pengontrol mental serta spiritual
manusia dengan harapan agar umatNya senantiasa menjalankan fungsi dan
perannya berlandaskan kepada etika dan moral agama sesuai dengan yang
diajarkan dalam kitab suci Weda. Agama Hindu selalu berlandaskan pada Dharma
atau kebajikan yang akan menuntun umatNya ke jalan yang benar menuju
kedamaian abadi serta mendekatkan dengan Sang Pencipta yaitu Tuhan Yang
Maha Esa.
4. Tujuan Dari Agama Hindu
Tujuan Agama Hindu telah disebutkan di dalam Kitab Suci Weda, tepatnya di
dalam sloka “Mokshartam Jagadhita Ya Ca Iti Dharmah” yang memiliki arti
bahwa tujuan dari Agama Hindu atau Dharma adalah untuk mencapai moksa
(kebahagian secara lahir dan batin). Semua ajaran Dharma di dalam Agama Hindu
memiliki tujuan untuk mengantarkan umatNya untuk mencapai kehidupan yang
sejahtera di dunia dan kebahagian rohani di akhirat kelak (moksa). Tujuan ini
secara rinci disebutkan di dalam Catur Purusa Artha, yaitu 4 tujuan hidup
manusia. Yang terdiri dari Dharma (kebaikan), Artha (kekayaan), Kama (nafsu),
dan Moksa (kebebasan akan ikatan duniawi). Tujuan hidup yang berjenjang di
dalam Catur Purusa Artha akan menjadikan kita sebagai manusia yang berguna
bagi sesama, membuat kita hidup layaknya manusia dengan tujuan akhir yang
tentu saja moksa yang ingin dicapai sebagai tujuan akhir dari kehidupan sebagai
manusia dan umat beragama.

viii
5. Sloka-sloka dan Mantram yang dinyatakan dalam Veda
sloka-sloka atau mantram yang dinyatakan dalam Veda yang berkaitan dengan fungsi
dan tujuan agama Hindu.
Tujuan Agama Hindu yang dirumuskan sejak Weda mulai diwahyukan adalah :
1) “Moksartham Jagadhitaya ca iti Dharma” artinya tujuan dari Agama Hindu
adalah untuk mencapai moksa (kebahagiaan secara lahir dan batin)

2) Bhagavadgita (VI.37) menyatakan "seseorang yang tidak mampu mengontrol


dirinya sendiri, walaupun ia memiliki Sraddha, apabila pikirannya
mengembara kemana-mana , jauh dari Yoga, apakah yang akhirnya akan
diperoleh wahai Krsna, tentunya gagal mencapai kesempurnaan di dalam
Yoga"

3) Bhagavadgita VII.22 yangdinyatakan sebagai berikut: "berpegang teguh pada


keyakinannya itu, mereka berbhakti melalui keyakinannya, daripadanya
memperoleh apa yang diharapkan mereka, yang sebenarnya akan terkabulkan
oleh-Ku"

4) kitab Bhagavadglta XVI.21, menyatakan: "Inilah tiga pintu gerbang menuju


neraka, jalan menuju jurang kehancuran diri, yaitu: nafsu (Kama), amarah
(Krodha), dan ambisi/serakah (Lobha), setiap orang harus meninggalkan sifat
ini. Ketiga sifat-sifat atau kecendrungan itu sering menjerumuskan umat
manusia pada kehancuran diri dan lingkungannya"

5) Bhagavadgita XVIII 65, secara tegas menyatakan: "berpikirlah tentang Aku


senantiasa jadilah penyembah-Ku, bersembahyang dan berdoa kepada-Ku,
dengan demikian, pasti engkau datang kepada-Ku. Aku berjanji demikian
kepadamu, karena engkau Aku sangat kasih"

6) Åg Veda VIII. 41-5. menyetakan:


“Yo dharta bhuvanam ya usranam apicya veda namani guhya, sa kavih kavya
puru rupam dyairiva pusyati.”
Terjemahannya:

ix
“Ia yang menjadi pendukung hidup, yang mengetahui nama-nama sinar pagi yang
penuh rahasia. Ia, penyanyi, pemelihara semua isi alam dengan kekuatan lagu-
Nya, bahkan langit sekali pun”

7) Rg Veda X. 25.1. menyatakan:


“Bhadraṁ no api vātaya mano dakṣaṁ uta kratum, adha te sakhye andhaso vi vo
made raṇam gāvo na yavase vivaksaṣe.”
Terjemahannya
“Berikanlah kami pikiran yang baik dan bahagia, berikanlah kami keterampilan
dan pengetahuan. Maka semoga manusia dalam persahabatan-Mu merasa
bahagia, ya Tuhan seperti sapi di padang rumput. Engkau yang Mahaagung”

8) Sloka Atharvaveda XX.18.3 Mengatakan Bahwa:


“Icchanti devah sunvantam
Na svapnaya sprhayanti.
Yanti pramadam atandrah”.

