Anda di halaman 1dari 7

EKONOMI KELEMBAGAAN

“TEORI EKONOMI BIAYA TRANSAKSI”


Dosen Pengampu: Prof. Dr. Dra. Ida Ayu Nyoman Saskara, M.Si.

Disusun Oleh: Kelompok 2

Nama Anggota Kelompok:


1. Putu Adhi Surya Putra (1907521142 / 06)
2. Anak Agung Ayu Diah Puspita Mahadewi (1907521144 / 07)

Kelas: EKI416 F2

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2021
I. PENDAHULUAN
Biaya transaksi dan biaya produksi jelaslah berbeda. (Biaya) produksi sendiri didefinisikan
sebagai aktivitas menciptakan manfaat pada masa sekarang dan mendatang (faktor-faktor
produksi) ke dalam output. Adapun rasionalitas terbatas dan perilaku oportunistik yang menjadi
asumsi perilaku dimana analisis biaya transaksi beroperasi. Rasionalitas terbatas ( bounded
rationality) merujuk kepada tingkat dan batas kesanggupan individu untuk menerima,
menyimpan, mencari kembali, dan memproses informasi tanpa kesalahan. Sedangkan perilaku
oportunistik adalah upaya untuk mendapatkan keuntungan melalui praktk yang tidak jujur dalam
kegiatan transaksi.
Biaya transaksi sebenarnya tidak lain adalah biaya-biaya yang muncul berkenaan dengan
informasi, dan agar pertukaran atau perdagangan bisa terjadi dengan biaya transaksi yang murah,
masing-masing pelaku ekonomi harus mengeluarkan sumber daya. Faktor yang paling penting
yang memengaruhi besaran biaya transaksi adalah sifat hak-hak kepemilikan di dalam
masyarakat. Ahli-ahli kelembagaan mempercayai bahwa adanya perubahan kesepakatan
kelembagaan mengenai hak-hak kepemilikan akan memberikan dampak terhadap pencapaian
ekonomi.
II. PEMBAHASAN
2.1 Definisi Biaya Transaksi
Transaksi adalah transfer/perpindahan barang dari satu tahap ke tahap lain melalui
teknologi yang terpisah. Satu tahapan selesai dan tahap berikutnya dimulai (Williamson,
1985). Sedangkan menurut Richter dan Furubotn (2000), transaksi merupakan perpindahan
barang, jasa, informasi, pengetahuan dan lain-lain dari satu tempat (komunitas) ke tempat
(komunitas) lain atau pemindahan barag dari produsen ke konsumen, atau pemindahan
barang dari satu individu ke individu yang lain. Hal ini disebut trsansaksi fisik/delivery .
Definisi biaya transaksi menurut Oliver Williamson adalah sebagai biaya untuk
menjalankan sistem ekonomi (Williamson, 1985). Doglas North menyebutnya sebagai biaya
untuk menspesifikasi dan memaksakan kontrak yang mendasari pertukaran, sehingga dengan
sendirinya mencakup biaya organisasi politik dan ekonomi. Dengan demikian, meliputi
biaya negosiasi, mengukur dan memaksakan pertukaran (North, 1991). Menurut Mburu
(2002), biaya pencarian informasi, biaya negosiasi, dan biaya pengawasan, pemaksaan
(enforcement) dan biaya pelaksanaan (Mburu, 2002).

1
Richter dan Furubotn (2000) membagi biaya transaksi menjadi tiga jenis, sesuai dengan
jenis transaksinya, yaitu:
1. Market Transaction Cost
Market transaction cost merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan agar
barang/jasa bisa sampai ke pasar. Yang termasuk ke dalam market transaction cost
diantaranya:
- Biaya persiapan kontrak (biaya pencarian/pengadaan informasi), seperti biaya iklan,
mendatangi calon customer, mengikuti pameran, pasar mingguan, biaya komunikasi
(post, telepon, dll), harga barang yang sama yang diminta oleh beberapa supplier,
biaya pengujian kualitas, biaya mencari pegawai yang berkualitas.
- Biaya pembuatan kontrak (biaya bargaining/negosiasi dan pembuatan keputusan),
yang meliputi biaya yang dikeluarkan agar informasi yang dikumpulkan bermanfaat,
biaya konsultan, dll.
- Biaya monitoring dan penegakan kontrak (biaya supervisi dan penegakan
kesepakatan), meliputi biaya yang dikeluarkan untuk mengawasi pengiriman barang
agar sampai tepat waktu, mengukur kualitas dan jumlah produk yang ditransaksikan,
biaya penegakan kontrak agar berjalan sesuai kesepakatan.
2. Managerial Transaction Cost
Merupakan biaya yang terkait dengan upaya menciptakan keteraturan, contohnya:
- Biaya membuat, mempertahankan atau mengubah rancangan/struktur organisasi,
meliputi biaya personal management, IT, mempertahankan kemungkinan pengambil
alihan pihak lain, public relation, dan lobby.
- Biaya menjalankan organisasi, meliputi: biaya informasi, biaya pembuatan
keputusan, pengawasan pelaksanaan perintah sesuai keputusan, mengukur kinerja
pegawai, biaya agen, manajemen informasi. Termasuk juga biaya pemindahan
barang intra perusahaan.
3. Political Transaction Cost
Merupakan biaya yang terkait dengan pembuatan tata aturan/kelembagaan (public goods)
sehingga transaksi pasar dan manajerial bisa berlangsung dengan baik. Biaya ini
meliputi:

2
- Biaya pembuatan (setting up), pemeliharaan, pengubahan organisasi politik formal
dan informal, seperti biaya penetapan kerangka hukum, struktur administrasi
pemerintahan, militer, sistem pendidikan, pengadilan dll.
- Biaya menjalankan bentuk pemerintahan, peraturan pemerintah atau masyarakat
yang bertata negara, seperti biaya legislasi, pertahanan, administrasi hukum,
pendidikan, termasuk didalamnya semua biaya pencarian/pengumpulan dan
pengolahan informasi yang diperlukan agar tata pemerintahan dapat berjalan. Biaya
upaya pelibatan masyarakat dalam proses politik termasuk ke dalam transaksi politik.
2.2 Rasionalitas Terbatas dan Perilaku Oportunitis
Rasionalitas terbatas dan perilaku oportunitis secara umum terwujud untuk menghidari
kerugian, penyimpangan moral, penipuan, melalaikan kewajiban, dan bentuk-bentuk
perilaku strategis lainnya (Wiliamson, 2005; dalam Rossiaud dan Locatelli, 2010;5).
Rasionalitas yang terbatas (bounded rationality) ditandai dengan aktivitas mencari dan
memuaskan. Alternatif dicari dan dievaluasi secara berurutan. Jika sebuah alternatif telah
memenuhi kriteria minimum secara implisit maupun eksplisit, maka alternatif tersebut
dikatakan memuaskan dan pencarian selesai.
]Perilaku opertunitis adalah upaya mendapatkan keuntungan dengan cara yang tidak jujur
melalui kegiatan transaksi. Namun keuntungan yang didapat bersifat keunggulan produktif
(misalnya lokasi yang unik atau bahkan keterampilan yang berbeda) tidak dianggap sebagai
sikap oportunitis.
2.3 Biaya Transaksi dan Efisiensi Ekonomi
Dalam komunitas tradisional di pedesaan dimana modal sosial masih sangat kuat, biaya
transaksi cenderung rendah. Ketika masyarakat semakin kompleks dan hubungan tidak lagi
bersifat personal, biaya transaksi menjadi semakin mahal. Biaya transaksi yang mahal
menyebabkan transaksi ekonomi tidak efisien, dimana untuk meningkatkan efisiensi
ekonomi tersebut biaya transkasi harus turun. Beasarnya biaya transaksi bisa terjadi karena
adanya penyimpangan dalam wujud (i) penyimpangan atas lemahnya jaminan kepemilikan,
(ii) penyimpangan pengukuran atas tugas yang kompleks dan prinsip beragam, (iii)
penyimpangan intertemporal yang dapat membentuk kontrak yang timpang responsif atas
waktu yang nyata, ketersembunyian informasi yang panjang dan penyalahgunaan strategis,

3
(iv) penyimpangan yang muncul akibat kelemahan yang berhubungan dengan pembangunan
dan reformasi ekonomi, dan (v) kelemahan integritas.
Inefisiensi ekonomi dalam wujud kenaikan biaya transaksi bisa terjadi karena:
1. Lemahnya atas jaminan hak kepemilikan
2. Penyimpangan atas pengukuran atas tugas yang kompleks
3. Penyimpangan intertemporal karena kontrak yang timpang, ketersembunyian informasi;
penyalahgunaan strategis
4. Penyimpangan karena kelemahan kelembagaan
5. Kelemahan integritas
Diperlukan biaya adaptasi yang meliput:
1. Biaya akibat dari kontrak yang terjadi tidak optimal akibat perubahan situsi
2. Biaya negosiasi untuk mendapatkan skema kontrak yang lebih baik
3. Biaya arbitrasi di pengadilan jika terjadi sengketa

1. Perusahaan, birokrasi, organisasi, dll merupakan entitas yang memiliki tata kelola
(governance). Di dalamnya terjadi transaksi/interaksi antar individu/bagian, juga
interaksi dengan pihak luar. Transaksi tersebut dipengaruhi oleh lingkungan
kelembagaan eksternal yang tingkatannya lebih tinggi.
2. Perubahan lingkungan kelembagaan eksternal berpengaruh terhadap transaksi yang
terjadi.
3. Transaksi dalam suatu governance juga dipengaruhi oleh sifat individu yang cenderung
opportunis, self interest, greedy, strategic dll.
2.4 Determinan dan Variabel Biaya Transaksi

4
(Zhang, 2000) faktor-faktor yang mempengaruhi biaya transaksi pada dasarnya
dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu:
1. What: Mengenai seikat hak yang memiliki banyak atribut yang beragam meliputi nilai,
pengukuran, kebijakan, pemaksaan yang beragam untuk setiap kasus.
2. Who: terkait dengan karakteristik aktor yang bounded rational, opportunis dan
asymmetrical information.
3. How: bagaimana kelembagaan secara teknis, sosial, menata dan mengelola pertukaran .

Berdasarkan penjelasan tentang definisi dan faktor-faktor yang mempengaruhi besaran biaya
transaksi, Beckman (2000) memformulasi empat determinan biaya transaksi:
1. Atribut aktor/pelaku yang melekat (rasionalitas terbatas dan oportunisme) menentukan
besaran transaksi
2. Sifat/atribut transaksi (spesifikasi asset, ketidakpastian, frekuensi)
3. Dipengaruhi hal-hal yang berkaitan dengan struktur tata kelola (pasar, hierarki, hybrid,
regulasi, dll)
4. Dipengaruhi oleh faktor yang berdekatan aspek lingkungan kelembagaan .
Dari keempat determinan tersebut dapat diturunkan lagi menjadi variable yang lebih rinci
dan terukur.
Collins dan Fabozzi (1991:28) menjelaskan bagaimana konsep biaya transaksi dengan
sedemikian kompleksnya dan dapat diderivasi ke dalam bentuk variabel-variabel yang
mudah diukur, seperti:
- Biaya transaksi = biaya tetap + biaya variabel;

5
- Biaya tetap = komisi + transfer fees + pajak;
- Biaya variabel = biaya eksekusi + biaya oportunitas;
- Biaya eksekusi = price impact + market timing costs;
- Biaya oportunitas = hasil yang diinginkan – pendapatan aktual – biaya eksekusi – biaya
tetap
Biaya transaksi juga dapat diklasifikasikan ke dalam variabel-variabel seperti; Organisasi
tenaga kerja dan pengguna, Mengolah informasi, Koordinasi pemasok, Memotivasi
pelanggan, Mengelola distributor, Memuaskan pemegang saham dan peminjam, Fee, komisi,
cukai, dan pajak, Penelitian dan pengembangan, Biaya-biaya penjualan, umum, dan
administratif, Laporan neraca keuangan yang telah diaudit.
2.5 Studi Kasus - WNI di Singapura Tak Perlu Khawatir dengan Tax Amnesty
Pemerintah memilih menerapkan kebijakan pengampunan pajak d an melepaskan
penerimaan negara yang seharusnya lebih besar dengan tujuan jangka panjang. Penerapan
pengampunan pajak ini tentunya akan memberikan informasi yang lebih transparan sehingga
ke depannya penerimaan pemerintah akan lebih besar. Adanya pengampun an pajak juga
dapat meningkatkan tax base di masa yang mendatang. Akan tetapi, ada hal pokok yang
harus digarisbawahi pada kebijakan ini yaitu dari segi informasi. Dengan pengampunan
pajak, pemerintah menghemat banyak biaya untuk membawa para penghindar pa jak ke
pengadilan. Selain itu, informasi sepenuhnya adalah milik pemegang aset itu sendiri. Dengan
kebijakan ini pemerintah dapat mengusut secara detail orang yang sengaja mangkir dari
pajak. Pemerintah tentunya memiliki badan berwenang yang dapat menggali informasi
seperti PPATK atau mungkin memanfaatkan hubungan internasional dari Monetary
Authority Securities di Singapura. Kebijakan ini memberikan contoh bagaimana pemerintah
menekan biaya transaksi.
III. DAFTAR PUSTAKA
News, B., 2016. bbc.com. [Online]
Available at:
https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/09/160916_indonesia_tax_amnest
y_singapura
[Accessed 3 Oktober 2021].
Saskara, I. A., 2017. Mengenal Ekonomi Kelembagaan. Denpasar: ESBE buku.
Yustika, A. E., 2012. Ekonomi Kelembagaan. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai