KESEIMBANGAN
EKONOMI 2 SEKTOR
1
3.1. Definisi Ekonomi 2 Sektor
Perekonomian 2 sektor adalah perekonomian yg terdiri dr 2 sektor yaitu rumah tangga
individu dan rumah tangga perusahaan.
Pd saat pendpt disposebel nol (Yd = 0),pengeluaran konsumsi Rp 125 ribu. Ini berarti
rumah tangga hrs menggunakan tabungan masa lalu utk membiayai pengeluaran
konsumsinya. Tabungan negatif/mengorek tabungan (dissaving) akan selalu dilakukan oleh
rumah tangga apabila pendptnya masih di bawah Rp 500 ribu.
2. Kenaikan pendpt menaikkan pengeluaran konsumsi
4
Dari ke2 contoh dpt dilihat bahwa APC berubah2 nilainya, dan nilaina makin lama makin
rendah. Apabila Yd < C, maka APC > 1 dan apabila Yd > C, maka APC < 1.
Kecondongan Menabung
Konsep kecondongan menabung dibedakan menjadi 2 yaitu kecondongan menabung
marginal dan kecondongan menabung rata2.
1. Kecondongan menabung marjinal/MPS (Marginal Propensity to Save) yaitu
perbandingan antara pertambahan tabungan (ΔS) dgn pertambahan pendpt disposebel
(ΔYd ).
MPS = ΔS
ΔYd
2. Kecondongan menabung rata2/APS (Average Propensity to Save) yaitu perbandingan
antara tabungan (S) dgn pendpt disposebel (Yd ).
APS = S
Yd
Berikut contoh perhitungan kecondongan menabung marjinal dan rata2:
5
Yd C S MPS APS
MPS TETAP
200 300 -100 50/200 = 0,25 -100/200 = -0,50
400 450 -50 50/200 = 0,25 -50/400 = -0,25
600 600 0 50/200 = 0,25 0/600 = 0
800 750 50 50/800 = 0,0625
MPS MAKIN BESAR
200 300 -100 40/200 = 0,20 -100/200 = -0,50
400 460 -60 50/200 = 0,25 -60/400 = -0,15
600 610 -10 60/200 = 0,30 -10/600 = -0,017
800 750 50 50/800 = 0,0625
6
Berikut contoh perhitungan yg menerangkan hubungan antara kecondongan mengkonsumsi
dgn menabung :
Yd MPC MPSMPC+MPS APCAPS APC+APS
MPC dan MPS TETAP
200 0,75 0,25 1 1,50 -0,50 1
400 0,75 0,25 1 1,125 0,125 1
600 0,75 0,25 1 1,00 0 1
800 0,9375 0,0625 1
MPC dan MPS BERUBAH
200 0,80 0,20 1 1,50 -0,50 1
400 0,75 0,25 1 1,15 -0,15 1
600 0,70 0,30 1 1,017 -0,017 1
800 0,9375 0,0625 1
7
3.4. Fungsi Konsumsi dan Tabungan
Pengeluaran konsumsi dari semua rumah tangga dlm perekonomian disebut sbg “Konsumsi
Agregat”. Tabungan semua rumah tangga dlm perekonomian disebut “ Tabungan Agregat”.
1. Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yg menggambarkan sifat hubungan diantara tingkat
konsumsi rumah tangga dlm perekonomian dgn pendpt nasional/ (pendpt disposebel)
perekonomian tsb.
2. Fungsi tabungan adalah suatu kurva yg menggambarkan sifat hubungan diantara tingkat
tabungan rumah tangga dlm perekonomian dgn pendpt nasional/ (pendpt disposebel)
perekonomian tsb.
8
3.5. Persamaan Fungsi Konsumsi dan Tabungan
1. Fungsi konsumsi adalah C = a + bY
2. Fungsi tabungan aadalah S = -a + (1- b) Y
Jika fungsi konsumsi dan tabungan menunjukkan hubungan antara konsumsi, tabungan dgn
pendpt disposebel, maka :
3. Fungsi konsumsi C = a + bYd
Keterangan :
Dimana a = konsumsi rumah tangga ketika pendpt nasional = 0,
b = kecondongan konsumsi marginal,
C= konsumsi dan Y adalah pendpt nasional.
10
Dilihat dari faktor demografi (kependudukan) :
1. Jumlah Penduduk
Komposisi penduduk ini bisa dilaht dari beberapa klasifikasi diantaranya : usia (produktif
dan tdk produktif), pendidikan (rendah, menengah, tinggi), dan wilayah tinggal
(perkotaan dan pedesaan). Pengaruhnya komposisi penduduk sbb :
- Makin banyak penduduk yg berusia kerja/produktif, makin besar tingkat konsumsi,
terutama jika sebagian besar mendpt kesempatan kerja yg tinggi dgn upah yg wajar.
Semakin banyak penduduk yg bekerja, penghasilan jg semakin besar.
- Makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, tingkat konsumsi makin tinggi sebab
makin tinggi pendidikan makin tinggi jg kebutuhan hidupnya.
Makin banyak penduduk yg tinggal di perkotaan (urban), pengeluaran konsumsi jg
makin tinggi, sebab umumnya pola hidup masyarakat perkotaan lbh konsumtif
dibanding masyarakat pedesaan.
Dilihat dari faktor non-ekonomi :
Faktor non-ekonomi yg paling berpengaruh adalah faktor sosial-budaya masyarakat. Misal
perubahan pola kebiasaan makan, krn perubahan etika dan tata nilai krn ingin meniru
kelompok masyarakat lain yg dianggap lbh hebat (tipe ideal).
11
3.7. Investasi (Penanaman Modal)
Investasi/penanaman modal/pembentukan modal adalah pengeluaran/pengeluaran penanam-
penanam modal/perusahaan utk membeli brg2 modal dan perlengkapan2 produksi utk
menambah kemampuan memproduksi brg dan jasa yg tersedia dlm perekonomian. Dlm usaha
utk mencatat nilai penanaman modal yg dilakukan dlm suatu tahun trt, yg digolongkan sbg
investasi meliputi pengeluaran :
1. Pembelian berbagai jenis brg modal yaitumesin2 dan peralatan produksi lainnya utk
mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan.
2. Pengeluaran utk mendirikan rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik, dan
bangunan2 lainnya.
3. Pertambahan nilai stok brg2 yg belum terjual, bahan mentah dan brg yg masih dlm proses
produksi pd akhir tahun penghitungan pendpt nasional.
Dr ke3 jenis investasi di atas disebut sbg “Investasi Bruto” yaitu meliputi investasi utk
menambah kemampuan memproduksi dlm perekonomian dan mengganti brg modal yg telah
didepresiasikan. Investasi neto = Investasi Bruto – Nilai Depresiasi.
Faktor utama yg menentukan tingkat invetasi :
4. Tingkat keuntungan yg diramalkan akan diperoleh
5. Suku bunga
7. Kemajuan teknologi
Sedangkan suku bunga menentukan jenis2 investasi yg akan memberi keuntungan kpd para pengusaha
dan dpt dilaksanakan. Pengusaha akan melaksanakan keinginan utk menanam modal apabila tingkat
pengembalian modal dari investasi yg dilakukan yaitu persentasi keuntungan yg akan diperoleh > dr
suku bunga yg harus dibayarkan.
Investasi dikatakan menguntungkan jika nilai skg pendpt di masa depan > nilai skg modal yg
diinvestasikan.
NS = Y1 + Y 2 +…….Yn
(1 + r) (1 + r)2 (1 + r)n
Keterangan :
NS = Nilai skg pendpt yg diperoleh
Y1 , Y2 ….Yn = Pendpt neto yg diperoleh perusahaan antara tahun 1-tahun n
r = Suku bunga
M = Nilai skg modal yg diinvestasikan
Penanaman modal dikatakan menguntungkan jika NS > M
13
2. Menentukan tingkat pengembalian
Tingkat pengembalian modal dinyatakan dlm persen, dan ini menggambarkan tingkat
keuntungan rata2 per tahun dari modal yg diinvestasikan.
M = Y1 + Y2 +…….Y n
(1 + R) (1 + R)2 (1 + R)n
Keterangan :
M = Nilai modal yg diinvestasikan
Y1 , Y2 , Yn = Pendpt neto yg diperoleh dari tahun 1- tahun n
R = Tingkat pengembalian modal
Investasi dikatakan menguntungkan jika nilai R > suku bunga.
14
Kurva MEI :
Tingkat pengembalian modal
R0 A
R1 B
R2 C
15
Suku Bunga dan Tingkat Investasi
Selain mengetahui MEI jg diperlukan pertimbangan dlm suku bunga. Kegiatan investasi
akan dilakukan jika tingkat pengembalian modal >/= suku bunga.
Berikut kurva tingkat bunga dan invetasi :
Suku bunga
r0
r1
r2
I = MEI
16
Fungsi Investasi
Merupakan kurva yg menunjukakn perkaitan di antara tingkat investasi dan tingkat pendpt
nasional. Fungsi investasi dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Sejajar dgn sumbu datar disebut “investasi otonomi”.
2. Bentuknya naik ke atas ke sebelah kanan, yg berarti makin tinggi pendpt nasional,
makin tinggi investasi, disebut “investasi terpengaruh”.
Investasi otonomi berarti pembentukan modal yg tdk dipengaruhi pendpt nasional. Jd tinggi
rendahnya pendpt nasional tdk menentukan jumlah investasi yg dilakukan oleh perusahaan2.
Berikut gambarnya :
Investasi
I2
Akibat suku bunga turun (dari r0 ke r2)
I0 (r0)
Akibat suku bunga naik (dari r0 ke r1)
I1
Pendpt Nasional
17
Investasi terutama ditentukan oleh suku bunga. Suku bunga tinggi, jumlah investasi akan
berkurang. Sebaliknya suku bunga yg rendah akan lebih banyak mendorong investasi.
Akibat perubahan suku bunga thd investasi ditunjukkan pd I 1 dan I2. Apabila suku bunga r0
jumlah investasi I0 dan seterusnya.
Faktor penentu investasi :
1. Penentu utama : suku bunga dan tingkat pengembalian modal/prospek keuntungan
2. Faktor lain : - ramalan mengenai keadaan ekonomi di massa depan
- kemajuan teknologi
- tingkat pendpt nasional dan keuntungan perusahaan.
18
3.8.1. Contoh angka (Triliun Rp)
Y C S I AE Keadaan perekonomian
0 90 -90 120 210
120 180 -60 120 300
240 270 -30 120 390
360 360 0 120 480 EXPANSI
480 450 30 120 570
600 540 60 120 660
720 630 90 120 750
840 720 Ss SEIMBANG
840 720 120
120 120
120 840
840 SEIMBANG
SEIMBANG
960 810 150 120 930
1080 900 180 120 1020 KONTRAKSI
1200 990 210 120 1110
Kesimpulan :
Dlm perekonomian 2 sektor keseimbangan perekonomian negara tercapai jika :
1. Y = C + I pd kesamaan ini pengeluaran agregat (C + I) = Penawaran agregat (Y)
2. I = S
19
3.8.2. Grafik Keseimbangan Perekonomian Negara
1. Pendekatan penawaran agregat-pengeluaran agregat : (Dlm Triliun)
Pengeluaran Agregat Y = AE
E C+I
C = 90 + 0,75Y
210 I = 120
90
0 450
360 840 Pendpt Nasional
20
2. Pendekatan suntikan-bocoran (dlm triliun) :
Tabungan dan Investasi
(+)
E S
120 I
-90
(-)
Dgn menggunakan fungsi tabungan dan investasi dpt ditentukan tempat kedudukan dr
keseimbnagan perekonomian negara, ini ditentukan oleh titik perpotongan fungsi S dan I, yaitu
titik E. Telah diketahui bahwa :
3. AE = C + I
4. Y = C + S
6. Disebelah kiri titik E , I > S, oleh krn itu disebelah kiri titik E, AE > Y. ini akan
meningkatkan kegiatan ekonomi dan pendpt nasional menjadi bertambah besar.
21
5. Disebelah kanan titik E, S > I, menyebabkan AE < Y. Pertambahan stok brg yg berlaku
mendorong pengusaha menurunkan kegiatannya.
6. Titik E, S = I, maka AE = Y. Kesamaan ini menyebabkan pengusaha tdk akan
menambah/mengurangi tingkat kegiatan mereka. Tingkat keseimbangan perekonomian
negara akan tercapai pd titik E, yaitu pd keadaan di mana I = S.
23
Proses Multiplier dalam Angka (Dalam Triliun Rp) :
Tahap proses multiplierΔY ΔC ΔS
1 ΔI=ΔY=20 15 5
2 15 11,25 3,75
3 11,25 8,4375 2,8125
4 8,4375 6,3281 2,1094
5 6,3281 4,7461 1,5820
Jumlah 80 60 20
Keterangan :
1. MPC = ΔC 3. ΔY = ΔC + ΔS
ΔY ΔY = 11,25 + 3,75
ΔC = MPC x ΔY ΔY = 15 dst…
ΔC = 0,75 x 20
ΔC = 15 dst…
2. MPS = ΔS
ΔY
ΔS = MPS x ΔY
ΔS = 0,25 x 20
ΔS = 20 dst…
24
Formula untuk Menentukan Multiplier
Pertambahan pendpt nasional dpt dihitung dgn menggunakan salah satu rumus berikut :
1. ΔY = 1 ΔI atau
1 – MPC
2. ΔY = 1 ΔI
MPS
Contoh :
Fungsi konsumsi C = 90 + 0,75Y dan I = Rp120 T, kenaikan investasi sebanyak Rp20 T, sehingga
menyebabkan investasi yg baru I1 = 120 + 20 = 140. Maka :
Cara 1:
Y 1 = C + I1
Y1 = 90 + 0,75 Y1 + 140
0,25Y1 = 230
Y1 = 230/0,25
Y1 = 920
Cara 2 : Dgn menambahkan pertambahan pendpt nasional (akibat pertambahan investasi)
ΔY = 1 ΔI
1 – MPC
ΔY = 1 20
1 – 0,75
ΔY = 4 x 20 = 80
Jadi pendpt nasional yg baru Y1 = Y +ΔY = 840 + 80= 920
25