Anda di halaman 1dari 3

RESUME BAB 4: TEORI EKONOMI DAN BIAYA TRANSAKSI

Dwi Astutik (155020101111006)

Ekonomi biaya transaksi merupakan salah satu alat analisis yang populer dalam ekonomi
kelembagaan, untuk mengukur efisien atau tidaknya suatu kelembagaan.
a. Definisi dan Makna Biaya Transaksi
Teori biaya transaksi menggunakan transaksi sebagai basis unit, sedangkan teori neoklasik
memakai produk sebagai dasar unit analisis (greif, 1998:3). Menurut Mburu (2002:42), biaya
transaksi memasukkan 3 kategori, yakni: (1) biaya pencarian dan informasi, (2) biaya negoisasi
dan keputusan dan mengeksekusi kontrak, dan (3) biaya pengawasan, pemaksaan dan
pemenuhan/pelaksanaan. Hal-hal tersebut yang dapat menambah biaya transaksi.
Furubotn dan Richter menunjukkan bahwa biaya transaksi merupakan ongkos untuk
menggunakan pasar dan biaya memakai hak untuk memberikan pesanan didalam perusahaan.
Menurutnya, terdapat 2 jenis biaya transaksi: (1) biaya transaksi tetap, yaitu investasi spesifik
yang dibuat dalam menyusun kesepakatan kelembagaan. (2) biaya transaksi variabel, yaitu
biaya yanng tergantung pada jumlah dan volume transaksi.
Biaya transaksi pasar meliputi: (1) biaya menyiapkan kontrak/ biaya pencarian dan
informasi. (2) biaya mengeksekusi kontrak/ biaya negosiasi dan pengambilan keputusan. (3)
biaya pengawasan dan pemaksaan yang tertuang dalam kontrak. Biaya transaksi menajerial
meliputi: (1) biaya penyusunan, pemeliharaan, atau perubahan desain organisasi. (2) biaya
menjalankan organisasi, yakni biaya informasi dan biaya yang diasosiasikan dengan transfer
fisik barang dan jassa yang divisinya terpisah. Biaya transaksi politik merupakan biaya
penawaran barang publik yang dilakukan melalui tindakan kolektif yang meliputi: (1) biaya
penyusunan, pemeliharaan dan perubahan organisasi politik. (2) biaya untuk menjalankan
politik yang berkaitan dengan tugas kekuasaan.
Sudut pandang lain mengelompokkan biaya transaksi menjadi biaya ex-ante yang meliputi
biaya mebuat draft, negosiasi, dan mengamankan kesepakatan. dan biaya ex-post yang
meliputi: (1) biaya kegagalan adaptasi, (2) biaya negosiasi, (3) biaya untuk merancang dan
menjalankan kegiatan yang berhubungan dengan struktur tata kelola pemerintahan apabila
terjadi sengketa, serta (4) biaya peningkatan agar komitmen yang telah dilakukan bisa dijamin.
b. Rasionalitas Terbatas dan Perilau Oportunistik
Rasionalitas terbatas didasarkan pada prinsip:(1) individu atau kelompok yang memiliki
batasan kemampuan untuk memproses dan menggunakan informasi yang tersedia yang sangat
kompleks untuk dikelola. (2) setiap pelaku ekonomi akan menghadapi ketidakpastian/
keterbatasan informasi, dimana informasi didistribusikan secara asimetris. Sedangkan perilaku
oportunistik merupakan upaya untuk mendapatkan keuntungan melalui praktik yang tidak jujur
dalam kegiatan transaksi, misal: menutupi informasi untuk mendapatkan insentif.
Menurut Poulton, et, al., 1998:12 agar perdagangan dilakukan dengan biaya transaksi yang
murah, maka setiap pelaku ekonomi harus mengeluarkan sumberdaya dalam 3 wilayah yang
tergolong kegiatan kontrak: (1) memiliki informasi yang lengkap terkait barang dan jasa. (2)
melindungi hak barang dan jasa yang diperdagangkan (untuk menjamin keamanan yang
dibutuhkan bagi investasi jangka panjang. (3) meregulasi dan menegakkan kesepakatan.
c. Biaya Transaksi dan Efisiensi Ekonomi
Biaya transaksi bisa disebabkan oleh: (1) penyimpangan atas lemahnya jaminan hak
kepemilikan (2) penyimpangan pengukuran atas tugas yang kompleks dan prinsip yang
beragam, (3) penyimpangan intertemporal (ketimpangan kontrak, responsivitas waktu,
informasi yang tertutup, serta penyalahgunaan strategis, (4) penyimpangan atas lemahnya
kebijakan kelembagaan (pembangunan dan revormasi ekonomi), (5) kelemahan integritas.
Seperti yang tertera dalam skema lapisan biaya transaksi, tata kelola kelembagaan dibatasi
oleh lingkungan kelembagaan dan individu. Efek pertama, perubahan dalam lingkungan
kelembagaan diperlukan sebagai parameter kelembagaan, yakni perubahan yang menggeser
biaya perbandingan pasar. Kedua, terjadi rasionalitas terbatas dan perilaku oporunis.
