1. Hukum hasil lebih yang semakin berkurang berlaku apabila tenaga kerja relative
lebih banyak kalau dibandingkan dengan faktor produksi (C)
Hukum hasil lebih yang semakin berkurang merupakan suatu hal yang dapat dipisah –
pisahkan dari teori produksi. Hukum itu menjelaskan sifat pokok dari hubungan tingkat
produksi dan tenaga kerja yang digunakan untuk mewujudkan produksi tersebut.
Hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa apabila faktor produksi
yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja) terus menerus ditambah sebanyak satu
unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya, tetapi
sesudah mencapai tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin berkurang dan
akhirnya mencapai nilai negatif. Sifat pertambahan produksi seperti ini menyebabkan
pertambahan produksi total semakin lambat dan akhirnya ia mencapai tingkat yanng
maksimum dan kemudian menurun. Dengan demikian pada hakikatnya hukum hasil
lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa hubungan diantara tingkat produksi
dan jumlah tenaga kerja yang digunakan dapat dibedakan dalam tiga tahap, sebagai
berikut:
1) produksi total mengalami pertambahan yang semakin cepat
2) produksi total pertambahan semakin lambat
3) produksi total semakin lama semakin berkurang
dikemukakan suatu
gambaran mengenai
produksi suatu barang
pertanian diatas
sebidang tanah yang
tetap jumlahnya,
tetapi jumlah tenaga
kerjanya berubah-
ubah. Dalam tabel
tersebut digambarkan
bahwa produksi total yang ditunjuk dalam kolom (3) mengalami pertambahan yang
semakin cepat apabila tenaga kerja ditambah dari 1 menjadi 2, dari 2 kemudian
ditambah lagi menjadi 3. Maka dalam keadaan ini kegiatan memproduksi mencapai
tahap pertama. setiap tambahan tenaga kerja menghasilkan tambahan produksi yang
lebih besar dari yang dicapai pekerja sebelumya. Dalam analisis ekonomi keadaan
tersebut dinamakan produksi marjinal pekerja yang semakin bertambah. Apabila tenaga
kerja ditambah dari 3 menjadi 4, kemudian dari 4 menjadi 5, kemudian dari 5 menjadi
6, dan selanjutnya dari 6 menjadi 7, produk total tetap bertambah, tetapi jumlah
pertambahannya semakin lama semakin sedikit. Maka dalam keadaan ini produksi
mencapai tahap kedua. Yaitu yang keadaan dimana produksi marjinal semakin
berkurang. Pada tahap ketiga, pertambahan tenaga kerja tidak akan menambah produk
total, yaitu produksi total berkurang. Dengan kata lain tenaga kerja relative lebih banyak
kalau dibandingkan dengan faktor produksi
BAB 10
1. Yang manakah dari yang berikut digolongkan sebagai biaya tetap sewa pabrik (A)
biaya tetap adalah pengeluaran bisnis yang tidak bergantung pada tingkat barang atau
jasa yang dihasilkan oleh bisnis tersebut. Pengeluaran ini berkaitan dengan waktu,
seperti gaji atau beban sewa yang dibayar setiap bulan, maka jawaban yang paling tepat
adalah sewa pabrik.
2. Biaya marjinal akan mulai meningkat pada ketika biaya produksi total mencapai
maksimum (B)
Kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah produksi sebanyak satu
unit dinamakan biaya marjinal. Dengan demikian, berdasarkan kepada definisi ini,
biaya marjinal dapat dicari dengan menggunakan rumus:
MCn=TCn-TCn-1
Dimana MCn adalah biaya marjinal produksi ke-n, TCn adalah biaya total pada waktu
jumlah produksi adalah n dan TCn-1 adalah biaya total pada waktu jumlah produksi
adalah n-1. Akan tetapi pada umumnya pertambahan satu unit faktor produksi akan
menambah beberapa unit produksi. Sebagai contoh. Misalkan jumlah tenaga kerja
bertambah dari 2 menjadi 2, dapat dilihat bahwa produksi bertambah dari 6 menjadi 12
unit (jadi bertambah 6 unit) dan biaya produksi bertambah sebanyak Rp 50.000, yaitu
dari sebanyak Rp 150.000 menjadi Rp 200.000. Dengan demikian biaya marjinal adalah
Rp 50.000/6 unit=Rp 8.333..
Apabila rumus seperti yang telah diterangkan sebelum ini tidak dapat digunakan, rumus
yang akan digunakan untuk menghitung biaya marjinal adalah:
∆𝑇𝐶
MCn= ∆𝑄
Dimana MCn adalah biaya marjinal produksi ke-n, ∆𝑇𝐶 adalah pertambahan jumlah
biaya total produksi dan ∆𝑄 adalah pertambahan jumlah produksi. Berikut ini
ditunjukkan satu contoh bagaimana cara menghitung biaya marjinal. Perhatikan
kenaikan produksi dan biaya produksi pada waktu kerja ditambah dari 5 menjadi 6.
Ternyata produksi naik sebanyak 6 unit, yaitu dari 27 unit menjadi 33 unit, dan biaya
produksi naik sebanyak Rp 50.000, yaitu dari Rp 300.000 menjadi Rp 350.000. Dengan
demikian besarnya biaya marjinal adalah:
350000−300000 50000
MC= = = Rp8333
33−27 6
Maka Biaya marjinal akan mulai meningkat pada ketika biaya produksi total mencapai
maksimum
3. Yang manakah dari pernyataan berikut adalah yang paling tepat? Kurva biaya
marjinal memotong AC dan AVC pada titik-titiknya yang paling minimum (B)
• Apabila MC < AVC, maka nilai AVC menurun (berarti kalau kurva MC di bawah
kurva AVC maka kurva AVC sedang menurun).
• Apabila MC > AVC, maka nilai AVC akan semakin besar (berarti kalau kurva MC
di atas AVC maka kurva AVC sedang menaik)
Sebagai akibat keadaan yang dinyatakan dalam (1) dan (2) maka kurva AVC dipotong
oleh kurva MC di titik terendah dari kurva AVC. Dengan cara yang sama dapat
dibuktikan bahwa kurva AC dipotong oleh kurva MC pada titik terendah kurva AC.
Secara grafik hubungan di antara MC dengan AVC dan AC adalah sperti yang
ditunjukan dalam Gambar 1.01
BAB 11