Terjemahan:
"Para dewa menyukai orang-orang yang bekerja keras. Para Dewa tidak menyukai
orang-orang yang gampang-gampangan dan bermalas-malas. Orang-orang
yang selalu waspada mencapai kebahagiaan yang agung".

9) Sloka Bhagavad Gita 18.61:


“Isvarah sarva-bhutanam hrd-dese’rjuna
tisthani
Bhramayan sarva –bhutani
Yantharudhanimayaya”
Terjemahan
“Tuhan Yang Maha Esa bersemayam dalamhati semua orang, wahai Arjuna, dan
Beliaumenggarahkan semua pengembaraanmahkluk hidup, yang duduk
seolah-olahpada sebuah mesin yang terbuat dari tenagamaterial”.

10) Bhagavad Gita sloka 10.8:


“Aham sarvasya prabhavo mattah sarvampravartate
x
Iti matva bhajate mam budha bhavasamanvitah”
Terjemahan
“Aku adalah sumber segala dunia rohani
dan segala dunia material, segala sesuatu bersandar dari-Ku. Orang yag
mngetahuikenyataan ini secara sempurna menekuni bhakti kepada-Ku dan
menyembah Kusepenuh hatinya”.

11) (Bhagavad Gita XV.12)


"yad aditya gatam tejo jagad bhāsayate khilam,
yac candramasi yac cagnau tat tejo widdhi
māmakam"
Terjemahan :
“Cahaya, yang menetap pada mataharimenerangi seluruh dunia, yang ada pada
bulandan dalam api, ketahuilah bahwa sinar ituadalah cahaya-Ku” (Pudja,
1999:365)

12) Sloka Bhagavadgita II. 48 Mengatakan Bahwa:


"Yoga-sthah kuru karmany
Sangam tyaktwa dhananjaya,
Siddhi-asiddhyoh samo
Bhutwa samatwam yoga ucyate".
Terjemahan:
"Mantapkanlah dalam yoga dan lakukanlah kegiatanmu, wahai Dananjaya
(Arjuna), lepaskanlah keterikatan dan tetap teguh baik dalam keberhasilan
maupun kegagalan, karena ketenangan pikiran itu disebut sebagai yoga".

13) Bhagavad Gita 3.42:


“Indriyāni parāny āhur indriyebyah param manah
Manasas tu parā buddhiryo buddheh paratas tu sah”
Terjemahan:
Indria-indria yang bekerja lebih halus daripada alam yang bersifat mati; pikiran
lebih halus daripada indria-indria; kecerdasan (Buddhi)lebih halus daripada
pikiran; dan dia (sang roh) lebih halus daripadakecerdasan.

xi
14) Bhagavad Gita 2.20:
“na jāyate mriyate vā kadācin
nāyam bhutva bhavita van a bhuyah
ajo nityah sāsvato’yam purano
na hanyate hanyamane sarire”
Terjemahan:
Tidak ada kelahiran maupun kematian bagi sang roh pada saat manapun. Doa
tidak diciptakan pada masa lampau, Ia tidak diciptakan pada masa sekarang,
dan dia tidak akan diciptakan pada masa yang akan datang. Dia tidak
dilahirkan, berada untuk selamanya dan bersifat abadi. Dia tidak terbunuh
apabila badan dibunuh.

15) Manawa Dharma Sastra. Buku II sloka 192) menyatakan: “Dengan


mengendalikan perbuatan, perkataan, panca indriadan pikiran maka ia itu
hendaknya berdiri dengan mencakupkan tangan serta memandang muka
Gurunya”

16) Pustaka Atharwa Weda menyebutkan :


“ Satyam brhad rtam ugram diksa, tapo Brahma Yadnya pratiwim dharayanti “
Terjemahan
Sebenarnya yang menyangga alam semesta ini sehingga menjadi ajeg adalah :
Satya (kebenaran), rtam (hukum alam), diksa (sarana), tapa (pengendalian
diri), brahma (orang-orang suci), dan yadnya (korban suci secara tulus ikhlas).