Semakin kompeks dan impersonal jaringan perdangan, semakin tinggi biaya transaksinya.
Dampaknya, perdagangan tidak akan terjadi dan perekonomian akan stagnan. Oleh karena itu
(Poulton, et,all.,1998;12-13) mendukung kegiatan perdagangan melalui penyediaan informasi,
melindungi hak kepemilikan, dan menyiapkan mekanisme yang efektif untuk menegakkan
kesepakatan.
Tata kelola dibedakan menjadi 3: (1) tata kelola pasar, merujuk pada transaksi yang terjadi
di pasar. (2) tata kelola bertingkat, umumnya diasosiasikan dengan kontrak formal sebagai
penggunaan otoritas, aturan, dan prosedut dalam pengawasan kegiatan. (3) tata kelola rasional,
berkaitan dengan norma kewajiban dan kerjasama untuk mengoordinasi kegiatan yang
terpecah-pecah. Williamson (1981b;1548) mengompilasi 3 sifat utama transaksi, yakni: (1)
frekwensi transaksi (2) ketidakpastian (3) spesifikasi aset.
Williamson juga mengungkapkan bahwa: (1) keuntungan informasi perkontrak hanya
menguntungkan satu pihak, (2) nonobservability tindakan agen, seperti moral hazard
menimbulkan biaya pengawasan/skema insentif, (3) nonveriability informasi kepihak luar,
menimbulkan biaya auditing/misinterpretasi.
d. Determinan dan Variabel Biaya Transaksi
Zhang (2000:288) faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya biaya produksi ada 3, yaitu:
(1) what: the indentify of bundle of rights, (2) who: to identify of involved in the exchanges, (3)
how: the institutions, technical and social, governing the exchange and how to organize the
exchanges.
Terdapat 4 determinan biaya transaksi menurut Beckman, 2000:16, yakni: (1) yang disebut
atribut yakni rasionalitas terbatas dan oportunisme. (2) yang berkaitan dengan atribut transaksi
yakni spesifitas aset, ketidakpastian, dan frekuensi. (3) hal yang berkaitan dengan struktur tata
kelola kegiatan ekonomi yakni pasar, hybrid, hierarki, dan pengadilan, regulasi, birokrasi
publik, (4) faktor yang berdekatan dengan aspek lingkungan kelembagaan yakni hukum
kepemilikan, kontrak, dan budaya.
Menurut Egertsson, level analisis dikelompokkan menjadi variabel eksogen atau endogen:
(1) hak kepemilikan dan organisasi dimodelkan secara eksplisit, tetapi diperlakukan secara
eksogen. (2) struktur organisasi adalah endogen, tetapi hak kepemilikan diperlakukan secara
eksogen. (3) dilakukan upaya untuk mengendogenkan, baik aturan politik, sosial, maupun
struktur kelembagaan politik dengan memperkenalkan konsep biaya transaksi.
6 konsep biaya yang disebutkan Collins dan Fabozzi (1991:28) yakni: (1) biaya oportunitas
merupakan perbedaan antara kinerja investasi aktual dan kinerja investasi yang diharapkan,
disesuaikan dengan biaya tetap dan biaya eksekusi. (2) biaya eksekusi merupakan ongkos yang
muncul akibat permintaan eksekusi yang cepat yang sbenarnya merefleksikan: kebutuhan
liquiditas dan kegiatan perdagangan. (3) biaya waktu pasar merupakan pergerakan harga aset
pada saat dilakukan transaksi yang selanjutnya dapat diletakkan pada pelaku pasar lain. (4)
biaya tetap sama dengan biaya tetap dan biaya variabel. (5) biaya tetap ssama dengan komisi +
transfer + pajak. (6) biaya variabel merupakan biaya eksekusi + biaya oportunitas.
UNDP (2000:15) mengidentifikasi terdapat 3 biaya transaksi, yakni biaya administrasi
(input sumberdaya), biaya tidak langsung (biaya dari dampak pemesanan), biaya oportunitas
(keuntungan yang hilang). Sedangkan Strassmann (2002:7-8) mengklasifikasikan biaya
transaksi menjadi: (1) organisasi tenaga kerja dan pengguna. (2) mengolah informasi. (3)
koordinasi pemasok, biaya akuisisi. (4) memotivasi pelanggan. (5) mengelola distributor. (6)
memuaskan pemegang saham dan peminjam. (7) fee, komisi, cukai, dan pajak. (8) penelitian
dan pengembangan. (9) biaya penjualan , umum, dan administratif seperti pemasaran, penjual,
manajemen, iklan, pelatihan, dan biaya-biaya (8) laporan neraca keuangan yang telah diaudit.
Dalam analisis ekonomi konvensional (neoklasik) seluruh variable tersebut digolongkan
menjadi biaya produksi. Bila biaya pemasaran dimasukkan sebagai biaya produksi, maka
diperlukan alternatif pembiayaan dan peengurangan intensitas promosi.

Anda mungkin juga menyukai