Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PENGANTAR TEORI EKONOMI MAKRO

KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Teori Ekonomi Makro

Dosen Pembimbing: Angga Ade Permana, SE, MM.,

Disusun Oleh:

1. Vicky Firdaus (211D10007)


2. Fajar Maulana (211D10207)
3. Melinda Dwi S (211D10237)
4. Ilmi Hanif Hifdya (211D10268)
5. Shofi Rauthu Rahma (211D10046)
6. Moh. Misbahul Munir (211D10179)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PGRI ARGOPURO
JEMBER 2022
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karuni-Nya dapat menyelesaikan penyusunan makalah Ekonomi Makro. Makalah
ini berisi tentang “Keseimbangan Pendapatan Nasional” yang terkait dengan Ekonomi
Makro. Tujuan kami membuat makalah ini agar seluruh saudara/i dapat memahami dan
mengetahui tentang keseimbangan pendapatan nasional. Karena itu, sangat diharapkan bagi
saudara/i jurusan Pendidikan Ekonomi untuk memahami semua yang berkaitan dengan
keseimbangan pendapatan nasional.

Terima kasih tak lupa kami ucapkan untuk kerja sama dan kekompakan teman
kelompok sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Dan tak lupa pula
kami ucapkan terima kasih atas bantuan selama makalah ini dikerjakan.
Kami meyakini bahwa makalah ini , tidak terlepas dari kekurangan yang tentunya
masih dinanti kritik dan saran dari berbagai pihak untuk penyempurnaannya.

Banyuwangi, 21 Juni
2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 4

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 4

1.3 Tujuan Pembahasan ...................................................................................................... 4

1.4 Metode Penulisan ......................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Model Keseimbangan Pendapatan Nasional Dua Sektor.............................................. 5

2.2 Model Keseimbangan Pendapatan Nasional Tiga Sektor.............................................. 6

2.3 Keseimbangan Perekonomian Terbuka ........................................................................ 7

BAB III PENUTUP

3.1 Keimpulan .................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 12


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Setiap periode, perusahaan-perusahaan memproduksi beberapa jumlah barangdan jasa


agregat yang disebut keluaran agregat. Keluaran mencakup produksi jasa, barang konsumen,
dan barang investasi. Pada masing-masing periode,rumah tangga menerima sejumlah
pendapatan agregat. Hal-hal tersebut menjadi penyebab berubahnya keseimbangan
pendapatan nasional.Pada periode tertentu, pemerintah melakukan kebijakan-kebijakan sesuai
kondisi perekonomian. Hal tersebut bertujuan untuk menjaga stabilitas ekonomi. Pada saat
pengeluaran agregat melebihi besarnya pendapatan nasional, maka ekspansi akan berlaku.
Sebaliknya, pada saat pengeluarana gregat lebih sedikit dari besarnya pendapatan nasional
akan terjadi kontraksi.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan konsumsi dan pendapatan nasional Indonesia?


2. Bagaimana keseimbangan pendapatan nasional?
3. Apa yang menyebabkan perubahan pendapatan nasional?
4. Apa yang dimaksud dengan pasar uang dan tingkat bunga sertapengaruhnya terhadap
pendapatan nasional?
5. Apa saja peran pemerintah untuk mendorong tingkat keseimbangan pendapatan
nasional?
6. Apa yang dimaksud dengan pajak dan tingkat keseimbangan pendapatan.

1.3 TUJUAN PENULISAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ekonomi makro (ekonomi
makro) semester kedua yang diampu oleh dosen mata kuliah, Dionisius Sihombing, M.Si.

1.4 METODE PENULISAN

Makalah ini berisi kata, kalimat, dan atau paragraf yang dikutip dari bukukarangan
yang diterbitkan oleh entitas resmi. Dengan demikian, kami harapkan yakin isi makalah ini
sesuai dengan materi yang disodorkan meskipun belum selengkap yang diinginkan.
BAB II
PEMBAHASAN

KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL

2.1 Model Keseimbangan Pendapatan Nasional Dua Sektor


Perekonomian dua sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor rumah tangga
dan perusahan. Berarti pada perekonomian ini tidak terdapat kegiatan pemerintah maupun
perdagangan luar negeri. Aliran pendapat mempuyai sebagai berikut :
a. Sektor perusahaan menggunakan faktor faktor produksi yang dimiliki oleh rumah
tangga. Pemilik faktor faktor tersebut memperoleh pendapatan berupa gaji,
upah,bunga dan laba usaha.
b. Sebagian pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor produksi akan digunakan
untuk membeli barang barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
c. Sisa pendapatan rumah tangga yang tidak digunakan untuk konsumsi akan ditabung
dalam institusi institusi keuangan.
d. Pengusaha yang ingin melakukan investasi akan meminjam tabungan rumah tangga
dari institusi institusi keuangan.
Sirkulasi perekonomian 2 sektor dapat dilihat dari bagan berikut ini:

Pendapatan nasional berada pada keseimbangan atau keadaan ekuilibirium apabila


permintaan agregat sama dengan penawaran agregat (AD=AS).Dari sumber atau asalnya
bahwa pendapatan nasional terdiri dari konsumsi dan investasi. Jadi C + I = Y. Sedangkan
dari sudut penggunaan nya adalah bahwa pendapatan nasional sebagian dipergunakan untuk
pengeluaran konsumsi, sedangkan selebihya adalah merupakan tabungan yaitu Y = C+ S
Dengan demikian :
C+I=Y=C+S
C+I=C+S
Karena ruas kiri dan ruas kanan memiliki C, maka I = S
Dengan demikian syarat keseimbangan perekonomian model dua sektor adalah jika S =I.
Dalam perekonomian tertutp, perhitungan pendapatan keseimbangan 2 sektor terdiri dari
variabel konsumsi (C) dan investasi(I).
Y=C+I
è (C = a + by)
Y = (a + by) + I
Y = a + by + I
Y – by = a + I
(1 – b)Y = a + I
Y = a + I/1 – b
Contoh : Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya
investasi (I) = 10, maka besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan 2 sektor adalah
sebagai berikut.
Jawab:
Y = (a + I)/(1 – b)
= (20 + 10)/(1– 0,75)
=  30/0,25
= 120 milyar rupiah

 HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI DAN PENDAPATAN

Terdapat beberapa faktor yang menentukan tingkat pengeluaran rumah tangga (secara seunit
kecil atau dalam keseluruhan ekonomi). Yang terpenting adalah pendapatan rumah tangga.
Tabel yang menggambarkan hubungan diantara konsumsi rumah tangga dan pendapatannya
dinamakan daftar (skedul) konsumsi. Daftar konsumsi pada dasarnya menggambarkan
besarnya konsumsi rumah tangga pada tingkat pendapatan yang berubah – ubah. Misalnya,
seperti dapat dilihat dalam tabel 4.1, pada waktu pendapatan seseorang adalah Rp.500.000,
konsumsinya adalah Rp. 500.000. pada waktu pendapatannya Rp.900.000, konsumsinya
adalah Rp.800.000. Tabel 4.1 secara terperinci menunjukkan hubungan diantara tingkat
pendapatan disposebel dengan pengeluaran konsumsi dan tabungan rumah tangga.

TABEL Pendapatan, Konsumsi dan Tabungan (dalam ribu rupiah)

Pendapatan Disposebel Pengeluaran Konsumsi (C) Tabungan (S)


(Yd)

(1) (2) (3)

0 125 -125

100 200 -100

200 275 -75

300 350 -50

400 425 -25

500 500 0

600 575 25

700 650 50

800 725 75

900 800 100

1000 875 125

Dalam kolom (1) ditunjukkan berbagai tingkat pendapatan disposibel yang mungkin
diterima oleh suatu rumah tangga, sedangkan dalam kolom (2) ditunjukkan berbagai jumlah
pengeluaran konsumsi yang akan dilakukan oleh rumah tangga tersebut. Jumlah tabungan
(atau kelebihan pendapatan sesudah melakukan pengeluaran konsumsi yang akan dilakukan
oleh rumah tangga pada berbagai tingkat pendapatan yang mungkin diterimanya) ditunjukkan
dalam kolom (3).

Contoh angka yang dibuat dalam Tabel 4.1 adalah contoh yang memberikan
gambaran mengenai ciri – ciri khas dari hubungan diantara pengeluaran konsumsi dan
pendapatan disposibel seperti yang baru diterangkan diatas. Ciri – ciri yang digambarkan
dalam Tabel 4.1 adalah :

I. Pada pendapatan yang rendah rumah tangga mengorek tabungan. Pada waktu
rumah tangga tidak memperoleh pendapatan, yaitu pendapatan disposebel adalah nol
(Yd = 0), pengeluaran konsumsi adalah Rp. 125.000. Ini berarti rumah tangga harus
menggunakan harta atau tabungan masa lalu untuk membiayai pengeluaran
konsumsinya. Tabungan negatif atau mengorek tabungan (dissaving) akan selalu
dilakukan oleh rumah tangga apabila pendapatannya masih di bawah Rp. 500.000.
II. Kenaikan pendapatan menaikkan pengeluaran konsumsi. Biasanya pertambahan
pendapatan adalah lebih tinggi daripada pertambahan konsumsi. Contoh dalam Tebel
4.1 menunjukkan, apabila pendapatan bertambah sebanyak Rp. 100.000, konsumsi
bertambah sebanyak Rp. 75.000. Sisa pertambahan pendapatan itu (Rp.25.000)
ditabung.
III. Pada pendapatan yang tinggi rumah tangga menabung. Disebabkan pertambahan
pendapatan selalu lebih besar dari pertambahan konsumsi maka pada akhirnya rumah
tangga tidak “mengorek tabungan” lagi. Ia akan mampu menabung sebagian dari
pendapatannya. Contoh dalam Tabel 4.1 menunjukkan, apabila pendapatan rumah
tangga lebih daripada Rp.500.00, konsumsinya lebih rendah dari pendapatannya.
Sebagai contoh, pada pendapatan Rp. 900.000, konsumsi adalah Rp.800.000 dan ini
menunjukkan rumah tangga sudah menabung sebanyak Rp.100.000.

 ANGKA PENGGANDA (MULTIPLIER)


Jika suatu ketika besarnya investasi tidak sama dengan besarnya tabungan, maka akan
terjadi ketidakseimbangan dalam perekonomian. Pendapatan nasional (Y), pengeluaran
konsumsi (C), dan juga besar nya tabungan (S) berada dalam keadaan ketidak seimbangan
(disekuilibirium). Besarnya pendapatan nasional akan terus berubah, sehingga tingkat
pendapatan nasional ekuilibirium yang baru akan tercapai yaitu pendapatan nasional dimana
besarnya tabungan sama dengan investasi (untuk ekonomi sektor). Demikian juga halnya
dengan pengeluaran konsumsi dan tabungan. Sebelum pendapatan nasional mencapai titik
ekuilibirium, pengeluaran konsumsi dan tabungan akan terus mengalami perubahan.
Hubungan antara perubahan investasi dengan perubahan pendapatan nasional ekuilibirium
yang diakibatkan oleh perunbahan investasi tersebut diterangkan oleh konsep angka
pengganda.
Analisiis Multiplier (pengganda) bertujuan menerangkan pengaruh dari kenaikan atau
kemerosotan dalam pengeluaran agregat keatas tingkat keseimbangan dan terutama keatas
tingkat pendapatan nasional.
Angka penggandaan adalah bilangan dengan mana investasi harus kita kalikan, apabila kita
ingin megetahui besarnya perubahan pendapatan nasional keseimbangan yang diakibatkan
perubahan investasi tersebut, jadi kalau K menunjukkan besarnya multiplier maka ∆Y =
∆Y
K∆I dan besarnya multiplier adalah : K =
∆I
Tidak hanya perubahan investasi yang dapat mengakibatkan perubahan pendapatan
nasional, perubahan perubahan pajak, besarnya pengeluaran konsumsi pemerintah (G)
besarnya transfer pemerintah dan sebagainya yang akan mengakibatkan perubahan pada
pendapatan nasional.
oleh karenanya disamping multiplier investasi yang disebut sebagai investment multiplier
atau angka pengganda investasi, masih ada angka angka pengganda lain, misalnya angka
pengganda pajak, angka pengganda transfer payment dan lain lainnya.
Perumusan daripada angka pengganda investasi adalah sebesar ∆ l yang akan
mengakibatkan Pendapatan Nasional mengalami perubahan dari Y menjadi Y + ∆Y , maka
akan diperoleh angka pengganda tersebut dengan:

1
Y= ( a+ I ) ,terjadi perubahan I maka:
1−C
1
Y + ∆Y = (a+ I + ∆ I ). Disederhanakan
1−C
1 1
Y + ∆Y = ( a+ I )+ (∆I)
1−C 1−C

Kalau persamaan ruas kanan dan ruas kiri kita kurangi dengan Y yang besarnya adalah
1 1
Y= ( a−I ) , maka hasilnya adalah ∆ Y , yaitu sebesar (∆ I ).
1−C 1−C
∆Y
Jadi karena koefisien multiplier adalah , maka
∆I
∆Y 1
. (∆ I )
∆ I 1−C
1 1 1
Maka, k 1= atau =
1−C 1−MPC MPS
Contoh angka :
Dik: C=0,75 Y +20 milyar
I =40milyar
∆ I=80 milyar
Dit: Berapa Y ekuilibrium periode awal dan periode kedua, serta berapa koefisien multiplier.
Besarnya Pendapatan Nasional periode awal adalah:
1 1
Y= ( a+ I ) .= ( 20+ 40 )=240 m
1−C 1−0,75
Pendapatan Nasional periode berikutnya setelah perubahan investasi adalah:
1 1
Y= ( a−I +∆ I ) .= ( 20+ 40+40 )=400 m
1−C 1−0,75
1 1
Koefisien multipliernya adalah = =4
1−C 1−0,75
Jadi besarnya perubahan Pendapatan Nasional karena perubahan investasi sebesar 40m
adalah 4 × 40m=160 m.
Jadi Y + ∆Y =240 m+ 160m=400 m

2.2 MODEL KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL 3 SEKTOR


Yang diartikan dengan perekonomian tiga sektor adalah perekonomian yang terdiri dari
sektor sektor rumah tangga perusahaan, dan pemerintah luar negeri. Jadi untuk menganalisis
perekonomian tiga sektor adalah pada hakekatnya perlu mempertahankan peranan pemerintah
dan pengaruhnya keatas kegiatan ekonomi. Campur tangan pemerintah dalam perekonomian
menimbulkan dua perubahan penting dalam proses penentuan keseimbangan pendapatan
nasional yaitu:
1. Pemungutan pajak oleh pemeritah akan mengurangi pengeluaran agregat dengan
pengurangan keatas konsumsi rumah tangga.
2. Pajak oleh pemerintah digunakan untuk belanja tentu akan menaikkan pembelanjaan
agregat yaitu G.

Sirkulasi perekonomian 3 sektor dapat dilihat dari bagan berikut ini:


Menurut Dewi Ratnasari (2015)aliran pendapatan dalam perekonomian tiga sektor adalah sebagai
berikut:

a. Campur tangan pemerintah dalam perekonomian akan menimbulkan tiga jenis aliran baru
dalam sirkulasi aliran pendapatan. Tiga jenis aliran yang baru tersebut adalah :

 Pembayaran pajak oleh rumah tangga dan perusahaan kepada pemerintah.


Pembayaran pajak tersebut menimbulkan pendapatan kepada pihak pemerintah. Ia
merupakan sumber pendapatan pemerintah yang terutama.
 Pengeluaran dari sektor pemerintah ke sektor perusahaan. Aliran ini menggambarkan
nilai pengeluaran pemerintah keatas barang-barang dan jasa yang diproduksikan oleh
sektor perusahaan.
 Aliran pendapatan dari sektor pemerintah sektor rumah tangga. Aliran itu timbul
sebagai akibat dari pembayaran keatas konsumsi faktor-faktor produksi yang dimiliki
sektor rumah tangga oleh pemerintah.

b. Pembayaran oleh sektor perusahaan sekarang dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu

 pembayaran kepada sektor rumah tangga sebagai pendapatan kepada faktor-faktor


produksi dan
 pembayaran pajak pendapatan perusahaan kepada pemerintah.

c. Pendapatan yang diterima rumah tangga sekarang berasal dari dua sumber :

 dari pembayaran gaji dan upah, sewa, bunga dan utang oleh perusahaan
 dari pembayaran gaji dan upah oleh pemerintah.

Keseimbangan perekonomian akan terjadi bila dicapai penawwaran agregat (AD) sama
dengan pengeluaran agregat (AD). Secara matematis bahwa persamaannya adalah :
Y=AE=>A=C+1+G. Kegiatan sektor perusahaan untuk memproduksikan barang dan jasa
akan mewujudkan aliran pendapatan kesektor rumah tangga yaitu berupa gaji,upah,buga dan
keuntungan dan aliran ini sama nilainya dengan pendapatan nasional (Y). Pendapatan rumah
tangga tersebut digunakan untuk membiayai konsumsi (C), ditabung (S) dan membayar
pajak (Y). Dengan demikian berdasarkan kepada aliran pendapatan yang wujud dalam
perekonomian tiga sektor berlaku persamaan berikut : Y=C+S+T. Dalam keseimbangan
berlaku persamaan Y=C+I+G dan pada setiap tingkat pendapatan nasional berlaku persamaan
Y=C+S+T. Berarti pada keseimbangan pendapatan nasional berlaku kesamaan:
C+1+G=Y=C+S+T. Apalagi dikurangi C baik ruas kiri maupun ruas kanan maka : I+G=S+T
Sehingga pada perekonomian tiga sektor I dan G adalah merupakan suntikan kedalam
sirkulasi aliran pendapatan, sedangkan S dan T adalah bocoran.dengan demikian dalam
keseimbangan ekonomi tiga sektor adalah keadaan suntikan= bocoran. Jadi pada
perekonomiann tiga sektor keseimbangan tercapai dalam keadaan:
i. Y=C+I+G atau jika
ii. I+G=S+T
Pendapatan yang diterima oleh rumah tangga juga digunakan untuk membayar pajak
kepada pemerintah. Pajak yang diterima pemerintah sebahagian diberi kepada masyarakat
atau badan tertentu pemerintah tanpa adanya balas jasa langsung. Peberian dana dari
pemerintah dengan Cuma Cuma disebut dengan transfer payment. Dengan demikian
pendapatan disposibel akan berkurang kalau membayar pajak dan bertambah bila mendapat
pembayaran transfer payment dari pemerintah sehingga kita temui persamaan nya adalah :
Ys=Y+Tr=-Tx
Seperti halnya perekonomian dua sektor untuk menentukan besarnya pendapatan nasional
keseimbangan tiga sektor dapat melalui cara :
a+bTr −bTx+ I +G
Y=
(I −b)
Perlu diketahui bahwa investasi dan pajak pada kasus ini merupakan variabel exogen artinya
bahwa pengeluaran investasi dan pajak tidak dipengaruhi pendapatan,contohnya :
C =500+0.8Yd
I =100
Tx =50
Tr =75
G =100
Hitung besarnya pendapatan nasional keseimbangan :
Y =C+IG
Y =500+0,8Yd+100+100
Y =500+0,8(Y+75-50)+100+100
Y =500+0,8Y+60-40+100+100
Y-0,8Y=500+60-40+100+100
(1-0,8)Y=500+20+100+100
0,2Y =720
720
Y =
0,2
Y =3600
C =500+0,8Yd
=500+0,8Yd
=500+0,8(3600+75-50)
=500+2900
=3400
S =-500+0,2Yd
=-500+0,2(3600+75-50)
=-500+720+15-10
=-500+725
=225
Y =C+I+G
3600 =3400+100+100

 ANGKA PENGGANDA(MULTIPLIER) PEREKONOMIAN TIGA SEKTOR


Multiplier atau angka pengganda memberikan gambaran kepada kita tentang intensitas
hubungan kausal antara sebuah variabel tertentu dengan pendapatan nasional. Jika angka
pengganda tersebut menunjukkan angka yang tnggi, maka berarti perubahan yang terjadi
pada variabel tersebut akan besar pengaruhnya terhadap tingkat pendapatan
nasional.sebaliknya apabila angka pengganda rendah berarti perubahan pada variabel
bersangkutan akan mengakibatkan berubahnya tingkat pendapatan nasional dengan kelipatan
yang kecil juga.
Pada perekonomian model dua sektor kita hanya mengenal satu macam angka pengganda
yaitu pengganda investasi.akan tetapi pada perekonomian tiga sektor kita kenal ada enam
angka pengganda yaitu:
1. Angka pengganda investasi (I)
2. Angka pengganda konsumsi (C)
3. Angka pengganda pengeluaran pemerintah (G)
4. Angka pengganda transfer payment (Tr)
5. Angka pengganda pajak (Tx)
6. Angka pengganda anggaran belanja seimbang
Kita selesaikan angka pengganda pengeluaran pemerintah (G) keseimbangan awal sebelum
terjadi perubahan (G) adalah :
a+ CTr−CTx+ I + G
Y=
1−b
Terjadi perubahan G→ ∆ f ,maka:
a+CTr−CTx+ I +(G+ ∆ G)
Y + ∆Y =
1−b
Y + ∆Y =a+CTr−CTx + I+¿ ¿
∆G
∆Y =
1−b
∆ Y ∆G
KG= .
∆ G 1−b
1
KG=
1−b

 JENIS - JENIS PAJAK


Dalam setiap perekonomian pemerintahan perlu melakukan berbagai jenis perbelanjaan.
Pengeluaran pengeluaran untuk membiayai administrasi pemerintahan,membangun dan
memperbaiki infrastruktur,menyediakan fasilitas pendidikan dan kesehatan, dan membiayai
anggota polisi dan tentara untuk menjaga keamanan merupakan pengeluaran yang tidak boleh
dielakkan pemerintah.untuuk dapat membiyai pegeluaran tersebut pemerintah perlu mencari
dana.Dana tersebut terutama diperoleh dari pungutan pajak keatas rumah tangga dan
pemerintah.uraian dibawah ini secara ringkas menerangkan struktur pajak yang menjadi
sumber dana untuk membiayai pengeluaran pemerintah.

 PAJAK LANGSUNG DAN PAKJAK TIDAK LANGSUNG


1. Pajak Langsung
Pajak langsung berarti jenis pungutan pemerintah yang secara langsung dikumpulkan dari
pihak yang berwajib membayar pajak.setiap individu yang bekerja dan perusahaan yang
menjalankan kegiatan dan memperoleh keuntungan wajib membayar pajak.pajak yang
dipungut dan dikenakan keatas pendapatan mereka dinamakan pajak langsung, yaitu pajak
yang secara langsung dipungutan dari orang yang berkewajiban untuk membayar pajak.
2. Pajak Tidak Langsung
Pajak tidak langsung adalah paak yang beban nya dapat dipindahkan kepada pihak lain. Salah
satu pajak tidak langsung yang penting adalah pajak import. Biasanya, pada akhirnya yang
akan menanggung beban pajak tersebut adalah para konsumen. Yang mula mula membayar
pajak adalah perusahaan perusahaan yag mengimpor barang. Akan tetapi, pada waktu mejual
barang impor tersebut, pengimpor akan menambahkan pajak impor yang dibayarnya dalam
menentukan harga penjualan. Dengan demikian keuntungannya tidak berkurang. Pada
akhirnya, para pembeli yang akan membayar pajak, yaitu dalam bentuk harga yang lebih
tinggi. Contoh lain dari pajak tak langsung adaah pajak penjualan. Pajak ini biasanya
ditambahkan ke harga penjualan yang ditentukan oleh pedagang pedagang. Oleh sebab itu
pajak penjualan berkecenderungan akan menaikkan kenaikan harga.
 BENTUK BENTUK PAJAK PENDAPATAN
1. PAJAK REGRESIF
Sistem pajak yang presentasi pungutan pajaknya menurun apabila pendapatan yang
dikenakan pajak menjadi bertambah tinggi.dalam sistem ini, pada pendapatan rendah, pajak
yang dipungut meliputi bagian yang tinggi dari pendapatan tersebut.tetapi semakin tinggi
pendapatan semakin kecil persentasi pajak itu dibandingkan dengan keseluruhan pendapatan.
Nilai pajak yang sama besarnya tanpa memperhatikan pendapatan seseorang dapat
digolongkan sebagai pajak regresif. Pajak impor dan pajak penjualan dapat digolongkan
sebagai pajak regresif, yaitu kepada orangkaya pajak tersebut merupakan sebagian kecil dari
pendapatannya tetapi untuk golongan miskin, ia meliputi persentasi yang lebih besar kepada
pendapatan.
2. PAJAK PROPORSIONAL
Persentase pungutan pajak yang tetap besarnya pada berbagai tingkat pendapatan, yaitu dari
pendapatan yang sangat rendah kepada yang sangat tinggi. Dalam sistem ini tidak dibedakan
diantara penduduk yang kaya dan miskin dan diantara perusahaan besar da perusahaan kecil.
Mereka harus membayar pajak menurut persentasi yang tetap.
3. PAJAK PROGRESIF
Sistem pajak yang persentasinya bertambah apabila pendapatan semakin meningkat.
Pendapatan yang dipajak presentasi pajak
1.sampai Rp.500 ribu 2%
2.Rp.501 ribu-Rp.2 juta 4%
3.Rp.2.001 juta-Rp.5 juta 10%
4.Lebih Rp.5 juta 20%
Pajak progresif menyebabkan pertambahan nominal pajak yang dibayar akan menjadi
semakin cepat apabila pendapatan semakin tinggi. Tujuan utamanya adalah untuk
memperoleh pendapatan orang-orang yang lebih banyak. Di samping itu sistem ini bertujuan
untuk lebih memeratakan pendapatan.

 EFEK PAJAK KE ATAS KONSUMSI DAN TABUNGAN


Dalam perekonomian 2 sektor, pendapatan nasional adalah sama dengan pendapatan
disposebel. Sebagai akibat adanya pajak, dalam perekonomian 3 sektor pendapatan
disposebel telah menjadi lebih kecil dari pendaptan nasional. Penurunan pendapatan
disposebel akan mengurangi konsumsi dan tabugan rumah tangga karena pajak yang
dibayarkannya mengurangi kemampuannya untuk melakukan pengeluran konsumsi dan
menabung. Berdasarkan kepada sifat pengaruh pajak kepada pendapatan disposebel,
pengeluaran konsumsi dan tabungan, secara umum dapat dirumuskan :
i. Pajak yang dipungut akan mengurangi pendapatan disposebel sebanya pajak yang
dipungut tersebut. Persamaan nya: Yd=Y-T
ii. Penurunan pendapatan disposebel menyebabkan pengeluaran konsumsi dan
tabungan rumah tangga akan berkurang pada berbagai tingkat pendapatan.
Analisis yang dibuat akan menerangkan pengaruh dua bentuk pajak keatas konsumsi dan
tabungan yang berumahtangga. Kedua analisis tersebut :
i. Pengaruh pajak tetap (yaitu jumlah nya sama pada berbagai tingkat pendapatan
nasional) keatas pengeluaraan konsumsi dan tabungan
ii. Pengaruh pajak proporsional keatas pengeluaran konsumsi dan tabungan.
2.3 KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TERBUKA

A. Sirkulasi Aliran Pendapatan Perekonomian Terbuka

Perekonomian terbuka atau perekonomian empat sektor adalah suatu sistem ekonomi
yang melakukan kegiatan ekspor dan impor dengan negara-negara lain di dunia ini. Dalam
perekonomian terbuka sektor-sektor ekonominya dibedakan kepada empat golongan, yaitu :
rumah tangga, perusahaan, pemerintah, dan luar negeri. Melakukan perdagangan
internasional merupakan kegiatan yang lazim dilakukan oleh berbagai negara. Semenjak
berabad-abad yang lalu, ketika berbagai perekonomian masih belum begitu berkembang,
perdagangan ekspor dan impor telah mereka lakukan. Pada ketika ini kegiatan ekspor dan
impor merupakan bagian yang penting dalam kegiatan setiap perekonomian. Walau
bagaimanapun, secara relatif kepentingannya berbeda dari suatu negara ke negara lain.

Sirkulasi perekonomian terbuka (4 sektor) dapat dilihat dari bagan berikut ini:

 EKSPOR, IMPOR, DAN PENGELUARAN AGREGAT


Dalam ekonomi yang melakukan perdagangan luar negeri, aliran pendapatan dan
pengeluaran yang berlaku. Apabila aliran-aliran tersebut diperhatikan dengan teliti akan
didapati bahwa aliran yang berlaku dalam perekonomian terbuka adalah berbeda dengan
perekonomian tiga sektor sebagai akibat dari wujudnya kegiatan ekspor-impor.
Secara fisik, ekspor diartikan sebagai pengiriman dan penjualan barang-barang buatan
dalam negeri ke negara-negara lain. Pengiriman ini akan menimbulkan aliran pengeluaran
yang masuk ke sektor perusahaan. Dengan demikian pengeluaran agregat akan meningkat
sebagai akibat dari kegiatan mengekspor barang dan jasa dan pada akhirnya keadaan ini akan
menyebabkan peningkatan dalam pendapatan nasional. Impor menimbulkan efek yang
sebaliknya. Secara fisik, impor merupakan pembelian dan pemasukan barang dari luar negeri
ke dalam suatu perekonomian. Aliran barang ini akan menimbulkan aliran keluar atau
bocoran dari aliran pengeluaran dari sektor rumah tangga ke sektor perusahaan. Aliran keluar
atau bocoran ini pada akhirnya akan menurunkan pendapatan nasional yang dapat dicapai.
Dengan demikian, sejauh mana ekspor dan impor mempengaruhi keseimbangan pendapatan
nasional tergantung kepada ekspor netto, yaitu ekspor dikurangi impor. Apabila ekspor netto
adalah positif, pengeluaran agregat dalam ekonomi akan bertambah. Keadaan ini akan
meningkatkan pendapatan nasional dan kesempatan kerja.

 PENENTU EKSPOR IMPOR


Untuk dapat menggambarkan dan menentukan keseimbangan dalam perekonomian
terbuka, perlulah terlebih dahulu dimengerti ciri-ciri dari ekspor dan impor. Untuk
mengetahui ciri-ciri tersebut perlu dilihat faktor-faktor penting yang akan mempengaruhi
ekspor dan impor sesuatu negara. Kedua hal tersebut diterangkan dalam uraian berikut :

- Faktor-faktor yang Menentukan Ekspor


Banyak faktor yang akan menentukan hal ini dan pada dasarnya kepentingan ekspor
di sesuatu negara selalu berbeda dengan negara lain. Di sebagian negara ekspor sangat
penting, yaitu meliputi bagian yang cukup besar dari pendapatan nasional. Akan tetapi di
sebagian negara lain peranannya relatif kecil.

Sesuatu negara dapat mengekspor barang produksinya ke negara lain apabila barang
tersebut diperlukan negara lain dan mereka tidak dapat memproduksi barang tersebut atau
produksinya tidak dapat memenuhi keperluan dalam negeri. Faktor yang lebih penting
adalah kemampuan dari negara tersebut untuk mengeluarkan barang-barang yang dapat
bersaing dalam pasaran luar negeri. Maksudnya, mutu dan harga barang yang diekspor
tersebut haruslah paling  sedikit sama baiknya dengan yang diperjualbelikan dalam pasaran
luar negeri. Cita rasa masyarakat di luar negeri terhadap barang yang dapat diekspor ke luar
negara sangat penting peranannya dalam menentukan ekspor sesuatu negara. Secara umum
boleh dikatakan bahwa semakin banyak jenis barang yang mempunyai keistimewaan yang
sedemikian yang dihasilkan olehh sesuatu negara, semakin banyak ekspor yang dapat
dilakukan.

Pendapatan nasional dianggap bukan penentu penting dari ekspor sesuatu negara.
Ekspor akan secara langsung mempengaruhi pendapatan nasional. Akan tetapi hubungan
yang sebaliknya tidak selalu berlaku, yaitu kenaikan pendapatan nasional belum tentu
menaikkan ekspor oleh karena pendapatan nasional dapat mengalami kenaikan sebagai akibat
kenaikan pengeluaran rumah tangga, investasi perusahaan, pengeluaran pemerintah dan
penggantian barang impor dengan barang buatan dalam negeri.

Ciri yang baru diterangkan ini menyebabkan ekspor dipandang sebagai pengeluaran
otonomi- yaitu seperti yang diterangkan sebelumnya, adalah pengeluaran yang besarnya tidak
tergantung kepada pendapatan nasional. Dalam persoalan ini ciri ekspor adalah sama dengan
investasi perusahaan dan pengeluaran pemerintah, yaitu jumlahnya tidak ditentukan oleh
pendapatan nasional.

- Faktor-Faktor yang Menentukan Impor


Pada faktor yang menentukan ekspor dijelaskan bahwa hanya rumah tangga yang
membeli barang-barang dari luar negara. Dalam praktiknya tidaklah demikian. Barang buatan
luar negeri juga diimpor oleh sektor lain, yaitu oleh perusahan dan pemerintah. Perusahaan
mengimpor bahan mentah dan barang modal dari luar negeri. Pemerintah juga melakukan hal
yang sama, yaitu pemerintah menggunakan barang konsumsi dan barang modal yang
diimpor. Walau bagaimanapun dalam analisis makroekonomi diasumsikan bahwa
impor terutama dilakukan oleh rumah tangga. Seperti telah dinyatakan impor adalah
pengeluaran terpengaruh yang berarti semakin tinggi pendapatan nasional maka semakin
tinggi pula impor.

B. Keseimbangan Perekonomian Terbuka

Untuk menerangkan mengenai keseimbangan pendapatan nasional dalam


perekonomian terbuka, analisis di sini akan menunjukkannya dengan membandingkan
keseimbangan dalam ekonomi tiga sektor dan ekonomi empat sektor. Akan ditunjukkan
bagaimana keseimbangan ekonomi tiga sektor akan mengalami perubahan apabila
pengeluaran agregat meliputi pula ekspor dan impor. Analisis akan dilakukan secara grafik
dan dua pendekatan akan digunakan: pendekatan pengeluaran agregat- penawaran agregat ( Y
= AE ) dan pendekatan suntikan-bocoran.

Sebelum keseimbangan pendapatan nasional dalam ekonomi terbuka diterangkan, terlebih


dahulu akan ditunjukkan syarat keseimbangan dalam perekonomian terbuka. Bagian ini juga
akan menerangkan dua hal berikut : (i) suatu contoh angka untuk menunjukkan
keseimbangan pendapatan, dan (ii) suatu contoh angka untuk menunjukkan keseimbangan
dalam perekonomian terbuka dan perubahan keseimbangan tersebut.

 SYARAT KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TERBUKA


Keseimbangan pendapatan nasional akan dicapai pada keadaan di mana (i) penawaran
agregat sama dengan pengeluaran agregat, dan (ii) suntikan sama dengan bocoran. Uraian
berikut akan menerangkan bagaimana keadaan tersebut tercapai dalam perekonomian
terbuka.

- Penawaran dan Pengeluaran Agregat dalam Perekonomian Terbuka

Dalam perekonomian terbuka barang dan jasa yang diperjualbelikan di dalam negeri terdiri
dari dua golongan barang; (i) yang diproduksi di dalam negeri dan meliputi pendapatan
nasional (Y), dan (ii) yang diimpor dari luar negeri. Dengan demikian dalam perekonomian
terbuka penawaran agregat atau AS terdiri dari pendapatan nasional (Y) dan impor (M).
Dalam formula :

 
AS = Y + M
 

Ket :

AS = Agregat Supply

Y = Pendapatan Nasional

M = Impor

KESIMPULAN
1. Perekonomian dua sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor perusahaan
dan rumah tangga. Keseimbangan pendapatan nasional akan dicapai jika Y=AE.
Sehingga syarat keseimbangan pada perekonomian dua sektor adalah Y=C+I. Pada
setiap pendapatan nasional berlaku persamaan Y=C+S. Sehingga berlaku persamaan
C+ I =C+ S → S+ I (syarat keseimbangan)
Pendekatan penghitungan pendapatan nasional keseimbangan dengan dua cara yaitu:
a. Pendekatan keseimbangan Y=C+I
b. Suntikan = bocoran : I = S
Angka pengganda pada perekonomian dua sektor adalah investasi.
2. Perekonomian tiga sektor adalah suatu ekonomi dimana pelaku-pelaku ekonominya
dibedakan atas tiga golongan, perusahaan, rumah tangga, dan pemerintah.
Perekonomian tidak melakukan aktivitas ekspor dan impor.
Keseimbangan pendapatan nasional pada perekonomian tiga sektor adalah keadaan
dimana pengeluaran agregat yang berlaku adalah sama dengan penawaran agregat
atau pendapatan nasional.
Pendekatan penghitungan pendapatan nasional keseimbangan dengan dua cara yaitu:
a. Pendekatan keseimbangan Y= C+I
b. Suntikan = bocoran : I=S
Dimana Yd=Y +Tr −Tx

3. Perekonomian terbuka atau perekonomian empat sektor adalah suatu sistem ekonomi
yang melakukan kegiatan ekspor dan impor dengan negara-negara lain di dunia ini.
Dalam perekonomian terbuka sektor-sektor ekonominya dibedakan kepada empat
golongan, yaitu : rumah tangga, perusahaan, pemerintah, dan luar negeri.

DAFTAR PUSTAKA

Remus Silalahi, Dkk (2014) PengantarEkonomiMakro, Citapustaka Media, Jakarta.


Mankiw N, Gregory (2006) PengantarEkonomiMakro, SalembaEmpat, Jakarta.
Sukirno, Sadono (2004) TeoriPengantarEkonomiMakro, RajawaliPers, Jakarta.
https://dewiratnasari830.wordpress.com/2014/01/15/sistem-perekonomian-3-sektor-dan-4-
sektor/
http://asngari71.blogspot.com/2012_10_01_archive.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai