.id
LAPORAN
o
.g
ps
.b
PEREKONOMIAN
w
w
w
://
INDONESIA
s
tp
ht
2020
BADAN PUSAT STATISTIK
id
o.
.g
ps
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
LAPORAN
PEREKONOMIAN
INDONESIA
2020
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2020
Indonesian Economic Report, 2020
ISSN: 1858-0963
No. Publikasi/Publication Number: 07330.2010810
Katalog/Catalog: 9199007
Naskah/Manuscript:
Subdirektorat Indikator Statistik
id
Subdirectorate of Statistics Indicator
o.
Penyunting/Editor:
.g
ps
Subdirektorat Indikator Statistik
.b
Penerbit/Published by:
ht
Pencetak/Printed by:
BADAN PUSAT STATISTIK/BPS-Statistics Indonesia
Pengarah :
Ali Said
Editor :
Windhiarso Ponco Adi P
Sofaria Ayuni
Penulis :
Sofaria Ayuni
Putri Larasaty
Chairul Anam
id
Riyadi
Adwi Hastuti
o.
Anna Kurniasih
.g
Valent Gigih Saputri
ps
Aprilia Ira Pratiwi
Tika Meilaningsih
.b
w
Putri Larasaty
//w
Chairul Anam
Anna Kurniasih
s:
tp
Desain/layout :
Anna Kurniasih
ht
Chairul Anam
Kontributor Data :
- Direktorat Neraca Produksi
- Direktorat Neraca Pengeluaran
- Direktorat Statistik Harga
- Direktorat Statistik Distribusi
- Direktorat Statistik Keuangan, TI dan Pariwisata
- Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan
ht
tp
s:
//w
w
w
.b
ps
.g
o.
id
KATA PENGANTAR
id
dunia, penerimaan dan pengeluaran negara, pertumbuhan
o.
ekonomi, ekonomi maritim, inflasi, kondisi sektor perdagangan,
.g
sektor moneter, realisasi investasi dan perdagangan saham,
ps
keadaan pariwisata, serta kondisi ketenagakerjaan.
.b
indikator.
tp
Dr. Suhariyanto
id
Posisi Daya Saing Singapura Teratas dan Indonesia Menurun.. 15
o.
Pandemi Covid-19 dan Tantangan Ekonomi di Indonesia ........ 19
.g
ps
BAB II. PENERIMAAN DAN PENGELUARAN NEGARA ......................... 23
Pajak Masih menjadi Sumber Utama Penerimaan Negara....... 26
.b
id
Penanaman Modal Asing (PMA) .............................................. 142
o.
Bursa Efek Indonesia (BEI) ........................................................ 148
Investasi Asing yang Masuk ke Indonesia................................. 151
.g
ps
BAB IX. PARIWISATA ............................................................................. 153
.b
Daftar Pustaka
id
Tabel 1.6 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi dan Laju Inflasi Indonesia
o.
(Persen) Tahun 2020 dan 2021 ........................................... 20
.g
ps
Tabel 2.1 Penerimaan Negara Tahun 2016-2020 (triliun rupiah) ....... 26
Tabel 2.2 Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri (triliun rupiah)
.b
Tabel 3.1 Produk Domestik Bruto Atas Harga Konstan 2010 dan
Pertumbuhan PDB (persen) Menurut Lapangan Usaha,
tp
Tabel 3.2 Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku dan Distribusi
PDB (persen) Menurut Lapangan Usaha,
Tahun 2016–2019**............................................................ 45
Tabel 3.3 Produk Domestik Bruto Harga Konstan 2010 (miliar rupiah)
dan Pertumbuhan PDB (persen) Menurut Penggunaan,
Tahun 2016-2019** .............................................................. 48
Tabel 3.4 Produk Domestik Bruto Harga Berlaku (miliar rupiah) dan
Distribusinya (persen) Menurut Pengeluaran,
Tahun 2016-2019** .............................................................. 49
Tabel 3.5 Pertmbuhan dan Kontribusi Ekonomi Menurut Provinsi
(persen) Taun 2017-2019** ................................................. 58
Tabel 3.6 Klasifikasi Tingkat Pendapatan (USD) Menurut Bank Dunia 60
Tabel 3.7 Pendapatan per Kapita, Tahun 2015-2019 **........................ 61
Tabel 3.8 Nilai, Struktur, Laju dan Sumber Pertumbuhan Produk
Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha,
Triwulan I–2020 .................................................................. 62
Tabel 3.9 Nilai, Struktur, Laju dan Sumber Pertumbuhan Produk
Domestik Bruto Menurut Pengeluaran Triwulan I–2020 .... 65
Tabel 5.1 Inflasi dan Sumbangan Inflasi Inti dan Non Inti
Tahun 2017–2019 ............................................................... 88
Tabel 5.2 Laju Inflasi Indonesia Gabungan 82 Kota Menurut
Kelompok Pengeluaran (2012=100) (persen),
Tahun 2017–2019 ............................................................... 90
Tabel 5.3 Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi
id
Nasional (persen), Tahun 2018 dan 2019............................ 91
o.
Tabel 5.4 Laju Inflasi Indonesia Gabungan 90 Kota Menurut
Kelompok Pengeluaran (2018=100) (persen),
.g
Januari-April Tahun 2020 .................................................... 92
ps
Tabel 5.5 Laju Inflasi 82 Kota di Indonesia (2012=100)
.b
id
Pemerintah Menurut Pulau (juta US$) Tahun 2017–2019 .. 145
o.
Tabel 8.5 Transaksi dan Indeks Saham di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2016–2019 ............................................................... 147
Tabel 8.6
.g
Jumlah dan Nilai Perdagangan Saham yang Dilakukan oleh
ps
Investor Asing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016–2019 .. 151
.b
id
o.
.g
ps
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
id
Gambar 2.1 Kontribusi Penerimaan Negara Tahun 2016-2020................ 27
Gambar 2.2 10 Kementerian Lembaga dengan Pagu Terbesar ................ 32
o.
Gambar 2.3 Anggaran Subsidi Tahun 2016-2020 (triliun rupiah) ............. 34
.g
Gambar 2.4 Rasio Hutang Negara terhadap Produk Domestik Bruto
Tahun 2016-2020 (persen).................................................... 35
ps
Gambar 2.5 Pembiayaan Utang Negara Tahun 2016-2020 (triliun rupiah) 36
.b
Gambar 3.3 Pertumbuhan Ekspor dan Impor Barang dan Jasa (persen),
Tahun 2016–2019** ............................................................... 52
s:
Gambar 4.1 Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya
Ikan (NTPi) Tahun 2016-2019................................................ 71
Gambar 4.2 Pertumbuhan PDB Nasional, Pertumbuhan PDB Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan, serta Pertumbuhan PDB
Perikanan (Persen), 2016-2019** .......................................... 74
Gambar 4.3 Target dan Tingkat Konsumsi Ikan di Dalam Negeri
(Kg/kapita/Tahun), 2016-2019* ............................................ 76
Gambar 4.4 Volume Produksi Perikanan di Indonesia (Juta Ton)
Tahun 2016-2019** ................................................................ 78
Gambar 6.1 Pertumbuhan Nilai Ekspor Indonesia Tahun 2017–2019 ..... 105
Gambar 6.2 Pertumbuhan Nilai Ekspor Negara-Negara di Dunia
Tahun 2017-2019 (Persen) .................................................... 105
Gambar 6.3 Pertumbuhan Nilai Impor Indonesia Tahun 2017–2019 ..... 112
Gambar 6.4 Nilai Impor Indonesia Menurut Golongan Barang Ekonomi
Triwulan I Tahun 2020 ........................................................... 114
Gambar 6.5 Perdagangan Indonesia dengan Tiongkok dan Amerika
Serikat Tahun 2017-2019 (US$ Miliar) .................................. 117
id
Gambar 7.1 Jumlah Uang Beredar (miliar rupiah) Tahun 2015–2020* .... 122
o.
Gambar 7.2 Perkembangan Kurs Tengah Beberapa Mata Uang Utama
Terhadap Rupiah di Bank Indonesia Tahun 2019 – Maret
.g
2020 ...................................................................................... 128
ps
Gambar 7.3 Perkembangan PUAB Rupiah Pagi, dan BI Rate,
Tahun 2019 – Maret 2020..................................................... 133
.b
Tanda desimal : ,
id
o.
.g
ps
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
1. Daya saing menurut World Economic Forum (WEF) adalah daya saing
suatu negara/ekonomi dengan pendekatan makro. Indeks daya saing
diukur dari 12 pilar dan dikelompokkan ke dalam tiga kelompok faktor,
yaitu persyaratan dasar, penopang efisiensi, dan inovasi dan kecanggihan
bisnis.
3. PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan
jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun
id
untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi.
o.
4. Penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) sejak Juni 2008 sampai
.g
Desember 2013 mencakup 66 kota di seluruh Indonesia, meliputi 774
ps
komoditas barang dan jasa, dan menggunakan tahun 2007 sebagai tahun
dasar. Sejak Januari 2014 sampai Desember 2019, data IHK mencakup
.b
meliputi 82 kota cakupan SBH 2012 dan tambahan 8 kota baru. Pada
//w
5. Uang Kartal: adalah uang kertas dan uang logam yang dikeluarkan oleh
bank Indonesia sebagai alat pembayaran yang sah.
6. Uang Giral: Simpanan rupiah milik penduduk pada sistem moneter yang
terdiri atas rekening giro, kiriman uang (transfer) dan kewajiban segera
lainnya antara lain simpanan berjangka yang telah jatuh waktu.
7. Uang Kuasi: Simpanan rupiah milik penduduk pada sistem moneter yang
untuk sementara waktu kehilangan fungsinya sebagai alat tukar. Uang
kuasi terdiri dari deposito berjangka, tabungan dalam rupiah dan valuta
asing, dan giro dalam valuta asing.
8. M1 : adalah uang beredar dalam arti sempit yaitu meliputi uang kartal
dan uang giral.
M2 : adalah uang beredar dalam arti luas yaitu meliputi uang kartal, uang
giral ditambah dengan uang kuasi.
10. Sistem pengolahan adalah Carry over yaitu dokumen dari satu bulan
tertentu penerimaannya ditutup setelah satu bulan pada bulan berikutnya,
dokumen yang datang sesudah tanggal penutupan dianggap sebagai
transaksi bulan berikutnya.
11. Beberapa Klasifikasi jenis/kelompok barang yang digunakan dalam
statistik Ekspor dan Impor adalah:
a. Harmonized System (HS), untuk keperluan pengenaan tarif.
b. Standard International Trade Clasification (SITC), penyusunannya
ditekankan untuk keperluan Statistik Ekonomi.
c. International Standard Industrial Classification (ISIC), untuk
mengelompokkan lapangan usaha yang ada dalam kegiatan ekonomi
atau asal lapangan usaha suatu komoditi dihasilkan.
d. Broad Economic Category (BEC), untuk mengetahui penggunaan
id
akhir dari suatu barang yaitu barang konsumsi, bahan baku dan
penolong, dan barang modal.
o.
.g
12. Sejak September 2007, Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya
ps
(BES) digabung (merger) menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).
.b
13. Tamu Asing adalah setiap orang yang mengunjungi suatu negara di luar
tempat tinggalnya, didorong oleh suatu atau beberapa keperluan tanpa
w
14. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel adalah banyaknya malam kamar
yang dihuni dibagi dengan banyaknya malam yang tersedia dikalikan 100
s:
persen.
tp
tidur yang dipakai dibagi dengan banyaknya tamu yang datang menginap
ke akomodasi.
16. Penduduk usia kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun lebih.
id
24. Penduduk yang bekerja menurut sektor formal/informal, ditentukan
berdasarkan status dalam pekerjaan utama, yaitu;
o.
a. Sektor Formal: Berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar dan
.g
buruh/karyawan/pegawai.
ps
b. Sektor informal : Berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak
tetap/buruh tidak dibayar, pekerja bebas di pertanian, pekerja bebas
.b
id
IFT : Inflation Targeting Framework
o.
IHK : Indek Harga Konsumen
.g
IMF : International Monetary Fund
IUU : Illegal Unreported Unregulated
ps
LKPP : Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
.b
OM : Operasi Moneter
OPT : Operasi Pasar Terbuka
w
Kawasan Eropa
2,3
3,1 5,5
Amerika
Serikat Kawasan Sub
Kawasan Asia
Sahara Afrika
id
0,1 1,2
o.
Kawasan Timur 0,7
.g
Kawasan Amerika
Latin dan Karibia Tengah dan Asia
ps
Tengah Jepang
.b
w
w
1,8
//w
AUSTRALIA
s:
tp
ht
EKONOMI
Pertumbuhan Ekonomi Dunia
2,9 Persen
Sumber Data: WEO April 2020, IMF
D
ua tahun berturut-turut, ekonomi dunia terus mengalami perlambatan.
Perekonomian dunia dilanda berbagai macam gejolak ekonomi seperti
perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok, perang geopolitik, dan
perlambatan ekonomi di berbagai negara, dan gejolak ekonomi lainnya.
Di tahun 2019, perlambatan ekonomi dunia masih terjadi, menurut IMF (2020),
perekonomian dunia pada tahun 2019 tumbuh sebesar 2,9 persen atau mengalami
pertumbuhan yang melambat dibandingkan dua tahun sebelumnya yaitu 3,9
persen pada tahun 2017 dan 3,6 persen pada tahun 2018. Nilai pertumbuhan
ekonomi dunia tahun 2019 ini juga dibawah prediksi IMF pada April 2019 yang
menyatakan bahwa ekonomi dunia tumbuh sebesar 3,3 persen.
id
dalam menyebabkan belum kuatnya perekonomian dunia. Banyak negara yang
o.
memberlakukan kebijakan yang berorientasi pada domestik, meningkatnya
volatilitas arus modal dunia, semakin pesatnya perkembangan ekonomi digital,
.g
perubahan perilaku kegiatan ekonomi terkait respon perkembangan digital dalam
ps
ekonomi, serta terintegrasinya berbagai kebijakan yang menyatu, merupakan
.b
maju terjadi perlambatan hingga 0,5 persen poin dalam kurun waktu 2018-2019
yaitu dari 2,2 persen di tahun 2018 menjadi 1,7 persen di tahun 2019. Amerika
s:
Serikat yang masuk ke dalam kelompok negara maju, di tahun 2018 mencatat
tp
pertumbuhan ekonomi sebesar 2,9 persen, turun menjadi 2,3 persen di tahun
2019. Turunnya investasi pada pabrik-pabrik peralatan baru serta terjadinya
ht
Gambar 1.1
Pertumbuhan Ekonomi Dunia, Negara Maju, Negara Berkembang, dan
ASEAN (persen) Tahun 2015 - 2019
id
peningkatan pertumbuhan yaitu dari 0,3 persen pada tahun 2018 menjadi 0,7
persen pada tahun 2019. Menguatnya permintaan domestik di awal tahun telah
o.
mengindikasikan adanya perbaikan kinerja ekonomi Jepang. Namun demikian,
.g
Jepang tetap mewaspadai hambatan ekonomi yang dapat memperlambat
ps
ekonomi seperti masih berlangsungnya sengketa perdagangan, melambatnya
permintaan global, kenaikan pajak penjualan dan adanya bencana alam Topan
.b
tahun 2019.
//w
hingga di tahun 2019 tercatat sebesar 3,7 persen. Kawasan Sub-Sahara Afrika
ht
mencatatkan perlambatan ekonomi sebesar 0,2 persen poin (menjadi 3,1 persen),
Kawasan Asia melambat 0,8 persen poin (menjadi 5,5 persen), Kawasan Amerika
Latin dan Karibia melambat 1 persen poin (menjadi 0,1 persen), Kawasan Timur
Tengah dan Asia Tengah melambat 0,6 persen poin (menjadi 1,2 persen), serta
Kawasan Eropa melambat 1,1 persen poin (menjadi 2,1 persen). Dari sekian
kawasan negara berkembang, Kawasan Asia masih menjadi kawasan dengan
pencapaian pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi karena didukung masih
tingginya pertumbuhan ekonomi di Tiongkok dan India.
id
Belanda 2,0 2,2 2,9 2,5 1,8
C. Negara-negara berkembang1) 4,3 4,6 4,8 4,5 3,7
o.
Sub-Sahara Afrika 3,2 1,4 3,0 3,3 3,1
.g
Asia 6,8 6,8 6,7 6,3 5,5
ps
Tiongkok 6,9 6,8 6,9 6,7 6,1
India 8,0 8,3 7,0 6,1 4,2
.b
id
permintaan global yang melemah, dan ketegangan perdagangan antara Amerika
Serikat dan Tiongkok (ADB, 2020). Sebagai catatan, ekonomi Singapura sangat
o.
bertumpu pada kinerja ekspor dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Oleh
.g
karena itu, dengan adanya sengketa perdagangan maka akan melemahkan kinerja
ps
sektor ekspor yang ditandai dengan penurunan ekspor yang cukup signifikan.
Namun demikian, konsumsi domestik masih mampu menunjukkan kinerja yang
.b
Filipina merupakan salah satu dari tiga negara ASEAN yang mencatatakan
//w
Filipina sepanjang tahun 2019 sebesar 5,9 persen atau melambat bila dibandingkan
tahun 2018 yang sebesar 6,2 persen. Salah satu faktor utama yang menyebabkan
tp
pada semester awal tahun 2019 dan menurunnya pertumbuhan sektor industri
karena terdampak dari melemahnya permintaan eksternal. Namun demikian,
ekonomi Filipina masih bisa tumbuh cukup tinggi karena didorong oleh konsumsi
swasta dan domestik yang kuat, meningkatnya pengeluaran anggaran pada
semester kedua tahun 2019, meningkatnya pertumbuhan sektor perdagangan
ritel, pariwisata, keuangan, dan layanan real estat, kontruksi swasta, serta
beberapa industri seperti makanan dan minuman, bahan kimia, produk logam, dan
mesin listrik (ADB, 2020). Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Vietnam selama
tahun 2019 melambat sedikit sekitar 0,1 persen poin dari 7,1 persen pada tahun
2018 menjadi 7,0 persen pada tahun 2019. Tingginya pertumbuhan ekonomi ini
disebabkan oleh kuatnya permintaan domestik, kuatnya kinerja sektor industri,
dan kuatnya investasi langsung asing. Beberapa sektor lainnya yang juga masih
menunjukkan pertumbuhan yang tinggi diantaranya sektor konstruksi, pariwisata,
perbankan dan keuangan, layanan grosir, dan transportasi.
dunia yang tidak pasti. Indonesia sendiri juga dihadapkan pada kondisi yang penuh
tantangan baik dari luar maupun dalam negeri. Tantangan ekonomi yang berasal
dari luar negeri diantaranya perang dagang Amerika Serikat-Tiongkok, penurunan
permintaan serta stagnasi harga komoditas dunia, isu Brexit, ketegangan dan
konflik politik di sejumlah kawasan, dan krisis ekonomi di sejumlah negara
Amerika Latin. Sementara itu, tantangan dari dalam negeri yaitu perlambatan
pertumbuhan ekonomi, daya beli masyarakat, membesarnya sektor informal,
posisi daftar tunggu dari para investor, hingga target penerimaan pajak yang tidak
tercapai.
id
tetap terjaga dan mampu mempertahankan pertumbuhan yang positif di tahun
2019. Selain itu, berbagai pelaksanaan program pembangunan nasional juga telah
o.
dapat dilihat keberhasilannya ditandai dengan penurunan tingkat pengangguran,
.g
penurunan tingkat ketimpangan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
ps
Tingkat pengangguran nasional pada tahun 2019 sebesar 5,28 persen (kondisi
Agustus) atau mengalami penurunan dibandingkan dengan kondisi yang sama
.b
tahun 2018 yang sebesar 5,34 persen. Kemudian, tingkat kemiskinan nasional
w
menurun dari 9,82 persen pada Maret 2018 menjadi 9,41 persen pada Maret
w
dengan penurunan koefisien sebesar 0,007 poin menjadi 0,382 pada Maret 2019.
s:
id
awal sebesar 4,9 persen. Peningkatan ini didorong oleh peningkatan laju inflasi di
seluruh kawasan kecuali Kawasan Timur Tengah dan Asia Tengah. Kawasan yang
o.
mengalami kenaikan laju inflasi cukup tinggi yaitu Kawasan Amerika Latin dan
.g
Karibia yang naik sebesar 0,9 poin persen menjadi 7,1 persen dan Kawasan Asia
ps
yang naik sebesar 0,6 poin persen menjadi 3,2 persen. Sementara itu, laju inflasi
yang menurun hanya terjadi di Kawasan Timur Tengah dan Asia Tengah yaitu turun
.b
sekitar 1,4 poin persen menjadi 8,5 persen. Walaupun demikian, Kawasan Timur
w
Tengah dan Asia Tengah masih menjadi kawasan dengan laju inflasi tertinggi di
w
negara berkembang. Hal ini disebabkan kenaikan harga masih terjadi akibat masih
//w
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2018 yaitu dari 2,1 persen menjadi
ht
2,9 persen. Angka ini juga melebihi prediksi IMF (April, 2019) yang memperkirakan
bahwa angka inflasi di Tiongkok akan sebesar 2,3 persen. Kenaikan laju inflasi
di Tiongkok diduga dipengaruhi oleh kenaikan harga makanan khususnya harga
daging babi dan kenaikan harga perumahan. Sementara itu, inflasi di India
meningkat cukup tinggi dari 3,4 persen pada tahun 2018 menjadi 4,5 persen pada
tahun 2019. Angka ini juga melebihi dari prediksi IMF di tahun 2019. Kenaikan
harga di India kemungkinan disebabkan oleh meningkatnya harga bahan makanan
terutama dari sayuran seperti bawang merah. Selain itu, komoditas lain yang
berpengaruh pada kenaikan inflasi yaitu perumahan, perawatan kesehatan, dan
pendidikan (ADB, 2020).
Gambar 1.2
Perkembangan Laju inflasi Dunia, Negara Maju, dan Negara Berkembang,
Serta ASEAN (persen) Tahun 2015 - 2019
id
o.
Sumber : IMF dan ADB (2018)
.g
ps
transportasi dalam negeri. Beberapa hal yang diduga meningkatkan laju inflasi di
.b
Selain itu, kenaikan biaya untuk pendidikan, kesehatan, dan rekreasi turut andil
//w
menjadi 2,5 persen di tahun 2019. Penurunan inflasi ini disebabkan oleh
penurunan harga beras karena stoknya yang melimpah. Di Vietnam, inflasi turun
ht
dari 3,5 persen pada tahun 2018 menjadi 2,8 persen di tahun 2019. Menurunnya
inflasi di Vietnam disebabkan oleh pengaruh harga bahan bakar global yang
menurun. Selain itu, kuatnya ekonomi Vietnam dan semakin kuatnya aliran masuk
modal asing turut menekan adanya peningkatan laju inflasi. Sementara itu, inflasi
di Malaysia tercatat sebesar 0,7 persen atau menurun sedikit dibandingkan inflasi
2018 sebesar 1,0 persen, penurunan ini lebih disebabkan oleh tren deflasi yang
terus terjadi sejak tahun 2018 hingga kuartal pertama tahun 2019, serta penurunan
harga di sektor transportasi. Negara berikutnya yaitu Thailand mencatatkan
penurunan inflasi sebesar 0,4 poin persen menjadi 0,7 persen pada tahun 2019.
Seperti di Vietnam, penurunan laju inflasi di Thailand diduga dipengaruhi oleh
rendahnya harga minyak dunia (ADB, 2020).
Selanjutnya, inflasi Indonesia tahun 2019 tercatat sebesar 2,7 persen atau
lebih rendah dibandingkan inflasi 2018 yang sebesar 3,1 persen. Angka inflasi ini
masih berada di kisaran target pemerintah antara 2,5-4,5 persen. Pencapaian ini
juga meneruskan pencapaian yang terus menerus berada di kisaran target selama
4 tahun terakhir. Selain itu, angka inflasi Indonesia juga jauh di bawah prediksi
ADB pada awal 2019 yang memperkirakan inflasi Indonesia sepanjang 2019
akan mencapai 3,2 persen. Menurut ADB (2020), rendahnya inflasi di Indonesia
Tabel 1.2 Laju Inflasi Dunia, Negara Maju, Negara Berkembang, dan ASEAN
(persen), 2015-2019
Kelompok Negara 2015 2016 2017 2018 2019
A. Dunia 1) 2,8 2,8 3,2 3,6 3,6
B. Negara-negara maju1) 0,3 0,8 1,7 2,0 1,4
Amerika Serikat 0,1 1,3 2,1 2,4 1,8
Jepang 0,8 -0,1 0,5 1,0 0,5
Inggris 0,0 0,7 2,7 2,5 1,8
Korea 0,7 1,0 1,9 1,5 0,4
Kanada 1,1 1,4 1,6 2,3 1,9
Australia 1,5 1,3 2,0 1,9 1,6
Kawasan Eropa 0,2 0,2 1,5 1,8 1,2
Jerman 0,7 0,4 1,7 2,0 1,3
Perancis 0,1 0,3 1,2 2,1 1,3
Italia 0,1 -0,1 1,3 1,2 0,6
Spanyol -0,5 -0,2 2,0 1,7 0,7
id
Belanda 0,2 0,1 1,3 1,6 2,7
C. Negara-negara berkembang1) 4,7 4,3 4,3 4,8 5,0
o.
Sub-Sahara Afrika 6,9 10,7 10,7 8,3 8,4
.g
Asia 2,7 2,8 2,4 2,6 3,2
ps
Tiongkok 1,4 2,0 1,6 2,1 2,9
India 4,9 4,5 3,6 3,4 4,5
.b
tetapi kegiatan ekonomi yang berhubungan dengan luar negeri seperti ekspor dan
impor. Akibatnya, terjadi penurunan kinerja ekonomi yang didindiaksikan dengan
perlambatan pertumbuhan ekonomi atau bahkan sampai kontraksi ekonomi.
Tidak hanya itu, anggaran bantuan sosial juga semakin marak diberikan
id
oleh pemerintah untuk membantu warga yang terdampak Covid-19 akibat
o.
adanya pembatasan kegiatan masyarakat. Seperti telah diketahui bahwa selama
.g
pembatasan kegiatan masyarakat ini, setiap orang dilarang melakukan kegiatan
ps
yang melibatkan banyak orang, berkelompok dan dibatasi kegiatannya dengan
tetap menerapkan protokol kesehatan. Kegiatan ekonomi yang terbatas tentunya
.b
itu, bantuan sosial perlu diberikan untuk masyarakat yang terdampak. Tidak
w
seperti pemberian insentif pajak, bantuan modal, dan keringanan cicilan pinjaman,
diterapkan di beberapa negara dalam rangka menyelamatkan ekonomi di negara
tp
masing-masing.
ht
id
membatasi kegiatan ekonomi, penurunan kinerja ekonomi di negara berkembang
juga disbabkan oleh permintaan eksternal yang menurun, keuangan global yang
o.
masih ketat, dan jatuhnya harga komoditas dunia.
.g
ps
Rendahnya kontraksi ekonomi negara berkembang didorong oleh masih
kuatnya kinerja ekonomi di Kawasan Asia yang diprediksi masih bisa tumbuh
.b
berkembang di Kawasan Asia diprediksi akan tumbuh sebesar 1,0 persen. Hal ini
w
disebabkan masih cukup kuatnya ekonomi di Tiongkok dan India yang masing-
masing dapat tumbuh sebesar 1,2 persen dan 1,9 persen. Tiongkok, dimana tempat
//w
cukup kuat karena dukungan fiskal yang sangat besar dari pemerintah. Berbeda
dengan Kawasan Asia yang masih dapat tumbuh ekonominya, Kawasan Eropa dan
tp
Kawasan Amerika Latin dan Karibia menunjukkan nilai kontraksi ekonomi yang
ht
cukup tinggi yaitu di atas 5 persen. Menurut WHO (2020), kawasan Amerika Latin
dan Karibia khususnya dari Brazil, Meksiko, Chili, Kolombia dan Peru menunjukkan
Gambar 1.3
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia, Negara Maju dan Negara
Berkembang, Serta ASEAN (persen) Tahun 2020 dan 2021
peningkatan jumlah korban yang terjangkit virus Covid-19 paling besar. Hal ini yang
memperparah melambatnya kinerja ekonomi di kawasan tersebut. Jika dilihat
dari inflasi, ternyata laju inflasi di negara berkembang justru cukup tinggi sebesar
4,6 persen. Tingginya inflasi di negara berkembang berasal dari tingginya inflasi
di Kawasan Sub-Sahara Afrika (9,3 persen), Timur Tengah dan Asia Tengah (8,4
persen), dan Amerika Latin dan Karibia (6,2 persen).
Sementara itu, berdasarkan data dari ADB pada pubikasi ADO 2020
diperoleh hasil bahwa nilai pertumbuhan ekonomi ASEAN masih mencapai
pertumbuhan yang positif yaitu sekitar 2,0 persen dengan tingkat inflasi sebesar
1,9 persen. Dampak terparah dialami Thailand dengan proyeksi pertumbuhan
ekonomi yang sebesar -4,8 persen, Singapura sebesar 0,2 persen dan Malaysia
sebesar 0,5 persen. Seperti pada proyeksi tahun sebelumnya, angka pertumbuhan
ekonomi di Indonesia dan Vietnam relatif lebih tinggi dibandingkan negara ASEAN
lainnya. Kedua negara masih cukup tinggi pada pertumbuhan di atas 2 persen,
id
walaupun terdampak dari pandemi Covid-19. Pada tahun 2020, Indonesia
o.
Tabel 1.3 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi dan Laju Inflasi Dunia, Negara Maju,
Negara Berkembang, dan ASEAN (persen) Tahun 2020 dan 2021
Kelompok Negara .g
Pertumbuhan Ekonomi Inflasi
ps
2020 2021 2020 2021
A. Dunia 1) -3,0 5,8 3,0 3,3
.b
id
tinggi pada negara berkembang yaitu sebesar 6,6 persen, sedangkan di negara
maju akan mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 4,5 persen.
o.
.g
IMF juga mencatat bahwa pemulihan ekonomi dunia selama tahun
ps
2020 akan sangat tergantung dari menurunnya penularan wabah Covid-19 di
pertengahan tahun hingga akhir tahun 2020. Selain itu, tingkat kekuatan ekonomi
.b
kebijakan yang perlu diambil dalam masa pandemi wabah virus Covid-19 yaitu
w
Gambar 1.4
Proyeksi Inflasi Dunia, Negara Maju, Negara Berkembang, dan ASEAN
(persen) Tahun 2020 dan 2021
id
berlanjutnya sengketa perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Kedua,
masih terjadinya ketegangan atau konflik geopolitik di Timur Tengah. Ketiga,
o.
perubahan fluktuasinya harga minyak dunia dan komoditas penting dunia lainnya.
.g
Keempat, suku bunga global yang dipengaruhi oleh kebijakan moneter oleh
ps
bank sentral Amerika Serikat. Kelima, masih berhembusnya isu Brexit. Keenam,
adanya peningkatan kebijakan proteksionisme dari beberapa negara. Ketujuh,
.b
bencana terkait cuaca seperti badai tropis, banjir, kekeringan, dan kebakaran
w
berkembang.
//w
negara dengan negara lain dapat dilihat dari nilai indeks daya saing. Suatu negara
dikatakan lebih unggul daya saingnya daripada negara lain diukur melalui sebuah
indeks yang dikeluarkan oleh WEF melalui Indeks Daya Saing Global (GCI). Pada
Laporan GCI 2019, diperoleh nilai indeks daya saing untuk 141 negara. Menurut
laporan ini, PDB dari sejumlah negara tersebut secara kumulatif memberikan
kontribusi sebesar 99 persen terhadap total PDB dunia. Penghitungan nilai indeks
daya saing setiap negara dihitung menggunakan data dari 12 indikator utama
pembentuk daya saing. Kedua belas indikator tersebut yaitu lembaga, infrastruktur,
adopsi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), stabilitas makroekonomi,
kesehatan, keterampilan, pasar produk, pasar tenaga kerja, sistem keuangan,
ukuran pasar, dinamika bisnis, dan kemampuan inovasi.
Dari 141 negara di dunia yang dihitung nilai indeks daya saingnya, Singapura
dan Amerika Serikat berhasil menempatkan posisinya di 2 besar rangking teratas.
Nilai skor Singapura berhasil naik dari 83,5 pada tahun 2018 menjadi 84,8 pada
tahun 2019. Meningkatnya nilai skor indeks daya saing Singapura disebabkan
oleh meningkatnya nilai skor di hampir seluruh pilar daya saing. Bahkan, di
beberapa pilar Singapura mencapai peringkat pertama yaitu pilar infrastruktur,
kesehatan, pasar tenaga kerja, dan perkembangan sistem keuangan. Menurut
id
Inggris Raya 8 6 8 9
o.
Tiongkok 27 28 28 28
India 40 63 58 68
Afrika Selatan 61 62
.g 67 60
ps
Brazil 80 69 72 71
Turki 53 58 61 61
.b
Meksiko 51 44 46 48
w
Rusia 38 45 43 43
w
Indonesia 36 47 45 50
//w
Malaysia 23 26 25 27
Thailand 32 40 38 40
s:
Vietnam 55 74 77 67
Filipina 56 68 56 64
tp
Indonesia sendiri menurut laporan GCI tahun 2019 mempunyai nilai skor
indeks daya saing sebesar 64,6 atau menurun sebesar 0,3 poin dari tahun 2018
yang sebesar 64,9. Berdasarkan peringkat, Indonesia juga mengalami penurunan
peringkat dari peringkat ke-45 menjadi peringkat ke-50. Namun demikian,
bila dibandingkan dengan negara BRICS, posisi Indonesia masih lebih baik bila
dibandingkan dengan Brazil (71), India (68), Afrika Selatan (60), tetapi tidak
lebih baik dari Tiongkok (28) dan Rusia (43). Di antara negara ASEAN, Indonesia
(50) berhasil menempati peringkat ke-4 setelah Singapura (1), Malaysia (27),
dan Thailand (40). Indonesia berhasil lebih unggul dari Brunei (56), Filipina (64),
Vietnam (67), Kamboja (105) dan Laos (113).
Gambar 1.5
Perbandingan Peringkat Indeks Daya Saing Indonesia dengan Beberapa
Negara Berkembang di Kawasan ASEAN Tahun 2019
id
o.
.g
ps
.b
w
w
//w
s:
Indonesia memiliki dua kekuatan utama dalam daya saingnya, yaitu ukuran
ht
pasar yang luas (peringkat 7 dengan skor 82,4) dan stabilitas makro ekonomi
(peringkat 54 dengan skor 90). Selain itu, dinamisme bisnis (peringkat 29 dengan
skor 69,6) dan sistem keuangan yang stabil (peringkat 58 dengan skor 64,0) juga
turut andil dalam menjaga indeks daya saing Indonesia. Sementara itu, empat
indikator yang mengalami penurunan di antaranya terkait dengan sumber daya
manusia , seperti adopsi TIK, kesehatan, kemampuan/keterampilan, dan pasar
tenaga kerja. Dalam laporan WEF itu juga menunjukkan bahwa nilai terendah
Indonesia berada di indikator kemampuan inovasi yang sebesar 37,7 dan berada
di peringkat ke-74.
id
Sistem Finansial 63,9 52 64,0 58
o.
Ukuran Pasar 81,6 8 82,4 7
.g
Ekosistem Inovasi
Dinamisme Bisnis 69,0 30 69,6 29
ps
Kemampuan Inovasi 37,1 68 37,7 74
.b
Catatan : 1 Tahun 2018 dan 2019 GCI mengacu pada konsep baru yaitu GCI 4.0
w
SDM perlu terus dilakukan baik dari sisi kesehatan, pendidikan, dan keterampilan.
ht
id
geopolitik di Timur Tengah, melambatnya perekonomian India dan Tiongkok yang
berpengaruh ke ekonomi nasional, peningkatan utang yang berisiko pada stabilitas
o.
sistem keuangan, serta melambatnya kinerja sektor industri manufaktur karena
.g
bahan baku mentah sebagian masih diimpor dari Tiongkok.
ps
Tahun 2020 juga merupakan tahun yang berat harus dihadapi oleh
.b
seluruh negara karena adanya wabah pandemi Covid-19. Pandemi ini mampu
w
memberikan efek domino pada aspek kesehatan, sosial, ekonomi, dan keuangan.
w
Bahkan, dampak terhadap aspek ekonomi sangat besar dirasakan pada aktivitas
//w
tidak meluas. Tidak hanya pembatasan kegiatan ekonomi, berbagai negara juga
diharuskan siap memulihkan perekonomian dengan dukungan fiskal yang cukup
tp
besar dalam upaya pemulihan kesehatan warga dan pemulihan kegiatan ekonomi.
ht
kedua, menjaga kestabilan harga dan nilai tukar dalam negeri demi stabilitas
ekonomi makro, serta ketiga dengan terus meningkatkan inklusivitas dan ekonomi
yang berkelanjutan.
id
Kredit Usaha Rakyat.
o.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020 pada awalnya akan
mengalami peningkatan dibandingkan realisasi pertumbuhan ekonomi tahun
.g
ps
2019. Bank Indonesia (2020) pada Desember 2019 mengeluarkan nilai perkiraan
pertumbuhan ekonomi Indonesia antara 5,1-5,5 persen. Hal ini didukung dengan
.b
optimisme dari sebagian besar kalangan akan pemulihan ekonomi dunia serta
w
menjadi sekitar 5,0-5,5% pada tahun 2020. Ekonomi Indonesia terdampak karena
s:
dan investasi. Selain itu, revisi proyeksi juga diakibatkan oleh pengaruh adanya
hambatan (spillover effect) ke negara lain, melambatnya perekonomian dunia,
serta adanya ketidakpastian di pasar keuangan dunia.
id
ekonomi. Oleh karena itu, Bank Indonesia (2020) kembali melakukan revisi
o.
perkiraaan pertumbuhan ekonomi menjadi sebesar 4,2-4,6 persen. Angka
perkiraan pertumbuhan ekonomi ini lebih tinggi dibandingkan dengan perkiraan
.g
dari ADB dan IMF. ADB memperkirakan nilai pertumbuhan ekonomi Indonesia
ps
akan mencapai 2,5 persen. Sementara itu, IMF justru memperkirakan Indonesia
.b
akan mengalami pertumbuhan ekonomi yang sangat rendah sebesar 0,5 persen.
w
pemerintah yang diperkirakan akan tetap tumbuh positif. Hal ini disebabkan oleh
//w
untuk bidang kesehatan, bantuan sosial, dan stimulus insentif usaha. Hal ini
tentunya bertujuan agar dapat meningkatkan kesehatan dan keselamatan
ht
Dari sisi kenaikan harga barang, inflasi dalam negeri diperkirakan akan
tetap terkendali pada sasaran 3,0±1,0 persen. Perkiraan inflasi ini ditopang oleh
masih terkendalinya inflasi inti yang dipengaruhi semakin terjangkarnya ekspektasi
inflasi dan permintaan yang belum cukup kuat. Sementara itu, inflasi komponen
bergejolak dan inflasi komponen harga yang diatur pemerintah mengalami
peningkatan. Peningkatan inflasi komponen bergejolak disebabkan oleh faktor
cuaca dan distribusi bahan makanan yang terbatas karena adanya pembatasan
pergerakan kegiatan masyarakat dalam memutus penyebaran Covid-19 (Bank
Indonesia, 2020).
justru akan tumbuh lebih tinggi lagi yaitu sebesar 8,2 persen, sedangkan ADB
memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di level 5,0 persen
atau sedikit lebih rendah dari proyeksi dari Bank Indonesia. Selain disebabkan oleh
pemulihan ekonomi global, Bank Indonesia (2020) menyatakan bahwa ekonomi
dalam negeri diperkirakan menguat karena harga komoditas yang semakin stabil
sehingga mendorong terjadinya peningkatan produksi dan investasi dalam negeri.
Dengan semakin pulihnya ekonomi dunia, diperkirakan kinerja ekspor Indonesia
akan meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan ekspor. Peningkatan
kinerja sektor produksi, investasi, ekspor dan konsumsi dalam negeri tentunya
akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
id
bergejolak diperkirakan akan tetap terkendali didukung oleh tetap terjaganya
inflasi pangan di sebagian besar wilayah. Hal ini tentunya perlu didukung dengan
o.
penguatan kerja sama antardaerah dalam menjaga ketersediaan pangan demi
.g
mendukung pencapaian sasaran inflasi secara nasional (Bank Indonesia, 2020).
ps
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
id
(dari realisasi 2019) (dari realisasi 2019)
o.
Kebijakan insentif pajak Belanja Kemenkes dan
.g
untuk mendorong ps Kemensos ditambah untuk
penerimaan negara. penanganan pandemi dan
bantuan sosial.
.b
w
w
Pembiayaan Utang
//w
6,34 % 180,32 %
s:
K
etidakpastian semakin menghantui perekonomian global akibat
pandemi Covid-19 di akhir tahun 2019. Pasar global porak
poranda, Amerika Serikat dan Tiongkok sebagai penggerak utama
perekonomian dunia mengalami penurunan ekonomi drastis akibat
pandemi ini. Tidak dapat dipungkiri kondisi ini tentu sangat mempengaruhi
arus perekonomian Indonesia. Situasi pandemi turut berdampak pada semua
sektor perekonomian, terbukti dari pertumbuhan ekonomi Kuartal I tahun
2020 yang hanya sebesar 2,97 persen (BPS, 2020). Ini mengindikasikan
tantangan dan tekanan yang lebih berat akan dialami Indonesia sepanjang
tahun 2020 ini.
id
penanganan pandemi Covid-19 harus terus diperkuat dan dilaksanakan
secara efektif agar dampak sosial ekonomi dan pemburukan lebih lanjut
o.
dapat diminimalkan. Salah satu upayanya adalah merubah postur dan rincian
.g
anggaran pendapatan dan belanja negara guna menstabilkan sistem keuangan
ps
nasional.
.b
rakyat Indonesia. APBN dibuat setiap tahun bersama DPR dan dibentuk
Undang-Undangnya. APBN 2020 ini merupakan awal dari penjabaran Rencana
s:
APBN 2020 adalah “APBN untuk Akselerasi Daya Saing melalui Inovasi dan
ht
Penguatan Kualitas SDM”. Setiap tahun postur APBN dibentuk agar sehat,
adil dan mandiri, artinya dalam APBN direncanakan anggaran belanja negara
yang produktif sesuai keperluan, penerimaan negara yang optimal melalui
perpajakan, dan di tahun ini anggaran belanja diutamakan untuk penanganan
pandemi Covid-19 yang fokus pada belanja kesehatan, jaring pengaman sosial,
dan pemulihan perekonomian. Selain itu, berbagai kebijakan dan stimulus
fiskal juga telah diluncurkan untuk meminimalkan dampak pandemi pada
perekonomian.
id
sebesar 2,97 persen dengan inflasi ditingkat konsumen sebesar 0,08 pada April
2020. Melihat dampak signifikan ini, sepanjang tahun 2020 pemerintah fokus
o.
dan berupaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dengan berbagai
.g
kebijakan mulai dari jaga jarak, perilaku pencegahan, dan pembatasan sosial
ps
berskala besar. Harapannya saat wabah berakhir ekonomi dapat pulih dengan
cepat dan jumlah korban akibat pandemi ini berkurang dan tidak bertambah
.b
lagi.
w
w
//w
Sumber : Perpres No.72 Tahun 2020, LKPP 2016, 2017, 2018, dan APBN Kita Januari 2020, Kemenkeu
Hibah yang diterima pemerintah baik dari dalam negeri maupun luar
id
negeri digunakan untuk mendukung tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga,
o.
atau diterushibahkan kepada pemerintah daerah berdasarkan MoU pemberi
.g
donor dengan pemerintah Indonesia. Penerimaan dari hibah oleh pemerintah
ps
digunakan untuk membiayai program-program penanganan perubahan iklim,
pengurangan emisi di perkotaan, keanekaragaman hayati dan pelestarian
.b
Rp 1,3 trilliun atau turun 81 persen dari realisasi tahun 2019. Hibah yang
w
diterima pada tahun 2018 adalah yang tertinggi dalam lima tahun terakhir,
yaitu sebesar Rp 15,56 trilliun. Sebagian besar hibah bersumber dari dalam
//w
negeri dan berasal dari Pemerintah Daerah yang digunakan untuk pelaksanaan
s:
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada tahun 2018. Selain itu,
kesadaran K/L untuk melaporkan hibah langsung yang diterima juga semakin
tp
membaik.
ht
2019
78,95 20,69 0,35
(Realisasi)
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Penerimaan Pajak Penerimaan bukan pajak Hibah
Sumber : Perpres No.72 Tahun 2020, LKPP 2016, 2017, 2018, dan APBN Kita Januari 2020, Kemenkeu
dari realisasi APBN tahun 2019. PNBP sendiri berasal dari pemanfaatan sumber
daya alam, pelayanan yang dilaksanakan pemerintah, pengelolaan kekayaan
negara dipisahkan, pengelolaan Barang Milik Negara, pengelolaan dana dan
hak negara lainnya. Sumber inilah yang membuat PNBP tidak jauh berbeda
setiap tahunnya. Namun pada APBNP 2020, PNBP diperkirakan dipengaruhi
oleh adanya pembatasan sosial berskala besar akibat pandemi sehingga terjadi
penurunan penerimaan SDA migas dan nonmigas, penurunan pendapatan
dari kekayaan negara dipisahkan terutama bagian pemerintah atas laba Badan
Usaha Milik Negara (BUMN), dan penurunan pendapatan Badan Layanan
Umum (BLU).
id
APBNP tahun 2020 penerimaan pajak diperkirakan berkontribusi mencapai 82,62
persen dari pendapatan negara. Dilihat dari tren lima tahun terakhir, kontribusi
o.
penerimaan pajak cenderung meningkat setiap tahunnya. Penerimaan perpajakan
.g
dalam APBNP tahun 2020 diperkirakan mencapai Rp 1.404,51 trilliun atau turun
ps
9,11 persen dari realisasi tahun 2019. Penurunan anggaran ini sebagai bentuk
respon pemerintah dalam menjaga stabilitas sistem keuangan di masa pandemi,
.b
secara online, pemberian insentif pajak, dan berbagai kebijakan keringanan pajak
//w
selama pandemi.
s:
Rincian
LKPP LKPP LKPP Realisasi APBNP
Pajak Penghasilan (PPh) 666,21 646,79 749,98 770,29 670,38
- PPh Migas 36,10 50,32 64,70 59,08 31,86
- PPh Nonmigas 630,11 596,48 685,28 711,21 638,52
PPN dan PPnBM 412,21 480,72 537,27 532,91 507,52
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) 19,44 16,77 19,44 21,17 13,44
Cukai 143,53 153,29 159,59 172,33 172,20
Pajak Lainnya 8,10 6,74 6,63 7,69 7,49
Sumber : Perpres No.72 Tahun 2020, LKPP 2016, 2017, 2018, dan APBN Kita Januari 2020, Kemenkeu
Selain PPh dan PPN, pendapatan pajak dari cukai juga menjadi perhatian,
dilihat tren lima tahun terakhir pendapatan cukai terus meningkat setiap
tahunnya. Penerimaan yang berasal dari cukai tidak lepas dari peran industri
rokok yang sangat besar di Indonesia. Pada APBNP 2020, Pemerintah memasang
target penerimaan cukai sebesar Rp 172,20 triliun, hampir sama dengan nilai
realisasi pada tahun 2019. Selain itu, pemerintah juga menerapkan program
penertiban rokok ilegal agar dapat mendorong penerimaan pajak yang berasal
dari cukai.
id
berbagai kebijakan, salah satunya peraturan insentif pajak bagi wajib pajak
o.
yang terdampak Covid-19. Hal ini tercantum dalam Peraturan Menteri
.g
Keuangan Republik Indonesia (PMK) Nomor 44/PMK.03/2020 yang telah
ps
ditetapkan pada 27 April 2020. Peraturan ini diberlakukan sementara selama
pandemi berlangsung dan menggantikan PMK Nomor 23/PMK.03/2020 yang
.b
sebelumnya berlaku per tanggal 1 April 2020. Peraturan insentif pajak ini
w
juga telah diatur dalam PMK dan dapat dilaporkan secara online.
s:
Pemerintah membebaskan PPh Pasal 22 Impor s.d Desember 2020 pada perusahaan
2.
yang memiliki kode klasifikasi lapangan usaha sesuai yang tercantum dalam PMK.
Wajib pajak yang merupakan pelaku UMKM dengan peredaran bruto tertentu sesuai
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018, dan menyetorkan PPh Final sebesar 0,5%
5.
dari jumlah peredaran bruto tersebut, mendapatkan insentif PPh Final ditanggung
Pemerintah s.d Desember 2020.
id
Perpanjangan waktu permohonan/penyelesaian administrasi perpajakan paling lama
2.
o.
selama 6 bulan.
.g
Pemberian fasiitas pembebasan atau keringanan bea masuk dalam rangka penanganan
3. pandemik Covid-19, dan/atau menghadapi ancaman yang membahayakan
ps
perekonomian nasional.
Pemungutan PPN atas pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa
.b
4. Kena Pajak oleh platform luar negeri melalui Perdagangan Melalui Sistem Elektronik
w
(PMSE).
w
5. Perpanjangan masa lapor SPT Tahunan Pribadi dan SPT Masa PPN.
//w
besar aktivitas ekonomi berubah dari tatap muka menjadi online yang minim
interaksi. Hal ini menyebabkan kegiatan atau transaksi secara elektronik
meningkat. Oleh karena itu, pemerintah juga memungut pajak dari kegiatan
berbasis transaksi elektronik tersebut melalui Perdagangan Melalui Sistem
Elektronik (PMSE). Kebijakan ini dikenakan untuk Barang Kena Pajak Tidak
Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak oleh platform luar negeri.
id
2020 ini untuk menyelamatkan perekonomian dan penduduk dari ancaman
pandemi Covid-19, pemerintah memprioritaskan belanja negara untuk belanja
o.
kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan perekonomian. Situasi ini
.g
akhirnya membuat pemerintah menganggarkan belanja negara lebih tinggi
ps
daripada penerimaan negara dengan defisit sebesar 6,34 persen terhadap
PDB pada APBNP 2020 (Perpres No.72/2020). Angka ini melebihi batas defisit
.b
Rp 2.739,17 trilliun atau tumbuh 18,59 persen dari realisasi tahun 2019. Apabila
ditinjau selama lima tahun terakhir, anggaran belanja negara selalu tumbuh
s:
Sumber : Perpres No.72 Tahun 2020, LKPP 2016, 2017, 2018, dan APBN Kita Januari 2020, Kemenkeu
Jika dilihat lebih rinci, anggaran pengeluaran pemerintah pusat terdiri dari
pengeluaran untuk kementerian/lembaga (K/L) dan untuk non kementerian/
lembaga. Pengeluaran untuk K/L cenderung mengambil porsi yang cukup besar
dalam pengeluaran pemerintah setiap tahunnya. Namun, tidak untuk tahun
ini, ancaman Covid-19 membuat pemerintah menganggarkan belanja non K/L
yang lebih tinggi. Anggaran K/L digunakan untuk menjalankan program dan atau
kebijakan dari kementerian/lembaga. Anggaran belanja K/L pada tahun 2020
ditargetkan turun 4,57 persen dari realisasi APBN 2019, yaitu sebesar Rp 836,38
trilliun. Penurunan ini dikarenakan adanya penghematan anggaran dan efisiensi
dalam rangka penanganan Covid-19. Seluruh K/L anggarannya dikurangi kecuali
Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan yang anggarannya meningkat.
id
Peningkatan yang tajam pada belanja non K/L sejalan dengan respon
pemerintah dalam penanganan pandemi, dimana anggaran digunakan untuk
o.
pembiayaan utang negara, pemberian subsidi, dan belanja lainnya. Hingga bulan
.g
Mei 2020 pemerintah telah melaksanakan program Kartu Pra Kerja bagi pekerja
ps
terdampak Covid-19; subsidi energi untuk listrik, bunga UMKM, LPG dan BBM;
dan pembiayaan bunga utang menggunakan anggaran ini (APBN Kita Juni 2020).
.b
w
hal belanja barang, belanja pegawai, belanja modal, dan bantuan sosial dan
subsidi. Peningkatan kualitas belanja tersebut dilakukan melalui penghematan
//w
Gambar 2.2
10 Kementerian Lembaga dengan Pagu Terbesar
id
kabinet tahun 2019. Pada Perpres No.72/2020 juga terlihat adanya pengurangan
anggaran Kemenristek-Dikti sebesar 95 persen yang beralih ke Kemendikbud.
o.
Untuk Kementerian Kesehatan sebagai ujung tombak penanganan pendemi
.g
Covid 19 sangat wajar jika anggarannya meningkat. Sementara untuk
ps
kementerian sosial kenaikan anggaran dialokasikan untuk bantuan sosial.
Melihat kembali tema awal APBN 2020, fokus pemerintah adalah meningkatkan
.b
kualitas SDM untuk daya saing bangsa. Hal ini membuat pemerintah fokus
w
menyediakan dana total untuk pendidikan sebesar Rp 547,83 trilliun, naik 7,8
//w
persen dari anggaran semula yang sebesar Rp 508,08 trilliun. Total ini didapatkan
dari komponen anggaran pendidikan dari belanja pemerintah pusat, transfer ke
s:
Selain belanja K/L, ada belanja non K/L sebagai komponen lain dalam
ht
Gambar 2.3
Anggaran Subsidi Tahun 2016-2020 (Trilliun Rupiah)
216,88
201,83
192,02
174,23
166,40
id
anggaran berupa dana desa untuk membangun fasilitas umum di desa yang
o.
dapat membuat desa menjadi lebih maju. Sebagai salah satu instrumen
.g
penting dari desentralisasi fiskal, dana desa dikatakan cukup efektif dalam
ps
mendorong percepatan pembangunan pelayanan dasar hingga tahun 2019
yang merupakan tahun terakhir RPJMN 2015-2019.
.b
sebesar Rp 763,93 triliun atau turun 6 persen dari realisasi 2019. Penurunan
//w
anggaran dana desa disediakan dana sebesar Rp 20,77 triliun pada tahun
tp
2015. Lalu di tahun berikutnya 2016, anggaran naik dua kali lipat menjadi
ht
id
dan pemberian pinjaman kepada BUMN dan Pemda. Utang yang dilakukan
pemerintah dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan yang sifatnya produktif dan
o.
investasi dalam jangka panjang seperti membangun infrastruktur, membiayai
.g
pendidikan dan kesehatan yang dalam jangka panjang akan menghasilkan
ps
dampak berlipat untuk generasi mendatang. Pada tahun 2020, pembiayaan
utang digunakan untuk membiayai belanja negara yang melebar akibat pandemi
.b
Covid-19.
w
Dengan dampak dan resiko yang cukup besar tersebut, maka kebijakan
w
rasio utang terhadap PDB dan diusahakan menurun; (b) produktivitas, yaitu
utang untuk mendukung pencapaian target pembangunan; (c) efisiensi, yaitu
s:
biaya utang pada tingkat risiko yang terkendali dan mendukung kesinambungan
tp
fiskal; dan (d) keseimbangan untuk menjaga komposisi utang dalam batas
ht
terkendali.
Selama 2016 hingga 2020, rasio utang negara terhadap PDB mengalami
peningkatan. Rasio utang pada tahun 2016 sebesar 28,3 persen dari PDB,
Gambar 2.4
Rasio Utang Negara terhadap PDB Tahun 2016-2020 (Persen)
32,1
29,8 29,8
29,4
28,3
sementara pada tahun 2020 hingga bulan Mei, rasio utang mencapai
32,1 persen. Terjadinya peningkatan utang ini terjadi dikarenakan oleh
meningkatnya belanja negara setiap tahunnya yang lebih agresif untuk
infrastruktur, perlindungan sosial, dan dana desa, terutama tahun 2020 yang
fokus pada penanganan pandemi. Meskipun dalam kurun waktu 2016-2020
utang pemerintah meningkat, namun tidak melanggar amanat Undang-
Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dimana rasio utang
kurang dari 60 persen dari PDB.
id
meningkat di tahun 2019, dan meningkat mencapai dua kali lipat pada tahun
2020. Peningkatan pada tahun 2020 selain untuk membiayai defisit anggaran
o.
juga untuk membiayai utang yang jatuh tempo. Berdasarkan pertimbangan
keseimbangan fiskal dan dampak dari pandemi maka dalam APBNP tahun
.g
ps
2020, pembiayaan utang negara dianggarkan meningkat 180,32 persen dari
realisasi tahun 2019. Pemerintah menganggarkan pembiayaan utang di tahun
.b
2020 akan dipenuhi dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) dan
w
Gambar 2.5
Pembiayaan Utang Negara Tahun 2016-2020 (Triliun Rupiah)
Sumber : Perpres No.72 Tahun 2020, LKPP 2016, 2017, 2018, dan APBN Kita Januari 2020, Kemenkeu
id
Secara garis besar dokumen KEM-PPKF 2021 mencakup:
o.
1. Tantangan dan dampak pandemi Covid-19 terhadap kondisi sosial,
.g
ekonomi dan keuangan, baik di tingkat global maupun domestik, serta
ps
penjelasan tentang upaya yang dilakukan beberapa negara di dunia
untuk mengatasi pandemi tersebut.
.b
Middle Income Trap (MIT) yang menjadi landasan pikir dalam perumusan
kebijakan fiskal 2021.
ht
id
5,52
o.
5,07
.g
ps
Pertumbuhan ekonomi regional tertinggi di tahun 2019
.b
dengan pendapatan per kapita sebesar 57,3 juta rupiah (USD 4.050).
ht
P
ertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,02 persen di tahun 2019
lebih rendah dari target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan
pemerintah sebesar 5,2 persen. Bahkan menjadi pertumbuhan
ekonomi yang terendah selama empat tahun terakhir. Kondisi
perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak lepas dari berlanjutnya
kondisi perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia yang hanya tumbuh
sebesar 2,9 persen. Faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti perseteruan
dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, peristiwa keluarnya Inggris dari
Uni Eropa (Brexit), dan beberapa kejaidan dari beberapa negara Hong Kong,
Iran, dan Irak yang mempengaruhi stabilitas ekonomi nasional.
id
Indonesia mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
o.
Kondisi serupa juga dialami sektor investasi. Meskipun demikian, perekonomian
.g
Indonesia masih diperkuat dengan stabilnya permintaan domestik dengan
ps
didukung oleh inflasi yang terjaga. Selain itu, momentum pemilu 2019 turut
membantu perekonomian. Dari sisi sektoral, penurunan kinerja perekonomian
.b
pendapatan per kapita tetap terjadi. Di tahun 2019, pendapatan per kapita
ht
Indonesia sebesar Rp 57,30 juta atau US$ 4.063,1. Dua tahun sebelumnya,
pendapatan per kapita Indonesia sebesar Rp 50,25 juta atau US$ 3.708,8 (2017)
dan Rp 54,38 juta atau US$ 3.755,3 (2018). Kondisi pendapatan per kapita di
tahun 2019 ini menjadikan Indonesia berpindah kelas ekonomi berdasarkan
klasifikasi dari Bank Dunia, dari yang semula negara berpenghasilan menengah
bawah (lower middle income country) menjadi negara berpenghasilan
menengah ke atas (upper middle income country). Perpindahan kelas ini dapat
menjadi momentum awal untuk mencapai target Indonesia menjadi negara
maju di tahun 2045.
id
o.
Sektor lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi mengalami kenaikan
sebesar 2,43 persen dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini dipengaruhi
.g
oleh penguatan beberapa instrumen keuangan. Kondisi pasar SBN hingga
ps
Desember 2019 mengalami penguatan dengan imbal hasil turun sebesar 94,2
.b
basis poin (bps) dengan disertai aliran investor ke pasar SBN sebesar Rp 171
triliun. Kepemilikan SBN oleh perbankan juga mengalami peningkatan menjadi
w
kepemilikan SBN juga terjadi pada bidang dana pensiun dan asuransi dengan
//w
jasa keuangan dan asuransi adalah pasar saham. Pasar saham menguat sebesar
ht
Selain kedua sektor diatas, sektor real estate juga mengalami laju
pertumbuhan yang cukup tinggi di tahun 2019. Sektor real estate mengalami
pertumbuhan sebesar 5,74 persen dan menjadi pertumbuhan tertinggi sektor
ini dalam kurun waktu 4 tahun terakhir. Peningkatan pertumbuhan sektor
real estate ini tidak lepas dari lima kebijakan pemerintah untuk menstimulus
Tabel 3.1 Produk Domestik Bruto Atas Harga Konstan 2010 (Miliar Rupiah) dan
Pertumbuhan PDB (Persen) Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2016–2019**
Lapangan Usaha 2016 2017 2018 x 2019 xx
PDB Harga Konstan Tahun 2010 (miliar rupiah) dan Pertumbuhan PDB (%)
A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1.210.955,50 1.258.375,70 1.307.373,90 1.354.957,30
3,37 3,92 3,89 3,64
B. Pertambangan dan Penggalian 774.593,10 779.678,40 796.505,00 806.206,20
0,95 0,66 2,16 1,22
C. Industri Pengolahan 2.016.876,90 2.103.466,10 2.193.368,40 2.276.682,80
id
4,26 4,29 4,27 3,80
D. Pengadaan Listrik dan Gas 100.009,90 101.551,30 107.108,60 111.436,70
o.
5,39 1,54 5,47 4,04
.g
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
7.634,60 7.985,30 8.429,50 9.005,50
Limbah dan Daur Ulang
ps
3,60 4,59 5,56 6,83
F. Konstruksi 925.040,30 987.924,90 1.048.082,80 1.108.425,00
.b
id
sepeda motor; sektor transportasi dan pergudangan; dan sektor administrasi
o.
pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib.
.g
Dari semua sektor yang mengalami perlambatan pertumbuhan
ps
ekonomi, sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial
.b
bagian belanja kementerian dan lembaga. Pada tahun 2018, realisasi bagian
tp
di tahun 2019, realisasinya hanya tumbuh sekitar 0,98 persen. Kondisi yang
jauh berbeda ini dikarenakan anggaran yang dihemat dialokasikan untuk
pengembangan SDM.
Tabel 3.2 Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku (Miliar Rupiah) dan
Distribusi PDB (Persen) Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2016–2019**
Lapangan Usaha 2016 2017 2018x 2019 xx
PDB Harga Berlaku (miliar rupiah) dan Distribusi PDB (%)
A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1.671.597,80 1.787.963,20 1.900.803,60 2.013.626,90
13,48 13,16 12,81 12,72
B. Pertambangan dan Penggalian 890.868,30 1.029.554,60 1.198.987,10 1.149.913,50
7,18 7,58 8,08 7,26
C. Industri Pengolahan 2.545.203,60 2.739.711,90 2.947.450,80 3.119.617,30
18,21 20,16 19,86 19,70
D. Pengadaan Listrik dan Gas 142.344,40 162.339,80 176.640,30 185.115,30
1,15 1,19 1,19 1,17
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
8.909,40 9.438,60 10.024,20 10.736,30
Limbah dan Daur Ulang
0,07 0,07 0,07 0,07
F. Konstruksi 1.287.600,80 1.410.513,60 1.562.297,00 1.701.741,20
10,38 10,38 10,53 10,75
G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
id
1.635.410,40 1.768.865,20 1.931.818,70 2.060.772,60
Mobil dan Sepeda Motor
o.
13,19 13,02 13,02 13,01
H. Transportasi dan Pergudangan 644.993,90 735.229,60 797.846,90 881.662,60
.g
5,20 5,41 5,38 5,57
ps
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 363.055,50 387.013,10 412.709,70 440.267,70
2,93 2,85 2,78 2,78
.b
kontribusi terbesar kedua dan ketiga ada pada sektor perdagangan besar dan
eceran, reparasi mobil dan sepeda motor serta sektor pertanian, kehutanan
dan perikanan dengan kontribusi masing-masing sektor sebesar 13,01 persen
dan 12,72 persen.
id
terjadi lebih banyak didukung oleh permintaan domestik yang mengalami
o.
peningkatan, salah satunya disebabkan karena keperluan logistik untuk pemilu.
Dalam perdagangan internasional, belum membaiknya hubungan dagang yang
.g
terjadi antara Tiongkok dan Amerika Serikat turut menambah beban. Sentimen
ps
dua negara dagang terbesar di dunia ini berpengaruh terhadap perdagangan
.b
sektor ini berkontribusi sebesar 12,72 persen dari total PDB nasional. Kontribusi
ht
Dari uraian di atas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Laju
pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan mengalami kondisi
yang cukup stabil selama empat tahun terakhir. Sektor ini juga mempunyai
kontribusi yang besar dalam perekonomian nasional, tetapi kontribusinya
terus mengalami penurunan. Kondisi yang sama juga terjadi di sektor industri
pengolahan. Sebaliknya, sektor-sektor jasa terus mengalami peningkatan laju
pertumbuhan meskipun kontribusinya dalam perekonomian nasional masih
kecil.
id
o.