6. Pendidikan Agama hindu Wajib diberikan di Setiap Jenjang Pendidikan


Karena pendidikan Agama Hindu memiliki fungsi sebagai motivator dan
dinamisator yang dapat mendorong kreativitas pelajar/mahasiswa untuk berbuat
baik dan benar dalam mencapai tujuan hidup, sebagaimana dirumuskan di dalam
Veda yaitu “moksartham jagadhitaya ca iti dharma”, yang artinya bahwa dengan
memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Hindu, maka tujuan hidup
yaitu sejahtera lahir dan batin, dunia dan akhirat akan tercapai. Pendidikan agama
Hindu adalah pendidikan yang menuju kepada pembentukan manusia seutuhnya,
yaitu sehat dan sejahtera lahir batin, atau pencapaian kondisi yang serasi, selaras,
seimbang, dan harmonis antara jasmani dan rohani, lahir dan batin serta dunia dan

xii
akhirat, yang di dalam agama Hindu disebut moksartham jagadhita. Tujuan
pendidikan mengacu juga kepada tujuan politik ideologi bangsa, sebagaimana
diamanatkan dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Sistem
Pendidikan Nasional telah merumuskan dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan,
yaitu pendidikan yang didasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945. Fungsinya adalah mengembangkan kemajuan serta meningkatkan mutu
kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan
tujuan nasional.Karena demikian maka esensi dan urgensi peran pendidikan
agama Hindu di tingkat pendidikan tinggi dapat dikatakan bahwa betapa besar
fungsi agama Hindu ini dalam membangun karakter anak bangsa, terutama dari
segi etika, moral dan spiritualnya, yang dikembangkan dalam sikap hidup
kesehariannya, sehingga tujuan hidupnya tercapai. Pembelajaran pendidikan
agama Hindu di setiap jenjang pendidikan, para pelajar/mahasiswa perlu
didorong untuk selalu meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan
ajaran agamanya, sehingga mereka mampu mewujudkan tujuan hidupnya, yaitu
hidup sejahtera, rukun, damai dan bahagia.
7. Pasal-pasal mengenai Pentingnya Pendidikn Agama Hindu
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada Pasal 37 ayat (1) mewajibkan Pendidikan Agama
dimuat dalam kurikulum pendidikan dasar, menengah dan tinggi. Pendidikan
agama pada jenis pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, dan
khusus disebut “Pendidikan Agama”. Penyebutan pendidikan agama ini
dimaksudkan agar agama dapat dibelajarkan secara lebih luas dari sekedar mata
pelajaran /kuliah agama. Pendidikan Agama dengan demikian sekurang-
kurangnya perlu berbentuk mata pelajaran/mata kuliah Pendidikan Agama untuk
menghindari kemungkinan peniadaan pendidikan agama di suatu satuan
pendidikan dengan alasan telah dibelajarkan secara terintegrasi. Ketentuan
tersebut terutama pada penyelenggaraan pendidikan formal dan pendidikan
kesetaraan.

Selain itu, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional pada Pasal 12 ayat (1) huruf a mengamanatkan bahwa setiap peserta
didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai
agama yang dianutnya dan diajar oleh pendidik yang seagama. Ketentuan ini
xiii
setidaknya mempunyai 3 (tiga) tujuan, yaitu pertama, untuk menjaga keutuhan
dan kemurnian ajaran agama; kedua, dengan adanya guru agama yang seagama
dan memenuhi syarat kelayakan mengajar akan dapat menjaga kerukunan hidup
beragama bagi peserta didik yang berbeda agama tapi belajar pada satuan
pendidikan yang sama; ketiga, pendidikan agama yang diajarkan oleh pendidik
yang seagama menunjukan profesionalitas dalam penyelenggaraan proses
pembelajaran pendidikan agama.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2007 tentang Pendidikan


Agama dan Pendidikan Keagamaan
Pasal 3
(1) Setiap satuan pendidikan pada semua jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan wajib menyelenggarakan pendidikan agama.

Pasal 4
(2) Setiap peserta didik pada satuan pendidikan di semua jalur, jenjang,
dan jenis pendidikan berhak mendapat pendidikan agama sesuai agama
yang dianutnya dan diajar oleh pendidik yang seagama.
(3) Setiap satuan pendidikanmenyediakan tempat menyelenggarakan
pendidikan agama.

