Anda di halaman 1dari 25

BAB 3

KESEIMBANGAN
EKONOMI 2 SEKTOR

1
3.1. Definisi Ekonomi 2 Sektor
Perekonomian 2 sektor adalah perekonomian yg terdiri dr 2 sektor yaitu rumah tangga
individu dan rumah tangga perusahaan.

3.2. Hubungan antara Konsumsi dan Pendapatan


Tabel yg menggambarkan hubungan antara konsumsi rumah tangga dan pendpt disebut sbg
daftar (skedul) konsumsi. Daftar konsumsi menggambarkan besarnya konsumsi rumah
tangga pd tingkat pendpt yg berubah2. Berikut tabel yg menunjukkan hubungan(Rb-an) :
Pendpt Disposebel (Yd ) Peng.Konsumsi (C) Tabungan (S)
0 125 -125
100 200 -100
200 275 -75
300 350 -50
400 425 -25
500 500 0
600 575 25
700 650 50
800 725 75
900 800 100
1000 875 125
2
Keterangan :
1. Pd pendpt yg rendah rumah tangga mengorek tabungan

Pd saat pendpt disposebel nol (Yd = 0),pengeluaran konsumsi Rp 125 ribu. Ini berarti
rumah tangga hrs menggunakan tabungan masa lalu utk membiayai pengeluaran
konsumsinya. Tabungan negatif/mengorek tabungan (dissaving) akan selalu dilakukan oleh
rumah tangga apabila pendptnya masih di bawah Rp 500 ribu.
2. Kenaikan pendpt menaikkan pengeluaran konsumsi

Biasanya pertambahan pendpt adalah lbh tinggi dr pertambahan konsumsi.


3. Pendpt yg tinggi rumah tangga menabung

Disebabkan pertambahan pendpt selalu > dr pertambahan konsumsi, mk pd akhirnya rumah


tangga tdk mengorek tabungan lg. Ia akan mampu menabung sebagian dr pendptnya.

3.3. Kecondongan mengkonsumsi dan Menabung


Kecondongan Mengkonsumsi
Konsep kecondongan mengkonsumsi dibedakan menjadi 2 yaitu kecondongan mengkonsumsi
marginal dan kecondongan mengkonsumsi rata2.
4. Kecondongan mengkonsumsi marjinal/MPC (Marginal Propensity to Consume) yaitu
perbandingan antara pertambahan konsumsi (ΔC) yg dilakukan dgn pertambahan pendpt
disposebel (ΔYd) yg diperoleh.
MPC = ΔC
Δ Yd
3
2. Kecondongan mengkonsumsi rata2/APC (Average Propensity to Consume) yaitu
perbandingan antara tingkat konsumsi (C) dgn tingkat pendpt disposebel ketika
konsumsi tersebut dilakukan (Yd ).
APC = C
Yd
Berikut contoh perhitungan :
MPC TETAP
Yd C MPC APC
200 300 150/200 = 0,75 300/200 = 1,50
400 450 150/200 = 0,75 450/400 = 1,125
600 600 150/200 = 0,75 600/600 = 1,00
800 750 750/800 = 0,9375
MPC MAKIN KECIL
200 300 160/200 = 0,80 300/200 = 1,50
400 460 150/200 = 0,75 460/400 = 1,15
600 610 140/200 = 0,70 610/600 = 1,017
800 750 750/800 = 0,9375

4
Dari ke2 contoh dpt dilihat bahwa APC berubah2 nilainya, dan nilaina makin lama makin
rendah. Apabila Yd < C, maka APC > 1 dan apabila Yd > C, maka APC < 1.
Kecondongan Menabung
Konsep kecondongan menabung dibedakan menjadi 2 yaitu kecondongan menabung
marginal dan kecondongan menabung rata2.
1. Kecondongan menabung marjinal/MPS (Marginal Propensity to Save) yaitu
perbandingan antara pertambahan tabungan (ΔS) dgn pertambahan pendpt disposebel
(ΔYd ).
MPS = ΔS
ΔYd
2. Kecondongan menabung rata2/APS (Average Propensity to Save) yaitu perbandingan
antara tabungan (S) dgn pendpt disposebel (Yd ).
APS = S
Yd
Berikut contoh perhitungan kecondongan menabung marjinal dan rata2:

5
Yd C S MPS APS
MPS TETAP
200 300 -100 50/200 = 0,25 -100/200 = -0,50
400 450 -50 50/200 = 0,25 -50/400 = -0,25
600 600 0 50/200 = 0,25 0/600 = 0
800 750 50 50/800 = 0,0625
MPS MAKIN BESAR
200 300 -100 40/200 = 0,20 -100/200 = -0,50
400 460 -60 50/200 = 0,25 -60/400 = -0,15
600 610 -10 60/200 = 0,30 -10/600 = -0,017
800 750 50 50/800 = 0,0625

6
Berikut contoh perhitungan yg menerangkan hubungan antara kecondongan mengkonsumsi
dgn menabung :
Yd MPC MPSMPC+MPS APCAPS APC+APS
MPC dan MPS TETAP
200 0,75 0,25 1 1,50 -0,50 1
400 0,75 0,25 1 1,125 0,125 1
600 0,75 0,25 1 1,00 0 1
800 0,9375 0,0625 1
MPC dan MPS BERUBAH
200 0,80 0,20 1 1,50 -0,50 1
400 0,75 0,25 1 1,15 -0,15 1
600 0,70 0,30 1 1,017 -0,017 1
800 0,9375 0,0625 1

Berdasarkan perhitungan tsb bs dibuat rumusan sbb :


1. Dlm setiap nilai MPC dan MPS, apakah nilainya tetap/berubah, MPC + MPS = 1
2. Dlm setiap APC dan APS, apakah nilainya tetap/berubah, APC + APS = 1

7
3.4. Fungsi Konsumsi dan Tabungan
Pengeluaran konsumsi dari semua rumah tangga dlm perekonomian disebut sbg “Konsumsi
Agregat”. Tabungan semua rumah tangga dlm perekonomian disebut “ Tabungan Agregat”.
1. Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yg menggambarkan sifat hubungan diantara tingkat
konsumsi rumah tangga dlm perekonomian dgn pendpt nasional/ (pendpt disposebel)
perekonomian tsb.
2. Fungsi tabungan adalah suatu kurva yg menggambarkan sifat hubungan diantara tingkat
tabungan rumah tangga dlm perekonomian dgn pendpt nasional/ (pendpt disposebel)
perekonomian tsb.

8
3.5. Persamaan Fungsi Konsumsi dan Tabungan
1. Fungsi konsumsi adalah C = a + bY
2. Fungsi tabungan aadalah S = -a + (1- b) Y
Jika fungsi konsumsi dan tabungan menunjukkan hubungan antara konsumsi, tabungan dgn
pendpt disposebel, maka :
3. Fungsi konsumsi C = a + bYd

4. Fungsi tabungan S = -a +(1- b) Yd

Keterangan :
Dimana a = konsumsi rumah tangga ketika pendpt nasional = 0,
b = kecondongan konsumsi marginal,
C= konsumsi dan Y adalah pendpt nasional.

3.6. Penentu Lain Konsumsi dan Tabungan


Pandangan Keynes berpendapat tingkat konsumsi dan tabungan terutama ditentukan oleh
tingkat pendpt rumah tangga. Tetapi ada faktor2 lain yg mempengaruhi tingkat konsumsi
dan tabungan rumah tangga (faktor ekonomi) :
5. Kekayaan yg telah terkumpul
Sbg akibat mendpt harta warisan/ tabungan yg banyak krn usaha di masa lalu, mk
seseorg akan memiliki kekayaan yg mencukupi.
9
2. Suku bunga
Suku bunga bs dianggap sbg pendpt yg diperoleh dr menabung. RT akan lebih banyak
menabung apabila suku bunga tinggi krn pendpt akan lbh banyak jg.
3. Sikap berhemat
Ada beberapa masyarakat yg lebih suka menabung dibanding dgn berbelanja berlebih-
lebihan.
4. Keadaan Perekonomian
Dlm perekonomian yg sdg tumbuh, tdk banyak pengangguran, masyarakt cenderung
melakukan pengeluaran yg lbh aktif, mereka lbh banyak berbelanja daripada menabung.
5. Distribusi pendpt
Distribusi pendpt yg tdk merata, lbh banyak tabungan yg akan diperoleh. Hal ini krn :
- Sebagian besar pendpt nasional dinikmati oleh segolongan kecil penduduk yg sgt kaya
- Golongan masyarakat ini memiliki kecenderungan menabung tinggi.
6. Tersedia tdknya dana pensiun yg mencukupi
Apabila pendpt dr pensiun besar, pekerja tdk terdorong utk melakukan tabungan yg
banyak pd masa bekerja, ini akan menaikkan konsumsi. Tetapi apabila pendpt pensiun
kecil, masyarakat cenderung menabung lbh banyak ketika mereka bekerja.

10
Dilihat dari faktor demografi (kependudukan) :
1. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk yg banyak akan memperbesar pengeluaran konsumsi scr menyeluruh,


walaupun pengeluaran rata2 per orang relatif rendah. Jd pengeluaran konsumsi suatu
negara akan sangat besar, bila jumlah penduduk sangat banyak dan pendpt per kapita
sangat tinggi.
2. Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk ini bisa dilaht dari beberapa klasifikasi diantaranya : usia (produktif
dan tdk produktif), pendidikan (rendah, menengah, tinggi), dan wilayah tinggal
(perkotaan dan pedesaan). Pengaruhnya komposisi penduduk sbb :
- Makin banyak penduduk yg berusia kerja/produktif, makin besar tingkat konsumsi,
terutama jika sebagian besar mendpt kesempatan kerja yg tinggi dgn upah yg wajar.
Semakin banyak penduduk yg bekerja, penghasilan jg semakin besar.
- Makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, tingkat konsumsi makin tinggi sebab
makin tinggi pendidikan makin tinggi jg kebutuhan hidupnya.
 Makin banyak penduduk yg tinggal di perkotaan (urban), pengeluaran konsumsi jg

makin tinggi, sebab umumnya pola hidup masyarakat perkotaan lbh konsumtif
dibanding masyarakat pedesaan.
Dilihat dari faktor non-ekonomi :
Faktor non-ekonomi yg paling berpengaruh adalah faktor sosial-budaya masyarakat. Misal
perubahan pola kebiasaan makan, krn perubahan etika dan tata nilai krn ingin meniru
kelompok masyarakat lain yg dianggap lbh hebat (tipe ideal).
11
3.7. Investasi (Penanaman Modal)
Investasi/penanaman modal/pembentukan modal adalah pengeluaran/pengeluaran penanam-
penanam modal/perusahaan utk membeli brg2 modal dan perlengkapan2 produksi utk
menambah kemampuan memproduksi brg dan jasa yg tersedia dlm perekonomian. Dlm usaha
utk mencatat nilai penanaman modal yg dilakukan dlm suatu tahun trt, yg digolongkan sbg
investasi meliputi pengeluaran :
1. Pembelian berbagai jenis brg modal yaitumesin2 dan peralatan produksi lainnya utk
mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan.
2. Pengeluaran utk mendirikan rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik, dan
bangunan2 lainnya.
3. Pertambahan nilai stok brg2 yg belum terjual, bahan mentah dan brg yg masih dlm proses
produksi pd akhir tahun penghitungan pendpt nasional.
Dr ke3 jenis investasi di atas disebut sbg “Investasi Bruto” yaitu meliputi investasi utk
menambah kemampuan memproduksi dlm perekonomian dan mengganti brg modal yg telah
didepresiasikan. Investasi neto = Investasi Bruto – Nilai Depresiasi.
Faktor utama yg menentukan tingkat invetasi :
4. Tingkat keuntungan yg diramalkan akan diperoleh

5. Suku bunga

6. Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan

7. Kemajuan teknologi

8. Tingkat pendpt nasional dan perubahan2nya

9. Keuntungan yg diperoleh perusahaan2. 12


Investasi, Keuntungan, dan Suku Bunga
Manfaat ramalan mengenai keuntungan masa depan :
1. Memberikan gambaran kpd para pengusaha mengenai jenis2 investasi yg memiliki prospek yg baik
utk dilaksanakan.
2. Besarnya investasi yg hrs dilakukan utk mewujudkan tambahan brg modal yg diperlukan.

Sedangkan suku bunga menentukan jenis2 investasi yg akan memberi keuntungan kpd para pengusaha
dan dpt dilaksanakan. Pengusaha akan melaksanakan keinginan utk menanam modal apabila tingkat
pengembalian modal dari investasi yg dilakukan yaitu persentasi keuntungan yg akan diperoleh > dr
suku bunga yg harus dibayarkan.

Tingkat Pengembalian Modal


Cara/metode menentukan tingkat keuntungan (ada 2 cara) :
3. Menghitung nilai sekarang

Investasi dikatakan menguntungkan jika nilai skg pendpt di masa depan > nilai skg modal yg
diinvestasikan.
NS = Y1 + Y 2 +…….Yn
(1 + r) (1 + r)2 (1 + r)n
Keterangan :
NS = Nilai skg pendpt yg diperoleh
Y1 , Y2 ….Yn = Pendpt neto yg diperoleh perusahaan antara tahun 1-tahun n
r = Suku bunga
M = Nilai skg modal yg diinvestasikan
Penanaman modal dikatakan menguntungkan jika NS > M
13
2. Menentukan tingkat pengembalian
Tingkat pengembalian modal dinyatakan dlm persen, dan ini menggambarkan tingkat
keuntungan rata2 per tahun dari modal yg diinvestasikan.
M = Y1 + Y2 +…….Y n
(1 + R) (1 + R)2 (1 + R)n
Keterangan :
M = Nilai modal yg diinvestasikan
Y1 , Y2 , Yn = Pendpt neto yg diperoleh dari tahun 1- tahun n
R = Tingkat pengembalian modal
Investasi dikatakan menguntungkan jika nilai R > suku bunga.

Efisiensi Investasi Marjinal


Efisiensi investasi marjinal/marginal eficiency of investment (MEI) adalah suatu kurva yg
menunjukkan hubungan di antara tingkat pengembalian modal dan jumlah modal yg akan
diinvestasikan.

14
Kurva MEI :
Tingkat pengembalian modal
R0 A

R1 B

R2 C

0 MEI Investasi (yg diperlukan)


I0 I1 I2
Keterangan :
Kurva MEI ditunjukkan dlm 3 titik yaitu titik A, B, C.
Titik A menggambarkan tingkat pengembalian modal dalah R 0 dgn investasi I0. Berarti titik
A menggambrakan dlm perekonomian dpt dilakukan kegiatan investasi yg akan
menghasilkan tingkat pengembalian modal sebanyak R 0 > lbh tinggi, utk mewujudkan
investasi tsb diperlukan modal sebanyak I0, Utk titik B dan C begitu jg.

15
Suku Bunga dan Tingkat Investasi
Selain mengetahui MEI jg diperlukan pertimbangan dlm suku bunga. Kegiatan investasi
akan dilakukan jika tingkat pengembalian modal >/= suku bunga.
Berikut kurva tingkat bunga dan invetasi :
Suku bunga

r0

r1

r2

I = MEI

0 I0 I 1 I2 Investasi (yg dilakukan)


Keterangan :
Pd suku bunga sebesar r0 terdpt investasi bernilai I0 yg memiliki tingkat pengembalian modal
sebanyak r0/lebih. Begitu seterusnya.

16
Fungsi Investasi
Merupakan kurva yg menunjukakn perkaitan di antara tingkat investasi dan tingkat pendpt
nasional. Fungsi investasi dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Sejajar dgn sumbu datar disebut “investasi otonomi”.
2. Bentuknya naik ke atas ke sebelah kanan, yg berarti makin tinggi pendpt nasional,
makin tinggi investasi, disebut “investasi terpengaruh”.
Investasi otonomi berarti pembentukan modal yg tdk dipengaruhi pendpt nasional. Jd tinggi
rendahnya pendpt nasional tdk menentukan jumlah investasi yg dilakukan oleh perusahaan2.
Berikut gambarnya :
Investasi

I2
Akibat suku bunga turun (dari r0 ke r2)
I0 (r0)
Akibat suku bunga naik (dari r0 ke r1)
I1

Pendpt Nasional

17
Investasi terutama ditentukan oleh suku bunga. Suku bunga tinggi, jumlah investasi akan
berkurang. Sebaliknya suku bunga yg rendah akan lebih banyak mendorong investasi.
Akibat perubahan suku bunga thd investasi ditunjukkan pd I 1 dan I2. Apabila suku bunga r0
jumlah investasi I0 dan seterusnya.
Faktor penentu investasi :
1. Penentu utama : suku bunga dan tingkat pengembalian modal/prospek keuntungan
2. Faktor lain : - ramalan mengenai keadaan ekonomi di massa depan
- kemajuan teknologi
- tingkat pendpt nasional dan keuntungan perusahaan.

3.8. Penentuan Tingkat Kegiatan Ekonomi


Untuk menunjukkan proses penentuan tingkat keseimbangan perekonomian negara dpt
digunakan 3 cara yaitu :
3. Dgn menggunakan contoh angka yg emmbandingkan pendpt nasional dan pengeluaran
agregat
4. Menggunakan grafik yg menunjukkan kesamaan pengeluaran agregat dgn penawaran
agregat dan kesamaan diantara investasi dan tabungan.
5. Menggunakan cara penentuan scr aljabar.

18
3.8.1. Contoh angka (Triliun Rp)
Y C S I AE Keadaan perekonomian
0 90 -90 120 210
120 180 -60 120 300
240 270 -30 120 390
360 360 0 120 480 EXPANSI
480 450 30 120 570
600 540 60 120 660
720 630 90 120 750
840 720 Ss SEIMBANG
840 720 120
120 120
120 840
840 SEIMBANG
SEIMBANG
960 810 150 120 930
1080 900 180 120 1020 KONTRAKSI
1200 990 210 120 1110

Kesimpulan :
Dlm perekonomian 2 sektor keseimbangan perekonomian negara tercapai jika :
1. Y = C + I pd kesamaan ini pengeluaran agregat (C + I) = Penawaran agregat (Y)
2. I = S

19
3.8.2. Grafik Keseimbangan Perekonomian Negara
1. Pendekatan penawaran agregat-pengeluaran agregat : (Dlm Triliun)
Pengeluaran Agregat Y = AE
E C+I

C = 90 + 0,75Y

210 I = 120

90

0 450
360 840 Pendpt Nasional

20
2. Pendekatan suntikan-bocoran (dlm triliun) :
Tabungan dan Investasi
(+)
E S
120 I

0 360 840 Pendpt Nasional

-90
(-)

Dgn menggunakan fungsi tabungan dan investasi dpt ditentukan tempat kedudukan dr
keseimbnagan perekonomian negara, ini ditentukan oleh titik perpotongan fungsi S dan I, yaitu
titik E. Telah diketahui bahwa :
3. AE = C + I

4. Y = C + S

5. Dlm keseimbangan pendpt nasional Y = AE atau C + S = C + I atau S = I

6. Disebelah kiri titik E , I > S, oleh krn itu disebelah kiri titik E, AE > Y. ini akan
meningkatkan kegiatan ekonomi dan pendpt nasional menjadi bertambah besar.
21
5. Disebelah kanan titik E, S > I, menyebabkan AE < Y. Pertambahan stok brg yg berlaku
mendorong pengusaha menurunkan kegiatannya.
6. Titik E, S = I, maka AE = Y. Kesamaan ini menyebabkan pengusaha tdk akan
menambah/mengurangi tingkat kegiatan mereka. Tingkat keseimbangan perekonomian
negara akan tercapai pd titik E, yaitu pd keadaan di mana I = S.

3.8.3. Pendekatan Aljabar


Pendekatan dgn aljabar dpt dilakukan dgn 2 cara :
7. Dgn menggunakan persamaan Y = C + I
8. Dgn menggunakan persamaan S = I
Contoh :
C = 90 + 0,75Y sdgkan fungsi investasi I = 20. Maka tingkat pendpt nasional pd
keseimbangan :
1. Dgn persamaan Y = C + I
Y=C+I
Y = 90 + 0,75Y +120
Y – 0,75Y = 210
0,25Y = 210
Y = 210/0,25
Y = 840
22
2. Dgn persamaan S = I
S=I
-90 + 0,25Y = 120
0,25Y = 210
Y = 210/0,25
Y = 840

3.9. Perubahan Keseimbangan dan Multiplier


Dari satu periode ke periode lainnya keseimbangan pendpt nasional akan selalu
mengalami perubahan. Dlm perekonomian 2 sektor perubahan terutama dikarenakan
perubahan investasi. Analisis multiplier bertujuan utk menerangkan pengaruh dari
kenaikan/kemerosotan dlm pengeluaran agregat ke atas tingkat keseimbangan dan
terutama ke atas tingkat pendpt nasional.
Menentukan Besarnya Multiplier
Nilai multiplier menggambarkan di antara jumlah pertambahan/pengurangan dlm
pendpt nasional dgn jumlah pertambahan/pengurangan dlm pengeluaran agregat yg
telah menimbulkan perubahan dlm pendpt nasional tsb. Pengusaha menambah investasi
ΔI = Rp 20 T, MPC = 0,75, MPS = 0,25

23
Proses Multiplier dalam Angka (Dalam Triliun Rp) :
Tahap proses multiplierΔY ΔC ΔS
1 ΔI=ΔY=20 15 5
2 15 11,25 3,75
3 11,25 8,4375 2,8125
4 8,4375 6,3281 2,1094
5 6,3281 4,7461 1,5820
Jumlah 80 60 20
Keterangan :
1. MPC = ΔC 3. ΔY = ΔC + ΔS
ΔY ΔY = 11,25 + 3,75
ΔC = MPC x ΔY ΔY = 15 dst…
ΔC = 0,75 x 20
ΔC = 15 dst…
2. MPS = ΔS
ΔY
ΔS = MPS x ΔY
ΔS = 0,25 x 20
ΔS = 20 dst…
24
Formula untuk Menentukan Multiplier
Pertambahan pendpt nasional dpt dihitung dgn menggunakan salah satu rumus berikut :
1. ΔY = 1 ΔI atau
1 – MPC
2. ΔY = 1 ΔI
MPS
Contoh :
Fungsi konsumsi C = 90 + 0,75Y dan I = Rp120 T, kenaikan investasi sebanyak Rp20 T, sehingga
menyebabkan investasi yg baru I1 = 120 + 20 = 140. Maka :
Cara 1:
Y 1 = C + I1
Y1 = 90 + 0,75 Y1 + 140
0,25Y1 = 230
Y1 = 230/0,25
Y1 = 920
Cara 2 : Dgn menambahkan pertambahan pendpt nasional (akibat pertambahan investasi)
ΔY = 1 ΔI
1 – MPC
ΔY = 1 20
1 – 0,75
ΔY = 4 x 20 = 80
Jadi pendpt nasional yg baru Y1 = Y +ΔY = 840 + 80= 920

25

Anda mungkin juga menyukai