Anda di halaman 1dari 16

Nama : Anrica Ferdianti

NIM : 63220767

Matkul : Pengantar Ekonomi Makro

TUGAS PERTEMUAN 4

Pilihan Ganda

1. Dalam perekonomian yang terdiri dari dua sektor

A.Tabungan tergantung pada suku bunga

B.Rumah tangga mengkonsumsikan semua pendapatannya

C.Keseimbangan pendapatan nasional dicapai apabila tabungan sama dengan investasi

D.Perekonomian selalu mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja rumah.

2. Apabila pendapatan nasional adalah nol, rumah tangga

A.Tidak akan melakukan konsumsi

B.Bekerja sendiri untuk membiayai hidupnya.

C.Mengorek tabungan untuk membiayai konsumsinya

D.Akan membeli barang-barang impor

3. Yang manakah dari pernyataan berikut BENAR?

A.Apabila masyarakat lebih banyak menabung pertumbuhan ekonomi bertambah cepat.

B.Fungsi konsumsi menggambarkan peranan rumah tangga dalam menggunakanuangnya.

C.Faktor utama yang menentukan tabungan rumah tangga adalah tingkat bunga.

D.Tingkat bunga dan tingkat pengembalian modal adalah dua factor penting yangmenentukan keinginan
pengusaha untuk menanam modal

4. Yang manakah yang akan menentukan besarnya multiplier dalam perekonomian?

A.Tempo pengembalian modal

B.Kecondongan mengkonsumsi

C.Kecondongan menabung rata-rata


D.Kecondongan menabung marjinal

5. Sampai di mana investasi perlu bertambah apabila kapasitas penuh sudah dicapai danpendapatan nasional
masih meningkat diterangkan oleh :

A.Kecondongan mengkonsumsi marjinal

B.Multiplier

C.Tingkat pengembalian modal

D.Prinsip pencepat/akselerator

6. Dalam perekonomian fungsi tabungan adalah S = -200 + 0,2Y. Pendapatan nasional padakeseimbangan
adalah 2000. Berapakah investasi dalam ekonomi itu?

A.100

B.200

C.300

D.400

7. Apakah yang akan berlaku kepada kurva MEI dan fungsi investasi apabila lebih banyakpengusaha
terhadap dalam masyarakat?

A.Kurva MEI bergerak ke kanan dan fungsi investasi bergeser ke bawah

B.Kurva MEI bergerak ke kanan dan fungsi investasi bergeser ke atas

C.Kurva MEI bergerak ke kiri dan fungsi investasi bergerak ke atas

D.Kurva MEI dan fungsi investasi tidak berubah

ESSAY

1. Soal
a. Terangkan faktor-faktor yang menentukan konsumsi rumah tangga dalam perekonomian, yang
manakah yang dianggap faktor yang paling penting ?

Jawaban :

a. Motivasi
Motivasi ini muncul dari kesadaran diri kita sendiri, atau merupakan dorongan untuk mengatur atau
mengelola pembelanjaan rumah tangga agar dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Motivasi ini bersifat
alamiah yang bahkan kadang tidak direncanakan. Contohnya : jika kita mendapati teman kita mempunyai
tabungan yang cukup besar, padahal gaji yang kita dapatkan sama, nah dari hal itu kita menjadi termotivasi untuk
hidup lebih hemat agar mempunyai tabungan yang cukup untuk masa depan.

Kepribadian

Kepribadian sebenarnya merupakan sifat dasar manusia yang  biasanya dipengaruhi oleh lingkungan
terdekat yang secara langsung atau tidak langsung ikut bertanggung jawab atas pola konsumsi masyarakat,
Contohnya seperti sikap hemat atau boros.

Sikap Hidup / Gaya Hidup

Sikap hidup merupakan kebiasaan atau perilaku yang berkembang di lingkungan keluarga yang merupakan
hasil didikan sejak dini. Contohnya seperti kebiasaan memasak atau membeli makanan siap saji.

Selera

Keinginan seseorang untuk mengkonsumsi barang dan jasa tertentu sangat ditentukan oleh selera.
Konsumen akan senang hati membeli suatu  barang jika meskipun harganya relatif mahal. Sebaliknya, apabila dia
tidak menyukai suatu barang, mustahil konsumen akan bersedia mengeluarkan uang untuk membeli barang
tersebut.

Pendapatan

Konsumsi memerlukan pengorbanan berupa uang yang diperoleh dari penghasilan atau pendapatan.
Besarnya pendapatan berpengaruh terhadap besarnya nilai konsumsi yang dilakukan. Secara umum, semakin
tinggi pendapatan, maka semakin banyak pula barang dan jasa yang dapat dikonsumsi. Sebaliknya, konsumen
dengan pendapatan rendah atau daya  belinya rendah biasanya tidak bisa melakukan banyak kegiatan konsumsi.
Karena, dengan pendapatan yang besar otomatis gaya hidup juga berubah.

b. Faktor-faktor apakah yang menentukan investasi perusahaan? Yang manakah dianggapsebagai


faktor yang paling penting?

Jawab :

Penentu tingkat investasi adalah suku bunga, tingkat pengembalian modal, prospek masadepan, dan
perkembangan teknologi. Yang paling penting suku bunga.

2. Definisikan fungsi konsumsi rumah tangga. Apakah ciri – ciri utama fungsi konsumsi? Bagaimana ia
berhubungan dengan fungsi tabungan? Dengan contoh angka tunjukkan konsumsi dan tabungan rumah
tangga pada berbagai tingkat pendapatan nasional. Berdasarkan contoh angka tersebut, lukiskan fungsi
konsumsi dan fungsi tabungannya.

Jawab :

 Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yg menggambarkan sifat hubungan diantara tingkat konsumsi
rumah tangga dalam perekonomian dan pendapatan nasional ( atau pendapatan disposabel )
perekonomian tersebut. Ciri fungsi konsumsi :
 Fungsi konsumsi sangat dipengaruhi budaya berhemat, distribusi pendapatan, tingkat perekonomian secara
umum, suku bunga dan kekayaan yang dimiliki.

Hubungan konsumsi dan tabungan :

Konsumsi berbanding terbalik dgn fungsi tabungan, semakin besar tabungan maka akan semakin kecil
konsumsi yang dilakukan. Contoh :

Diket konsumsi rumah tangga

C = 20 + 0,75 y

Y = 100

I = 60

Ditanya C...?

C = 20 + 0,75 X 100

= 95

Maka Tabungan / S = 20 + 0,75 y

S = - 20 + 0,25 y X 100

= - 20 + 25

=5

Pendapatan nasionalnya :

Dua Sektor : y = C + I

Y = 20 + 0,75 + 60

Y – 0,75 = 2-0 + 60
0,25 y = 80

y = 80 / 0,25 = 1,280

3. Terangkan arti konsep – konsep berikut :


a) Sirkulasi aliran pendapatan untuk ekonomi dua sektor
b) Kecodongan mengkonsumsi dan kecondongan menabung
c) Efesiensi modal marjinal
d) Paradoks berhemat.

Jawab :

a) Konsep Perekonomian Dua Sektor

Perekonomian dua sektor merupakan perekonomian yang terdiri dua pelaku, yaitu sektor Rumah Tanggga
Konsumen (masyarakat) dan sektor Rumah Tangga Produsen (perusahaan) tanpa campur tangan sektor lain atau
pemerintah.

b) Kecondongan mengkonsumsi; konsep kecondongan mengkonsumsi perlu dibedakan menjadi 2, yaitu:


 Kecondongan mengkonsumsi marginal : kecondongan mengkonsumsi marginal (Marginal Propensity to
Consume) didefinisikan sebagai perbandingan diantara pertambahan konsumsi (C) yang dilakukan dengan
pertambahan pendapatan disposebel (Yd) yang diperoleh.
 Kecondongan mengkonsumsi rata-rata : kecondongan mengkonsumsi rata-rata/APC (Average Propensity
to Consume) didefinisikan sebagai perbandingan diantara tingkat pengeluaran konsumsi (C) dengan
tingkat pendapatan disposebel pada ketika konsumen tersebut dilakukan (Yd).

Kecondongan menabung; konsep kecondongan menabung juga dibedakan menjadi 2, yaitu:

 Kecondongan menabung marginal atau MPS (marginal propersity to save); merupakan perbandingan
diantara pertambahan tabungan dengan pertambahan pendapatan disposebel
 Kecondongan menabung rata-rata, APS (average propersity to save); menunjukan perbandingan
diantara tabungan dengan pendapatan disposebel.
c) Efisiensi marjinal modal menampilkan tingkat pengembalian yang diharapkan dari investasi, pada tertentu
waktu tertentu. Efisiensi marjinal modal dibandingkan dengan suku bungan.
d) Paradox hemat adalah kebijakan penghematan pengeluaran pemerintah yang dilakukan dengan sengaja
atau dilakukan karena terpaksa, yang dalam jangka panjang akan menghancurkan perekonomian negara
tersebut.

4. a. Dengan menggunakan contoh angka, terangkan bagaimana suatu perekonomian yang terdiri dari dua
sektor akan mencapai keseimbangan pendapatan nasional.
b. Apakah multiplier ? dengan menggunakan contoh angka terangkan bahwa suatu kenaikan dalam
investasi perusahaan akan menimbulkan pertambahan pendapatan nasional sebanyak beberapa kali
lipat dari kenaikan tersebut.

Jawab :

a)

Pendapatan Kosumsi Tabungan Investasi Pengeluaran Keadaan


Nasional (Y) (C) (S) (I) Agregat( AE)
Perekonomian
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
0 90 -90 120 210

120 180 -60 120 300

240 270 -30 120 390

360 360 0 120 480 EXPANSI

480 450 30 120 570

600 540 60 120 660

720 630 90 120 750

840 720 120 120 840


SEIMBANG

960 810 150 120 930

1080 900 180 120 1020 KONTRAKSI

1200 990 210 120 1110

Dalam contoh tersebut dimisalkan pada setiap tingkat pendapatan nasional, investasi perusahaan
berjumlah Rp 120 triliun (kolom 4). Dengan di ketahuinya nilai konsumsi dan investasi pada berbagai tingkat
pendapatan nasional, dapat ditentukan pengeluaran agregat pada berbagai tingkat pendapatan nasional. Pada
waktu pendapatan nasional lebih rendah dari Rp 840 triliun, pengeluaran agregat adalah lebih besar dari
pendapatan nasional. Keadaan ini akn mendorong para pengusaha untuk menambah produksi mereka. Kelebihan
permintaan agregat ini menyebabkan kegiatan ekonomi mengalami ekspansi (meningkat). Sebaliknya, pada waktu
pendapatan nasional lebih besar dari Rp 840 triliun, pengeluaran agregat telah menjadi lebih kecildaripada
pedapatan nasional. Banyak barang-barang yang diproduksikan perusahaan tidak terjual. Keadaan ini akan
mendorong perusahaan untuk mengurangi kegiatan mereka sehingga tingkat kegiatan ekonomi menjadi menurun.

Keadaan diatas akan berbeda apabila pendapatan nasional dan pengeluaran agregat adalah sama yaitu Rp 840
triliun. Hal ini menyebabkan produsen tidak akan menambah atau mengurangi tingkat produksinya. Maka tingkat
keseimbangan negara telah tercapai. Tingkat keseimbangan terjadi apabila tingkat tabungan adalah sama dengan
tingkat investasi.

Dalam perekonomian dua sektor keseimbangan perekonomian negara tercapai apabila :

i. Y = C + I, yaitu pendapatan nasional sama dengan konsumsi tambah investasi. Pada kesamaan ini pengeluaran
agregat (C+I) sama dengan Penawaran agregat (Y)

ii. I = S, yaitu investasi sama dengan tabungan

Dengan menggunakan cara penentuan secara aljabar.

Seperti pada cara grafik dan angka, penentuan tingkat keseimbangan pendapatan nasional dengan menggunakan
pendekatan aljabar juga dapat dilakukan, dengan cara menggunakan persamaan:

(a) Y = C + I, dan (b) dengan menggunakan persamaan S = I.

Fungsi konsumsi rumah tangga adalah C= 90 + 0,75Y, sedangkan fungsi investasi adalah I =120. Maka tingkat
pendapatan nasional pada keseimbangan adalah: Y = C+I

Y = 90 + 0,75Y + 120

Y – 0,75Y = 210

0,25Y = 210/0,25

Y = 840

Dengan menggunakan persamaan yang kedua, yaitu S = I, tingkat pendapatan nasional pada keseimbangan adalah:

S = I

-90 + 0,25Y = 120

0,25Y = 210

Y = 210/0,25

Y = 840
b) Multiplier (angka pengganda

Multiplier adalah suatu koefisien atau angka yang dapat menjelaskan besarnya tambahan pendapatan nasional
sebagai akibat adanya tambahan variabel-variabel tertentu dalam perekonomian.

perubahan yang sifatnya kumulatif, butuh time-lag yang tidak sebentar, berantai, berlipat ganda, akibat dari suatu
penurunan atau peningkatan variable, dari kondisi awalnya.

Secara spesifik, angka ini menunjukkan besarnya perubahan Pendapatan Nasional, yang disebabkan oleh
perubahan komponen-komponen permintaan agregat, yaitu pajak dan pengeluaran pemerintah.

Besarnya multiflier: k = 1/1-MPC = 1/MPS

Tahap Tambahan Tambahan Tambahan


Proses Multiplier Pendapatan Nasional Konsumsi Tabungan
(∆ Y ¿ (∆ C ¿ (
∆ S¿
(2) (3) (4)
1 ∆l =∆Y1=20 15 5
2 15 11,25 3,75
3 11,25 8,4375
2,8125
4 8,4375 6,3281
2,1094
5 6,3281 4,7461
1,5820
……… ……… ………
…….

Jumlah 80 60
20

Apabila proses multiplier tersebut terus berjalan,pada akhirnya pendapatan nasional akan bertambah sebanyak Rp
80 triliun,konsumsi rumahtangga bertambah sebanyak Rp 60 triliun, dan tabungan rumah tangga bertambah
sebnyak Rp 20 triliun

Kenaikan investasi sebanyak Rp 20 triliun menyebabkan tingkat investasi yang baru adalah :

I1= 120 + 20 = 140 maka pada tingkat keseimbangan yang baru pendapatan nasional adalah Rp 920 triliun seperti
yang dibuktikan pada contoh berikut :
Y1 = C + I1

Y1 = 90 + 0,75 Y1 + 140

0,25 Y1 = 230S

Y1 = 920

5. “ Analisis keseimbangan pendapatan nasional dapat diterangkan dengan menggunakan tabel berangka,
secara aljabar dan secara grafik”. Uraikan

Jawab :

Analisis keseimbangan pendapatan nasional dapat dilakukan dengan menggunakan tiga cara, yaitu
cara tabular (tabel berangka), cara grafik, dan cara algebra.

Cara tabular adalah contoh angka yang menunjukkan data berikut : pendapatan nasional, konsumsi,
tabungan, investasi, dan pengeluaran agregat. Keseimbangan pendapatan nasional ditentukan dengan
menggunakan syarat keseimbangan dalam perekonomian dua sektor.

Secara grafik keseimbangan dicapai pada keadaan di mana garis AE = C+I memotong garis 45 derajat dan
dari perpotongan fungsi investasi (I) dan fungsi tabungan (S).

Secara algebra keseimbangan dapat ditentukan dengan menyelesaikan persamaan Y = C+I atau S = I

Tabel Berangka
Kesimpulan:

Dalam perekonomian dua sektor keseimbangan perekonomian negara tercapai apabila:

Y = C + I, yaitu pendapatan nasional sama dengan konsumsi tambah investasi. Pada kesamaan ini
pengeluaran agregat (C + I) sama dengan penawaran agregat (Y), dan I = S, yaitu investasi sama dengan tabungan.

Aljabar

Penentuan tingkat keseimbangan pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan aljabar juga dapat
dilakukan dengan dua cara:

dengan menggunakan persamaan: Y= C + I, dan

dengan menggunakan persamaan S = I.

Fungsi konsumsi rumah tangga adalah C = 90 + 0,75Y, sedangkan fungsi investasi adalah I = 120. Maka tingkat
pendapatan nasional pada keseimbangan adalah:

Dengan menggunakan Persamaan yang kedua, yaitu S = I, tingkat penclapatan nasional pada keseimbangan
aclalah:
Kedua penghitungan yang dilakukan secara aljabar tersebut menunjukkan pendapatan nasional pada keseimbangan
adalah 840 triliun rupiah, yaitu sama dengan yang diperoleh/ ditentukan dalam contoh angka dan secara grafik.

Grafik

Grafik A Grafik B

Grafik Keseimbangan Perekonomian Negara

Berdasarkan kepada angka-angka yang terdapat dalam Tabel, dalam Gambar secara grafik dilukiskan penentuan
tingkat keseimbangan perekonomian negara. Fungsi C + I dalam grafik (a) menggambarkan pengeluaran agregat,
dan fungsi tersebut diperoleh dengan menambahkan nilai investasi (I) sebesar Rp 120 triliun ke atas fungsi
konsumsi (C). Sedangkan fungsi C dilukis berdasarkan angka-angka pengeluaran konsumsi yang terdapat dalam
Tabel. Fungsi pengeluaran agregat tersebut menggambarkan tingkat pengeluaran yang akan dilakukan dalam
perekonomian dua sektor pada berbagai tingkat pendapatan

nasional. Besamya pengeluaran agregat ditunjukkan pada sumbu tegak, dan nilai pendapatan nasional ditunjukkan
pada sumbu datar.
Pendekatan Penawaran Agregat - Pengeluaran Agregat

Garis Y = AE adalah garis yang membentuk sudut 45° dengan sumbu datar, Setiap titik dalam garis ini
menunjukkan keadaan di mana pendapatan nasional sama dengan pengeluaran agregat. Berarti garis itu
merupakan tempat kedudukan di mana tingkat keseimbangan perekonomian negara akan tercapai. Oleh
karena itu garis tersebut sangat penting sekali artinya di dalam menentukan pada tingkat mana
keseimbangan perekonomian negara akan berlaku. Dalam bagian (a) dari Gambar 4.8, fungsi C + I
memotong garis Y = AE di titik E. Dengan demikian titik E menunjukkan kedudukan di mana tingkat
keseimbangan perekonomian negara tercapai, dan pendapatan nasional adalah Rp 840 triliun.

Bahwa titik E menunjukkan keadaan di rnana tingkat keseimbangan perekonomian negara tercapai dapat
dibuktikan dengan memisalkan bahwa tingkat kegiatan ekonomi berbeda dengan yang ditunjukkan oleh titik
E. Misalkan pendapatan nasional adalah Rp 600 triliun. Pada tingkat pendapatan nasional ini fungsi C + I
berada di atas garis Y = AE. Ini berarti pengeluaran agregat adalah lebih besar daripada pendapatan
nasional. Kelebihan permintaan tersebut akan menggalakkan para pengusaha menambah produksi mereka,
dan pendapatan nasional menjadi bertambah tinggi. Keadaan seperti itu akan terus berlangsung sehingga
pendapatan nasional bernilai Rp 840 triliun.

Pada waktu pendapatan nasional melebihi nilai ini, fungsi C + I berada di bawah garis Y= AE, dan keadaan
itu berarti bahwa pengeluaran agregat lebih kecil dari pendapatan nasional. Produksi barang-barang yang
melebihi permintaan tersebut akan mendorong Perusahaan- perusahaan untuk

menurunkan kegiatan mereka, dan penurunan dalam kegiatan memproduksi ini akan menurunkan tingkat
pendapatan nasiona

Pendekatan Suntikan-Bocoran

Grafik (b) dalam Gambar menunjukkan fungsi tabungan rumah tangga dan fungsi investasi para pengusaha.
Nilai-nilai investasi dan tabungan ditunjukkan pada sumbu tegak, dan pendapatan nasional ditunjukkan
pada sumbu datar. Dengan menggunakan fungsi tabungan dan fungsi investasi juga dapat ditentukan tempat
kedudukan dari keseimbang an perekonomian negara.Ia ditentukan oleh titik perpotongan fungsi S dan
fungsi I, yaitu pada titik E. Hal itu dapat dibuktikan dengan mudah. Telah diketahui bahwa (i) pengeluaran
agregat sama dengan konsumsi tambah investasi atau AE = C + I dan (ii) pendapatan nasional sama dengan
konsumsi tambah tabungan, dan (iii) dalam keseimbangan pendapatan nasional Y = AE atau C + S = C + I,
atau S = I.

Di sebelah kiri titik E investasi adalah lebih besar dari pada tabungan. Oleh karenanya di sebelah kiri titik E
pengeluaran agregat lebih besar daripada pendapatan nasional. Keadaan ini akan menggalakkan kepada
pertambahann tingkat kegiatan ekonomi dan pendapatan nasional akan menjadi bertambah besar. Di sebelah
kanan E keadaan yang sebaliknya berlaku, yaitu tabungan lebih besar dari investasi. Ini menyebabkan
pengeluaran agregat lebih kecil dari pendapatan nasional. pertambahan stok barang-barang yang berlaku
akan mendorong para pengusaha menurunkan kegiatannya. Pada titik E tabungan sama dengan investasi,
maka pengeluaran agregat sama dengan pendapatan nasional. Kesamaan ini, seperti telah dijelaskan
sebelumnya, menyebabkan pengusaha, tidak akan menambah atau mengurangi tingkat kegiatan mereka.
Dengan demikian tingkat keseimbangan perekonomian negara akan tercapai pada titik E, yaitu pada
keadaan di mana investasi sama dengan tabungan.

KUANTITATIF

1. Dalam perekonomian dua sector fungsi konsumsi adalah C=10+0,8Y dan fungsi tabungan adalah S=-
10+0,2Y.Seterusnya dimisalkan jumlah investasi yang akan dilakukan pengusaha adalah 30 (triliun rupiah).
Berdasarkan pemisalan-pemisalan di atas lengkapan table berikut . (angka-angka dalam triliun rupiah).
Keseimbangan ekonomi dua sector
Investasi
Pendapatan Konsumsi Tabungan perusaha Pengeluar an
nasional rumah tangga rumah tangga an agregat
0 C=10+0.8(0)=10 -10=-10+0.2(0) 30 40=C+I
50 50 0 30 80
100 90 10 30 120
150 130 20 30 160
200 170 30 30 200
250 210 40 30 240
300 250 50 30 280
350 290 60 30 320
400 330 70 30 360

Selanjutnya jawablah pertanyaan –pertanyaan berikut:


a. Apakah yang terjadi apabila sector perusahaan menghasilkan 150 triliun rupiah ?
b. Apakah yang terjadi apabila sector perusahaan menghasilan 350 triliun rupiah?
c. Berapakah pendapatan nasional pada keseimbangan ?
d. Lukiskan keadaan keseimbangan perekonomian tersebut. Jawab :

a. Maka konsumsi akan lebih tinggi. Y>Cb


b. Maka konsumsi akan naik dan tabungan ikut naik, Y>Cc
c. Y = C+I
Y = 10+0.8 Y+30 Y–0.8 Y =
10 + 300.2
Y = 40
Y = 200
d. Note : jawaban sudah diketik di tabel (berwarna merah)

2. Dalam suatu perekonomian dimisalkan hubungan di antara pendapatan nasional dan konsumsi rumah
tangga adalah seperti yang ditunjukkan dalam table dibawah ini. (Angka dalam triliun rupiah).
Tabungan
Pendapatan Konsumsi rumah
rumah
nasional tangga
tangga
0 225 -225
200 375 -175
400 500 -100
600 600 0
800 675 125
1000 725 275

a. Hitunglah tabungan pada berbagai tingkat tabungan .


b. Hitung MPC, MPS, APC, dan APS pada berbagai tingkat pendapatan nasional.
c. Secara algebra menyatakan persamaan fungsi konsumsi dan tabungan.
d. Apabila investasi adalah I=400, tentukan pendapatan nasional pada keseimbangan. Lukiskan
keadaan keseimbangan tersebut. Gunakan kedua pendekatan
Jawab :

a. Rumus : Y=C+S maka S=Y-C


Note : jawaban sudah diketik ditabel (tulisan berwarna merah)

b. Rumus :

MPC=∆C/∆Yd
MPS=∆S/∆Yd
APC=C/Yd
APS=S/Yd

Konsum tabunga
Pendapata
si n MP MPS APC APS
n
rumah rumah C
Nasional
tangga tangga
0 225 -225 0 0 0 0
200 375 -175 0,75 0,25 1,875 -0,875
400 500 -100 0,625 0,375 1,25 -0,25
600 600 0 0,5 0,5 1 0
800 675 125 0,375 0,625 0,843 0,156
8 3
1000 725 275 0,25 0,725 0,725 0,275

c. Dalam persamaan algebra persamaan pengeluaran agregat adalah AE = C + I ((C=Konsumsi,


I=Investasi) dan AE= Pengeluaran agregat).
Persamaan lain yaitu Y=C+S (S=Tabungan, Y=Pendapatan nasional) Jadi bahwa AE = Y
dimana C+I = C+S
Misal :
Y1 = 200
C1 = 375
S1 = -175
Y2 = 400
C2 = 500
S2 = -100

APC = C1/Y1 = 375/200 = 1.875


MPC = b =∆C/∆Y = (500-375)/(400-200) =125/200 = 0.625

a = (APC-MPC) Y
a = (1.875-0.625) 200 triliun
a = 1.25 x 200 triliun a =
250 triliun
jadi, c = a + bY = 250 triliun + 0625 Y

- Berdasarkan fungsi konsumsi diatas , maka fungsi tabungan dapat ditentukkan sbg berikut :
S = -a + (I-b) Y
S = -250 triliun + (1-0.625) Y
S = -250 triliun + 0.375 Y

Besarnya 0.375 dapat diperoleh dengan menggunakkan rumus MPS MPS = =∆S/∆Y = ((-
100) – (-175)) / (400-200) = 75/200 = 0.375

d. Jika investasi I=400 Y =


C+I
Y = 250+0.625 Y + 400 Y =
650+0.625 Y
Y = 650/0.375
Y = 1733.33 triliun

Anda mungkin juga menyukai