Anda di halaman 1dari 14

Nama : Ciomai

Nim : 2210222010

Mata Kuliah : Ekonomi Makro Agri B

PERMINTAAN DAN PENAWARAN AGREGAT

A. Permintaan Agregat
Permintaan agregat/ aggregate demand (AD) adalah hubungan antara tingkat
harga agregat dengan jumlah ouput yang diminta. Dengan kata lain, kurva
permintaan agregat menyatakan jumlah barang dan jasa yang ingin dibeli orang
pada setiap tingkat harga.
Karva AD dapat didefinisikan sebagai suatu kurva yang menggambarkan
permintaan keseluruhan yang akan wujud dalam perekonomian pada berbagai
tingkat harga. Dari definisi ini sudah dapat disimpulkan bahwa kurva AD
menggambarkan keadaan yang berbeda dengan kurva AE. Kurva AE
menggambarkan jumlah permintaan/perbelanjaan dalam keseluruhan
perekonomian pada berbagai tingkat pendapatan nasional dalam keadaan harga
dan tingkat bunga tetap dan tingkat bunga tetap tidak digunakan lagi.

Persamaan Kuantitas sebagai Permintaan Agregat


Teori kuantitas menyatakan MV-PY, di mana M adalah jumlah uang yang
beredar, V adalah perputaran uang. P adalah tingkat harga, dan y adalah jumlah
output. Jika perputaran uang adlah konstan, maka persamaan ini menyatakan
bahwa jumlah uang yang beredar menentukan nilai nominal output, yang pada
akhirnya merupakan produk dari tingkat harga dan jumlah output.
Persamaa kuantitas bisa di tulis kembali dalam bentuk penawaran dan
permintaan untuk keseimbangan uang riil M/P sama dengan permintaan (M/Pj
dan bahwa permintaan adalah proporsional terhadap output Y. Perputaran uang
V adalah sisi lain dari parameter permintaan uang K. Asumsi perutaran uang
konstan sama dengan asumsi bahwa permintaan untuk keseimbangan uang rill
untuk tiap satuan output adalah konstan

Diasumsikan untuk setiap jumlah uang yang beredar M dan perputaran V tetap,
persamaan kuantitas menghasilkan hubungan negatif antara tingkat harga P dan
Output Y. Gambar di bawah ini menunjukkan kombinasi P dan Y yang
memenuhi persamaan kuantitas yang mempertahankan M dan V konstan. Kurva
menurun dari dari kiri atas ke kanan bawah ini di sebut kurva
permintaan agregat.

Kurva permintaan agregat (AD) menunjukkan hubungan antara tingkat harga P


dan jumlah barang dan jasa yang diminta Y, Kurva itu digambarkan untuk nilai
jumlah uang yang beredar M tertentu. Kurva permintaan agregat miring
kebawah, semakin tinggi tingkat harga P, maka semakin rendah tingkat
keseimbangan rill M/P, dan karena itu semakin rendah jumlah barang dan
jasa yang diminta.

Pergeseran Kurva Permintaan Agregat


Kurva permintaan agregat dibuat untuk nilai dari jumlah uang yang beredar yang
tetap. Dengan kata lain, kurva tersebut menyatakan kombinasi yang
memungkinkan dari P dan Y untuk nilai M tertentu. Jika jumlah uang yang
beredar berubah, maka kombinasi yang mungkin dari P dan Y berubah, yang
berarti kurva permintaan agregat bergeser. Sebagai contoh, jika uang yang
beredar berkurang. Persamaan kuantitas, MV-PY menyatakan bahwa
pengurangan jumlah uang yang beredar menyebabkan pengangguran
proporsional dalam nilai nominal output PY. Untuk setiap tingkat harga, jumlah
output adalah lebih rendah, dan untuk jumlah output apapun, tingkat harga
adalah lebih rendah. Kurva permintaan kan bergeser ke kiri.
Hal sebaliknya jika uang yang beredar meningkat. Persamaan kuantitas
menyatakan bahwa kenaikan dalam M menyebabkan kenaikan dalam PY. Untuk
setiap tingkat harga, jumlah output adalah lebih tinggi, dan untuk jumlah output
berapapun, tingkat harga adalah lebih tinggi. Kurva permintaan akan
bergeser ke kanan.
B. Penawaran Agregat
Penawaran agregat/ aggregate supply (AS) adalah hubungan antara tingkat harga
dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Karena perusahaan yang
menawarkan barang dan jasa memiliki harga fleksibel dalam jangka panjang
tetapi harga kaku dalam jangka pendek, hubungan penawaran agregat yang
berbeda; kurva penawaran agregat jangka panjang (long-run aggregate supply)
LRAS dan kurva penawaran agregat jangka pendek (short-run aggregate supply)
SRAS, Dua faktor yang menentukan penawaran agregat, yaitu keseimbangan di
pasar tenaga kerja dan fungsi produksi. Keseimbangan di pasar tenaga kerja akan
menentukan jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam kegiatan memproduksi
barang dan jasa. Dan kemampuan dari tenaga kerja ini menghasilkan produksi
nasional tergantung kepada fungsi produksi yang menerangkan hubungan
diantara jumlah tenaga kerja dan faktor-faktor produksi lain untuk mewujudkan
produksi nasional.

Bentuk-Bentuk Kurva Penawaran Agregat


Kurva penawaran agregat yang berlainan disebabkan oleh pandangan ahli-ahli
ekonomi yang berbeda mengenal adakah ekonomi yang telah mencapai
kesempatan kerja penuh dan implikasi pertambahan pendapatan nasional dan
kesempatan kerja ke atas tingkat harga serta cirri-ciri pasran tenaga kerja.
Menurut pendapat ahli-ahli ekonomi Klasik perekonomian akan selalu mencapai
kesempatan kerja penuh. Dengan demikian pendapatan nasional akan selalu
mencapai tingkat yang paling maksimum yaitu pendapatan nasional pada
kesempatan kerja penuh Y, Jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu
negara pada tahun tertentu yang digambarkan oleh Y, tergantung kepada faktor-
faktor produksi yang tersedia. Jumlah faktor-faktor produksi inilah yang akan
menentukan kedudukan Y.
Dalam grafik (a) perpindahan AS, dan YI menjadi AS, dan Y', menggambarkan
bahwa jumlah faktor-faktor produksi yang sudah semakin banyak dan
memungkinkannya untuk menaikkan produksi negara dari Y, menjadi y'. Kurva
penawaran agregat yang dikaitkan dengan pendapat golongan Keynesian perlu
dibedakan pada dua bentuk yang digunakan dalam analisis Keynesian sederhana
dan pandangan yang telah mempertimbangkan keadaan di pasaran tenaga kerja.
Grafik (b) pada hakikatnya menggambarkan bahwa tingkat harga tidak akan
mengalami perubahan sebelum tingkat kesempatan kerja penuh dicapai. Tingkat
harga tidak akan mengalami perubahan dan dalam grafik tingkat harga tersebut
adalah P. Pada tingkat kesempatan kerja penuh keadaan sebaliknya akan berlaku,
yaitu apabila ekspansi dalam perbelanjaan agregat masih terus berlaku,
pendapatan nasional tidak dapat ditambah tetapi harga-harga akan meningkat.
Penggunaan tenaga kerja yang semakin banyak akan menambah pendapatan
nasional. Dengan demikian peningkatan harga akan menambah pendapatan
nasional ril. Sifat dari hubungan ini digambarkan oleh kurva penawaran agregat
AS di grafik (c) dan kurva ini dikembangkan oleh golongan Keynesian baru.
Dalam analisis penawaran agregat yang dihubungkan dengan pendapat golongan
Ekspektasi Rasional atau Klasik baru perlu dibedakan diantara penawaran
agregat jangka pendek (short run aggregate supply atou SRAS) dengan
penawaran agregat jangka panjang (long run aggregate supply atau LRAS). Yang
dimaksudkan dengan "jangka pendek dalam konsep diatas adalah jangka waktu
dimana hanya harga-harga barang dan harga bahan mentah (seperti minyak)
yang akan mengalami perubahan. Sedangkan dalam "jangka panjang perubahan
bukan saja berlaku ke atas tingkat harga barang-barang tetapi juga ke atas harga-
harga input (bahan mentah dan faktor-faktor produksi) yang digunakan dalam
proses produksi.

Pengaruh inflasi terhadap permintaan dan penawaran agregat adalah:


1. Inflasi akan menyebabkan suku bunga meningkat. Kenaikan suku bunga ini
pertama-tama menyebabkan investasi turun yang selanjutnya akan
menurunkan permintaan agregat dan pendapatan nasional.
2. Inflasi menyebabkan kemerosotan ekspor dan kenaikan impor yang juga
akan menyebabkan pengurangan ke atas permintaan agregat dan pendapatan
nasional
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi Permintaan dan Penawaran Agregat

Tingkat Harga dan Pengeluaran Rumah Tangga

Dalam suatu waktu tertentu tingkat pendapatan nominal masyarakat adalah


tetap. Tingkat gaji, upah, dan jumlah kesempatan kerja akan menentukan jumlah
pendapatan yang diterima masyarakat pada suatu waktu tertentu. Apabila tingkat
harga berbeda, daya beli pendapatan yang diperoleh itu adalah berbeda. Semakin
rendah tingkat harga, semakin banyak barang dan jasa yang dapat dibeli. Dengan
kata lain: nilai riil pengeluaran agregat akan semakin meningkat apabila tingkat
harga semakin rendah.

Tingkat Harga, Suku Bunga, dan Investasi

Pada umumnya terdapat perkaitan yang erat di antara perubahan tingkat harga
dengan suku bunga. Apabila harga adalah stabil, atau tingkat inflasi yang rendah,
suku bunga cenderung akan berada pada tingkat yang rendah. Semakin tinggi
inflasi, suku bunga cenderung akan menjadi semakin tinggi. Terdapat perkaitan
yang erat pula di antara suku bunga dengaan investasi, yaitu semakin tinggi suku
bunga akan menyebabkan penurunan dalam investasi. Kemerosotan investasi
menyebabkan pengurangan pengeluaran agregat. Dengan demikian kenaikan
harga akan menimbulkan proses perubahan berikut: (a) harga naik menyebabkan
suku bunga naik, (b) suku bunga naik menyebabkan investasi turun, dan (c)
investasi yang merosot menyebabkan pengeluaran agregat dan pendapatan
nasional riil merosot

Tingkat Harga, Ekspor, dan Impor

Tingkat harga akan menjadi salah satu faktor penting yang menentukan ekspor
dan impor suatu negara. Secara umum dapat dikatakan: (a) apabila barang-
barang dalam suatu negara adalah relatif lebih murah, ekspor akan meningkat,
dan impor berkurang, dan sebaliknya (b) apabila barang-barang dalam suatu
negara adalah relatif lebih mahal ekspor akan merosot dan impor akan
meningkat. Berdasarkan sifat ini dapat disimpulkan

a. Kenaikan harga akan menurunkan ekspor neto


b. Pengurangan ekspor netto akan menurunkan pengeluaran agregat dan
pendapatan nasional riil (ekspor dikurangi impor).

D. Penentuan keseimbangan dalam perekonomian


Dalam analisis AD-AS keseimbangan dalam perekonomian dicapai pada
keadaan dimana permintaan agregat sama dengan penawaran agregat. Dalam
model Klasik pencapaian keseimbangan ini ditunjukkan dalam gambar. Grafik
tersebut memperlihatkan penentuan keseimbangan berdasarkan kepada
permintaan agregat Ado dan penawaran agregat AS, Menurut Klasik
perekonomian akan mencapai keseimbangan pada titik E. Ini berarti dalam
perekonomian pendapatan nasional riil akan mencapai Y, dan ini merupakan
pendapatan nasional pada kesempatan kerja penuh karena pada pendapatan
nasional ini permintaan tenaga kerja sama dengan penawaran tenaga kerja. Pada
tingkat keseimbangan ini tingkat harga adalah P Keadaan yang digambarkan
oleh titik A adalah: pendapatan nasional riil mencapai Y, dan tingkat harga adalah
P, Keadaan ini menggambarkan bahwa perekonomian mengalami pengangguran
dan berarti penawaran agregat melebihi permintaan agregat dan penawaran
tenaga kerja melebihi permintaan tenaga kerja. Menurut ahli-ahli ekonomi
Klasik ketidakseimbangan ini akan menimbulkan penyesuaian di pasaran tenaga
kerja dan dipasaran barang. Di pasaran tenaga kerja kelebihan penawaran akan
menimbulkan pengurangan ke atas tingkat rill. Penurunan upah rill ini akan
menambah permintaan tenaga kerja dan pada waktu yang sama penawaran
tenaga kerja menurun, Pada akhirnya keseimbangan diantara permintaan dan
penawaran tenaga kerja akan berlaku kembali dan tingkat kesempatan kerja
penuh tercapai.Titik 8 menunjukkan permintaan agregat sebanyak Y, adalah
melebihi pendapatan nasional pada kesempatan kerja penuh (Ye): Kekurangan
penawaran ini menyebabkan tingkat harga meningkat. Proses harga ini
mengurangi permintaan agregat dan pada akhirnya ia seimbang dengan
penawaran agregat.

E. Keseimbangan AD-AS Tanpa Perubahan Harga: Pandangan Keynes

Keyakinan Keynes bahwa perekonomian selalu menghadapi masalah


pengangguran dan pertambahan uang tidak akan menimbulkan kenaikan harga
selama kesempatan kerja penuh belum tercapai, sangat mempengaruhi
pandangan Keynes yang berkeyakinan bahwa pertambahan permintaan agregat
hanya akan menimbulkan kenaikan dalam pendapatan nasional. Berdasarkan
kepada keyakinan ini, dalam analisis Keynesian yang mula-mula berkembang,
penentuan keseimbangan permintaan dan penawaran agregat adalah seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.
Dari sudut analisis Keynesian yang asal, keseimbangan AD-AS dan perubahan-
perubahannya dapat ditunjukkan dengan bantuan gambar 2.5. Misalkan pada
mulanya keseimbangan hanya dapat mencapai titik Es yang disebabkan karena
permintaan agregat yang relatif rendah, yaitu sebanyak AD. Pendapatan nasional
adalah Y, dan berada dibawah pendapatan nasional pada kesempatan kerja penuh
Y. Jurang diantara Y, dengan Y, akan menimbulkan pengangguran. Berbeda
dengan pandangan Klasik, pengangguran ini akan menimbulkan penyesuaian
seperti yang diterangkan dalam analisis ahli-ahli ekonomi Klasik Harga tidak
akan berubah dan tidak akan mewujudkan keseimbangan diantara permintaan
agregat dan penawaran agregat pada kesempatan kerja penuh. Begitu pula,
tingkat upah tidak akan merosot untuk menyeimbangkan permintaan dan
penawaran tenaga kerja. Tanpa perubahan dalam permintaan agregat
keseimbangan akan kekal pada Es.
Oleh karena Keynes berkeyakinan bahwa tanpa perubahan permintaan agregat
keseimbangan akan kekal pada tingkat dibawah kesempatan kerja penuh,
Keynes menekankan tentang pentingnya peranan pemerintah untuk
meningkatkan kegiatan perekonomian kea rah tingkat kesempatan kerja penuh.
Kebijakan pemerintah tersebut perlu ditumpukan kepada usaha menggeser kurva
AD, ke kanan yaitu AD, dan yang lebih ideal lagi apabila dapat mencapat AD,
Perubahan sehingga ke tingkat AD, perlu dihindari karena akan menimbulkan
inflasi. Perubahan AD tersebut akan dapat mengurangi pengangguran dan
apabila cukup efektif akan mewujudkan pula tingkat kesempatan kerja penuh.
Kebijakan pemerintah yang ditekankan dalam pemikiran Keynesian adalah
bersifat kebijakan mempengaruhi permintaan agregat atau demand
management policy.

F. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pergeseran AD-AS

a) Kurva AD
Kurva AD (Penawaran dan Permintaan Agregat) dalam grafik ekonomi
dipengaruhi oleh beberapa faktor utama:
1. Pengeluaran Konsumen (C)
Jika pengeluaran konsumen meningkat, maka kurva AD akan bergeser ke kanan
karena permintaan agregat akan meningkat.
2. Pengeluaran Investasi (I)
Jika pengeluaran investasi naik, kurva AD juga akan bergeser ke kanan karena
peningkatan investasi akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
3. Pengeluaran Pemerintah (G)
Jika pemerintah meningkatkan pengeluaran publik, kurva AD akan bergeser ke
kanan karena permintaan agregat akan meningkat.
4. Ekspor Bersih (X-M)
Jika ekspor bersih (ekspor dikurangi impor) meningkat, kurva AD akan bergeser
ke kanan karena peningkatan ekspor akan meningkatkan permintaan agregat.
5. Kebijakan Moneter
Tindakan bank sentral, seperti menurunkan suku bunga, dapat mendorong
pinjaman dan investasi, yang akan menggeser kurva AD ke kanan.
6. Kebijakan Fiskal
Kebijakan pemerintah seperti pengurangan pajak atau peningkatan belanja publik
dapat mempengaruhi kurva AD jika mengubah tingkat pengeluaran di masyarakat.
Perubahan dalam faktor-faktor di atas akan mengakibatkan pergeseran kurva AD
ke kanan (peningkatan) atau ke kiri (penurunan) dalam grafik. Pergeseran ini
mencerminkan perubahan dalam jumlah barang dan jasa yang diminta dalam
perekonomian pada berbagai tingkat harga.

b) Kurva AS
Pergeseran kurva Penawaran Agregat (AS) ke atas dan ke bawah dipengaruhi oleh
sejumlah faktor ekonomi. Efek dari perubahan tersebut dapat memengaruhi pendapatan
nasional riil dan tingkat harga. Berikut adalah faktor-faktor yang dapat menyebabkan
pergeseran tersebut:

1. Teknologi
Peningkatan dalam teknologi dan efisiensi produksi dapat menyebabkan kurva AS
bergeser ke atas. Ini akan meningkatkan pendapatan nasional riil dan menurunkan
tingkat harga.
2. Biaya Produksi
Kenaikan biaya produksi, seperti kenaikan upah tenaga kerja atau harga bahan
baku, dapat menyebabkan kurva AS bergeser ke atas. Ini akan mengurangi
pendapatan nasional riil dan meningkatkan tingkat harga.
3. Ketersediaan Sumber Daya
Jika sumber daya alam atau faktor produksi lainnya menjadi lebih terbatas, kurva
AS bisa bergeser ke atas. Ini akan mengurangi pendapatan nasional riil dan
meningkatkan tingkat harga.
4. Kebijakan Pemerintah
Tindakan pemerintah, seperti perubahan dalam pajak atau belanja publik, dapat
memengaruhi kurva AS. Kebijakan yang mendorong investasi dan produksi akan
membuat kurva AS bergeser ke atas, meningkatkan pendapatan nasional riil, dan
menurunkan tingkat harga.
5. Ketersediaan Tenaga Kerja
Jika tenaga kerja lebih tersedia, kurva AS dapat bergeser ke bawah, meningkatkan
pendapatan nasional riil dan menurunkan tingkat harga.
Perubahan dalam kurva AS memiliki efek berlawanan terhadap pendapatan
nasional riil dan tingkat harga. Pergeseran ke atas akan meningkatkan pendapatan
nasional riil dan menurunkan tingkat harga, sementara pergeseran ke bawah akan
memiliki efek sebaliknya, yaitu menurunkan pendapatan nasional riil dan
meningkatkan tingkat harga.

Contoh soal :

1. Jika pengeluaran pemerintah meningkat dengan 10 M dan jumlah ini diperoleh


dengan meningkatkan pajak dengan besar yang sama (10 M), apa yang terjadi
dengan permintaan agregat ?
Jawab: Jika pengeluaran pemerintah meningkat sebesar 10 M dan jumlah ini
diperoleh dengan meningkatkan pajak sebesar jumlah yang sama (10 M), secara
keseluruhan tidak ada perubahan netto dalam pendapatan rumah tangga. Ini
karena peningkatan pengeluaran pemerintah sebanding dengan peningkatan
pajak. Dalam konteks permintaan agregat, peningkatan pengeluaran pemerintah
dapat meningkatkan permintaan agregat secara langsung, tetapi peningkatan
pajak dapat mengurangi pendapatan rumah tangga dan konsumsi. Sehingga,
dampak netto terhadap permintaan agregat bisa bergantung pada respons
konsumen terhadap perubahan pajak. Jika konsumen menyimpan lebih banyak
dari pendapatan yang mereka terima setelah kenaikan pajak, maka dampak
peningkatan pengeluaran pemerintah dapat tereduksi. Sebaliknya, jika
konsumen tetap menghabiskan sebagian besar pendapatan mereka meskipun
adanya kenaikan pajak, maka dampaknya terhadap permintaan agregat mungkin
lebih positif. Dalam beberapa kasus, kebijakan fiskal semacam ini dapat
memiliki efek yang disebut "crowding out," di mana peningkatan pengeluaran
pemerintah dikompensasi oleh penurunan pengeluaran swasta karena
efek negatif pajak.
2. Fungsi konsumsi masyarakat suatu negara adalah C=400+0,75Yd. Pajak 20%
dari pendapatan nasional. Investasi perusahaan 400 dan pengeluaran pemerintah
sebesar 800. Besarnya ekspor negara tersebut 600 dan impor adalah 10% dari
pendapatan nasional.
Tentukan:
a. Fungsi Consumsi
b. Pendapatan nasional keseimbangan
Penyelesaian :
a. Fungsi Consumsi :
C=400+0,75Yd
C=400+0,75(Y-0,2Y)
C=400+0,6Y
b. Pendapatan nasional keseimbangan :
Y=C+I+G+X-M
Y=400+0,6Y+400+800+600-0,1Y
Y=4400.
3. Jelaskan mengapa kurva penawaran agregat jangka panjang vertikal!
Jawab :
Kurva penawaran agregat menyatakan jumlah keseluruhan barang dan jasa yang
diproduksi serta dijual pada tingkat harga oleh berbagai perusahaan, kurva
penawaran agregat memperlihatkan suatu hubungan yang sangat bergantung
pada periodenya. Sedangkan dalam jangka panjang, produksi barang dan jasa
dari suatu perekonomian (PDB riil) bergantung pada penawaran tenaga kerja,
modal, dan SDA serta iptek yang digunakan untuk mengubah faktor faktor
produksi yang ada menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi. Namun
karena tingkat harga tidak mempengaruhi penentu penentu jangka panjang dari
PDB riil, maka kurva penawaran agregat berbentuk vertikal. Karena hal tersebut
menunjukkan kenetralan moneter terhadap perubahan yang terjadi pada faktor
faktor pembentuk PDB riil

Soal Kuantitatif

1. Fungsi AD asal adalah YAD = 100-2P dan fungsi AS adalah YAS = -30+ 3P.
Tentukan Pendapatan nasional riil dan tingkat harga umum pada keseimbangan,
dan lukiskan keseimbangannya.
Jawab :
Kesimbangan diperoleh pada saat AD=AS
• Yad=Yas
100-2P= -30+3p
5P= 130 P = 26
• Yad = 100-2P
Yad = 100-2(26)
Yad = 48
• Yas = -30+3P
Yas = -30+3(26)
Yas = 48

2. Apabila fungsi AD pada soal 1 berubah menjadi YAD = 110-2P, tunjukkan


keadaan seimbangan yang baru dan hitung tingkat inflasi.
• Yad=Yas
110-2P= -30+3p
5P= 140
P = 28
• Yad = 110-2P
Yad = 110-2(28)
Yad = 54
• Yas = -30+3P
Yas = -30+3(28)
Yas = 54
• Tingkat Iflasi : (28-26)/26 x 100% = 7,6%
3. Fungsi AD asal adalah YAD = 50-6P dan fungsi AS adalah YAS = - 10+ 4P.
Tentukan Pendapatan nasional riil dan tingkat harga umum pada keseimbangan,
dan lukiskan keseimbangannya.
Jawab:
• Yad=Yas
50-6P = -10+4P
10P = 60
P=6
• Yad = 50-6P
Yad= 50-6(6)
Yad = 14
• Yas = -10+ 4P
Yas = -10+4(6)
Yas = 14
4. Apabila Yf = 18 pada soal 3 apakah perekonomian telah mencapai kesempatan
kerja penuh? Lukiskan keseimbangan AD – AS
Pendapatan nasional pada keseimbangan adalah 14 saat nilai p = 6.
Jika Yf=18 maka perekonomian itu telah mencapai tingkat kesempatan kerja
penuh karena terjadi peningkatan yaitu dari pendatan nasional saat
keseimbangan sebesar y = 14 meningkat menjadi Y = 18.

Referensi/Sumber:

Nanga, Muana. 2001. Makroekonomi: Teori, Masalah dan Kebijakan. Edisi Kedua.
Jakarta: PT. Raja Grafika Persada

Sukirno, Sadono. (1994). Pengantar Teori Makroekonomi Edisi Kedua. PT Raja


Grafindo Persada. Jakarta

Ulya, Husna Nimatul. (2021). Ekonomi Makro Islam (Pendekatan Teori Makro
Ekonomi Konvensional dan Islam). PT Nasya expanding Management. Pekalongan

Anda mungkin juga menyukai