8. Perkembangan Pendidikan Agama Hindu ditinjau dari aspek Historis dan


Sosiologis dalam Membangun Basis Kepribadian Humanis
- Perkembangan Agama Hindu dari Aspek Historis
Secara historis, penyelenggaraan pendidikan agama Hindu sebelum
adanya sekolah-sekolah formal, pendidikan agama Hindu dilaksanakan di
pasraman-pasraman (ashram-ashram), di pedepokan-pedepokan, dan di
tempat-tempat suci (Pura) di seluruh Indonesia. Pada masa pra penjajahan,
pendidikan agama Hindu ini ditangani oleh guru tiga yang juga tri tunggal,
yaitu guru wisesa (kepala pemerintahan atau raja), guru pengajian, yaitu guru
yang berwenang memberikan tuntunan dalam kehidupan spiritual, susila, dan
acara keagamaan (bhagavanta, bhagavan, pasiwan atau pasurya); dan guru
rupaka, guru yang berwenang mengarahkan pendidikan dalam

xiv
keluarga.Penerapan pendidikan, sebelum mulai belajar, maka diawali dengan
suatu upacara keagamaan yang disebut upacara upanyana, dimana seorang
guru atau nabe meletakkan telapak tangannya pada ubun-ubun seorang murid
atau sisya sebagai simbol pencurahan seluruh personalite kepada siswa
(murid/siswa). Azas pendidikannya bersifat kekeluargaan. Pencurahan kasih
sayang antara Acharya dengan sisya sudah melekat, bagaikan anak dengan
orang tua. Batasan umur siswa, tidak merupakan kriteria yang kaku. Setiap
orang pada dasarnya dapat masuk pada waktu yang dianggap baik untuk
memulai masuk sekolah. Siswa (murid) diharuskan mengikuti dan mentaati
peraturan yang berlaku.
Perkembangan pendidikan Hindu selanjutnya mengikuti gerak situasi
perkembangan sejarah pendidikan di Indonesia, baik pada masa kerajaan,
masa penjajahan, maupun setelah kemerdekaan bangsa Indonesia. Seterusnya
sampai pada zaman modern ini. Pendidikan agama Hindu menganut konsep
trisentra pendidikan, yaitu pendidikan keluarga (guru rupaka) sebagai
pendidikan informal, pendidikan di sekolah (guru pengajian) sebagai
pendidikan formal, dan pendidikan masyarakat atau pemerintah (guru wisesa)
sebagai pendidikan non formal. Pelaksanaan pendidikan secara non formal
disebut dengan pasraman, sedangkan pelaksanaan pendidikan formal dapat
dilakukan di sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta.

- Perkembangan Agama Hindu dari Aspek Sosiologis


Sesuai dengan kodratnya manusia dala kehidupannya tidak bisa lepas dari
empat unsur yaitu sebagai makhkuk Tuhan, sebagai makhluk alam. Makhluk
individu dan sebagai makhluk sosial. Empat kodrat ini harus berjalan secara
seimbang tanpa ada yang mendominasi agar manusia manusia dapat mencapai
tujuan hidup. Agama Hindu dengan konsep keseimbangan (swastika),
menganjurkan manusia agar selalu menjaga keharmonisan hubungannya, baik
dengan secara vertikal maupun (sebagai makhluk Tuhan dan makhluk alam),
maupun secara horizontal (sebagai makhluk individu dan sosial) sehingga roda
kehidupan dapat berputar secara seimbang.

xv
9. Perkembangan Pendidikan Agama Hindu ditinjau dari Aspek Politik dan
Filosofis dalam Membangun Basis Kepribadian Humanis
Secara politik, proses pembelajaran agama hindu di tingkat pendidikan tinggi
sangat berkaitan dengan proses pembentukan nilai-nilai keagamaan kepada
mahasiswa, yang harus dapat diwujudkan ke dalam bentuk pola prilaku dan pola
bikir. Pendidikan agama Hindu juga termasuk pendidikan yang menuju kepada
pembentukan manusia seutuhnya, yaitu berkarakter, cakap, berbudi pekerti luhur,
mandiri, bertanggung jawab, sehat, dan sejahtera lahir batin, Tujuan pendidikan
mengacu kepada tujuan politik ideologi bangsa, sebagaimana diamanatkan dalam
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Pendidikan Agama Hindu
dalam mendukung tujuan nasional memperioritaskan peningkatkan kualitas
pendidikan itu sesuai dengan paradigma pendidikan masa depan.

Secara filosofis, pendidikan agama Hindu sangat berhubungan dengan


landasan sikap moral, atau norma yang berkembang di masyarakat sebagai
implementasi dari penerapan ajaran agama Hindu sesuai dengan tujuan yang harus
dicapai, baik secara individu maupun dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Di
dalam menentukan sikap hidup itu, manusia menetukan apa yang menjadi pilihan
hidupnya.Penentuan tersebut didasarkan pada nilai-nilai tentang apa yang menjadi
tujuan hidup mereka. Pertimbangan tata nilai yang ikut menentukan sikapnya
terutama dilihat dari segi baik atau buruk, bermanfaat atau tidak, benar atau salah,
patut atau tidak, etis atau tidak, berguna atau tidak, dan sebagainya. Semua ini
menjadi faktor yang mendasari penalaran/pertimbangan tersebut

10. Orang Yang Hanya Tahu Agama Belum Dapat Dikatakan Bahwa Mereka
Sudah Beragama
Karena orang yang hanya tahu agama belum tentu mereka yakin dengan
adanya tuhan mereka hanya sekedar tahu tentang agama yang ada di Indonesia
dan tidak ingin menganut salah satu agama yang ada. Orang yang seperti itu hanya
mempelajari tipologi agama, dimana tipologi agama adalah ilmu yang
mempelajari tipe-tipe agama. Orang-orang yang tahu agama belum bisa dikatakan
bahwa mereka beragama karena mereka hanya mempelajari ilmu agama tidak
menerapkan agama pada diri mereka. Didalam ajaran agama hindu orang bisa

xvi
dikatan beragama jika orang tersebut percaya akan yang adanya panca sradha.
Dimana panca sardha adalah lima dasar kepercayaan, percaya adanya Brahman,
Atma, Karma Phala, Punarbhawa, dan Moksa. Dan mereka yang menganut filsafat
dan sastra-sastra agama hindu.

11. Keberagamaan itu Diibaratkan sebagai Benteng yang Kokoh


Keberagamaan berarti keadaan atau sifat orang-orang beragama, yang meliputi
keadaan dan sifat atau corak pemahaman, semangat dan tingkat kepatuhannya
untuk melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, dan keadaan prilaku hidupnya
sehari-hari setelah ia menjadi penganut suatu agama. Mengapa keberagamaan
diibaratkan sebagai benteng yang kokoh karena di Indonesia beragaman agama
yang ada, mereka semua percaya bahwa agama bisa menjadi perlindungan mereka
untuk menjalani hidup di dunia dari sejak mereka lahir. Dalam agama hindu
mereka sangat menghargai keragaman keberagamaan yang ada di Indonesia.
Keberagamaan akan menjadi benteng yang kokoh untuk masyarakat Indonesia
yang menganut agama dan yakin dengan adanya tuhan karena mereka ada tempat
untuk berlindung, mereka tidak goyah akan keyakikan mereka masing-masing
selalu percaya akan adanya 1 tuhan walupun mereka menyebutnya berbeda-beda.
Oleh sebab itu keberagamaan diartikan sebagi benteng yang kokoh.

12. Ciri-ciri Keberagamaan Seseorang Yang Mereka Cerminkan Dalam Hidup


Kesehariannya
- Orang yang beragama harus melakukan sembahyang/beribadah setiap hari
sesuai dengan agama yang dianut mereka
- Orang yang beragama harus taat akan setiap ajaran yang diajarkan oleh agama
mereka
- Orang yang beragama harus menanamkan sikap rajin, ramah tamah, rasa kasih
sayang, rasa percaya diri, rela berkorban, rendah hati, sabar, setia, sikap adil,
sikap hormat, sikap tertib, sopan santun, sportif, susila, tangguh, tegas, tekun,
tepat janji, terbuka, ulet
- Orang yang beragama harus mempunyai kesadaran akan nilai-nilai keagamaan
yang tinggi di kalangan masyarakat

xvii
- Orang yang beragama harus beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa
- Orang yang beragama harus berakhlak mulia dan menghargai agama lain

xviii
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Agama Hindu merupakan agama tertua yang telah ada di dunia yang dalam
perkembangannya selalu mendahulukan ajaran Dharma di dalam kitab sucinya yaitu
Weda. Agama Hindu memiliki fungsi untuk membangun karakter manusia dari segi
etika, moral, dan spiritual yang telah dikembangkan pada sikap hidup di dalam
keseharian sehingga tujuan hidup dapat tercapai, yaitu untuk mendapatkan
ketenangan, kedamaian, dan ketentraman dalam dunia maupun akhirat. Agama Hindu
memiliki tujuan yang telah tercantum di dalam sloka "Mokshartam Jagadhita Ya Ca
Iti Dharmah" yang memiliki arti bahwa tujuan dari Agama Hindu adalah untuk
mencapai moksa atau kebahagiaan secara lahir dan batin bagi para umatNya. Selain
dalam sloka, tujuan Agama Hindu juga tercantum di dalam Catur Purusa Artha atau
empat tujuan hidup manusia. Ada banyak sloka - sloka atau mantram dalam Veda
yang berkaitan dengan fungsi dan tujuan Agama Hindu, sloka-sloka dan mantram ini
dapat ditemukan dalam Bhagavadgita, Ag Veda, Rg Veda, Atharvaveda, dan manawa
dharmasastra.

Untuk lebih memahami tentang ajaran Agama Hindu, pendidikan Agama


wajib untuk diberikan kepada generasi muda dalam setiap jenjang pendidikan. Esensi
dan urgensi peran pendidikan agama Hindu di tingkat pendidikan tinggi dapat
dikatakan bahwa betapa besar fungsi agama Hindu ini dalam membangun karakter
anak bangsa, terutama dari segi etika, moral dan spiritualnya, yang dikembangkan
dalam sikap hidup kesehariannya, sehingga tujuan hidupnya tercapai. Saking
pentingnya pendidikan Agama hingga pemerintah membuat berbagai undang-undang
tentang pendidikan Agama di lingkungan pendidikan. Perkembangan pendidikan
Hindu mengikuti gerak situasi perkembangan sejarah pendidikan di Indonesia, baik
pada masa kerajaan, masa penjajahan, maupun setelah kemerdekaan bangsa
Indonesia. Seterusnya sampai pada zaman modern ini.

Pendidikan agama Hindu menganut konsep trisentra pendidikan, yaitu


pendidikan keluarga (guru rupaka) sebagai pendidikan informal, pendidikan di
sekolah (guru pengajian) sebagai pendidikan formal, dan pendidikan masyarakat atau

xix
pemerintah (guru wisesa) sebagai pendidikan non formal. Pendidikan Agama yang
diterapkan memiliki tujuan untuk membentuk generasi yang paham tentang agama
dan beragama. Karena orang yang hanya tahu agama belum tentu mereka yakin
dengan adanya tuhan mereka hanya sekedar tahu tentang agama yang ada di Indonesia
dan tidak ingin menganut salah satu agama yang ada. Orang yang seperti itu hanya
mempelajari tipologi agama, dimana tipologi agama adalah ilmu yang mempelajari
tipe-tipe agama. Di dalam agama hindu mereka sangat menghargai keragaman
keberagamaan yang ada di Indonesia. Keberagamaan akan menjadi banteng yang
kokoh untuk masyarakat Indonesia yang menganut agama dan yakin dengan adanya
tuhan karena mereka ada tempat untuk berlindung, mereka tidak goyah akan
keyakikan mereka masing-masing selalu percaya akan adanya 1 tuhan walupun
mereka menyebutnya berbeda-beda. .

B. Saran
Kita sebagai umat sedharma hendaknya menyadari akan pentingnya
pendidikan Agama Hindu karena pendidikan agama berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan kepribadian dan perlu memahami serta
merealisasikan ajaran-ajaran yang terkandung dalam kitab suci Agama Hindu yakni
Veda, agar tercapainya tujuan hidup yang harmonis, sejahtera, bahagia lahir dan batin.

xx
DAFTAR PUSTAKA
https://text-id.123dok.com/document/ozlv18r2y-tujuan-ajaran-vibhuti-marga-dan-tujuan-
agama-hindu-sloka-sloka-vibhuti-marga-sebagai-tuntunan-hidup.html
https://text-id.123dok.com/document/ozlv18r2y-tujuan-ajaran-vibhuti-marga-dan-tujuan-
agama-hindu-sloka-sloka-vibhuti-marga-sebagai-tuntunan-hidup.html
https://www.jogloabang.com/religion/pp-55-2007-pendidikan-agama-pendidikan-
keagamaan
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Portal:Agama
https://kemenag.go.id/read/memahami-ajaran-sanatana-dharma-kvml7
https://luk.staff.ugm.ac.id/

xxi

Anda mungkin juga menyukai