Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

EKONOMI MAKRO

Tentang

“KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL DALAM PEREKONOMIAN DUA


SEKTOR”.

Disusun Oleh :

Sri mulyani anwar : 1916030085

Widari :1916030092

Nirahmayeni 1916030090

Yudi prayoga :1916030112

Prodi : manajemen bisnis syariah C

Dosen pengampu :

Hosra afrizoni, SE.M.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG

2019/2020
KATA PENGANTAR

            Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wataala, karena berkat rahmat-
Nya saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Keseimbangan Pendapatan Nasional
Dalam Perekonomian Dua Sektor”. Makalah ini disusun  guna memenuhi tugas mata kuliah
Ekonomi makro.
            Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi sempurnanya
makalah ini. 
            Semoga makalah ini memberikan informasi dan bermanfaat untuk pengembangan
wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Amin.

Padang, 05 April 2020

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah............................................................................................. 5
C. Tujuan....................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Hubungan Antara Konsumsi Dan Pendapatan...................................................... 6  
B. Fungsi Konsumsi Dan Tabungan...........................................................................
C. Investasi (Penanaman Modal)................................................................................
D. Penentuan Tingkat Kegiatan Ekonomi..................................................................
E. Perubahan Keseimbangan Dan Multiplier.............................................................
F. Paradoks Berhemat................................................................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan....................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perekonomian dua sektor merupakan penyederhanaan dalam mempelajari sistem
perekonomian secara keseluruhan. Keseimbangan dalam perekonomian dua sektor merupakan
keseimbangan dari sisi pendapatan dan sisi pengeluaran yang dilakukan oleh sektor rumah
tangga dan sektor swasta, dengan mengabaikan sektor pemerintah dan sektor luar negeri.
            Perilaku pengeluaran yang dilakukan oleh sektor rumah tangga bisa dilakukan dengan
membuat fungsi konsumsi dan fungsi tabungan, untuk melihat bagaimana perubahan pendapatan
terhadap tingkat pengeluaran konsumsi dan tabungan. Kecenderungan bagi sektor rumah tangga
untuk melakukan konsumsi disebut dengan Marginal Propensity to Consume (MPC). Sedangkan
kecenderungan bagi sektor rumah tangga untuk melakukan tabungan disebut dengan Marginal
Propensity to Save (MPS).
            Uraian dalam makalah ini bertujuan untuk melihat dengan lebih mendalam lagi dan
membuktikan bahwa tingkat kegiatan ekonomi bergantung kepada tingkat pengeluaran agregat
yang dilakukan oleh seluruh golongan masyarakat dan dibahas penentuan tingkat kegiatan
ekonomi dalam suatu perekonomian dua sector atau perekonomian sederhana. Tingkat kegiatan
ekonomi dalam perekonomian yang lebih maju dan lebih rumit corak kegiatannya. Uraian ini
menjelaskan mengenai bagaimana pengeluaran agregat akan menentukan tingkat kegiatan
ekonomi dinamakan: analisa tingkat keseimbangan perekonomian Negara atau analisa penentuan
tingkat pendapatan Nasional.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa saja hubungan Antara Konsumsi Dan Pendapatan?
b. Apa Fungsi Konsumsi Dan Tabungan?
c. Apa itu Investasi (Penanaman Modal)?
d. Apa saja Penentuan Tingkat Kegiatan Ekonomi?
e. Apa saja Perubahan Keseimbangan Dan Multiplier?
f. Apa yang dimaksud dengan Paradoks Berhemat?
BAB II
PEMBAHASAN

Yang dimaksud dengan perekonomian dua sektor adalah perekonomian yang


terdiri dari sektor rumah tangga dan perusahaan, ini berarti dalam perekonomian itu dimisalkan
tidak terdapat kegiatan pemerintahmaupun perdaganagn luar negeri.

Pendapatan
faktorr-
(gaji dan
Aliran 1 upah, sewa,

PERUSAHAAN RUMAH TANGGA

Aliran 2
Pengeluaran
rumah
(konsumsi)

Siklus aliran pendapatan dalam perekonomian dua sektor

Ciri- ciri Aliran pendapatan dua sektor:


• Sektor perusahaan menggunakan faktor-faltor produksi yang dimiliki rumah tangga.
faktor-fator tersebut memperoleh pendapatan berupa gaji dan upah,sewa, bunga dan
untung
• Sebagian besar pendapatan yang diterima rumah tangga akan digunakan untuk konsumsi,
yaitu membeli barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh sektor perusahaan.
• Sisa pendapatan rumah tangga yang tidak digunakan untuk konsumsi akan ditabung
dalam intitusi-intitusi keuangan.
• Pengusaha-pengusaha yang memerlukan modal untuk melekukan investasi
akanmeminjam tabungan yang dikumpulkan oleh badan-badan keuangan dari
sektorrumah tangga.
A. HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI DAN PENDAPATAN
            Terdapat beberapa faktor yang menentukan tingkat pengeluaran rumah tangga.Tabel yang
menggambarkan hubungan diantara konsumsi rumah tangga dan pendapatannya dinamakan
daftar (Skedul) konsumsi. Daftar konsumsi pada dasarnya menggambarkan besarnya konsumsi
rumah tangga pada tingkat pendapatan yang berubah-ubah. Misalnya pada waktu pendapatan
sesorang adalah Rp500 ribu, konsumsinya adalah Rp500 rbu. Pada waktu pendapatannya Rp900
ribu, konsumsinya adalah Rp800 rbu.

Pendapatan Pengeluaran Tabungan


disposebel (Yd) konsumsi (C) (S)
(1) (2) (3)
0 125 -125
100 200 -100
200 275 -75
300 350 -50
400 452 -25
500 500 0
600 575 25
700 650 50
800 725 75
900 800 100
1000 875 125

1. Kecondongan mengkonsumsi dan menabung


a. Definisi kecondongan mengkonsumsi
Konsep kecondongan mengkonsumsi perlu dibedakan menjadi dua pengertian,
yaitu: kecondongan mengkonsumsi marginal  dan  kecondongan mengkon-sumsi rata-
rata. Definisi  dan arti setiap konsep ini adalah:

 Kecondongan mengkonsumsi marginal, atau disebut sebagai MPC (marginal


propensity to consume), diartikan sebagai perbandingan  diantara pertambahan
konsumsi (∆C) yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan disposebel (∆Y d)
yang diperoleh. Nilai MPC dihitung dengan menggunakan formula :
MPC= ∆C
∆Yd
 Kecondongan mengkonsumsi rata-rata, atau disebut sebagai APC (average
propensity to consume), diartikan sebagai perbandingan diantara tingkat konsumsi
(C) dengan tingkat pendapatan disposebel ketika konsumsi terebut dilakukan (Yd).
Nilai APC dapat dihitung dengan menggunakan formula:            
            APC = C
Yd
b. Definisi kecondongan menabung
Konsep kecondongan menabung juga perlu dibedakan menjadi dua istilah yaitu
kecondongan marginal dan  kecondongan menabung rata-rata. Define masing-
masing konsep tersubut adalah:
 Kecondongan menabung marginal, atau disebut sebagai MPS (marginal
propensity to save) diartikan sebagai perbandingan diantara pertambahan tabungan
(∆S) dengan pertambahan pendapatan disposebel (∆Yd). Nilai MPS dapat dihitung
dengan emnggunakan formula:
                      MPS = ∆S
∆Yd

 Kecondongan menabung rata-rata, atau disebut sebagai APS (average


propensity to save) menunjukkan perbandingan diantara tabungan (S) dengan
pendapatan disposebel (Yd). Nilai APS dapat dihitung dengan menggunakan
formula:
                    APS =  S
Yd

Hubungan antara kecondongan mengkonsumsi dan menabung

Pendapatan MPC MPS MPC+MPS APC APS APC+APS


disposebel
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
CONTOH 1: MPC DAN MPS TETAP
Rp 200 rb 0.75 0,25 1 1,50 -0,50 1

400 rb 0,75 0,25 1 1,125 -0,125 1

600 rb 0,75 0,25 1 1,00 0 1

800 rb 0,9375 0,0625 1


CONTOH 1: MPC DAN MPS BERUBAH

Rp 200 rb 0,8 1 1,50 -0,50 1

400 rb 0,75 1 1.15 -0,15 1

600 rb 0,70 1 1,017 -0.017 1

800 rb 0,9375 0,0625 1

MPS (lihat kolom 4) dan APC + APS (lihat kolom 7). Hsil penghitungan tersebut menunjukkan
bahwa dalam contoh 1 dan contoh 2:
1) MPC + MPS = 1
2) APC +APS = 1
Berdasarkan kepada penghitungan tersebut dapatlah dibuat rumusan yang berikut:
1) dalam setiap nilai MPC dan MPS, yaitu apakah nilainya tetap atau berubah, MPC + MPS
akan selalu sama dengan satu.
2) Dalam setiap nilai APC dan APS, yaitu apakah APC dan APS adalah tetap atau berubah,
APC + APS akan selalu sama dengan satu.
B. FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN
Pengeluaran konsumsi disemua rumah tangga dalam perekonomian dinamakan
konsumsi agregat dan tabungan semua rumah tangga dalam perekonomian dinamakan
tabungan agregat. Untuk menunjukkan kelakuan rumah tangga dalam pendapaan
nasional. Adapun definisi dari fungsi konsumsi dan tabungan yaitu:   Fungsi konsumsi
adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan diantara tingkat konsumsi
rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (pendapatan disposebel)
perekonomian tersebut.sedangkan Fungsi tabungan adalah tabungan rumah tangga
dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (pendapatan disposebel) perekonomian
tersebut.
1. Persamaan fungsi konsumsi dan tabungan
Fungsi konsumsi dan fungsi tabungan, disamping digambarkan dalam bentuk
kurva juga dapat dinyatakan dalam persamaan aljabar. Persamaan aljabar untuk
fungsi konsumsi dan tabungan dinyatakan dibawah ini:
                  Fungsi konsumsi ialah: C = a + By
                  Fungsi tabungan ialah: S = -a + (1-b)Y
Dimana a adalah konsumsi rumah tangga pada ketika pendapatan nasional adalah
0,b adalah kecondongan konsumsi marginal, C adalah tingkat konsumsi dan Y adalah
tingkat pendapatan nasional. Adakalanya fungsi konsumsi dan tabungan
menunjukkan hubungan diantara  konsumsi atau tabungan dengan pendapatan
disposebel Yd. persamaan untuk hubungan seperti itu adalah:
                  Fungsi konsumsi: C = a + b Yd
                 Fungsi tabungan: S = -a + (1-b) Yd
Dalam contoh yang ditunjukkan yaitu nilai a= Rp 90 triliun dan b adalah 0,75.
Maka persamaan fungsi konsumsi dan tabungan adalah:
               Fungsi konsumsi: C = 90 + 0,75Y
                  Fungsi tabungan: S = -90 + 0,25Y
2. Penentu-penentu lain konsumsi lain dan tabungan
Uraian sampai tingkat ini menekankan peranan pendapatan rumah tangga sebagai
faktor penting yang menentukan tingkat konsumsi dan tabungan. Uraian seperti itu
didasarkan kepada pandangan keynes yang berpendapat tingkat konsumsi dan
tabungan terutama ditentukan oleh tingkat pendapatan rumah tangga.Walaupun
pendapatan rumah tangga penting peranan nya dalam menentukan konsumsi,preranan
faktor-faktor lain tidak dapat diabaikan. Dibawah ini diterangkan beberapa faktor lain
yang mempengaruhi tingkat konsumsi dan tabungan rumah tangga :

a. Kekayaan yang telah terkumpu


b. Suku bunga
c. Sikap berhemat
d. Keadaan perekonomian
e. Distribusi pendapatan
f. Tersedia tidaknya dana pensiun yang mencukupi

C. INVESTASI (PENANAMAN MODAL)


1. Definisi investasi dan penentu-penentu lainnya
 Investasi, yang lazim disebut dengan penanaman modal atau pembentukan modal
merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat. Apabila
para pengusaha mengguanakan uang tersebut untuk membeli barang-barang modal,
maka pengeluaran tersebut dinamakan investasi. Dengan demikian istilah investasi
dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pengeluaran penanam-penanam modal atau
perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan
produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang dan jasa yang tersedia
dalam perekonomian.
Dalam usaha untuk mencatat nilai penanaman modal yang dilakuakan dalam suatu
tahun tertentu, yang digolongkan sebagai investasi (pembentukan atau penanaman
modal) meliputi pengeluaran berikut:
a. Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi
lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan.
b. Pengeluaran untuk mendirikan rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan
pabrik dan bangunan lainnya.
c. Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah dan
barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun perhitungan
pendapatan nasional.
Jumlah dari ketiga jenis komponen investasi tersebut dinamakan investasi bruto,
yaitu meliputi investasi untuk menambah kemampuan memproduksi dalam
perekonomian dan mengganti barang modal yang telah didepresiasikan. Apabila
investasi bruto dikuangi oleh nilai depresiasi maka akan didapat investasi neto.
Faktor-faktor utama yang menentukan tingkat investasi yaitu: tingkat keuntungan
yang diramalkan akan diperoleh, suku bunga, ramalan mengenai keadaan ekonomi di
masa depan, kemajuan teknologi, tingkat pendapatan nasional dan perubahan-
perubahannya, keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan.
2. Investasi, keuntungan dan suku bunga
Walaupun faktor-faktor penting yang menentukan jumlah investasi para
pengusaha meliputi beberapa faktor, dua diantaranya mempunyai kesanggupan untuk
menerangkan sebab-sebab nya perubahan tingkat investasi yang lebih penting dari
faktor lain. Faktor tersebut yaitu tingkat keuntungan yang diraalkan dan suku bunga.
Ramalan mengenai keuntungan masa depan akan memberikan gambaran kepada para
pengusaha mengenai jenis-jenis investasi yang mempunyai prospek yang baik untuk
dilaksanakan, dan besarnya investasi yang harus dilakukan untuk mewujudkan
tambahan barang-barang modal yang diperlukan. Sedangkan suku bunga menentukan
jenis-jenis investasi yang akan memberi keuntungan kepada para pengusaha dan dapat
dilaksanakan. Para pengusaha hanya akan melaksanakan keinginan untuk menanam
modal apabila tigkat pengembalian modal dari invstasi yang dilakukan, yaitu persentasi
keuntungan yang akan diperoleh sebelum dikurangi bunga uang yang dibayar lebih
besar dari bunga.
a. Tingkat pengembalian modal
Suatu kegiatan investasi dapat dikatakan memperoleh keuntungan apabila nilai
sekarang pendapatan dimasa depan atau menghitung tingkat pengembalian modal
merupakan cara yang digunakan perusahaan-perusahaan untuk menilai kesesuaian
dari suatu investasi yang akan dilakukan.
b. Menentukan tingkat pengembalian modal
Cara lain untuk menentukan apakah sesuatu investasi merupakankegiatan yang
menguntugkan atau merugikan dapat dilakukan dengan menghitung tingkat
pengembalian modal dari investasi tersebut. Tingkat pengembalian modal
dinyatakan dalam persen, dan ia menggambarkan tingkat keuntungan rata-rata
pertahun dari modal yang diinvestasikan.

c. Efisiensi investasi marjinal


Berdasarkan kepada hal-hal yang dihubungkan, efisiensi  investasi marjinal dapat
didefinisikan sebagai suatu kurva yang menunjukan hubungan diantara tingkat
pengembalian modal dan jumlah moodal yang akan diinvestasikan.
d. suku bunga dan tingkat investasi
 Apabila suku bunga lebih tinggi dari tingkat pengembalian modal, investasi yang
direncanakan tidak menguntungkan, oleh sebab itu rencana perusahaan untuk
melakukan investasi akan dibatalkan. Kegiatan investasi hanyaakan dilaksanakan
apabila tingkat pengembalian modal lebih besar atau sama dengan suku bunga.[5]

3. Fungsi investasi
Kurva yang menunjukkan perkaitan diantara tingkat investasi dan tingkat
pendapatan nasional dinamakan fungsi investasi. Bentuk fungsi investasi dibedakan
menjadi dua yaitu sejajar dengan sumbu datar dan bentuknya naik ke atas ke sebelah
kanan. Fungsi atau kurva investasi yang sejajar dengan sumbu datar dinamakan
investasi otonomi dan fungsi investasi yang semakin tinggi apabila pendapatan
nasional meningkat dinamakan investasi terpengaruh.
Faktor-faktor penentu investasi antara lain:
a. Bentuk dan kedudukan fungsi investasi
b. Hubungan kurva MEI dengan fungsi investasi
c. Ramalan keadaan perekonomian dimasa depan
d. Perubahan dan perkembangan teknologi
e. Efek pertumbuhan pendapatan nasional
f. Keuntungan perusahaan

D. PENENTUAN TINGKAT KEGIATAN EKONOMI


Untuk menunjukkan proses penentuan tingkat keseimbangan perekonomian
negara dapat digunakan tiga cara yaitu:
1. Dengan menggunakan contoh angka yang membandingkan pendapatan nasional dan
pendapatan agregat
2. Dengan menggunakan grafik yang menunjukkan kesamaan pengeluaran agregat
dengan penawaran agregat dan kesamaan diantara investasi dan tabungan.
3. Dengan menggunakan cara penentuan secara aljabar.

E. PERUBAHAN KESEIMBANGAN DAN MULTIPLIER


Perkembangan teknologi akan bertambah investasi dan investasi yang bertambah
akan memindahkan pengeluaran agregat C+1. Maka keseimbangan pendapatan nasional
yang baru akan dicapai dan pendapatan nasional akan bertambah.pengurangan investasi
juga dapat berlaku, dan sekali lagi pengeluaran agregat C+1 akan mengalami perubahan.
Kali ini ia akan menurun kebawah dan keseimbangan pendapatan nasional dicapai pada
pendapatan nasional yang lebih rendah.
Dalam perekonomian yang lebih kompleks, yaitu yang terdiri dari tiga atau empat
sektor, lebih banyak lagi faktor yang akan memindahkan pengeluaran agregat dari
keseimbangan yang asal dan seterusnya menimbulkan perubahan dalam tingkat kegiatan
ekonomi negara.perubahan pajak, perubahan pengeluaran pemerintah,perubahan ekspor
dan impor adalah beberapa faktor penting lain yang akan menimbulkan perubahan dalam
keseimbangan pendapatan nasional dan tingkat kegiatan perekonimian.
Analisis mengenai multiplier bertujuan untuk menerangkan pengaruh dari
kenaikan atau kemerosotan dalam pengeluaran agregat ke atas tingkat keseimbangan dan
terutama ke atas tingkat pendapatan nasional. Untuk menunjukkan sampai dimana
pendapatan nasional akan berubah sebagai akibat dari perubahan sejumlah pengeluaran
agregat.
1. Suatu gambaran mengenai proses multiplier
Uraian dibawah ini menerangkan bagaimana pertambahan tersebut akan
meningkatkan kegiatan ekonimi dan pendapatan nasional :
a. peristiwa yang menimbulkan proses multiplier
Misalkan para pengusaha meminjam dari bank-bank perdagangan untuk
membiayai perluasan kegiatan yang dilakukan dalam berbagai perubahan yang
mereka miliki. Disamping itu misalkan usaha memperluas kegiatan perusahaan itu
adalah berupa menambah produksi dari tingkat yang dicapai sekarang kepada
suatu tingkat yang lebih tinggi. Untuk mewujudkan keinginan tersebut para
pengusaha harus menambah barang-barang modal, menambah tenaga kerja dan
menambah pembelian bahan-bahan mentah yang diperlukan.
Pembelian barang-barang modal yang baru, penggunaan pekerja-pekerja
baru dan pembelian tambahan atas bahan-bahan mentah tersebut akan menaikkan
pendapatan nasional. Apabia semua uang yang dipinjam dari bnk-bank
perdagangan digunakan untuk membiayai kegiatan menambah produksi tersebut,
tingkat pendapatan nasional akan bertambah sebanyak jumlah pinjaman yang
dilakukan oleh para pengusaha untuk menambah produksi mereka. Dengan
terjadinya pertambahan dalam pendapatan nasional tersebut maka dengan
sendirinya pendapatan masyarakat akan bertambah pula,dan pertambahan ini akan
menimbulkanpertambahan baru dalam konsumsi rumah tangga yang selanjutnya
akan menimbulkan lagi pertambahan dalam pendapatan nasional.
b. Proses multiplier dalam grafik
Dalam gambar dimisalkan pada mulanya pengeluaran agregat adalah pada
tingkat seperti yang digambarkan oleh AE0 = C + 1. Dengan demikian tingkat 
keseimbanga perekonomian Negara dicapai dititik Ea dan oleh karenanya 
pendapatan nasional mencapai Y. Ini menyebabkan para pengusaha memutuskan

untuk menambah jumlah investasi sebanyak I sehingga tingkat investasi 


bertambah dari I menjadi I1. Apabila pengeluaran agregat adalah AE1 = C + 11 pada

pendapatan nasional Y akan berlaku kelebihan pengeluaran agregat sebesar


Dengan demikian akan berlaku kenaikan pengeluaran agregat yaitu menjadi AaE.
Para pengusaha didorong untuk menambah pendapatan nasional menjadi Y0. Nilai
pertambahan pendapatan nasional adalah lebih besar dari nilai pertambahan
pengeluaran agregat yang pada mula nya berlaku. Sampai dimana besarnya
pertambahan dalam pendapatan nasional yang terjadi sebagai akibat dari pada
kenaikan dalam pengeluaran agregat.
2. Menentukan besarnya multiplier
Untuk menjelaskan tentang cara menghitung besarnya multiplier, akan diperhatikan
proses multiplier yang timbul sebagai akibat dari suatu kenaikan dalam investasi.
Dimisalkan pada suatu masa tertentu dalam perekonomian itu pengusaha menambah
jumlah investasi mereka. Kenaikan investasi itu akan menimbulkan suatu rangkaian
pertambahan pendapatan nasional, pertambahan pendapatan rumah tangga dan
pertambahan pengeluaran konsumsi.
a. Cara menentukan multiplier
Dimisalkan pada mulanya pengusaha menambah investasi ( ) sebesar Rp20
triliun dan MPC adalah 0.75. selanjutnya kenaikan rumah tangga tersebut akan