PDB Menurut Penggunaan
.g
ps
Perekonomian Indonesia selain dilihat dari sisi lapangan usaha,
.b
juga dapat dilihat dari sisi penggunaan. Pada sisi penggunaan, komponen
yang dihitung meliputi komponen pengeluaran domestik (konsumsi rumah
w
tangga, konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga / LNPRT
w
modal tetap bruto dan perubahan inventori) serta komponen ekspor dan
impor. Sama seperi PDB lapangan usaha, PDB menurut pengguaan juga dibagi
s:
berdasarkan PDB konstan dan PDB berlaku (lihat Tabel 3.3 dan Tabel 3.4).
tp
ht
Tabel 3.3 PDB Harga Konstan Tahun 2010 (Miliar Rupiah) dan Pertumbuhan PDB
(Persen) Menurut Penggunaan Tahun 2016-2019**
PDB Penggunaan 2016 2017 2018* 2019**
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 5.126.307,97 5.379.628,64 5.651.454,19 5.936.399,56
5,01 4,94 5,05 5,04
a. Makanan dan Minuman, Selain Restoran 1.871.194,19 1.969.261,34 2.072.120,58 2.179.119,14
5,34 5,24 5,22 5,16
b. Pakaian, Alas Kaki dan Jasa Perawatannya 205.414,01 212.345,95 221.470,08 230.920,26
3,36 3,37 4,30 4,27
c. Perumahan dan Perlengkapan Rumahtangga 698.000,52 727.237,10 760.931,73 796.376,21
4,68 4,19 4,63 4,66
d. Kesehatan dan Pendidikan 353.822,71 373.129,39 391.786,66 417.643,65
5,47 5,46 5,00 6,60
e. Transportasi dan Komunikasi 1.266.170,22 1.334.374,09 1.407.370,97 1.474.685,23
5,23 5,39 5,47 4,78
f. Restoran dan Hotel 476.363,73 502.070,85 530.343,92 561.967,67
5,44 5,40 5,63 5,96
g. Lainnya 255.342,59 261.209,92 267.430,25 275.687,39
id
2,42 2,30 2,38 3,09
o.
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 105.362,27 112.664,35 122.916,83 135.973,85
6,64 6,93 9,08 10,62
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 774.304,53
.g
790.756,40 828.682,96 855.596,57
ps
-0,14 2,13 4,80 3,25
a. Konsumsi Kolektif 477.666,90 485.455,62 506.706,05 530.215,20
.b
id
o.
Tabel 3.4 PDB Harga Berlaku (Miliar Rupiah) dan Distribusi PDB (Persen) Menurut
.g
Penggunaan Tahun 2016-2019**
ps
PDB Penggunaan 2016 2017 2018* 2019**
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 7.027.023,46 7.623.056,11 8.274.211,74 8.965.837,14
.b
b. Pakaian, Alas Kaki dan Jasa Perawatannya 256.951,35 273.621,29 296.092,19 321.704,99
//w
id
7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 2.273.528,02 2.606.282,95 3.268.839,00 2.991.963,31
18,33 19,18 22,03 18,90
o.
a. Barang 1.851.967,23 2.154.432,48 2.753.480,50 2.469.827,21
.g
14,93 15,85 18,56 15,60
a.1. Barang Non-migas 1.596.401,80 1.820.684,03 2.317.267,91 2.153.152,34
ps
12,87 13,40 15,62 13,60
a.b. Barang Migas 255.565,43 333.748,45 436.212,59 316.674,86
.b
xx
Angka sangat sementara
Sumber : Badan Pusat Statistik
ht
Gambar 3.1
Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga, Leisure dan Lifestyle dan
Non Leisure (Persen) Tahun 2016–2019**
5,51
5,39
5,29
5,11
5,01 5,05
4,94 5,04
5,01
4,87
4,81
4,71
id
2016 2017 2018* 2019**
o.
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Leisure dan Lifestyle Non Leisure
.g
Sumber : Badan Pusat Statistik
ps
Selain komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga dan konsumsi
.b
tahun 2018. Di tahun 2019, pertumbuhan komponen ini hanya sebesar 3,25
//w
6,24
6,67
6,15
5,01 5,90
5,37
5,41
4,41 4,47
1,80
tidak merupakan barang konsumsi. Dengan kata lain, PMTB dapat digunakan
untuk melihat sisi investasi. Selama empat tahun terakhir, komponen PMTB
relatif mengalami peningkatan pertumbuhan. Di tahun 2019, pertumbuhan
komponen ini sebesar 6,67 persen. Komponen PMTB dapat dibagi menjadi
sub komponen bangunan dan sub komponen non bangunan. Pada Gambar 3.2
terlihat bagaimana pertumbuhan kedua sub komponen ini selama empat tahun
terakhir. Sub komponen bangunan mengalami perlambatan pertumbuhan.
Pada periode waktu yang sama, sub komponen non bangunan sempat
mengalami kenaikan pertumbuhan meski di tahun 2019 pertumbuhannya di
bawah sub komponen bangunan.
Gambar 3.3
Pertumbuhan Ekspor dan Impor Barang dan Jasa (Persen), Tahun 2016 –2019**
id
o.
.g
ps
.b
w
w
//w
s:
tp
Gambar 3.4
Kontribusi Sub Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (Persen), 2019
4,54
10,08
39,37
22,78
6,88 3,59
12,77
Makanan dan Minuman, Selain Restoran Pakaian, Alas Kaki dan Jasa Perawatannya
Perumahan dan Perlengkapan Rumahtangga Kesehatan dan Pendidikan
id
Transportasi dan Komunikasi Restoran dan Hotel
Lainnya
o.
Sumber : Badan Pusat Statistik
.g
pengeluaran pertama adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga. Di tahun
ps
2019, besarnya kontribusi sub komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga
.b
yaitu sub komponen pakaian, alas kaki dan jasa perawatannya dengan besar
tp
Gambar 3.5
Kontribusi Sub Komponen Leisure dan Lifestyle serta Non Leisure pada Pengeluaran
Konsumsi Rumah Tangga (Persen), 2016-2019**
Gambar 3.6
Kontribusi Sub Komponen Bangunan dan Non Bangunan pada
Komponen PMTB (persen), Tahun 2016-2019**
id
o.
24,82 24,87 25,52 24,96
.g
ps
.b
74,48
w
//w
s:
Gambar 3.7
Kontribusi Ekspor dan Impor Barang dan Jasa (Persen)
Terhadap Total PDB, Tahun 2016-2019 **
22,03
20,97
20,19
19,09 19,18
18,33 18,41 18,90
id
Sumber : Badan Pusat Statistik
o.
impor memberikan kontribusi yang lebih tinggi daripada komponen ekspor.
.g
Kondisi tersebut berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya dimana komponen
ps
ekspor memberikan kontribusi yang lebih tinggi daripada komponen impor.
.b
dengan sub komponen jasa. Pada komponen ekspor, kontribusi sub komponen
//w
barang dan jasa di tahun 2019 masing-masing sebesar 15,8 persen dan 2,61
persen. Kondisi kontribusi ekspor seperti ini menjadi kontribusi terendah
s:
pada komponen impor, kontribusi sub komponen barang dan jasa di tahun
ht
2019 masing-masing sebesar 15,6 persen dan 3,3 persen. Meskipun kontribusi
komponen impor lebih rendah dari tahun 2018, tetapi kondisi ini bukanlah
yang terendah selama empat tahun terakhir. Menurunnya kontribusi ekspor
dan impor ini disebabkan dari merosotnya nilai komoditas barang non migas
dan barang migas dalam perdagangan internasional.
Gambar 3.8
Pertumbuhan Ekonomi Menurut Wilayah (Persen), Tahun 2016-2019**
Sumatera Jawa Bali dan Nusa Kalimantan Sulawesi Maluku dan Papua
Tenggara
id
Dilihat berdasarkan kontribusi per wilayah, kontribusi wilayah Jawa
o.
masih mendominasi perekonomian nasional (Gambar 3.9). Di tahun 2019,
kontribusi wilayah Jawa sebesar 59 persen dari perekonomian nasional.
.g
ps
Kontribusi terbesar kedua ada di wilayah Sumatera sebesar 21 persen dari
perekonomian nasional. Lalu, kontribusi terbesar ketiga adalah wilayah
.b
Selanjutnya, ada kontribusi dari wilayah Bali dan Nusa Tenggara; Sulawesi
w
Gambar 3.9
Kontribusi Ekonomi Menurut Wilayah (Persen), Tahun 2019
tp
ht
Sumatera
7% 2%
21%
8% Jawa
3% Bali dan Nusa Tenggara
Kalimantan
Sulawesi
59%
Sumber : Badan Pusat Statistik
id
bahkan terendah kedua secara nasional di tahun 2019, meskipun Provinsi ini
o.
berkontribusi cukup besar untuk perekonomian nasional di wilayah Sumatera.
Dilihat berdasarkan sektor yang memengaruhinya, Provinsi Riau ditopang
.g
oleh sektor pertanian, kehutanan dan perikanan; sektor pertambangan
ps
dan penggalian; serta sektor industri pengolahan. Kontribusi ketiga sektor
.b
Hal inilah yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian di Provinsi
//w
Riau.
s:
id
Kep. Bangka Belitung 4,47 4,46 3,32 0,51 0,49 0,47
Kep. Riau 1,98 4,58 4,89 1,66 1,66 1,67
o.
DKI Jakarta 6,20 6,17 5,89 17,21 17,35 17,67
Jawa Barat 5,33 5,66 5,07
.g
13,01 13,10 13,22
ps
Jawa Tengah 5,26 5,31 5,41 8,53 8,47 8,47
.b
id
pertumbuhan ekonomi tertinggi dalam empat tahun terakhir. Dilihat
o.
berdasarkan provinsi yang ada di dalamnya, Provinsi Kalimantan Utara
mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 6,91 persen dan menjadi provinsi
.g
dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di wilayah Kalimantan. Selanjutnya,
ps
pertumbuhan ekonomi yang tinggi juga terjadi pada Provinsi Kalimantan
Tengah dan Provinsi Kalimantan Barat dengan tingkat pertumbuhan sebesar
.b
id
kontribusi perekonomian provinsi terhadap perekonomian nasional di tahun
o.
2019, semua provinsi di wilayah Maluku dan Papua berada di bawah 1 persen
kecuali Provinsi Papua yang berkontribusi sebesar 1,18 persen. Perekonomian
.g
di Provinsi Maluku, Provinsi Maluku Utara dan Provinsi Papua Barat banyak
ps
didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dan sektor
.b
yang diterima dikurangi dengan pendapatan yang dibayarkan dari atau ke luar
negeri oleh residen dan nonresiden yang meliputi upah/gaji, deviden, bunga
modal, royalti, maupun pendapatan atas faktor kepemilikan lainnya.
id
Tabel 3.7 Pendapatan per Kapita, Tahun 2015–2019
o.
Produk Nasional Bruto Per Produk Nasional Bruto Per
.g
Tahun
Kapita (Ribu Rupiah) Kapita (USD)
ps
2015 43623,0 3430
.b
Pada tahun 2019, pendapatan per kapita Indonesia sebesar US$ 4.050
ht
atau Rp 57,293 juta (Tabel 3.7). Kenaikan pendapatan per kapita ini menjadikan
Indonesia berpindah kelas dari negara yang berpendapatan menengah
bawah (lower-middle income country) menjadi negara yang berpendapatan
menengah atas (upper-middle income country) (lihat Tabel 3.6). Perpindahan
kelas ini menjadi bukti semakin menguatnya ketahanan ekonomi Indonesia
dengan disertai pertumbuhan ekonomi yang stabil. Dengan kenaikan kelas
pendapatan ini, diharapkan dapat meningkatkan investasi, memperbaiki kinerja
neraca berjalan, mendorong daya saing ekonomi serta menguatkan dukungan
pembiayaan.
id
terakhir. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi triwulan I tahun 2020 jika
o.
dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi triwulan I tahun 2019 masih
mengalami pertumbuhan yang positif meskipun terjadi perlambatan. Tingkat
.g
ps
Tabel 3.8 Nilai, Struktur, Laju dan Sumber Pertumbuhan Produk Domestik Bruto
Menurut Lapangan Usaha Triwulan I–2020
.b
Sumber
rupiah) Struktur (persen) Pertumbuhan
w
to
Berlaku Konstan TW IV 2019 (persen)
TW I 2019
s:
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 503,70 322,60 12,84 9,46 0,02 0,00
Pertambangan dan Penggalian 267,40 200,70 6,82 -0,75 0,43 0,03
tp
Pengadaan Listrik dan Gas 45,90 27,70 1,17 -5,66 3,85 0,04
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, 2,80 2,30 0,07 -0,89 4,56 0,01
Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi 419,70 273,60 10,70 -6,92 2,90 0,29
Perdagangan Besar dan Eceran; 517,80 356,10 13,20 -1,38 1,60 0,22
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan 202,80 112,00 5,17 -6,38 1,27 0,05
Penyediaan Akomodasi dan Makan 109,70 82,80 2,80 -3,54 1,95 0,06
Minum
Informasi dan Komunikasi 166,90 156,00 4,25 2,97 9,81 0,53
Jasa Keuangan dan Asuransi 184,50 120,80 4,70 5,39 10,67 0,44
Real Estate 113,00 80,80 2,88 0,52 3,83 0,11
Jasa Perusahaan 78,50 52,40 2,00 -2,28 5,39 0,10
Administrasi Pemerintahan, 141,70 90,50 3,61 -8,54 3,16 0,11
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 129,90 84,00 3,31 -10,39 5,89 0,18
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 46,90 33,90 1,20 1,09 10,39 0,12
Jasa lainnya 80,50 52,40 2,05 -1,19 7,09 0,13
NILAI TAMBAH BRUTO ATAS HARGA 3795,30 2615,30 96,75 -1,01 2,96 2,86
DASAR
PAJAK DIKURANG SUBSIDI ATAS PRODUK 127,30 87,80 3,25 -31,45 3,22 0,11
PRODUK DOMESTIK BRUTO 3922,60 2703,10 100,00 -2,41 2,97 2,97
Sumber : BPS, Berita Resmi Statistik
Kondisi ini tidak lepas dari pengaruh pandemi Covid-19 dimana jasa
kesehatan menjadi sangat dibutuhkan masyarakat baik untuk tindakan
id
pengobatan maupun tindakan pencegahan. Sedangkan naiknya pertumbuhan
o.
di sektor jasa keuangan dan asuransi disebabkan karena kebijakan baru dari
OJK terkait dengan restrukturisasi kredit bagi nasabah yang terkenda dampak
.g
Covid-19. Sementara itu, pertumbuhan sektor infomasi dan komunikasi
ps
yang tinggi didorong oleh kebutuhan masyarakat yang mengalami lonjakan
.b
termasuk bekerja dan belajar. Selain itu, efek lain dari anjuran tetap berada di
w
rumah adalah kebutuhan akan hiburan maupun sosial media yang membuat
//w
sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor.
Sektor industri pengolahan berkontribusi sebesar 19,98 persen dari total
perekonomian. Kondisi ini didukung oleh peningkatan produksi barang kimia
dan obat-obatan untuk memenuhi permintaan dalam negeri maupun luar
negeri akibat pandemi Covid-19. Selain itu, industri batubara dan pengilangan
migas mengalami peningkatan produksi karena peningkatan impor BBM.
Selanjutnya, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda
motor memberikan kontribusi sebesar 13,2 persen dari total perekonomian.
Fenomena yang terjadi di sektor ini diantaranya karena peningkatan
permintaan jasa reparasi mobil dan sepeda motor akibat banjir yang terjadi
di beberapa wilayah di awal tahun 2020. Selain itu, terjadi pula kenaikan
penjualan barang-barang domestik seperti bahan makanan minuman, barang
farmasi, obat-obatan dan ramuan tradisional.
triwulan I tahun 2020. Kondisi ini disebabkan oleh himbauan pemerintah untuk
mengurangi penyebaran virus Covid-19. Upaya tersebut diantaranya adalah
pembatalan perjalanan dengan menggunakan pesawat terbang dan kereta
api, pembatalan berbagai kegiatan yang melibatkan orang banyak seperti
pertemuan atau rapat di hotel oleh instansi pemerintah dan bisnis, dsb. Selain
itu, merebaknya virus Covid-19 mengakibatkan penurunan jumlah wisatawan
domestik maupun mancanegara.
id
selanjutnya adalah komponen konsumsi rumah tangga yang hanya tumbuh
o.
sebesar 2,84 persen. Kondisi ini jauh berbeda jika dibandingkan dengan laju
pertumbuhan triwulan I Y on Y di tahun 2018 dan 2019 yang masing-masing
.g
sebesar 4,96 persen dan 5,02 persen. Perlambatan pertumbuhan komponen
ps
ini disebabkan karena menurunnya jumlah penumpang kereta api dan pesawat
.b
dan komunikasi, kendaraan pribadi (mobil dan sepeda motor) serta barang
w
Pada ekspor migas terjadi penurunan nilai dan volume ekspor karena
pengaruh turunnya harga minyak dunia. Sementara pada ekspor jasa terjadi
penurunan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara akibat pandemi
Covid-19. Pada komponen impor, pertumbuhannya mengalami perlambatan
bahkan bernilai negatif dengan laju pertumbuhan sebesar -2,19 persen
dan berkontribusi sebesar 17,57 persen terhadap perekonomian nasional.
Kontraksi pada impor terjadi di impor nonmigas dan impor jasa. Pada impor
nonmigas, kontraksi disebabkan karena penurunan impor besi dan baja; plastik
dan barang dari plastik; serta kendaraan dan komponennya. Sedangkan pada
Tabel 3.9 Nilai, Struktur, Laju dan Sumber Pertumbuhan Produk Domestik Bruto
Menurut Pengeluaran Triwulan I–2020
Nilai PDB
Laju Pertumbuhan (persen) Sumber
(triliun rupiah) Struktur
Pertumbuhan
Komponen Pengeluaran PDB
Tw I 2020 Triwulan I-2020
Harga Harga (Persen) Tw I 2020 to (yoy) (persen)
to
Berlaku Konstan TW IV 2019
TW I 2019
1 Pengeluaran Konsumsi Rumah
2280,50 1483,60 58,14 -1,97 2,84 1,56
Tangga
2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 50,30 32,70 1,28 -2,10 -4,91 -0,06
id
3 Pengeluaran Konsumsi
254,90 159,40 6,50 -44,02 3,74 0,22
o.
Pemerintah
4 Pembentukan Modal Tetap
1251,70 876,30 31,91 -7,89 1,70 0,56
.g
Domestik Bruto
5 Perubahan Inventori 88,30 50,50 2,25 - - -
ps
6 Ekspor Barang dan Jasa 683,60 546,50 17,43 -6,37 0,24 0,05
7 Dikurangi Impor Barang
.b
Produk Domestik Bruto (PDB) 3922,60 2703,10 100,00 -2,41 2,97 2,97
w
id
o.
.g
ps
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
4,94
(2019)
4,86
(2018)
4,52
(2017)
E
konomi maritim menjadi salah satu program kerja yang diusung oleh
pemerintah Jokowi-JK di tahun 2014-2019, tercantum dalam Nawacita
3 yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Melalui
program Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di pulau-pulau kecil
dan kawasan perbatasan, dan sampai saat ini program tersebut masih terus
dijalankan dan dikembangkan bagi kelangsungan perkembangan perekonomian
rakyat. Pemerintah ingin mewujudkan kemandirian dalam mengelola dan
memanfaatkan sumber daya kelautan dan perikanan yang dimiliki.
id
yang dimiliki.
o.
Pembangunan ekonomi maritim yang dilakukan oleh pemerintah
.g
adalah pembangunan kelautan dan perikanan yang berdaulat dan keberlanjutan
ps
dengan tujuan untuk mengelola, melindungi dan memanfaatkan wilayah
laut dan perikanan agar tetap lestari dan berkelanjutan menjadi fokus dan
.b
kelautan yang diusung oleh pemerintah sesuai dengan tujuan 4 pada Tujuan
w
Selain itu kerja sama di bidang kelautan terus dilakukan secara bilateral
maupun multilateral. Tujuannya untuk menghilangkan sumber konflik di laut
seperti pencurian ikan, pelanggaran kedaulatan batas wilayah ZEE, sengketa
wilayah, perompakan, dan pencemaran laut dan membangun kekuatan
pertahanan maritim untuk menjaga kedaulatan dan kekayaan maritim serta
menjaga keselamatan pelayaran dan keamanan maritim.
id
Perikanan, Neraca perdagangan sektor perikanan, Tingkat Konsumsi ikan
o.
per kapita nasional (kg/kap), Produksi perikanan, luas kawasan konservasi
.g
dan nilai investasi disektor perikanan. Selanjutnya, untuk dapat memajukan
ekonomi kelautan ini diperlukan SDM yang berkualitas dan handal di bidang
ps
maritim dan kelautan. Kedepannya dengan ditunjang SDM yang berkualitas
.b
harapannya mampu mendorong sektor kelautan agar semakin maju dan dapat
menciptakan lapangan kerja yang semakin luas dan dapat mensejahterakan
w
Gambar 4.1
Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi),
2016-2019
113,74
id
113,28
111,02
o.
108,24
.g
ps
102,09
.b
100,8
98,96 99,09
w
w
//w
s:
Sumber : www.bps.go.id
NTN NTPi
ht
NTN di tahun 2019 sudah mencapai 113,74 lebih tinggi dibanding tahun
2018, dimana nilai NTN di tahun tersebut sudah melampaui dari target yang
di tetapkan oleh KKP sebesar 113,00. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan
para nelayan di Indonesia dari tahun ke tahun sudah mengalami surplus usaha
atau kehidupannya sudah membaik. Peningkatan taraf hidup nelayan ini tidak
terlepas dari program pemerintah pusat dan daerah serta KKP yang telah
menggulirkan program seperti premi asuransi untuk nelayan dengan jumlah
nelayan yang terus bertambah setiap tahun yang ditanggung oleh asuransi,
pembangunan infrastruktur yang dapat mempermudah akses bagi nelayan
untuk mendapatkan BBM, pembangunan cold storage, pasar ikan modern,
pelabuhan ikan, bantuan alat penangkap ikan, bantuan kapal perikanan.
Pemerintah juga memberikan fasilitasi kredit perikanan tangkap, diversifikasi
usaha keluarga nelayan untuk kelompok perempuan, dan masih banyak lagi
program untuk para nelayan.
id
oleh pembudidaya ikan masih dibawah dari pengeluaran untuk pengeluaran
o.
produksi dan kebutuhan rumah tangga atau kesejahteraan pembudidaya ikan
.g
belum terjamin. ps
Pada tahun 2018 NTPi mulai merangkak naik dengan angka di atas
.b
100 yaitu 100,80. Masih rendah dan melambatnya nilai tukar pembudidaya
ikan disebabkan karena harga pakan ikan dipasaran masih cukup tinggi, bibit
w
ikan juga harganya masih tinggi sedangkan hasil produksi perikanan dan
w
harga jual ikan tergantung dengan kondisi pasar. NTPi tahun 2019 tercatat
//w
sebesar 102,09, masih jauh dibawah angka NTN, selain itu juga belum berhasil
mencapai target yang telah ditetapkan oleh KKP untuk NTPi tahun 2019
s:
sebesar 113,00. Walaupun angka NTPi tahun 2019 belum mencapai target
tp
yang telah ditetapkan oleh KKP namun masih dapat tumbuh atau meningkat
ht
dibanding tahun 2018 ini berarti bahwa kebijakan yang telah dilakukan oleh
KKP dan pemberian bantuan oleh pemerintah sebagai stimulus bagi para
pembudidaya telah mampu meningkatkan kesejahteraan bagi pembudidaya
ikan.
id
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1 210 955,5 1 258 375,7 1 307 373,9 1 354 957,3 322 594,8
o.
1. Pertanian, Peternakan, Perburuan, dan
936 356,9 970 262,9 1 005 775,9 1 039 255,1 243 011,1
Jasa Pertanian
2. Kehutanan dan Penebangan Kayu
.g
60 002,0 61 279,6 62 981,8 63 217,6 15 089,2
ps
3. Perikanan
214 596,6 226 833,2 238 616,2 252 484,6 64 494,5
C
.b
PRODUK DOMESTIK BRUTO 3 982 517,1 9 434 613,4 9 912 928,1 10 425 397,3 2 615 342,8
Catatan : x
Angka sangat sementara
w
xx
Angka Sangat Sementara
w
x*x
Angka Sangat Sangat Sementara
Sumber : Badan Pusat Statistik
//w
mencapai Rp 1.210,95 triliun atau tumbuh mencapai 3,37 persen dan di tahun
ht
id
45 persen lebih sisanya adalah kategori yang lain yang masing-masing
o.
menyumbang antara 1-10 persen lebih.
.g
Kategori A (pertanian, kehutanan dan perikanan) adalah penyumbang
ps
terbesar ke 3 setelah kategori C dan G pada PDB nasional. Pada tahun
2018 kategori A menyumbang sebesar Rp 14.833,31 triliun. Nilai kategori A
.b
menyumbang sebesar 12,81 persen pada tahun 2018, dimana sub kategori
//w
perikan mampu menyokong kategori A sebesar 2,60 persen. Pada tahun 2019
kontribusi kategori A sebesar 12,72 persen terhadap PDB nasional, dimana
s:
tp
Gambar 4.2
ht
Catatan : x
Angka sangat sementara
Angka Sangat Sementara
xx
Sumber : www.bps.go.id
Catatan : x
Angka sangat sementara
xx
Angka Sangat Sementara
id
x*x
Angka Sangat Sangat Sementara
Sumber : Badan Pusat Statistik
o.
.g
Jika dilihat share subkategori perikanan terhadap PDB nasional
masih cukup kecil walaupun share-nya terus meningkat setiap tahun tapi
ps
peningkatannya cukup lambat. Ini membuktikan bahwa program dan kebijakan
.b
pemerintah yang telah digulirkan sudah berjalan cukup baik, terbukti dengan
w
produk perikanan Indonesia tidak hanya dikonsumsi di dalam negeri saja tapi
ht
juga diimpor ke luar negeri dalam bentuk ikan segar maupun dalam bentuk
olahan.
Sebagai salah satu negara maritim yang memiliki luas lautanan sangat
luas dengan kekayaan dan keanekaragaman hayati didalamnya, salah satunya
adalah ikan. Sumber daya ikan di laut Indonesia meliputi 37 persen dari species
ikan di dunia, dimana beberapa jenis diantaranya mempunyai nilai ekonomis
tinggi, seperti tuna, udang, lobster, ikan hias dan masih banyak lagi. Ikan
sebagai salah satu bahan makanan yang tersedia di Indonesia harusnya dapat
dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk bisa digunakan sebagai konsumsi
penduduk. Dengan produksi ikan yang melimpah pemerintah berharap agar
rakyat Indonesia suka mengkonsumsi ikan setiap hari.
Melalui gerakan tersebut pemerintah ingin agar tidak hanya penduduk yang
tinggal dipesisir atau kepulauan saja yang suka atau gemar makan ikan tapi
semua penduduk Indonesia baik yang tinggal diperkotaan maupun perdesaan
suka makan ikan. Karena ikan sebagai salah satu bahan makanan banyak
mengandung protein yang bagus untuk tubuh, terutama untuk anak-anak yang
dalam masa pertumbuhan sangat baik untuk perkembangan otak.
id
agar apa yang sudah disediakan oleh alam dapat dimanfaatkan dan dikonsumsi
o.
oleh penduduk. Pemerintah berupaya mendorong masyarakat agar gemar
makan ikan, khususnya anak-anak yang dalam masa pertumbuhan mengingat
kandungan gizi pada ikan merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi
.g
ps
prevalensi pendek (stunting). Selain anak-anak juga daharapkan ibu hamil juga
.b
Gambar 4.3
//w
50,65 50,69
47,12 47,34
43,88 43,94
tp
ht
Konsumsi ikan nasional pada tahun 2016 sudah mencapai 43,94 kg/
kapita/tahun, angka tersebut sudah melampaui dari target pemerintah yaitu
sebesar 43,88 kg/kapita/tahun. Ternyata program yang dilakukan pemerintah
dalam mengenalkan kebaikan dan manfaat mengkonsumsi ikan, sebagai salah
satu bahan makanan terbaik yang dapat diterima oleh masyarakat. Kesadaran
masyarakat akan manfaat yang terkandung dalam ikan, terbukti dengan
semakin meningkatnya tingkat konsumsi ikan dimasyarakat setip tahunnya.
Pada tahun 2018 tingkat konsumsi ikan nasional sudah mencapai 50,69 kg/
id
ikan di tahun 2019 yaitu sebanyak 54,49 kg/kapita/tahun.
o.
.g
ps
Perkembangan Hasil Produksi Perikanan di Indonesia
.b
id
tapi setiap tahun produksinya meningkat.
o.
Produksi perikanan budidaya tahun 2018 hanya mencapai 15,77 juta
.g
ton terjadi penurunan sebesar 2,11 persen dari tahun 2017 dengan produksi
ps
mencapai 16,11 juta ton. Penurunan produksi perikanan budidaya di tahun
.b
2018 disebabkan karena produksi rumput laut hanya mencapai 10,18 juta ton
mengalami penurunan sebesar 3,51 persen. Produksi perikanan budidaya ikan
w
tercatat sebesar 5,57 juta ton pada tahun 2017 menjadi 5,59 juta ton pada
w
juta ton, terjadi penurunan kembali sebesar 2,55 persen. Sedangkan produksi
tp
budidaya ikan mencapai 6,41 juta ton atau terjadi kenaikan produksi sebesar
ht
14,67 persenn dari tahun 2018. Jadi produksi perikanan budidaya pada tahun
Gambar 4.4
Volume Produksi Perikanan di Indonesia (Juta Ton), 2016-2019 **
23,01 23,13 23,86
22,58
2019 mencapai 16,33 juta ton terjadi peningkatan produksi sebesar 3,55
persen.
id
tangkap pada tahun 2018 sudah mencapai 7,36 juta ton terjadi kenaikan 6,81
o.
persen, lebih tinggi dibandingkan produksi tahun lalu yang hanya mencapai
6,89 juta ton. Peningkatan produksi perikanan tangkap ditunjang oleh
.g
peningkatan produksi perikanan laut yang juga terus meningkat setiap tahun.
ps
Pada tahun 2019 jumlah produksi perikanan laut mencapai 6,98 juta ton dan
.b
perikanan umum hanya mencapi 0,55 juta ton jadi total produksi perikanan
tangkap mencapai 7,53 juta ton.
w
w
< 5GT), bantuan unit dan alat penangkap ikan sejumlah wilayah/provinsi
tp
Tabel 4.4 Neraca Perdagangan Hasil Perikanan Indonesia, 2016-2019 (US$ Miliar)
Kelompok Pengeluaran 2016 2017 2018 2019
Sumber : Badan Pusa Statistik, Diolah Ditjen Penguatan Daya Saing Produksi Kelautan dan Perikanan
id
target yang di tetapkan oleh Kementerian KP yang memasang target sebesar
o.
US$ 9,5 miliar. Meskipun demikian, capaian ini mengalami kenaikan sebesar
1,65 persen terhadap capaian tahun 2018. Dengan target yang dipasang
cukup tinggi, nelayan dan pembudidaya ikan diharapkan dapat meningkatkan
.g
ps
produksi di dalam negeri dan dapat memenuhi permintaan produk ikan dari
luar negeri.
.b
w
Namun demikian, ternyata nilai impor hasil laut juga terus meningkat
w
yaitu dari US$ 0,41 miliar pada tahun 2016 menjadi US$ 0,74 miliar pada tahun
//w
laut Indonesia terus menunjukkan peningkatan setiap tahun. Pada tahun 2016
neraca perdagangan hasil laut Indonesia mencapai surplus US$ 3,76 miliar
dan pada tahun 2017 meningkat sekitar 7,71 persen atau mencapai US$ 4,05
miliar. Sepanjang tahun 2018 neraca perdagangan hasil perikanan Indonesia
mencapai US$ 4,12 miliar. Amerika Serikat masih menjadi Negara tujuan
ekspor hasil laut dan produk-produk perikanan dari Indonesia, selain itu hasil
laut dan perikanan banyak diekspor Tiongkok, Jepang, Australia, Singapura,
Thailand, Malaysia dan masih banyak lagi Negara tujuan ekspor hasil laut.
id
Gambar 4.5
o.
Luas Kawasan Konservasi Perairan (Juta ha), 2016-2020
.g
ps
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
tercatat sudah mencapai 23,14 juta ha, capaian luas konservasi di tahun 2019
sudah melebihi target kinerja yang telah ditetapkan oleh KKP seluas 21,5 juta
ha. Bahkan pada tahun 2020 KKP sudah menetapkan target luas kawasan
konservasi seluas 23,40 juta ha. Target tersebut diharapkan tercapai dan
bahkan melebihi target sehingga luas lautan yang di jaga dan dilindungi lebih
luas. Hal tersebut akan membuat jumlah ikan dan hewan laut didalamnya
semakin banyak dan dapat berkembang biak dengan baik.
id
pengelolaan kawasan konservasi dapat didanai dari berbagai sumber
o.
pendanaan.
.g
ps
Investasi di Sektor Perikanan
.b
Gambar 4.6
Penanaman Modal Dalam Negeri yang Terserap di Bidang Perikanan
(Triliun Rupiah), 2016-2019
3,16
2,89
2,23 2,18
1,41 0,99
0,69
0,41
PMA PMDN KI
Sumber :BKPM dan OJK, diolah oleh Ditjen PDS
id
persen dibanding tahun 2018. Pemerintah mentargetkan nilai investasi hasil
o.
kelautan dan perikanan di tahun 2019 sebesar Rp 5,63 triliun berarti capaian di
tahun 2019 masih dibawah dari target pemerintah atau baru mencapai 97,34
persen saja. .g
ps
.b
investasi yang disalurkan oleh pemerintah dalam bentuk pinjaman atau kredit
w
barang-barang modal dan jasa yang diperlukan. Kredit atau pinjaman untuk
tp
usaha hasil kelautan dan perikanan dari Lembaga Keuangan Bank dan Bukan
Bank tahun 2019 adalah sebesar Rp 2,89 triliun. Kredit investasi yang disalurkan
oleh pemerintah setiap tahun mengalami peningkatan, pada tahun 2019
kredit investasi yang disalurkan mencapai Rp 3,16 triliun atau naik sebesar
9,34 persen dibanding tahun 2018.
id
o.
.g
ps
.b
w
Meulaboh
tp
4,28% Manokwari
ht
Bekasi
4,28%
Singaraja
2,42%
I
nflasi merupakan kecenderungan naiknya harga barang dan jasa pada
umumnya yang berlangsung secara terus menerus. Jika harga barang dan
jasa di dalam negeri meningkat maka inflasi mengalami kenaikan. Naiknya
harga barang dan jasa tersebut menyebabkan turunnya nilai mata uang.
Dengan demikian, inflasi dapat juga diartikan sebagai penurunan nilai uang
terhadap nilai barang dan jasa secara umum. Sebaliknya, jika terjadi penurunan
harga barang dan jasa pada umumnya yang berlangsung terus menerus maka
terjadi deflasi. Dalam mengitung perubahan harga baik inflasi maupun deflasi,
indikator yang digunakan adalah indeks harga konsumen (IHK). IHK menghitung
rata-rata perubahan harga dari suatu paket barang dan jasa yang dikonsumsi
oleh rumah tangga dalam kurun waktu tertentu. Penentuan paket barang dan
jasa dalam menghitung IHK mengacu pada hasil Survei Biaya Hidup (SBH).
id
jasa maka nilai suatu mata uang akan mengalami penurunan. Hal tersebut akan
o.
berdampak terhadap kemampuan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari
khususnya untuk komoditas-komoditas yang pokok. Oleh karena itu, pemerintah
.g
perlu menstabilkan harga-harga barang kebutuhan pokok untuk menjaga daya
ps
beli masyarakat. Terjaganya daya beli dapat mendorong pertumbuhan ekonomi
sehingga dapat berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
.b
w
Mulai awal tahun 2020, pengukuran inflasi didasarkan pada IHK tahun
w
dasar 2018=100. Hal tersebut dilakukan seiring dengan terjadinya perubahan pola
//w
menggunakan IHK yang mengacu pada SBH yang dilakukan di 90 kota yang terdiri
tp
dari 82 kota pada survei sebelumnya ditambah 8 kota baru. Perubahan mendasar
dalam penghitungan IHK (2018=100) antara lain dari segi cakupan, klasifikasi
ht
Inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara
umum dimana barang dan jasa tersebut merupakan kebutuhan pokok masyarakat.
Inflasi menurut disagregasinya dapat dibagi menjadi inflasi inti dan inflasi non
inti. Inflasi inti merupakan komponen inflasi yang pergerakannya cenderung
tetap (persisten). Pergerakan yang cenderung tetap tersebut dipengaruhi oleh
beberapa faktor fundamental seperti interaksi permintaan-penawaran; pengaruh
lingkungan eksternal seperti nilai tukar, harga komoditas internasional, dan inflasi
mitra dagang; serta ekspektasi inflasi dari pedagang dan konsumen.
id
Inflasi Inti Bergejolak
Diatur Pemerintah
Tahun
o.
Inflasi Sumbangan Inflasi Sumbangan Inflasi Sumbangan
sebesar 3,02 persen. Melambatnya laju inflasi inti pada tahun 2019 dinilai masih
tp
terkendali dan sesuai dengan target pemerintah untuk menjaga inflasi inti di
kisaran 3,1 persen. Rendahnya inflasi inti pada tahun 2019 antara lain disebabkan
ht
oleh kapasitas produksi atau pasokan barang/jasa yang lebih memadai sehingga
permintaan agregat tetap dapat terpenuhi meskipun terjadi kenaikan permintaan
dari konsumen (www.beritasatu.com, 2020). Selain itu, rendahnya inflasi inti juga
disebabkan karena stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Stabilitas nilai tukar menyebabkan tekanan harga dari luar (eksternal) menjadi
sangat rendah dan tidak signifikan sehingga harga barang yang diimpor menjadi
lebih murah (www.indopremier.com, 2020).
Komponen inflasi non inti lainnya adalah inflasi atau administered price.
Pada tahun 2019, inflasi harga yang diatur pemerintah atau administered price
mengalami inflasi sebesar 0,51 persen dengan andil terhadap inflasi sangat
kecil sebesar 0,10 persen. Angka inflasi administered price pada tahun 2019
cenderung rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar
3,36 persen. Rendahnya inflasi pada komponen administered price antara lain
disebabkan karena minimnya kebijakan terkait tarif dan harga barang/jasa yang
diatur pemerintah (www.koran.tempo.co, 2020).
id
Classification of Individual Consumption According to Purpose (COICOP) 1999.
o.
Kelompok komoditas tersebut antara lain kelompok bahan makanan; kelompok
.g
makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau; kelompok perumahan, air, listrik,
gas, dan bahan bakar; kelompok sandang; kelompok kesehatan; kelompok
ps
pendidikan, rekreasi, dan olahraga; serta kelompok transport, komunikasi, dan
.b
jasa keuangan.
w
Inflasi dinilai sebagai salah satu ukuran yang strategis untuk melihat
w
kondisi perekonomian suatu negara dalam jangka waktu tertentu. Oleh karena itu,
//w
menjaga stabilitas laju inflasi telah dilakukan oleh pemerintah melalui koordinasi
dengan Bank Indonesia untuk menentukan target/sasaran inflasi. Koordinasi
s:
tersebut dilakukan untuk menetapkan target inflasi selama 3 tahun ke depan yang
tp
2019-2021 masing-masing adalah sebesar 3,5 persen, 3,0 persen, dan 3,0 persen,
dengan deviasi masing-masing ±1 persen. Sasaran inflasi tersebut diharapkan
dapat menjadi acuan bagi pelaku usaha dan masyarakat dalam melakukan
kegiatan ekonomi ke depan sehingga tingkat inflasi dapat diturunkan pada tingkat
yang rendah dan stabil.
Pada tahun 2019, laju inflasi secara umum tercatat sebesar 2,72 persen.
Laju inflasi tersebut menurun 0,41 persen dibandingkan tahun 2018 (yoy) dimana
laju inflasi tercatat sebesar 3,13 persen. Apabila dilihat menurut kelompok
pengeluaran, sebagian besar kelompok pengeluaran mengalami peningkatan
laju inflasi secara yoy. Hanya dua kelompok yang mengalami perlambatan laju
inflasi pada 2019, yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas, & bahan bakar serta
kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan.
kelompok pengeluaran memiliki angka inflasi lebih dari empat persen, pada
tahun 2019, angka inflasi nasional masih sesuai dengan sasaran pemerintah untuk
menjaga laju inflasi pada kisaran 3,5 persen (www.nasional.kontan.co.id, 2019).
id
Pengeluaran (2012=100) (persen), Tahun 2017–2019
o.
Makanan Perumahan,
Transpor,
.g
Jadi, Air, Listrik, Pendidikan,
Bahan Komuni-
Tahun/Bulan Minuman, Gas & Sandang Kesehatan Rekreasi, Umum
ps
Makanan kasi dan Jasa
Rokok dan Bahan dan O.R
Keuangan
Tembakau Bakar
.b
Selain terkendalinya harga barang volatile foods, inflasi 2019 yang rendah
juga disebabkan karena beberapa faktor. Yang pertama, kapasitas produksi mampu
memenuhi permintaan dalam negeri sehingga kenaikan harga yang terjadi karena
dorongan permintaan sangat rendah. Faktor kedua adalah adanya koordinasi yang
baik antara pemerintah pusat dan daerah dalam menjaga stabilitas harga pangan
pokok seperti beras, cabai dan bawang merah. Sehingga, inflasi dari komponen
harga bergejolak dapat ditekan serendah mungkin, bahkan untuk beberapa
komoditas justru mengalami deflasi. Faktor selanjutnya yaitu terjaganya stabilitas
nilai tukar rupiah. Faktor tersebut kemudian membuat ekspektasi harga barang
impor dapat terjaga dan membuat tekanan dari faktor eksternal relatif menurun
(economy.okezone.com, 2019).
Peningkatan laju inflasi pada bulan Mei juga disertai dengan naiknya
indeks kelompok pengeluaran di bulan tersebut secara month to month. Inflasi
kelompok bahan makanan pada bulan Mei meningkat menjadi 2,02 persen.
Selain itu, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau meningkat
menjadi 0,56 persen, kelompok sandang sebesar 0,45 persen, dan kelompok
transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,54 persen. Apabila dilihat
id
dari komoditasnya, pada bulan Mei inflasi disebabkan karena naiknya beberapa
komoditas seperti harga cabai merah, daging ayam ras, bawang putih, ikan segar,
o.
tarif angkutan udara, tarif antar kota, tarif kereta api, dan tarif parkir.
.g
ps
Pada tahun 2019, deflasi terjadi pada bulan Februari dan bulan September.
Deflasi yang terjadi pada bulan tersebut masing-masing 0,08 persen dan 0,27
.b
persen. Pada bulan Februari, deflasi disebabkan karena terjadi deflasi pada
w
kelompok bahan makanan sebesar 1,11 persen. Apabila dilihat dari komoditas
w
penyumbang deflasi, pada bulan Februari deflasi terjadi karena turunnya harga
komoditas daging ayam ras, cabai merah, telur ayam ras, bawang merah, cabe
//w
rawit, ikan segar, wortel dan jeruk. Dari 82 kota IHK, sebanyak 13 kota mengalami
s:
inflasi dan sisanya 69 kota mengalami deflasi pada bulan Februari dimana deflasi
tertinggi terjadi di Merauke (-2,11 persen).
tp
ht
Pada bulan September, deflasi juga terjadi pada kelompok bahan makanan
yang tercatat sebesar 1,97 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil
deflasi pada bulan tersebut antara lain cabai merah, bawang merah, daging ayam
ras, tomat sayur, cabai rawit, telur ayam ras, ikan segar, ketimun, pir, tomat buah,
bawang putih, dan tarif angkutan udara. Sebanyak 70 kota mengalami deflasi dan
12 kota mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 1,94 persen
sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Meulaboh sebesar 0,91 persen.
id
berubah menjadi IHK tahun dasar 2018=100. Dalam penghitungan IHK 2018=100
o.
terdapat beberapa perubahan mendasar khususnya dari segi cakupan, klasifikasi
.g
pengelompokan komoditas, metodologi penghitungan IHK, paket komoditas,
ps
dan diagram timbang. Perubahan tersebut didasarkan pada SBH 2018 yang
dilaksanakan di 90 kota. Dari segi pengelompokan komoditas, IHK 2018=100
.b
Pada awal tahun 2020, laju inflasi secara umum adalah sebesar 0,39 persen.
Dari 90 kota IHK, sebanyak 79 kota mengalami inflasi dan 11 kota mengalami
deflasi pada awal tahun. Pada Januari, inflasi didominasi oleh kenaikan harga yang
ditunjukkan oleh kelompok bahan makanan (1,62 persen). Hal yang sama juga
terjadi pada bulan Februari dimana bahan makanan menjadi penyumbang terbesar
dengan inflasi sebesar 0,95 persen. Apabila dilihat pada grafik 5.1, pola inflasi/
deflasi pada setiap kategori kelompok pengeluaran memiliki pola yang hampir
mirip. Inflasi tertinggi didominasi oleh kategori kelompok pengeluaran makanan,
Gambar 5.1
Laju Inflasi Gabungan 90 Kota Menurut Kelompok Pengeluaran
Januari-April 2020
1,50
1,00
Inflasi (%)
0,50
0,00
Pendidikan
Kesehatan
Minuman/ Restoran
Bahan Bakar Rumah
-0,50
Rumah Tangga
Jasa Lainnya
Jasa Keuangan
Tembakau
Budaya
Tangga
id
-1,00
o.
-1,50
.g
ps Kategori
Semenjak pandemi Covid-19 yang bermula pada akhir tahun 2019 dan
w
ditemukan kasus pertama kali di Indonesia pada 22 Maret 2020, laju inflasi
//w
terus menurun dari bulan Januari (0,39 persen) hingga bulan April (0,08 persen).
Perlambatan laju inflasi tersebut dapat mengindikasikan terjadinya penurunan
s:
daya beli masyarakat. Menurunnya daya beli masyarakat berkaitan dengan adanya
kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang dilakukan untuk mencegah
tp
penyebaran virus. Pada bulan April, bertepatan dengan bulan Ramadhan, inflasi
ht
tergolong sangat rendah yaitu 0,08 persen. Hal tersebut sangat berbeda dengan
pola inflasi pada tahun-tahun sebelumnya, dimana pada saat memasuki bulan
Ramadhan inflasi cenderung naik karena tingginya permintaan. Perlambatan laju
inflasi pada bulan April tahun 2020 ini disebabkan karena terjaganya pasokan
pangan sehingga harga relatif lebih stabil. Di sisi lain, terjadi penurunan permintaan
barang dan jasa seiring dengan diterapkannya PSBB (www.liputan6.com, 2020).
Selain terjadi inflasi yang rendah, pada April 2020 beberapa kelompok
pengeluaran juga mengalami deflasi (Grafik 5.1). Kelompok pengeluaran yang
mengalami deflasi adalah kelompok transportasi dan kelompok informasi,
komunikasi, dan jasa keuangan. Kedua kelompok tersebut telah mengalami
deflasi sejak bulan Februari. Kelompok transportasi mengalami deflasi sebesar
0,42 persen pada bulan April 2020. Deflasi pada kelompok tersebut memberikan
andil/sumbangan deflasi sebesar 0,05 persen dimana komoditas yang dominan
memberikan andil yaitu tarif angkutan udara. Pada kelompok informasi,
komunikasi, dan jasa, deflasi tercatat 0,34 persen dengan biaya pulsa ponsel
menjadi komoditas dominan yang memberikan andil/sumbangan (0,02 persen)
terhadap deflasi.
id
2. Banda Aceh 3,13 4,86 1,93 1,38
3. Lhokseumawe 5,60 2,87 2,05 1,20
o.
4. Sibolga 7,39 3,08 2,86 2,58
5. Pematang Siantar 4,76 3,10
.g 2,15 1,54
ps
6. Medan 6,60 3,18 1,00 2,43
7. Padang Sidempuan 4,28 3,82 2,22 2,15
.b
id
50. Singaraja 4,57 3,38 1,88 2,42
51. Denpasar 2,94 3,31 3,40 2,37
o.
52. Mataram 2,47 3,59 3,15 1,76
.g
53. Bima 3,11 4,08 3,22 2,27
ps
54. Maumere 3,62 1,70 2,00 1,84
55. Kupang 2,31 2,05 3,23 0,50
.b
Apabila dilihat berdasarkan wilayah, laju inflasi pada tahun 2019 di 82 kota
yang menjadi sampel SBH cukup bervariasi dengan laju inflasi nasional sebesar
2,72 persen. Sebanyak 22 kota memiliki laju inflasi di atas laju inflasi nasional
dan 60 kota sisanya memiliki laju inflasi di bawah nasional. Laju inflasi tertinggi
pada tahun 2019 terjadi di Manokwari dengan laju inflasi sebesar 4,76 persen.
Selanjutnya diikuti oleh empat wilayah lainnya dengan laju inflasi tertinggi yaitu
Meulaboh dan Bekasi dengan laju inflasi sebesar 4,28 persen, Banjarmasin sebesar
4,15 persen, dan Cilegon dengan laju inflasi tercatat 3,54 persen. Sedangkan
laju inflasi terendah terjadi di Kupang dengan laju inflasi sebesar 0,50 persen.
Dari 82 kota yang menjadi sampel SBH, sebanyak 81 kota mengalami inflasi
sementara hanya satu kota yang mengalami deflasi yaitu Merauke dengan deflasi
sebesar 0,65 persen. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, laju inflasi
id
mengalami peningkatan terbesar di Meulaboh yaitu sebesar 3,32 persen dari laju
o.
sebelumnya 0,96 persen menjadi 4,28 persen di tahun 2019. Sebaliknya, Jayapura
.g
mengalami perubahan laju inflasi dari 6,70 persen menjadi 0,60 persen di tahun
ps
2019.
.b
Berdasarkan pulau, pada tahun 2019 seluruh kota yang menjadi sampel di
Pulau Jawa yaitu 26 kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Bekasi dengan
w
inflasi sebesar 4,28 persen. Sementara laju inflasi terendah di Pulau Jawa terjadi
w
di Tasikmalaya dengan inflasi sebesar 1,72 persen. Pada tahun 2019, sebanyak 12
//w
kota IHK di Pulau Jawa memiliki laju inflasi di atas laju inflasi nasional. Sedangkan 14
kota lainnya memiliki laju inflasi di bawah laju inflasi nasional. Dibandingkan dengan
s:
tahun 2018, laju inflasi nasional tercatat 3,13 persen dimana 7 kota di Pulau Jawa
tp
berada di atas laju inflasi nasional dan sisanya 19 kota berada di bawah laju inflasi
ht
nasional.
Selanjutnya, di Pulau Sumatera semua kota IHK (23 kota IHK) seluruhnya
mengalami inflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Meulaboh sebesar 4,28 persen dan
inflasi terendah terjadi di Lhoksumawe sebesar 1,20 persen. Sebanyak 5 kota IHK
memiliki laju inflasi di atas laju inflasi nasional pada 2019. Sedangkan 18 kota
mengalami inflasi di bawah inflasi nasional. Selanjutnya, untuk kota di luar Pulau
Jawa dan Pulau Sumatera, dari 33 kota yang menjadi sampel IHK sebanyak 32
kota mengalami inflasi dan satu kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di
Manokwari dengan inflasi sebesar 4,76 persen dan juga merupakan inflasi tertinggi
dari 82 kota IHK. Sedangkan deflasi terjadi di Merauke yaitu sebesar 0,65 persen.
Jika dibandingkan dengan angka inflasi nasional, sebanyak 5 kota IHK mengalami
inflasi di atas inflasi nasional dan 27 kota mengalami inflasi di bawah nasional.
id
o.
Dampak inflasi/deflasi terhadap tingkat daya beli masyarakat dapat
.g
berbeda-beda. Naiknya harga barang dapat membuat masyarakat terutama untuk
masyarakat berpendapatan rendah mengalami kesulitan dalam membeli barang
ps
dan jasa untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pada saat itu terjadi, inflasi akan
.b
berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat. Di sisi lain, inflasi juga dapat
w
menyebabkan daya beli masyarakat tetap terjaga atau tidak berubah. Hal tersebut
umumnya terjadi pada masyarakat yang berpendapatan menengah ke atas dimana
w
kenaikan harga barang dan jasa tidak berpengaruh signifikan terhadap pola
//w
Rendahnya tingkat inflasi yang terjadi pada tahun 2019, sering dikaitkan
dengan turunnya daya beli masyarakat. Menurut Kementerian Keuangan,
rendahnya inflasi pada tahun 2019 di angka 2,72 persen bukan disebabkan oleh
menurunnya daya beli masyarakat melainkan efektivitas kebijakan pemerintah
dalam menekan harga pada setiap komponen pengeluaran (www.ekonomi.bisnis.
com, 2020). Sepanjang tahun 2019, seluruh komponen inflasi tetap terjaga kecuali
untuk komponen volatile foods. Harga-harga barang dan jasa juga tetap terjaga
sepanjang tahun sehingga daya beli masyarakat tetap stabil bahkan tumbuh.
Stabilitas daya beli masyarakat tersebut dapat terlihat dari angka pertumbuhan
ekonomi Indonesia yang stabil di angka 5 persen sesuai target pertumbuhan
ekonomi tahunan. Selain itu, inflasi yang rendah juga turut disebabkan karena
adanya upaya-upaya pengendalian inflasi di daerah baik provinsi maupun
kabupaten/kota yang telah dilakukan oleh TPID di bawah Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian.
id
kawasan ASEAN. Sementara inflasi terendah terjadi di Negara Timor-Leste dengan
o.
laju inflasi tahun 2017 sebesar 0,5 persen. Pada tahun 2017, hanya Negara Brunei
Darussalam yang mengalami deflasi di antara negara di kawasan ASEAN dengan
deflasi sebesar 0,2 persen. .g
ps
Gambar 5.2
.b
9,0 8,6
w
8,0
//w
Brunei Darussalam
7,0
5,9 Kamboja
s:
6,0 Indonesia
5,2
tp
3,2 3,3
2,9 2,9 2,8 2,8 Myanmar
3,0 2,5 2,5
2,0 1,9 Filipina
2,0 0,7 1,1
Singapura
0,8 1,0 1,0 0,6
1,0 0,6 0,7
0,4 Thailand
0,0 Vietnam
-0,2 2017 2018 2019 0,7
-1,0 -0,4
setiap tahunnya. Pada tahun 2019, inflasi Myanmar mencapai 8,6 persen.
Tingginya inflasi di negara tersebut sejalan dengan perlambatan ekonomi
negara yang disebabkan karena bencana alam seperti banjir dan badai yang
terjadi dalam sembilan bulan pertama pada tahun 2019. Selain itu, terjadinya
krisis Rakhine dan melemahnya sektor perbankan juga turut berdampak
terhadap perekonomian negara tersebut. Pada tahun 2019, posisi inflasi
Indonesia dibandingkan negara ASEAN berada pada peringkat ketiga dengan
laju inflasi sama dengan Negara Vietnam yaitu sebesar 2,8 persen. Pada
periode 2017 hingga 2019, laju inflasi Indonesia terus menurun. Hal tersebut
tidak terlepas dari keberhasilan pemerintah dalam menjaga kapasitas produksi
dan pasokan barang dan jasa meskipun permintaan masyarakat meningkat.
id
kondisi perekonomian di Indonesia juga banyak dipengaruhi oleh kondisi
o.
perekonomian negara-negara mitra dagang utama RI. Salah satu yang masuk
.g
dalam 3 besar mitra dagang RI sejak tahun 2014 adalah Tiongkok, dimana
ditemukan kasus virus untuk pertama kali. Tiongkok juga merupakan negara
ps
dengan nilai impor terbesar di Indonesia, dimana sepanjang tahun 2019
.b
pada bulan Ramadhan dimana biasa terjadi peningkatan inflasi justru inflasi
tp
Pola inflasi pada bulan Ramadhan tahun 2020 yang sangat berbeda
menimbulkan banyak spekulasi. Salah satunya adalah mengenai daya beli
masyarakat yang diduga ikut menurun. Hal tersebut disebabkan adanya
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dilakukan di beberapa daerah
yang menyebabkan aktivitas masyarakat dibatasi. Penerapan PSBB dan
pelarangan mudik juga membuat konsumsi masyarakat untuk kebutuhan
Puasa-Lebaran tertahan. Hal tersebut terlihat pada pengeluaran untuk
kelompok transportasi yang tercatat mengalami deflasi 0,42 persen dengan
andil terhadap deflasi 0,05 persen pada Ramadhan tahun ini. Komponen
pengeluaran untuk pakaian dan alas kaki bahkan tidak memberikan andil
pada inflasi/deflasi selama Ramadhan. Nampaknya, pada Ramadhan tahun
ini belanja pakaian dan alas kaki untuk lebaran tidak banyak dilakukan
masyarakat. Di sisi lain, inflasi yang tetap rendah pada bulan Ramadhan juga
membuktikan keberhasilan pemerintah dalam menjaga harga kebutuhan
pokok dan kelancaran pasokan pangan meskipun ada pembatasan sosial.
id
o.
.g
ps
.b
w
w
//w
s:
tp
11,57%
ht
P
erdagangan internasional merupakan hubungan kegiatan ekonomi
antar negara dengan adanya proses pertukaran barang/jasa melalui
ekspor dan impor. Dengan kegiatan tersebut, suatu negara dapat
memenuhi kebutuhan penduduknya dan memungkinkan penduduk
untuk menikmati barang/jasa yang lebih bervariasi. Selain itu, negara juga
dapat melakukan ekspansi pasar barang/jasa ke pasar global dan mendapatkan
tambahan penerimaan dari ekspor. Perdagangan internasional berakibat pada
persaingan pasar yang lebih besar dan mempersempit monopoli domestik
sehingga harga produk lebih kompetitif dan bisa lebih murah ketika sampai
di tangan konsumen. Sistem perdagangan internasional memegang bagian
fundamental dalam perekonomian setiap negara.
id
perekonomian global terus menurun dan kebijakan pembatasan impor dari
negara mitra dagang menjadi beberapa faktor eksternal yang berakibat pada
o.
melemahnya kinerja ekspor Indonesia. Terlebih lagi, isu perang dagang dari
.g
kedua negara yang menjadi mitra dagang Indonesia, Tiongkok dan Amerika
ps
Serikat, ditambah dengan mewabahnya virus corona membuat perekonomian
global terus menurun. Hal tersebut perlu diwaspadai dan perlu adanya
.b
dibanding tahun sebelumnya. Meskipun demikian, baik dari sisi ekspor maupun
s:
dapat sedikit terkoreksi. Lebih lanjut, akan diuraikan secara detail baik dari
ht
id
Pada awal tahun 2020 di tengah ketidakpastian ekonomi global serta
o.
pandemi Covid-19, neraca perdagangan Indonesia justru memberikan sinyal
.g
positif. Pada triwulan I 2020, neraca perdagangan Indonesia surplus sebesar
US$2,59 miliar. Angka tersebut membaik dibandingkan kondisi triwulan I
ps
2019 yang defisit US$0,63 miliar. Surplus tersebut ditopang oleh baiknya
.b
Gambar 6.1
Pertumbuhan Nilai Ekspor (persen) Indonesia Tahun 2017-2019
30
-20
-27,18
-30
Tahun
id
Non Migas Migas Total Ekspor
o.
Sumber : Indikator Ekonomi Mei 2020, BPS
.g
Kinerja ekspor Indonesia semakin merosot dalam tiga tahun terakhir
bahkan menunjukkan pertumbuhan negatif di tahun 2019. Total ekspor
ps
mengalami kontraksi sebesar 6,95 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
.b
Kedua sektor (non migas dan migas) juga menunjukkan kontraksi pertumbuhan
nilai ekspor. Ekspor nonmigas mengalami kontraksi sebesar 4,82 persen
w
Dengan demikian, realisasi pertumbuhan nilai ekspor pada tahun 2019 lagi-
lagi tidak mampu memenuhi target yang telah ditetapkan oleh Kemendag.
s:
15
10
-5
-10
-15
-20
2017 2018 2019
id
Di sisi lain, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekspor
o.
tahun 2020 akan tumbuh negatif pada kisaran -5,2 hingga -5,6 persen akibat
.g
pandemi Covid-19 yang mengakibatkan terganggunya ketersediaan bahan
ps
antara yang diperoleh dari negara lain. Selain itu, melemahnya pertumbuhan
ekonomi global, penurunan volume perdagangan serta harga komoditas yang
.b
tahun 20204.
w
Tabel 6.2 Nilai Ekspor Indonesia Menurut Migas dan Non-Migas (juta US$)
//w
Ekspor Indonesia dari tahun ke tahun selalu didominasi oleh ekspor non
migas. Tercatat sejak tahun 2017 ekpor non migas memberikan sumbangan
pada kisaran 90 persen terhadap total ekspor Indonesia. Bahkan pada tahun
2019 distribusi ekspor non migas mencapai 92,5 persen terhadap total
ekspor. Berdasarkan sektornya, ekspor non migas mendapatkan kontribusi
terbesar dari sektor industri. Tercatat nilai ekspor sektor industri tahun 2019
berhasil mencapai US$126,57 miliar, menyumbang 75,56 persen dari total
ekspor. Nilai tersebut mengalami penurunan dibandingkan tahun 2018 yang
id
nilainya mencapai US$130,12 miliar. Meskipun demikian, sektor industri tetap
memegang peranan strategis dalam perekonomian Indonesia. Pengembangan
o.
sektor industri dapat memperkuat struktur ekonomi dengan menggeser
.g
ketergantungan pada sumber daya alam kepada industri yang bernilai tambah
ps
tinggi.
.b
untuk membeli minyak mentah jatah ekspor dari Kontraktor Kontrak Kerja
Sama (KKKS). Sebelumnya, dari total produksi minyak Indonesia sebesar 800
ribu barel per hari, sekitar 200 ribu hingga 300 ribu barel merupakan hasil
produksi KKKS. Di sisi lain, Pertamina melakukan impor minyak mentah untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri. Pembelian hasil produksi minyak oleh
KKKS yang biasanya diekspor tersebut berdampak pada berkurangnya ekspor
minyak mentah sekaligus mengurangi impor (www.migas.esdm.go.id).
id
sektor pertanian pada tahun 2019 ditunjang oleh kenaikan ekspor komoditas
kopi, buah-buahan, biji kakao dan ikan segar/dingin hasil tangkap. Komoditas
o.
kopi memberikan sumbangan tertinggi pada ekspor sektor pertanian. Nilai
.g
ekspor kopi tahun 2019, mencapai US$872,4 juta. Nilai ekspor tersebut
ps
menjadikan Indonesia termasuk dalam sepuluh negara eksportir kopi
terbesar di dunia. Penyumbang nilai ekspor sektor pertanian tertinggi kedua
.b
komoditas tersebut pada tahun 2019 sebesar US$591,6 juta. Angka tersebut
w
Tabel 6.3 Nilai Ekspor Indonesia Menurut Komoditas Penting (juta US$)
s:
id
itu, hambatan juga datang dari negara-negara Uni Eropa yang mengeluarkan
resolusi Parlemen Eropa yang menuding penggunaan minyak sawit sebagai
o.
penyebab deforestasi. Akibatnya, timbul rencana implementasi Renewable
.g
Energy Directived (RED) II oleh Uni Eropa yang menghapuskan penggunaan
ps
minyak sawit sebagai bahan baku biodiesel secara bertahap hingga dilarang
sama sekali pada 2030. Hambatan-hambatan tersebut tentunya akan berlanjut
.b
cukup signifikan pada tahun 2018 menjadi US$20,63 miliar. Namun, pada
tahun 2019 ekspor batu bara turun menjadi US$18,87 miliar. Penurunan nilai
tp
ekspor tersebut akibat lesunya harga batu bara global. Selain itu, kebijakan
ht
tahun 2018. Termasuk di dalamnya adalah minyak mentah dan gas yang
memang mengalami penurunan ekspor cukup signifikan pada tahun 2019
akibat kebijakan domestik untuk memprioritaskan pemenuhan kebutuhan
dalam negeri terlebih dahulu.
Tabel 6.4 Nilai Ekspor Indonesia Menurut Golongan Barang SITC (juta US$)
Tahun 2017-Tw I 2020
id
7 Mesin dan Alat Pengangkutan 21 588 22 615 22 635 5 768
o.
