Anda di halaman 1dari 14

Nama : Sophiara Aisya Putri Aimar

NIM : 0311523030
Pasar Monopoli
Sebuah perusahaan disebut melakukan monopoli apabila perusahaan tersebut menjadi satu –
satunya penjual produk di pasar, dan produk tersebut sendiri tidak memiliki
pengganti/substitusi. Ciri-Ciri Pasar Monopoli Menurut Sadono Sukirno dalam buku Mikro
Ekonomi Teori Pengatar, ciri-ciri pasar monopoli sebagai berikut:
1. Pasar monopoli adalah industri satu perusahaan
Hanya ada satu saja perusahaan dalam industri tersebut. Dengan demikian barang atau
jasa yang dihasilkannya tidak dapat dibeli dari tempat lain. Para pembeli tidak
mempunyai pilihan lain dan tidak berbuat suatu apapun di dalam menentukan syarat
jual beli.
2. Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip
Barang yang di hasilkan perusahaan tidak monopoli tidak dapat digantikan oleh barang
lain yang ada di dalam pasar. Barang tersebut merupakan satu-satunya jenis barang
yang seperti itu dan tidak terdapat barang mirip (close substitle) yang dapat
menggantikan barang tersebut.
3. Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk ke dalam industri
Ada beberapa bentuk hambatan kemasukan ke dalam pasar monopoli.Ada yang bersifat
legal, yaitu di batasi oleh undang-undang.Ada yang bersifat teknologi, yaitu teknologi
yang di gunakan sangat canggih dan tidak mudah di contoh.Dan ada pula yang bersifat
keuangan, yaitu modal yang diperlukan sangat bersifat.
4. Dapat mempengaruhi penentuan harga
Oleh karena perusahaan monopoli merupakan satu-satunya penjual di dalam pasar,
maka penetuan harga dapat dikuasainya.Oleh sebab itu perusahaan monopoli
dipandang sebagai penentu harga atau price setter.
5. Promosi iklan kurang diperlukan
Oleh karena perusahaan monopoli adalah satusatunya perusahaan di dalam industri, ia
tidak perlu mempromosikan barangnya dengan menggunakan iklan. Iklan tersebut
bukanlah bertujuan untuk menarik pembeli, tetapi unutk memelihara hubungan baik
dengan masyarakat.
Sebab-sebab terjadinya monopoli menurut Masyhuri dalam buku Ekonomi Mikro, dan
menurut Sadono Sukirno dalam buku Mikro Ekonomi Teori Pengantar yaitu sebagai
berikut :
1. Adanya hak paten
2. Adanya hak yang diberikan pemerintah (peraturan), misalnya perusahaan listrik,
telepon dan sebagainya .
3. Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya tertentu yang unik dan tidak
dimiliki oleh perusahaan lain.
4. Perusahaan monopoli umumnya dapat menikmati skala ekonomi (economies of
scale) hingga ke tingkat produksi yang sangat tinggi.
Contoh Pasar Monopoli di Indonesia :
• PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
• PT Kereta Api Indonesia.
• PT Pertamina.
• PT Pelayaran Nasional Indonesia.
• Badan Urusan Logistik.
• Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

Maksimisasi Profit Pada Monopoli


Pada jenis pasar monopoli, sebuah perusahan akan memaksimalkan laba jika pendapat
marjinal dari perusahaan tersebut lebih besar dibandingkan biaya marjinal produk yang
dihasilkan. Dalam artian perusahaan tersebut akan menurunkan tingkat produksinya sampai
dengan mendekati tingkat ideal yang dilambangkan dengan Qm, yakni pada saat
pendapatan marjinal sama dengan biaya marjinal. Dengan demikian, kuantitas output yang
dapat memaksimalkan laba perusahaan monopoli ditentukanoleh titik perpotongan antara
kurva pendapatan marjinal dan kurva biaya marjinal.
Kurva Monopoli

Sumber data : Robert S. Pyndick, Daniel L. Rubinfield, Microeconomic,. 5 th Edition


Laba Perusahaan Monopoli
Untuk dapat mengethui tingkat laba pada perusahaan monopoli, kita dapat mengetahuinya
dengan melihat selisih antara Total Pendapatan dengan Total Biaya.
Profit = TR – TC
Sedangkan untuk mendapatkan nilai profit rata – rata, kita dapat membuat rumus :
Profit = (TR/Q – TC/Q) x Q
Keuntungan dan Kerugian Dari Pasar Monopoli
Pada prakteknya, struktur pasar monopoli memiliki kelemahan dan keuntungan bagi
sebuah perekonomian. Berikut ini penulis akan menjelaskan beberapa jenis kelemahan dan
keuntungan yang disebabkan oleh monopolis. Kelemahan struktur monopoli
• Deadweight Loss
Dalam menerapkan keuntungan biasanya perusahaan monopoli menerapkan skema bahwa
tingkat harga yang diberikan oleh konsumen harus lebih besar dibandingkan dengan
keseimbangan antara pendapatan marjinal dengan biaya marjinal. Seperti pada grafik
sebelumnya, jika konsumen membayar pada tingkat harga Pm, atau dibawah tingkat harga
yang berlaku pada pasar persaingan sempurna, konsumen tersebut akan kehilangan
konsumen surplusnya. Dengan demikian konsumen tersebut akan mengalami kondisi yang
dinamakan sebagai deadweight loss. Setiap kali seorang konsumen membayar ekstra
kepada produsen akibatnya berlaku harga monopoli yang lebih tinggi dari biaya marjinal,
maka kesejahteraan konsumen akan berkurang seiring dengan pembayaran ekstra yang
diberikan untuk harga sebuah barang di pasar monopoli. Akan tetapi disisi lain,
kesejahteraan produsen akan semakin bertambah, mengingat harga yang diberikan oleh
perusahaan monopoli lebih tinggi daripada keuntungan normal.
Kurva Deadweight Loss

Sumber data : Robert S. Pyndick, Daniel L. Rubinfield, Microeconomic,. 5 th Edition


• Rent-seeking Behaviour
Tingkat profit yang cukup besar yang ditawarkan pada pasar monopoli ternyata cukup
berpengaruh kepada perekonomian. Dengan biaya yang seminimal mungkin, perusahaan
monoplis dapat menerapkan harga jauh diatas harga pasar kompetitif. Dengan adanya hal
tersebut, maka setiap upaya dari perusahaan monopolis yang ingin memaksimalkan laba
disebut sebagai upaya “rent seeking”. Jika sebuah perusahaan melakukan upaya “rent
seeking”, maka nilai deadweight loss yang diterima oleh para konsumen menjadi semakin
besar mengingat adanya penguarangan marjinal cost dari perusahaan monopolis. Dan pada
akhirnya, keuntungan/profit yang diterima oleh produsen/monopolis menjadi bertambah
besar.
Keuntungan Pasar Monopoli
Selain adanya kelemahan – kelamahan yang terjadi diatas, ternyata pasar monopoli juga
memiliki nilai positif didalam perekonomian. Andaikan sebuah perusahaan Analisa
komparasi berperan sebagai monopolis, dengan besarnya tingkat profit yang diterima maka
perusahaan tersebut dapat menciptakan sebuah inovasi produk baru yang dapat ditawarkan
kepada konsumen. Dan setelah produk tersebut dipasarkan, perusahaan itu dapat
mempatenkan produknya agar suatu saat jika pemerintah membuka atau meliberalisasi
pasar, inovasi yang telah diciptakan tadi tidak dicuri oleh perusahaan pesaing.
Untuk dapat mengukur perilaku ekonomi dari sebuah perusahaan monopoli, kita dapat
mengetahuinya dengan cara menggunakan dua model, yaitu :
A.Static Limit Price Model
Static limit price model bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemungkinan dari
sebuah perusahaan monopolis untuk menciptakan posisi yang strategis dalam mencegah
para pesaing untuk masuk kedalam pasar. Strategi ini sangatlah penting untuk dilakukan
oleh monopolis mengingat besarnya profit yang diterima pasti akan menarik keinginan para
pesaing untuk mencoba masuk kedalam pasar. Sedangkan disisi lain, sang pesaing juga
harus melihat apakah dengan ia masuk ke pasar monopoli tadi, ia akan memperoleh
keuntungan yang dapat menyamai dengan perusahaan monopolis. Maka dari itu, sang
pesaing tersebut harus melihat bahwa untuk dapat masuk ke pasar monopoli membutuhkan
biaya yang sangat besar, terutama pada saat – saat awal, mengingat sang perusahaan
pesaing harus membangun infrastrutur meskipun biaya yang dikeluarkan tersebut dapat
sepadan dengan tingkat profit yang akan diterima, hal ini biasa disebut dengan istilah sunk
cost.
Dynamic Limit Pricing
Yang dimaksud dengan Dynamic Limit Pricing ialah suatu kondisi dimana sebuah
perusahaan dominan (monopolis) menetapkan sebuah limit (batas) harga pada sebuah
produk monopolinya guna menjaga posisinya dipasar. Dengan menciptakan harga yang
Analisa komparasi tinggi, pada waktu jangka panjang sebuah perusahaan monopolis dapat
menghasilkan profit yang maksimal.
Pasar Monopolistik
Pasar persaingan monopolistik pada dasarnya adalah pasar yang berada diantara dua jenis
pasar yang ekstrem, yaitu persaingan sempurna dan monopoli. Oleh sebab itu sifat-sifatnya
mengandung unsure-unsur sifat monopoli, dan unsur-unsur sifat pasar persaingan
sempurna. Pasar persaingan monopolistis dapat didefenisikan sebagai suatu pasar dimana
terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang yang berbeda corak (different
products).

Sadono Sukirno (1997:294) mengungkapkan ciri-ciri pasar persaingan monopolistik


seperti yang dikemukakan adalah sebagai berikut:
a. Terdapat banyak penjual: terdapat panyak penjual tapi tidak sebanyak seperti
dalam pasar persaingan sempurna. Jika dibandingkan keseluruhan pasar dengan selruh
produksinnya, produksi sesuatu perusahan adalah sedikit, karena perusahaan dalam pasar
monopolistis mempunyai ukuran yang relatif sama besarnya.
Contoh : disuatu daerah metropolitan, masing-masing restorant, pompa bensin, took obat,
took persewaaan, video, binato, atau toko grosir mini cenderung untuk bertindak secara
sendiri-sendiri atau independen. Pada struktur pasar yang lain, mungkin hanya terdapat dua
atau tiga penjual pada setiap pasar, sehingga mereka saling mengamati; tindakan mereka
menjadi saling tergantung atau interdependent.
b. Barangnya bersifat berbeda corak: ciri ini adalah sifat yang penting untuk
membedakan di antara pasar persaingan monopolistis dan persaingan sempurna. Produksi
dalam persaingan pasar ini berbeda corak dan secara fisik mudah untuk dibedakan.
Perbedaan Fisik, Contoh: shampo berbeda dalam warna, bau, kekentalan, kuantitas busa,
dan desain tombol. Mereka tertentu diarahkan bagi konsumen dengan ketombe, ada yang
untuk rambut normal, atau ada juga yang untuk rambut berminyak. Kemasan juga
dirancang agar produk tampak menonjol bila didekatkan dengan produk lain, seperti
misalnya celana ketat dikemas dalam karton berbentuk telur (L’eggs), sop instan dalam
cangkir (Cup O’Soup),
dan kartu baseball dalam kaleng (Pinnacle).
Lokasi, contoh: banyak penjual pizza (seperti Domino’s) dan banyak penjual buku (seperti
Amazon) memberikan layanan pengiriman; sementara penjual yang lain tidak memberikan
layanan tersebut. Beberapa toko eceran memberikan layanan demo produk oleh tenanga
penjual yang terlatih; sementara toko yang lain hanya self-service saja. Beberapa produk
didukung layanan on-line dan nomor bebeas pulsa; sementara produk lain membiarkan
anda mencari sendiri. Beberapa produk memberikan layanan pengembalian uang;
sementara yang lain tidak.
Citra produk, contoh: produsen alas kaki dan pakaian sering kali mengandalkan
tendangan atlit dan selebritas yang lain. Beberapa produsen berusaha menunjukkan kualitas
yang tinggi atas dasar tempat produk tersebut dijual, seperti shampoo yang hanya dijual
disalon kecantikan. Beberapa produk meencoba untuk member citra ramah lingkungan
dengan cara menekankan penggunaan bahan kemasan yang dapat didaur ulang.
c. Perusahaan memiliki sedikit kekuasaan mempengaruhi harga: namun demikian
pengaruhnya relatif kecil jika dibandingkan dengan pasar oligopoly atau monopoli.
Kekuatan mempengaharui harga oleh perusahaan monopolistis bersumber dari sifat barang
yang dihasilkan, yaitu bersifat berbeda corak. Perbedaan ini yang membuat pembeli bersifat
memilih, yaitu lebih menyukai barang sesuatu perusahaan dan kurang menyukai barang
yang dihasilkan perusahaan lainnya. Maka jika suatu perusahaan menaikkan harga
barangnya, ia masih bisa menarik pembeli meskipun jumlah pembelinya tidak sebanyak
seperti sebelumnya. Sebaliknya, apabila perusahaan menurunkan harga, tidaklah mudah
menjual semua barang yang diproduksinya.
Contoh: meliputi berbagai toko grosir mini yang tersebar diseluruh daerah metropolitan
atau puluhan stasiun radio yang berebut pendengar. Karena produk dari berbagai produsen
sedikit berbeda (sebagai contoh, toko tertentu lebih dekat dengan anda dibandingkan yang
lain), kurva permintaan yang dihadapi masing-masing tidaklah horizontal tetapi berslope
negative. Masing-masing produsen dengan demikian dapat mengendalikan harga yang
ditetapkannya. Jadi, produsen dalam pasar ini bukanlah sebagai price taker (seperti dalam
persaingan sempurna), tetapi mereka sebagai price searcher.
d. Relatif mudah untuk masuk ke dalam industri/pasar: masuk kedalam pasar
persaingan monopolistis tidak sesulit masuk ke pasar monopoli dan oligopoly tetapi tidak
segampang untuk masuk pasar persaingan sempurna. Hal ini disebabkan
(1) modal yang diperlukan relatif besar jika dibandingkan dengan perusahaan pada pasar
persaingan sempurna; dan
(2) harus menghasilkan produk yang berbeda dengan barang yang telah ada di pasar.
e. Sangat aktifnya persaingan promosi penjualan: harga tidak menjadi penentu
besarnya pasar, suatu perusahaan mungkin mejual suatu produknya dengan harga yang
cukup tinggi tetapi masih bias menarik banyak pelanggan untuk membeli produknya.
Sebaliknya, suatu perusahaan mungkin menjual pruduknya dengan harga murah tetapi
tidak bisa menarik pelanggan. Oleh karena itu untuk menarik pelanggan, perusahaan harus
selalu aktif untuk melakukan promosi, memperbaiki pelayanan, mengembangkan desain
produk dan mutu suatu produk.
Contoh : pengusaha melakukan persaingan bukan-harga (non price competition).
Persaingan yang demikian itu antara lain adalah dalam memperbaiki mutu dan desain
barang, melakukan kegiatan iklan yang terus menerus, memberikan syarat penjualan yang
menarik, dan sebagainya.Jika dipikirkan sejenak, ternyata banyak sekali pasar dengan sifat-
sifat tersebut: CD, film, permaianan computer, restoran, les piano, kue, furniture, dan
sebagainya.
Contoh Pasar Monopolistik di Indonesia :
· Pasar Kosmetik
Di Indonesia, terdapat beberapa perusahaan kosmetik seperti Mustika Ratu, Wardah,
Sariayu dan lain-lain. Meskipun semuanya memproduksi kosmetik, setiap perusahaan
memiliki produk yang unik dengan karakteristik yang berbeda-beda.
Contoh : Mustika Ratu terkenal dengan kosmetik yang bahan-bahannya terbuat dari bahan
alami. Sementara untuk brand lain yaitu Wardah terkenal dengan kosmetik yang aman
untuk kulit dan terbuat dari bahan-bahan yang halal.
· Pabrik Rokok
Pabrik rokok seperti Djarum, Gudang Garam, Dji Sam Soe, dan lainnya, sama-sama
memproduksi rokok. Tapi setiap perusahaan mempunyai ciri khasnya masing-masing.
Bahkan, harga yang dipatok oleh masing-masing perusahaan juga berbeda-beda. Tidak ada
standar yang bisa menentukan bahwa harga dari produk tersebut harus sama atau seragam.
· Pasar Telekomunikasi
Terdapat beberapa perusahaan penyedia layanan telekomunikasi di Indonesia yang sudah
dikenal oleh masyarakat. Misalnya Telkomsel, Indosat Ooredoo, XL Axiata, dan lain-lain.
Masing-masing brand memiliki ciri khas layanan, jangkauan sinyal, paket data, dan harga
yang berbeda-beda.
Beberapa ekonomi berpendapat bahwa persaingan monopolistik menghasilkan terlalu
banyak pemasok dan diferensiasi produk yang sering kali hanya semu saja. Pendapat yang
berseberangan menyatakan bahwa konsumen bersedia membayar lebih tinggi untuk
mendapatkan pilihan yang lebih banyak. Berdasarkan pandangan ini, konsumen
diuntungkan oleh adanya pilihan yang lebih banyak, seperti berbagai pilihan pompa bensin,
restoran, toko grosir mini, toko pakaian, toko obat, buku teks ilmu ekonomi, serta banyak
barang dan jasa lain.
Keseimbangan Dalam Pasar Persaingan Monopolistis
1. Keimbangan jangka pendek

Perusahaan mencapai keseimbangan dalam jangka pendek dan panjang. Dalam jangka
pendek perusahaan dapat menikmati laba supernormal. Adapun dalam jangka panjang
perusahaan hanya Menikmati laba normal. Keseimbangan jangka pendek tercapai bila
MR=MC, karena memiliki daya monopoli walau terbatas. Kondisi keseimbangan
perusahaan yang bergerak dalam pasar persaingan monopolistik sama dengan
perusahaan yang bergerak dalam pasar monopoli. Pada saat MR=MC di titik E, sama
halnya dengan perusahaan monopolis, harga jual lebih besar dari biaya marginal
(P>MC). Tetapi kemampuan eksploitasi laba relatif terbatas, karena kurva permintaan
yang di hadapi sangat landai.
2. Keseimbangan jangka panjang
Di bandingkan dengan pasar monopoli, persaingan monopolistik masih lebih baik
dilihat dari lebih kecilnya total kesejahteraan yang hilang (dead weight loss). Namun
tetap kurang efisien dibanding pasar persaingan sempurna.
Ada dua penyebab mengapa pasar persaingan monopolistik tidak dapat lebih efisien
dibanding pasar persaingan sempurna:
1. Harga jual masih lebih besar dari biaya marginal (P > MC)
2. Kapasitas berlebihan (excess capacity)
Pada saat berada dalam keseimbangan jangka panjang, perusahaan sebenarnya tidak
berproduksi pada tingkat yang paling efisien, sebab titik persinggungan antara kurva
AC dan kurva D bukan titik terendah pada kurva AC. Jika perusahaan ingin
memproduksi pada AC yang paling rendah, output harus di tambah sampai dengan
output pada AC minimum.
Aturan Memaksimalkan Laba Persaingan Monoplistik
Untuk memaksimalkan laba, perusahaan persaingan monopolistik memproduksi
dimana penerimaan marginal sama dengan biaya marginal. Harga yang
memaksimalkan laba adalah harga maksimum per unit yang bersedia konsumen bayar
untuk tingkat keluaran yang memaksimalkan laba. Dengan kata lain, keluaran yang
memaksimalkan laba, Q*, adalah seperti berikut MR(Q*) = MC(Q*) dan, harga yang
memaksimalkan laba adalah : P* = P(Q*)

Contoh Soal: Misalkan fungsi permintaan invers untuk produk perusahaan persaingan
monopolistik ditentukan oleh P = 100 – 2Q dan fungsi biaya ditentukan oleh C(Q) = 5
+ 2Q. Tentukan harga dan kuantitas yang memaksimalkan laba dan laba maksimal?

Jawaban: Menggunakan rumus penerimaan marginal untuk permintaan invers linear


dan rumus untuk biaya marginal, kita melihat bahwa MR = 100 – 4Q dan MC = 2.
Selanjutnya, kita tetapkan MR = MC untuk menemukan tingkat keluaran yang
memaksimalkan laba: 100 – 4Q = 2 atau 4Q = 98. Pemecahan Q menghasilkan keluaran
yang memaksimalkan laba dari Q* = 24,5 unit. Harga yang memaksimalkan laba
ditemukan dengan menetapkan Q = Q* dalam fungsi permintaan invers. P* = 100 – 2
x 24.5 = 51. Dengan demikian, harga yang memaksimalkan laba adalah $51 per unit.
Kemudian, laba adalah perbedaan antara penerimaan dan biaya:
𝜋 = 𝑃 ∗𝑄 ∗ − 𝐶(𝑄 ∗ )
= (51)(24,5) − [5 + 2(24,5)]
= $1.19550

Pasar Oligopoli
Oligopoli ialah sebuah pasar dimana hanya terdapat sedikit penjual dan masing – masing
menawarkan produk yang identik satu sama lain. Secara sederhana, Nainggolan (2005:110)
mendefinisikan pasar oligopoli sebagai pasar yang menguasai pasar sehingga tindakan satu
produsen akan mempengarui kebijakan produsen lainnya, baik dalam menentukan harga,
kapasitas produksi maupun kualitas produk yang di dalamnya terdapat beberapa
produsen/perusahaan (2-10 produsen). Merupakan pertengahan antara pasar monopoli dan
pasar monopolistis mungkin itu yang dapat didefinisikan dari pasar oligopoly.
Jenis-jenis Pasar Oligopoli :
• Pasar oligopoli murni (pure oligopoly), jika produk yang dihasilkan oleh produsen
oligopoly itu homogen. Dimana barang yang diperdagangkan merupakan barang yang
bersifat identic dan sulit dibedakan.
Contoh : praktek oligopoli pada air mineral, seng, pipa,semen,baja,allumunium dan
produk lain yang sebagian besar distandarisasi.
• Pasar oligopoli deferensiasi produk (differentiated oligopoly), jika produk yang
dihasilkan itu tidak homogeny. Barang seperti itu umumnya adalah barang akhir atau
merupakan suatu bentuk praktek oligopoli dimana barang yang diperdagangkan dapat
dibedakan/berbeda corak. Dalam hal ini corak bisa berarti perbedaan bentuk, aroma,
atau rasa.
Contoh : pasar mobil dan motor, telepon seluler, atau sabun mandi.
Adapun beberapa contoh pasar oligopoli lainnya adalah sebagai berikut:
• Diketahui, kalau pasar motor di Indonesia dikuasai oleh "Tiga Besar" merek yaitu
produk Honda, Suzuki, dan Yamaha. Pasar sepeda motor di Indonesia itu menunjukkan
contoh bentuk pasar oligopoli.
• Salah satu contoh dari pasar oligopoli adalah Microsoft, Nintendo dan Sony. Contoh
tiga perusahaan tersebut bisa merupakan perusahaan terkuat, jika kita lihat pada pasar
untuk perangkat konsol game.
• Misalnya jika dilihat dari pasar sistem komputer (software), contoh pasar oligopoli
adalah yang sampai sekarang hanya dikuasai oleh beberapa sistem saja yaitu Linux,
Windows, dan Mac OS X.
Ada dua macam bentuk hubungan antara perusahaan-perusahaan yang terdapat di dalam
pasar oligopoli yaitu sebagai berikut :
1) Oligopoly kolusif(oligopoli dengan kesepakatan) adalah pasar oligopoly dimana
perusahaan-perusahaan yang berada dalam pasar melakukan kolusi melalui
perjanjian/kepakatan untuk membagi-bagi pasar dan menetapkan harga atau kesepakatan
yang lain. Oligopoli kolusif dapat mencegah perang harga.
Contoh: dari oligopoli kolusif hukum adalah dalam industri minyak. OPEC mengendalikan
industri minyak, mencakup 14 negara yang bekerja sama untuk mengontrol keluaran
(output) minyak dan menetapkan harga. OPEC juga merupakan contoh kartel. Kartel adalah
jenis oligopoli di mana ada perjanjian formal antara perusahaan untuk bekerja sama.
Yang termasuk dalam oligopoly kolusif:
a. Kartel
b. Price leadership (kepemimpinan harga)
2) Oligopoly non-kolusif (oligopoli tanpa kesepakatan) adalah pasar oligopoly dimana
perusahaan-perusahan yang berada dalam pasar tidak melakukan kolusi(
kesepakatan)/kerja sama. Tetapi perusahaan masih saling ketergantungan.
Contoh : yang tepat dari oligopoli non-kolusif adalah antara Coca-Cola dan PepsiCo. Kedua
perusahaan bersaing di pasar minuman ringan. Perusahaan tidak bekerja bersama, tetapi
keputusan perusahaan mereka masih saling bergantung.
Yang termasuk dalam dalam oligopoly non-kolusif:
a. Model Cournot
b. Model Edgeworth
c. Model Chamberlin
d. Model kurva permintaan patah
e. Model Stackelberg
Pasar oligopoli memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Ada beberapa penjual
2. Barang yang diperdagangkan relatif homogen
3. Adanya hambatan untuk masuk ke dalam pasar.
Beberapa kecenderungan dalam pasar oligopoli :
1. Jika bersaing, harga cenderung sulit untuk turun
2. Maksimisasi bersama :
a. semakin sedikit penjual
b. semakin mirip jenis barang yang diperdagangkan
c. adanya 1 atau 2 penjual yang dominan
3. Penentuan harga bersama
4. Pembentukan hambatan untuk masuk dan keluar pasar.
Syarat-Syarat Pasar Oligopoli
Dalam pasar oligopoli biasanya terdapat dua kondisi usaha, yaitu yang pertama karena
adanya perbedaan penetapan harga dan jumlah produksi dari masing-masing perusahaan
dan yang kedua adalah karena adanya kesepakatan mengenai jumlah produksi yang dapat
dilakukan oleh masing-masing perusahaan dengan harga yang sama.Di pasar oligopoli
dimana ada sedikit penjual yang menjual barang yang sama, maka penjual harus
memerhatikan reaksi dari penjual lain. Ada dua tindakan yang dapat diambil seorang
penjual, yaitu:
a. Menentukan berapa kuantitas yang akan diproduksinya. Model yang menelaskan hal
ini adalah model Cournot Quantity Competation
Model ini dikembangkan Augustin Cournot (ekonom Prancis) menyatakan hanya ada
dua penjual barang yang sama. Dasar pengembangan model ini adalah keseimbangan
duopolis tercapai bila biaya marginal adalah nol (MC=0). Misalnya di pasar hanya ada
dua perusahaan penjual air mineral. Merk Aqua (Q1)dan merek Club (Q2). Mereka
memiliki produk yang identik, sehingga mendorong mereka untuk menawarkan harga
yang sama. Dalam model ini, pilihan Q1 dan Q2 adalah menentukan berapa banyak
kuantitas yang akan diproduksi Q1 dan Q2. Setelah menentukan berapa banyak Q1 dan
Q2, maka mereka dapat mentuikan harga yang diterima pasar dan seluruh prosuksi Q1
dan Q2 habis diserap pasar.
b. Menentukan berapa harga yang akan ditawarkan. Model yang menjelaskan hal ini
adalah model Bertrand Price Competation. Model ini menyatakan penjual menentukan
harga untuk memperoleh keuntungan maksimal, dengan memperhatikan harga yang ia
duga akan ditetapkan oleh pesaingnya.
Duopoli
Duopoli ialah sebuah kondisi pasar oligopoli yang hanya memiliki dua buah penjual saja.
Dengan adanya dua penjual ini, dikhawatirkan akan terjadi sebuah kesepakatan –
kesepakatan antar masing – masing penjual. Kesepakatan ini biasa disebut sebagai kolusi,
sedangkan sekelompok perusahaan yang melakukan hal tersebut biasa disebut kartel.
Begitu sebuah kartel terbentuk, maka struktur pasarnya akan berubah menjadi monopoli.
Untuk dapat mengetahui karakteristik dari sistem duopoli tersebut, kita dapat menggunakan
Nash Equilibrium. Pada Nash Equilibrium, sebuah perusahaan dapat memastikan sebuah
strategi atau tindakan terbaik dibandingkan dengan tindakan yang dilakukan oleh para
kompetitor. Dalam menentukan sebuah kondisi atau strategi yang optimum, sebuah
perusahaan dapat focus pada sisi harga dan output. Pada sisi output biasanya dikenal
dengan nama Cournot Model dan Stakelberg Model. Sedangkan pada sisi harga dikenal
dengan Bertrand Model.
- Cournot Model
Pada Cournot Model dijelaskan bahwa setiap produsen memiliki sebuah keuntungan dan
kesempatan yang sama dalam menentukan sebuah sikap yang optimal. Jumlah output yang
diproduksi oleh kedua produsen tersebut memiliki kuantitas yang sama. Sehingga share
pasar yang dimiliki oleh kedua perusahaan tersebut ialah sama. Disisi lain biaya marjinal
yang digunakan pada masing – masing perusahaan ialah sama atau MCa = MCb = 0. Hal
ini dikarenakan oleh adanya kesamaan selisih biaya yang digunakan oleh masing – masing
produsen dalam memproduksi output. Kondisi ini kemungkinan akan menimbulkan sebuah
kolusi diantara produsen, meskipun secara implisit tindakan ini menguntungkan, akan
tetapi disisi lain terdapat kekurangan yaitu adanya penurunan jumlah output dari masing –
masing produsen karena adanya pembagian output yang sama dengan menggunakan total
output yang ada dipasar
Kurva Reaksi Oligopoli

Sumer data : Robert S. Pyndick, Daniel L. Rubinfield, Microeconomic,. 5 th Edition


– Stackelberg Model
Berbeda dengan Cournot Model, pada Stackelberg Model jumlah output yang dihasilkan
oleh masing – masing berbeda dari segi kuantitas. Hal ini disebabkan oleh adanya sebuah
tindakan ekspansif dari salah satu produsen untuk menguasai lebih banyak pangsa pasar
dibandingkan dengan competitor lain. Kesempatan yang dimiliki oleh masing – masing
perusahaan juga mengalami perbedaan. Hal ini tercermin pada salah satu produsen yang
akan mengalami maksimasi profit. Resiko dari seorang competitor atau follower ialah
menurunnya jumlah pangsa pasar dan output yang dihasilkan.
- Bertrand Model
Berbeda dengan Cournot Model dan Stackelberg Model, pada Bertrand model variabel
yang digunakan ialah variabel harga. Dan diasumsikan bahwa biaya marjinal di setiap
perusahaan memiliki nilai yang berbeda – beda. Oleh karena itu, tingkat harga yang
ditawarkan pada setiap perusahaan memiliki level yang berbeda – beda, karena disesuaikan
dengan MC setiap perusahaan.
Referensi:
• Sukirno, Sadono. 1994. Mikro Ekonomi Teori Pengantar, Edisi Ketiga. Jakarta :
PT.Raja Grafindo Persada hlm. 266-267,294,297
• Sigit Triandaru, S.E. Ekonomi Mikro. PT. Salemba Empat, Jakarta 2001. Hlm. 158-
160.
• ANALISA KOMPARASI STRUKTUR PASAR INDUSTRI LISTRIK : STUDI
KASUS INDUSTRI LISTRIK INGGRIS, PERANCIS, INDIA, JEPANG, TEXAS
DAN CALIFORNIA by Joko Praytno; Ayudha D. Prayoga, supervisor (Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008)
https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/123332-6158-Analisa%20komparasi-
Literatur.pdf

• Faried, W. M. Persaingan Monopolistik dan Oligopoli.


http://www.academia.edu/download/33615505/M7_noPW.pdf.

• Sandra Muhammad Taufiqurrahman, “Struktur Pasar Monopolistik,” Naskah Publikasi -


Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (2020): 1–18.
http://eprints.umsida.ac.id/6964/1/M.Taufiqurrahman%20191020700040%20STRU
KTUR%20PASAR%20MONOPOLISTIK.pdf
• Modul Ekonomi Mikro by Vera Sylvia S.2020.
http://eprints.universitassuryadarma.ac.id/84/1/Modul%20Ekonomi%20Mikro%20-
%20Vera%20Sylvia%20S%202020.pdf

• Dyana, Cara Cepat Menguasai Ekonomi SMA/MA, (Jakarta Timur: PT Bumi


Aksara, 2019), hlm. 50.
• Robert S. Pyndick, Daniel L. Rubinfield, Microeconomic,. 5 th Edition
• Sugiarto, Tedy Herlambang, Dkk. Ekonomi Mikro Sebuah Kajian Komprehensif
(Jakarta: PY Grafindo Pustaka Utama, 2007), 432
• Pasar Persaingan Monopolistik
https://lmsparalel.esaunggul.ac.id/pluginfile.php?file=/447456/mod_resource/conte
nt/21/bab-09.pdf

Anda mungkin juga menyukai