Nim : 2210222010
A. Permintaan Agregat
Permintaan agregat/ aggregate demand (AD) adalah hubungan antara tingkat
harga agregat dengan jumlah ouput yang diminta. Dengan kata lain, kurva
permintaan agregat menyatakan jumlah barang dan jasa yang ingin dibeli orang
pada setiap tingkat harga.
Karva AD dapat didefinisikan sebagai suatu kurva yang menggambarkan
permintaan keseluruhan yang akan wujud dalam perekonomian pada berbagai
tingkat harga. Dari definisi ini sudah dapat disimpulkan bahwa kurva AD
menggambarkan keadaan yang berbeda dengan kurva AE. Kurva AE
menggambarkan jumlah permintaan/perbelanjaan dalam keseluruhan
perekonomian pada berbagai tingkat pendapatan nasional dalam keadaan harga
dan tingkat bunga tetap dan tingkat bunga tetap tidak digunakan lagi.
Diasumsikan untuk setiap jumlah uang yang beredar M dan perputaran V tetap,
persamaan kuantitas menghasilkan hubungan negatif antara tingkat harga P dan
Output Y. Gambar di bawah ini menunjukkan kombinasi P dan Y yang
memenuhi persamaan kuantitas yang mempertahankan M dan V konstan. Kurva
menurun dari dari kiri atas ke kanan bawah ini di sebut kurva
permintaan agregat.
Pada umumnya terdapat perkaitan yang erat di antara perubahan tingkat harga
dengan suku bunga. Apabila harga adalah stabil, atau tingkat inflasi yang rendah,
suku bunga cenderung akan berada pada tingkat yang rendah. Semakin tinggi
inflasi, suku bunga cenderung akan menjadi semakin tinggi. Terdapat perkaitan
yang erat pula di antara suku bunga dengaan investasi, yaitu semakin tinggi suku
bunga akan menyebabkan penurunan dalam investasi. Kemerosotan investasi
menyebabkan pengurangan pengeluaran agregat. Dengan demikian kenaikan
harga akan menimbulkan proses perubahan berikut: (a) harga naik menyebabkan
suku bunga naik, (b) suku bunga naik menyebabkan investasi turun, dan (c)
investasi yang merosot menyebabkan pengeluaran agregat dan pendapatan
nasional riil merosot
Tingkat harga akan menjadi salah satu faktor penting yang menentukan ekspor
dan impor suatu negara. Secara umum dapat dikatakan: (a) apabila barang-
barang dalam suatu negara adalah relatif lebih murah, ekspor akan meningkat,
dan impor berkurang, dan sebaliknya (b) apabila barang-barang dalam suatu
negara adalah relatif lebih mahal ekspor akan merosot dan impor akan
meningkat. Berdasarkan sifat ini dapat disimpulkan
a) Kurva AD
Kurva AD (Penawaran dan Permintaan Agregat) dalam grafik ekonomi
dipengaruhi oleh beberapa faktor utama:
1. Pengeluaran Konsumen (C)
Jika pengeluaran konsumen meningkat, maka kurva AD akan bergeser ke kanan
karena permintaan agregat akan meningkat.
2. Pengeluaran Investasi (I)
Jika pengeluaran investasi naik, kurva AD juga akan bergeser ke kanan karena
peningkatan investasi akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
3. Pengeluaran Pemerintah (G)
Jika pemerintah meningkatkan pengeluaran publik, kurva AD akan bergeser ke
kanan karena permintaan agregat akan meningkat.
4. Ekspor Bersih (X-M)
Jika ekspor bersih (ekspor dikurangi impor) meningkat, kurva AD akan bergeser
ke kanan karena peningkatan ekspor akan meningkatkan permintaan agregat.
5. Kebijakan Moneter
Tindakan bank sentral, seperti menurunkan suku bunga, dapat mendorong
pinjaman dan investasi, yang akan menggeser kurva AD ke kanan.
6. Kebijakan Fiskal
Kebijakan pemerintah seperti pengurangan pajak atau peningkatan belanja publik
dapat mempengaruhi kurva AD jika mengubah tingkat pengeluaran di masyarakat.
Perubahan dalam faktor-faktor di atas akan mengakibatkan pergeseran kurva AD
ke kanan (peningkatan) atau ke kiri (penurunan) dalam grafik. Pergeseran ini
mencerminkan perubahan dalam jumlah barang dan jasa yang diminta dalam
perekonomian pada berbagai tingkat harga.
b) Kurva AS
Pergeseran kurva Penawaran Agregat (AS) ke atas dan ke bawah dipengaruhi oleh
sejumlah faktor ekonomi. Efek dari perubahan tersebut dapat memengaruhi pendapatan
nasional riil dan tingkat harga. Berikut adalah faktor-faktor yang dapat menyebabkan
pergeseran tersebut:
1. Teknologi
Peningkatan dalam teknologi dan efisiensi produksi dapat menyebabkan kurva AS
bergeser ke atas. Ini akan meningkatkan pendapatan nasional riil dan menurunkan
tingkat harga.
2. Biaya Produksi
Kenaikan biaya produksi, seperti kenaikan upah tenaga kerja atau harga bahan
baku, dapat menyebabkan kurva AS bergeser ke atas. Ini akan mengurangi
pendapatan nasional riil dan meningkatkan tingkat harga.
3. Ketersediaan Sumber Daya
Jika sumber daya alam atau faktor produksi lainnya menjadi lebih terbatas, kurva
AS bisa bergeser ke atas. Ini akan mengurangi pendapatan nasional riil dan
meningkatkan tingkat harga.
4. Kebijakan Pemerintah
Tindakan pemerintah, seperti perubahan dalam pajak atau belanja publik, dapat
memengaruhi kurva AS. Kebijakan yang mendorong investasi dan produksi akan
membuat kurva AS bergeser ke atas, meningkatkan pendapatan nasional riil, dan
menurunkan tingkat harga.
5. Ketersediaan Tenaga Kerja
Jika tenaga kerja lebih tersedia, kurva AS dapat bergeser ke bawah, meningkatkan
pendapatan nasional riil dan menurunkan tingkat harga.
Perubahan dalam kurva AS memiliki efek berlawanan terhadap pendapatan
nasional riil dan tingkat harga. Pergeseran ke atas akan meningkatkan pendapatan
nasional riil dan menurunkan tingkat harga, sementara pergeseran ke bawah akan
memiliki efek sebaliknya, yaitu menurunkan pendapatan nasional riil dan
meningkatkan tingkat harga.
Contoh soal :
Soal Kuantitatif
1. Fungsi AD asal adalah YAD = 100-2P dan fungsi AS adalah YAS = -30+ 3P.
Tentukan Pendapatan nasional riil dan tingkat harga umum pada keseimbangan,
dan lukiskan keseimbangannya.
Jawab :
Kesimbangan diperoleh pada saat AD=AS
• Yad=Yas
100-2P= -30+3p
5P= 130 P = 26
• Yad = 100-2P
Yad = 100-2(26)
Yad = 48
• Yas = -30+3P
Yas = -30+3(26)
Yas = 48
Referensi/Sumber:
Nanga, Muana. 2001. Makroekonomi: Teori, Masalah dan Kebijakan. Edisi Kedua.
Jakarta: PT. Raja Grafika Persada
Ulya, Husna Nimatul. (2021). Ekonomi Makro Islam (Pendekatan Teori Makro
Ekonomi Konvensional dan Islam). PT Nasya expanding Management. Pekalongan