Anda di halaman 1dari 23

1.

Rangkuman teoritis keempat jenis/struktur pasar:


a. Jelaskan dengan menggunakan Grafik
b. Jelaskan contoh kasus dalam dunia bisnis (Pilih salah satu pasar )
2. Keseimbangan Harga Dan Kuantitas Pada Kondisi Profit Maksimum Baik Dalam Jangka
Pendek Dan Jangka Panjang Dari Ke Empat Pasar

(Jelaskan dengan menggunakan grafik )

3. Perbandingan Kritis Secara Teoritis Maupun Empiris dari Pasar Monopoli, Oligopli, dan
Monopolistik Dibandingkan dengan Pasar Persaingan Sempurna
Jelaskan implementasinya pada kasus dunia bisnis

Jawab:

1. Rangkuman teoritis jenis/struktur pasar:


a. Penjelasan dan Grafik
1) Pasar Persaingan Sempurna
Model persaingan sempurna bertumpu pada tiga asumsi dasar yaitu:
- Price Taking
Karena banyak perusahaan bersaing dalam pasar persaingan sempurna, masing-
masing memiliki sejumlah besar pesaing langsung untuk produknya, sehingga
masing-masing perusahaan menjual proporsi yang cukup kecil dari total output
pasar. Hal tersebut menyebabkan keputusan perusahaan tidak berpengaruh
terhadap harga pasar. Dengan demikian, setiap perusahaan mengambil harga pasar
seperti yang diberikan atau price taker.
- Homogenitas Produk
Perilaku price taking biasanya terjadi di pasar persaingan sempurna, di mana
perusahaan memproduksi produk yang identik atau hampir identik. Dimana produk
dari semua perusahaan di pasar dapat disubstitusikan secara sempurna satu sama
lain atau produk yang ada adalah homogen.
- Free Entry dan Free Exit
Free entry dan exit, berarti tidak ada biaya khusus yang mempersulit perusahaan
baru untuk memasuki industri dan berproduksi, maupun untuk keluar jika tidak
dapat menghasilkan keuntungan. Akibatnya, pembeli dapat dengan mudah beralih
dari satu pemasok ke pemasok lainnya, dan pemasok dapat dengan mudah masuk
atau keluar dari pasar. Asumsi free entry dan exit ini penting agar persaingan
menjadi efektif. Artinya konsumen dapat dengan mudah beralih ke perusahaan
saingan jika pemasok saat ini menaikkan harganya. Untuk bisnis, ini berarti bahwa
suatu perusahaan dapat dengan bebas memasuki suatu industri jika melihat
peluang keuntungan dan keluar jika merugi. Dengan demikian suatu perusahaan
dapat menyewa tenaga kerja dan membeli modal dan bahan mentah sesuai
kebutuhan, dan dapat melepaskan atau memindahkan faktor produksi ini jika ingin
menutup atau pindah.
- Kurva permintaan dan penawaran pasar persaingan sempurna
Karena setiap perusahaan dalam industri kompetitif hanya menjual sebagian kecil
dari seluruh output industri, berapa banyak output yang diputuskan perusahaan
untuk dijual tidak akan mempengaruhi harga pasar produk tersebut. Harga pasar
(P) ditentukan oleh kurva permintaan (D) dan penawaran (S) industri. Oleh karena
itu, perusahaan dalam pasar ini adalah price taker (pengambil harga). Perlu
digarisbawahi bahwa pengambilan harga adalah salah satu asumsi mendasar dari
persaingan sempurna. Perusahaan pengambil harga tahu bahwa keputusan
produksinya tidak akan berpengaruh pada harga produk. Misalnya, ketika seorang
petani memutuskan berapa hektar gandum yang akan ditanam pada tahun tertentu,
dia dapat mengambil harga pasar gandum—katakanlah, $4 per gantang—seperti
yang diberikan. Harga itu tidak akan terpengaruh oleh keputusan arealnya.
keputusan petani dalam menanam, melihat harga komoditas yang akan ditanam.
Secara grafis dapar digambarkan sebagai berikut:

Gambar a merupakan kurva permintaan perusahaan (petani). Kurva permintaan


yang dihadapi perusahaan, adalah horizontal karena penjualan perusahaan tidak
akan mempengaruhi harga. Gambar b merupakan kurva permintaan pasar. Kurva
ini memiliki slope ke bawah karena konsumen membeli lebih banyak gandum
dengan harga lebih murah. Misalkan perusahaan meningkatkan penjualannya dari
100 menjadi 200 gantang gandum. Ini hampir tidak berpengaruh pada pasar karena
output industri adalah 2.000 juta gantang. Harga ditentukan oleh interaksi semua
perusahaan dan konsumen di pasar, bukan oleh keputusan output dari satu
perusahaan.
2) Pasar Monopoli
Struktur pasar yang bertentangan dengan pasar persaingan sempurna adalah
monopoli. Monopoli adalah struktur pasar di mana hanya terdapat satu penjual, tidak
ada substitusi produk yang mirip (close substitute), dan terdapat hambatan masuk
( barriers to entry) ke pasar. Ciri-ciri pasar monopoli dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Hanya ada satu penjual. Karena hanya ada satu penjual maka pembeli tidak
mempunyai pilihan lain. Dalam hal ini pembeli hanya menerima syarat-syarat
jual-beli yang ditentukan penjual.
- Tidak ada substitusi produk yang mirip. Misalnya, aliran listrik. Aliran listrik
tidak mempunyai pengganti dari barang lain. Ada barang pengganti tetapi sifatnya
berbeda, misalnya, lampu minyak. Lampu minyak tidak dapat menggantikan
fungsi aliran listrik untuk menyalakan TV, seterika, dan sebagainya.
- Terdapat hambatan masuk ke pasar. Hambatan ini bisa berbentuk undang-
undang, memerlukan teknologi yang canggih, dan memerlukan modal yang
sangat besar.
- Sebagai penentu harga (price setter). Dengan mengendalikan tingkat produksi dan
volume produk yang ditawarkan perusahaan monopoli dapat menentukan harga
yang dikehendaki.
Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya monopoli adalah :
- Memiliki bahan mentah strategis atau pengetahuan teknis produksi yang spesifik.
Perusahaan monopoli umumnya menguasai seluruh atau sebagian besar bahan
mentah yang tersedia. Sebagai contoh, Pertamina.
- Hak paten produk atau proses produksi. Dengan pemberian hak paten akan
melidungi perusahaan atau pihak-pihak pencipta suatu produk dari peniruan
pihak-pihak lain.
- Terdapat skala ekonomis. Pada beberapa kegiatan ekonomi, dengan menggunakan
teknologi modern, produksi yang efisien hanya dapat dilakukan apabila jumlah
produksinya sangat besar dan meliputi hampir seluruh produksi yang diperlukan
di dalam pasar. Ini berarti bahwa pada waktu perusahaan mencapai keadaan di
mana biaya produksi minimum, jumlah produksi adalah hampir sama dengan
jumlah permintaan riel di pasar. Dengan sifat skala ekonomis demikian, pada
tingkat produksi yang sangat tinggi, perusahaan dapat menurunkan harga.
Keadaan seperti ini mengakibatkan perusahaan baru tidak akan sanggup bersaing
dengan perusahaan yang terlebih dahulu berkembang. Keadaan ini mewujudkan
pasar monopoli. Perusahaan jasa umum, seperti perusahaan listrik, perusahaan air
minum, perusahaan telepon, dan perusahaan kereta api adalah contoh-contoh
industri yang memiliki sifat skala ekonomis seperti diterangkan di atas.
- Pemberian Hak Monopoli oleh Pemerintah. Melalui peraturan pemerintah, dapat
diberikan kekusaan monopoli kepada perusahaan-perusahaan atau lembaga-
lembaga tertentu.
Permintaan dan Penawaran pada pasar monopoli
Karena produsen monopoli adalah satu-satunya produsen di dalam pasar, maka
kurva permintaan yang dihadapi adalah juga kurva permintaan pasar dan juga
merupakan nilai penjualan rata-ratanya. Kurva permintaan pasar biasanya menurun
dari kiri atas ke kanan bawah, yang berarti bahwa produsen dapat mempengaruhi
harga pasar dengan jalan menjual barang produksinya lebih sedikit atau lebih banyak.
Oleh karena itu, untuk mencapai keuntungan maksimum, perusahaan monopoli selain
harus menentukan jumlah barang yang dijual juga harus menentukan harga jualnya.
Berbeda dengan pasar persaingan sempurna, di mana perusahaan tidak dapat
menentukan harga jual. Perbedaan lain dengan pasar persaingan sempurna adalah
bahwa dalam monopoli, keseimbangan perusahaan adalah juga keseimbangan pasar.
Perbedaan permintaan antara perusahaan monopoli dan perusahaan bersaing dapat
dijelaskan dengan gambar di bawah ini.

Pada gambar a terlihat bahwa kurva permintaan perusahaan monopoli bersifat


turun dari kiri atas ke kanan bawah karena pengusaha monopoli dapat menentukan
harga sesuai dengan jumlah produk yang dijual. Sedang pada gambar b terlihat bahwa
kurva permintaan perusahaan bersaing berbentuk garis yang sejajar dengan sumbu
horizontal karena pengusaha bersaing tidak dapat menentukan harga jual.

3) Pasar Monopolistik
Pasar monopolistik pada dasarnya adalah pasar yang berada di antara dua jenis
bentuk pasar yang ekstrem, yaitu persaingan sempurna dan monopoli. Oleh karena itu
sifat-sifat bentuk pasar ini mengandung unsur-unsur sifat pasar monopoli dan sifat
pasar persaingan sempurna. Secara umum, pasar persaingan monopolistik dapat
didefinisikan sebagai suatu pasar di mana terdapat banyak produsen/penjual yang
menghasilkan dan menjual produk yang berbeda coraknya (differentiated product).
Ciri-ciri pasar persaingan monopolistik selengkapnya adalah sebagai berikut:
- Terdapat banyak penjual. Terdapat banyak penjual tetapi tidak sebanyak pada
pasar persaingan sempurna. Perusahaan-perusahaan dalam pasar persaingan
monopolistik mempunyai ukuran yang relatif sama.
- Produknya tidak homogen (berbeda corak). Produk perusahaan persaingan
monopolistik berbeda coraknya dan secara fisik mudah untuk membedakan antara
produk perusahaan yang satu dengan produk perusahaan lainnya. Sifat ini adalah
sifat yang penting untuk membedakannya dengan sifat pada pasar persaingan
sempurna. Perbedaan-perbedaan lain dapat berupa pembung- kusannya, cara
pembayaran dalam pembelian, pelayanan penjualan, dan sebagainya. Karena
perbedaan corak tersebut maka produk perusahaan- perusahaan persaingan
monopolistik tidak bersifat substitusi sempurna. Mereka hanya bersifat substitusi
dekat (close substitute) . Perbedaan-perbedaan inilah yang menjadi sumber
kekuatan monopoli dari perusahaan-perusahaan dalam pasar persaingan
monopolistik.
- Perusahaan mempunyai sedikit kekuatan mempengaruhi harga. Kekuatan
mempengaruhi harga tidak sebesar pada pasar monopoli dan oligopoly. Kekuatan
mempengaruhi harga bersumber dari perbedaan corak produk. Perbedaan ini
mengakibatkan para pembeli akan memilih. Pembeli dapat lebih menyukai produk
suatu perusahaan tertentu dan kurang menyukai produk perusahaan lainnya.
Sehingga jika suatu perusahaan menaikkan harga, ia masih dapat menarik pembeli
walaupun tidak sebanyak sebelum kenaikan harga. Sebaliknya jika suatu
perusahaan menurunkan harga, belum tentu diikuti oleh kenaikan permintaan
produk yang dihasilkan.
- Masuk ke dalam industri/pasar relative mudah. Masuk ke dalam pasar persaingan
monopolistik tidak seberat masuk pasar monopoli dan oligopoly tetapi tidak
semudah masuk pasar persaingan sempurna. Hal ini disebabkan, (1) modal yang
diperlukan relatif besar dibandingkan dengan perusahaan pada pasar persaingan
sempurna dan (2) harus menghasilkan produk yang berbeda dengan produk yang
sudah ada di pasar.
- Persaingan promosi penjualan sangat aktif. Dalam pasar persaingan monopolistik
harga bukan penentu utama besarnya pasar. Suatu perusahaan mungkin menjual
produknya dengan harga cukup tinggi tetapi masih dapat menarik banyak
pelanggan. Sebaliknya mungkin suatu perusahaan menjual produknya dengan
harga yang cukup murah tetapi tidak banyak menarik pelanggan. Oleh karena itu
untuk menarik para pelanggan, perusahaan harus aktif melakukan promosi,
memperbaiki pelayanan, mengembangkan desain produk, meningkatkan mutu
produk, dan sebagainya.

4) Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli adalah struktur pasar yang hanya terdiri dari sekelompok kecil
atau beberapa perusahaan saja yaitu antara 2 – 10 perusahaan. Adakalanya pasar
oligopoli terdiri dari dua perusahaan saja, dan pasar seperti ini disebut Duopoli
Biasanya struktur dari industri dalam pasar oligopoli adalah: terdapat beberapa
perusahaan raksasa yang menguasai Sebagian pasar oligopoli misalnya 70 sampai 80
persen dari seluruh produksi atau nilai penjualan dan di samping itu terdapat pula
beberapa perusahaan kecil. Beberapa perusahaan golongan pertama (yang menguasai
pasar) sangat saling mempengaruhi satu sama lain, karena keputusan dan tindakan
oleh salah satu daripadanya sangat mempengaruhi perusahaan-perusahaan lainnya.
Sifat tersebut menyebabkan setiap perusahaan harus mengambil keputusan yang
berhati-hati di dalam mengubah harga, membuat desain, mengubah teknik
memproduksi dan sebagainya. Sifat saling mpengaruhi (mutual interdependence) ini
merupakan sifat yang khusus dari perusahaan dalam pasar oligopoli, yang tidak
terdapat dalam bentuk pasar lainnya.
Dalam perekonomian yang sudah maju, pasar oligopoli banyak terdapat karena
teknologi sangat modern. Teknologi modern mencapai efisiensi yang optimum hanya
sesudah jumlah produksi mencapai tingkat yang sangat besar. Keadaan ini
menimbulkan kecenderungan pengurangan jumlah perusahaan dalam industri. Di
samping sifat penting yang baru diterangkan ini, pasar oligopoli mempunyai beberapa
ciri khas yang lain. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut.
- Menghasilkan barang standar maupun barang berbeda corak
Adakalanya perusahaan dalam pasar oligopoli menghasilkan barang standar
(standardized product). Industri pasar oligopoli yang demikian sifatnya banyak
dijumpai dalam industri yang menghasilkan bahan mentah seperti produsen
bensin, industri baja dan aluminium dan industri bahan baku industri semen dan
bahan bangunan. Di samping itu banyak pula pasar oligopoli yang terdiri dari
perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang berbeda corak (diferensiasi
produk). Barang seperti itu pada umumnya adalah barang akhir. Contoh dari pasar
oligopoli yang menghasilkan barang akhir adalah industri mobil dan truk, industri
rokok.
- Kekuasaan menentukan harga adakalanya lemah dan adakalanya sangat tangguh.
Dari dua kemungkinan ini, yang mana yang akan wujud tergantung kepada bentuk
kerjasama di antara perusahaan-perusahaan dalam pasar oligopoli. Tanpa ada
kerjasama, kekuasaan menentukan harga menjadi lebih terbatas. Apabila ada
suatu perusahaan menurunkan harga, dalam waktu yang singkat ia akan menarik
banyak pembeli. Perusahaan yang kehilangan pembeli akan melakukan tindakan
balasan deagan.mengurangi,harga yang lebih besar lagi sehingga akhirnya
perusahaan yang mula-mula menurun harga akan kehilangan banyak
pelanggannya. Tetapi kalau perusahaan dalam pasar oligopoli bekerjasama dalam
menentukan harga, maka harga dapat ilkan pada tingkat harga yang mereka
sepakati. Sehingga kekuasaan mereka dalam menentukan harga adalah sangat
besar, yaitu sama seperti dalam pasar monopoli.
- Pada umumnya Perusahaan Oligopoli perlu melakukan promosi secara iklan.
Kegiatan periklanan secara terus sangat diperlukan oleh perusahaan dalam pasar
oligopoli yang menghasilkan barang yang berbeda corak. Pengeluaran iklan oleh
perusahaan-perusahaan dalam pasar oligopoli biasanya sangat besar sekali.
Kegiatan promosi secara secara iklan yang sangat aktif tersebut adalah untuk dua
tujuan, yaitu menarik pembeli baru dan mempertahankan pembeli lama.
- Terdapat satu pemimpin pasar (market leader)
Dalam pasar oligopoli ini jelas terjadi suatu kepemimpinan perusahaan yang bisa
saja mengakibatkan banyak perusahaan muncul dan mengikuti produk yang di
luncurkan oleh perusahaan yang memimpin pasar, contohnya saja produk mie
instan. Banyak sekali varian yang diluncurkan oleh perusahaan yang menjadi
pemimpin pasar mie instan, ketika perusaaan ini mengeluarkan produk terbarunya
dan mengiklankannya lalu masyarakat yang melihat iklan tersebut banyak yang
membeli produk ini, otomatis perusahaan yang lain dan pesaing perusahaan ini
akan membuat varian yang sama untuk produknya untuk mencoba menarik
pembeli.
- Harga jual tidak mudah berubah
Dalam pasar oligopoli ini harga yang keluar tigak cepat naik atau turun, bisa
dikatakan harga selalu stabil dan tidak mudah berubah, hal ini mungkin saja
karena penjualan yang stabil terhadap suatu produk yang diluncurkan oleh suatu
perusahaan sudah cukup menghasilkan keuntungan, namun apa bila tiba-tiba
harga naik otomatis pembeli akan berfikir kembali untuk membeli produk ini dan
bisa jadi pembeli beralih pada produk perusahaan lainya yang menjual varian
yang sama namu harga lebih murah dengan kualitas yang hampir sama.

Produsen Oligopoli

Paling tidak terdapat dua perilaku produsen yang dapat dibedakan dalam pasar
oligopoli, yaitu :

- Produsen dalam pasar oligopoli tidak melakukan kolusi untuk menentukan harga
dan jumlah ouput yang harus dihasilkan (noncollusive oligopoly)
- Produsen dalam pasar oligopoli berkolusi dalam menetukan harga dan jumlah
output yang akan dihasilkan (collusive oligopoly).

Ada dua faktor penting penyebab terbentuknya pasar oligopoli, yaitu :

- Efesiensi skala besar


Dalam dunia nyata, perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri mobil,
semen, kertas, pupuk dan peralatan mesin, umumnya berstruktur oligopoli.
Teknologi padat modal (capital intensive) yang dibutuhkan dalam proses produksi
menyebabkan efisiensi (biaya rata-rata minimum) baru tercapai bila output
diproduksi dalam skala sangat besar. Dalam industri mobil, untuk satu jenis mobil,
skala efisiensi baru tercapai juka produksi mobil minimal 50.000 sampai 100.000
unit per tahun. Bila perusahaan memproduksi tiga jenis mobil saja, output minimal
seluruhnya antara 200.000 – 300.000 unit per tahun. Selanjutnya bila biaya
produksi per mobil puluhan juta rupiah, dana yang di butuhkan untuk berproduksi
ratusan miliar rupiah per tahun. Jika dihitung dengan biaya investasi awal, maka
perusahaan yang ingin memasuki industri mobil harus menyiapkan dana triliunan
rupiah. Keadaan di atas merupakan hambatan untuk masuk (barries to entry) bagi
perusahaan-perusahaan pesaing. Tidak mengherankan jika dalam pasar oligopoli
hanya terdapat sedikit produsen.
- Kompleksitas manajemen

Berbeda dengan tiga struktur pasar lainnya (persaingan sempurna, monopoli, dan
persaingan monopolistik), struktur pasar oligopoli ditandai dengan kompetisi harga
dan non harga. Perusahaan juga harus cermat memperhitungkan setiap keputusan
agar tidak menimbulkan reaksi yang merugikan dari perusahaan pesaing. Karena
itu dalam industri oligopoli, kemampuan keuangan yang besar saja tidak cukup
sebagai modal untuk bertahan dalam industri. Perusahaan juga harus memiliki
kemampuan manajemen yang sangat baik agar mampu bertahan dalam struktur
industri yang persaingannya begitu kompleks. Tidak banyak perusahaan yang
memiliki kemampuan tersebut, sehingga dalam pasar oligopoli akhirnya hanya
terdapat sedikit produsen.

b. Contoh Kasus dalam Bisnis (Salah satu Struktur Pasar)


Contoh kasus untuk struktur pasar oligopoli, salah satu industri strategis yang
diproduksi di Indonesia adalah semen yang merupakan faktor penting dalam
pembangunan dan perekonomian. Pada jaman orde baru semen seringkali menjadi
perhatian masyarakat, karena masalahnya yang klasik, yaitu harganya yang fluktuatif
meskipun pemerintah telah menetapkan harga patokan setempat, tapi tetap saja terjadi
pembagian wilayah pemasaran diantara produsen semen. Artinya, pada masa itu
terjadi kartel harga dan pembagian wilayah pemasaran. Akibatnya seringkali terjadi
kelangkaan semen di pasar yang bersangkutan dan diikuti dengan harga yang tinggi.
Salah satu sektor yang harus dihapus dalam perdagangan dalam negeri adalah
penghapusan kartel semen.
Berbicara mengenai struktur pasar semen domestik, itu berarti kita berbicara
mengenai berapa pelaku usaha yang melakukan kegiatan usaha dibidang semen,
berbicara tentang pangsa pasarnya, kekuatan kemampuan keuangannya, kepemilikan
sahamnya dan pendistribusiaannya. Saat ini ada tujuh produsen semen nasional, yaitu
PT Semen Andalas mempunyai pangsa pasar 4,3%, PT Semen Gresik Group
menguasai 46%, dengan dua anak perusahaannya, PT Semen Padang dan PT Semen
Tonasa, PT Indocement 36%, PT Semen Cibinong 13,6%, PT Semen Baturaja 2,6%,
PT Semen Bosowa 1,9%, dan PT Semen Kupang menguasai 0,6%.
Dilihat dari penguasaan pangsa pasar tersebut terdapat dua pelaku usaha yang
mempunyai pangsa pasar yang tidak jauh berbeda dengan pesaingnya sebagai market
leader, yaitu PT Semen Gresik Group dan PT Semen Indocement. Dalam struktur
pasar yang demikian pasar semen Indonesia adalah suatu pasar yang oligopolis. Oleh
karena itu ada kecenderungan untuk melakukan perilaku yang saling menyesuaikan,
dan lama kelamaan dapat menjadi kartel.
Hal yang menarik dari kasus semen lainnya adalah adanya kebebasan pelaku
usaha asing untuk membeli saham di pasar dalam negeri. Bebasnya investor asing
membeli saham di pasar semen, mempengaruhi perilaku pelaku usaha semen
nasional, karena terdapatnya sejumlah wewenang yang dimiliki investor tersebut
melalui kepemilikan saham tersebut. Pemilik saham yang mayoritas akan mempunyai
hak yang lebih besar dalam menentukan suatu kebijakan perusahaan, baik mengenai
produksi atau pemasarannya. Dan melalui kepemilikan saham ini bisa terjadi jabatan
rangkap di beberapa produsen semen nasional. Sampai saat ini pada produsen semen
nasional belum terlihat adanya jabatan rangkap. Tetapi melalui kepemilikan saham
MNC ada kekhawatiran akan terjadi kartel, dan akibatnya harga semen di pasar
domestik akan tinggi.
Pada saat ini ada empat perusahaan multinasional, yaitu Cemex (Meksiko)
mengusai 25,53% saham PT Semen Gresik Group, Holcim (Swiss) menguasai
77,33% saham PT Semen Cibinong, Heidelberger Zement (Jerman) menguasai
61,70% saham PT Semen Indocement dan Cementia Holding AG - Lafarge (Prancis)
menguasai 88% saham PT Semen Andalas. Dilihat dari kepemilikan saham keempat
MNC tersebut, MNC mendominasi kepemilikan saham pasar semen nasional, yaitu
menguasai 22,735 juta ton produksi semen nasional yang sama dengan 48%. Dilihat
dari aspek kewenangan yang dimiliki oleh pemegang saham asing terhadap industri
semen nasional melalui saham mayoritas yang dimiliki, pelaku usaha asing
mempunyai potensi untuk melakukan praktek kartel di dalam pasar domestik.
Untuk membuktikannya, apakah produsen semen nasional (melalui MNC)
melakukan kartel, itu dapatditinjau dari aspek harga semen pada pasar yang
bersangkutan, dan apakah ada penetapan pembagian wilayah pemasarannya atau
penetapan jumlah produksi yang harus diproduksi masingmasing produsen. Kalau
melihat harga semen nasional pada tahun 1998 sampai pertengahan tahun 2002 harga
semen relatif stabil Misalnya pada tahun 2002 harga semen dipasar berkisar antara
Rp. 25.000 – Rp. 30.000/sak. Tapi pada tahun 2005-2006 harga semen berkisar rata-
rata sekitar Rp. 49.000 per zak atau sekitar Rp. 720.000 per ton atau sekitar 74 dolar
AS per ton. Kenaikan itu akibat dari hambatan pasokan yang menimbulkan
kelangkaan dan tingginya harga jual dalam pasar, dan ini merupakan dugaan adanya
praktek persaingan usaha tidak sehat baik di tingkat produsen maupun di jalur
distribusinya, Pendistribusian semen dalam negeri tergantung kepada masing-masing
produsen semen, mau mendirikan suatu perusahaan sebagai distributornya atau
menggunakan distributor independen.
Sedangkan dalam industri semen dalam negeri pasar ekspornya banyak
dipengaruhi oleh kepemilikan asing, dan itu sangat tergantung kepada isi masing-
masing perjanjian jual beli saham tersebut. (Antara pemerintah dengan pihak asing,
atau antara swasta dengan pihak asing). Isi perjanjian jual beli saham tersebut akan
sangat mempengaruhi kebijakan pelaku usaha untuk memasarkan produksi semennya.
Kenyataannya, yang dialami produsen semen nasional tentang kebijakan ekspor
produsen semen nasional ikut ditentukan oleh MNC tersebut, yaitu melalui
perjanjian-perjanjian eksklusif yang disebut dengan Export Cooperation
Agreement/ECA. Misalnya untuk mendapatkan akses pasar diluar negeri, perjanjian
ekspor kerjasama (ECA) antara Pemerintah Republik Indonesia (PT Semen Gresik
Group) dengan Cemex harus dilakukan. Misalnya, pada awal tahun 2000 Semen
Padang mengekspor semennya ke Jerman 1.000.000 ton/tahun, berdasarkan ECA,
Semen Padang tidak melanggar ECA. Tetapi dalam kenyataannya Cemex Mexico
melarang ekspor tersebut ke Jerman, karena Cemex menganggap Semen Padang telah
bergabung dengan Semen Gresik Group sejak tahun 1998 dan itu melanggar
kesepakatan. Yang mengherankan lagi adalah pada saat yang sama Heidelberger
Zement, Lafarge dan Blu Circle (produsen Inggris) yang seharusnya menjadi
pesaingnya, justru ikut memberikan larangan serta ancaman akan melakukan tindakan
balasan, apabila pihak Semen Padang tetap melanjutkan ekspornya. Selain itu Cemex
juga menghambat ekspor Semen Padang ke negara Bangladesh, Srilanka dan
Mauritus dengan cara yang melakukan ekspor adalah Cemex bukan Semen Padang.
Demikian juga Semen Padang tidak boleh mengekspor semennya ke Philippina
karena terikat ECA. Maka dalam hal ini jelas bahwa Semen Padang tidak bisa
melakukan ekspor karena adnya ancaman dari berbagai pihak karena akibat
kepemilikan saham Cemex melalui Semen Gresik Group dan dalam hal ini sangat
merugikan pasar semen nasional.

2. Keseimbangan Harga Dan Kuantitas Pada Kondisi Profit Maksimum Baik Dalam
Jangka Pendek Dan Jangka Panjang Dari Ke Empat Pasar
a) Pasar Persaingan Sempurna
Keseimbangan Jangka Pendek
Suatu perusahaan dalam kondisi ekuilibrium ketika ia mencapai keuntungan ( π )
maksimum. Keuntungan ( π ) didefinisikan sebagai perbedaan antara total cost (TC)
dan total revenue (TR), sehingga dapat ditulis : π = TR – TC. Di dalam di bawah,
ditunjukkan kurva-kurva marginal cost (MC), average cost (AC) dan kurva
permintaannya (D ).
Dalam persaingan sempurna kurva permintaan adalah juga kurva AR dan kurva MR.
Kurva MC memotong kurva ATC pada titik minimumnya. Perusahaan mencapai
keuntungan maksimum pada tingkat penjualan output di mana MR = MC, yaitu pada
titik e, di mana kurva MC memotong kurva MR. Di sebelah kiri titik e, belum
mencapai keuntungan maksimum, karena setiap penjualan unit output di sebelah kiri
Qe masih memberikan keuntungan yang lebih tinggi dari marginal costnya. Di
sebelah kanan Qe, biaya setiap tambahan unit output lebih tinggi dari penerimaan
(revenue) yang diperoleh dari penjualannya, sehingga total keuntungan berkurang dan
dapat menderita kerugian. Jadi syarat pertama untuk ekuilibrium perusahaan dalam
jangka pendek adalah MR = MC. Namun, syarat ini belum cukup, karena pada
kondisi di mana MR = MC belum tentu perusahaan dalam kondisi ekuilidrium.
Dalam gambar di atas. pada titik e’, di mana syarat MR = MC juga terpenuhi, tetapi
perusahaan tidak dalam kondisi ekuilibrium, karena keuntungan maksimum pada
tingkat output Qe > Qe’. Oleh karena itu, kondisi ekuilibrium membutuhkan syarat
kedua yaitu bahwa pada saat berpotongan dengan kurva MR, MC menaik. Jadi, kurva
MC memotong kurva MR harus dari bawah. Pada titik e, slope MC positif, sedangkan
slope MR = 0, berarti slope MC > slope MR. Dengan demikian, syarat ekuilibrium
perusahaan dalam jangka pendek adalah : (1) MC = MR dan (2) slope MC > slope
MR. Dalam kenyataan, suatu perusahaan dalam kondisi ekuilibrium tidak berarti
harus menerima keuntungan (excess profit). Apakah perusahaan menerima
keuntungan atau menderita kerugian tergantung pada tingkat biaya total rata-rata
(ATC). Jika ATC di bawah tingkat harga ekuilibrium, perusahaan akan menerima
keuntungan (excess profit) sebesar luas bidang PqABe (Gambar 3). Jika ATC diatas
harga ekuilibrium, perusahaan menderita kerugian sebesar FCePq (gambar 4). Dalam
kasus demikian, perusahaan hanya akan meneruskan produksinya jika masih mampu
menutup biaya variabelnya.
Dengan kata lain, perusahaan akan menghentikan produksinya ketika perusahaan
menderita kerugian minimum. Titik di mana perusahaan dalam kondisi menutup
biaya variabelnya disebut “closing-down point” atau dapat disebut sebagai titik di
mana perusahaan menghentikan produksinya.
Keseimbangan Jangka Panjang
Dalam jangka panjang ada kemungkinan perluasan ( atau penciutan) kapasitas
produksi dan masuknya perusahaan-perusahaan baru ke dalam pasar. Kedua faktor
tersebut mengakibatkan adanya penambahan atau pengurangan volume output yang
ditawarkan di pasar. Perusahaan-perusahaan yang telah ada akan menambah kapasitas
produksi dan perusahaan-perusahaan baru akan masuk ke dalam pasar apabila
perusahaan-perusahaan tersebut akan dapat memperoleh keuntungan (excess profit).
Keuntungan ini dapat diperoleh apabila harga yang berlaku (jangka pendek) melebihi
biaya rata-rata jangka panjang (Long Run Average Cost = LAC). Jadi jika P > LAC
maka perusahaan-perusahaan yang ada akan memperluas kapasitas produksinya dan
atau perusahaan-perusahaan baru akan masuk ke dalam pasar.
Adanya perluasan kapasitas produksi dan pendirian pabrik-pabrik baru tersebut
akan menyebabkan bertambahnya volume output yang ditawarkan di pasar dan
selanjutnya menyebabkan harga turun. Hal ini secara grafis, ditandai dengan
bergesernya kurva penawaran pasar ke kanan dan turunnya harga. Bila harga turun
sampai tingkat di mana P = LAC, maka tidak ada lagi insentif bagi perusahaan-
perusahaan untuk menambah kapasitas produksi maupun perusahaan-perusahaan baru
membangun pabrik-pabrik , karena pada saat ini tidak ada keuntungan lebih (excess
profit). Yang ada hanya keuntungan normal, yaitu keuntungan yang sudah termasuk
dihitung dalam LAC. Jadi, keuntungan normal diperoleh pada tingkat output di mana
P = LAC. Dengan demikian pada kondisi di mana P = LAC, tidak ada lagi
penambahan kapasitas produksi dan pendirian pabrik baru. Pada kondisi ini baik
pasar maupun perusahaan akan berada dalam posisi ekuilibrium sebagaimana terlihat
pada gambar di bawah ini.

Mula-mula harga pasar ditentukan oleh ekuilibrium jangka pendek, perpotongan


kurva S dan D, menghasilkan harga pasar P  Pada harga ini ada keuntungan lebih
(excess profit) karena P > LAC  ada penambahan kapasitas produksi dan pendirian
pabrik baru sehingga penawaran output di pasar naik,  S bergeser kekanan menjadi
S1,  harga menjadi turun ke P1, P1= LAC, baik pasar maupun perusahaan
dalam kondisi ekuilibrium jangka panjang.
b) Pasar Monopoli
Keseimbangan Jangka Pendek
Sesuai dengan dalil keuntungan, bahwa keuntungan maksimum akan dicapai ketika
pengusaha memproduksi dan menjual produknya pada tingkat dimana MR sama
dengan MC. Secara grafis dapat dijelaskan sebagai berikut:

Dari gambar di atas terlihat bahwa ekuilibrium jangka pendek terjadi pada titik E
dimana MC = MR. Pada kondisi ini produk yang dijual adalah 0Q* dengan harga 0P*
dan rata-rata biaya total 0C* (= C*B ). Keuntungan per unit adalah 0P* – 0C* =
P*C* Sehingga keuntungan monopoli jangka pendek adalah P*C* x 0Q* = P*ABC*
(luas terarsir). Jika gambar di atas menggambarkan kondisi pasar bersaing, maka titik
ekuilibrium adalah pada titik F, dimana kurva permintaan berpotongan dengan MC
yang berarti MC = P ( syarat ekuilibrium pasar bersaing). Dengan demikian pasar
bersaing akan menurunkan harga dan memperbesar jumlah produk.
Keseimbangan Jangka Panjang
Pada perusahaan bersaing dalam jangka panjang hanya memperoleh keuntungan
normal, dimana harga produk sama dengan biaya total rata-rata minimum. Namun,
pada perusahaan monopoli dalam jangka panjang masih dapat memperolek
kuntungan yang melebihi normal. Untuk menjelaskan analisis keseimbangan
monopoli dalam jangka panjang , dapat dilihat secara grafis sebagai berikut:

Keterangan :
D : Kurva permintaan jangka pendek dan jangka panjang
MR : Marginal Revenue jangka pendek dan jangka panjang
SMC : Short-run Marginal Cost
SAC : Short-run Average Total Cost
LMC : Long-run Marginal Cost
LAC : Long-run Average Total Cost
Dalam jangka pendek perusahaan monopoli mencapai keadaan keseimbangan
pada saat memproduksi dan menjual produk sebanyak Q1 dengan harga jual P1 dan
biaya total rata-rata C1. Dalam jangka panjang perusahaan monopoli akan mencapai
keadaan keseimbangan pada saat memproduksi dan menjual produk sebanyak Q2
dengan harga jual P2 dan biaya total rata-rata C2. Jadi jelas bahwa dalam jangka
panjang, perusahaan monopoli masih memperoleh keuntungan di atas normal karena
harga produk masih diatas biaya total rata-ratanya (OP2 > OC2).
c) Pasar Monopolistik
Keseimbangan Jangka Pendek
Kurva permintaan perusahaan persaingan monopolistik merupakan peralihan dari
kurva permintaan perusahaan persaingan sempurna dan kurva permintaan perusahaan
monopoli. Jadi, kurva tersebut sedikit miring dari kiri atas ke kanan bawah. Ini berarti
bahwa elastisitas permintaannya lebih kecil dari elastisitas permintaan perusahaan
persaingan sempurna tetapi lebih besar dari elastisitas permintaan perusahaan
monopoli. Analisis keseimbangan pada perusahaan persaingan monopolistik sama
dengan analisis pada perusahaan monopoli. Bedanya, permintaan yang dihadapi
perusahaan monopoli adalah seluruh permintaan pasar, sedang yang dihadapi
perusahaan persaingan monopolistik adalah sebagian dari permintaan pasar. Dua
keadaan keseimbangan perusahaan persaingan monopolistik ditunjukkan dalam
gambar a yang menunjukkan keadaan dimana perusahaan memperoleh keuntungan
dan gambar b menunjukkan perusahaan menderita kerugian.

Gambar a menunjukkan bahwa perusahaan memperoleh keuntungan maksimum


pada tingkat produksi dan penjualan sebesar Q dan tingkat harga sebesar P karena
pada keadaan ini terpenuhi dalil keuntungan ( MR = MC ). Luas PABC menunjukkan
jumlah keuntungan maksimum yang diperoleh. Gambar b menunjukkan bahwa
kerugian minimum pada tingkat produksi dan penjualan sebesar Q1 dan tingkat harga
P1. Kerugian minimum sebesar P1ABC1.
Keseimbangan Jangka Panjang
Perolehan keuntungan diatas normal seperti ditunjukkan dalam Gambar a
mengundang masuknya perusahaan-perusahaan baru. Akibatnya, setiap perusahaan
akan menghadapi permintaan yang lebih sedikit pada berbagai tingkat harga. Ini
berarti bahwa masuknya perusahaan-perusahaan baru mengakibatkan kurva
permintaan dan tentunya juga kurva MR perusahaan persaingan monopolistik
bergeser ke kiri. Masuknya perusahaan-perusahaan baru akan berlangsung terus
sehingga perusahaan hanya menerima keuntungan normal. Jadi, dalam jangka
panjang, perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik hanya menerima
keuntungan normal, seperti halnya perusahaan dalam pasar persaingan sempurna.
Gambar di bawah ini menunjukkan keseimbangan perusahaan persaingan
monopolistik dalam jangka panjang.

Gambar di atas menunjukkan bahwa PL adalah sama dengan biaya total rata-rata
(ATC) yang berarti perusahaan memperoleh keuntungan normal. Sifat perusahaan
persaingan monopolistik ketika memperoleh keuntungan normal berbeda dengan sifat
perusahaan persaingan sempurna yang juga ketika memperoleh keuntungan normal.
Perbedaan tersebut adalah (1) harga jual produk dan biaya produksi pada perusahaan
persaingan monopolistik lebih tinggi dibanding pada perusahaan persaingan
sempurna, dan (2) kegiatan produksi pada perusahaan persaingan monopolistik belum
mencapai tingkat optimal ( tingkat produksi dengan biaya per unit paling rendah).
Sebaliknya jika perusahaan menderita kerugian minimum seperti ditunjukkan
dalam Gambar b, maka ia akan keluar dari pasar. Akibatnya, jumlah perusahaan
dalam pasar semakin sedikit sehingga jumlah permintaan yang dihadapi perusahaan-
perusahaan yang masih ada menjadi lebih besar. Ini berarti bahwa kurva permintaan
akan bergeser ke kanan. Kejadian keluarnya perusahaan dari pasar akan berlangsung
terus sampai perusahaan memperoleh keuntungan normal seperti ditunjukkan dalam
Gambar di atas. Dalam keadaan seperti ini tidak ada lagi perusahaan yang masuk ke
pasar dan juga tidak ada lagi yang keluar dari pasar. Oleh karena itu Gambar di atas
tersebut menunjukkan keseimbangan jangka panjang perusahaan persaingan
monopolistik.
Sifat-sifat perusahaan persaingan monopolistik demikian tentu akan merugikan
masyarakat, karena seandainya mereka beroperasi seperti perusahaan persaingan
sempurna maka masyarakat konsumen akan dapat membeli produk dengan harga
yang lebih rendah dan jumlah produk yang lebih banyak.
d) Pasar Oligopoli
Model Kurva Permintaan Patah
Dalam model ini keseimbangan suatu perusahaan itu ditentukan pada waktu garis
permintaan yang dihadapi seorang produsen itu patah, karena MR yang dihadapi
produsen sama besarnya dengan MC, itu karena jika ada perubahan struktur biaya
produksi maka tidak akan berpengaruh pada tingkat output dan harga keseimbangan
perusahaan. Model kurva permintaan patah dapat digambarkan sebagai berikut :

Pada gambar kurva diatas dijelaskan bahwa, sebuah perusahaan memproduksi (q)
unit pada harga (p). Kurva permintaan perusahaan ini tergantung apakah perusahaan
lain mengikuti perubahan harga atau tidak. Pada kurva DD menjelaskan bahwa
seorang pesaing tidak akan menandingi perubahan harga. Tapi pada kurva D’D’
menjelaskan bahwa pesaing akan menandingi bila terjadi perubahan harga.
Pada gambar kurva tersebut menjelaskan, jika seorang pesaing mengikuti
penurunan harga pesaingnya tapi tidak mengikuti kenaikan harganya, maka kurva
permintaannya terdiri dari 2 bagian yaitu berupa DeD’. Pada kurva De menjelaskan
jika terjadi kenaikan harga, sedangkan kurva eD’ menjelaskan tentang keadaan bila
terjadi penurunan harga De akan terlihat lebih datar (elastic) jika dibandingkan
dengan eD’ (inelastic), itu dikarenakan pesaing lebih menandingi penurunan harga
dari pada kenaikan harga.
Maka bila disimpulkan model kinked demand dalam pasar oligopoli ini
menjelaskan bahwa, jika produsen menurunkan harga, maka perusahaan lain juga
akan punya inisiatif yang sama untuk menurunkan harga yang agar tidak kehilangan
konsumen, tetapi jika satu produsen menaikan harga maka produsen pesaingnya tidak
akan ikut menaikan harga. Model ini menjelaskan mengapa dalam pasar oligopoli
tingkat harga itu selalu cenderung tegar atau tidak berubah-ubah.

3. Perbandingan Kritis Secara Teoritis Maupun Empiris dari Pasar Monopoli,


Oligopli, dan Monopolistik Dibandingkan dengan Pasar Persaingan Sempurna
Jawab:
Perbandingan Teoritis:

Struktur Pasar Pasar Monopoli Pasar Pasar Oligopoli


Pasar Persaingan Monopolistik
Sempurna
Pengertian Suatu struktur Suatu bentuk Suatu bentuk Suatu bentuk
pasar / industry interaksi antara interaksi antara interaksi
di mana permintaan dan permintaan permintaan dan
terdapat penawaran dengan penawaran
penjual dan dimana hanya penawaran dimana terdapat
pembeli, setiap ada satu penjual/ dimana beberapa
penjual dan produsen yang terdapat penjual/
pembeli tidak berhadapan sejumlah produsen yang
dapat dengan banyak penjual yang menguasai
mempengaruhi pembeli/ menawarkan seluruh
keadaan pasar. konsumen. barang yang permintaan
sama tetapi pasar.
berbeda corak.
Penjual Terdapat Hanya ada satu Penjual tidak Satu di antara
banyak penjual; maka terbatas, namun para penjual
perusahaan di pembeli tidak setiap produk merupakan price
pasar. Hal ini mempunyai yang dihasilkan leader (penjual
menyebebkan pilihan. Dalam pasti memiliki yang memiliki
perusahaan hal ini pembeli karakter kekuatan besar
tidak hanya menerima tersendiri yang untuk
mempunyai syaratsyarat jual membedakan menetapkan
kekuasaan beli yang dengan produk harga), yang
untuk ditentukan lainnya. lainnya harus
mengubah penjual. mengikuti harga
harga. tsb.
Hambatan Tidak terdapat Hambatan teknis -Daya -Bagi
hambatan (technical monopoli yang perusahaan-
untuk keluar barriers to entry). rendah perusahaan baru
masuk industri Ketidakmampuan menyebabkan sulit untuk
baik secara bersaing secara kesejahteraan masuk kedalam
legal maupun teknis relatif rendah. pasar oligopoly
dalam bentuk menyebabkan -Permintaan disebabkan oleh
lain secara perusahaan lain yang sangat beberapa factor
keuangan / sulit bersaing elastis diantaranya:
secara dengan menyebabkan -Skala ekonomi.
kemampuan perusahaan yang kelebihan -Biaya produksi
teknologi. sudah ada. produksi. yang berbeda
Hambatan -Diperlukan -Sifat-sifat
legalitas (legal modal yang produksi yang
barriers to entry). sangat besar mempunyai
UU dan khusus, untuk masuk keistimewaan
serta hak paten / industri. yang sukar
hak cipta. diimbangi oleh
perusahaan
baru.
Barang Barang yang Jenis barang Barang yang Barang
dihasilkan yang dihasikan dihasilkan diperjualbelikan
perusahaan bersifat homogen bersifat bersifat
tidak mudah Barang substitusi differed homogen dan
untuk tidak ada yang product, yaitu dapat pula
dibedakan. sempurna. sama tetapi berbeda corak.
Barang yang berbeda corak
dihasilkan
sangat sama,
tidak terdapat
perbedaan yang
nyata di antara
barang yang
dihasilkan
suatu
perusahaan
lainnya. Para
pembeli tidak
dapat
membedakan
yang mana
hasil produsen
A / B /produsen
lainnya
Harga Harga dipasar Penentu harga Produsen Satu diantaranya
ditentukan oleh pada pasar ini memiliki para oligopolis
interaksi antara adalah seorang kemampuan merupakan price
keseluruhan penjual / sering untuk leader yaitu
produsen dan disebut sebagai mempengaruhi penjual yang
keseluruhan monopolis. harga memiliki /
pembeli. Sebagai penentu monopoli. pangsa pasar
harga, seorang Kemampuan yang terbesar,
monopolis dapat ini berasal dari penjual ini
menaikkan atau sifat barang mempunyai
menurunkan yang kekuatan yang
harga dengan dihasilkan. besar untuk
cara menentukan Karena menetapkan
jumlah barang perbedaan dan harga dan para
yang akan ciri khas dari penjual lainnya
diproduksi. suatu barang, harus mengikuti
Semakin sedikit konsumen tidak harga tersebut.
barang yang akan mudah
diproduksi berpindah ke
semakin mahal merk lain dan
harga barang tetap memilih
tersebut. produk atau
merk tsb
walaupun
produsen
menaikkan
harga
Contoh Industri Tempe, PLN, PAM, PT. PT. Mustika Pertamina,
Perusahaan Industri Tahu, KAI Ratu, PT. Sari Shell, Petronas.
Jasa Foto Ayu Martha
Copy. Tilaar, PT.
Unilever

Perbandingan Empiris dan Contoh di Dunia Bisnis


a) Pasar Persaingan Sempurna
Contoh nyata pasar persaingan sempurna dapat dilihat pada pasar daging.
Sebagaimana kita ketahui bahwa setring terjadi kenaikan harga daging sapi terutama
menjelang hari raya,kenaikan harga daging sapi dapat melonjak sekitar Rp
90.000,00/kg – Rp 100.000,00/kg. Hal tersebut menyebabkan para pedagang mogok
berjualan. Fenomena kenaikan harga daging sapi yang terjadi merupakan dampak dari
terbatasnya suplai daging. Hal ini erat kaitannya dengan pembatasan kuota impor
daging sapi dan minimnya produksi dalam negeri. Dari contoh kasus ini, penjualan
daging termasuk dalam ciri-ciri pasar persaingan sempurna yaitu terdiri dari banyak
penjual dan banyak pembeli, bahkan penjual tergabung dalam Asosiasi Pedagang
Daging Indonesia (APDI), setiap perusahaan mudah keluar atau masuk pasar.
Contohnya pedagang dapat memutuskan untuk berhenti berjualan sampai kondisi
pasar benar-benar stabil. Menghasilkan barang serupa,karena tidak ada perbedaan
yang terlalu nampak. Terdapat banyak perusahaan di pasar dalam hal ini peternak
sapi yang menyalurkan daging sapi. Pembeli mempunyai pengetahuan yang sempurna
mengenai pasar. Dalam kasus ini pembeli sudah mengetahui terjadinya kenaikan
harga daging sapi melalui informasi dari media. Sehingga, mereka cenderung
mengurangi konsumsi daging sapi dan kurangnya permintaan pasar. Menyebabkan
keuntungan yang diperoleh oleh penjual menjadi berkurang dan pendapatan mereka
relatif sama.
b) Pasar Monopoli
Contoh nyata struktur pasar monopoli adalah pasar listrik dimana, monopoli
adalah struktur pasar di mana hanya terdapat satu penjual, tidak ada substitusi produk
yang mirip (close substitute) dan terdapat hambatan masuk (barriers to entry) ke
pasar. Secara teoritis pasar monopoli memiliki ciri-ciri: (i). Hanya ada satu penjual,
akibatnya pembeli tidak mempunyai pilihan lain. (ii) Tidak ada substitusi produk
yang mirip. (iii) Terdapat hambatan masuk ke pasar yang berbentuk undang-undang,
memerlukan teknologi yang canggih, dan memerlukan modal yang sangat besar. (iv)
Sebagai penentu harga (price setter). Dengan mengendalikan tingkat produksi dan
volume produk yang ditawarkan perusahaan monopoli dapat menentukan harga yang
dikehendaki.
Dalam konteks monopli listrik di negara kita, permasalahan yang dihadapi adalah
di satu sisi monopoli secara nyata telah menjadikan PT PLN tidak mampu beroperasi
secara efisien. Di sisi lain hingga saat ini belum ada best practise liberalisasi listrik
dari negara lain yang berhasil. Tidak ada jaminan bahwa setelah monopoli listrik
dicabut, maka harga listrik akan murah. Beberapa contoh liberalisasi listrik yang
mengalami kegagalan antara lain adalah: Pertama, privatisasi terhadap sektor
ketenagalistrikan di beberapa negara kawasan Eropa. Liberalisasi sektor
ketenagalistrikan merupakan prasyarat bergabung dalam uni Eropa. Kini di kawasan
Eropa ini sektor ketenaga listriknya dikuasai oleh beberapa negara (multinational
corporation dari france, italy, spain, dan lain-lain). Kedua, di Afrika dan Amerika
Selatan, privatisasi ketenagalistrikan juga menjadi prasyarat untuk bantuan hutang.
Akibat privatisasi ketenaga listrikan di uni Eropa, Afrika dan Amerika Selatan ini,
kini terjadi perubahan monopoli ketenagalistrikan dari sebelumnya oleh pemerintah
berpindah ketangan swasta asing. Akibatnya klaim privatisasi akan berdampak pada
harga listrik yang akan lebih murah karena tidak ikut campurnya pemerintah dalam
pengelolaan akan meningkatkan kompetisi, maka hal ini tidak terjadi dalam sektor
ketenagalistrikan. Hal ini sejalan dengan fitrahnya bahwa swasta selalu mengejar
keuntungan, sehingga apabila swasta memonopoli listrik justru akan lebih berbahaya.
Di Inggris yang sudah memprivatisasi sektor ketenagalistrikannya lebih dari 1
dekade, ternyata dari tahun ke tahun selalu terjadi kenaikan harga listrik. Sementara
itu di Australia yang sektor ketenagalistrikannya juga telah direstrukturisasi dengan
mengikuti model Inggris, rata-rata harga listrik justru mencapai NSW $38.22 (masih
kepemilikan publik). Sedangkan untuk di Australia Selatan yang sudah diprivatisasis
harganya adalah $76.36.
Meski tidak ada jaminan bahwa apabila listrik diprivatisasi akan menghasilkan
listrik yang lebih murah, bukan berarti kita dapat mentolelir ketidakefisienan yang
dilakukan oleh PLN. Sebagaimana diketahui bahwa sebagai akibat monopoli PLN
atas ketenagalistrikan, ongkos yang harus dibayar rakyat cukup mahal. Biaya pokok
rata-rata pembangkitan listrik per Kwh sekarang ini mencapai Cent USD 10,00,
bandingkan dengan Malaysia yang hanya Cent USD 6,30. Karena pemerintah
menjual dengan harga Cent USD 6,84, per KwH, maka subsidi listrik per KwHnya
cukup besar yakni Cent USD 3,16. Seandainya PT PLN dapat beroperasi seefisien
Malaysia, biaya subsidi yang dibutuhkan hanya Cent USD 0,54 per KwH atau dengan
kata lain dapat dihemat sebesar Cent USD 2,62 per KwH.
Disamping masalah subsidi, setidaknya pemerintah juga harus menanggung
beberapa jenis risiko yang berpotensi muncul sebagai akibat ketidakefisien PT. PLN.
Beberapa risiko tersebut antara lain adalah: Pertama, perubahan asumsi ekonomi
makro diperkirakan akan berdampak secara signifikan pada kinerja korporat PT PLN.
Adapun beberapa perubahan asumsi makro yang berpotensi membawa risiko adalah
(i) risiko harga minyak mentah dunia yang tidak sesuai dengan asumsi Rencana Kerja
Anggaran Perusahaan-RKAP PT PLN; dan (ii) risiko atas perubahan makro ekonomi
(nilai tukar, inflasi dan suku bunga). Risiko makro ini akan terus bergerak, sejalan
dengan pergerakan harga minyak. Kedua, risiko korporat PT PLN (Persero) yang
berpotensi akan berdampak pada APBN seperti: (i) risiko fuel mix antara lain: jumlah
dan harga gas yang tidak sesuai asumsi; (ii) risiko kegagalan pengadaan Inter Bus
Transformer (IBT) untuk Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) yang sudah
terbebani >80%, dan (iii) risiko kegagalan program subtitusi Lampu Hemat Energi
(LHE). Ketiga, risiko atas dukungan proyek 10 ribu MW yang berpotensi membebani
APBN antara lain: (i) risiko lingkungan atas pemakaian Low Rank Coal untuk
pembangkit existing dan proyek 10 ribu MW; (ii) risiko kegagalan pendanaan PLN
yang berhubungan dengan program percepatan pembangunan PLTU Batu bara 10
ribu MW dan kemitraan, dan (iii) penjaminan penuh pemerintah atas proyek
percepatan pembangkit listrik 10 ribu MW.
Dalam balutan monopoli efisiensi PLN seharusnya dibenchmark dengan sistem
ketenagalistrikan di negara lain. Seperti diketahui bahwa dibandingkan dengan
negara-negara lain, harga pokok listrik di Indonesia tergolong tidak efisien. Harga
pokok listrik di Indonesia mencapai 6,5 sen dollar AS per kWh, masih lebih tinggi
daripada negara-negara lain di sekitarnya. Seperti Malaysia dengan biaya listriknya
hanya 6,2 sen dollar AS per kWh, Thailand hanya 6,0 sen dollar AS per kWh,
Vietnam 5,2 sen dollar AS per kWh.
c) Pasar Persaingan Monopolistik
Produk dari pasar ini sangat dekat dalam kehidupan sehari-hari. Contoh nyata dari
implementasi struktur pasar ini adalah restoran makanan cepat saji ayam goreng,
KFC, McDonalds, maupun restoran sejenis lainnya menawarkan produk yang serupa.
Namun kualitas, harga, fasilitas dan juga rasa akan mempengaruhi konsumen untuk
memilih restoran yang disukai. Pasar air mineral seperti Aqua, Le Minerale, Nestle
dan lainnya. Sabun, shampoo, berbagai merk shampo dan sabun yang dapat kita
temukan yang memiliki ciri khas sendiri dengan produsen yang berbeda. Dari sekian
banyak merek sabun atau shampoo yang ada, mungkin kita akan memilih satu produk
yang sesuai dengan kebutuhan kita baik dari wangi maupun kandungan yang terdapat
dalam produk. Sepatu, seperti Adidas, Nike, Fila yang sama-sama memproduksi
sepatu olahraga. Namun, setiap produk memiliki keunggulan, dan desain yang
berbeda. Oleh karena itu konsumen akan memilih sepatu olahraga yang sesuai dengan
preferensi mereka.
d) Pasar Oligopoli
Persaingan sepeda motor di Indonesia termasuk ke dalam jenis pasar Oligopoli
Differensial.Dimana para penjual menjual barang / produk dengan berbeda corak.
Dalam prakteknya barang yangdiperdagangkan dapat dibedakan produk sepeda motor
di Indonesia sendiri dikuasai oleh 3 pabrikanbesar yaitu Honda Motor Company,
Yamaha Motor Company, dan Suzuki Motor. Ketiga pabrikantersebut merupakan 3
produsen sepeda motor terbesar di Dunia. Ketiga pabrikan tersebut bersaing ketat
sampai pabrika lain banyak ikut andil dalam merebut konsumen pasar sepeda motor
diIndonesia. Dan tidak hanya itu, dampak dari persaingan pasar oligopoly pun terlihat
dalam persainganpasar mereka.Contoh kasus, pada saat produk sepeda motor bebek
milik Honda telah meledak di pasaran, parapesaingnya yakni Yamaha dan Suzuki pun
tidak lama kemudian ikut memproduksi dan memasarkanproduk sepeda motor
bebeknya juga. Contoh kasus lain yaitu ketika Yamaha motor memasarkanproduk
motor matic dengan teknologi Injection, Honda pun juga ikut memasarkan produk
tersebutditambah dengan pengembangan teknologi lain seperti Idling Stop System
( mesin berhenti sejenak ).Persaingan seperti contoh kasus tersebut merupakan
kelebihan dari pasar oligopoly, dimana produsen bersaing dalam mengembangkan
teknologi baru pada produk sepeda motor mereka danmemperhatikan kepuasan
konsumen. Adapun kekurangan dari persaingan pasar ini adalah produsen yang tidak
memiliki daya saing, lambat laun akan hilang atau susah dimasuki oleh produsen lain
karena tertinggalnya pengembangan teknologi mereka terhadap kebiasaan pasar.

Anda mungkin juga menyukai