menaikkan konsumsi sebesar (MPC × I) = 0.75 (Rp20 triliun) = Rp15 triliun dan

tabungan sebanyak (MPS × = 0,25 (Rp20 triliun) = Rp5 triliun. Kenaikan


konsumsi ini menimbulkan proses multiplier tahap kedua yaitu konsumsi sebanyak
Rp15 triliun.
b. Formula untuk menentukan multiplier
Apabila proses multipler berjalan dengan lancer, pada akhirnya pendapatan
nasional akan bertambah sebanyak Rp80 triliun, konsumsi rumah tangga bertambah
sebanyak Rp60 triliun. Dan tabungan rumah tangga bertambah sebanyak Rp 20
triliun.
3. Perubahan keseimbangan pendapatan nasional
Untuk memperlengkap analisis mengenai multiplier, akan ditunjukkan pengaruh
kenaikan investasi yang bernilai Rp20 triliun ke atas keseimbangan pendapatan
nasional yang ditunjukkan dalam gambar. Pada mulanya fungsi konsumsi adalah C =
90 + 0,75Y dan I = 120. Telah ditunjukkan bahwa pengeluaran agregat tersebut
menunjukkan pendapatan nasional sebanyak Rp840 triliun.

Kenaikan investasi sebanyak Rp20 triliun menyebabkan tingkat investasi yang baru
adalah I = 120 + 20 = 140. Maka pada tingkat keseimbangan yang baru pada
pendapatan nasional adalah Rp920 triliun, yaitu seperti yang dibuktikan pada
perhitungan berikut :
Y1 =  C + 11
                               Y1 = 90 + 0,75Y1 + 140
                       0,25Y1 = 230
                        Y1 = 920

Cara lain untuk menentukan pendapatan nasional pada keseimbangan yang baru
adalah dengan cara menambahkan pertambahan pendapatan nasional kepada
pendapatan nasional yang asal.
Dengan demikian pendapatan nasional yang baru adalah: Y 1 =  Y + ∆Y = Rp840
triliun + Rp80 triliun = Rp920 triliun.

F. PARADOKS BERHEMAT
Dalam perekonomian dimana pengeluaran agregat adalah penentu utama
keseimbangan pendapatan nasional, kenaikan tabungan yang seterusnya mewujudkan
pengurangan dalam konsumsi dan pengeluaran agregat, akan merendahkan tingkat
pendapatan nasional yang dicapai. Fenomena ini dinamakan paradoks berhemat atau
paradox of thrift.
(+)
                                     S1                S           
E1 E0 I

0 ∆S Y1 Y0
Pendapatan nasional
(-)

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
   
Perekonomian dua sektor atau perekonomian sederhana adalah suatu perekonomian yang
hanya terdiri  dari sektor rumah tangga dan sektor perusahaan. Tingkat kegiatan ekonomi
ditentukan oleh jumlah dan mutu daripada faktor-faktor produksi. Menurut Keyness tingkat
kegiatan ekonomi ditentukan oleh besarnya pengeluaran agregat yang dilakukan masyarakat.
Pengeluaran agregat tersebut akan menentukan sampai dimana sektor perusahaan harus
melakukan kegiatannya untuk memproduksikan barang-barang dan jasa-jasa.
Dari sifat perputaran aliran pendapatan yang terdapat dalam gambar itu dapat diambil
kesimpulan bahwa aliran-aliran pendapatannya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Sebagai balas jasa kepada penggunaan faktor-faktor produksi yang dimiliki sektor
rumah tangga oleh sektor perusahaan, sektor rumah tangga akan memperoleh aliran
pendapatan berupa gaji dan upah, sewa, bunga dan untung.
2. Sebagian besar dari berbagai jenis pendapatan yang diterima oleh sektor rumah tangga
akan digunakan untuk konsumsi, yaitu membeli barang-barang dan jasa-jasa yang
dihasilkan oleh sektor perusahaan.
3. Sisa dari berbagai jenis rumah tangga yang tidak digunakan untuk pengeluaran
konsumsi akan ditabung dalam badan-badan keuangan.
4. Pengusaha-pengusaha yang memerlukan modal untuk melakukan investasi akan
meminjam tabungan yang dikumpulkan oleh badan-badan keuangan dari sektor rumah
tangga.

DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sadono, 2015. Teori Pengantar Makroekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Irwan, mohammad hendri
http://mohammadhendriirwan.wordpress.com/ekonomi-pembangunan/ekonomi-
makro/perekonomian-dua-sektor/

Anda mungkin juga menyukai