Anda di halaman 1dari 15

EKONOMI MIKRO LANJUTAN (EKI 213) A4

KONSEP PASAR OLIGOPOLI

Dosen Pengampu:

Drs. I Wayan Wenagama, M.P.

Disusun Oleh

Anggota Kelompok 5 :

Liestia Nur Afifah 2007511121

Alifio Aradea Putranto 2007511161


Sherin Oktaviana Hayaz 2007511162

I Gusti Ayu Michelle Audi Natasha Oka 2007511166

EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya
tugas paper yang berjudul “Konsep Pasar Oligopoli” dapat diselesaikan sesuai dengan yang
direncanakan. Adapun tujuan dari penulisan dari paper ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Ekonomi Mikro Lanjuatan. Selain itu, paper ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang keseimbangan pasar barang dan pasar uang bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. I Wayan Wenagama, M.P.
selaku dosen mata kuliah Ekonomi Mikro Lanjutan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga dapat menyelesaikan paper ini.

Penulis menyadari bahwa paper ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penuli tetap bertanggung jawab
terhadap semua isi paper. Penulis berharap semoga paper ini bermanfaat bagi pihak yang
berkepentingan.

Denpasar, 09 maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2


DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan .............................................................................................................................. 2
BAB II ....................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
2.1 Konsep Pasar Oligopoli.................................................................................................. 3
2.2 Karakteristik Pasar Oligopoli ....................................................................................... 3
2.3 Tipe Pasar Oligopoli ....................................................................................................... 5
2.4 Model Cournot ................................................................................................................ 5
2.5 Model Betrand ................................................................................................................ 7
2.6 Model Keseimbangan Cournot ..................................................................................... 8
2.7 Model Keseimbang Betrand .......................................................................................... 8
2.8 Kasus Cournot dan Betrand ........................................................................................ 10
BAB III.................................................................................................................................... 11
PENUTUP............................................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasar adalah suatu sistem yang membentuk terjadinya sebuah hubungan sosial antara
pembeli dan penjual. Adapun pasar tidak sesederhana seperti kelihatannya karena ada berbagai
jenis pasar yang ternyata tanpa sadar dapat kita temui dalam kehidupan sehari – hari. Sebagai
salah satu contoh adalah pasar oligopoli.

Bagi masyarakat awam mungkin pasar oligopoli terdengar asing serta membingungkan.
Pasar oligopoli adalah sebuah industri yang didominasi oleh beberapa perusahaan yang dengan
mengandalkan ukuran perusahaannya masingmasing, terlebih jika perusahaannya adalah yang
berskala besar, maka perusahaan tersebut dapat mempengaruhi harga yang ada di pasar. Di
sejumlah pasar oligopoli, produknya homogen terdiferensiasi, contohnya adalah pada industri
provider telepon seluler.

Dalam perusahaan oligopoli, suatu kegiatan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan
akan sangat berdampak besar pada perusahaan lain karena jumlah perusahaan yang sedikit.
Sebagai contoh saat sebuah provider mengeluarkan harga murah untuk sebuah harga paket
internet, maka provider lain juga memiliki kecenderungan untuk melakukan hal yang sama.
Namun, berbedadengan provider yang sudah berada di pasar oligopoli dalam jangka panjang,
karena perusahaan oligopoli dalam jangka panjang sifatnya akan menjadi inelastis alias tidak
akan mudah terpengaruh pada perubahan harga.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep pasar oligopoli?
2. Apa saja karakteristik pasar oligopoli?
3. Apa saja tipe pasar oligopoli?
4. Apa yang dimaksud dengan model Cournot?
5. Apa yang dimaksud dengan model Bertrand?
6. Apa yang dimaksud dengan model keseimbangan Cournot?
7. Apa yang dimaksud dengan model keseimbangan Bertrand?
8. Bagaimana kasus Cournot dan Bertrand?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui konsep pasar oligopoli
2. Mengetahui karakteristik pasar oligopoli
3. Mengetahui tipe pasar oligopoli
4. Mengetahui pengertian model Cournot
5. Mengetahui pengertian model Bertrand
6. Mengatahui tentang model keseimbangan Cournot
7. Mengetahui tentang model keseimbangan Bertrand
8. Mengetahui kasus permasalahan pada model Cournot dan Bertrand
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Pasar Oligopoli

Istilah Oligopoli berasal dari bahasa Yunani, yaitu: Oligos Polein yang berarti: yang
menjual sedikit atau beberapa penjual. Beberapa penjual dalam konteks ini, maksudnya di
mana penawaran satu jenis barang di kuasai oleh beberapa perusahaan, beberapa dapat berarti
paling sedikit 2 dan paling banyak 10 atau 15 perusahaan. Pasar Oligopoli merupakan suatu
bentuk pasar yang terdapat beberapa penjual dimana salah satu atau beberapa penjual bertindak
sebagai pemilik pasar terbesar (price leader). Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua
tetapi kurang dari sepuluh. Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya
sebagai bagian yang terikat dengan permainan pasar, di mana keuntungan yang mereka
dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi, iklan,
pengenalan produk baru, perubahan harga, dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk
menjauhkan konsumen dari pesaing mereka. Di Indonesia pasar oligopoli dapat dengan mudah
kita jumpai, misalnya pada pasar semen, pasar layanan operator selular, indusrti kertas, pasar
otomotif serta pasar yang bergerak dalam industri berat.

Pasar oligopoli adalah suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa
produsen atau penjual dalam satu wilayah area. Pasar Oligopoli adalah suatu pasar dimana
terdapat beberapa produsen yang menghasilkan barang-barang yang saling bersaingan. Pasar
Oligopoli merupakan salah satu jenis dari pasar persaingan tidak sempurna. Dimana pasar
Oligopoli merupakan pasar yang hanya terdapat beberapa perusahaan atau penjual yang
memproduksi barang sejenis.

2.2 Karakteristik Pasar Oligopoli

a) Pasar oligopoly hanya terdiri atas sekelompok kecil perusahaan. Dalam pasar oligopoly
terdapat beberapa perusahaan raksasa yang menguasai penjualan dan di samping itu
pula terdapat beberapa perusahaan kecil. Para perusahaan raksasa tersebut saling
memengaruhi satu sama lain. Sifat ini menyebabkan setiap perusaan harus mengambil
keputusan dengan hati-hati dalam mengubah harga, bentuk barang, corak produksi dan
sebagainya. Sifat saling memengaruhi (mutual interpendence) ini merupakan sifat
khusus dari pasar oligopoli.
b) Barang yang diproduksi adalah barang yang standar atau barang yang berbeda corak
atau bisa bersifat homogen, dan bisa juga berbeda, namun memenuhi standar tertentu.
Barang yang diproduksi pada pasar ini ada kalanya merupakan barang yang standar
misalnya pada industry penghasil barang mentah (baja dan aluminium) dan industry
bahan baku (semen dan bahan bangunan). Selain itu pada pasar oligopoly juga
memproduksi barang yang berbeda corak. Barang yang diproduksi adalah barang akhir
seperti industry mobil, industry rokok, industry pesawat terbang, dan lain-lain.
c) Terdapat banyak pembeli di pasar. Seperti pasar persaingan sempurna, jumlah pembeli
di pasar oligopoli sangat banyak.
d) Hanya ada beberapa perusahaan (penjual) yang menguasai pasar. Umumnya adalah
penjual-penjual (perusahaan) besar yang memiliki modal besar saja (konglomerasi).
Karena ada ketergantungan dalam perusahaan tersebut untuk saling menunjang.
Contoh: bakrie group memiliki pertambangan, property, dan perusahaan telefon seluler.
e) Pengambilan keputusan yang saling mempengaruhi. Keputusan perusahaan dalam
menentukan harga dan jumlah output akan mempengaruhi perusahaan lainnya, baik
yang sudah ada (existing firms) maupun yang masih di luar industri (potensial firms).
Karenanya guna menahan perusahaan potensial untuk masuk industri, perusahaan yang
sudah ada menempuh strategi menetapkan harga jual terbatas (limiting prices) yang
membuat perusahaan menikmati laba super normal di bawah tingkat maksimum.
f) Advertensi (periklanan) sangat penting dan intensif. Untuk menciptakan brand image,
menarik market share dan mencegah pesaing baru. Dalam pasar ini peran iklan sangat
membantu peusahaan dagang karena iklan dapat dengan mudah diterima oleh
masyarakat atau calon pembeli, oleh karena itu iklan terbukti ampuh dalam menarik
perhatian calon pembeli yang ingin memilih barang-barang , dengan mudah perusahaan
membuat iklan tentang produknya dengan keunggulan -keunggulan produknya
dibanding produk perusahaan lain atau perusahaan pesaing.
g) Sulit Dimasuki Perusahaan Baru. Dalam pasar oligopoli ini mengapa dikatakan sulit
dimasuki oleh perusahaan baru, karena image dari perusahaan yang sudah lama
terbangun lebih kuat dengan pembeli di banding perusahaan yang baru muncul yang
menawarkan barang yang sama namun pembeli atau konsumen tidak tau kualitas dari
barang-barang yang dijual perusahaan baru tersebut.
h) Harga Jual Tidak Mudah Berubah. Dalam pasar oligopoli ini harga yang keluar tidak
cepat naik atau turun, bisa dikatakan harga selalu stabil dan tidak mudah berubah,
mungkin saja karena penjualan yang stabil terhadap suatu produk yang diluncurkan
oleh suatu perusahaan sudah cukup menghasilkan keuntungan, namun apa bila tiba-tiba
harga naik otomatis pembeli akan berfikir kembali untuk membeli produk ini dan bisa
jadi pembeli beralih pada produk perusahaan lainya yang menjual varian yang sama
namu harga lebih murah dengan kualitas yang hampir sama.

2.3 Tipe Pasar Oligopoli

a. Pasar Oligopoli Murni


Pasar oligopoli murni adalah pasar yang hanya menjual satu barang saja. Meskipun
hanya satu barang saja, tetapi varian dari barangnya cukup banyak. sementara itu, harga
dari barang satu dengan barang lainnya hampir sama. Pada pasar oligopoli jenis ini,
hampir setiap kebijakannya dipengaruhi oleh produsen utama. Itulah mengapa pasar
oligopoli jenis ini dinamakan pasar oligopoli murni.
b. Pasar Oligopoli Terdiferensiasi
Pasar oligopoli terdiferensiasi adalah pasar yang hanya menjual satu jenis saja. Namun,
harga pada satu jenis barang itu tidak sama dengan harga produsen atau perusahaan
lainnya. Sederhanya harga dari satu produsen dengan produsen lainnya akan
mengalami diferensiasi. Apabila hal ini terjadi, maka pasar oligopoli semakin menjadi
tidak sehat, karena konsumen lebih menyukai harga yang relatif murah, tetapi barang
cukup berkualitas.
c. Pasar Oligopoli Non Kolusi
Pasar oligopoli non kolusi adalah pasar yang di mana jika ada perusahaan yang ingin
memainkan harga suatu barang atau jasa perlu memperhatikan kondisi atau
perkembangan yang terjadi pada perusahaan lain (kompetitor). Di dalam pasar
oligopoli, hal ini perlu dilakukan oleh suatu perusahaan karena bertujuan agar usaha
yang dijalani mengalami perkembangan serta perusahaan lainnya tidak bisa mengikuti
persaingan harga tersebut.
d. Pasar Oligopoli Kolusi
Pasar oligopoli adalah pasar yang di mana hampir setiap produsen atau perusahaan
melakukan kerja sama. Biasanya langkah kerja sama ini dilakukan pada saat ingin
menaikkan harga dari suatu produk atau jasa. Hal seperti ini akan terlihat bahwa
persaingan dari produsen satu dengan produsen yang lainnya tidak begitu jauh.

2.4 Model Cournot


Model Cournot adalah model yang pada tahun 1838 diperkenalkan oleh ahli ekonomi
Augustin Cournot. Model Cournot merupakan model sederhana duopoli (bentuk paling
sederhana dari oligopoli) di mana kedua perusahaan memproduksi suatu barang yang bersifat
homogen. Dalam model ini setiap perusahaan akan menganggap bahwa output dari pesaingnya
merupakan sesuatu yang tetap, kedua perusahaan juga memutuskan berapa banyak barang yang
harus diproduksi secara bersamaan. Dalam model ini digunakan asumsi dasar bahwa setiap
perusahaan akan berusaha memaksimumkan profitnya dengan harapan bahwa output decision-
nya tidak akan mempengaruhi keputusan dari pesaingnya.

Pada gambar menejelaskan perilaku dari duopoli (bentuk yang paling sederhana dari
oligopoli) di mana perusahaan 1 akan memaksimalkan labanya dengan jumlah produksi
dari perusahaan 2. Jika perusahaan 1 mengira bahwa perusahaan 2 tidak akan berproduksi
(0), maka kurva permintaan perusahaan 1 adalah kurva permintaan pasar. Output yang
memaksimalkan laba perusahaan 1 adalah titik dimana MR1 (0) berpotongan dengan MC1
yaitu 50 unit. Jadi, jika perusahaan 1 mengira bahwa perusahaan 2 memproduksi 0, maka
seharusnya perusahaan 1 memproduksi 50 unit. Kemudian jika perusahaan 1 mengira
perusahan 2 akan memproduksi 50 unit, maka kurva permintaan perusahaan 1 bergeser ke
kiri D1 (50) sehingga maksimalisasi laba perusahaan 1 adalah 25 unit. Akhirnya jika
perusahaan 1 mengira perusahaan 2 akan memproduksi 75 unit, perusahaan 1 hanya akan
memproduksi 12,5 unit. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara
output yang memaksimalkan laba suatu perusahaan dan jumlah yang dikiranya akan
diproduksi oleh pesaingnya, yang disebut sebagai kurva reaksi.
2.5 Model Betrand

Seorang ahli ekonomi Prancis, Joseph Bertrand, mengembangkan Model Bertand pada
tahun 1883. Model Bertrand berlaku pada perusahaan-perusahaan yang memproduksi suatu
barang yang homogen dan mengambil keputusannya pada saat yang sama, seperti halnya model
Cournot. Namun dalam model Bertrand, yang harus ditentukan oleh perusahaan adalah
keputusan harga bukan jumlah output perusahaan.
Model oligopoli Bertrand juga disebut sebagai price-setting oligopoly karena yang
ditentukan perusahaan adalah harga. Hal tersebut yang membedakan model Bertrand dengan
model Cournot, yaitu dalam model tersebut yang ditentukan adalah output sementara harga
ditetapkan oleh pasar. Terdapat beberapa asumsi yang digunakan dalam model Bertrand, yaitu
sebagai berikut:
• Terdapat minimal dua perusahaan dengan produk yang homogen
• Perusahaan di dalam industri tidak saling bekerjasama
• Perusahaan memiliki marginal cost yang sama dan konstan
• Terdapat perilaku strategis (strategic behaviour) antar perusahaan
• Perusahaan bersaing dalam harga sedangkan demand diatur oleh pasar
• Konsumen akan membeli semua produk dari perusahaan yang menetapkan harga lebih
murah, namun jika harganya sama maka output yang terjual terbagi rata pada semua
perusahaan.
Konsumen akan memilih barang yang lebih murah dengan asumsi bahwa barang yang
diproduksi perusahaan adalah homogen. Oleh karena itu, jika kedua perusahaan mengenakan
harga yang berbeda maka perusahaan yang menetapkan harga lebih rendah akan menguasai
pasar sehingga perusahaan dengan harga yang lebih tinggi tidak akan menjual apapun. Jika
perusahaan menetapkan harga yang sama, maka konsumen tidak akan peduli produk yang akan
dibelinya berasal dari perusahaan mana sehingga masing-masing perusahaan akan menyuplai
separuh dari pasar.
Dalam model Bertrand, karena persaingan dilakukan dalam penetapan harga, maka
sangat mudah bagi perusahaan untuk mengubah-ubah jumlah output yang dihasilkan. Namun,
di sisi lain, sulita bagi perusahaan untuk mengubah harga yang telah ditetapkan karena
konsumen sangat sensitif terhadap perubahan harga dan cenderung akan berpindah ke
perusahaan lain apabila perusahaan tersebut menaikkan harga yang telah disepakati
sebelumnya. Kurva model persaingan Bertrand adalah reaksi harga antar perusahaan.
2.6 Model Keseimbangan Cournot

Gambar di atas menjelaskan bahwa kurva reaksi perusahaan 1 menunjukkan berapa


banyak yang akan diproduksinya sebagai fungsi dari berapa besar perusahaan itu mengira
perusahaan 2 akan berproduksi. Begitu pula dengan perusahaan 2. Kurva reaksi perusahaan 2
menunjukkan outputnya sebagai fungsi dari seberapa besar perusahaan itu mengira perusahaan
1 akan berproduksi. Dalam ekuilibrium Cournot, masing-masing perusahaan dengan tepat
mengasumsikan jumlah yang akan diproduksi pesaingnya dan dengan demikian
memaksimalkan labanya sendiri. Hal tersebut menyebabkan tidak satu perusahaan pun akan
berpindah dari ekuilibrium ini. Ekuilibrium Cournot merupakan contoh dari ekuilibrium Nash.
Asumsi yang berlaku dalam model Cournot bahwa output pesaingnya adalah tetap akan
rasional jika kedua perusahaan tersebut memilih output-nya hanya sekali saja karena pada saat
itulah output-nya tidak dapat berubah. Selain itu, asumsi tersebut akan rasional jika keduanya
berada dalam ekuilibrium Cournot karena pada saat itulah tidak satu perusahaan pun
mempunyai insentif untuk mengubah output-nya. Model Cournot akan sesuai dengan perilaku
duopolis dalam industri yang terdiri atas perusahaan-perusahaan yang identik dan tidak satupun
di antaranya lebih unggul atau dalam kepemimpinan.

2.7 Model Keseimbang Betrand

Model oligopoli ini dikenalkan oleh Joseph Bertrand pada tahun 1883 yang juga berasal
dari Perancis. Bertrand melalui model ini, mengkritik model oligopoli yang dikembangkan
oleh Cournot. Ia tak setuju dengan anggapan Cournot bahwa harga akan ditentukan oleh pasar
dan perusahaan oligopolis hanya menentukan output saja tanpa menetapkan harga. Sehingga
Bertrand beranggapan bahwa model Cournot gagal menjelaskan mekanisme bagaimana harga
akan ditentukan.

Jadi dalam model oligopoli Bertrand ini, perusahaan akan menentukan dan menetapkan
harga dan bukan menetapkan output, oleh karena itu model oligopoli Bertrand ini dikenal juga
dengan nama price-setting oligopoli. Hal inilah yang membedakan antara model oligopoli
Bertrand dan model oligopoli Cournot maupun Stackelberg perusahaan menetapkan output dan
membiarkan ditetapkan oleh pasar.

Asumsi yang digunakan dalam model Bertrand ini adalah sebagai berikut :

• Terdapat setidaknya dua buah perusahaan yang memiliki produk homogeny


• Perusahaan di dalam industri tidak saling berkooperasi
• Perusahaan memiliki marginal cost yang sama dan konstan
• Terdapat strategic behavior antar perusahaan
• Perusahaan bersaing dalam harga dan membiarkan demand diatur oleh pasar
• Konsumen akan membeli semua produk dari perusahaan yang menetapkan harga lebih
murah, namun jika harga sama maka output yang terjual terbagi rata dari semua
perusahaan

Dalam model Bertrand, hubungan output antar perusahaan adalah positif. Artinya, jika
suatu perusahaan menurunkan harga, maka perusahaan lainnya akan berusaha menurunkan
harga pula. Ketika kedua perusahaan saling bersaing, maka kurva reaksi kedua perusahaan
akan berpotongan di titik A, yaitu titik ekuilibrium harga kedua perusahaan atau yang dikenal
sebagai Nash Equilibrium dengan harga sebesar $4. Lain halnya jika kedua perusahaan
memutuskan untuk tidak lagi bersaing dan justru melakukan kerja sama atau kolusi, maka
mereka dapat menetapkan harga yang jauh lebih tinggi daripada kedua perusahaan tidak
melakukan kolusi yaitu sebesar $6, yang dalam Gambar diatas ditunjukkan oleh titik B atau
disebut juga ekuilibrium kolusi

2.8 Kasus Cournot dan Betrand

Perilaku persaingan usaha yang cenderung mengikuti model Cournot terjadi dalam
industri pembibitan ayam pedaging sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh Wiyono
(2006). Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian berjudul Estimasi Bentuk Persaingan
Usaha dan Perilaku Kolusi pada Industri Pembibitan Ayam Pedaging di Indonesia adalah
mengestimasi bentuk perilaku persaingan usaha dan perilaku kolusi perusahaan-perusahaan
pembibitan ayam pedaging di Indonesia. Berdasarkan penelitian tersebut, dapat disimpulkan
bahwa perusahaan pembibitan ayam pedaging di Indonesia cenderung mengikuti model
persaingan Cournot karena dalam menentukan tingkat produksi yang memaksimalkan
keuntungannya, masing-masing perusahaan selalu memperhitungkan tingkat produksi output
perusahaan pembibit lainnya. Selain itu, perusahaan-perusahaan pembibit pun cenderung tidak
saling melakukan koordinasi (independen) dalam proses penentuan output yang
memaksimalkan keuntungannya.

Model Bertrand yang berbasis oligopoly price-setting pernah digunakan Lisytowatie


(2010) untuk menganalisa kondisi pasar industri asuransi kendaraan bermotor dikaitkan dengan
dikeluarkannya regulasi tarif referensi (PMK 74/PMK.010/2007) yang diharapkan dapat
menjadi solusi dari gejolak “perang tariff” yang terjadi dalam industri asuransi Indonesia. Hasil
dari penelitian tersebut menyimpulkan bahwa kondisi industri asuransi kendaraan bermotor
dalam kondisi pasar yang kompetitif dan berdasarkan perolehan Premi Netto yang cenderung
mengalami kenaikan merefleksikan bahwa industri asuransi kendaraan bermotor dalam kondisi
yang menguntungkan bagi para pelaku pasar walaupun ditengah kondisi ”perang tarif”. Hal
tersebut menunjukan bahwa regulasi tarif referensi yang diatur PMK No. 74 Tahun 2007 tidak
menjadi urgent untuk dilakukan[ CITATION Mau14 \l 1057 ]
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pasar oligopoli merupakan suatu bentuk pasar persaingan tidak sempurna di mana
penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Dalam pasar oligopoli, semua
promosi, iklan, perubahan harga, hingga pengenalan produk baru dan lain sebagainya
dilakukan oleh tiap perusahaan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari perusahaan
pesaing. Karakteristik utama dari pasar oligopoli yaitu jumlah produsennya yang hanya
terdapat beberapa dan banyaknya jumlah pembeli. Adanya saling ketergantungan antar
perusahaan juga menjadi karakteristik lain dalam pasar ini.

Pasar oligopoli dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pasar oligopoli murni (pure oligopoly)
dan pasar oligopoli dengan pembedaan (differentiated oligopoly). Selain itu, pasar oligopoli
juga memiliki model yang juga dibagi menjadi dua jenis, yaitu oligopoli kolusif yang
didalamnya terdiri dari kartal dan Price leadership (kepemimpinan harga) dan yang kedua yaitu
oligopoli non-kolusif yang didalamnya terdiri dari model Cournot, Edgeworth, Chamberlin,
kurva permintaan patah dan model Stackelberg.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi Arga, Filia. 2008. Dampak Bundling Pada Welfare Masyarakat. FE-UI. Diakses pada
tanggal 5 Maret 2022 dari http://www.digilib.ui.ac.id/file?file=digital/123335-6171-
Penerapan%20strategi-Literatur.pdf pukul 18.23

Maulina, D. (2014). IDENTIFIKASI STRUKTUR PASAR DAN STRATEGI BERSAING:


PENDEKATAN GAME THEORY. Semarang: Universitas Diponegoro.

Pasar Oligopoli: Pengertian, Ciri-Ciri, Jenis, & Contoh. (2022). Diakses 21 Februari 2022, dari
https://www.gramedia.com/literasi/pasar-oligopoli/

Anda mungkin juga menyukai