8 Hasil Industri Lainnya 20 958 21 563 20 939 5 295
9 Bahan & Transaksi Khusus Lainnya 1 937 2 081 3 631 1 720
168 828
.g
180 012 167 497 41 761
ps
Sumber : Indikator Ekonomi Mei 2020, BPS
.b
mencapai US$ 7,73 miliar. Meskipun demikian, nilai ekspor untuk SITC 3
w
yang besar, tetapi mengalami kenaikan lebih dari dua kali lipat dibandingkan
ht
Tiga negara yang menjadi pangsa pasar terbesar ekspor produk dari
Indonesia adalah Tiongkok, Amerika Serikat dan Jepang. Ketiga negara tersebut
berkontribusi menyerap lebih dari sepertiga dari total nilai ekspor Indonesia,
tepatnya 36,77 persen. Dengan demikian, perkembangan ekonomi pada
ketiga negara tersebut sangat berpengaruh terhadap kinerja ekspor Indonesia.
Ekspor Indonesia ke Tiongkok menunjukkan tren positif dari tahun ke tahun,
melampaui ekspektasi di tengah kondisi ekonomi global dan isu perang
dagang. Tahun 2017 tercatat nilai ekspor ke Tiongkok mencapai US$23,08
miliar, mengalami peningkatan 17,54 persen menjadi US$ 27,13 miliar (tahun
2018) dan 2,90 persen menjadi US$27,92 miliar (tahun 2019).
Tabel 6.5 Nilai Ekspor Indonesia Menurut Negara Tujuan (juta US$)
Tahun 2017-Tw I 2020
id
5. Amerika Serikat 17 794,5 18 439,8 17 720,3 4 830,3
o.
(10,54) (10,24) (10,58) (11,57)
6. Amerika Lainnya 4 384,5 4 512,7 4 157,7 1 090,2
.g
(2,60) (2,51) (2,48) (2,61)
7. Australia dan 3 264,4 3 579,8 3 058,7 712,9
ps
Oceania lainnya (1,93) (1,99) (1,83) (1,71)
8. Afrika 4 887,7 4 782 4 603,1 1 165,3
.b
Serikat pada 2019 hanya tercatat sebesar US$17,72 miliar turun 3,9 persen
dibanding tahun sebelumnya. Nilai ekspor barang Indonesia ke Jepang tahun
2019 hanya US$15,95 miliar turun cukup tajam sebesar 18,08 persen dari
tahun sebelumnya. Tertekannya nilai ekspor Indonesia ke Jepang disebabkan
oleh perlambatan ekonomi yang dihadapi Jepang yang juga akibat dari
perlambatan ekonomi global.
Singapura. Tahun 2019, nilai ekspor Indonesia ke Singapura naik sebesar 1,51
persen dibandingkan tahun sebelumnya menjadi US$13,11 miliar.
id
karena produksi domestik tidak mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri.
o.
Selain itu, kebijakan impor juga diambil guna menjaga stabilitas harga dalam
negeri. Meskipun demikian, jika kebijakan impor tidak dijaga dan diawasi
.g
dikhawatirkan justru berdampak negatif terhadap pasar domestik.
ps
Melalui Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2019, Pemerintah menargetkan
.b
pertumbuhan impor nonmigas sekitar 9,8 sampai dengan 12,7 persen. Salah
w
satu upaya pemerintah untuk menekan impor dan mencapai target tersebut
w
adalah melalui kebijakan kenaikan tarif Pajak Penghasilan (PPh) impor dalam
//w
aturan PPh pasar 22. Kinerja impor Indonesia tahun 2019 tumbuh negatif
sebesar 9,53 persen. Pertumbuhan negatif di tahun tersebut disokong oleh
s:
pertumbuhan negatif di sektor nonmigas sebesar 6,3 persen dan sektor migas
tp
sebesar 26,73 persen. Ekspor sektor migas berhasil tumbuh negatif cukup
dalam akibat program B-20 serta beralihnya produk migas yang biasanya untuk
ht
Gambar 6.3
Pertumbuhan Nilai Impor Indonesia Tahun 2017-2019
id
-26,73 persen dibanding tahun sebelumnya.
o.
Tabel 6.6 Nilai Impor Indonesia Menurut Migas dan Non Migas (juta US$)
.g
Tahun 2017-Tw I 2020
ps
Impor 2017 2018 2019 Tw I 2020
.b
w
Nilai impor pada triwulan I 2020 sebesar US$39,17 miliar. Angka tersebut
mengalami penurunan sebesar -3,69 persen dibandingkan periode yang sama
tahun sebelumnya. Penurunan tersebut didominasi oleh penurunan impor non
migas sebesar -5,79 persen (y-o-y) menjadi US$33,83 miliar. Sedangkan, impor
migas kembali naik 12,18 persen (y-o-y) menjadi US$5,34 miliar. Padahal di
tahun sebelumnya, impor migas telah berhasil ditekan bahkan mendominasi
penurunan impor Indonesia. Peningkatan impor migas tersebut disebabkan
oleh naiknya impor minyak mentah dan gas.
id
Impor 2017 2018 2019 Tw I 2020
o.
Barang Konsumsi 14 075,1 17 181,3 16 413,0 3 618,3
Bahan Baku 117 851,3 141 581,0
.g
125 902,2 29 688,7
ps
Barang Modal 25 059,1 29 948,7 28 412,2 5 862,0
Jumlah 156 985,5 188 711,0 170 727,4 39 169,0
.b
Nilai impor barang modal mencapai US$25,06 miliar pada tahun 2017.
w
Tahun 2018 impor barang modal senilai US$29,95 miliar, naik sebesar 19,51
persen. Tren impor barang modal tidak jauh berbeda dengan impor bahan
//w
baku. Tahun selanjutnya, nilai impor barang modal turun sebesar -5,19 persen
s:
menjadi US$28,41 miliar. Impor barang konsumsi juga menunjukkan hal yang
sama dimana pada tahun 2018 terjadi peningkatan nilai impornya dan di
tp
tahun 2019 terjadi penurunan nilai impor, dengan nilai impor hanya mencapai
ht
Barang Konsumsi
Bahan Baku
Barang Modal
75,80
Sumber : Indikator Ekonomi Mei 2020, BPS
Tabel 6.8 Nilai Impor Indonesia Menurut Golongan Barang SITC (Juta US$)
Tahun 2017-Tw I 2020
id
0 Bahan Makanan dan Binatang Hidup 14 688 16 428 15 456 3 635
o.
1 Minuman dan Tembakau 818 948 822 195
.g
2 Bahan Mentah 8 713 9 944 9 057 1 900
3 Bahan Bakar, Bahan Penyemir dsb 25 492 31 579 23 478 5 728
ps
4 Minyak/Lemak Nabati & Hewani 161 174 216 46
.b
Kabar baiknya, di tahun 2019 nilai impor SITC 3 mengalami penurunan yang
paling dalam, mencapai -25,65 persen dibandingkan tahun 2018. Nilai impor
SITC 3 di tahun 2019 sebesar US$23,48 miliar. Sebagaimana telah diuraikan
sebelumnya, penurunan kebutuhan impor untuk bahan bakar disebabkan oleh
kebijakan untuk memprioritaskan produksi bahan bakar dalam negeri untuk
memenuhi kebutuhan domestik.
Tabel 6.9 Nilai Impor Indonesia Menurut Negara Asal (Juta US$)
Tahun 2017-Tw I 2020
id
5. Amerika Serikat 8 121,6 10 176,2 9 255,6 2 084,8
(5,17) (5,39) (5,42) (5,32)
o.
6. Amerika Lainnya 5 495,1 5 948,0 6 416,5 1 768,3
(3,50) (3,15) (3,76) (4,51)
7. Australia & Oceania 6 943,4 6 873,9
.g 6 480,8 1 617,3
ps
(4,42) (3,64) (3,80) (4,13)
8. Afrika 4 184,1 6 499,3 4 083,1 1 169,5
(2,67) (3,44) (2,39) (2,99)
.b
id
o.
.g
ps
.b
w
w
//w
s:
tp
id
Januari 2020. Sehingga tantangan ke depan cukup berkurang dan ada
sedikit harapan perekonomian dunia akan membaik meskipun ditengah
o.
terpaan wabah Covid-19 di hampir seluruh negara-negara di dunia.
.g
ps
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
6
Mutia Fauzia, “Sri Mulyani Sebut Dampak Perang Dagang ke Indonesia Moderat, Mengapa?”,
diakses dari www. money.kompas.com/read/2019/07/16/115222526/sri-mulyani-sebut-dampak-
perang-dagang-ke-indonesia-moderat-mengapa, pada tanggal 31 Mei 2020.
id
Pada tahun 2020,
o.
Jumlah uang beredar
.g
ps
mencapai
.b
6.440, 46 Triliun
w
Rupiah
w
//w
s:
tp
ht
910,68 T 654,68 T
9,49 % (yoy) 4,69 % (yoy)
T
ahun 2019 menjadi tahun yang penuh tantangan dimana perekonomian
global mengalami pertumbuhan terendah dalam 10 tahun terakhir,
dimana hanya mampu tumbuh 2,3 persen pada 2019. Pertumbuhan
yang melambat ini terjadi karena melemahnya aktivitas perdagangan
dan manufaktur dunia, akibat terjadinya perselisihan perdagangan yang
berkepanjangan, antara 2 negara adidaya Amerika Serikat dan Tiongkok. Selain
itu pertumbuhan yang melambat juga disebabkan oleh gejolak keuangan atau
peningkatan ketegangan geopolitik.
Pada saat yang sama, digitalisasi ekonomi dan keuangan semakin marak,
dengan segala manfaat dan risikonya. Perekonomian global yang melambat
telah mendorong ketidakpastian di pasar keuangan dunia tetap tinggi dan
memengaruhi pola arus modal global. Secara keseluruhan, berbagai dinamika
ini berdampak pada melambatnya arus modal asing ke negara berkembang dan
memberikan tekanan kepada banyak mata uang negara berkembang. Namun
id
di tengah ekonomi global yang menurun, pertumbuhan ekonomi Indonesia
o.
pada 2019 tetap mampu tumbuh dikisaran angka 5 persen lebih. Keberhasilan
ini merupakan hasil dari sinergi kebijakan yang ditempuh Pemerintah, Bank
.g
Indonesia dan otoritas terkait. Kebijakan makroprudensial yang akomodatif
ps
ditempuh untuk mendorong kredit sebagai sumber pembiayaan.
.b
id
didefinisikan menjadi dua yaitu uang beredar dalam arti sempit (M1) dan uang
o.
beredar dalam arti luas (M2). Uang beredar dalam arti sempit, meliputi uang
.g
kartal dan uang giral. Uang beredar dalam arti luas sering disebut sebagai likuiditas
perekonomian meliputi M1, uang kuasi, dan surat berharga yang diterbitkan oleh
ps
sistem moneter yang dimiliki sektor swasta domestik dengan sisa jangka waktu
.b
Gambar 7.1
Jumlah Uang Beredar (Miliar Rupiah) Tahun 2015–2020*
5.000.000
4.500.000
4.000.000
3.500.000
3.000.000
2.500.000
2.000.000
1.500.000
1.000.000
500.000
0
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Uang Kartal di Luar Bank Umum dan BPR Simpanan Giro Rupiah
Uang Kuasi Surat Berharga Selain Saham
Komponen pendukung uang beredar M2, yaitu uang kuasi, simpanan giro
dalam rupiah dan uang kartal di luar bank umum dan BPR seperti yang terlihat
pada Gambar 7.1 semuanya mengalami peningkatan setiap tahunnya. Selain itu
juga terlihat bahwa komponen terbesar dari M2 adalah uang kuasi. Kontribusi
komponen uang kuasi terhadap uang yang beredar M2 mencapai lebih dari 74
persen. Posisi ke dua komponen terbesar M2 adalah simpanan giro dalam rupiah.
id
Tahun 2018– 20201
o.
M2
Akhir M1
.g Surat
ps
Periode Berharga
Uang Kuasi Jumlah
Uang Kartal Uang Giral Jumlah Selain
.b
Saham
2018
w
Januari 532 131 794 611 1 326 742 4 006 565 18 378 5 351 685
w
Februari 531 209 820 049 1 351 258 3 983 463 16 929 5 351 650
Maret 549 216 811 919 1 361 135 4 018 929 15 761 5 395 826
//w
April 549 587 822 989 1 372 576 4 020 982 15 530 5 409 089
Mei 580 625 824 002 1 404 627 4 015 794 14 661 5 435 083
s:
Juni 605 973 846 382 1 452 354 4 066 586 15 209 5 534 150
tp
Juli 583 306 800 197 1 383 503 4 107 208 17 082 5 507 792
Agustus 587 788 796 477 1 384 265 4 128 708 16 479 5 529 452
ht
September 590 805 820 868 1 411 673 4 177 276 17 831 5 606 780
Oktober 581 592 828 986 1 410 578 4 237 684 19 251 5 667 512
Nopember 586 236 819 028 1 405 264 4 246 310 19 401 5 670 975
Desember 625 370 831 779 1 457 150 4 282 364 20 533 5 760 046
2019
Januari 579 294 796 842 1 376 136 4 248 576 20 273 5 644 985
Februari 570 435 815 894 1 386 329 4 264 672 19 776 5 670 778
Maret 585 579 843 027 1 428 607 4 299 148 19 492 5 747 247
April 592 935 861 343 1 454 279 4 272 092 20 362 5 746 732
Mei 675 635 832 405 1 508 040 4 334 710 17 758 5 860 509
Juni 625 354 888 166 1 513 520 4 379 037 15 953 5 908 509
Juli 619 652 868 149 1 487 802 4 435 433 17 898 5 941 133
Agustus 622 452 853 092 1 475 544 4 435 064 23 953 5 934 562
September 614 231 894 587 1 508 818 4 470 662 24 797 6 004 277
Oktober 611 081 893 075 1 504 156 4 497 071 25 681 6 026 909
Nopember 622 384 930 751 1 553 134 4 495 761 25 482 6 074 377
Desember 654 683 910 675 1 565 358 4 545 213 25 981 6 136 552
2020
Januari 616 129 868 273 1 484 403 4 535 529 26 719 6 046 651
Februari 607 961 897 529 1 505 491 4 584 358 26 646 6 116 495
Maret 620 353 1 028 328 1 648 681 4 763 598 28 178 6 440 457
Catatan : 1 Akhir periode
Sumber : SEKI Edisi April 2020, Bank Indonesia
Namun, seperti yang terjadi setiap diawal tahun (bulan Januari) bahwa
M2 yang beredar selalu mengalami penurunan atau lebih rendah dibandingkan
kondisi M2 yang beredar diakhir tahun (bulan Desember). Di awal tahun
2019 peredaran uang M2 mengalami penurunan bila dibandingkan dengan
bulan sebelumnya, terjadi penurunan sebesar 2,01 persen dari Rp5.760,05
triliun pada Desember 2018 menjadi Rp5.644,99 triliun pada Januari 2019.
Begitu pula yang terjadi diawal tahun 2020 uang M2 yang beredar mencapai
Rp6.046,65 triliun lebih rendah dibanding M2 yang beredar diakhir tahun 2019
sebesar Rp6.136,55 atau terjadi penurunan sebesar 1,46 persen.
id
penurunan. Penurunan di Bulan Februari disebabkan karena komponen
o.
pendukung M2 yaitu uang kuasi dan surat berharga selain saham mengalami
.g
penurunan dibanding bulan sebelumnya dan komponen pendukung M2 yang
ps
lainnya mengalami pertumbuha. Peredaran M2 di Bulan Juli turun sekitar 0,48
persen dari Bulan Juni, disebabkan komponen M1 (uang kartal dan uang giral)
.b
masing turun sebesar 0,01 persen dan 0,11 persen. Penurunan dibulan April
tp
Uang kuasi adalah simpanan milik sektor swasta domestik pada bank
umum dan BPR yang dapat memenuhi fungsi-fungsi uang, baik sebagai satuan
hitung, alat penyimpan kekayaan, maupun alat pembayaran. Uang kuasi
sebagai komponen utama dari M2, pergerakannya disepanjang tahun 2019
secara (yoy) terus menga lami pertumbuhan. Laju pertumbuhan uang kuasi
tertinggi terjadi pada bulan Juli sebesar 7,99 persen (yoy) dan terendah terjadi
pada bulan November sebesar 5,87 persen (yoy).
id
yaitu uang kartal dan uang giral yang masing-masing turun sebesar 3,74
o.
persen dan 5,46 persen. Uang beredar M1 kembali mengalami penurunan
.g
di bulan Oktober diikuti turunnya komponen uang kartal yang beredar. Pada
ps
bulan November, uang beredar M1 kembali mengalami penurunan diikuti
oleh komponen pendukungnya yaitu uang giral yang beredar juga mengalami
.b
jauh dengan kondisi di tahun 2018. Uang M1 yang beredar pada bulan Mei
//w
2019 sudah menembus angka lebih Rp 1.500 triliun. Namun dibulan Juli 2019
uang M1 yang beredar mengalami penurunan hingga dibawah Rp 1.500 triliun
s:
dan uang giral mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,91 persen dan
ht
2,25 persen. Uang beredar M1 kembali turun di bulan Agustus 2019 sebesar
0,82 persen dengan nilai hanya mencapai Rp 1.475,54 triliun, diikuti komponen
pendukungnya uang giral yang turun sebesar 1,73 persen.
id
Tahun 2018–Maret 20201
o.
Uang Kartal Yang Giro
.g
Akhir Diedarkan Giro Bank Perusahaan & SBI Jumlah
Periode
ps
Uang Kartal Kas Bank Perorangan
2018
.b
Januari 532 131 90 171 316 896 172 87 033 1 026 404
w
Februari 531 209 87 629 314 156 176 88 966 1 022 135
Maret 549 216 89 235 315 159
w
Mei 580 625 131 735 316 219 1 316 79 573 1 109 468
Juni 605 973 121 893 312 581 718 79 323 1 120 488
s:
Agustus 587 788 101 199 316 254 196 - 1 005 437
September 590 805 89 053 315 917 321 - 996 096
ht
Uang kartal adalah salah satu komponen uang primer yang beredar di
masyarakat, dan lebih dikenal oleh masyarakat sebagai uang kertas dan uang
logam yang digunakan sebagai alat pembayaran. Sepanjang tahun 2019, uang
kartal (di luar bank umum dan BPR) yang diedarkan cenderung berfluktuatif.
id
Pertumbuhan uang kartal tersebut mengalami puncak pada bulan Mei yaitu
sebesar 16,36 persen (yoy). Sedangkan pertumbuhan uang kartal bulanan
o.
(mom) mengalami puncaknya pada akhir tahun 2019 yaitu sebesar 4,69 persen.
.g
ps
Komponen uang primer lainnya adalah kas bank umum dan BPR.
Sepanjang tahun 2018, peredaran kas bank umum dan BPR cukup berfluktuatif
.b
dimana puncak peredaran terjadi pada bulan Mei yaitu sebesar Rp. 174,41
w
triliun. Sepanjang tahun 2019 laju pertumbuhan peredaran kas umum dan BPR
w
Komponen selanjutnya adalah saldo giro positif bank umum pada BI.
tp
Saldo giro positif bank umum pada BI merupakan penempatan bank umum
ht
dalam bentuk giro rupiah pada BI yang digunakan dalam rangka pemenuhan
giro wajib minimum (GWM). Pada tahun 2019, saldo giro positif tercatat pada
posisi Rp 333 triliun sampai Rp 317 triliun. Pada akhir tahun 2019, saldo giro
positif berada pada posisi Rp 316,60 triliun. Selanjutnya mengalami penurunan
pada awal tahun 2020 dengan saldo tercatat sebesar Rp 291,34 triliun rupiah.
id
tukar terhadap mata uang Euro cenderung berfluktuasi sepanjang tahun.
o.
Nilai tukar Rupiah menguat didukung kinerja neraca pembayaran
.g
Indonesia yang membaik. Pada Desember 2019, Rupiah menguat 0,93 persen
ps
(ptp) dibandingkan dengan November 2019 sehingga sejak awal tahun
menguat 2,90 persen (ytd). Penguatan Rupiah didukung oleh pasokan valas
.b
dari para eksportir dan aliran masuk modal asing yang tetap berlanjut sejalan
w
prospek ekonomi Indonesia yang tetap terjaga, daya tarik pasar keuangan
w
domestik yang tetap besar, serta ketidakpastian pasar keuangan global yang
mereda. Ke depan, Bank Indonesia memandang nilai tukar Rupiah tetap stabil
//w
ini didukung prospek neraca pembayaran Indonesia yang tetap baik akibat
berlanjutnya aliran masuk modal asing seiring dengan prospek ekonomi
tp
domestik yang membaik dan imbal hasil yang menarik, serta dampak positif
ht
Gambar 7.2
Perkembangan Kurs Tengah Beberapa Mata Uang Utama Terhadap
Rupiah di Bank Indonesia, Tahun 2019 - Maret 2020
id
Tabel. 7.3. Perkembangan Kurs Tengah Beberapa Mata Uang Utama Terhadap
o.
Rupiah di Bank Indonesia, Tahun 2018–Maret 20201
.g
ps
Akhir Dolar Amerika Dolar Australia Yen Jepang Euro
Periode (USD) (AUD) (JPY) EUR
.b
2018
Januari 13 413 10 808 123 16 641
w
id
Februari 2020. Berkurangnya aliran masuk modal asing akibat meningkatnya
ketidakpastian pasar keuangan global, telah memberikan tekanan pada nilai
o.
tukar Rupiah, yang melemah sejak pertengahan Februari 2020 hingga Maret
.g
2020, Rupiah melemah 5,18 persen dibandingkan Februari 2020, dan secara
ps
point to point harian melemah sebesar 5,72 persen.
.b
dari kondisi tersebut dan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah maka Bank
s:
2020 penguatan nilai tukar terus terjadi hingga Bulan Februari yang Rp9.336,-,
kembali melemah pada bulan Maret 2020 menjadi sebesar Rp10.096 per
dolar Australia pasca meluasnya Covid-19.
Di sisi lain, nilai tukar rupiah terhadap Yen Jepang dalam kondisi
yang cenderung stabil sepanjang tahun 2019. Pada Bulan Agustus nilai tukar
cenderung melemah yang tecatat Rp134,-. Selanjutnya nilai tukar terhadap
Yen kemudian mulai menguat dari Rp134 (Agustus) menjadi Rp128 pada akhir
tahun 2019 dan terus menguat hingga Rp125 awal tahun 2020.
id
hingga bulan Februari 2020 dengan level Rp15.641 per EUR. Pasca meluasnya
o.
Covid-19 nilai tukar rupiah terhadap Euro mengalami depresiasi atau kembali
.g
melemah pada bulan Maret 2020 menjadi sebesar Rp18.045 per EUR.
ps
.b
ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. Sejak Agustus
2016, Bank Indonesia melakukan penguatan kerangka operasi moneter dengan
s:
untuk menggantikan BI rate yaitu BI 7-Day (Reverse) Repo Rate. Suku bunga
kebijakan baru atau BI 7-Day (Reverse) Repo Rate digunakan karena dinilai
ht
dapat secara cepat memengaruhi pasar uang, perbankan, dan sektor riil.
Tabel 7.4 Perkembangan Suku Bunga PUAB, SBI, BI Rate, dan Volume SBI,
Tahun 2018-Maret 2020
Pasar Uang Antar Pasar Uang Antar Volume
id
Bank Rupiah Pagi Bank Rupiah Sore SBI 9 SBI 1
Akhir Periode BI Rate2
o.
Keselu- Keselu- Bulan (Milyar
1 Hari 1 Hari Rp)
ruhan ruhan
2018 Januari 3,89 4,06 3,84 3,89
.g 4,25 - -
ps
Februari 3,89 4,09 3,85 3,97 4,25 - -
Maret 4,22 4,38 4,28 4,42 4,25 - -
.b
untuk menjaga tetap terkendalinya inflasi dan stabilitas eksternal, serta turut
mendukung momentum pertumbuhan ekonomi. Koordinasi Bank Indonesia
dengan Pemerintah dan otoritas terkait terus diperkuat guna mempertahankan
stabilitas ekonomi, mendorong permintaan domestik, serta meningkatkan
ekspor, pariwisata, dan aliran masuk modal asing, termasuk Penanaman
Modal Asing (PMA).
Secara umum, BI rate terus meningkat dari awal tahun 2018 hingga
bulan Juni 2019. Namun pada bulan Juli 2019 hingga bulan Maret 2020 terus
terjadi penurunan, pada Januari 2019 BI rate tercatat pada level 6,00 persen
bertahaan hingga Juni 2019, mulai bulan Juli sampai denan Maret 2020 BI rate
terus mengalami penurunan hingga ke level 4,50 persen. (Lihat gambar 7.3)
Pada gambar terlihat bahwa ketiga grafik memiliki pola yang mirip
dimana BI rate atau yang dikenal dengan BI7DRR terus mengalami penurunan
yang merata. Menurunnya BI7DRR juga diikuti dengan menurunnya suku
id
bunga PUAB. Hal tersebut terjadi seiring dengan diterapkannya transmisi
o.
kebijakan moneter melalui jalur peningkatan suku bunga (BI7DRR) yang mulai
diterapkan sejak bulan Mei 2018.
.g
ps
Gambar 7.3
.b
7,00
w
//w
6,00
5,00
s:
tp
4,00
ht
3,00
2,00
Peningkatan suku bunga PUAB O/N terjadi baik pada sesi pagi maupun
pada sesi sore. Awal tahun 2019, tingkat suku bunga PUAB pagi dan sore berada
pada level 5,90 persen. Selanjutnya terus mengalami penurunan sampai akhir
tahun 2019 menjadi 4,95 persen. Sepanjang tahun 2019, tingkat suku bunga
PUAB mengalami puncak tertinggi pada bulan Mei dengan level suku bunga
id
sebesar 6,34 persen pada sesi pagi dan 6,12 persen pada sesi sore. (Lihat tabel
7.4)
o.
.g
Memasuki tahun 2020, tingkat suku bunga PUAB O/N sampai triwulan
ps
I masih dalam kondisi yang stabil. BI7DRR masih stabil pada level 4,92 persen
pagi hari, sedangkan suku bunga PUAB O/N berada pada 4,82 persen pada sore
.b
hari. Secara umum, pada awal tahun pasar uang (PUAB) cenderung stabil di
w
tengah minimnya tekanan likuiditas di awal tahun 2019. Hal tersebut menurut
w
Bank Indonesia tercermin dari semakin kecilnya jarak atau selisih antara
PUAB dengan BI7DRR yang menyempit menjadi 13 bps. Pada triwulan I 2019,
//w
volatilitas suku bunga PUAB juga masih terkendali dan terjaga. Hal tersebut
s:
Salah satu kebijakan yang dilakukan untuk tetap menjaga agar suku
ht
bunga PUAB O/N tidak terlalu melebar dari BI7DRR adalah dengan menjaga
ketersediaan kebutuhan likuiditas perbankan secara seimbang sehingga
terbentuk suku bunga yang wajar dan stabil melalui pelaksanaan Operasi
Moneter (OM). Operasi Pasar Terbuka (OPT) merupakan salah satu kebijakan
yang dilaksanakan dengan salah satu instrumennya yaitu penerbitan Sertifikat
Bank Indonesia (SBI). Volume SBI pada bulan Agustus tahun 2019 berada pada
level Rp 10,34 triliun rupiah dan mengalami penurunan sampai level Rp 7,12
triliun rupiah pada akhir tahun 2019. Memasuki awal tahun 2020, volume SBI
berada pada level Rp 1,22 triliun.
id
54,84 persen.
o.
.g
ps
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
P
ada tahun 2019 kondisi perekonomian global diwarnai dengan
berbagai dinamika yaitu terjadi perlambatan ekonomi global yang
disebabkan oleh perang dagang Amerika Serikat dengan China sebagai
mitra dagangnya. World Bank dan International Monetary Fund (IMF)
sempat beberapa kali menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global
dengan adanya perang dagang tersebut (Laporan Kinerja OJK 2019). Di tengah
tekanan ekonomi global Indonesia masih patut bersyukur, secara umum
stabilitas makroekonomi masih tetap terjaga dan perekonomian domestik
tumbuh stabil di atas 5 persen. Sementara kondisi pasar modal Indonesia juga
masih cukup stabil.
id
industri pasar modal juga menunjukkan kepercayaan investor dan pelaku
o.
pasar modal yang begitu besar terhadap fundamental dan prospek ekonomi
Indonesia. Pasar modal Indonesia juga berhasil mendapatkan penghargaan
.g
dari Global Islamic Finance Award (GIFA) sebagai The Best Islamic Capital
ps
Market of The Year 2019 seiring dengan terus meningkatnya aktivitas dan
.b
pada tahun 2019, angka ini sudah cukup baik untuk pertumbuhan ekonomi
Indonesia. Secara keseluruhan, perekonomian Indonesia menunjukkan kinerja
ht
id
30.451 proyek. Realisasi penyerapan tenaga kerja Indonesia (TKI) dari proyek
o.
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) pada 2019 dapat menyerap tenaga
kerja sebanyak 520.171 orang. Angka ini meningkat dibanding tenaga kerja
yang terserap di proyek PMDN tahun 2018 sebanyak 469.684 orang.
.g
ps
Sektor Industri masih menjadi sektor unggulan yang diincar oleh para
.b
investor domestik, terlihat selama tiga tahun terakhir penyerapan realisasi nilai
w
w
Sektor
Proyek Investasi Proyek Investasi Proyek Investasi
tp
investasi PMDN yang mampu di serap di sektor industri selalu yang tertinggi
daripada sektor lainnya. Namun, selama tiga tahun tersebut realisasi nilai
investasi domestik yang diserap di sektor industri selalu mengalami penurunan.
Pada tahun 2017 investasi yang terserap di sektor industri sebesar Rp 99,19 triliun
(37,81 persen), mengalami penurunan pada tahun 2018 menjadi Rp 83,64 triliun
(25,45 persen), dan terjadi penurunan lagi pada tahun 2019 menjadi Rp 72,67
triliun (18,80 persen). Sedangkan besarnya jumlah proyek pada sektor industri
ini justru mengalami peningkatan tiap tahunnya, dimana pada tahun 2017 jumlah
proyek yang menyerap investasi domestik sebanyak 4.513 proyek, naik menjadi
5.080 proyek di tahun 2018, dan kembali naik menjadi 7.709 proyek pada tahun
2019.
id
realisasi di sektor tersebut mencapai Rp 68,08 triliun atau 17,62 persen dari total
keseluruhan investasi PMDN. Selanjutnya, sektor yang cukup diminati investor
o.
domestik adalah konstruksi, dimana pada tahun 2019 sektor konstruksi mampu
.g
menyerap investasi sebesar Rp 55,09 triliun (14,25 persen).
ps
Meskipun Indonesia terkenal sebagai negara agraris, dimana sebagian
.b
besar penduduk masih banyak yang bekerja disektor pertanian, tetapi sektor
w
tahun sebelumnya. Pada tahun 2018 sektor pertanian baru mampu menyerap
s:
investasi sebesar Rp 34,33 triliun dan pada tahun 2019 meningkat menjadi
Rp 53,21 triliun (13,77 persen), dengan jumlah proyek sebanyak 1.979 proyek.
tp
ht
Gambar 8.1
Nilai Investasi PMDN yang Terealisasi menurut Sektor (triliun rupiah) Triwulan I 2020
Perumahan, Kawasan
Jasa Lainnya (3,72)
Industri & Perkantoran
3,30% Pertanian, Kehutanan &
(9,12)
Perikanan (10,87)
8,09%
9,64%
Perdagangan dan
Reparasi, Hotel &
Restoran (6,56)
5,82%
Pertambangan (5,37)
4,77%
Konstruksi (14,12)
id
12,53%
o.
Transportasi,
.g
Pergudangan &
Komunikasi (37,65)
33,40%
ps
Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal
.b
w
Realisasi investasi di Pulau Jawa dan di luar Pulau Jawa tahun 2019
hampir sama yaitu sekitar 52,39 persen di Pulau Jawa dan di luar Pulau Jawa
47,61 persen. Ini menandakan bahwa fokus investor dalam rangka invetasi
bisnis di Indonesia alternatifnya tidak lagi di Pulau Jawa. Hal ini terjadi sebagai
dampak dari semakin membaiknya infrastruktur di luar Pulau Jawa dan
juga merupakan hasil dari upaya pemerintah yang tidak hanya berusaha
mencari investasi baru, namun juga melakukan pengawalan dan penyelesaian
id
permasalahan atas investasi yang sudah ada sebelumnya, dimana dalam hal
ini dilakukan oleh melalui BKPM.
o.
.g
Melihat perkembangan nilai investasi domestik di luar Pulau Jawa, pada
ps
tahun 2018 semua pulau mengalami peningkatan. Sumatera dan Kalimantan
memiliki nilai investasi yang hampir sama yaitu masing-masing Rp 57,82 triliun
.b
dan Rp 56,96 triliun dengan jumlah proyek untuk Sumatera 2.293 proyek dan
w
adalah yang tertinggi diantara pulau yang ada di luar Jawa hingga lebih dari 100
persen dibanding tahun 2017. Peningkatan nilai investasi ini juga di barengi
//w
dengan meningkatnya jumlah proyek yang semula 459 proyek menjadi 634
s:
proyek pada tahun 2018. Terjadinya peningkatan investasi di luar Pulau Jawa
tp
Gambar 8.2
Nilai Investasi PMDN yang Terealisasi menurut Pulau (persen) Triwulan I 2020
Sulawesi (1,90)
Kalimantan (9,44) 1,68% Maluku & Papua (0,44)
8,37% 0,39%
Jawa (67,90)
60,23%
id
o.
Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal
merupakan salah satu pencapaia. Sementara untuk nilai investasi domestik yang
.g
ps
terserap di Pulau Sumatera tahun 2019 mencapai Rp 90,49 triliun menempatkan
Sumatera sebagai posisi ke dua setelah Pulau Jawa, menunjukkan peningkatan
.b
sebesar 56,50 persen. Demikian pula dengan jumlah proyek juga mengalami
w
peningkatan yaitu dari 2.293 proyek (2018) menjadi 5.762 proyek (2019).
w
wilayah, Pulau Jawa masih menempati urutan pertama dengan nilai investasi
s:
Rp 67,90 triliun atau 60,23 persen dari total investasi. Sampai saat ini Pulau
Jawa memang masih memiliki daya tarik tersendiri bagi para investor, tetapi
tp
di seluruh Indonesia, tidak hanya di Pulau Jawa saja. Sementara untuk urutan
kedua wilayah tujuan investasi adalah Pulau Sumatera dengan total investasi
sebesar Rp. 30,71 Triliun (27,24 persen) dari total investasi. Urutan berikutnya
adalah Pulau Kalimantan (8,37 persen), Pulau Bali dan Nusa Tenggara (2,09
persen), dan Pulau Sulawesi (1,68 persen). Dan yang paling kecil PMDN yang
direalisasikan adalah di Pulau Maluku dan Papua dengan nilai investasi sebesar
Rp 437,1 miliar atau 0,39 persen dari total investasi.
id
persen, demikian pula dengan jumlah proyek mengalami penurunan sebesar
16,32 persen atau turun menjadi 21.972 proyek. Penurunan kembali terjadi
o.
pada tahun 2019 dimana nilai investasi turun menjadi US$ 28,21 miliar atau
.g
turun sebesar 3,75 persen dibandingkan tahun 2018. Tetapi untuk jumlah
ps
proyeknya justru meningkat menjadi 30.354 proyek tahun 2019. Penyebab
dari menurunnya nilai investasi asing tersebut lebih disebabkan karena faktor
.b
id
yang cukup besar (35,07 persen) jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya,
o.
dimana tahun sebelumnya mencapai US$ 4,38 miliar dengan jumlah proyek
.g
sekitar 515 proyek.
ps
Selanjutnya, sektor yang cukup menjanjikan keuntungan bagi investor
.b
sekitar 10,33 persen dari total investasi asing yang masuk. Pada tahun 2019
w
terjadi peningkatan sebesar 56,18 persen investasi asing untuk sektor ini,
//w
investasi asing yang terserap tercatat sebesar US$ 4,73 miliar yang tersebar di
805 proyek. Ini mmenunjukkan bahwa minat investor asing cukup tinggi untuk
s:
Gambar 8.3
ht
Nilai Investasi PMA yang Terealisasi menurut Sektor (triliun rupiah) Triwulan I 2020
Perumahan, Kawasan
Industri dan Perkantoran Jasa Lainnya (1,76) Pertanian, Kehutanan &
(8,68) 1,79% Perikanan (7,63)
8,86% 7,79%
Perdagangan dan
Reparasi, Hotel &
Restoran (4,03)
4,12%
Transportasi,
Pergudangan &
Komunikasi (11,62)
11,86% Konstruksi (0,59)
0,60%
id
penurunan 5,43 persen dibandingkan triwulan I 2019 yang sudah mencapai
o.
US$ 7,19 miliar. Jika dilihat secara sektoral, PMA tersebut didominasi oleh
.g
Sektor Perindustrian (45,12 persen), kemudian diikuti oleh Sektor Listrik,
ps
Gas dan Air serta Sektor Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi masing-
masing mempunyai kontribusi sebesar 12,77 persen dan 11,86 persen.
.b
paket kebijakan ke-XVI dengan tujuan untuk menarik lebih banyak investasi
w
relaksasi Daftar Negatif Investasi (DNI), dan pengaturan devisa hasil ekspor
untuk Sumber Daya Alam (SDA) adalah Isi dari paket kebijakan tersebut.
s:
Tabel 8.4 Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) Yang Disetujui Pemerintah
Menurut Pulau (Juta US $) Tahun 2017–2019
2017 2018 2019
Pulau
Proyek Investasi Proyek Investasi Proyek Investasi
Sumatera 2 529 5 497,2 2 356 4 839,4 3 809 4 251,3
(17,05) (16,51) (15,07)
Jawa 19 475 16 761,1 15 533 17 046,0 19 801 15 476,3
(51,99) (58,16) (54,86)
Bali dan Nusa Tenggara 2 199 1 158,0 2 316 1 354,4 4 029 823,5
(3,59) (4,62) (2,92)
Kalimantan 1 101 2 887,4 914 1 954,4 1 438 2 131,4
(8,96) (6,67) (7,56)
Sulawesi 669 3 487,0 608 2 323,9 918 3 497,2
(10,82) (7,93) (12,40)
Maluku dan
284 2 448,9 245 1 789,9 359 2 028,7
Papua
(7,60) (6,11) (7,19)
Jumlah 26 257 32 239,8 21 972 29 307,9 30 354 28 208,8
(100,00) (100,00) (100,00)
Catatan : Angka dalam kurung menunjukkan persentase terhadap jumlah
Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal
id
peningkatan, dimana pada tahun 2017 jumlah investasi tercatat US$ 16,76 miliar
o.
atau 51,99 persen dari total investasi dengan jumlah proyek 19.475 meningkat
.g
pada tahun 2018 sebesar 1,70 persen menjadi US$ 17,05 miliar atau 58,16
persen dari total investasi. Peningkatan nilai investasi tahun 2018 ini tidak
ps
diikuti dengan peningkatan jumlah proyek karena justru mengalami penurunan
.b
menjadi 15.533 proyek pada tahun 2018 atau turun sebesar 20,24 persen.
w
Indonesia. Pada tahun 2019 investasi asing masuk ke Pulau Sumatera, Pulau
Jawa dan Pulau Bali & Nusa Tenggara mengalami penurunan. Nilai investasi di
s:
Pulau Bali dan Nusa Tenggara di tahun 2019 tercatat sebesar US$ 0,82 miliar
tp
ht
Gambar 8.4
Nilai Investasi PMA yang Terealisasi menurut Pulau (persen) Triwulan I 2020
Sumatera (25,50)
Sumatera (25,50)
26,02%
26,02%
atau mengalami penurunan sebesar 39,20 persen dari tahun 2018 dengan
investasi asing yang terserap mencapai US$ 1,35 miliar. Tetapi jumlah proyek
pada tahun 2019 tetap mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2018
ada sebanyak 2.316 meningkat menjadi 4.029 pada tahun 2019, atau terjadi
peningkatan sebesar 27,48 persen.
id
penerbangan langsung dari Tiongkok ke Manado, sehingga berdampak tidak
hanya pada Sektor Pariwisata tetapi juga pada jumlah investor asing. Dari jalur
o.
tersebut, sudah banyak dibuka kegiatan perdagangan sehingga membawa
.g
masuk lebih banyak investor ke Sulawesi. Sementara Pulau Maluku dan Papua
ps
yang juga mengalami kenaikan investasi pada tahun 2019 yang mencatat
sebesar US$ 2,03 miliar naik sebesar 13,34 persen jika dibanding dengan
.b
tahun sebelumnya.
w
w
Pulau Jawa masih menjadi magnet investasi asing pada kuartal I tahun
2020. Namun, investasi di luar Pulau Jawa menunjukkan tren peningkatan.
//w
Memasuki kuartal pertama tahun 2020, Pulau Jawa masih menjadi dominasi
s:
dalam penanaman modal oleh pihak asing dimana investasi asing yang masuk
senilai US$ 2,81 miliar atau sebesar 41,25 persen dari total investasi asing yang
tp
masuk pada periode tersebut. Pada kuartal I 2020, Pulau Sumatera menduduki
ht
posisi kedua dalam penyerapan investasi asing yaitu tercatat sebesar US$ 1,77
miliar atau 26,02 persen dari total penanaman investasi asing dengan jumlah
proyek sebanyak 1.708 proyek.
yang terserap di Pulau Maluku dan Papua tercatat sebanyak US$ 914,7 juta
(13,44 persen). Jika dibandingkan dengan kuartal I 2019 lalu dengan realisasi
investasi sebsar US$ 590,0 juta terjadi peningkatan sebesar 55,03 persen. Hal
ini menunjukkan bahwa investor asing sudah mulai melirik daerah di luar Pulau
Jawa, di mana banyak potensi investasi yang masih bisa dikembangkan dan
tentunya didukung oleh infrastruktur yang memadai. Pulau Maluku dan Papua
ini bisa menjadi primadona baru di wilayah Indonesia Timur.
Kinerja Pasar Modal Indonesia pada tahun 2019 tercatat cukup positif
di tengah perkembangan geopolitik dan ekonomi global yang terus bergerak
dinamis. Peningkatan jumlah investor dan pertumbuhan industri pasar modal
juga menunjukkan kepercayaan investor dan pelaku pasar modal yang begitu
id
besar terhadap fundamental dan prospek ekonomi Indonesia. Stimulus
o.
ekonomi yang diberikan pemerintah melalui beberapa paket kebijakan mulai
.g
terasa dampaknya. Proyek infrastruktur mulai bergerak, seperti jalan tol,
listrik, dan jalur kereta api. Sektor pertambangan batu bara diharapkan akan
ps
tertolong dengan berbagai proyek pembangkit listrik.
.b
ribuan destinasi, baik yang sudah populer maupun yang masih dalam
//w
sektor pariwisata saat ini ada di posisi nomor empat diprediksi akan mampu
tp
Kondisi ini perlu disambut positif oleh para pelaku industri pasar modal
seperti kalangan emiten, calon emiten, Anggota Bursa, dan investor baik
Gambar 8.5
Jumlah dan Nilai Transaksi Saham di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2019
id
saham domestik. Dari sisi jumlah saham yang diperdagangkan disepanjang
o.
tahun 2016-2019, secara umum mengalami peningkatan, namun pada
.g
tahun 2018 sempat mengalami penurunan. Penurunan jumlah saham yang
ps
diperdagangkan pada tahun 2018 menunjukkan adanya penurunan kinerja,
dan hal ini diperlihatkan dengan turunnya jumlah saham yang diperdagangkan,
.b
yaitu sebesar 2.536,28 miliar lembar saham. Sedangkan pada tahun 2019 dari
w
nilai transaksi sebesar Rp 3.562,37 miliar, meningkat sekitar 40,46 persen jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
//w
sektor keuangan akibat berbagai faktor eksternal yang terjadi. Indeks Harga
tp
Saham Gabungan (IHSG) dihitung setiap hari dimana terjadi transaksi, dengan
ht
menggunakan harga saham terakhir yang terjadi di lantai bursa. Indeks Harga
Saham merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan harga-harga
saham. Sebagai besaran statistik, indeks harga saham juga sering digunakan untuk
menggambarkan dan meramalkan kecenderungan pasar.
berlanjut menjadi 745 emiten di tahun 2018. Pada tahun 2019, ada tambahan
emiten sekitar 59 sehingga total menjadi 804 emiten. Kehadiran emiten baru
mengindikasikan pasar saham masih menjadi alternatif penting bagi dunia
usaha untuk mengakses dana segar dan menopang ekspansi usaha.
id
2017 meningkat menjadi Rp 907,33 triliun atau naik 12,08 persen. Kenaikan
nilai emiten terus berlanjut hingga tahun 2019 yaitu mencapai 4,68 persen
o.
menjadi Rp 1 003,96 triliun.
.g
ps
Memasuki tahun 2020, Indeks harga saham gabungan (IHSG) tahun
2020 diproyeksi akan menembus level 6.800 pada akhir tahun. Namun
.b
seiring dengan berjalannya waktu dan banyaknya peritiwa yang terjadi baik
w
melakukan revisi target IHSG atau diturunkan proyeksi IHSG menjadi 5.250
//w
pada akhir tahun 2020. Peristiwa yang terjadi pada triwulan I 2020 antara lain
terjadi sentimen perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok,
s:
id
negatif, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama 2019 masih tumbuh
o.
positif. Jumlah investor kita juga tumbuh sekitar 40 persen menjadi 2,4 juta.
.g
Selain itu, untuk menghadapi dampak ketidakpastian tersebut, juga ditekankan
pentingnya sinergi antar pemangku kepentingan baik di pasar modal maupun
ps
instansi pemerintahan, dengan tujuan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi
.b
Oleh karena itu, perdagangan saham di Indonesia tidak terlepas dari peran
//w
investor asing yang melakukan transaksi jual beli saham. Selama kurun waktu
2016-2019, volume saham yang dibeli investor asing lebih rendah dibandingkan
s:
volume saham yang dijual. Pada tahun 2018 volume saham yang dibeli lebih
tp
rendah jika dibanding tahun 2017, atau menurun sebesar 3,57 persen. BEI
ht
mencatat volume saham yang dibeli oleh pihak asing pada tahun 2019 sebesar
329.565 juta lembar dengan nilai mencapai Rp 747,93 triliun. Sementara itu,
saham yang dijual oleh pihak asing sepanjang tahun 2019 mencapai 339.182
juta lembar saham dengan nilai mencapai Rp 698,73 triliun.
Pada tahun 2019, Bursa Efek Indonesia (BEI) masih menjadi incaran
investor asing tetapi sudah mulai mengalami penurunan karena meningkatnya
peran investor domestik. Jika dilihat dari sisi kepemilikan, ternyata jumlah
Tabel 8.6 Jumlah dan Nilai Perdagangan Saham yang Dilakukan oleh
Investor Asing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016–2019
Volume Nilai (Miliar rupiah)
Akhir Periode
Beli Jual Beli Jual
2016 290 055 327 492 688 492 672 323
2017 308 851 441 427 642 946 682 816
2018 297 835 321 724 728 937 779 683
2019 329 565 339 182 747 925 698 730
Sumber: Bapepam, idx-annually-2019
Hal ini di pengaruhi oleh tekanan pasar modal di dunia, dimana tekanan
terhadap pasar modal dunia disebabkan oleh tiga faktor eksternal, yaitu
wabah virus corona, perang harga minyak, dan penurunan suku bunga oleh
Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve. Virus corona dinyatakan sebagai
salah satu sentimen negatif yang menekan kinerja ekonomi global sejak awal
tahun 2020. Tekanan ini diproyeksi akan semakin kuat setelah Organisasi
id
Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan status virus corona sebagai pandemi
global. Sentimen pemulihan diproyeksikan terjadi pada semester kedua 2020,
o.
dan diharapkan BEI mampu memperbanyak emiten dan instrumen sehingga
.g
investor prioritasnya makin banyak. kepercayaan investor asing bisa mulai
ps
kembali lagi untuk melakukan investasi di pasar modal Indonesia. Hal itu bisa
berdampak pada aliran dana asing yang kembali masuk ke Indonesia (capital
.b
inflows).
w
w
2020.
id
di awal 2020
o.
Januari’20 Februari’20 Maret’20
.g
ps
Wisatawan Mancanegara Terbanyak yang Berkunjung menurut Kebangsaan
.b
w
Tahun 2019
w
//w
2 980 753
1 3 1 934 445
s:
Orang
tp
Orang
ht
MALAYSIA SINGAPURA
2 072 079
2 Orang
TIONGKOK
P
ariwisata hingga saat ini masih menjadi sektor prioritas pemerintah
karena dinilai mampu menjadi lokomotif pergerakan perekonomian
bangsa. Sektor pariwisata bahkan menjadi salah satu penyumbang
devisa nasional terbesar ketiga setelah ekspor minyak kelapa sawit
(CPO) dan batubara. Pengelolaan sektor pariwisata pun terus dikembangkan
oleh pemerintah. Berbagai kebijakan dilakukan pemerintah untuk membuat
pariwisata Indonesia lebih maju dan dikenal di mata dunia. Sektor pariwisata
yang dikelola dengan baik dapat menjadi country branding dan meningkatkan
penerimaan devisa serta dapat menarik pergerakan sektor lainnya.
id
pariwisata Indonesia pada tahun 2018 berhasil tercatat sebagai sektor dengan
pertumbuhan tertinggi yaitu ke 9 di dunia, peringkat 3 di Asia, dan nomor 1 di
o.
kawasan Asia Tenggara menurut The World Travel & Tourism Council (WTTC).
.g
Selain itu, berdasarkan Laporan The Travel & Tourism Compettitiveness Report,
ps
pada World Economic Forum, pada tahun 2019 peringkat indeks daya saing
pariwisata Indonesia di dunia naik dari 42 di tahun 2017 menjadi 40 di tahun
.b
Baru. Hal tersebut dilakukan untuk lebih mengenalkan potensi wisata lainnya
ht
sektor pariwisata juga menjadi salah satu sektor yang langsung terkena
dampaknya. Menurut Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO), pandemik
virus Covid-19 telah menyebabkan pembatasan aktivitas perjalanan/wisata
yang berdampak pada terganggunya pariwisata global. Pada awal tahun
2020, hampir semua destinasi global telah memberlakukan pembatasan
perjalanan wisata. Di kawasan Afrika, Asia-Pasifik, dan Timur Tengah misalnya,
telah dilakukan pembatasan penuh pada destinasi wisata untuk mencegah
meluasnya penyebaran virus. UNWTO juga menjelaskan bahwa pada April
2020, diperkirakan 96 persen dari 209 destinasi wisata di seluruh dunia telah
menerapkan pembatasan, dimana 90 tujuan menutup sebagian/sepenuhnya
dan 44 destinasi lainnya hanya ditutup untuk wisatawan asal negara tertentu
(Covid-19 Related Travel Restriction UNWTO, 2020).
id
berkunjung ke Indonesia terus menurun. Penurunan jumlah kunjungan
wisatawan asing pada bulan Februari bahkan mencapai 30,42 persen jika
o.
dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Selain berdampak pada perolehan
.g
devisa, pandemi juga akan berimbas pada sektor-sektor lainnya. Sektor-sektor
ps
penunjang pariwisata lainnya juga turut terdampak, seperti ditutupnya 1266
hotel di 31 provinsi pada awal April (www.travel.kompas.com, 2020). Pandemi
.b
Gambar 9.1
Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Datang ke Indonesia melalui
26 Pintu Masuk Utama, 2018-2020 (Januari-Maret)
Sumber : Dirjen Imigrasi (diolah kembali oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif)
id
12,94 juta wisman datang melalui 26 pintu masuk utama. Sementara 3,17
juta wisman datang melalui pintu masuk lainnya. Apabila dilihat pergerakan
o.
wisman setiap bulan, pada tahun 2018 dan 2019, wisman yang datang ke
.g
ps
Tabel 9.1 Wisatawan Mancanegara yang Datang ke Indonesia Melalui 26
.b
Bandara
w
Tahun Soekarno
//w
2014 2 246 437 3 731 735 217 193 1 454 110 1 785 936 9 435 411
tp
2015 2 368 628 3 936 066 204 200 1 585 719 2 136 162 10 230 775
2016 2 603 195 4 885 062 231 455 1 510 203 2 289 360 11 519 275
ht
2017 2 749 321 5 682 248 247 166 1 564 717 3 796 347 14 039 799
2018 2 814 586 6 025 760 320 529 1 887 284 4 762 146 15 810 305
2019 2 419 196 6 239 543 243 899 1 947 943 5 256 373 16 106 954
Januari 174 963 451 708 13 792 134 415 426 857 1 201 735
Februari 196 183 436 266 17 389 159 248 434 910 1 243 996
Maret 214 161 441 707 20 497 172 461 463 085 1 311 911
April 196 977 476 104 18 431 154 810 427 909 1 274 231
Mei 156 654 483 928 14 529 145 447 448 978 1 249 536
Juni 190 031 549 483 22 485 175 001 497 103 1 434 103
Juli 267 143 604 310 24 913 147 690 424 117 1 468 173
Agustus 251 596 602 457 29 180 183 401 463 634 1 530 268
September 211 775 589 984 20 462 159 331 407 167 1 388 719
Oktober 189 231 565 966 20 895 158 619 411 723 1 346 434
Nopember 183 759 492 904 20 780 167 288 416 050 1 280 781
Desember 186 723 544 726 20 546 190 232 434 840 1 377 067
2020x
Januari 173 453 526 823 17 047 156 752 398 008 1 272 083
Februari 131 032 358 254 11 700 95 256 267 718 863 960
Maret 52 631 155 851 5 774 43 564 213 078 470 898
Catatan :x Angka sementara
Sumber : Dirjen Imigrasi (diolah kembali oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif)
Indonesia mengalami puncaknya pada bulan Juli dan Agustus. Pada kedua
bulan tersebut, jumlah wisman yang datang ke Indonesia mencapai 1,5 juta
orang.
id
menurun sebesar 45,50 persen dari bulan sebelumnya.
o.
Apabila dilihat berdasarkan pintu masuk wisman, Bandara Ngurah Rai
.g
di Bali masih menjadi pintu masuk kedatangan tertinggi selama tahun 2019.
ps
Tercatat sebanyak 6,24 juta wisman berkunjung ke Indonesia melalui Bandara
Ngurah Rai. Jumlah tersebut berkontribusi sekitar 38,74 persen dari total
.b
Bali masih menjadi salah satu tempat wisata Indonesia yang paling banyak
w
dikunjungi dan dikenal dunia. Padahal Indonesia memiliki banyak sekali tempat
yang berpotensi dijadikan destinasi wisata. Oleh karena itu, pemerintah
//w
berupaya untuk membuat destinasi yang serupa dengan pariwisata Bali yang
s:
antara lain Danau Toba (Sumatera Utara), Tanjung Kelayang (Bangka Belitung),
Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Candi Borobudur
(Jawa Tengah), Gunung Bromo (Jawa Timur), Mandalika Lombok (NTB),
Labuhan Bajo (NTT), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), dan Morotai (Maluku
Utara). Selanjutnya, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata menetapkan
5 dari 10 destinasi tersebut menjadi destinasi super prioritas yang akan
dikembangkan terlebih dahulu. Destinasi yang ditetapkan antara lain Danau
Toba, Candi Borobudur, Mandalika, Labuhan Bajo, dan Likupang. Pemerintah
berharap dunia tidak hanya mengenal Bali sebagai ikon pariwisata Indonesia,
tetapi juga mengenal destinasi wisata lainnya selain Bali. Akan tetapi, pada
tahap pengembangan Bali Baru, masih ditemukan beberapa kendala. Kendala
tersebut meliputi persoalan pengaturan dan pengendalian tata ruang, akses
menuju destinasi wisata, peningkatan fasilitas kebutuhan wisatawan di lokasi
wisata, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan masih kurangnya
pameran kebudayaan, pasar seni, dan promosi (samudranesia.id, 2019).
dari total seluruh wisman yang berkunjung selama tahun 2019. Hingga Maret
tahun 2020, Bandara Soekarno-Hatta masih menjadi salah satu pintu masuk
utama dengan jumlah kedatangan wisman mencapai 357 ribu. Walaupun
masih menjadi pintu masuk utama, jumlah kedatangan wisman pada bulan
Maret 2020 menurun sebesar 75,42 persen dibandingkan bulan yang sama di
tahun 2019 (year on year). Hal yang sama juga terjadi di semua pintu masuk
utama wisman, seperti Bandara Ngurah Rai (menurun 64,72 persen year on
year), Bandara Juanda (menurun 71,83 persen yoy), serta Hang Nadim di Batam
(menurun 74,74 persen yoy). Hal tersebut merupakan dampak dari menyebarnya
pandemik Covid-19 yang berakibat pada menurunnya kinerja sektor pariwisata
di seluruh dunia.
Gambar 9.2
Jumlah Wisatawan Mancanegara di 4 Pintu Masuk Utama, 2020 (Januari-Maret)
id
o.
.g
ps
.b
w
w
//w
Sumber : Dirjen Imigrasi (diolah kembali oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif)
ht
Apabila dilihat lebih lanjut, pada Januari hingga Maret 2020 grafik
kunjungan wisman terus menunjukkan penurunan. Bandara Ngurah Rai di
Bali masih menjadi pintu masuk dengan kedatangan wisman tertinggi. Pada
Januari 2020, jumlah wisman yang datang melalui Bandara Ngurah Rai tercatat
sebanyak 526,823 ribu. Selanjutnya, diikuti oleh Bandara Soekarno-Hatta
dengan kedatangan wisman mencapai 173,45 ribu, Bandara Hang Nadim di
Batam sebanyak 156,75 ribu, dan Bandara Juanda sebanyak 17,05 ribu.
id
kontribusi pariwisata terhadap perekonomian karena sektor pariwisata selama
o.
ini memberikan kontribusi yang tinggi terhadap perekonomian Indonesia. Untuk
menarik wisnus, pemerintah telah menyiapkan insentif dengan memberikan
.g
ps
diskon tiket pesawat ke 10 destinasi wisata untuk menarik wisnus. Selain
itu, pemerintah juga memberikan subsidi kepada pemerintah daerah untuk
.b
pembebasan pajak hotel dan restoran pada pelaku usaha untuk mengurangi
w
com, 2020).
//w
Wisman (Orang)
tp
Kebangsaan
2015 2016 2017 2018 2019
ht
Malaysia 1 431 728 1 541 197 2 121 888 2 503 344 2 980 753
Singapura 1 594 102 1 515 701 1 554 119 1 768 744 1 934 445
Japan 528 606 545 392 573 310 530 573 519 623
Korea, Rep. 375 586 386 789 423 191 358 885 388 316
Taiwan 223 478 252 849 264 278 208 317 207 490
Tiongkok 1 249 091 1 556 771 2 093 171 2 139 161 2 072 079
Australia 1 090 025 1 302 292 1 256 927 1 301 478 1 386 803
Amerika Serikat 269 062 316 782 344 766 387 856 457 832
Jerman 201 202 243 873 267 823 274 166 277 653
Belanda 172 371 200 811 210 426 209 978 215 287
Inggris 286 806 352 017 378 131 392 112 397 624
Lainnya 2 808 718 3 304 801 4 551 769 5 735 691 5 269 049
Jumlah 10 230 775 11 519 275 14 039 799 15 810 305 16 106 954
Sumber : Dirjen Imigrasi (diolah kembali oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif)
sebanyak 1,59 juta. Selanjutnya, pada tahun 2016 hingga 2019 berturut-turut
mengalami pertumbuhan sebesar 7,65 persen, 37,68 persen, 17,98 persen, dan
19,07 persen. Jumlah kunjungan wisman berkebangsaan Malaysia pada tahun
2019 bahkan mencapai 2,98 juta atau sekitar 18,51 persen dari total wisman
yang berkunjung di tahun 2019.
id
Kedua negara tersebut adalah Jepang (menurun 2,06 persen dibanding tahun
2018 atau sekitar 10,95 ribu) dan Taiwan (menurun 0,40 persen dibanding tahun
o.
2018 atau sekitar 827 wisman).
Gambar 9.3 .g
ps
Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Tertinggi Menurut Kebangsaan,
2015-2019
.b
2,98
w
2,50
w
Wisman (Juta Orang)
//w
2,12 2,07
1,56 2,14
1,59 2,09
s:
1,54 1,93
1,77
1,43
tp
1,52 1,55
1,25
ht
Akomodasi
id
makan, serta memperoleh pelayanan dan fasilitas lainnya dengan pembayaran.
Salah satu jenis akomodasi pendukung pariwisata adalah hotel/penginapan.
o.
.g
Tabel 9.3 Banyaknya Usaha Akomodasi, Kamar, dan Tempat Tidur pada
Hotel Berbintang menurut Provinsi Tahun 2018-2019
ps
Akomodasi Kamar Tempat Tidur
.b
Provinsi
2018 2019 2018 2019 2018 2019
w
id
Bali dan Jawa Barat. Pada tahun 2019, jumlah usaha akomodasi di Provinsi
Bali mencapai 507 usaha. Jumlah tersebut menurun sebesar 7,99 persen dari
o.
tahun sebelumnya. Sementara Provinsi Jawa Barat memiliki jumlah akomodasi
.g
berbintang sebanyak 495 atau meningkat sebesar 6,91 persen dari tahun
ps
2018. Berdasarkan ketersediaan jumlah kamar dan tempat tidur, Provinsi Bali
juga menjadi yang terbanyak dibandingkan provinsi lainnya. Meskipun terjadi
.b
menyediakan tempat tidur sebanyak 97.099. Hal tersebut sejalan dengan fakta
//w
bahwa Bali masih menjadi destinasi wisman yang tertinggi dibanding destinasi
lainnya di Indonesia.
s:
akomodasi tertinggi. Pada tahun 2019, jumlah akomodasi yang ada di provinsi
Gambar 9.4
Tingkat Penghunian Kamar pada Hotel Berbintang menurut Provinsi, 2019x
70,00
60,00 53,13
50,00
40,00
TPK (%)
30,00
20,00
10,00
0,00
Sulawesi Utara
Papua
Sumatera Utara
Bengkulu
Maluku
Jawa Tengah
Lampung
Sumatera Barat
Kepulauan Riau
Kalimantan Selatan
Gorontalo
Kalimantan Barat
Kalimantan Timur
Papua Barat
Bali
DKI Jakarta
Sulawesi Barat
Maluku Utara
Riau
Sulawesi Tengah
Jambi
Jawa Timur
Sumatera Selatan
Kalimantan Tengah
Sulawesi Tenggara
Kalimantan Utara
Aceh
id
akomodasi pariwisata di suatu daerah sehingga dapat dilakukan perbaikan
dalam rangka meningkatkan daya tarik wisatawan.
o.
.g
Tabel 9.4 Tingkat Penghunian Kamar pada Hotel Berbintang Menurut Provinsi
ps
(persen), 2015–2019*
.b
id
Namun, TPK hotel berbintang mengalami penurunan dari 58,75 persen di
tahun 2018 menjadi 53,13 persen di tahun 2019. Jumlah tersebut mengalami
o.
penurunan sebesar 9,57 persen.
.g
ps
Apabila dilihat berdasarkan provinsi, sebagian besar provinsi mengalami
penurunan TPK pada tahun 2019. Dari 34 provinsi, sebanyak 25 provinsi
.b
TPK antara lain Kalimantan Timur (7,91 persen), Maluku Utara (7,74 persen),
Bengkulu (5,50 persen), Gorontalo (3,48 persen), Sulawesi Barat (2,08
//w
persen), Jambi (1,10 persen), Kalimantan Utara (0,81 persen), Jawa Tengah
s:
(0,48 persen), dan DIY (0,38 persen). Sementara provinsi yang mengalami
penurunan TPK tertinggi pada tahun 2019 adalah di Provinsi Sulawesi Tenggara
tp
dengan penurunan sebesar 17,12 persen dan Provinsi Sumatera Utara dengan
ht
2,50
1,84
2,00
1,50
1,00
0,50
0,00
Papua
Sumatera Utara
DI Yogyakarta
Sumatera Barat
Lampung
Gorontalo
Kalimantan Timur
Maluku
Kepulauan Riau
Bengkulu
Sumatera Selatan
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Riau
Jawa Tengah
Banten
Sulawesi Utara
DKI Jakarta
Sulawesi Tenggara
Maluku Utara
Nusa Tenggara Barat
Papua Barat
Sulawesi Barat
Kalimantan Barat
Jawa Barat
Bali
Jawa Timur
Jambi
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Utara
Aceh
Provinsi
Catatan: x Angka Sementara
Sumber : Statistik Indonesia, 2020
id
Provinsi Sulawesi Utara dan DKI Jakarta dengan rata-rata lama menginap
o.
selama 2,37 hari dan 2,35 hari. Sedangkan provinsi dengan rata-rata menginap
terendah ada di Provinsi Banten dengan rata-rata lama menginap sebesar 1,27
hari.
.g
ps
.b
w
sangat berdampak terhadap semua sektor ekonomi. Salah satu sektor yang
terdampak secara besar-besaran adalah sektor pariwisata. Hal ini disebabkan
s:
penurunan hingga lebih dari 99 persen secara year on year. Asosiasi Pengusaha
Indonesia (Apindo) menyebutkan, sejak Januari hingga April 2020, industri
pariwisata dalam negeri sudah mengalami kerugian setidaknya US$1,5 miliar
atau setara dengan Rp 21 triliun.
id
sudah mulai melakukan penawaran cuti hingga merumahkan pekerja untuk
o.
menjaga stabilitas cashflow utamanya pengeluaran untuk pembayaran upah
.g
pekerja. ps
Pemerintah melalui Kemenparekraf telah menyusun langkah-langkah
dalam upaya memitigasi dampak Covid-19 terhadap krisis sektor pariwisata.
.b
id
DI Yogyakarta
o.
TPT 2019 3,14%
.g
ps
.b
Bali
w
Pertanian, Kehutanan,
dan Perikanan
ht
Industri Pengolahan
14,09%
TOK O
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
18,63%
P
asar tenaga kerja memainkan peran penting dalam memajukan
perekonomian, terutama pada negara-negara berkembang. Akses
pekerjaan dan kualitas kondisi pekerjaan dapat berdampak pada
perkembangan ekonomi dan juga tingkat kesejahteraan sosial masyarakat.
Hal ini dikarenakan status pekerjaan menjadi salah satu solusi utama untuk keluar
dari masalah kemiskinan. Pekerjaan yang layak, upah yang sesuai, dan perlindungan
tenaga kerja merupakan kondisi yang menjamin keberlanjutan untuk meningkatkan
pendapatan dan tingkat konsumsi.
id
serta Pekerjaan yang Layak Untuk Semua. Pembangunan di bidang ketenagakerjaan
ini juga akan mendukung tercapainya pembangunan yang inklusif.
o.
.g
Ketenagakerjaan dan perekonomian memiliki hubungan yang cukup erat.
ps
Kondisi perekonomian dalam jangka pendek dan jangka panjang memiliki pengaruh
besar pada pasar tenaga kerja. Teori ekonomi mengasumsikan pertumbuhan
.b
ekonomi dan pertumbuhan lapangan kerja memiliki hubungan yang positif, karena
w
jumlah tenaga kerja yang banyak akan menghasilkan output yang lebih banyak.
w
Akan tetapi, tren pada saat ini menunjukkan transformasi yang signifikan dalam
//w
tingkat pertumbuhan PDB memiliki dampak yang lebih kecil pada pertumbuhan
lapangan kerja dan tingkat pengangguran yang cenderung stabil dalam beberapa
tahun terakhir (International Labour Organization, 2020).
id
Tidak hanya itu, tenaga kerja juga perlu ditingkatkan kualitas dan kompetensinya.
Kompetensi tenaga kerja yang tinggi akan meningkatkan produktivitas dan
o.
berdampak pada perekonomian negara yang semakin membaik.
.g
ps
Selanjutnya, tantangan utama yang dihadapi di banyak negara berkembang
dan maju adalah kesenjangan gender di pasar tenaga kerja. Kaum laki-laki terus
.b
dan masih mendominasi angkatan kerja di Indonesia. Pada tahun 2019, jumlah
w
angkatan kerja berjenis kelamin laki-laki tercatat sebanyak 82,12 juta atau sebesar
w
61,49 persen. Persentase ini hanya sedikit menurun dibandingkan tahun 2016
yang sebesar 61,67 persen. Sementara itu, di tahun 2019, jumlah angkatan kerja
//w
berjenis kelamin perempuan tercatat sebesar 51,44 juta orang. Dengan demikian,
s:
perbandingan angkatan kerja antara laki-laki dan perempuan adalah 3:2 pada tahun
2019.
tp
id
peraturan lainnya. Pemerintah juga menyusun perlindungan sosial bagi pekerja
perempuan dan meningkatkan kesadaran perusahaan dalam menyediakan fasilitas
o.
kesejahteraan bagi pekerja perempuan. Selain itu, upaya lain dalam mengatasi
.g
kesenjangan gender adalah membentuk gugus tugas kesempatan dan perlakuan
ps
yang sama dalam pekerjaan dan menyusun panduan mengenai kesempatan dan
perlakuan yang sama dalam pekerjaan di Indonesia. Kementerian Ketenagakerjaan
.b
sebagai upaya penghapusan diskriminasi di tempat kerja. PKB merupakan salah satu
w
pengistimewaan atau pilih kasih yang dilakukan berdasarkan ras, warna kulit, jenis
kelamin, agama, paham politik, asal usul sosial, dan kondisi fisik (www.liputan6.com,
s:
2019).
tp
Angkatan kerja terdiri dari dua kelompok yaitu penduduk yang bekerja
ht
id
dari 10 pengangguran di Indonesia, sekitar 6-7 diantaranya adalah laki-laki. Meski
o.
demikian, tren jumlah pengangguran laki-laki berbeda dengan tren pengangguran
.g
perempuan. Selama tahun 2016-2019, jumlah pengangguran perempuan
ps
cenderung fluktuatif sejalan dengan jumlah pengangguran secara agregat. Akan
tetapi, tren pengangguran laki-laki terus menurun selama tahun 2016-2018,
.b
kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2019. Hal yang cukup menarik
w
kerja (TPAK), Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), dan Tingkat Kesempatan Kerja
ht
(TKK). Ketiga indikator ini disajikan berdasarkan beberapa disagregasi, yaitu jenis
kelamin dan klasifikasi daerah tempat tinggal. Disagregasi tersebut dimaksudkan
untuk melihat kondisi ketenagakerjaan untuk populasi tertentu. Dengan demikian,
pemerintah dapat mengambil kebijakan khusus untuk pertumbuhan yang inklusif
dan merata.
Proporsi penduduk usia kerja yang berpotensi atau yang aktif secara ekonomi
di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2016, TPAK tercatat
sebesar 66,34 persen kemudian meningkat secara perlahan hingga mencapai 67,49
persen pada tahun 2019. Peningkatan ini terus terjadi hingga Februari 2020, yang
mencapai 69,17 persen. Semakin tingginya nilai TPAK tersebut menunjukkan bahwa
semakin tingginya pasokan tenaga kerja (labour supply) atau tenaga kerja yang
tersedia untuk memproduksi barang dan jasa dalam kegiatan perekonomian.
Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, TPAK laki-laki selalu lebih tinggi dari
TPAK perempuan. Bahkan pada tahun 2018, TPAK perempuan cenderung stabil
yaitu dari 51,88 persen pada tahun 2018 menjadi 51,89 persen pada tahun 2019. Hal
tersebut berarti bahwa dari 10 perempuan berusia 15 tahun di Indonesia, 5 sampai
6 orang diantaranya berpotensi aktif secara ekonomi. Sementara itu, TPAK laki-laki
mengalami sedikit peningkatan yaitu dari 82,69 persen pada tahun 2018 menjadi
83,13 persen pada tahun 2019. Hal tersebut berarti bahwa dari 10 laki-laki berusia 15
id
tahun di Indonesia, 8 sampai 9 orang diantaranya berpotensi aktif secara ekonomi.
o.
Rendahnya TPAK perempuan ini disebabkan kaum perempuan lebih
.g
cenderung masuk ke bukan angkatan kerja. Kecenderungan ini erat kaitannya
ps
dengan urusan domestik, dimana perempuan memiliki peran dalam kegiatan
mengurus rumah tangga. Berdasarkan data Sakernas Agustus 2019, dari 100
.b
waktu terbanyak untuk mengurus rumah tangga. Sementara itu, dari 100 laki-laki
w
berumur 15 tahun ke atas, hanya terdapat sekitar empat orang yang menghabiskan
//w
waktu terbanyak untuk mengurus rumah tangga. Persepsi kaum perempuan sebagai
pemeran peran domestik masih sangat kental, sehingga hal ini menjadi penghalang
s:
id
taraf hidupnya. Peningkatan taraf hidup ini diharapkan dapat tercapai setelah
o.
meningkatkan kemampuan melalui pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan
.g
industri atau membuka usaha baru sebagai entrepreneur baru yang memiliki daya
ps
saing. Penerima jaminan tersebut juga akan dibekali dalam memanfaatkan peluang
kerja baru yang inovatif dan kreatif seperti, usaha digital fintech, startup, youtuber,
.b
perempuan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Pada tahun 2019, TPT
//w
di Indonesia tercatat sebesar 5,31 persen untuk laki-laki dan 5,23 persen untuk
perempuan. Tidak adanya perbedaan yang signifikan ini menunjukkan bahwa laki-
s:
laki dan perempuan memiliki peluang yang sama untuk mendapatkan pekerjaan.
tp
Tentu saja fakta ini sangat baik untuk mendukung kesetaraan gender dalam
ht
ketenagakerjaan.
id
tempat tinggal. TPAK di perdesaan selalu lebih tinggi dibandingkan TPAK perkotaan.
o.
Pada tahun 2019, TPAK di perdesaan tercatat sebesar 69,27 persen, sedangkan TPAK
.g
di perkotaan tercatat sebesar 66,11 persen. Hal ini berarti bahwa penduduk usia
ps
kerja di wilayah perdesaan lebih besar kecenderungannya untuk masuk ke dalam
angkatan kerja atau berpotensi aktif secara ekonomi.
.b
w
hidup sehari-hari. Kondisi ini juga terjadi pada anak usia sekolah di perdesaan yang
tp
Sebaliknya, penduduk perkotaan dengan keadaan ekonomi yang lebih baik banyak
diantaranya yang lebih memilih untuk sekolah atau mengurus rumah tangga.
TPT di perdesaan pada tahun 2019 tercatat sebesar 3,99 persen atau
mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang sebesar 4,04 persen. Penurunan
id
tingkat pengangguran juga terjadi di daerah perkotaan. Pada tahun 2017, TPT di
perkotaan mencapai 6,79 persen, kemudian menurun menjadi 6,45 persen (2018),
o.
dan terus menurun hingga 6,31 persen (2019).
.g
ps
Penurunan tingkat pengangguran mengindikasikan tingkat kesempatan
kerja yang membaik. Pada tahun 2019, Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) di daerah
.b
perkotaan terus meningkat hingga 93,69 persen. Tidak hanya di wilayah perkotaan,
w
TKK di wilayah perdesaan juga meningkat hingga 96,01 persen pada tahun 2019.
w
Angka tersebut berarti bahwa dari 100 angkatan kerja yang tersedia, yang sudah
memiliki pekerjaan atau aktif dalam kegiatan ekonomi terdapat 93-94 orang untuk
//w
Pada tahun 2019, terdapat 20 provinsi dengan nilai TPAK di atas TPAK nasional.
TPAK di 34 provinsi berada pada kisaran 62-77 persen. Provinsi dengan persentase
penduduk 15 tahun ke atas yang berpotensi aktif secara ekonomi terbesar pada
tahun 2019 adalah Papua, yaitu mencapai 76,92 persen. Provinsi Papua sebagai
provinsi dengan TPAK tertinggi ini sudah bertahan sejak tahun 2017.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja yang tinggi dapat memiliki dua arti dari sisi
yang berbeda. Dari sisi sosial, tingginya partisipasi angkatan kerja ini berarti bahwa
tingkat kesejahteraan Provinsi Papua yang lebih rendah dibandingkan dengan
id
Aceh 64,26 63,74 64,24 63,36 66,55 92,43 93,43 93,64 93,80 94,58 7,57 6,57 6,36 6,20 5,42
o.
Sumatera Utara 65,99 68,88 71,82 70,19 72,00 94,16 94,40 94,44 94,59 95,27 5,84 5,60 5,56 5,41 4,73
Sumatera Barat 67,08 66,29 67,26 67,51 72,41 94,91 94,42 94,45 94,67 94,78 5,09 5,58 5,55 5,33 5,22
Riau 66,25 64,00 65,23 65,10 67,08
.g
92,57 93,78 93,80 94,03 94,93 7,43 6,22 6,20 5,97 5,07
ps
Jambi 67,54 67,52 68,46 66,09 67,56 96,00 96,13 96,14 95,81 95,59 4,00 3,87 3,86 4,19 4,41
Sumatera Selatan 71,59 69,50 68,69 67,86 70,12 95,69 95,61 95,77 95,52 96,14 4,31 4,39 4,23 4,48 3,86
.b
Bengkulu 72,69 69,30 70,06 69,90 73,83 96,70 96,26 96,49 96,61 96,78 3,30 3,74 3,51 3,39 3,22
w
Lampung 69,61 67,83 69,67 69,09 71,63 95,38 95,67 95,94 95,97 95,72 4,62 4,33 4,06 4,03 4,28
w
Kep.Bangka Belitung 68,93 66,72 67,79 67,70 69,93 97,40 96,22 96,35 96,38 96,59 2,60 3,78 3,65 3,62 3,41
//w
Kepulauan Riau 65,93 66,41 64,72 64,76 67,50 92,31 92,84 92,88 93,09 94,43 7,69 7,16 7,12 6,91 5,57
DKI Jakarta 66,91 61,97 63,95 64,81 67,95 93,88 92,86 93,76 93,78 95,07 6,12 7,14 6,24 6,22 4,93
s:
Jawa Barat 60,65 63,34 62,92 65,07 65,97 91,11 91,78 91,83 92,01 92,31 8,89 8,22 8,17 7,99 7,69
Jawa Tengah 67,15 69,11 68,56 68,62 70,22 95,37 95,43 95,49 95,51 95,75 4,63 4,57 4,51 4,49 4,25
tp
D.I. Yogyakarta 71,96 71,52 73,37 72,94 71,02 97,28 96,98 96,65 96,86 96,62 2,72 3,02 3,35 3,14 3,38
ht
Jawa Timur 66,14 68,78 69,37 69,45 71,20 95,79 96,00 96,01 96,08 96,31 4,21 4,00 3,99 3,92 3,69
Banten 63,66 62,32 63,49 64,52 64,46 91,08 90,72 91,48 91,89 91,99 8,92 9,28 8,52 8,11 8,01
Bali 77,24 75,24 76,78 73,87 77,08 98,11 98,52 98,63 98,48 98,79 1,89 1,48 1,37 1,52 1,21
Nusa Tenggara Barat 71,57 68,49 65,91 68,65 68,68 96,06 96,68 96,28 96,58 96,86 3,94 3,32 3,72 3,42 3,14
Nusa Tenggara Timur 69,18 69,09 70,17 68,50 72,27 96,75 96,73 96,99 96,65 97,20 3,25 3,27 3,01 3,35 2,80
Kalimantan Barat 69,32 68,63 68,65 68,30 70,28 95,77 95,64 95,74 95,55 95,44 4,23 4,36 4,26 4,45 4,56
Kalimantan Tengah 71,30 67,74 70,03 69,68 71,21 95,18 95,77 95,99 95,90 96,61 4,82 4,23 4,01 4,10 3,39
Kalimantan Selatan 71,57 70,06 70,27 69,41 73,03 94,55 95,23 95,50 95,69 96,20 5,45 4,77 4,50 4,31 3,80
Kalimantan Timur 67,79 63,75 64,99 66,44 72,15 92,05 93,09 93,40 93,91 93,12 7,95 6,91 6,60 6,09 6,88
Kalimantan Utara 62,40 68,24 67,81 66,28 68,80 94,77 94,46 94,78 95,60 94,35 5,23 5,54 5,22 4,40 5,65
Sulawesi Utara 65,11 60,85 63,01 63,87 64,41 93,82 92,82 93,14 93,75 94,43 6,18 7,18 6,86 6,25 5,57
Sulawesi Tengah 72,28 67,14 69,52 67,59 71,10 96,71 96,19 96,57 96,85 97,02 3,29 3,81 3,43 3,15 2,98
Sulawesi Selatan 62,92 60,98 63,02 62,90 64,53 95,20 94,39 94,66 95,03 93,93 4,80 5,61 5,34 4,97 6,07
Sulawesi Tenggara 73,47 68,70 69,78 69,07 71,03 97,28 96,70 96,74 96,41 96,83 2,72 3,30 3,26 3,59 3,17
Gorontalo 67,89 64,78 67,34 66,83 66,76 97,24 95,72 95,97 95,94 96,41 2,76 4,28 4,03 4,06 3,59
Sulawesi Barat 71,90 66,96 68,46 69,27 69,70 96,67 96,79 96,84 96,82 97,39 3,33 3,21 3,16 3,18 2,61
Maluku 64,51 60,18 62,90 63,04 60,81 92,95 90,71 92,73 92,92 92,98 7,05 9,29 7,27 7,08 7,02
Maluku Utara 66,19 63,65 65,21 64,49 63,88 95,99 94,67 95,23 95,03 95,74 4,01 5,33 4,77 4,97 4,26
Papua Barat 70,05 67,47 67,88 68,27 70,55 92,54 93,51 93,70 93,76 93,80 7,46 6,49 6,30 6,24 6,20
Papua 76,70 76,94 79,11 76,92 75,23 96,65 96,38 96,80 96,35 96,38 3,35 3,62 3,20 3,65 3,62
Indonesia 66,34 66,67 67,26 67,49 69,17 94,39 94,50 94,66 94,72 95,01 5,61 5,50 5,34 5,28 4,99
Akan tetapi, TPAK Papua pada tahun 2019 ini mengalami sedikit penurunan,
dimana pada tahun 2018 tercatat sebesar 79,11 persen. Penurunan TPAK ini justru
tidak sejalan dengan perkembangan tingkat pengangguran di Provinsi Papua.
Tingkat partisipasi angkatan kerja di Papua menurun, tetapi tingkat pengangguran
mengalami peningkatan. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Papua mengalami
peningkatan dari 3,20 persen (2018) menjadi 3,65 persen (2019). Hal ini berarti
lapangan kerja yang tidak memadai atau tidak tumbuh sesuai dengan angkatan kerja
yang tersedia.
id
turunnya pasokan tenaga kerja (labour supply) yang tersedia di Provinsi Sulawesi
Selatan.
o.
.g
Namun demikian, menurunnya partisipasi angkatan kerja ini diiringi dengan
ps
penurunan tingkat pengangguran. Pada tahun 2019, TPT Sulawesi Selatan menurun
menjadi 4,97 persen dimana sebelumnya atau pada tahun 2018 tercatat sebesar
.b
5,34 persen. Bahkan, angka TPT tersebut berada di bawah angka nasional. Hal ini
w
dapat mengindikasikan lapangan kerja yang ada pada Provinsi Sulawesi Selatan
w
masih mampu menyerap angkatan kerja yang ada secara optimal ditambah dengan
penurunan partisipasi angkatan kerja. Dengan demikian, tingkat pengangguran di
//w
Sulawesi Selatan dapat ditekan. Dari sisi jumlahnya, angka pengangguran di Sulawesi
s:
Selatan menurun sebanyak 12.801 orang sejak Agustus 2018 hingga Agustus 2019.
Penurunan angka penganguran di Provinsi Sulawesi Selatan ini didorong banyaknya
tp
lapangan pekerjaan baru baik formal maupun non formal (www.suara.com, 2019).
ht
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, unggul, dan kompeten akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang cepat. Sebagai modal utama, SDM
harus memiliki daya saing untuk mendukung pembangunan ekonomi negaranya.
Tenaga kerja sebagai modal atau sumber daya manusia perlu terus dilakukan
pengembangan dan peningkatan kualitasnya. Ketersediaan SDM yang andal harus
dapat memenuhi permintaan kebutuhan tenaga kerja di pasar. Kompetensi tenaga
kerja juga harus mampu menjawab tantangan menuju era revolusi industri 4.0 atau
yang biasa disebut industri digital.
id
pendidikan tenaga kerja ini dapat berdampak pada rendahnya produktivitas
o.
kerja yang dihasilkan. Sementara itu, perkembangan perekonomian memberikan
.g
tantangan yang cukup besar yang berujung pada tuntutan daya saing yang tinggi. Hal
ps
tersebut menuntut perusahaan untuk menyerap tenaga kerja dengan kompetensi
dan keterampilan yang tinggi untuk menjaga eksistensi di dalam persaingan yang
.b
ada. Oleh karena itu, tenaga kerja yang ada perlu ditingkatkan capaian pendidikannya
w
Tingkat Pendidikan
(Agustus) (Agustus) (Agustus) (Agustus) (Februari)
tp
id
pekerjaan yang bermacam-macam. Jenis lapangan pekerjaan ini telah tercantum
dalam KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia). Pengklasifikasian ini
o.
dibedakan berdasarkan jenis kegiatan ekonomi yang menghasilkan produk/output.
.g
Dalam KBLI 2015, seluruh aktivitas ekonomi di Indonesia digolongkan menjadi 21
ps
kategori, dari A sampai dengan U. Namun, terdapat kategori yang digabung, yaitu
Aktivitas Profesional, Ilmiah dan Teknis (M), Aktivitas Penyewaan dan Sewa Guna
.b
Usaha Tanpa Hak Opsi, Ketenagakerjaan, Agen Perjalanan dan Penunjang Usaha
w
Lainnya (N) dan Kesenian, Hiburan dan Rekreas (R), Aktivitas Jasa Lainnya (S),
w
Aktivitas Rumah Tangga sebagai Pemberi Kerja; Aktivitas yang Menghasilkan Barang
//w
dan Jasa oleh Rumah Tangga yang Digunakan untuk Memenuhi Kebutuhan Sendiri
(T), dan Aktivitas Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya (U).
s:
Analisis ini diperlukan untuk melihat kemampuan daya serap tenaga kerja
tp
id
J. Informasi dan Komunikasi 0,58 0,68 0,72 0,72 0,72
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 1,46 1,42 1,45 1,39 1,37
o.
L. Real Estate 0,30 0,25 0,31 0,32 0,32
M,N. Jasa Perusahaan 1,21
.g 1,37 1,34 1,52 1,38
ps
O. Administrasi Pemerintahan,Pertahanan
4,21 3,79 3,78 3,85 4,07
dan Jaminan Sosial Wajib
.b
31,90 persen, kemudian menurun menjadi 29,68 persen, lalu menurun lagi menjadi
s:
28,79 persen (2018), dan terus menurun hingga 27,33 persen (2019). Penurunan
tp
penyerapan tenaga kerja pada lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan
ht
terjadi sering dengan adanya peralihan fungsi lahan menjadi non pertanian. Selain
itu, penurunan ini juga didorong adanya transformasi ekonomi, yaitu pergeseran
dari sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan ke sektor lainnya. Akan tetapi,
kemampuan penyerapan lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan
sedikit meningkat pada Februari 2020, dimana 29,04 persen tenaga kerja bekerja
pada lapangan usaha tersebut.
serta jasa keuangan dan asuransi. Walaupun penurunan yang terjadi tidak terlalu
siginifikan, penyerapan tenaga kerja pada kedua lapangan usaha tersebut konsisten
terus mengalami penurunan. Selama tahun 2016-2019, kedua lapangan usaha
tersebut mengalami penurunan sebesar 0,12 persen poin untuk pertambangan
dan penggalian dan 0,08 persen poin untuk jasa keuangan dan asuransi. Padahal
berdasarkan laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2019, lapangan
usaha jasa keuangan dan asuransi memiliki pertumbuhan tertinggi kelima, yaitu
sebesar 6,6 persen. Hal ini menunjukkan bahwa lapangan usaha ini tidak memiliki
kapasitas besar dalam penyerapan tenaga kerja.
id
(2019). Dengan kata lain, lapangan usaha ini mengalami peningkatan penyerapan
tenaga kerja sebesar 0,61 persen poin selama tahun 2016-2019.
o.
.g
Selanjutnya, lapangan usaha industri pengolahan juga sangat baik dalam
ps
penyerapan tenaga kerja. Tidak hanya itu, penyerapan tenaga kerja dalam lapangan
usaha ini juga terus mengalami peningkatan yaitu sebesar 1,55 persen poin selama
.b
tahun 2016-2019. Akan tetapi, pertumbuhan PDB pada lapangan usaha industri
w
pengolahan ini tidak terlalu bergairah, bahkan menempati terendah ketiga, dengan
w
pertumbuhan sebesar 3,8 persen pada tahun 2019. Kondisi ini menunjukkan perlu
adanya keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.
//w
dan eksistensi yang tinggi. Pertumbuhan ekonomi ini juga perlu didukung dengan
kualitas dari tenaga kerja itu sendiri. Dengan begitu, pembangunan ekonomi yang
tp
inklusif akan dicapai, dengan adanya perbaikan ekonomi dan penyerapan tenaga
ht
id
Rata-rata UMP tahun 2020 untuk 34 provinsi di Indonesia diperoleh sebesar
2,67 juta rupiah. Besaran rata-rata UMP ini terus mengalami peningkatan. Bahkan
o.
pertumbuhan rata-rata UMP juga terus mengalami peningkatan sejak tahun 2018.
.g
Pada tahun 2018, pertumbuhan rata-rata UMP diperoleh sebesar 5,88 persen,
ps
kemudian meningkat menjadi 8,23 persen pada tahun 2019, dan meningkat lagi
menjadi 8,82 persen pada tahun 2020. Peningkatan pertumbuhan rata-rata UMP
.b
inflasi di Indonesia. Kemudian, provinsi dengan UMP 2020 tertinggi adalah Provinsi
w
DKI Jakarta, yaitu sebesar Rp.4,28 juta. Sementara itu, provinsi dengan UMP 2020
//w
Ketentuan besaran UMP ini harus dipatuhi oleh perusahaan sebagai bentuk
perlindungan dan jaminan sosial kepada pekerja. Kesejahteraan pekerja ini juga
tp
dapat diukur melalui upah yang diterimanya. Selain harus mengikuti ketentuan
ht
UMP, upah yang diperoleh harus dapat memenuhi kebutuhan hidup para pekerja.
Tabel 10.7 Rata-Rata UMP (ribu rupiah) dan Pertumbuhan Rata-Rata UMP (persen),
2009–2020
Pertumbuhan Rata-Rata
Tahun Rata-Rata UMP
UMP (%)
2009 841,53 13,24
2010 908,82 8,00
2011 988,83 8,80
2012 1088,90 10,12
2013 1296,91 19,10
2014r 1584,39 22,17
2015 1790,34 13,00
2016 1997,82 11,59
2017r 2142,86 7,26
2018 2268,87 5,88
2019 2455,66 8,23
2020 2672,37 8,82
Catatan : r Angka revisi
Sumber : Kementerian Ketenagakerjaan RI (diolah)
Kelangsungan hidup yang terjamin dari upah yang diperoleh akan memberikan
kepuasan dan kesejahteraan hidup bagi pekerja. Dengan demikian, pekerjaan
yang dilakukan juga akan dilakukan secara optimal dan berdampak pada tingginya
produktivitas.
id
Peningkatan kesejahteraan juga terjadi baik di perkotaan maupun di
o.
perdesaan, dimana distribusi pekerja yang menerima upah dua juta rupiah atau
lebih juga meningkat setiap tahunnya di kedua daerah tempat tinggal tersebut.
.g
ps
Untuk daerah perkotaan, distribusi pekerja yang menerima upah Rp.2 juta atau
lebih ada sebesar 57,12 persen (2017) menjadi 62,03 persen (2019). Untuk daerah
.b
perdesaan, distribusi pekerja yang menerima upah Rp.2 juta atau lebih ada sebesar
w
Tabel 10.8 Distribusi Pekerjax Menurut Upah dan Daerah Tempat Tinggal (persen),
s:
2017–2020
tp
Upah (Rp)r
1 000 000 1 500 000 Rata- Rata
Daerah Tempat Tinggal
ht
id
besar dibandingkan di daerah perkotaan. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan
upah pekerja di perdesaan lebih cepat dan tentu ini menjadi kondisi yang sangat
o.
baik dalam hal upaya menghilangkan kesenjangan kondisi ketenagakerjaan antara
perkotaan dan perdesaan.
.g
ps
Meski demikian, rata-rata upah pekerja di daerah perdesaan masih jauh
.b
lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata upah pekerja di daerah perkotaan. Pada
w
tahun 2019, rata-rata upah pekerja di daerah perkotaan sudah mencapai Rp.3,01
w
juta, sedangkan rata-rata upah pekerja di daerah perdesaan hanya mencapai Rp.1,96
juta. Dengan kata lain, rasio upah pekerja di daerah perkotaan lebih tinggi 1,53
//w
ini terus diupayakan untuk diatasi. Hal ini terlihat dari nilai rasio rata-rata upah
pekerja perkotaan terhadap pekerja perdesaan yang terus mengalami penurunan,
tp
yaitu 1,61 pada tahun 2017 menjadi 1,53 pada tahun 2019.
ht
Selain berdasarkan daerah tempat tinggal, analisis upah juga dapat dilakukan
berdasarkan jenis kelamin. Kesejahteraan pekerja, yang diukur melalui upah,
meningkat untuk kedua jenis kelamin. Distribusi pekerja baik laki-laki maupun
perempuan yang menerima upah Rp.2 juta atau lebih mengalami peningkatan
selama tahun 2017-2019. Pekerja laki-laki yang menerima upah Rp.2 juta atau
lebih ada sekitar 53,06 persen (2017) dan meningkat menjadi 60,28 persen (2019).
Sementara itu, pekerja perempuan yang menerima upah Rp.2 juta atau lebih ada
sekitar 39,11 persen (2017), dan meningkat menjadi 42,87 persen (2019).
Tabel 10.9 Distribusi Pekerjax Menurut Upah dan Jenis Kelamin (persen),
2017–2020
Upah (Rp)r
1 000 000 1 500 000 Rata- Rata
Jenis Kelamin < 1 000 2 000
- 1 499 - 1 999 Upah (Rp)
000 000 +
999 999
Tahun 2017 (Agt)
Laki-Laki 15,56 14,44 16,94 53,06 2 624 319
Perempuan 36,52 13,36 11,01 39,11 2 070 274
Laki-Laki+Perempuan 22,44 14,09 14,99 48,48 2 442 499
Tahun 2018 (Agt)
Laki-Laki 12,95 12,91 17,09 57,04 2 738 739
Perempuan 32,92 13,78 12,60 40,70 2 178 134
Laki-Laki+Perempuan 19,51 13,20 15,62 51,68 2 554 703
Tahun 2019 (Agt)
Laki-Laki 12,11 11,88 15,73 60,28 2 843 947
id
Perempuan 30,83 13,64 12,65 42,87 2 231 559
o.
Laki-Laki+Perempuan 18,33 12,47 14,71 54,50 2 640 546
Tahun 2020 (Feb)
Laki-Laki 12,30 11,82 15,50
.g 60,37 2 884 644
ps
Perempuan 30,75 14,44 12,54 42,27 2 252 662
Laki-Laki+Perempuan 18,67 12,72 14,48 54,13 2 666 585
.b
Catatan: xPekerja adalah buruh/karyawan/pegawai, pekerja bebas di pertanian dan pekerja bebas di non pertanian
w
r
Angka direvisi
w
pekerja laki-laki sebesar Rp.2,62 juta (2017) dan meningkat menjadi Rp.2,84 juta
tp
(2019). Di sisi lain, rata-rata upah pekerja perempuan meningkat dari Rp.2,07 juta
ht
(2017) menjadi Rp.2,23 juta (2019). Dengan kata lain, rata-rata laju pertumbuhan
upah setiap tahunnya adalah sebesar 4,1 persen untuk pekerja laki-laki dan 3,82
persen untuk pekerja perempuan.
Pembangunan tidak lagi hanya dinilai melalui sisi ekonomi yang diukur
melalui pendapatan, tetapi juga dilihat perkembangannya melalu proses yang
multidimensional. Selain akselerasi pertumbuhan, pembangunan juga harus dapat
menyelesaikan masalah sosial lainnya, seperti kemiskinan dan ketenagakerjaan.
Pembangunan di suatu negara juga harus dapat meningkatkan standar hidup,
seperti penyediaan lapangan kerja. Selain itu, penciptaan lapangan kerja harus terus
dilakukan agar pemanfaatan sumber daya manusia dapat dilakukan secara optimal.
Dengan demikian, sumber daya manusia yang termanfaatkan secara maksimal akan
mendorong pembangunan suatu negara.
id
peningkatan jumlah produksi yang berdampak pada tingginya permintaan tenaga
o.
kerja. Oleh karena itu, banyak pandangan yang menyatakan bahwa pertumbuhan
.g
ekonomi memiliki hubungan yang positif dengan penyerapan tenaga kerja.
ps
Dalam teori oleh Arthur M. Okun, tingkat pengangguran memiliki hubungan
.b
negatif dengan tingkat produksi suatu negara. Teori yang dikenal dengan Hukum
Okun ini menyatakan bahwa peningkatan tingkat produksi, yang tergambar melalui
w
pertumbuhan ekonomi yang tergambar melalui nilai Produk Domestik Bruto (PDB).
tp
0,44 persen. Angka tersebut berarti bahwa setiap satu persen kenaikan PDB mampu
meningkatkan 0,44 persen kesempatan kerja atau penyerapan tenaga kerja. Angka
elastisitas kesempatan kerja yang bernilai di bawah satu persen ini menandakan
bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia belum mampu secara efektif dalam
perluasan kesempatan kerja. Kondisi ini juga menunjukkan bahwa berbagai
kebijakan dalam perekonomian perlu terus dikaji. Kebijakan untuk mencapai tingkat
pertumbuhan ekonomi harus mempertimbangkan capaian yang akan diperoleh
dalam menyelesaikan masalah ekonomi dan sosial lainnya, seperti ketenagakerjaan.
Jika dianalisis berdasarkan lapangan usaha, tiga belas dari tujuh belas
lapangan usaha memiliki nilai elastisitas kesempatan kerja di bawah satu persen.
Bahkan, terdapat satu lapangan usaha memiliki nilai elastisitas kesempatan kerja
yang negatif, yaitu pertanian, kehutanan, dan perikanan. Nilai elastisitas kesempatan
kerja yang negatif ini dikarenakan adanya peningkatan nilai produksi pada lapangan
usaha tersebut, sedangkan penyerapan tenaga kerjanya menurun. Meski lapangan
usaha ini memiliki penyerapan tenaga kerja terbesar dibandingkan lapangan usaha
lainya, lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan memiliki elastisitas
kesempatan kerja yang paling rendah.
id
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan
10,67 5,74 1,86
Minum
o.
J. Informasi dan Komunikasi 5,56 8,21 0,68
.g
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 0,81 5,38 0,15
L. Real Estate 14,62 4,60 3,18
ps
M,N. Jasa Perusahaan 7,46 9,44 0,79
.b
O. Administrasi Pemerintahan,Pertahanan
3,05 5,83 0,52
dan Jaminan Sosial Wajib
w
id
Pada tahun 2016, produktivitas tenaga kerja di Indonesia sebesar Rp.106,59 juta
o.
per tenaga kerja. Selanjutnya, produktivitas tenaga kerja di Indonesia meningkat
.g
menjadi Rp.113,54 juta per pekerja di tahun 2017, kemudian meningkat lagi menjadi
ps
Rp.120,83 juta per pekerja (2018), dan terus meningkat hingga menjadi Rp.127,09
juta per pekerja (2019). Tingkat produktivitas yang meningkat menandakan efisiensi
.b
barang dan jasa yang lebih baik. Dengan begitu, kualitas dan kemampuan tenaga
w
kerja Indonesia terus meningkat dan mampu bersaing di pasar global. Tingkat
produktivitas yang meningkat juga akan memberikan kontribusi yang lebih besar
//w
Akan tetapi, nilai produktivitas tenaga kerja di DKI Jakarta ini jauh lebih tinggi
dibandingkan provinsi lainnya. Hal ini menandakan adanya ketimpangan kegiatan
ekonomi antar provinsi. Kualitas dan kompetensi pekerja di provinsi lain tidak sebaik
dengan pekerja di DKI Jakarta. Padahal pembangunan ekonomi dapat dicapai jika
pembangunan itu dilakukan secara inklusif dan merata, termasuk juga di dalamnya
pembangunan dalam bidang ketenagakerjaan. Upaya peningkatan kualitas sumber
daya manusia di provinsi lainnya perlu diutamakan, agar produktivitas meningkat
mendekati produktivitas DKI Jakarta untuk menghilangkan ketimpangan ini.
Tabel 10.11 Produktivitas Menurut Provinsi (juta rupiah per penduduk yang bekerja),
2016– 2019
Provinsi 2016r 2017r 2018 2019
Aceh 65,57 68,18 70,75 73,98
Sumatera Utara 104,50 107,55 110,24 120,00
Sumatera Barat 83,52 91,21 95,66 100,15
id
Riau 246,46 253,40 259,10 255,40
o.
Jambi 105,38 114,48 121,05 128,69
Sumatera Selatan 88,50 97,12 105,89 114,71
Bengkulu 57,39
.g
65,02 68,93 73,53
ps
Lampung 71,07 78,72 82,18 88,44
Kep. Bangka Belitung 94,71 103,87 104,26 105,92
.b
Jika dianalisis berdasarkan lapangan usaha, terdapat tiga dari tujuh belas
lapangan usaha dengan laju pertumbuhan negatif selama tahun 2016-2019. Bahkan,
laju pertumbuhan produktivitas tenaga kerja pada lapangan usaha pengadaan air,
pengelolaan sampah, limbah, dan daur ulang bernilai negatif dan mencapai dua digit,
yaitu menurun 16,17 persen selama periode tersebut. Hal ini berarti produktivitas
tenaga kerja pada lapangan usaha tersebut menurun sebesar 16,17 persen setiap
tahunnya. Pertumbuhan yang negatif membuat lapangan usaha ini menjadi sebagai
lapangan usaha dengan produktivitas tenaga kerja terendah selama empat tahun
berturut turut (2016-2019). Pada tahun 2019, produktivitas tenaga kerja pada
lapangan usaha ini hanya sebesar Rp.21,71 juta per pekerja.
id
sebesar Rp.985,22 juta per pekerja, dan meningkat menjadi Rp.1.096,32 juta pekerja
pada tahun 2019. Dengan kata lain, produktivitas tenaga kerja pada lapangan usaha
o.
ini memiliki rata-rata laju pertumbuhan sebesar 3,63 persen setiap tahunnya.
.g
ps
Tabel 10.12 Produktivitas Menurut Kategori Lapangan Usaha
(juta rupiah per penduduk yang bekerja), 2016–2019
.b
w
Selama tahun 2016-2019, jumlah tenaga kerja informal ini terus mengalami
peningkatan. Pada tahun 2016, jumlah tenaga kerja informal ada sebanyak 68,20
juta orang dan meningkat menjadi 70,50 juta orang pada tahun 2019. Kemudian,
jumlah tersebut masih terus meningkat hingga mencapai 74,03 juta orang pada
Februari 2020. Peningkatan jumlah tenaga kerja pada sektor informal ini didukung
id
oleh kemajuan teknologi informasi. Dengan adanya kemajuan tersebut, banyak
o.
yang menciptakan peluang kerja sendiri di sektor perdagangan jasa melalui
.g
e-commerce termasuk juga transportasi publik online (ekonomi.bisnis.com, 2019).
ps
Kendati demikian, pemerintah mampu mengelola sektor ini dengan membuat dan
.b
Tabel 10.13 Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Sek-
w
menerapkan regulasi yang mengatur sektor informal ini. Dengan begitu, sektor
informal memiliki perlindungan ketenagakerjaan.
id
o.
Gambar 10.1
Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Sektor
.g
Formal/Informal dan Jenis Kelamin, 2016-2019
ps
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
Formal Informal
Sumber: Diolah dari Survei Angkatan Kerja Nasional
id
Dampak krisis ekonomi ini juga terjadi di hampir semua lapangan
o.
usaha. Sejumlah sektor ekonomi andalan mengalami dampak penurunan
.g
yang cukup signifikan, seperti akomodasi dan jasa makanan, manufaktur,
ps
perdagangan grosir dan eceran, serta perumahan dan kegiatan bisnis.
Tenaga kerja pada sektor-sektor tersebut, yang mampu menyerap hampir
.b
pengurangan jam kerja, pemotongan upah, sampai PHK. Selain itu, pekerja di
w
sektor informal juga sangat rentan terdampak dari krisis Covid-19. Sebagian
besar pekerja informal ini menggantungkan pemenuhan kebutuhannya
//w
kemiskinan. Tidak hanya itu, pekerja sektor informal juga tidak memiliki
perlindungan dasar, termasuk jaminan perlindungan sosial. Dengan
tp
Tidak hanya di tingkat global, pasar tenaga kerja di Indonesia juga terkena
imbas dari pandemi Covid-19. Terguncangnya perekonomian dan dunia usaha
menyebabkan hilangnya lapangan pekerjaan dan banyaknya kasus PHK di
Indonesia. Dirjen Pencegahan dan Penyelesaian Perselisian Hubungan Industrial
(PPPHI) Kemnaker menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 ini mengakibatkan
cukup banyaknya pekerja yang dirumahkan/PHK. Sampai dengan 27 Mei 2020,
Kemnaker mencatat sebanyak 1.046.306 pekerja formal yang dirumahkan,
378.096 pekerja formal yang mengalami PHK, dan 318.000 pekerja informal
yang terdampak. Namun, masih banyak kasus yang masih dalam proses
verifikasi yang hampir mencapai satu juta kasus. Dari sisi wilayah, Provinsi
DKI Jakarta merupakan provinsi dengan tenaga kerja terdampak terbesar,
yaitu sebanyak 318.338 pekerja yang dirumahkan dan yang terkena PHK.
Selanjutnya, provinsi dengan jumlah pekerja terdampak terbesar berikutnya
diikuti oleh Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Riau (CNBC Indonesia, 2020).
id
Selain itu, Kementerian Ketenagakerjaan juga membuat terobosan dalam
o.
program padat karya. Program ini merupakan program reguler Kemnaker dan
.g
sebelumya, program padat karya ini berbasis infrastruktur. Akan tetapi, di tengah
ps
pandemi Covid-19, program tersebut dialihkan untuk membantu pekerja yang
terdampak pandemi ini. Pekerja yang terkena PHK atau dirumahkan dilibatkan
.b
juga fokus pada perlindungan kesehatan pada pekerja yang bekerja pada
sektor-sektor yang beresiko dalam penularan Covid-19. Banyak pekerja
tp
kesehatan yang harus berkerja dan berada pada garis terdepan dalam
ht
Rangkuman
id
o.
.g
ps
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
P
ublikasi Laporan Perekonomian Indonesia tahun 2020 menyajikan
berbagai kondisi ekonomi yang terjadi disepanjang tahun 2019 dan 2020
yang sedang berjalan saat ini. Pada bab-bab sebelumnya telah diuraikan
keberhasilan maupun kendala dalam perkembangan perekonomian
Indonesia dibeberapa sektor dan perkembangan tahun-tahun sebelumnya. Berikut
kesimpulan secara ringkas mengenai kondisi dan perkembangan perekonomian
Indonesia:
• Menurut IMF (2020), perekonomian dunia pada tahun 2019 tumbuh sebesar
2,9 persen atau mengalami pertumbuhan yang melambat. Perlambatan
ekonomi dunia ini dipengaruhi salah satunya karena ketegangan hubungan
dagang antara Amerika dan Tiongkok yang semakin meluas antara Amerika
id
dengan negara lainnya, perang geopolitik, isu Brexit yang belum reda, maraknya
o.
aksi protes dan kerusuhan di beberapa negara, Kondisi tersebut berdampak
.g
juga pada perlambatan ekonomi negara maju, termasuk negara–negara di
ps
kawasan Eropa juga menunjukkan adanya perlambatan ekonomi. Selain itu
juga pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang dan negara-negara di
.b
lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi dunia, negara maju, dan negara
//w
berkembang.
• Capaian inflasi dunia tahun 2019 sesuai dengan prediksi IMF pada bulan
s:
April 2019 yang menyatakan bahwa angka inflasi dunia tahun 2019 sebesar
tp
3,6 persen. Laju inflasi di negara maju. sebesar 1,4 persen, terjadi enurunan
ht
• BPS mencatat laju pertumbuhan ekonomi pada 2019 sebesar 5,02 persen.
Lebih rendah dibanding tahun 2018 (yoy) yang mencapai 5,17 persen, bahkan
angka pertumbuhan ekonomi tahun 2019 tidak mencapai target yang telah
ditetapkan pemerintah dalam APBN 2019 dipatok 5,3 persen.Sejalan dengan
inflasi nasional di tahun 2018, dari 82 kota hanya terdapat 32 kota dengan
angka inflasi di atas atau sama dengan angka inflasi nasional dan 50 kota lainnya
mengalami inflasi di bawah angka inflasi nasional. Inflasi terendah terjadi di Kota
Meulaboh (0,96 persen) dan inflasi tertinggi di Kota Jayapura (6,70 persen).
• Pada tahun 2019, tingkat inflasi secara umum adalah sebesar 2,72 persen. Laju
inflasi tersebut menurun 0,41 persen dibandingkan tahun 2018 (yoy) dimana
laju inflasi tercatat sebesar 3,13 persen. Angka inflasi yang berada di bawah
target pemerintah yang ditetapkan sebesar 3,5 persen belum mencapai target
yang diharapkan. Selain itu angka inflasi tahun 2019 merupakan yang terendah
selama 10 tahun terakhir.
• Pada tahun 2019, komponen inti mengalami inflasi sebesar 3,02 persen.
Komponen inflasi inti tersebut perkembangannya cukup stabil jika dilihat
dari tahun 2016 hingga 2019. Selanjutnya, komponen inflasi non inti untuk
komponen barang bergejolak pada tahun 2019 tercatat sebesar 4,30 persen.
Inflasi harga yang diatur pemerintah atau administered price mengalami inflasi
sebesar 0,51 persen dengan andil terhadap inflasi sebesar 0,10 persen. Angka
inflasi administered price pada tahun 2019 cenderung rendah dibandingkan
dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 3,36 persen.
id
Pajak tetap menjadi sumber utama penerimaan Negara, penerimaan dari pajak
o.
pada tahun 2019 mencapai Rp 1.545,30 triliun, sedangkan penerimaan dari
.g
bukan pajak dan hibah masing-masing sebesar Rp 405,00 triliun dan Rp 6,80
ps
triliun.
.b
• Nilai ekspor Indonesia tahun 2019 mencapai US$ 167,50 miliar, yang terdiri
dari sektor migas sebesar US$ 122,50 miliar dan sektor nonmigas dengan
w
target pertumbuhan nilai ekspor nonmigas tahun 2019 sama dengan tahun
//w
persen dibanding tahun 2018. Nilai ekspor sector migas dan nonmigas masing-
ht
• Neraca perdagangan Indonesia pada tahun 2019 mengalami defisit sebesar US$
3,23 miliar dengan total ekspor senilai US$ 167,49 miliar dan total impor senilai
US$ 170,73 miliar. Defisit neraca perdagangan pada tahun tersebut masih lebih
baik dibandingkan dengan tahun 2018 yang mengalami defisit hingga US$ 8,69
miliar.
• Sumber daya ikan di laut Indonesia meliputi 37 persen dari species ikan di dunia,
dimana beberapa jenis diantaranya mempunyai nilai ekonomis tinggi, seperti
tuna, udang, lobster, ikan hias dan masih banyak lagi. Ikan sebagai salah satu
bahan makanan yang tersedia di Indonesia dan produksi ikan yang melimpah
pemerintah berharap agar rakyat Indonesia suka mengkonsumsi ikan setiap
hari. Kesadaran masyarakat akan manfaat yang terkandung dalam ikan, terbukti
dengan semakin meningkatnya tingkat konsumsi ikan di masyarakat setiap
tahunnya. Pada tahun 2018 tingkat konsumsi ikan nasional sudah mencapai
50,69 kg/kapita/tahun dan sudah melebihi target yang ditetapkan pemerintah
yaitu 50,65 kg/kapita/tahun.
id
mencapai 6,58 juta dan tahun 2019 produksi perikanan tangkap sebesar 7,53
o.
juta ton atau mencapai 76,64 persen dari target tahun 2019 yaitu sebesar 8,40
.g
juta ton. Volume produksi perikanan tangkap tersebut berasal dari 92,68 persen
ps
produksi perikanan tangkap di laut yaitu sebesar 6,98 juta ton dan sisanya
sebesar 7,32 persen atau mencapai 0,55 juta ton berasal dari perairan umum
.b
daratan.
w
Perikanan budidaya terdiri dari perikanan budidaya ikan dan budidaya rumput
//w
laut. Produksi perikanan budidaya tahun 2018 hanya mencapai 15,77 juta
ton terjadi penurunan sebesar 2,11 persen dari tahun 2017 dengan produksi
s:
mencapai 16,11 juta ton. Produksi perikanan budidaya pada tahun 2019
tp
mencapai 16,33 juta ton terjadi peningkatan produksi sebesar 3,55 persen.
ht
• Jumlah kawasan konservasi perairan pada tahun 2019 ada sebanyak 35 kawasan
yang diukur lebih banyak dibandingkan tahun 2018 yang hanya 33 kawasan.
Meningkatnya jumlah kawasan konservasi yang diukur diikuti dengan jumlah
luas kawasan konservasi yang juga meningkat. Pada tahun 2017 luas kawasan
konservasi tercatat seluas 19,15 juta ha, luas kawasan konservasi pada tahun
2018 terjadi kenaikan sekitar 1,73 juta ha menjadi 20,88 juta ha. Luas kawasan
konservasi yang dicapai di tahun 2018 sudah melebihi dari target yang ditetapkan
KKP sebesar 19,30 juta ha. Selain itu juga, luas kawasan konservasi di tahun 2018
ini sudah melebihi dari target yang ditetapkan pada renstra KKP tahun 2015-
2019 seluas 20 juta ha. Kawasan konservasi yang semakin luas menunjukkan
bahwa pemerintah telah bersungguh-sungguh dalam memelihara ekosistem
dan pengelolaan lingkungan laut. Luas kawasan konservasi pada tahun 2019
tercatat sudah mencapai 23,14 juta ha, capaian luas konservasi di tahun 2019
sudah melebihi target kinerja yang telah ditetapkan oleh KKP seluas 21,5 juta
ha.
id
• Pada tahun 2018, tercatat ada sebanyak 28.230 usaha akomodasi yang
o.
mendukung pariwisata di Indonesia. Jumlah usaha penyedia akomodasi
.g
terus bertambah hingga pada 2019 tercatat ada sebanyak 29.243 usaha atau
ps
bertambah sebanyak 3,59 persen. Meningkatnya jumlah usaha akomodasi juga
diikuti dengan meningkatnya jumlah kamar serta tempat tidur yang tersedia.
.b
Pada tahun 2019, banyaknya kamar dan tempat tidur yang mampu disediakan
w
oleh usaha akomodasi mencapai 776.025 kamar dan 1.183.497 tempat tidur.
w
• Pada tahun 2016, TPK hotel berbintang meningkat sebesar 0,69 persen menjadi
//w
54,29 persen. Lalu, pada tahun 2017 dan 2018 TPK hotel berbintang masing-
masing meningkat sebesar 4,42 persen dan 3,63 persen dibanding tahun
s:
persen di tahun 2018 menjadi 53,13 persen di tahun 2019. indikator lain yang
ht
• Pada tahun 2016, TPAK tercatat sebesar 66,34 persen kemudian meningkat
secara perlahan hingga mencapai 67,49 persen pada tahun 2019. Jika
dilihat berdasarkan jenis kelamin, TPAK laki-laki selalu lebih tinggi dari TPAK
perempuan. Bahkan pada tahun 2018, TPAK perempuan cenderung stabil yaitu
dari 51,88 persen pada tahun 2018 menjadi 51,89 persen pada tahun 2019.
• Sebaliknya yang terjadi pada TKK di Indonesia, dimana selama tahun 2016-
2019, angka TKK terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2019, TKK di
Indonesia tercatat sebesar 94,72 persen. Kesempatan kerja perempuan sedikit
id
cenderung sama dengan kesempatan kerja laki-laki. Pada tahun 2019, TKK di
o.
Indonesia tercatat seesar 94,69 persen untuk laki-laki dan 94,77 persen untuk
.g
perempuan.
ps
• Besaran rata-rata UMP terus mengalami peningkatan. Bahkan pertumbuhan
.b
rata-rata UMP juga terus mengalami peningkatan sejak tahun 2018. Pada tahun
2018, pertumbuhan rata-rata UMP diperoleh sebesar 5,88 persen, kemudian
w
wabah CORONA yang berawal dari Wuhan China dan terus meyebar ke negara-
negara di Benua Eropa, Amerika dan Asia. Kondisi tersebut memberi dampak
ht
negara dapat dikatakan lebih unggul dibandingkan negara lain atau mempunyai
daya saing lebih tinggi daripada negara lain jika mempunyai peringkat daya
saing yang tinggi atau mempunyai skor daya saing yang lebih tinggi. Sejak 2019,
WEF memperkenalkan Indeks Daya Saing Global 4.0 yang dilaporkan dalam
Laporan GCI.
id
APBN 2020 tersebut. Prioritasnya menjadi berubah, dalam APBNP 2020
o.
(Perpres No.72 Tahun 2020), seperti kebijakan pemberian insentif pajak
.g
Penerimaan dan Pengeluaran Negara berlaku untuk wajib pajak terdampak
pandemi, peluncuran Kartu Indonesia Pintar Kuliah, Kartu Pra Kerja, dan Kartu
ps
Sembako yang cakupannya diperluas karena adanya PHK akibat pandemi,
.b
serta pengucuran dana transfer daerah dan dana desa yang prioritas untuk
penanganan pandemi Covid-19.
w
w
penerimaan Negara dari pajak pada APBN 2020 diperkirakan hanya mencapai
Rp 1.404,51 triliun atau turun 9,11 persen dari realisasi tahun 2019. Dalam
ht
• Dari penerimaan yang lain yaitu PNBP dalam APBNP tahun 2020 dianggarkan
sebesar Rp 294,14 trilliun atau turun 27,37 persen Penerimaan hibah dalam
APBNP tahun 2020 diperkirakan hanya mencapai Rp 1,3 trilliun atau turun 81
persen dari realisasi tahun 2019.
• Mulai awal tahun 2020, pengukuran inflasi didasarkan pada IHK tahun dasar
2018=100. Hal tersebut dilakukan seiring dengan terjadinya perubahan pola
konsumsi masyarakat. Dari segi pengelompokan komoditas dibagi menjadi 11
kategori.
• Semenjak terjadi pandemi Covid-19 pada akhir tahun 2019, laju inflasi terus
id
menurun dari bulan Januari (0,39 persen) hingga bulan April (0,08 persen).
o.
Perlambatan laju inflasi tersebut dapat mengindikasikan terjadinya penurunan
.g
daya beli masyarakat. Menurunnya daya beli masyarakat berkaitan dengan
adanya kebijakan PSBB yang dilakukan untuk mencegah penyebaran virus.
ps
• Di tengah kondisi pandemi Covid-19 uang beredar M1 dan M2 masih
.b
bulan Desember tahun lalu. Peredaran di bulan Februari dan Maret 2020
mulai menunjukkan pergerakan yang meningkat baik uang beredar M1
s:
id
Diselesaikan di 2020. Diakses dari https://ekbis.sindonews.com/
read/1484617/33/ini-5-tantangan-ekonomi-yang-harus-diselesaikan-
o.
di-2020-1577843580, pada 17 Maret 2020.
.g
Badan Pusat Statistik. 2020. Berita Resmi Statistik No. 39/05/Th. XXIII, 5
ps
Mei 2020 Tentang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I-2020.
Jakarta : BPS.
.b
Badan Pusat Statistik. (15 April 2020). Perkembangan Ekspor dan Impor
w
tahunan.
Bank Indonesia. 2020. Laporan Perekonomian Indonesia 2019: Kebijakan
ht
CNBC Indonesia. (27 Mei 2020). Data Terbaru Kemnaker, 1,7 Juta Pekerja
Terdampak Corona. Dipetik dari CNBC Indonesia: https://www.
cnbcindonesia.com/news/20200527144122-8-161240/data-terbaru-
kemnaker-17-juta-pekerja-terdampak-corona, diakses pada 28 Mei
2020
id
CNN Indonesia. Oktober 2019. Indeks Daya Saing Indonesia Anjlok Lima
o.
Peringkat ke Level 50. Diakses dari https://www.cnnindonesia.com/
ekonomi/20191010092848-92-438288/indeks-daya-saing-indonesia-
.g
anjlok-lima-peringkat-ke-level-50, pada 13 April 2020
ps
Dania, R. (Agustus 2019). KemenPPPA Sebut Kesenjangan Gender dalam
.b
read/4100248/besaran-ump-2020-diumumkan-serentak-hari-ini#,
diakses pada 19 Maret 2020
s:
tp
economy.okezone.com/read/2019/12/20/20/2144453/menko-
airlangga-beberkan-tantangan-ekonomi-di-2020-dari-perang-dagang-
hingga-brexit, pada 17 Maret 2020
https://news.ddtc.co.id/dampak-corona-pembiayaan-utang-pemerintah-naik-
empat-kali-lipat---20704?page_y=884Diakses 17 Juni 2020.
https://money.kompas.com/read/2020/01/02/133714526/bps-inflasi-2019-
terendah-sejak-10-tahun-terakhir diakses pada 2 Juni 2020, jam 15.00
https://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/bi-dan-inflasi/Contents/Penetapan.
aspx diakses pada 5 juni 2020 10.56
https://money.kompas.com/read/2020/01/02/133714526/bps-inflasi-2019-
terendah-sejak-10-tahun-terakhir diakses pada 5 juni 2020 pukul 11.25
https://news.ddtc.co.id/inflasi-2019-rendah-ini-penjelasan-gubernur-
bi-18280 diakses pada 2 Juni 2020 jam 14.32
https://www.suara.com/bisnis/2019/06/10/142940/inflasi-mei-2019-lebih-
tinggi-dari-2-tahun-lalu-ternyata-ini-penyebabnya diakses pada 5 juni
2020 pukul 14.00
https://www.wartaekonomi.co.id/read217660/ini-ternyata-pemicu-deflasi-
februari-2019 diakses pada 5 juni 2020 pukul 14.40
https://katadata.co.id/berita/2020/05/04/daya-beli-masyarakat-rendah-akibat-
corona-inflasi-april-hanya-008 diakses pada 5 Juni 2020 pukul 16.00
https://www.bi.go.id/id/moneter/koordinasi-pengendalian-inflasi/tim/
id
terendah-dalam-10-tahun? Jam 8 18
o.
https://www.wartaekonomi.co.id/read269208/investasi-2019-cuma-serap-
tenaga-kerja-1-juta-orang
.g
https://jojonomic.com/blog/investor-asing
ps
https://market.bisnis.com/read/20191231/7/1185879/kilas-balik-perjalanan-
ihsg-sepanjang-2019
.b
https://market.bisnis.com/read/20191230/7/1185584/menkeu-apresiasi-
kinerja-pasar-modal-sepanjang-2019
w
https://www.cnbcindonesia.com/market/20200424144910-17-154252/
w
puncak-corona-belum-tampak-ini-proyeksi-ihsg-versi-jpmorgan
https://money.kompas.com/read/2020/03/12/194300726/ini-3-faktor-
//w
penyebab-ihsg-terus-merosot-menurut-ojk
https://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/pr-01305218/bank-dunia-ungkap-
s:
penyebab-melambatnya-pertumbuhan-ekonomi-global-2019
tp
https://travel.kompas.com/read/2019/09/05/173751627/indeks-daya-saing-
pariwisata-indonesia-tahun-2019-naik?page=all diakses 28 April 11.30
ht
https://travel.detik.com/travel-news/d-4757481/sektor-pariwisata-jadi-
program-prioritas-pemerintah diakses 28 april 09.00
https://travel.kompas.com/read/2019/03/23/084500627/bi--industri-
pariwisata-jadi-sektor-paling-hasilkan-devisa diakses pada 29 April
pukul 10.12
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190719152329-269-413687/
menakar-target-empat-destinasi-wisata-prioritas-indonesia diakses
pada 28 april 11.00.
https://www.medcom.id/rona/wisata-kuliner/8kogO9dk-menjaga-
konsistensi-sektor-pariwisata-sebagai-penyumbang-ekonomi-bangsa
diakses 28 april 12.38
https://travel.kompas.com/read/2020/04/08/084500727/1266-hotel-tutup-
karena-corona-ini-usulan-asosiasi-untuk-pemerintah diakses pada 5
Mei 9.40
http://www.kemenparekraf.go.id/post/siaran-pers-perubahan-tren-usai-
covid-19-diperkirakan-berdampak-positif-bagi-sektor-pariwisata
diakses pada 28 april 14.00
https://travel.tempo.co/read/1334904/unwto-96-persen-destinasi-seluruh-
dunia-ditutup-sebab-covid-19 diakses pada 29 April 2020 14.30
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200120192344-269-467107/
unwto-pertumbuhan-pariwisata-dunia-melambat-di-2019 diakses
pada 9 April 2020 14.30
id
Outlook Trends 2020. Jenewa: ILO.
o.
Jayani, Dwi Hadya. Januari 2020. Tantangan Ekonomi Indonesia 2020:
.g
Peningkatan eskalasi konflik di Timur Tengah pasca-terbunuhnya
ps
Qassem Soleimani dikhawatirkan menyebabkan lonjakan harga minyak
dunia. Diakses dari https://katadata.co.id/infografik/2020/01/08/
.b
id/newsroom/press-release/kemendag-tingkatkan-target-ekspor-
nonmigas-8-di-era-revolusi-industri-40-1 pada tanggal 29 Mei 2020.
ht
id
document/kem/2021/files/kem_ppkf_2021.pdf Diakses pada 29 Mei
o.
2020.
Kementerian Keuangan. 2020. Informasi APBN 2020. https://www.kemenkeu.
.g
go.id/media/13730/informasi-apbn-2020.pdf Diakses pada 2 April
ps
2020.
Kementerian Keuangan. 2020. Insentif Pajak dalam Menghadapi Pandemik
.b
kemenkeu.go.id/media/15459/apbn-kita-januari-2020.pdf Diakses 2
April 2020.
s:
id
Pablo, Samuel. (13 Maret 2019). Catat! Target Ekspor 2019 Dipatok Tumbuh
o.
7,5% Jadi US$ 175 M, diakses dari https://www.cnbcindonesia.com/
.g
market/20190313205241-17-60505/catat-target-ekspor-2019-dipatok-
tumbuh-75-jadi-us--175-m, pada tanggal 29 Mei 2020.
ps
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2020 Tentang
Perubahan Postur dan Rincian Anggaran Penadapatan dan Belanja
.b
Anggaran 2020.
Petriella, Y. (27 Agustus 2019). Sektor Informal Mendominasi Pembukaan
s:
com/read/20190827/12/1141505/sektor-informal-mendominasi-
pembukaan-lapangan-kerja-baru, diakses pada 18 Mei 2020
ht
Suseno, Siti Astiyah. 2009. Inflasi. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi
Kebanksentralan, BI
Taufan Adharsyah. (16 Mei 2019). Sebabkan Defisit Parah, Ini 4 Alasan Harga
CPO Terjun Bebas, diakses dari https://www.cnbcindonesia.com/
market/20190516150147-17-72967/sebabkan-defisit-parah-ini-4-
alasan-harga-cpo-terjun-bebas pada tanggal 29 Mei 2020.
The Indonesian Institute. Janauri 2020. Tahun Baru dan Tantangan Ekonomi
2020. Diakses dari https://www.theindonesianinstitute.com/tahun-
baru-dan-tantangan-ekonomi-2020/, pada 18 Maret 2020
id
news/program-andalan-jokowi-hadapi-tantangan-berat-2020, diakses
o.
pada 18 Mei 2020
.g
Wahyudi, Eko. (13 Februari 2020). Kemendag: Larangan Impor Hewan Hidup
ps
dari Cina Hanya Sementara, diakses dari https://bisnis.tempo.co/
read/1307083/kemendag-larangan-impor-hewan-hidup-dari-cina-
.b
www.kemnaker.go.id/news/detail/indonesia-pelajari-skema-jaminan-
perlindungan-pengangguran-dari-pengalaman-5-negara, diakses pada
//w
20 Maret 2020
s:
Zuhriyah, D. A. (3 November 2019). Ini Daftar UMP 2020 di 34 Provinsi. Dipetik dari
tp
bisnis.com: https://finansial.bisnis.com/read/20191103/11/1166176/
ini-daftar-ump-2020-di-34-provinsi, diakses pada 3 Mei 2020
ht
MENCERDASKAN BANGSA
w
w
//w
s:
tp
ht