Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PENGANTAR EKONOMI MIKRO

CONTOH KASUS PERMINTAAN DAN PENAWARAN

PENYEBAB KENAIKAN HARGA MENJELANG

LEBARAN (IDUL FITRI)

NAMA : VERA SAPITRI

NIM : 14310010

PROGRAM STUDI S1- AKUNTANSI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS RESPATI
YOGYAKARTA
Kasus
Kenaikan harga menjelang Ramadhan dan Lebaran (Idul Fitri)???

Adalah fenomena berulang yang seolah tak terhindarkan bagi rakyat

Indonesia. Sesuai hukum ekonomi, fenomena ini sebenarnya wajar, di mana ada

peningkatan permintaan, maka harga pun melonjak. Pedagang pun tak mau

kehilangan kesempatan untuk mengambil untung lebih besar. Tapi tak urung hal

ini meresahkan masyarakat, terutama mereka yang berpenghasilan minim.

Analisisnya

Dari kasus diatas kelompok kami menganalisis adanya Penyebab Terjadinya

Kenaikan Harga Bahan Pokok Menjelang Lebaran (Idul Fitri) disebabkan karena:

1. Hukum permintaan dan penawaran

Salah satu hal yang menyebabkan harga barang terus merangkak naik adalah

prinsip ”supplydan demand”. Seperti salah satu hukum ekonomi yang mengatakan

bahwa apabila permintaan meningkat dan barang tidak ada maka akan cenderung

terjadi kenaikan harga barang.

Hal ini bisa dilihat dari waktu terjadinya kenaikan harga. Kenaikan harga

suatu barang sebagain besar terjadi karena faktor gagal panen. Mungkin masih

segar di ingatan kita saat harga cabe melonjak drastis. Harga cabe ini naik karena

terjadi gagal panen pada petani cabe akibat cuaca buruk.

Saat ini harga beras terus melonjak naik hal ini disebabkan banyak petani

beras yang gagal panen. Gagal panen ini menyebabkan jumlah beras di pasar

menurun sedangkan permintaan tetap atau mungkin bertambah karena menjelang


puasa. Saat menjelang puasa, harga barang terus melonjak naik karena jumlah

permintaan terus meningkat sedangkan jumlah barang tetap atau cenderung

berkurang.

Perlu analisis dari sisi supply, mengapa supply berkurang. Saat menjelang

puasa seperti ini banyak orang di daerah jawa yang melakukan ritual “kirim doa”

kepada para kerabatnya yang telah meninggal. Ritual ini berupa syukuran dengan

mengundang para tetangga dan kerabat ke rumah untuk berdoa bersama-sama

mendoakan sanak saudara yang telah meningga dunia.

Kegiatan ini tidak hanya dilakukan oleh satu keluarga tapi oleh semua

keluarga yang memilki keluarga yang sudah meninggal dunia. Hal ini

menyebabkan permintaan akan kebutuhan beras meningkat. Naiknya permintaan

beras tidak diikuti bertambahnya jumlah beras di pasar hal inilah yang

menyebabkan harga beras terus merangkak naik.

Tentu menjadi hal yang sulit apabila kita ingin mengendalikan harga barang

karena selama ini barang-barang yang melonjak naik adalah barang-barang

kebutuhan rumah tangga yang jumlah penawaran di pasar berkurang karena

jumlah barangnya memang berkurang karena sebab-sebab tertentu seperti yang

sudah saya sebutkan di atas tadi.

Apabila kita ingin mengendalikan harga salah satu caranya adalah dengan

menambah jumlah penawaran di pasar yang artinya kita menambah jumlah stok

barang tersebut di pasar atau dengan menekan permintaan akan barang

tersebut.  Seperti bunyi hukum permintaan dan penawaran “apabila penawaran

akan suatu barang semakin bertambah namun permintaan akan barang tersebut
berkurang maka harga barang akan turun” sedangkan apabila “ permintaan

meningkat namun penawaran berkurang maka harga barang akan naik”. Jadi cara

yang dapat dilakukaan agar harga tidak terus naik adalah berusaha agar jumlah

penawaran melebihi jumlah permintaan di pasar.

2. Lemahnya antisipasi kenaikan harga saat lebaran

Kenaikan harga pokok saat lebaran ini polanya sudah berulang-ulang tiap

tahun, apakah pemerintah tidak bisa mengantisipasi hal tersebut, strategi

pemerintah tiap tahun selalu sama, yakni operasi pasar. Tahun ini, pemerintah

menyediakan stok beras 500.000 ton untuk operasi pasar.

Jika stok Bulog tidak mencukupi, pemerintah pun memutuskan untuk

impor, padahal kita ini adalah terkenal dengan swasembada beras. Kalau terus

berulang dan tidak ada solusi, berarti pemerintah telah kalah dengan pasar serta

pemerintah tidak mau serius untuk meredam kenaikan harga pokok ini.

Jangan lupa pula, melambungnya harga bahan kebutuhan pokok juga akibat

buruk infrastruktur. Saluran distribusi terganggu karena banyak jalan yang

berlobang dan tidak terawat serta naiknya harga BBM sehingga biaya produksi

naik. Siapa yang menanggung kenaikan biaya tersebut? Tentunya konsumen yang

posisi tawarnya lemah. Pemerintah sebenarnarnya sudah sabar betul.

Namun, sampai saat ini langkah konkritnya masih dipertanyakan. Pemerintah

sibuk dengan hal-hal yang tidak penting, seharusnya pemerintah memiliki jurus

pamungkas untuk meredam kenaikan harga di bulan Ramadhan ini sehingga

melonjatnya harga dapat di seimbangkan untuk kesejahteraan rakyat kecil.


Ketika bulan Ramadhan datang, bukankah seharusnya komsumsi kebutuhan

pokok berkurang. Tetapi, hal tersebut tidak terjadi pada masyarakat kita.

Berdasarkan riset Nielsen, selama bulan puasa, belanja konsumen kelas bawah

justru naik 30% sementara kelas menengah naik 16%. Sikap konsumen tersebut

tentunya mempengaruhi harga. Konsumsi  tersebut seharusnya dapat

dikendalikan.

3. Harga melambung akibat ekonomi yang buruk

Harga yang terus menerus mengalami kenaikan menjadi masalah di tatanan

masyarakat, karena kenaikan harga tidak sesuai dengan pendapatan yang di

hasilkan masyarakat. Hal ini di sebabkan karena perekonomian yang sangat buruk

di negeri ini.

Apabila penghasilan masyarakat sesuai kenaikan harga-harga, mungkin

kenaikan harga bukan menjadi masalah bagi masyarakat. Tetapi perekonomian

yang buruk ini tidak mungkin mewujudkan pendapatan masyarakat sesuai.

Masyrakat (rakyat miskin) adalah kelompok masyarakat yang paling merasakan

kesengsaraan apabila terjadi kenaikan harga.

Kita bisa lihat seperti, petani, buruh dan kaum miskin kota yang di

kebiasaannya saja sangat susah mencari kehidupan, konon lagi apabila harga-

harga naik. Sedangkan negara yang kondisinya sedang dilanda utang luar negri

yang sangat besar  tidak bisa berbuat apa-apa untuk konsisi ini.
Banyak faktor yang mempengaruhi hal ini, mungkin apabila kita melihat

historis di Indonesia, tidak mungkin  Rakyat Indonesia kekurangan untuk sumber

kehidupan seperti sembako. Namun, ini lah kenyataanya, dan kenapa ini bisa

terjadi?

Pertama, Indonesia yang dulunya negara agraris telah berubah menjadi

negara Industrialis, sehinggah habisnya lahan-lahan pertanian akibat lahirnya

perusahaan baru yang menyebabkan lahan pertanian menjadi perkebunan.

Kedua, tidak adanya upaya pemerintah untuk meningkatkan perekonomian

dengan membangun suatu perekonomian mandiri yang mementingkan

kepentingan rakyat

Ketiga, adanya faktor asing dengan UU No. 25 Tahun 2007 tentang

penanaman modal asing untuk mengelolah segala sumberdaya alam Indonesia

seperti pertambangan, perkebuna, pertanian, dan perminyakan. Dengan ketentuan

hasil Indonesia 20% dan asing 80%. Jadi tidak heran apabila Indonesia sering

kekurangan beras dan minyak, yang mengakibatkan bahan-bahan pokok pun

membumbung tinggi. Akibatnya secara perlahan Indonesia telah diakuisisi.

4. Peranan pemerintah dalam pengendalian ekonomi pasar

Sudah bukan baru lagi setiap menjelang puasa dan lebaran, kebutuhan bahan

pokok selalu membumbung tinggi harganya. hal ini memicu inflasi di dalam

masyarakat utamanya yang berpenghasilan rendah. Ada beberapa hal yang

membuat kenaikkan harga-harga bahan pokok di pasar, antara lain: 


 Permainan di tingkat tengkulak, distributor yang melenyapkan

suplai barang di pasaran 

 Sistem permintaan dan penawaran sangat bebas, tidak ada adab/perilaku

yang berpijak pada akhlak mulia yang mengutamakan masyarakat sebagai

pihak yang dipenuhi kebutuhannya alias terlalu kapitalis. 

 Pemerintah/penguasa sebagai pihak pengatur tidak berperanan penting

dalam mengendalikan ekonomi rakyat, yang seharusnya berkuasa penuh

dalam memberikan jaminan akan kebutuhan dasar rakyatnya. Seperti

sembako sehingga harga-harga terlalu bebas diserahkan oleh pasar

sebagai pengendali utama, kalaupun ada operasi pasar sifatnya

sebagai shock therapy saja.

Anda mungkin juga menyukai