Anda di halaman 1dari 21

Addini Mawallia (155020100111044)

Putri Marietha Nicky P. (155020100111036)

Dwi Astutik (155020101111006)

Diona Amalia (155020101111007)


1 Latar Belakang

“BUMN Menerangi Bumi Nusantara”

Studi Kasus di 2
Papua

Permasalahan Dampak

3
DAMPAK terhadap
Perekonomian

4
SOLUSI
LATAR BELAKANG

Undang-undang Nomor 30 Tahun 2009


tentang Ketenagalistrikan menetapkan bahwa
Tenaga listrik merupakan salah satu
dalam usaha penyediaan tenaga listrik, Badan
komponen utama tolak ukur dalam
Usaha Milik Negara diberi prioritas pertama
menciptakan masyarakat adil dan makmur
untuk melakukan usaha penyediaan tenaga
yang merata secara materiil dan spiritual
listrik untuk kepentingan umum. Sedangkan
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
untuk wilayah yang belum mendapatkan
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
pelayanan tenaga listrik, Pemerintah atau
Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan
Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya
suatu perencanaan yang komprehensif dan
memberi kesempatan kepada Badan Usaha
tetap dalam koridor semangat Nawa Cita dalam
Milik Daerah, Badan Usaha Swasta, atau
pembangunan Nasional.
koperasi sebagai penyelenggara usaha
penyediaan tenaga listrik terintegrasi.
LATAR BELAKANG

Akses listrik masyarakat di Indonesia


belum merata. Angka rasio elektrifikasi
masing-masing provinsi yang berbeda- Permen ESDM Nomor 38 Tahun
beda. Di Provinsi Papua, rasio 2016 tentang Percepatan
elektrifikasi masih mencapai 46,47 %. Elektrifikasi di Perdesaan Belum
Lebih dari separuh rumah tangga di Berkembang, Terpencil,
sana belum menikmati listrik. Perbatasan, dan Pulau Kecil
Sementara itu Pulau Jawa rata-rata Berpenduduk Melalui Pelaksanaan
telah berada di atas 90%. Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
Skala Kecil.

Terdapat 2.500 desa yang belum teraliri listrik


Program Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik 35.000 MW (September 2016), realisasi
rasio elektrifikasi sudah mencapai 89.86% dan di akhir tahun 2016 mencapai 93,08%.

Perpres Nomor 4/2016 Tentang Percepatan Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan. Di


samping itu, 11 Peraturan Menteri ESDM dan 1 Keputusan Menteri ESDM juga telah diterbitkan.

Pemerintah menyediakan dana subsidi untuk kelompok masyarakat tidak mampu, melalui
subsidi listrik kepada pelanggan dengan daya 450 VA dan 900 VA rumah tangga miskin dan
tidak mampu.

subsidi listrik tahun 2017 dialokasikan sebesar Rp 44,98 triliun, mengalami penurunan bila
dibandingkan dengan kebutuhan subsidi listrik tahun 2016 sebesar Rp 65,15 triliun.

Untuk menjamin ketersediaan tenaga listrik dengan kualitas yang baik dan harga yang wajar.
Hal tersebut dilakukan guna meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat
PERKEMBANGAN KAPASITAS PEMBANGKIT LISTRIK

Produksi Listrik (290 TWh)


(MW) Perkembangan Kapasitas Pembangkit Listrik
70,000
59,741
60,000 55,528
53,065
51,019 41.47
47,823
50,000
42,333

40,000

30,000 248.61

20,000

10,000

Produksi PLN Produksi PPU+IO


-
2011 2012 2013 2014 2015 2016

PLN PPU IO non BBM Total


Konsumsi Listrik (247 TWh)

Tambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik 2011-2016 (MW)

Pemilik 2011 2012 2013 2014 2015 2016*)

PLN 4.191 2.693 2.669 1.489 926 2.672

IPP 1.605 2.651 170 322 1.538 1.457

PPU & IO non BBM 156 147 356 236 - 85

Total 5.952 5.491 3.195 2.047 2.464 4.213

*) termasuk pembangkit yang commissioning


PERKEMBANGAN TRANSMISI DAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

kms Perkembangan Panjang Jaringan Transmisi

Perkembangan Panjang Jaringan Distribusi


kms
1,000,000 946,101
890,100
900,000 849,543
798,944
800,000 741,956
679,424
700,000

588,479
600,000
543,121
509,985
500,000 469,479
428,907
MVA 390,705
120,000 400,000 357,622
339,558 346,979
Perkembangan Kapasitas Gardu Induk 101,745 313,049
329,465
288,719
100,000 92,650 300,000
86,472
81,345
77,073
80,000 71,615 200,000

60,000
100,000
40,000
-
20,000 2011 2012 2013 2014 2015 2016

JTM JTR Total


-
2011 2012 2013 2014 2015 2016
KONDISI RASIO ELEKTRIFIKASI NASIONAL
RASIO ELEKTRIFIKASI NEGARA ASEAN
• Rasio elektrifikasi nasional masih rendah 91,16% pada tahun 2016.
• Masih ada 2 provinsi (NTT and Papua) yang memiliki rasio
elektrifikasi yang lebih kecil dari 70%.
• Dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, rasio elektrifikasi
nasional Indonesia masih rendah.
• Target rasio elektrifikasi yang ingin dicapai: 97,35% pada tahun
2019.

RASIO ELEKTRIFIKASI NASIONAL TAHUN 2016 (dalam %)


KONDISI KONSUMSI LISTRIK PERKAPITA

• Walaupun konsumsi listrik (kWh) per-kapita Indonesia meningkat setiap tahun namun masih rendah, yaitu 956 kWh di tahun 2016.
• Dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, kWh per-kapita Indonesia pada tahun 2015 masih rendah dibandingkan Singapura,
Malaysia, Thailand, dan Vietnam.
• Target kWh per-kapita: 1.200 kWh tahun 2019 (RPJM).
Konsumsi Listrik per-Kapita di Indonesia
Konsumsi Listrik per-Kapita di Beberapa Negara ASEAN
10,000 Realisasi Target
9,145.5
9,000 8,690

8,000
1,200
7,000 1,129
1,058
956
kWh per capita

6,000
918
878
4,754.8 840
5,000 792
4,345 737
698
4,000

3,000
2,465 2,584.3
1,795.0
2,000
1,273
730 918.6 809.0
1,000 672

0
Singapore Malaysia Thailand Vietnam Indonesia Philippines

2012 2015 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Source:
• 2012 data: World Bank, http://data.worldbank.org/indicator/EG.USE.ELEC.KH.PC
• 2015 data: Bienvenido S. Oplas, Jr. (July 2016)
CAPAIAN KINERJA TAHUN 2016
SUB SEKTOR KETENAGALISTRIKAN

2016
INDIKATOR SATUAN Target Realisasi
(Renstra KESDM) Akhir Desember
 Tambahan Kapasitas Pembangkit MW 4.212 4.128

 Rasio Elektrifikasi % 90,15 91,16

 Konsumsi Listrik Per Kapita kWh 985 956


 Pangsa BBM untuk Pembangkit
% 6,97 6,97
Tenaga Listrik
 Susut Jaringan % 8,7 8,65

 Subsidi Listrik Rp. Triliun 65,15*) 59,23

*) Kebutuhan subsidi listrik sebesar Rp. 65,15 T, dalam APBN-P dialokasikan Rp. 38,39 T
KONSUMSI LISTRIK PER KAPITA

KONSUMSI LISTRIK PER KAPITA PER KONSUMSI LISTRIK PER KAPITA


TAHUN TAHUN 2016

Prognosa 1,200
1,129
1,058
956
918
878
840
792
737
698

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Realisasi Target

Sumber:
• Realisasi: Statistik Ditjen Ketenagalistrikan
• Target: Renstra KESDM 2015-2019
ROADMAP DAN REALISASI PENURUNAN SUSUT JARINGAN

Realisasi
8,65%

Target
Renstra
8,9%

Upaya – upaya penurunan susut :


1. Meningkatkan kualitas jaringan distribusi;
2. Penambahan trafo distribusi sisipan baru;
3. Meningkatkan penertiban pemakaian listrik, termasuk Penerangan Jalan Umum dan pemakaian listrik ilegal;
PERKEMBANGAN REALISASI SUBSIDI LISTRIK

 Perbaikan bauran BBM dalam energy mix dan perubahan kebijakan


subsidi listrik yang lebih tepat sasaran, secara bertahap subsidi listrik dapat diturunkan
 Penghapusan subsidi bagi pelanggan mampu secara bertahap:
₋ 2013 : penghapusan subsidi terhadap 4 golongan pelanggan.
₋ 2014 : dilakukan penghapusan subsidi terhadap 7 golongan pelanggan.
₋ 2015 : diterapkan Tariff Adjustment pada 12 golongan pelanggan non subsidi.
₋ 2016 : Tidak ada penyesuaian tarif untuk rumah tangga mampu daya 900VA.
RASIO ELEKTRIFIKASI 2016 (%) (s.d. Desember 2016)

INFORMASI

KALTIM
NAD 98,78 > 70
96,28 JAMBI GORONTALO
KALTARA 50 - 70
SUMUT 88,99 77,37 87,66
95,81 < 50

KEPRI SULUT MALUT


RIAU KALBAR
76,37 86,03 SULTENG 91,31 98,06
88,81
89,11
PABAR
BABEL 88,24
99,97 PAPUA
47,78
SULBAR
80,06

SUMBAR DKI JAKARTA


86,13 JATENG
99,98
93,62
KALTENG KALSEL MALUKU
73,08
BENGKULU
91,00
89,07
SULSEL
87,12
NASIONAL
SULTRA

91,16
92,09
74,47
SUMSEL
83,74
JABAR JATIM
LAMPUNG
87,97 97,81 DIY 89,16 NTB
NTT
Realisasi
58,93 Target
88,66 BALI 77,22
BANTEN 92,20
99,91
Permasalahan pembangunan :
kondisi geografis dan medan yang sulit
sehingga menyulitkan mobilisasi.
akses transportasi ke lokasi
permukiman
Positif

 Dengan mengalirkan listrik 101 desa, 40 distrik, serta 19 kabupaten kota,


PLN mendapatkan penambahan pelanggan kurang lebih 1.441. Di Papua dan
Papua Barat hingga saat ini, sudah 117 desa yang menikmati listrik, dari
target 379 desa pada tahun ini.

 Dengan adanya program pemerataan pembangunan listrik, masyarakat


papua diharapkan bisa lebih produktif, listrik bisa dipakai untuk menjahit,
bisa buka usaha fotokopi, toko-toko bisa buka lebih malam sehingga
ekonomi tumbuh lebih cepat, informasi bisa diterima lebih baik
 Sebelum dilakukan pembangunan PLTMG, masyarakat Papua masih
menggunakan Genset. Harga untuk membeli dan mengoperasikannya butuh
biaya besar. Untuk menyalakan listrik selama 5 jam saja dibutuhkan 5 liter
solar yang harganya Rp 10.000/liter. Maka pemilik genset harus punya uang
Rp 1,5 juta/bulan untuk listrik 5 jam/hari.

 Setelah PLN sudah masuk dan bisa mengaliri listrik selama 24 jam/hari. PLN
mengoperasikan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) milik Pemkab
Deiyai yang berkapasitas 2 x 500 kVa atau 1 Megawatt (MW) guna menerangi
Deiyai.

 Dengan begitu, tanpa memiliki genset pun masyarakat bisa mendapatkan


listrik. Kalau memakai genset butuh Rp 1,5 juta/bulan untuk listrik 5
jam/hari, sedangkan ketika sudah ada listrik dari PLN, masyarakat bisa
menikmati listrik selama 24 jam dan cukup membayar belasan ribu per
bulan saja, dengan catatan digunakan buat lampu penerangan dan
kebutuhan pokok lain di rumah
Negatif

.
PLN Area Jayapura Mengalami Penyusutan
Tenaga Listrik Sebesar 10.5% (4.865.663 kWh)
Atau Rugi Rp1.9 Miliar, Sejak April-agustus
2017. Susut Teknis 2.972.377 kWh (6.32%) Dan Faktor Teknis: kondisi trafo dan
Susut Non Teknis 1.938.256 kWh (4.18%) kabel yang tidak maksimal dalam
mengaliri listrik
Faktor non teknis: pencurian listrik
(sambungan ilegal)

Dilakukan operasi Penertiban


Pemakaian Tenaga Listrik (PT2L)

Anda mungkin juga menyukai