Disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Antropologi Perikanan yang diampu oleh
Oleh
NIM. 215080407111004
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2024
BAB I PENDAHULUAN
manusia secara holistik, termasuk aspek budaya, sosial, dan biologisnya. Memahami
laut.
daya perairan, serta dinamika kebijakan yang terkait dengan pengelolaan perikanan.
dan memastikan bahwa sumber daya perikanan dapat dikelola secara efektif untuk
generasi mendatang.
pengetahuan tentang budaya dan praktik manusia di sekitar sumber daya perairan,
tetapi juga merupakan sarana untuk menggalang upaya pelestarian dan pengelolaan
yang berkelanjutan. Dengan demikian, makalah ini akan mengeksplorasi beragam
aspek antropologi perikanan dengan tujuan untuk mendukung upaya konservasi dan
bergantung padanya.
Rumusan masalah dalam makalah ini mencakup beberapa pertanyaan kunci yang
1.3 Tujuan
daya perairan.
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang
budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Dalam sejarahnya, antropologi lahir atau
muncul berawal dari ketertarikan orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat,
budaya yang berbeda dengan Eropa. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk
yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang
tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti Sosiologi tetapi Sosiologi lebih
dalam karya-karya Magnus Hundt dan Otto Casmann. Kata Neo-Latin mereka,
(ἄνθρωπος, "manusia") dan lógos (λόγος, "kajian"). Bentuk sifatnya muncul dalam
mungkin melalui bahasa Prancis Anthropologie, pada awal abad ke-18 (Koroth,
1952).
menjadi studi tentang karakteristik biologis dan fisiologis manusia serta evolusinya.
ilmu kemanusiaan yang mempelajari manusia dalam berbagai aspek mulai dari
biologi dan sejarah evolusi homo sapiens hingga ciri-ciri masyarakat dan budaya
daya perairan dan bagaimana hal ini mempengaruhi pola-pola budaya serta sistem
antara manusia, budaya, dan lingkungan perairan, serta relevansinya dalam konteks
tentang manusia muncul dalam tulisan-tulisan filsuf kuno seperti Herodotus, Plato,
budaya, dan sifat manusia secara umum. Selama Abad Pertengahan, pemikiran
Meskipun demikian, beberapa cendekiawan seperti Ibn Khaldun dari dunia Islam
Pada abad ke-17 dan ke-18, yaitu pada zaman pencerahan, pemikiran
tentang manusia mulai diperluas dengan penjelajahan geografis dan kontak budaya
yang lebih luas. Ini memicu minat dalam penelitian ilmiah tentang perbedaan budaya
dan biologis di antara manusia. Kemudian pada abad ke-19, perkembangan ilmu
sendiri. Tokoh-tokoh seperti Franz Boas, Bronislaw Malinowski, dan Émile Durkheim
memainkan peran penting dalam mengembangkan metodologi dan teori antropologi
para mahasiswa di perguruan tinggi masih tergolong baru. Salah satu tokoh penting
penjelajah dan penjajah tentang kehidupan manusia di daerah yang disinggahi para
penjelajah, atau kehidupan salah satu suku bangsa yang tinggal di daerah jajahan.
negara Eropa Barat, Amerika maupun di Asia. Beberapa cabang antropologi yang
dikenal secara luas saat ini adalah antropologi fisik atau biologi, antropologi sosial,
dan antropologi budaya. Di sisi yang lain, antropologi juga merupakan bidang ilmu
Antropologi sebagai salah satu cabang ilmu sosial mempunyai bidang kajian
sendiri yang dapat dibedakan dengan ilmu sosial lainnya, seperti sosiologi, ilmu
ekonomi, ilmu politik, kriminologi dan lain-lainnya. Antropologi juga dapat
kemantapan dan bentuk umum yang seragam di semua pusat ilmiah di dunia.
