Disusun Oleh:
Dengan memanjatkan Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karuni-Nya dapat menyelesaikan penyusunan makalah Ekonomi Makro. Makalah
ini berisi tentang “Keseimbangan Pendapatan Nasional” yang terkait dengan Ekonomi
Makro. Tujuan kami membuat makalah ini agar seluruh saudara/i dapat memahami dan
mengetahui tentang keseimbangan pendapatan nasional. Karena itu, sangat diharapkan bagi
saudara/i jurusan Pendidikan Ekonomi untuk memahami semua yang berkaitan dengan
keseimbangan pendapatan nasional.
Terima kasih tak lupa kami ucapkan untuk kerja sama dan kekompakan teman
kelompok sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Dan tak lupa pula
kami ucapkan terima kasih atas bantuan selama makalah ini dikerjakan.
Kami meyakini bahwa makalah ini , tidak terlepas dari kekurangan yang tentunya
masih dinanti kritik dan saran dari berbagai pihak untuk penyempurnaannya.
Banyuwangi, 21 Juni
2022
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ekonomi makro (ekonomi
makro) semester kedua yang diampu oleh dosen mata kuliah, Dionisius Sihombing, M.Si.
Makalah ini berisi kata, kalimat, dan atau paragraf yang dikutip dari bukukarangan
yang diterbitkan oleh entitas resmi. Dengan demikian, kami harapkan yakin isi makalah ini
sesuai dengan materi yang disodorkan meskipun belum selengkap yang diinginkan.
BAB II
PEMBAHASAN
Terdapat beberapa faktor yang menentukan tingkat pengeluaran rumah tangga (secara seunit
kecil atau dalam keseluruhan ekonomi). Yang terpenting adalah pendapatan rumah tangga.
Tabel yang menggambarkan hubungan diantara konsumsi rumah tangga dan pendapatannya
dinamakan daftar (skedul) konsumsi. Daftar konsumsi pada dasarnya menggambarkan
besarnya konsumsi rumah tangga pada tingkat pendapatan yang berubah – ubah. Misalnya,
seperti dapat dilihat dalam tabel 4.1, pada waktu pendapatan seseorang adalah Rp.500.000,
konsumsinya adalah Rp. 500.000. pada waktu pendapatannya Rp.900.000, konsumsinya
adalah Rp.800.000. Tabel 4.1 secara terperinci menunjukkan hubungan diantara tingkat
pendapatan disposebel dengan pengeluaran konsumsi dan tabungan rumah tangga.
0 125 -125
500 500 0
600 575 25
700 650 50
800 725 75
Dalam kolom (1) ditunjukkan berbagai tingkat pendapatan disposibel yang mungkin
diterima oleh suatu rumah tangga, sedangkan dalam kolom (2) ditunjukkan berbagai jumlah
pengeluaran konsumsi yang akan dilakukan oleh rumah tangga tersebut. Jumlah tabungan
(atau kelebihan pendapatan sesudah melakukan pengeluaran konsumsi yang akan dilakukan
oleh rumah tangga pada berbagai tingkat pendapatan yang mungkin diterimanya) ditunjukkan
dalam kolom (3).
Contoh angka yang dibuat dalam Tabel 4.1 adalah contoh yang memberikan
gambaran mengenai ciri – ciri khas dari hubungan diantara pengeluaran konsumsi dan
pendapatan disposibel seperti yang baru diterangkan diatas. Ciri – ciri yang digambarkan
dalam Tabel 4.1 adalah :
I. Pada pendapatan yang rendah rumah tangga mengorek tabungan. Pada waktu
rumah tangga tidak memperoleh pendapatan, yaitu pendapatan disposebel adalah nol
(Yd = 0), pengeluaran konsumsi adalah Rp. 125.000. Ini berarti rumah tangga harus
menggunakan harta atau tabungan masa lalu untuk membiayai pengeluaran
konsumsinya. Tabungan negatif atau mengorek tabungan (dissaving) akan selalu
dilakukan oleh rumah tangga apabila pendapatannya masih di bawah Rp. 500.000.
II. Kenaikan pendapatan menaikkan pengeluaran konsumsi. Biasanya pertambahan
pendapatan adalah lebih tinggi daripada pertambahan konsumsi. Contoh dalam Tebel
4.1 menunjukkan, apabila pendapatan bertambah sebanyak Rp. 100.000, konsumsi
bertambah sebanyak Rp. 75.000. Sisa pertambahan pendapatan itu (Rp.25.000)
ditabung.
III. Pada pendapatan yang tinggi rumah tangga menabung. Disebabkan pertambahan
pendapatan selalu lebih besar dari pertambahan konsumsi maka pada akhirnya rumah
tangga tidak “mengorek tabungan” lagi. Ia akan mampu menabung sebagian dari
pendapatannya. Contoh dalam Tabel 4.1 menunjukkan, apabila pendapatan rumah
tangga lebih daripada Rp.500.00, konsumsinya lebih rendah dari pendapatannya.
Sebagai contoh, pada pendapatan Rp. 900.000, konsumsi adalah Rp.800.000 dan ini
menunjukkan rumah tangga sudah menabung sebanyak Rp.100.000.
1
Y= ( a+ I ) ,terjadi perubahan I maka:
1−C
1
Y + ∆Y = (a+ I + ∆ I ). Disederhanakan
1−C
1 1
Y + ∆Y = ( a+ I )+ (∆I)
1−C 1−C
Kalau persamaan ruas kanan dan ruas kiri kita kurangi dengan Y yang besarnya adalah
1 1
Y= ( a−I ) , maka hasilnya adalah ∆ Y , yaitu sebesar (∆ I ).
1−C 1−C
∆Y
Jadi karena koefisien multiplier adalah , maka
∆I
∆Y 1
. (∆ I )
∆ I 1−C
1 1 1
Maka, k 1= atau =
1−C 1−MPC MPS
Contoh angka :
Dik: C=0,75 Y +20 milyar
I =40milyar
∆ I=80 milyar
Dit: Berapa Y ekuilibrium periode awal dan periode kedua, serta berapa koefisien multiplier.
Besarnya Pendapatan Nasional periode awal adalah:
1 1
Y= ( a+ I ) .= ( 20+ 40 )=240 m
1−C 1−0,75
Pendapatan Nasional periode berikutnya setelah perubahan investasi adalah:
1 1
Y= ( a−I +∆ I ) .= ( 20+ 40+40 )=400 m
1−C 1−0,75
1 1
Koefisien multipliernya adalah = =4
1−C 1−0,75
Jadi besarnya perubahan Pendapatan Nasional karena perubahan investasi sebesar 40m
adalah 4 × 40m=160 m.
Jadi Y + ∆Y =240 m+ 160m=400 m
a. Campur tangan pemerintah dalam perekonomian akan menimbulkan tiga jenis aliran baru
dalam sirkulasi aliran pendapatan. Tiga jenis aliran yang baru tersebut adalah :
b. Pembayaran oleh sektor perusahaan sekarang dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
c. Pendapatan yang diterima rumah tangga sekarang berasal dari dua sumber :
dari pembayaran gaji dan upah, sewa, bunga dan utang oleh perusahaan
dari pembayaran gaji dan upah oleh pemerintah.
Keseimbangan perekonomian akan terjadi bila dicapai penawwaran agregat (AD) sama
dengan pengeluaran agregat (AD). Secara matematis bahwa persamaannya adalah :
Y=AE=>A=C+1+G. Kegiatan sektor perusahaan untuk memproduksikan barang dan jasa
akan mewujudkan aliran pendapatan kesektor rumah tangga yaitu berupa gaji,upah,buga dan
keuntungan dan aliran ini sama nilainya dengan pendapatan nasional (Y). Pendapatan rumah
tangga tersebut digunakan untuk membiayai konsumsi (C), ditabung (S) dan membayar
pajak (Y). Dengan demikian berdasarkan kepada aliran pendapatan yang wujud dalam
perekonomian tiga sektor berlaku persamaan berikut : Y=C+S+T. Dalam keseimbangan
berlaku persamaan Y=C+I+G dan pada setiap tingkat pendapatan nasional berlaku persamaan
Y=C+S+T. Berarti pada keseimbangan pendapatan nasional berlaku kesamaan:
C+1+G=Y=C+S+T. Apalagi dikurangi C baik ruas kiri maupun ruas kanan maka : I+G=S+T
Sehingga pada perekonomian tiga sektor I dan G adalah merupakan suntikan kedalam
sirkulasi aliran pendapatan, sedangkan S dan T adalah bocoran.dengan demikian dalam
keseimbangan ekonomi tiga sektor adalah keadaan suntikan= bocoran. Jadi pada
perekonomiann tiga sektor keseimbangan tercapai dalam keadaan:
i. Y=C+I+G atau jika
ii. I+G=S+T
Pendapatan yang diterima oleh rumah tangga juga digunakan untuk membayar pajak
kepada pemerintah. Pajak yang diterima pemerintah sebahagian diberi kepada masyarakat
atau badan tertentu pemerintah tanpa adanya balas jasa langsung. Peberian dana dari
pemerintah dengan Cuma Cuma disebut dengan transfer payment. Dengan demikian
pendapatan disposibel akan berkurang kalau membayar pajak dan bertambah bila mendapat
pembayaran transfer payment dari pemerintah sehingga kita temui persamaan nya adalah :
Ys=Y+Tr=-Tx
Seperti halnya perekonomian dua sektor untuk menentukan besarnya pendapatan nasional
keseimbangan tiga sektor dapat melalui cara :
a+bTr −bTx+ I +G
Y=
(I −b)
Perlu diketahui bahwa investasi dan pajak pada kasus ini merupakan variabel exogen artinya
bahwa pengeluaran investasi dan pajak tidak dipengaruhi pendapatan,contohnya :
C =500+0.8Yd
I =100
Tx =50
Tr =75
G =100
Hitung besarnya pendapatan nasional keseimbangan :
Y =C+IG
Y =500+0,8Yd+100+100
Y =500+0,8(Y+75-50)+100+100
Y =500+0,8Y+60-40+100+100
Y-0,8Y=500+60-40+100+100
(1-0,8)Y=500+20+100+100
0,2Y =720
720
Y =
0,2
Y =3600
C =500+0,8Yd
=500+0,8Yd
=500+0,8(3600+75-50)
=500+2900
=3400
S =-500+0,2Yd
=-500+0,2(3600+75-50)
=-500+720+15-10
=-500+725
=225
Y =C+I+G
3600 =3400+100+100
Perekonomian terbuka atau perekonomian empat sektor adalah suatu sistem ekonomi
yang melakukan kegiatan ekspor dan impor dengan negara-negara lain di dunia ini. Dalam
perekonomian terbuka sektor-sektor ekonominya dibedakan kepada empat golongan, yaitu :
rumah tangga, perusahaan, pemerintah, dan luar negeri. Melakukan perdagangan
internasional merupakan kegiatan yang lazim dilakukan oleh berbagai negara. Semenjak
berabad-abad yang lalu, ketika berbagai perekonomian masih belum begitu berkembang,
perdagangan ekspor dan impor telah mereka lakukan. Pada ketika ini kegiatan ekspor dan
impor merupakan bagian yang penting dalam kegiatan setiap perekonomian. Walau
bagaimanapun, secara relatif kepentingannya berbeda dari suatu negara ke negara lain.
Sirkulasi perekonomian terbuka (4 sektor) dapat dilihat dari bagan berikut ini:
Sesuatu negara dapat mengekspor barang produksinya ke negara lain apabila barang
tersebut diperlukan negara lain dan mereka tidak dapat memproduksi barang tersebut atau
produksinya tidak dapat memenuhi keperluan dalam negeri. Faktor yang lebih penting
adalah kemampuan dari negara tersebut untuk mengeluarkan barang-barang yang dapat
bersaing dalam pasaran luar negeri. Maksudnya, mutu dan harga barang yang diekspor
tersebut haruslah paling sedikit sama baiknya dengan yang diperjualbelikan dalam pasaran
luar negeri. Cita rasa masyarakat di luar negeri terhadap barang yang dapat diekspor ke luar
negara sangat penting peranannya dalam menentukan ekspor sesuatu negara. Secara umum
boleh dikatakan bahwa semakin banyak jenis barang yang mempunyai keistimewaan yang
sedemikian yang dihasilkan olehh sesuatu negara, semakin banyak ekspor yang dapat
dilakukan.
Pendapatan nasional dianggap bukan penentu penting dari ekspor sesuatu negara.
Ekspor akan secara langsung mempengaruhi pendapatan nasional. Akan tetapi hubungan
yang sebaliknya tidak selalu berlaku, yaitu kenaikan pendapatan nasional belum tentu
menaikkan ekspor oleh karena pendapatan nasional dapat mengalami kenaikan sebagai akibat
kenaikan pengeluaran rumah tangga, investasi perusahaan, pengeluaran pemerintah dan
penggantian barang impor dengan barang buatan dalam negeri.
Ciri yang baru diterangkan ini menyebabkan ekspor dipandang sebagai pengeluaran
otonomi- yaitu seperti yang diterangkan sebelumnya, adalah pengeluaran yang besarnya tidak
tergantung kepada pendapatan nasional. Dalam persoalan ini ciri ekspor adalah sama dengan
investasi perusahaan dan pengeluaran pemerintah, yaitu jumlahnya tidak ditentukan oleh
pendapatan nasional.
Dalam perekonomian terbuka barang dan jasa yang diperjualbelikan di dalam negeri terdiri
dari dua golongan barang; (i) yang diproduksi di dalam negeri dan meliputi pendapatan
nasional (Y), dan (ii) yang diimpor dari luar negeri. Dengan demikian dalam perekonomian
terbuka penawaran agregat atau AS terdiri dari pendapatan nasional (Y) dan impor (M).
Dalam formula :
AS = Y + M
Ket :
AS = Agregat Supply
Y = Pendapatan Nasional
M = Impor
KESIMPULAN
1. Perekonomian dua sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor perusahaan
dan rumah tangga. Keseimbangan pendapatan nasional akan dicapai jika Y=AE.
Sehingga syarat keseimbangan pada perekonomian dua sektor adalah Y=C+I. Pada
setiap pendapatan nasional berlaku persamaan Y=C+S. Sehingga berlaku persamaan
C+ I =C+ S → S+ I (syarat keseimbangan)
Pendekatan penghitungan pendapatan nasional keseimbangan dengan dua cara yaitu:
a. Pendekatan keseimbangan Y=C+I
b. Suntikan = bocoran : I = S
Angka pengganda pada perekonomian dua sektor adalah investasi.
2. Perekonomian tiga sektor adalah suatu ekonomi dimana pelaku-pelaku ekonominya
dibedakan atas tiga golongan, perusahaan, rumah tangga, dan pemerintah.
Perekonomian tidak melakukan aktivitas ekspor dan impor.
Keseimbangan pendapatan nasional pada perekonomian tiga sektor adalah keadaan
dimana pengeluaran agregat yang berlaku adalah sama dengan penawaran agregat
atau pendapatan nasional.
Pendekatan penghitungan pendapatan nasional keseimbangan dengan dua cara yaitu:
a. Pendekatan keseimbangan Y= C+I
b. Suntikan = bocoran : I=S
Dimana Yd=Y +Tr −Tx
3. Perekonomian terbuka atau perekonomian empat sektor adalah suatu sistem ekonomi
yang melakukan kegiatan ekspor dan impor dengan negara-negara lain di dunia ini.
Dalam perekonomian terbuka sektor-sektor ekonominya dibedakan kepada empat
golongan, yaitu : rumah tangga, perusahaan, pemerintah, dan luar negeri.
DAFTAR PUSTAKA