Anda di halaman 1dari 33

TEORI KONSUMSI

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA 2017

• Dengan total PDB Rp. 13,6 triliun, maka indonesia masuk ke dalam
kelompok negara dengan PDB di atas Rp. 1 Triliun.
PDB MENURUT PENGELUARAN (TAHUNAN) ATAS DASAR HARGA BERLAKU DAN KONSTAN
2010 (Rp TRILIUN)

Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan 2010


Komponen
2015 2016 2017 2015 2016 2017

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 6.490,9 7.025,0 7.627,0 4.881,6 5.126,0 5.379,5
2. Pengeluaran Konsumsi Konsumsi LNPRT 131,0 144,5 160,6 98,8 105,4 112,6
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 1.123,8 1.183,6 1.236,9 775,4 774,3 790,9
4. PMTB 3.782,0 4.040,2 4.370,6 2.911,4 3.041,6 3.228,7
5. Perubahan Inventori 144,2 158,8 174,5 112,8 133,4 115,4
6. Ekspor Barang dan Jasa 2.439,0 2.372,3 2.768,1 2.004,5 1.973,0 2.152,4
7. (dikurangi) Impor Barang dan Jasa - 2.394,9 - 2.272,7 - 2.604,4 - 1.862,9 - 1.817,4 - 1.964,8
PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) 11.716,0 12.651,7 13.733,3 8.921,6 9.336,3 9.814,7
PENGERTIAN KONSUMSI

• Konsumsi rumah tangga merupakan nilai


perbelanjaan yang dilakukan oleh rumah tangga
untuk membeli berbagai jenis kebutuhannya dalam
satu tertentu.
• Faktor penentu adanya besarnya tingkat konsumsi
masyarakat tergantung kepada pendapatan, dimana
korelasi keduanya positif.
• C = f(Y)
KESEIMBANGAN EKONOMI DUA
SEKTOR
• Ciri-ciri aliran pendapatan :
• Sektor perusahaan menggunakan
faktor-faktor produksi yang dimiliki
rumah tangga. FP tersebut
memperoleh pendapatan berupa gaji
& upah, sewa, bunga dan untung;
• Sebagian besar pendapatan yang
diterima rumah tangga akan
digunakan untuk konsumsi, yaitu
membeli barang dan jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan;
• Sisa pendapatan rumah tangga yang
tidak digunakan untuk konsumsi akan
ditabung dalam institusi2 keuangan;
• Pengusaha yang ingin melakukan
investasi akan meminjam tabungan
rumah tangga yang dikumpulkan oleh
institusi2 keuangan.
TEORI KEYNES (KEYNESIAN
CONSUMPTION MODEL)
• Pandangan Keynes :
• Konsumsi saat ini dipengaruhi oleh pendapatan disposabel saat ini;
• Ada batas konsumsi minimal yang tidak tidak tergantung tingkat pendapatan
(konsumsi otonomus);
• Jika pendapatan disposabel meningkat maka konsumsi juga akan meningkat.
• C = C0 + bYd
• Dimana :
• C = konsumsi
• C0 = konsumsi otonomus
• b = marginal propensity to consume (MPC)
• Yd = pendapatan disposabel (Pendapatan – Pajak)
• 0≤b≤1
CATATAN

• Merupakan variabel riil / nyata


• Fungsi konsumsi Keynes menunjukkan hubungan antara pendapatan dengan
pengeluaran konsumsi yang keduanya dinyatakan dengan menggunakan tingkat
harga konstan, bukan hubungan pendapatan nominal dengan pengeluaran
konsumsi nominal.
• Merupakan pendapatan yang terjadi (current income)
• Bukan pendapatan yang diperoleh sebelumnya, dan bukan pula pendapatan yang
diperkirakan terjadi di masa datang.
• Merupakan pendapatan absolut
• Bukan pendapatan relatif atau pendapatan permanen.
HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI DAN
PENDAPATAN
Pendapatan, Konsumsi, dan Tabungan (dalam ribu rupiah

Pendapatan Pengeluaran Tabungan


Disposebel (Yd) Konsumsi (C) (S)
Ciri-ciri tabel sbb :
i. Pada pendapatan yang rendah,
(1) (2) (3) rumah tangga menggunakan
0 125 -125 tabungan. Pada saat Yd = 0, C =
100 200 -100 125, maka RT harus mengeluarkan
200 275 -75 harta / tabungan sehingga
300 350 -50 tabungannya menjadi negatif
400 425 -25 (dissaving).
ii. Kenaikan pendapatan menaikkan
500 500 0 pengeluaran konsumsi.
600 575 25 iii. Pada saat pendapatan tinggi, maka
700 650 50 sektor rumah tangga akan dapat
800 725 75 melakukan tabungan.
900 800 100
1000 875 125
KECONDONGAN MENGKONSUMSI

• Kecondongan Mengkonsumsi (Propensity to


• Consume)
 
• Kecondongan mengkonsumsi marginal (Marginal
Propensity to Consume / MPC)
• Perbandingan di antara pertambahan konsumsi (∆C) yang
dilakukan dengan pertambahan pendapatan disposebel (∆Yd) yang
diperoleh
• Kecondongan mengkonsumsi rata-rata (Average Propensity
to Consume / APC)
• Perbandingan di antara tingkat konsumsi (C) dengan tingkat
pendapatan disposebel ketika konsumsi tersebut dilakukan (Yd)
CONTOH MENGHITUNG MPC DAN APC
Tabel 3 : Kecondongan Mengkonsumsi Marginal dan Rata-rata

Kecondongan Kecondongan
Pendapatan
Pengeluaran Konsumsi (C) mengkonsumsi marjinal mengkonsumsi rata-rata
Disposebel (Yd)
(MPC) (APC)

(1) (2) (3) (4)

Contoh 1 : MPC TETAP


Rp. 200 ribu Rp. 300 ribu 300/200 = 1.50
400 ribu 450 ribu 150/200 = 0.75 450/400 = 1.125
600 ribu 600 ribu 150/200 = 0.75 600/600 = 1
800 ribu 750 ribu 150/200 = 0.75 750/800 = 0.94
Contoh 2 : MPC MAKIN KECIL
Rp. 200 ribu Rp. 300 ribu 300/200 = 1.50
400 ribu 460 ribu 160/200 = 0.80 460/400 = 1.15
600 ribu 610 ribu 150/200 = 0.75 610/600 = 1.017
800 ribu 750 ribu 140/200 = 0.70 750/800 = 0.94
KURVA KONSUMSI RUMAH TANGGA
C = C0 + bYd
C
Dimana :
C = konsumsi
C0 = konsumsi otonomus
b = marginal propensity to
consume (MPC)
C Yd = pendapatan disposabel
0≤b≤1

C0
Y
KURVA KONSUMSI DENGAN MPC
MENURUN
C

b c

a C

Y
0 Y1 Y2 Y3
CONTOH

• HUBUNGAN ANTARA PENDAPATAN DISPOSABEL DAN


KONSUMSI, MPC DAN APC

Pendapatan ∆Pendapatan
Konsumsi ∆Konsumsi MPC APC
Disposabel Disposabel
- 200 - - - -
1.000 1.000 1.000 800 0,80 1,00
2.000 1.800 1.000 800 0,80 0,90
3.000 2.600 1.000 800 0,80 0,87
4.000 3.400 1.000 800 0,80 0,85
5.000 4.200 1.000 800 0,80 0,84
CONTOH

APC

MPC
HUBUNGAN KONSUMSI DAN
TABUNGAN
• Pendapatan disposabel yang diterima rumah tangga sebagian
besar digunakan untuk konsumsi, sedangkan sisanya ditabung.
Sehingga
• Yd = C + S (S = Tabungan)
• Setiap tambahan pendapatan disposabel akan dialokasikan
untuk menambah konsumsi dan tabungan.
• Besarnya tambahan pendapatan disposabel yang menjadi
tambahan tabungan sering disebut dengan kecenderungan
menabung marjinal.
• Rasio antara tingkat tabungan dengan pendapatan disposabel
disebut kecenderungan menabung rata-rata.
KECONDONGAN MENABUNG

•• Kecondongan
 
Menabung (Propensity to Saving)
• Kecondongan menabung marginal (Marginal Propensity to
Saving / MPS)
• Perbandingan di antara pertambahan tabungan (∆S) yang dilakukan
dengan pertambahan pendapatan disposebel (∆Yd) yang diperoleh.

• Kecondongan menabung rata-rata (Average Propensity to
Saving / APS)
• Perbandingan di antara tingkat tabungan (S) dengan tingkat
pendapatan disposebel (Yd).
CONTOH MENGHITUNG MPS DAN APS
Tabel 4 : Kecondongan Menabung Marginal dan Rata-rata

Pendapatan Kecondongan menabung Kecondongan menabung


Pengeluaran Konsumsi Tabungan
Disposebel marjinal rata-rata
(C) (S)
(Yd) (MPS) (APS)
(1) (2) (3) (4) (5)
Contoh 1 : MPS TETAP
Rp. 200 ribu Rp. 300 ribu Rp. -100ribu -100/200 = -0.50
400 ribu 450 ribu -50 ribu 50/200 = 0.25 -50/400 = -0.25
600 ribu 600 ribu 0 50/200 = 0.25 0/600 = 0
800 ribu 750 ribu 50 ribu 50/200 = 0.25 50/800 = 0.062
Contoh 2 : MPS MAKIN KECIL
Rp. 200 ribu Rp. 300 ribu Rp. -100 ribu -100/200 = -0.50
400 ribu 460 ribu -60 ribu 40/200 = 0.20 -60/400 = -0.15
600 ribu 610 ribu -10 ribu 50/200 = 0.25 -10/600 = -0.017
800 ribu 750 ribu 50 ribu 60/200 = 0.30 50/800 = 0.062
HUBUNGAN ANTARA KECONDONGAN
MENGKONSUMSI DAN MENABUNG
Tabel 5 : Hubungan Antara Kecondongan Mengkonsumsi dan Menabung

Pendapatan
MPC MPS MPC+MPS APC APS APC+APS
Disposebel
1 2 3 4 5 6 7
Contoh 1 : MPC dan MPS TETAP
Rp. 200 ribu 0.75 0.25 1 1.50 -0.50 1
400 ribu 0.75 0.25 1 1.125 -0.125 1
600 ribu 0.75 0.25 1 1 0 1
800 ribu 0.94 0.062 1
Contoh 2 : MPC dan MPS BERUBAH
Rp. 200 ribu 0.8 0.2 1 1.50 -0.50 1
400 ribu 0.75 0.25 1 1.15 -0.15 1
600 ribu 0.70 0,30 1 1.017 -0.017 1
800 ribu 0.94 0.0625 1
FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN

• Analisis makroekonomi, tidak mengukur konsumsi dan tabungan


suatu rumah tangga, tetapi melihat konsumsi dan tabungan semua
rumah tangga dalam perekonomian. Pengeluaran konsumsi dari
semua rumah tangga dalam perekonomian dinamakan konsumsi
agregat, sementara tabungan semua rumah tangga dalam
perekonomian dinamakan tabungan agregat.
• Kedua data tersebut menunjukkan tingkah laku sektor rumah tangga
dalam perekonomian sehingga dapat dihubungkan dengan pendapatan
nasional.
• Misal :
i. MPC adalah tetap, yaitu MPC = 0.75
ii. Pada saat Y = 0, RT dalam perekonomian mengkonsumsi Rp. 90 triliun.
DAFTAR KONSUMSI DAN TABUNGAN
Tabel 6 : Pendapatan, Konsumsi dan Tabungan (dalam triliun rupiah)

Pendapatan Nasional Konsumsi Tabungan


(Y) (C) (S)
1 2 3
0 90 -90
120 180 -60
240 270 -30
360 360 0
480 450 30
600 540 60
720 630 90
840 720 120
960 810 150
1080 900 180
1200 990 210
FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN
(LNJTN)
• Berdasarkan tabel 6 diatas, dapat dibuat suatu kurva yang
sangat penting peranannya dalam penentuan keseimbangan
nasional, yaitu fungsi konsumsi dan fungsi tabungan.
• Fungsi konsumsi, kurva yang menggambarkan sifat hubungan di
antara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan
pendapatan nasional (atau pendapatan disposebel).
• Fungsi tabungan, kurva yang menggambarkan sifat hubungan di
antara tingkat tabungan rumah tangga dalam perekonomian dengan
pendapatan nasional (atau pendapatan disposebel).
360

360
PERSAMAAN FUNGSI KONSUMSI DAN
TABUNGAN

• Persamaan aljabar untuk fungsi konsumsi


dan fungsi tabungan dapat dinyatakan
sbb:
i. Fungsi konsumsi : C = a + bY
ii.Fungsi tabungan : S = -a + (1-b)Y

a = konsumsi RT ketika national income 0,


b = kecondongan mengkonsumsi marginal,
C = tingkat konsumsi,
Y = tingkat pendapatan nasional
PERSAMAAN FUNGSI KONSUMSI DAN
TABUNGAN

• Selain itu, fungsi konsumsi dan fungsi


tabungan juga menunjukkan hubungan
dengan pendapatan disposebel (Yd),
sbb:
i. Fungsi konsumsi : C = a + bYd
ii.Fungsi tabungan : S = -a + (1-b)Yd
PERSAMAAN FUNGSI KONSUMSI DAN
TABUNGAN

• Dalam tabel 6, dan gambar 2, diketahui nilai a


= Rp. 90 triliun, b = 0.75, maka fungsi
tabungan dan konsumsi, sbb:
i. Fungsi konsumsi : C = 90 + 0.75Y
ii.Fungsi tabungan : S = -90 + (1-0.75)Y atau S =
-90 + 0.25Y
MODEL KONSUMSI SIKLUS HIDUP

• Dikembangkan oleh
Modigliani., et al yang
berpendapat bahwa
kegiatan konsumsi
adalah kegiatan
seumur hidup dimana
melihat seberapa
tinggi pendapatan
disposebel seseorang
yang berkaitan dengan
usia / siklus hidupnya.
TEORI HIPOTESIS PENDAPATAN
PERMANEN

• Teori Konsumsi Hipotesis Pendapatan Permanen


( Permanent Income Hypothesis) dikemukakan
pertama kali oleh Milton Friedman dalam bukunya A
Theory of Consumption Function. Menurut Friedman
pendapatan dibagi menjadi dua jenis yaitu:
• Pendapatan Permanen merupakan bentuk pendapatan yang diterima
secara periodik dan jumlahnya dapat diperkirakan sebelumnya, misal :
gaji.
• Pendapatan Sementara merupakan bentuk pendapatan yang tidak apat
diperkirakan sebelumnya, misal : bonus, komisi .
TEORI HIPOTESIS PENDAPATAN
PERMANEN
• Konsumsi Permanen seorang konsumen mempunyai hubungan
yang positif dan proporsional dengan pendapatan
Cp = Konsumsi permanen
Yp = Pendapatan permanen
Cp = k Yp
k = angka konstan
k =f(r,u,w)
r = suku bunga,
u = selera konsumen
w = rasio kekayaan
TEORI HIPOTESIS PENDAPATAN
RELATIF

• Teori Konsumsi Hipotesis Pendapatan Relatif


dikemukakan oleh James Duesenberry dalam
bukunya Income, Saving, ang Theory of Consumer
Behavior. Menurut teori ini, pola konsumsi seseorang
ditentukan oleh pendaptan tertingi yang pernah
dicapainya. Apabila pendapatan berkurang pada
periode tertentu, konsumen tidak akan banyak
mengurangi pengeluarakonsumsi untuk mentupnya,
mereka mengurangi tabungannya.
TEORI HIPOTESIS PENDAPATAN
RELATIF
TEORI HIPOTESIS PENDAPATAN
RELATIF
• Dalam jangka panjang konsumsi berubah secara proporsional dengan Pendapatan,
Akan tetapi dalam Jangka pendek konsumsi berubah dalam proporsi yang lebih kecil dari
perubahan pendapatan.
• Dalam teori ini dikenal juga ratchet effect (efek gergaji), Ini terjadi bila pola konsumsi
dari para konsumen dalam jangka pendek akan menunjukkan hubungan tingkat
konsumsi dan pendapatan, tetapi dalam jangka panjang konsumsi akan berubah secara
proporsional dengan perubahan pendapatan. Bila kurva konsumsi jangka pendek
digambarkan bersamaan dengan kurva jangka panjang, bentuknya akan menyerupai
gergaji.
• Tingkat pendapatan awal adalah OYa, kemudian naik sehingga konsumsi akan naik pada proporsi yang sama
dari A ke B di sebanjang kurva konsumsi jangka panjang.
• Apabila Pendapatan turun , konsumen tidak akan menurunkan kebutuhan konsumsinya, melalui fungsi
konsumsi jangka panjang ke A, tetapi penurunannya ke B, Bila pendapatan naik, konsumsi akan proporsional (
C ke B )
PENENTU-PENENTU LAIN KONSUMSI
DAN TABUNGAN
• Peranan Pendapatan RT merupakan faktor penting dalam menentukan
tingkat konsumsi dan tingkat tabungan. Pandangan tersebut sesuai dengan
asumsi Keynes bahwa tingkat konsumsi dan tabungan terutama
ditentukan oleh tingkat pendapatan rumah tangga.
• Beberapa faktor berikut, turut serta dalam mempengaruhi tingkat konsumsi
dan tabungan RT, yaitu:
• Kekayaan yang telah terkumpul;
• Suku bunga;
• Sikap berhemat;
• Keadaan perekonomian;
• Distribusi pendapatan;
• Tersedia tidaknya dana pensiun yang mencukup.
SOAL

Pendapatan Konsumsi Rumah Tabungan Rumah


MPC APC MPS APS
Nasional Tangga Tangga
0 225
200 375
400 500
600 600
800 675
1000 725

Anda mungkin juga menyukai