Menurutnya, cara terbaik untuk mencapai pengertian akan hal itu adalah dengan
mempelajari ilmu-ilmu yang menjadi pangkal dari antropologi, dan bagaimana garis
(Hadikusuma, 2004).
dari manusia itu sendiri. Hanya saja jika terdapat berbagai metode ilmiah yang
mengharuskan sumber dari luar manusia, itu hanya metodenya sebagai suatu
proses ilmiah. Namun, pada hakikatny semua ilmu tentang antropologi berasal dari
manusia itu sendiri. Ruang lingkup kajian antropologi sangat luas, terdapat berbagai
cabang yang menyusun antro dan sebagai sebuah kajian yang holistik. Maka dari itu,
pertama adalah kajian yang mengarah pada unsur fisik dari manusia disebut
antropologi fisik atau antropologi ragawi. Kedua adalah kajian yang mengarah pada
unsur sosial budaya yang disebut antropologi sosial budaya. Dalam uraian
beberapa ahli. Selain itu, juga akan dijelaskan hubungan Antropologi dengan ilmu
sosial lainnya, seperti dengan sosiologi, ilmu politik, dan ilmu ekonomi.
dua cabang ilmu yaitu Antropologi Diakronik atau Etnologi (Etnhonology) dan
perkembangan ilmu dan kebutuhan untuk saling mengisi di antara beberapa ilmu lain
kemudian dikenal saat ini adalah Antropologi Kesenian, Antropologi Maritim, dan
Dalam antropologi, istilah "mazhab" tidak digunakan dengan cara yang sama
seperti dalam ilmu sosial lainnya seperti dalam filsafat atau ekonomi. Namun, ada
berbagai pendekatan teoretis atau "suku aliran" yang dapat dikenali dalam
realitas dan menganggap bahwa budaya dan identitas tidak inheren atau tetap,
melainkan dibentuk oleh proses sosial dan sejarah. Tokoh seperti Clifford Geertz
menekankan pada pola-pola tetap dan melihat kekuasaan dan konflik sebagai
unsur penting dalam konstruksi budaya. Tokoh seperti Michel Foucault sering
memandang budaya sebagai evolusi dari keadaan primitif menuju yang lebih
subjektif budaya oleh individu, dan menganggap bahwa tugas antropolog adalah
Geertz adalah salah satu tokoh yang berperan penting dalam perkembangan
pendekatan ini.
dalam menelaah hukum. Menurut Radcliffe- Brown, masyarakat itu taat hukum
karena adanya sanksi yang ditegakkan oleh lembaga resmi yang berwenang untuk
itu. Lalu, ketika ada pertanyaan bagaimana dengan ketaatan yang terjadi pada
taat”. Namun, Malinowski menyatakan, hukum ditaati karena prinsip “give and take”
para petani, masalah kehidupan para buruh pabrik dan sebagainya. Hasilnya adalah
Dalam akarnya, yaitu antropologi budaya sebagai ilmu murni yang hendak
budaya manusia. Di samping menjadi ilmu murni, hasil-hasil dari ilmu ini juga hendak
dihadapi oleh manusia. Antropologi dapat berperan serta banyak dalam mengkaji
tidak hanya dikonsepsikan sebagai pembangunan ekonomi saja, tetapi juga sebagai
termasuk sektor kehidupan sosial, politik, agama, dan budaya. Walaupun demikian,
(Kasniyah, 2005).
maritim, memainkan peran penting dalam memahami hubungan antara manusia dan
budaya, sosial, ekonomi, dan lingkungan untuk menganalisis sistem perikanan dan
kuat untuk pembangunan kebijakan yang memperhatikan aspek budaya, sosial, dan
3.1 Kesimpulan
dinamika kebijakan, dan upaya konservasi sebagai faktor kunci dalam mendukung
kebijakan yang tidak tepat dapat menghambat upaya konservasi dan pengelolaan
telah memperkaya wawasan kita tentang bagaimana budaya dan kebijakan saling
dan berpusat pada manusia, dapat menyediakan wawasan yang mendalam tentang
budaya, nilai, dan praktik masyarakat nelayan. Dengan memahami perspektif lokal,
perairan.
historis dan terinspirasi oleh berbagai mazhab dalam disiplin ini, kita dapat
mengarahkan upaya menuju pembangunan perikanan yang lebih berkelanjutan dan
3.2 Saran
Harsojo. (1984). Pengantar Antropologi. Cetakan kelima. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta
Kompas. (2019). Antropologi: Pengertian Ahli, Obyek, Fungsi, Tujuan, dan Manfaatnya.
November 2015.
Indonesia, (62).
Syafrizal, S., & Calam, A. (2019). Local Wisdom: Eksistensi Dan Degradasi Tinjauan
Antropologi Sosial (Ekplorasi Kearifan Lokal Etnik Ocu Di Kampar Riau). EduTech: