2 2
BAB VII. PASAR PERSAINGAN SEMPURNA ................................... 184
7.1. Ciri-ciri pasar persaingan sempurna .................................. 185
7.2. Permintaan dan Penawaran Pasar Persaingan Sempurna 186
7.3. Maksimisasi Keuntungan Perusahaan ............................. 189
7.4. Penawaran dalam Pasar Persaingan Sempurna ............... 197
7.5. Penerapan Konsep Surplus Produsen dan Konsumen ... 202
7.6. Intervensi Pemerintah dalam Pasar Persaingan Sempurna 204
7.7. Ringkasan Bab 7...................................................................... 215
BAB
VII
PASAR PERSAINGAN
SEMPURNA
Suatu pasar terdiri dari seluruh perusahaan dan individu yang ingin dan
mampu untuk membeli serta menjual suatu produk tertentu. Karakteristik pasar yang
paling mendasar adalah jumlah dan ukuran distribusi para pembeli dan penjual serta
tingkat difrensiasi produk. Secara tradisional, pasar dapat dibagi menjadi empat
macam, yaitu pasar persaingan sempurna, pasar monopoli, pasar persaingan
monopolistik, dan pasar oligopoli.
Pasar persaingan Sempurna (perfect competition) adalah struktur pasar yang
ditandai oleh jumlah pembeli dan penjual yang sangat banyak. Transaksi setiap
individu (pembeli dan penjual) sangat kecil dibandingkan output industri total
sehingga mereka tidak bisa mempengaruhi harga produk tersebut. Para pembeli dan
penjual secara individual hanya bertindak sebagai penerima harga (price takers).
Tidak ada perusahaan yang menerima laba di atas normal dalam jangka panjang
dalam pasar persaingan sempurna.
Pasar Monopoli (monopoly) adalah struktur pasar yang ditandai oleh adanya
seorang produsen tunggal. Suatu perusahaan monopoli dapat menentukan harga
produk dan jumlah outputnya. Sebuah perusahaan monopoli dapat memperoleh laba
di atas normal, bahkan dalam jangka panjang sekalipun.
Pasar Persaingan Monopolistik (monopolistic competition) adalah pasar yang
sangat mirip dengan persaingan sempurna, tetapi sedikit dibedakan dengan
persaingan sempurna karena dalam persaingan monopolistik ini konsumen
mengetahui perbedaan- perbedaan di antara produk dari perusahaan-perusahaan yang
berbeda. Seperti halnya dalam persaingan sempurna, maka dalam pasar persaingan
monopolistik ini, laba di atas normal hanya dapat diperoleh dalam jangka pendek.
Pasar Oligopoli (ligopoly) adalah struktur pasar di mana hanya ada sejumlah
kecil perusahaan yang memproduksi hampir semua output industri. Oligopoli dibagi
lagi menjadi oligopoli terdiferensiasi (differentiated oligopoly) di mana produk
tidak
190
190
Jumlah produsen dan konsumen dalam pasar sangat banyak, sehingga kemampuan
setiap produsen dan konsumen dalam pasar sangat kecil, dan bahkan tidak dapat
mempengaruhi pasar. Setiap perusahaan dalam pasar persaingan sempurna hanya
menghasilkan suatu bagian yang sangat kecil dibandingkan jumlah output
industri secara keseluruhan, dan setiap pembeli hanya membeli suatu bagian yang
sangat kecil pula dari output total tersebut.
2. Produk yang
Homogen
Yang dimaksud dengan produk homogen adalah produk yang mampu memberi
kepuasan kepada konsumen tanpa mengetahui siapa produsennya. Jadi konsumen
tidak membeli merek produk tetapi membeli kegunaan barang atau jasa. Oleh karena
191
191
karakteristik yang
sama.
Para pelaku pasar (produsen dan konsumen) memiliki pengetahuan yang sempurna
tentang harga, dan kualitas yang produk yang dijual. Dengan demikian produsen dan
penjual hanya menghadapi satu harga dan kualitas dari produksi yang
diperjualbelikan di pasar.
Konsekwensi dari banyaknya produsen dan konsumen dalam pasar, maka baik
produsen maupun konsumen tidak dapat mempengaruhi harga pasar. Jadi produsen
dan konsumen hanya dapat menyesuaikan diri dengan harga pasar yang ada atau
penerima harga (price taker).
5. Bebas keluar-masuk
pasar
kasus seperti ini. Lebih penting lagi, suatu pemahaman yang jelas mengenai
persaingan sempurna
194
194
akan memberikan suatu referensi pokok bagi kita untuk menganalisis struktur-
struktur pasar lainnya seperti pasar oligopoli, persaingan monopolistik, dan pasar
monopoli.
P
P
S
0 Q 0 Q
a. Kurva Permintaan Industri/Pasar b. Kurva Permintaan Perusahaan
Gambar 7.1. Kurva Permintaan Pasar Persaingan Sempurna dan
195
195
Perusahaan
196
196
Dalam jangak pendek, biaya perusahaan dibedakan ke dalam biaya tetap (fixed
cost; FC) dan biaya variabel (variabel cost; VC), sementara dalam jangka panjang
tidak dikenal adanya biaya tetap, tetapi semua biaya adalah variabel, dan sekaligus
merupakan total biaya (total cost; TC). Walaupun demikian dalam jangka waktu
tersebut terdapat persamaan dalam menghitung keuntungan, yaitu dengan
memperkurangkan antara total penerimaan (total revenue; TR) dan total biaya (total
cost; TC). Kondisi keuntungan maksimum dapat dicapai pada saat tingkat
penerimaan marginal (marginal revenue; MR) sama dengan biaya marjinal
(marginal cost; MC).
Tabel 7.2. menunjukkan tentang pendapatan yang terima dan biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan. Kolom 3 menunjukkan tentang total penerimaan
perusahaan yaitu diperoleh dengan mengalikan harga (P) (kolom (2) dengan kutitas
barang yang dijual (Q) (kolom (1), sementara kolom 6 menunjukkan tentang total
biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan diperoleh dengan menjumlahkan biaya
variabel total
198
198
(TVC) (kolom 8) dengan total biaya tetap (TFC) (kolom7). Sementara kolom 13
menunjukkan tentang keuntungan/ kerugian (∏) yang diperoleh perusahaan, di mana
kolom keuntungan ini diperoleh dengan memperkurangkan antara total penerimaan
(kolom 3) dengan total biaya (kolom 6) yang dikeluarkan oleh perusahaan. Terlihat
bahwa perusahaan akan memperoleh keuntungan maksimum pada saat perusahaan
memproduksi/menjual barang atau jasa sebesar 9 unit. Terlihat pula bahwa pada saat
perusahaan hanya memproduksi kurang dari 6 unit maka perusahaan akan menderita
kerugian, demikian halnya apabila perusahaan menjual di atas 12 unit maka
perusahaan juga akan menderita kerugian.
9 1000 9000 1000 1000 7500 2000 5500 833 222 611 750 1500
10 1000 10000 1000 1000 8600 2000 6600 850 200 650 1000 1400
11 1000 11000 1000 1000 10100 2000 8100 909 182 727 1500 900
12 1000 12000 1000 1000 12000 2000 10000 1000 167 833 2000 0
Dengan menunjukkan total penerimaan (TR), total biaya (TC), total biaya tetap
(TFC), dan total biaya variabel (TVC) dalam satu grafik, maka kondisi keuntungan
(∏) perusahaan dalam jangka pendek dapat dilihat pada Gambar 7.3.
Gambar 7.3, menunjukkan bahwa pada saat perusahaan tidak melakukan
produksi, maka perusahaan akan menderita kerugian sebesar Rp. 2000. Hal
tersebut
199
199
disebabkan karena perusahaan tetap harus menanggung biaya tetap sebesar Rp. 2000
walaupun mereka tidak melakukan produksi. Pada saat perusahaan memproduksi
sebesar kurang sedikit dari 6 unit maka TR=TC, yang berarti bahwa perusahaan tidak
memperoleh keuntungan dan juga tidak menderita kerugian dalam perusahaan pulang
pokok (impas). Pada saat TR>TC yaitu pada waktu perusahaan memproduksi antara
6 sampai 12 unit, maka perusahaan akan memperoleh keuntungan.
Keuntungan
maksimum diperoleh perusahaan pada saat mereka memproduksi sebesar 9
unit.
Rp TC
TR
12000
TV
6000
2000 TF
0 Q
6 9 12
-2000
∏
Contoh Soal
Fungsi permintaan industri dalam pasar persaingan sempurna adalah Q = 150 –
2
2P, dan kurva biaya total perusahaan A adalah TC = 0,5Q + 30Q + 150. Dimana Q
200
200
adalah jumlah kuantitas produk yang dijual dan P adalah harga jual produk.
Berdasarkan data tersebut diminta:
a. Hitung jumlah dan harga keseimbangan?
b. Hitung keuntungan perusahaan A dalam industri?
c. Surplus produsen dan konsumen?
Jawab
Diketahui
QD = 150 – 2P
2
TC = 0,5Q + 30Q + 150
MC = Q + 30
Q = 150 – 2P P = 75 – 0,5Q
a. Syarat agar laba maksimum adalah P = MC (dimana MR =
P) P = MC
75 -0,5Q = Q + 30
1,5Q = 45
Q = 30
P = 75 – 0,5Q
P = 75 - 0,5(30)
P = 60
Dengan demikian, maka jumlah produk yang jual adalah 30 unit dengan
harga
Rp. 60 per unit
b. Jumlah keuntungan perusahaan A adalah:
∏ = TR – TC
Dimana TR = P x
Q
TC = TVC + TFC
TFC = 150
2
TVC = 0,5Q + 30Q
2
= 0,5(30) + 30(30)
= 0,5(900) + 900
201
201
= 1350
∏ = P x Q – (TVC + TFC)
∏ = 60 x 30 – (1350 + 150)
∏ = 1800 – 1500
∏ = 300
c. Surplus produsen dan konsumen dapat dihitung dengan memperhatikan gambar 7.4.
Surplus konsumen adalah:
(75 60)30
225
2
Surplus Produsen
(60 30)30
450
2
Jadi surplus konsumen adalah 225 sementara surplus produsen adalah 450.
MC = 2Q + 30
75
SK
60
SP
30 D
30 150 Q
Gambar 7.4. Surplus Produsen dan Konsumen
Terdapat dua syarat yang harus dipenuhi agar perusahaan berada dalam
202
202
P/C
MC
AC
P* D=MR=AR=P
Laba
C
A
0 Q
Q*
Gambar 7.5. Kurva Keuntungan Maksimum Perusahaan
Q*. Oleh karena biaya rata-rata lebih kecil dari harga setiap output, maka perusahaan
memperoleh laba sebesar wilayah PCEA. Apabila perusahaan memproduksi kurang
dari Q*, maka penerimaan marjinal (MR=P) lebih besar dari biaya marjinal (MC),
sehingga lebih menguntungkan bagi perusahaan untuk menambah outputnya. Dan
apabila perusahaan memproduksi lebih besar dari Q* maka MC sudah lebih besar dari
MR, sehingga penambahan output akan mengurangi keuntungan bagi perusahaan. Jadi
laba maksimum akan tercapai pada MR=MC dengan output sebesar Q*.
Posisi Perusahaan
Impas
P/C
MC
AC
AVC
E
P* D=MR=AR=P
0 Q
Q*
Gambar 7.6. Keseimbangan Jangka Pendek Dalam Kondisi
Impas
204
204
P/C
MC
AC
B AVC
C
Rugi
P* D=MR=AR=P
E
0 Q
Q*
Gambar 7.7 Keseimbangan Jangka Pendek Dalam Kondisi Rugi
205
205
Apabila harga produk di pasar telah berada pada kondisi lebih tinggi dari biaya
variabel rata-rata (AVC>P), maka tidak ada pilihan bagi perusahaan kecuali tutup.
P/C MC
AC
AVC
P* D=MR=AR=P
E
Q
0 Q*
Gambar 7.8 Keseimbangan Jangka Pandek dalam Kondisi Perusahaan Tutup
206
206
Gambar 7.8 menunjukkan bahwa posisi AVC > P, dengan demikian, maka
apabila perusahaan melanjutkan operasinya maka perusahaan di samping merugi
dengan biaya tetap, perusahaan juga merugi dengan sebagian biaya variabel rata-
rata. Karena itu, pilihan terbaik bagi perusahaan adalah menutup usahanya atau
perusahaan dibubarkan.
P/C
MC P
S
P4
AC
P3
207
207
P2
AVC
P1
P0
208
208
Contoh Soal
3 2
Misalkan fungsi biaya perusahaan ABC adalah C=q – 14Q + 69Q + 128.
Berdasarkan fungsi tersebut hitung: Fungsi penawaran perusahaan ABC tersebut?
Jawab:
Kurva penawaran perusahaan didasarkan pada aturan MC = P. Yang berarti P =
2
3Q - 28Q + 69. Tetapi persamaan ini hanya berlaku bagi P, dimana P
merupakan minimum dari kurva biaya variabel rata-rata. Oleh karena itu langka
pertama perlu
dicari biaya marjinal (MC) dan biaya rata-rata variabel (AVC):
TC
MC 3Q 2 28Q 69
Q
Q3 - 14Q2
TVC Q - 14Q 69
2
AVC
Q 69Q
Q
AVC mencapai minimum apabila:
AVC
2Q - 14 0
Q
2Q = 14
Q =7
209
209
2
Dengan demikian pada saat Q =7, maka nilai AVC = (7) – 14(7) + 69 = 20.
Oleh karena itu pada saat P < 20, maka jumlah produk yang ditawarkan adalah nol.
Jadi penawaran produk baru ada apabila harga produk di atas 20 (P>20). Fungsi
penawaran perusahaan dibentuk dengan memperhatikan kondisi keutungan maksimum
yaitu P=MC=MR.
Jadi secara matematis MC dan AVC berpotongan pada Q =7 dimana MC
dan
AVC =20. Karena itu fungsi penawaran dapat
ditulis: P = 3Q2 – 28Q + 69 untuk
P ≥ 20
Q=0 untuk P < 20
Pada bagian ini kita akan membicarakan apa yang terjadi ketika perusahaan
bebas keluar masuk dalam pasar. Kita berasumsi bahwa semua produsen memiliki
akses terhadap teknologi yang sama dalam memproduksi barang atau jasa, dan semua
produsen memiliki akses yang sama dalam membeli bahan baku untuk keperluan
produksi, dan semua produsen berpotensi memiliki kurva biaya yang sama.
Keputusan produsen untuk keluar masuk dalam pasar tergantung pada insentif
yang dihadapi oleh produsen baik produsen yang lama maupun pengusaha yang akan
memulai usaha baru. Apabila perusahaan yang ada dalam pasar mendapatkan
keuntungan ekonomis, maka perusahaan-perusahaan baru akan mendapat insentif
untuk masuk ke dalam pasar. Dengan masuknya perusahaan-perusahaan baru ini akan
menambah jumlah perusahaan dalam pasar. Dengan meningkatkan produsen dalam
pasar maka akan meningkatkan jumlah penawaran total, sehingga dapat menurunkan
harga dan keuntungan bagi perusahaan. Sebaliknya apabila perusahaan-perusahaan
lama dalam pasar merugi, maka beberapa dari mereka akan keluar dari pasar,
sehingga mengurangi jumlah penawaran total, sehingga dapat menaikkan harga dan
keuntungan bagi perusahaan yang bertahan dalam pasar. Jadi proses masuk keluar ini
adalah perusahaan yang tetap ada dalam pasar akan memperoleh keuntungan
ekonomis sebesar nol. Sebagai mana telah dijelaskan bahwa keuntungan perusahaan
adalah: (P – ATC)Q.
210
210
SRAC,LRAC,SRMC,LRMC,P
LRMC
SRMC SRAC
LRAC
A
211
211
P
C
B
P1 E
212
212
SRAC,LRAC,SRMC,LRMC,P
213
213
SRMC
P
LRMC
SRAC
A SRAC
214
214
Pada kondisi kuantitas Q2, skala produksi berada pada kondisi biaya yang naik
(increasing cost) yang ditandai dengan LRAC pada Q2 lebih tinggi pada LRAC pada
Q1. Karena adanya keuntungan ekonomis, maka menarik bagi produsen baru masuk
dalam pasar dan atau produsen lama menambah output yang dihasilkan. Hal tersebut
menyebabkan kenaikan biaya dan menurunkan harga. Dengan turunnya harga dan
naiknya biaya produksi, maka membuat banyak produsen yang keluar dari pasar
karena menderita kerugian. Karena itu keseimbangan akan kembali pada harga yang
lebih rendah pada titik E, di mana MR=AR=SRMC= SRAC =LRMC=LRAC=P.
Harga
B
S
C
P2
E
P*
P1
F
D
A
0 Q1 Q* Kuantitas
Gambar 7.12. Keseimbangan Persaingan Sempurna dan Surplus Produsen/Konsumen
pada daerah BEP*. Segala sesuatu yang terjadi pada pasar beras yang mempengaruhi
ukuran bidang segi tiga ini akan mempengaruhi kemakmuran konsumen.
Gambar 9.12 juga menunjukkan nilai surplus yang diterima oleh produsen
beras terhadap situasi di mana tidak ada beras yang diproduksi. Ukuran ini didasarkan
pada ukuran intuitif kurva penawaran (S), yang memperhatikan harga minimum yang
akan diterima produsen untuk setiap kg beras yang diproduksi. Pada titik equilibrium
E dengan harga P* dan kuantitas Q*, total penerimaan produsen adalah P*EQ*0. Dan
apabila produsen memproduksi sebesar Q* maka produsen akan menerima surplus
sebesar P*AE.
Analisis mengenai surplus produsen dan konsumen juga memberi petunjuk
bahwa, para ekonom percaya bahwa pasar yang bersaing secara sempurna
menghasilkan alokasi sumberdaya yang efisien. Mari kita perhatikan kembali Gambar
7.12, menunjukkan bahwa setiap level output untuk beras selain titik E dengan output
Q* dan harga P* adalah tidak efisien dan jumlah surplus produsen dan konsumen
secara total adalah tidak maksimum. Misalkan apabila jumlah beras yang dihasilkan
adalah sebesar Q1 maka total bidang surplus CFE akan hilang. Pada Q1 konsumen
akan bersedia membayar sebesar P2 untuk setiap kg beras yang dikonsumsi
konsumen, di mana biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi hanya sebesar P1.
Konsumen akan mendapatkan beras dengan harga yang lebih murah dari yang
seharusnya mereka bayar. Sementara produsen akan mendapatkan hasil lebih dari
beras atas ongkos produksi yang mereka keluarkan. Hanya pada titik E dengan harga
P* dan kuantitas Q* transaksi yang saling menguntungkan itu akan terjadi sehingga
penjumlahan dari surplus produsen dan konsumen adalah maksimum.
Salah satu bentuk campur tangan pemerintah dalam pasar adalah pengenaan
pajak atas suatu produk. Pada bagian ini kita akan membahas tentang bagaimana
pengaruh pajak dapat mengubah alokasi sumberdaya, dan juga melihat siapa
sebenarnya yang menanggung beban pajak tersebut. Analisis pengaruh pajak dapat
membantu kita untuk menjelaskan bagaimana pajak dapat mempengaruhi
kesejahteraan produsen dan konsumen.
Pada kesempatan ini diuraikan pengaruh pajak khusus yaitu pajak yang
dikenakan terhadap suatu produk dengan jumlah tetap per unit output yang
dibebankan oleh pemerintah terhadap industri yang menghasilkan output yang sama.
Walaupun berdasarkan undang-undang pajak wajib dibayar oleh perusahaan, namun
pandangan ini dapat menyesatkan. Oleh karena itu mari kita perhatikan Gambar 7.13.
Gambar 7.13 menunjukkan bahwa kurva permintaan bergeser ke keri dari D
ke D1, dimana jarak vertikal antara kurva menunjukkan jumlah pajak per unit (t).
Misalkan harga yang dibayar oleh konsumen sebesar P, maka perusahaan hanya perlu
menjaga P-t. Hal tersebut merupakan kurva bermintaan setelah pajak yang akan
sejalan dengan perilaku perusahaan. Dalam kondisi ini konsumen tetap akan
membayar harga bruto seperti yang tercermin oleh kurva D. Dengan demikian pajak
menciptakan batas antara apa yang dibayar oleh konsumen dan apa yang sebenarnya
didapat oleh perusahaan.
Dalam jangka pendek dampak pajak menggeser keseimbangan dari posisi
awal P1, Q1 ke titik dimana permintaan yang baru D1 memotong kurva penawaran
jangka pendek S. Perpotongan ini muncul pada saat output sebesar Q2 dan harga
setelah pajak P2. Dengan asumsi bahwa harga P2 lebih rendah dari biaya variabel
rata-rata, dan perusahaan sekarang mengalami kerugian apabila mereka
memproduksi produk sebesar Q2, maka konsumen akan membayar P3 untuk tingkat
output Q2. Pada gambar tersebut, maka P3-P2 =t. Oleh karena itu dalam jangka
pendek sebagian beban pajak dibebankan kepada konsumen (terlihat pada harga yang
mereka bayar dari P1 ke P3, sebagai lainnya ditanggung oleh perusahaan, dimana
218
218
sekarang beroperasi dalam keadaan merugi karena mereka menerima P2 (bukan P1)
untuk output mereka.
P
SMC P
S1
MC Pajak S
AC P4
P3
LS
P1
P2
D
D1
0 Q1 0 Q3 Q2 Q1 Q
Gambar 7.13. Dampak atas Pengenaan Pajak Khusus pada Pasar Persaingan
dan Berbiaya Tetap
Price
LS
3
P
AC
P1 E
P2 B
D
D1
0 Q2 Q1 Quantity
Gambar 7.14. Pengaruh Pajak Terhadap Peningkatan Biaya dalam Industri
220
220
Gambar 7.14 juga menunjukkan bahwa, karena pajak yang dikenakan dapat
menurunkan output atas produk yang dikenai pajak, maka akan ada realokasi
produksi ke wilayah lain. Realokasi ini mengandung arti bahwa transaksi sebelumnya
yang saling menguntungkan akan hilang, dan beban pajak akan mengurangi
kesejahteraan secara keseluruhan. Kerugian total surplus konsumen sebagai akibat
dari pajak adalah P1P3AE. Ditransfer kepada pemerintah sebagai pajak sebesar
P1P3CE, sedang bidang ACE hilang begitu saja. Demikian halnya dengan total
surplus produsen yang digambarkan pada bidang P1P2EB, ditransfer ke pemerintah
sebesar P1P2BC sebagai penerimaan pajak, sedang daerah BCE hilang begitu saja.
Dengan menggunakan standar efisiensi alokasi sumber daya, dampak atas
pajak tersebut, adalah pemerintah menerima pajak yang jumlahnya sebesar daerah
P2P3AB. Apakah sebab pajak yang dibayarkan oleh konsumen dan produsen tersebut
mengurangi kesejahteraan produsen dan konsumen secara keseluruhan, tergantung
pada bagaimana pemerintah membelanjakan pajak yang diterimanya secara bijak.
Suatu isu yang membutuhkan kajian yang mendalam. Sementara daerah ABE ini
adalah kerugian beban baku (deadweight loss), dimana tidak ada imbalan lain
sebagai kompensasi.
Contoh Soal
Keseimbangan QD=QS
140 – P = P + 60
2P = 80
P = 40
Q = 140 – P
Q = 140 – 40
Q = 100
Jadi harga keseimbangan adalah Rp. 40 dan jumlah keseimbangan adalah 100
unit.
b. Apabila pemerintah mengenakan pajak sebesar 10 per unit produk, hitung
jumlah dan harga keseimbangan
QS= 60 + (P - t) karena t =10, maka QS = 50 +(P
) Qd=Qs
140 – P = P + 50
2P = 90
P = 45
Q = 140 – P
Q = 140 - 45
Q = 95
Jadi harga keseimbangan adalah sebesar Rp. 45 dan kuantitas keseimbangan
sebesar 95 unit. Pada keseimbangan ini konsumen membayar sebesar 45 untuk setiap
produk yang dibeli.
Untuk jelasnya keseimbangan sebelum dan sesudah pajak dapat dilihat pada
Gambar 7.15
222
222
Price
S
45 A
40 C
E
35 B
D
D1
0 95 100 Quantity
Gambar 7.15. Pengaruh Pajak Terhadap Keseimbangan
P
SS
LS
P2
B E’
P3
P1
E
D1
D0
Q1 Q2 Q3 Q
Gambar 7.16. Pengendalian Harga dan Kelangkaan
224
224
ini karena mereka mendapatkan keuntungan kesejahteraan yang cukup berarti. Akan
tetapi perlu dipahami bahwa keuntungan tersebut diperoleh karena adanya kerugian
yang dialami produsen pada Q1, karena mereka mendapatkan lebih sedikit dari yang
mungkin mereka dapatkan, sehingga mereka akan menentang kebijakan ini. Produsen
dan konsumen yang bersedia melakukan transaksi lebih dari Q1 akan rugi sehingga
mereka juga akan menentang kebijakan ini. Dalam kenyataannya mereka mungkin
akan berusaha menghindari kebijakan pengendalian harga dengan melakukan
transaksi ilegal pada harga yang lebih besar dari P1.
daging impor di pasaran adalah sebesar (Q1-Q2). Jadi pada dasarnya apa yang
ditawarkan oleh produsen dalam negeri pada harga internasional akan ditawarkan
oleh produsen asing.
Pergeseran pada keseimbangan pasar dari E0 ke E1 menyebabkan peningkatan
surplus konsumen sebesar daerah P0PwE0E1. Keuntungan ini menunjukkan transfer
dari produsen daging sapi dalam negeri pada bidang P0E0APw, dan bagian yang
sudah pasti mewakili kesejahteraan adalah E1E0A. Pada dasarnya surplus konsumen
dalam hal ini adalah pembeli mendapatkan harga daging sapi yang lebih rendah dari
harga sebelumnya yang tersedia pada pasar dalam negeri. Seperti halnya dalam
analisis sebelumnya, kerugian surplus produsen dialami oleh input-input yang
menyebabkan kurva penawaran jangka panjang memiliki kemiringan ke atas. Apabila
misalnya industri daging sapi dalam negeri mengalami kenaikan biaya karena, harga
pakan ternak mengalami kenaikan sejalan dengan peningkatan output, maka
penurunan Q0 ke Q2 sebagai akibat dari perdagangan internasional akan membalik
proses ini, menyebabkan harga pakan ternak menurun.
P LS
E0
P0
E
A
E1
Q2 Q0 Q1 Q
Gambar 7.17. Pembukaan Tarif Perdagangan Internasional
227
227
Para peternak di dalam negeri tidak akan senang dengan penurunan harga
daging di dalam negeri, sehingga mereka akan menekan pemerintah untuk
menerapkan proteksi terhadap arus produk daging impor. Oleh karena kerugian
surplus produsen dialami oleh relatif kecil individu, sementara konsumen yang
mendapat keuntungan atas perdagangan tersebut. Para peternak dalam negeri
mungkin berusaha untuk membuat perlawanan terhadap impor dari pada konsumen
yang tetap menginginkan agar perdagangan tetap terbuka.
Salah satu bentuk proteksi adalah tarif. Tarif yang dimaksud adalah pajak
yang dikenakan terhadap barang impor. Dampak atas tarif seperti yang dimaksud
dapat dilihat pada Gambar 7.18.
P LS
E0
P0
B E2
Pt
PW A
C F
Q2 Q4 Q0 Q3 Q1 Q
Gambar 7.18. Pengenaan Tarif dalam Perdagangan Internasional
setelah adanya perdagangan internasional yaitu pada titik E1. Pembebanan tarif impor
per kg daging sapi untuk pembeli dalam negeri sebesar t menyebabkan harga efektif
naik menjadi PW + t = Pt. Dengan naiknya harga dari PW ke Pt menyebabkan kuantitas
yang diminta turun dari Q1 ke Q3, sementara produksi daging dalam negeri meningkat
dari Q2 ke Q4, dan total daging impor turun menjadi Q3 – Q4. Oleh karena setiap kilo
gram daging dikenai tarif impor, maka total penerimaan pemerintah atas tarif impor
daging adalah sebesar daerah BCFE2.
Pembebanan tarif pada produk impor menghasilkan berbagai dampak
kesejahteraan. Surplus konsumen total berkurang sebesar daerah PtPWE2E1.
Pengurangan surplus konsumen tersebut sebagian di transfer ke dalam pendapatan
tarif yaitu sebesar daerah BCFE2 dan sebagian lagi ditrasfer pada peningkatan surplus
produsen domestik yaitu sebesar daerah PtPWBA. Sementara daerah ABC dan daerah
FE1E2, menunjukkan surplus konsumen yang tidak ditransfer ke mana-mana, sehingga
daerah ini merupakan kerugian beban baku (deadweight loss) atas tarif impor.
Pasar persaingan sempurna merupakan pasar barang yang paling ideal kerena
mempunyai ciri-ciri yang memaksimumkan kesejahteraan masyarakat. Ciri utama
pasar persaingan sempurna adalah, produk yang ada adalah identik atau homogen,
banyak produsen dan konsumen dalam pasar, sehingga baik produsen maupun
konsumen adalah penerima harga, dan perusahaan mudah keluar masuk dalam pasar,
serta produsen dan konsumen memiliki pengetahuan yang sempurna tentang pasar.
Kurva penawaran jangka pendek dalam pasar persaingan sempurna
merupakan penjumlahan dari kurva-kurva penawaran jangka pendek secara horisontal
pada berbagai perusahaan penerima harga. Harga keseimbangan terbentuk dalam
jangka pendek atas interaksi antara kurva penawaran jangka pendek dengan kurva
permintaan pasar. Pada harga keseimbangan perusahaan bersedia untuk menghasilkan
output yang tepat jumlahnya dengan output yang ingin dibeli oleh konsumen.
Laba ekonomis, akan menarik para pengusaha baru untuk masuk ke dalam
pasar persaingan sempurna dalam jangka panjang. Masuknya perusahaan baru dalam
229
229
pasar persaingan sempurna akan berlanjut sampai laba ekonomis berkurang sampai
sama dengan nol. Pada kondisi ini harga pasar akan sama dengan biaya rata-rata
jangka panjang dan setiap perusahaan akan beroperasi pada titik terendah dari kurva
biaya rata-rata jangka panjang.
Masuknya perusahaan baru dalam pasar persaingan sempurna, dapat
berpengaruh pada harga input perusahaan. Akan tetapi dalam kasus biaya tetap biaya
input ini tidak berpengaruh, sehingga kurva penawaran jangka panjang berbentuk
horisontal. Apabila masuknya perusahaan baru akan meningkatkan biaya input, maka
kurva penawaran jangka panjang akan memiliki slope menaik.
Dalam jangka panjang produsen dalam pasar persaingan sempurna hanya akan
memperoleh keuntungan normal saja. Hal tersebut disebabkan karena perusahaan
dengan mudah keluar masuk dalam pasar. Apabila terdapat keuntungan ekonomis,
maka banyak perusahaan yang akan masuk dalam pasar, sehingga penawaran produk
bertambah dan harga turun. Pada akhirnya perusahaan hanya akan memperoleh
keuntungan normal saja. Sebaliknya apabila perusahaan mengalami kerugian, maka
banyak perusahaan yang keluar dari pasar, sehingga penawaran menurun dan harga
akan meningkat.
Surplus produsen dan konsumen merupakan suatu konsep yang sangat
berguna untuk menganalisis dampak perubahan suatu kebijakan terhadap
kesejahteraan produsen dan konsumen. Perubahan pada surplus konsumen
mencerminkan tentang perubahan kepuasan konsumen karena mengkonsumsi produk
tertentu. Sementara perubahan surplus produsen mencerminkan tentang perubahan
pendapatan yang diterima oleh produsen atas penjualan suatu produk tertentu.
Dampak pajak umumnya berpengaruh terutama dibebankan kepada produk
yang tidak elastis terhadap perubahan harga. Pajak juga memiliki dampak beban baku
sebagai tambahan atas beban yang dikenakan atas pengumpulan pajak yang dilakukan
oleh pemerintah.
Pengendalian harga dalam pasar meliputi transfer antara produsen dan
konsumen. Di samping itu pengendalian harga yang dilakukan oleh pemerintah dalam
pasar mempunyai konsekuensi politik. Bagi masyarakat yang diuntungkan tentunya
230
230
Pertanyaan Bab 7
total:
Jumlah 0 1 2 3 4 5 6 7 8
Pendapatan 0 5 10 15 20 25 30 35 40
Total
Biaya Total 4 6 8 10 13 17 23 30 41
Berdasarkan tabel tersebut diminta:
a. Hitung keuntungan masing-masing jumlah, dan berapa banyak yang harus
diproduksi perusahaan apabila mereka ingin memperoleh keuntungan yang
maksimum?
b. Hitung pendapatan marjinal dan biaya marjinal masing-masing jumlah.
Kemudian gambarkan grafiknya, serta pada jumlah berapa kedua kurva
231
231
tersebut berpotongan. Bagaimana hubungannya dengan jawaban
pada pertanyaan a?