Anda di halaman 1dari 9

“Paradigma Ekonomi Kelembagaan”

KELOMPOK 2

1. Ni Made Dwi Ardiarika ( 1907511025 )


2. Gabriel Chandra Aji Dewanto (1907511029 )
Pokok Bahasan
 Perilaku Teknologis dan Idiologis

 Realistis dan Evolusi

 Metode Kualitatif : Partikularitas dan Subyektivitas

 Nonprediktif : Nilai guna dan Liabilitas data


Paradigma Ekonomi Kelembagaan

Ekonomi Kelembagaan (Institutional Economics) adalah cabang


ilmu ekonomi yang mempelajari pengaruh dan peranan institusi
formal dan informal terhadap kinerja ekonomi, baik pada
tataran makro maupun tataran mikro. Ekonomi Kelembagaan
membahas masalah ekonomi dalam ranah hubungan ekonomi
dan kehidupan social serta hubungannya dengan kepemilikan
seseorang atau property right.
A. Perilaku Teknologis dan Idiologis

Menurut Miller, analisis ilmu ekonomi dibagi menjadi empat cakupan, yaitu:

 Alokasi sumber daya


 Tingkat pertumbuhan kesempatan kerja, pendapatan, produksi, dan harga
 Distribusi pendapatan

 Struktur Kekuasaan
Ide inti dari paham kelembagaan adalah mengenai kelembagaan, kebiasaan, aturan, dan
perkembangannya.  Ekonomi kelembagaan bersifat evolusioner, kolektif, interdisipliner, dan
nonprediktif. Ahli ekonomi kelembagaan pada umumnya berfokus pada konflik daripada
keharmonisan, pada pemborosan daripada efisiensi, dan pada ketidakpastian dibandingkan
pengetahuan yang sempurna.

Aliran Veblen membedakan antara perilaku teknologis dan


kelembagaan sebagai titik awal untuk menerangkan montribusi teoritis
dari aliran kelembagaan. Veblen membedakan antara dua jenis pola
prilaku dan bentuk-bentuk pikiran yang ada di dalam berbagai tingkatan
di semua kebudayaan. Pikiran dan tindakan teknologis atau instrumental
meliputi penjelasan dari sebab ke akibat.
B. Realistis dan Evolusi

Robert Heilbroner mengklasifikasi data ekonomi ke dalam dua


kategori yang berbeda. Pertama, data berhubungan dengan ‘the
physical nature of production process’, sedangkan yang  kedua,
data yang berhubungan dengan ‘the bahavioral response to
economic stimuli’.

Di lain pihak, seperti yang dijelaskan oleh Wilber dan Harrison,


pada sebagian besar tingkatan analisis ekonomi kelembagaan dapat
ditandai dengan adanya cara pandang yang holistic, sistematis, dan
evolusioner.
C. Metode Kualitatif : Partikularitas dan Subyektivitas

Masing masing metode dari penelitian kuantitatif dan kualitatif tetap tersembunyi
subyektivitas dalam berbagai rupa. Hanya saja penelitian kuantitatif dianggap lebih
objektif karena keberhasilannya untuk dapat mengukur dan membandingkan atas data-
data yang dimiliki.
Keterukuran tidak lantas menandakan adanya objektivitas dalam penelitian, karena
peneliti membawa latar belakang nilai-nilai yang dimilikinya untuk melakukan pengukuran
tersebut. Pada akhirnya, subyektivitas yang melekat pada penelitian kualitatif tidak
harus dianggap sebagai kelemahan atas pertimbangan ketidakmungkinan bagi peneliti
mengambil jarak dengan latar belakang social dan ideologis yang disandangnya.
D. Nonprediktif : Nilai guna dan Liabilitas data

Penelitian kualitatif dan kuantitatif memiliki perbedaan dalam memperkirakan kemungkinan


peristiwa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Penelitian kuantitatif biasanya berakhir pada
memperkirakan kemungkinan peristiwa tersebut akan terjadi. Tetapi tidak dengan penelitian kualitatif
yang mana tidak berminat untuk memperkirakan kejadian di masa depan karena dua alasan berikut : 
 Pertama pada tingkat filosofis watak sebuah penelitian social tidak harus tahu mengenai kejadian di
masa depan, ini dimaksudkan agar hanya untuk memahami perilaku social yang tengah terjadi sehingga
peneliti dapat menemukan kebijakan yang lebih baik untuk masa depan. 
 Kedua pada tataran pragmatis nilai guna suatu penelitian bukan terletak pada kemampuannya untuk
membuat prediksi, melain kesanggupannya untuk memberikan pemahaman-pemahaman baru melalui
analisis yang mendalam.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai