Anda di halaman 1dari 8

Tanggal Penerbitan

MANAJEMEN KOPERASI 21 Oktober 2017


Pembelajaran
Ibnu Khayath Farisanu - STIE Widya Praja Tanah Grogot
05

Marilyn Scholl dan Art Sherwood (2014) koperasi menerapkan nilai dan prinsip
menawarkan model empat PILAR koperasi dalam pelaksanaan pengelolaan.
PENGELOLAAN KOPERASI (Gambar 1) yang
terdiri dari: Untuk lebih dapat memahami mendalam,
1. Menjadi Tim (Teaming) materi akan memaparkan masing-masing
2. Pemberdayaan yang Akuntabel pilar dalam setiap pertemuan nantinya. Untuk
(Accountable Empowerment) materi kali ini akan dipaparkan Pilar Kedua –
3. Kepemimpinan Strategik (Strategic Pemberdayaan yang Akuntabel (Accountable
Leadership) Empowerment).
4. Demokrasi (Democracy)
Materi ini dipilih sebagai pembelajaran
Pilar-pilar tersebut lebih menekankan pada pengelolaan koperasi mutakhir sesuai
pemahaman pengelolaan koperasi pada level perkembangan zaman sehingga pengelola
perangkat koperasi: rapat anggota, koperasi dapat mampu beradaptasi dengan
pengurus, pengawas, dan atau pengelola. perubahan yang cepat terjadi saat ini.
Pengelolaan efektif akan diwujudkan melalui
intensitas bagaimana para perangkat

Gambar 1
Pilar Pengelolaan Koperasi
Sumber diolah dari Marilyn School & Art Sherwood.
Four Pillars of Cooperative Governance. 2014. From
Cooperative Grocer

 https://ibnukhayathfarisanu.wordpress.com
 ibnu.khayath@gmail.com
1/8
Tanggal Penerbitan

MANAJEMEN KOPERASI 21 Oktober 2017


Pembelajaran
Ibnu Khayath Farisanu - STIE Widya Praja Tanah Grogot
05

PEMBERDAYAAN
Empowerment, atau pemberdayaan adalah membangun dan menggunakan kompetensi
sebuah konsep yang lahir sebagai bagian diri untuk dibagikan atau digunakan dalam
dari perkembangan alam pikiran dan pengelolaan koperasi, semata-mata untuk
kebudayaan masyarakat Barat, terutama mencapai suatu prestasi bersama dan
Eropa. Konsep ini muncul sejak dekade 70-an mewujudkan perbaikan yang berkelanjutan.
dan kemudian terus berkembang sampai saat Duval C.K. (1999) menegaskan:
ini (Widayanti, 2012). Business Dictionary
mendefinisikan empowerment sebagai: Empowerment is an internal decision by an
individual to commit to achieving
A management practice of sharing organizational goals and objectives, to
information, rewards, and power with collaborate with others toward the
employees so that they can take initiative accomplishment of common goals and to
and make decisions to solve problems and choose to act freely within the boundaries
improve service and performance. and structure of the organization for the
Empowerment is based on the idea that purpose of achieving individual and
giving employees skill, resources, authority, organizational goals.
opportunity, motivation, as well holding [Pemberdayaan adalah suatu keputusan
them responsible and accountable for internal dari seseorang untuk mewujudkan
outcomes of their actions, will contribute to pencapaian cita-cita dan tujuan [utama]
their competence and satisfaction. organisasi, melalui kolaborasi bersama yang
[Praktik manajemen dalam membagi lain untuk mewujudkan tujuan bersama, dan
informasi, penghargaan dan kekuasaan memilih aktivitas secara bebas sesuai batasan
kepada karyawan agar mereka dapat dan struktur organisasi dalam upaya
mengambil inisiatif dan membuat keputusan pencapaian prestasi individu dan tujuan
untuk menyelesaikan masalah dan organisasi.]
meningkatkan pelayanan dan kinerja.
Pemberdayaan didasarkan pada pemikiran Pemberdayaan sangat membutuhkan
untuk memberikan karyawan kemampuan, kepercayaan tingkat tinggi. Namun ini tidak
sumber daya, wewenang, kesempatan, bisa terjadi secara cepat dan instan, harus
motivasi, serta menjaga mereka bertanggung dibangun sebuah sistem organisasi, dimana
jawab dan mempertanggungjawabkan atas Gessner (1996) mengumpamakan,
hasil dari tindakannya, sebagai suatu “Empowerment is not a blank check or a
kontribusi terhadap kompetensi dan rubber stamp. Accountability has to be a
kepuasaan diri sendiri.] central component” [Pemberdayaan
bukanlah sebuah cek kosong atau stempel
Pemberdayaan, terkait dengan koperasi, karet biasa (alat pengesahan belaka).
adalah tentang usaha mendapatkan sisi Akuntabilitaslah yang harus menjadi
terbaik dari elemen-elemen yang ada dalam komponen utamanya]. Pemberdayaan
koperasi itu sendiri: anggota, pengurus, dan (empowerment) dan akuntabilitas
pengawas. Ini merupakan proses dimana (accountability) merupakan dua kereta yang
koperasi sebagai suatu organisasi berjalan pada jalur paralel, yang tidak bisa
memberikan kesempatan individu untuk ditinggalkan satu dengan yang lainnya.

 https://ibnukhayathfarisanu.wordpress.com
 ibnu.khayath@gmail.com
2/8
Tanggal Penerbitan

MANAJEMEN KOPERASI 21 Oktober 2017


Pembelajaran
Ibnu Khayath Farisanu - STIE Widya Praja Tanah Grogot
05

AKUNTABILITAS
Akuntabilitas dianggap sebagai kunci pencapaian yang diharapkan dan
penting dalam sistem umpan-balik yang konsekuensi yang akan diambil.
sukses (successful feedback system) dan 2. Melatih dan menyediakan sumber daya
pengelolaan yang baik (good governance) di yang dibutuhkan untuk mencapai apa
banyak organisasi, termasuk koperasi. yang diharapkan.
Akuntabilitas terdiri dari dua komponen 3. Menindaklanjuti dan mendampingi
utama, yaitu transparansi (transparency) dan selama pelaksanaan kerja.
kepatuhan (compliance), Untuk 4. Umpan-balik dan konsekuensi atas
mewujudkannya dengan baik, batasan waktu pelaksanaan kerja. Apabila positif akan
dan informasi terkait menjadi sangat penting diberikan penghargaan yang layak,
dimasukkan dalam aturan yang efektif, yang sebaliknya apabila negatif akan dibina
disertai pengawasannya (monitoring) oleh bila memungkinkan.
perangkat-perangkat koperasi.
Akuntabilitas memang merupakan konsep
Carolee Colter (2014) dari CDS Consulting yang mudah namun untuk melaksanakan
Co-op membagi 4 tahapan untuk dalam operasi yang kompleks dengan jumlah
mewujudkan akuntabilitas tersebut: orang yang banyak tampak lebih mudah
1. Mengerti dan menyetujui ekspektasi yang dikatakan daripada dilaksanakan. Inilah
ditetapkan, yang didalamnya jelas tantangan kepemimpinan modern hari ini!
memuat standar-standar kerja,

Gambar 2
Tahapan Akuntabilitas

Sumber diolah dari Colter, Carolee. Accountability=Job Satisfaction Part I. CDS Consulting Co-op

 https://ibnukhayathfarisanu.wordpress.com
 ibnu.khayath@gmail.com
3/8
Tanggal Penerbitan

MANAJEMEN KOPERASI 21 Oktober 2017


Pembelajaran
Ibnu Khayath Farisanu - STIE Widya Praja Tanah Grogot
05

Akuntabilitas yang baik diawali dengan  Sediakan waktu bersama untuk


kebijakan yang tepat, yang menuntut membahasnya selama 1 jam
ketersediaan data yang benar. Salah satu pertemuan.
metode yang dapat digunakan untuk  Pada pertemuan berikutnya,
mendapatkan data yang tepat dengan pastikan rencana lama telah terisi
menggunakan survei langsung menggunakan dan siapkan rencana baru.
instrumen yang jelas. Survei yang bagus Lakukan peninjauan kembali
harus: rencana lama yang perlu
1. Memastikan anonim, tanpa harus ditindaklanjuti.
diketahui siapa pengisinya.  Tinjau kembali alat secara
2. Dapat diubah-ubah sesuai kebijakan berkala dan lakukan revisi bila
yang ditetapkan. diperlukan.
3. Keterlibatan sepenuhnya seluruh elemen 3. Evaluasi Kinerja (Performance Evaluation)
koperasi. Dalam lingkungan kerja demokratis,
4. Dapat diperbandingkan dengan evaluasi dilakukan oleh diri sendiri,
organisasi sejenis. atasan dan bahkan beberapa klien,
5. Mengandung data-data yang dapat dikenal dengan istilah “Sistem Evaluasi
diolah, baik kuantitatif maupun kualitatif. 360°”.
6. Hasil temuan menunjukkan 4. Penghentian dan Disiplin (Discipline and
keseimbangan yang berimbang. Termination)

Untuk mempermudah dalam penerapan Proses pendisiplinan koperasi harus sesuai


akuntabilitas agar dapat berjalan dengan dengan budaya dan gaya manajemen,
lancar, Gribas dan Cordeiro (2014) dengan tetap manusiawi penuh
memberikan suatu alat kerja yang terdiri dari: penghormatan. Sadarilah bahwa masalah-
1. Manajemen Tugas (Task Management) masalah keamanan lingkungan kerja,
Penghalang utama pelaksanaan pelecehan seksual dan diskriminasi
akuntabilitas yang baik adalah membutuhkan kebijakan dan prosedur yang
Manajemen Tugas. Kunci utama dalam berbeda-beda. Selain itu, perilaku
manajemen tugas adalah kesepakatan menyimpang seperti pencurian aset,
tentang: penggunaan minuman keras dan narkotika
 Apa tugasnya? selama jam kerja harus diambil tindakan
 Siapa yang bertanggung jawab? disiplin seketika dan bahkan pemecatan
 Kapan batas waktunya? sepihak. Dinamika internal organisasi akan
2. Rencana Waktu dan Kerja (Check-ins and selalu ada sehingga perlu diidentifikasikan
Workplan) dan ditangani dengan penuh kehati-hatian.
Untuk membuat ini, perlu diperhatikan
beberapa hal, yaitu: Alat kerja di atas bukanlah suatu alat kerja
 Pastikan bagaimana “simsalabim” dalam penerapan akuntabilitas
melaksanakan dan merevisi di koperasi. Untuk menggunakan alat kerja di
setiap kategori, instruksi dan atas, ada beberapa hal yang harus dilakukan,
batas waktu untuk antara lain:
mewujudkannya. 1. Lakukan pertemuan perangkat koperasi
 Sediakan alat dan latih atau tim kerja harian untuk memahami
bagaimana menggunakan tujuan-tujuan spesifik yang ingin dicapai.
rencana waktu dan kerja ini.

 https://ibnukhayathfarisanu.wordpress.com
 ibnu.khayath@gmail.com
4/8
Tanggal Penerbitan

MANAJEMEN KOPERASI 21 Oktober 2017


Pembelajaran
Ibnu Khayath Farisanu - STIE Widya Praja Tanah Grogot
05

2. Lakukan survei atas sumber daya dan MANAJEMEN TUGAS


aturan-aturan yang ada. Apakah
diperlukan sekedar pelatihan lanjutan Hal awal yang harus dilakukan dalam
atau justru mulai pelatihan dasar? Manajemen Tugas ini adalah merancang
Apakah anggota memiliki kemampuan pertemuan yang efektif! Akan banyak hal
yang diperlukan yang kelak dibutuhkan? yang bisa diselesaikan tanpa harus
3. Rancang konsep kasar (draft) dari mengalami stress berat ketika pertemuaan
rencana aksi yang akan dilakukan, yang terpaksa dilakukan berulang kali, harus
memaparkan tentang: merekrut pihak lain sebagai fasilitator, dan
 Tujuan akhir (Objectives) yang menjabarkan agenda kerja. Untuk itu, yang
ingin dicapai melalui sistem kerja perlu dipersiapkan mewujudkan pertemuan
tersebut. yang efektif:
 Nilai (Values) yang ingin 1. Jadwal Tetap atau Lanjutan
ditampilkan dari sistem kerja Rencanakan jadwal pertemuan rutin jauh
tersebut. hari sebelumnya dan minta para anggota
 Taktik (Tactics) yang akan untuk memegang komitmen pertemuan
dijalankan dalam pencapaian tersebut. Jika ternyata jadwal pertemuan
tujuan. rutin ini tidak bisa dilakukan setiap bulan,
 Batas waktu (Timeline) untuk misalnya, pertimbangkan untuk
pelaksanaan dan pengembangan membuat pertemuan dengan perangkat
sistem kerja. koperasi terpilih paling tidak setahun
 Orang pelaksana (Point people) sekali sebelum Rapat Anggota Tahunan
yang akan bertanggung jawab dilaksanakan.
selama pelaksanaan pekerjaan. 2. Pelaksana Pertemuan
 Biaya (Cost) yang dibutuhkan Tentukan atau pilih anggota, sebaiknya
apabila membutuhkan berkelompok, yang akan mempersiapkan
pendampingan teknis. pertemuan yang telah dijadwalkan secara
4. Bagikan rancangan konsep tersebut tetap atau giliran, dapat sebagai
kepada para pengambil keputusan di kelompok fasilitator.
koperasi. Meskipun itu tidak diminta oleh Fasilitator ini kemudian membagi tugas
perangkat koperasi, ciptakan peluang masing-masing, seperti convener,
melalui umpan-balik bawahan-atasan penanggung jawab dalam
atau ratifikasi aturan untuk adaptasi mempersiapkan agenda acara, mengirim
perubahan. undangan pengingat (reminder) dan
5. Kembangkan sistem kerja tersebut materi-materi pertemuan, dan menjaga
melalui masukan-masukan selama aturan ketertiban pertemuan; needle,
ujicoba pelaksanaan. penanggung jawab yang mendorong
6. Laksanakan sistem kerja tersebut, kelompok untuk melaksanakan tugas-
termasuk dengan memberikan pelatihan tugas sesuai yang disepakati.
ke seluruh anggota koperasi dan Kemudian persiapkan beberapa anggota
pengurus koperasi. koperasi untuk menjadi dewan pimpinan
7. Evaluasi sistem kerja tersebut sesekali pertemuan nantinya sebagai salah satu
sesaat pelaksanaan melalui survei pengembangan kemampuan. Akan
evaluasi atau pertemuan perencanaan tetapi, pastikan orang ini paham atas
kerja rutin. tanggung jawabnya dan telah mendapat
pelatihan yang memadai.

 https://ibnukhayathfarisanu.wordpress.com
 ibnu.khayath@gmail.com
5/8
Tanggal Penerbitan

MANAJEMEN KOPERASI 21 Oktober 2017


Pembelajaran
Ibnu Khayath Farisanu - STIE Widya Praja Tanah Grogot
05

3. Persiapan Pertemuan 2. Sediakan alat dan latih bagaimana


Pertemuan akan lebih efektif jika setiap menggunakan rencana waktu dan kerja
orang memiliki cukup waktu untuk ini.
mempersiapkan dan menindaklanjuti 3. Sediakan waktu bersama untuk
materi pertemuan. Untuk itu perlu diatur membahasnya selama 1 jam pertemuan.
pembagian waktu untuk persiapan 4. Pada pertemuan berikutnya, pastikan
sebagai pegangan bagi peserta rencana lama telah terisi dan siapkan
pertemuan untuk mendaftarkan agenda rencana baru. Lakukan peninjauan
acara dan materinya dan memperoleh kembali rencana lama yang perlu
hasil pertemuan untuk ditindaklanjuti. ditindaklanjuti.
5. Tinjau kembali alat secara berkala dan
Beberapa peninjauan yang harus dilakukan lakukan revisi bila diperlukan.
dalam setiap penyelenggaraan suatu
pertemuan, yaitu: Lebih mudah untuk dapat memahami hal ini
1. Sebelum Pertemuan dapat melihat pada formulir isian yang
Merekap semua tugas yang menjadi terlampir bersama materi ini.
tindak lanjut dalam pertemuan
sebelumnya. Namun, harus dipertimbangkan dalam
2. Selama Pertemuan membuat formulir rencana waktu dan kerja,
Memeriksa ulang semua tugas antara lain:
sebelumnya yang masih belum atau 1. Apakah setiap pekerja perlu memiliki
sedang terlaksana, membahas tugas baru formulir rencana tersebut?
dari materi pembahasan pertemuan dan 2. Perlukah ditunjuk seseorang atau
membuat rekapitulasi tugas baru dan penyelia untuk memeriksa kembali
tugas yang belum atau sedang terlaksana rencana tersebut?
(disertai batas waktu dan penanggung 3. Perlukah rencana kerja tersebut
jawab) di akhir pertemuan. diumumkan terbuka atau harus
3. Setelah Pertemuan dirahasiakan?
Mengirimkan hasil notulen pertemuan 4. Apakah rencana kerja tersebut menjadi
selambat-lambatnya setelah 24 jam via bagian dari data personal pekerja atau
email dan mengingatkan tugas-tugas sekedar alat manajemen biasa?
yang diputuskan selama jeda sebelum
pertemuan berikutnya. EVALUASI KINERJA

RENCANA WAKTU DAN KERJA Evaluasi kinerja membutuhkan lebih banyak


waktu dan usaha bila dibandingkan dengan
Ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan alat kerja lainnya. Ini menuntut pengumpulan
sebagaimana diuraikan pada bagian informasi dari yang bersangkutan dan yang
sebelumnya dalam Manajemen Tugas. Untuk terlibat dengannya, yang mengetahui dengan
membuat ini, perlu diperhatikan beberapa pasti kinerjanya, dan memberi kesempatan
hal, yaitu: diskusi untuk pengembangan karir. Dalam
1. Pastikan bagaimana melaksanakan dan lingkungan kerja demokratis, evaluasi
merevisi setiap kategori, instruksi dan dilakukan oleh diri sendiri, atasan dan
batas waktu untuk mewujudkannya. bahkan beberapa klien, dikenal dengan
istilah “Sistem Evaluasi 360°”.

 https://ibnukhayathfarisanu.wordpress.com
 ibnu.khayath@gmail.com
6/8
Tanggal Penerbitan

MANAJEMEN KOPERASI 21 Oktober 2017


Pembelajaran
Ibnu Khayath Farisanu - STIE Widya Praja Tanah Grogot
05

Suatu proses evaluasi harus dilakukan yang ada sehingga tetap manusiawi penuh
konsisten dan transparan agar dapat penghormatan.
menciptakan situasi positif dan mampu
memberdayakan bagi pekerja itu sendiri dan Sebelum tindakan pendisiplinan dilakukan,
pengelola koperasi. Untuk itu, formulir biasanya ada empat alasan mengapa terjadi
evaluasi harus sesuai dengan apa yang “pembangkangan”, yaitu:
menjadi keunikan budaya koperasi itu 1. Perintah yang tidak jelas.
sendiri. Dengan demikian, perlu 2. Perintah yang tidak masuk akal dan tidak
dipertimbangkan beberapa hal dalam dapat dicapai.
pelaksanaan proses evaluasi ini, yaitu: 3. Anggota yang kurang kemampuan,
1. Waktu Pelaksanaan, biasanya informasi, pelatihan dan sejenisnya yang
dilaksanakan setahun sekali. Akan tetapi, dibutuhkan dalam pelaksanaan
bisa dipertimbangkan sesuai situasi, pekerjaan.
misalnya setelah masa percobaan bagi 4. Anggota yang memang memilih untuk
para anggota atau pekerja baru. tidak melaksanakan perintah.
2. Cara Pelaksanaan, menentukan siapa
yang berhak memberi evaluasi dan Untuk itu selama proses pelaksanaan
bagaimana menyampaikan masa evaluasi pekerjaan, pendampingan dan pengawasan
tersebut kepada yang bersangkutan. harus dilakukan. Teguran selama pelaksanaan
3. Tindak Lanjut, memberi waktu diskusi pekerjaan akan sangat berharga untuk
terhadap hasil evaluasi tersebut, apapun pemberdayaan ini, bahkan bila dipandang
hasilnya. perlu dilakukan seketika meskipun di depan
konsumen, dengan tetap
PENGHENTIAN DAN DISIPLIN mempertimbangkan nilai kesalahan yang
diperbuat.
Kebijakan penegakan disiplin seakan tampak
tidak sesuai dengan nilai-nilai koperasi. Yang terpenting dalam penegakan
Bagaimanapun, suatu transparansi dan kedisiplinan ini adalah dokumentasi
proses konsisten dapat meningkatkan segalanya, artinya setiap apa yang terjadi,
kualitas koperasi itu sendiri. Proses baik teguran dan bahkan peringatan
pendisiplinan koperasi harus dirancang sekalipun, harus tercatat dan tersimpam
sesuai dengan budaya dan gaya manajemen dalam dokumen yang rapi.

DAFTAR BACAAN
Colter, Carolee. Accountability=Job Satisfaction Part I. 4 November 2014. CDS Consulting Co-op

Duval, C.K. “An International Journey”, Developing Individual Freedom to Act: Empowerment in the
Knowledge Organization Participation and Empowerment, Vol. 7 No. 8, hal. 204-212

empowerment. BusinessDictionary.com. WebFinance, Inc. www.businessdictionary.com/


definition/empowerment.html diakses 7 Oktober 2016: 18.09 WITA

Gessner, Bill. The Co-op Empowerment Stream. Cooperative Grocer Network.

Gribas, Alison Booth dan Cordeiro, Stacey. Designing Effective System of Evaluation and
Accountability in Worker Cooperatives. 2014. Democracy at Work Network

 https://ibnukhayathfarisanu.wordpress.com
 ibnu.khayath@gmail.com
7/8
Tanggal Penerbitan

MANAJEMEN KOPERASI 21 Oktober 2017


Pembelajaran
Ibnu Khayath Farisanu - STIE Widya Praja Tanah Grogot
05

Healy, Michael dkk. Monitoring Staff Treatment Using Staff Survey Data. “Presentasi dalam Program
CBLD”, CDS Consulting Co-op

Scholl, Marilyn & Sherwood, Art. Four Pillars of Cooperative Governance. Cooperative Grocer,
Januari-Februari 2014, hal. 18-21

Stone, Florence. The Essential New Manager’s Kit. 2004. Kaplan Professional

Widayanti, Sri. “Welfare, Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial”, Pemberdayaan Masyarakat: Pendekatan
Teoritis, Vol. 1, No. 1, Januari-Juni 2012, hal. 87-102

 https://ibnukhayathfarisanu.wordpress.com
 ibnu.khayath@gmail.com
8/8

Anda mungkin juga menyukai