EKONOMI KREATIF
PERMASALAHAN EKONOMI KREATIF PADA BIDANG PERIKLANAN, DESAIN,
KULINER, MUSIK, DAN SENI PERTUNJUKAN
Disusun oleh :
1. Nasywa Alya Rosyidah (22011010015)
2. Angelita Firda Rambu Anagiya (22011010016)
3. Ariyani Nurul Fadilah (22011010021)
4. Sonia Yulia Putri (22011010045)
5. Carissa Klarin Yovanda (22011010077)
KELAS B
EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
hidayah-Nya yang telah dilimpahkan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Masalah Jenis-Jenis Bidang Ekonomi Kreatif” dengan tepat waktu.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Ekonomi
Kreatif.
Tidak lupa kami ucapan terima kasih kepada dosen mata kuliah Ekonomi Kreatif yang
telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Serta ucapan terima kasih kepada
teman-teman anggota kelompok ini karena telah berkontribusi dalam penyusunan makalah ini
sehingga bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah dan memperluas pengetahuan
para pembaca dan bermanfaat bagi kita semua. Kami juga menyadari bahwa tugas makalah
ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan, untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah yang
lebih baik lagi selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………….…………..i
DAFTAR ISI……………………………………………………………….…………ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang………………………………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah…….………………………………………………………..2
1.3 Tujuan………………………………………………………………………….2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Permasalahan Ekonomi Kreatif Pada Bidang Periklanan……………………..3
2.2 Permasalahan Ekonomi Kreatif Pada Bidang Desain……..…………………..5
2.3 Permasalahan Ekonomi Kreatif Pada Bidang Kuliner………………………...7
2.4 Permasalahan Ekonomi Kreatif Pada Bidang Musik……………….…………9
2.5 Permasalahan Ekonomi Kreatif Pada Bidang Seni Pertunjukan…..………......9
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………….11
3.2 Saran…………………………………………………………………………...11
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah Ekonomi Kreatif boleh dikatakan belumlah akrab di dalam wacana publik.
Sekalipun nomenklatur ini telah menjadi salah satu dari unsur kementerian pada paruh kedua
pemerintahan Presiden SBY, yaitu Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, tetap saja
belum dikenal dengan baik oleh setiap kalangan masyarakat Indonesia. Di samping memang
istilah ekonomi kreatif merupakan hal yang baru dalam literatur ekonomi, usaha untuk
mensosialisasikan bidang ini pun tampak belum maksimal. Pariwisata atau pertanian sebagai
nomenklatur, jauh lebih dikenal dan dimengerti oleh masyararakat ketimbang ekonomi
kreatif.
Ekonomi Kreatif yang dipandang sebagai sub sektor dalam kegiatan ekonomi sebenarnya
belum lama muncul. Pada dekade awal 1990-an, di Australia timbul persoalan mengenai
mekanisme pandanaan yang berkaitan dengan kebijakan sektor seni dan budaya, sehingga
muncullah istilah ketika itu “Creative Nation” yang dikeluarkan Australia. Tetapi istilah ini
benar-benar terangkat ketika Department of Culture, Media, and Sport (DCMS) United
Kingdom (Inggris) mendirikan Creative Industries Task Force pada tahun 1997.
Kemudian DCMS Creative Industries Task Force (1998) merumuskan definisi sebagai
berikut: “Creative Industries as those industries which have their origin in individual
creativity, skill and talent, and which have a potential for wealth and job creation through the
generation and exploitation of intellectual property and content”. Ruang lingkup dari industri
kreatif menurut DCMS meliputi, advertising, architecture, the art and antiques market,
crafts, design, designer fashion, film, interactive leisure software, music, the performing arts,
publishing, software, television and radio. Pada waktu berikutnya, banyak negara di dunia
mengadopsi konsep Inggris ini, antara lain Norwegia, Selandia Baru, Singapura, Sewedia dan
tentu saja Indonesia tidak mau ketinggalan dengan istilahnya sendiri, Ekonomi Kreatif.
Indonesia sendiri dalam pembangunan sektor ekonomi kreatif tampak sangat cepat. Bila di
negara maju semacam Inggris, timbulnya industri kreatif sebagai nomenklatur baru dalam
kebijakan industrial mereka, hal itu tampak sebagai suatu yang alamiah dari perspektif evolusi
ekonomi. Ingris, sebagai pelopor industri sekaligus lokus revolusi industri dunia, kini masuk
pada tahap lanjut evolusi ekonomi, yaitu ekonomi berbasis ide dan kreasi. Bila
disederhanakan, evolusi ekonomi dimulai dari tahap ekonomi berbasis pertanian, kemudian
berkembang menjadi ekonomi berbasis industri, lalu ekonomi berbasis informasi, dan yang
mutakhir ekonomi berbasis ide dan kreasi.
Kasus Indonesia dalam hal pembinaan Ekonomi Kreatif cukup menarik. Ekonomi Kreatif
muncul dari atas (from above) melalui kebijakan negara. Tetapi bukan berarti kegiatan
ekonomi kreatif baru muncul seiring dengan kebijakan pemerintah tersebut. Ekonomi Kreatif
telah lama tumbuh dan berkembang di masyarakat, namun secara khusus mendapat perhatian
dan pembinaan yang kuat dari pemerintah baru dimulai pada era pemerintahan SBY.
Pemerintahan SBY telah meninggalkan legacy yang baik terkait pengembangan dan
pembangunan ekonomi kreatif di Indonesia. Secara kronologis kebijakan ekonomi kreatif
dimulai oleh pernyataan Presiden untuk meningkatkan industri kerajinan dan kreativitas
bangsa, terselenggaranya Pekan Produk Budaya Indonesia 2007, yang berubah nama menjadi
Pekan Produk Kreatif Indonesia 2009, terbitnya Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2009
tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif, hingga Perpres Nomor 92 Tahun 2011 yang
menjadi dasar hukum terbentuknya kementerian baru yang mengurusi ekonomi kreatif, yaitu
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan Menterinya, Mari Elka Pangestu.
Kemudian lebih lanjut terbitlah pada 2012.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah disinggung di atas sebagai dasar pembelajaran, maka akan
diuraikan permasalahan jenis-jenis pada bidang ekonomi kreatif, diantaranya:
a. Apa Saja Permasalahan Ekonomi Kreatif Pada Bidang Periklanan?
b. Apa Saja Permasalahan Ekonomi Kreatif Pada Bidang Desain?
c. Apa Saja Permasalahan Ekonomi Kreatif Pada Bidang Kuliner?
d. Apa Saja Permasalahan Ekonomi Kreatif Pada Bidang Musik?
e. Apa Saja Permasalahan Ekonomi Kreatif Pada Bidang Seni Pertunjukan?
1.3 Tujuan
Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas yang bersumber dari latar belakang masalah
yang telah disebutkan, kami berharap dari pembahasan ini kita dapat mengetahui :
a. Permasalahan Ekonomi Kreatif di Bidang Periklanan
b. Permasalahan Ekonomi Kreatif di Bidang Desain
c. Permasalahan Ekonomi Kreatif di Bidang Kuliner
d. Permasalahan Ekonomi Kreatif Pada Bidang Musik
e. Permasalahan Ekonomi Kreatif Pada Bidang Seni Pertunjukan
BAB II
PEMBAHASAN
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Industrialisasi telah menciptakan pola kerja, pola produksi dan pola distribusiyang
lebih murah dan lebih efisien, era globalisasi dan konektivitas mengubah carabertukar
informasi, berdagang, dan konsumsi dari produk-produk budaya danteknologi
dari berbagai tempat di dunia. Dunia menjadi tempat yang sangat dinamisdan kompleks
sehingga kreativitas dan pengetahuan menjadi suatu aset yang takternilai dalam
kompetisi dan pengembangan ekonomi. Kebutuhan khusus perusahaanadalah mendorong
para pemilik usaha Indonesia untuk mengembangkan penunjangproduksinya. Peran
pemerintah penting dalam pengembangan ekonomi kreatifIndonesia. Karena
dukungan pemerintah, sumber daya alam meningkat. Daripenjelasan argumen lain,
dapat disimpulkan bahwa ekonomi alami adalah konsepekonomi yang muncul
ketika lingkaran ekonomi pengetahuan berkembang padaketerampilan, pengetahuan
kapasitas yang memunculkan peristiwa. Yang pertamadidasarkan pada seni sumber
daya alam kepentingan ekonomi Hak milik. Dalam banyak hal, keberadaan ekonomi
kreatif di arus pembangunan ekonomimodern mampu mengakselarasi pembangunan
ekonomi dan bisnis serta mendorongpercepatan globalisasi ekonomi karena produk
– produk yang dihasilkan industrikreatif di Indonesia Mampu bersaing di pasar global
3.2 Saran
Adapun saran-saran yang dapat diberikan oleh penulis, yaitu :
Pemerintah harus lebih meningkatkan lagi kualitas kinerja dalam pengembangan ekonomi
kreatif terutama dalam mendukung pembangun ekonomi modern saat ini.
DAFTAR PUSTAKA