PASAR OLIGOPOLI
1
monopoli hanya satu perusahaan yang mampu mengendalikan harga dan output,
maka dalam pasar oligopoli bentuk persaingan antar perusahaan adalah persaingan
harga (pricing strategy) dan non harga (non pricing strategy). Contoh pasar
oligopoli yang menghasilkan produk diferensiasi adalah industri mobil, rokok,
film kamera. Sedangkan yang menghasilkan produk homogen adalah industri
baja, pipa, paralon, seng dan kertas.
3. Pengambilan Keputusan Yang Saling Mempengaruhi
Keputusan perusahaan dalam menentukan harga dan jumlah output akan
mempengaruhi perusahaan lainnya, baik yang sudah ada (existing firms) maupun
yang masih di luar industri (potensial firms). Karenanya guna menahan
perusahaan potensial untuk masuk industri, perusahaan yang sudah ada
menempuh strategi menetapkan harga jual terbatas (limiting prices) yang
membuat perusahaan menikmati laba super normal di bawah tingkat maksimum.
4. Kompetisi Non Harga
Dalam upayanya mencapai kondisi optimal, perusahaan tidak hanya
bersaing dalam harga, namun juga non harga. Adapun bentuk-bentuk kompetisi
non harga antara lain dapat berupa sebagai berikut :
1) 1) Pelayanan purna jual serta iklan untuk memberikan informasi
2) Membentuk citra yang baik terhadap perusahaan dan merek
3) Mempengaruhi perilaku konsumen
2
Struktur pasar oligopoli ditandai dengan kompetisi harga dan non harga.
Perusahaan juga harus cermat memperhitungkan setiap keputusan agar tidak
menimbulkan reaksi yang merugikan dari perusahaan pesaing. Karena itu dalam
industri oligopoli, kemampuan keuangan yang besar saja tidak cukup sebagai
modal untuk bertahan dalam industri. Perusahaan juga harus memiliki
kemampuan manajemen yang sangat baik agar mampu bertahan dalam struktur
industri yang persaingannya begitu kompleks.
3
harga. Terdapat sedikit penjual karena dibutuhkan biaya investasi yang besar,
jumlah penjual yang sedikit membuat penjual dapat mengendalikan harga dalam
tingkat tertentu, dan bila terjadi perang harga, konsumen akan diuntungkan serta
adanya efisiensi dalam menjalankan produksi dan persaingan di antara perusahaan
akan memberikan keuntungan bagi konsumen dalam hal harga dan kualitas
barang.
Adapun kekurangan dari pasar ini adalah tidak adanya efisiensi dalam
menggunakan sumber daya. Efisiensi penggunaan sumber daya akan tercapai
apabila ongkos marjinal sama dengan harga. Pada umumnya keadaan ini tidak
dicapai pada pasar oligopoli. Selain itu juga dibutuhkan investasi dan modal yang
besar untuk memasuki pasar, karena adanya skala ekonomi yang telah diciptakan
perusahaan sehingga sulit bagi pesaing baru untuk masuk ke dalam pasar, apabila
terdapat perusahaan yang memiliki hak paten atas sebuah produk, maka tidak
memungkinkan bagi perusahaan lain untuk memproduksi barang sejenis.
4
II. PASAR MONOPOLISTIK
Pasar Monopolistik adalah salah satu bentuk pasar di mana terdapat banyak
produsen yang menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam
beberapa aspek. Penjual pada pasar monopolistik tidak terbatas, namun setiap
produk yang dihasilkanpasti memiliki karakter tersendiri yang membedakannya
dengan produk lainnya. Contohnya adalah : shampoo, pasta gigi, kosmetik, dll.
Meskipun fungsi semua shampoo sama yakni untukmembersihkan rambut, tetapi
setiap produk yang dihasilkan produsen yang berbeda memilikiciri khusus,
misalnya perbedaan aroma, perbedaan warna, kemasan, dan lain-lain.
Pada pasar monopolistik, produsen memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi hargawalaupun pengaruhnya tidak sebesar produsen dari pasar
monopoli atau oligopoli.Kemampuan ini berasal dari sifat barang yang dihasilkan.
Karena perbedaan dan ciri khas darisuatu barang, konsumen tidak akan mudah
berpindah ke merek lain, dan tetap memilih merektersebut walau produsen
menaikkan harga.
Pasar Monopolistik memiliki ciri-ciri yang melekat , yaitu :
1. Terdapat banyak produsen atau penjual
Meskipun demikian, pasar ini tidak memiliki produsen atau penjual sebanyak
pasar persaingan sempurna dan tidak ada satu punprodusen yang mempunyai skala
produksi yang lebih besar dari produsen lainnya.
2. Adanya Diferensiasi Produk
Pasar ini menawarkan produk yang cenderung sama, namun memiliki
perbedaan-perbedaan khusus dengan produk lainnya, misalnya dari cara
pengemasan, pelayanan yang diberikan dan cara pembayaran.
3. Produsen Dapat mempengaruhi harga
Berbeda dengan Pasar Persaingan Sempurna dimana harga terbentuk berdasarkan
mekanisme pasar, maka pasar monopolistik dapat mempengaruhi harga meskipun
tidak sebesar pasar oligopoli dan monopoli.
5
4. Produsen dapat keluar masuk pasar
Hal ini dipengaruhi oleh laba ekonomis, saat produsenhanya sedikit di pasar
maka laba ekonomisnya cukup tinggi. Ketika produsen semakin banyak dan laba
ekonomis semakin kecil, maka pasar menjadi tidak menarik dan produsen dapat
meninggalkan pasar.
5. Promosi penjualan harus aktif
Pada pasar ini harga bukan merupakan pendongkrak jumlahkonsumen,
melainkan kemampuan perusahaan menciptakan citra baik dimata konsumen sehingga dapat
menimbulkan fanatisme terhadap produk. Karenanya, iklan dan promosimemiliki
peran penting dalam merebut dan mempertahankan konsumen.Kedudukan
persaingan monopolistik akan membuka peluang pasar yang terbatas
lingkupkonsumennya, sehingga pencapaian laba tak sebesar seperti kedudukan
yang mungkin bisadicapai pada pasar persaingan bebas sempuma. Dampak yang
ditimbulkan dari keadaan pasar persaingan monopolistik lazimnya mendekati
keadaan pasar persaingansempuma, dengan demikian harga-harga juga cenderung
mendekati harga pokok produksi.
Pasar monopoli menunjuk pada pasar di mana pasar dikuasai sepenuhnya
oleh seorang penjual. Monopoli dapat terjadi karena faktor alam, faktor
perlindungan undang-undang,besamya kekuatan perusahaan terutama dari segi
keuangan dan pengalaman usaha. Jika dalam suatu pasar terdapat beberapa
perusahaan yang menjadi pemegang kekuasaan, maka pasar tersebut dinamakan
pasar oligopoli. Sedangkan bentuk pasar yang lain adalah pasar persaingan
monopolistik.
6
3) Diferensiasi produk mendorong konsumen untuk selektif dalam
menentukan produkyang akan dibelinya, dan dapat membuat
konsumen loyal terhadap produk yangdipilihnya.
4) Pasar ini relatif mudah dijumpai oleh konsumen, karena sebagian
besar kebutuhansehari-hari tersedia dalam pasar monopolistic.
Selain memiliki kelebihan, Pasar Monopolistik juga memiliki kelemahan
sebagai berikut :
1) Pasar monopolistik memiliki tingkat persaingan yang tinggi, baik
dari segi harga,kualitas maupun pelayanan. Sehingga produsen yang
tidak memiliki modal danpengalaman yang cukup akan cepat keluar
dari pasar.
2) Dibutuhkan modal yang cukup besar untuk masuk ke dalam pasar monopolistik,
karena pemain pasar di dalamnya memiliki skala ekonomis yang
cukup tinggi.
3) Pasar ini mendorong produsen untuk selalu berinovasi, sehingga
akan meningkatkanbiaya produksi yang akan berimbas pada harga produk
yang harus dibayar oleh konsumen.
C. Persaingan Monopolistik
7
memiliki kekuatan yang cukup untukmembalas jika perusahaan lain merubah
harganya. Ini merupakan perbedaan yang utama antara bentuk pasar ini dan
oligopoli.
2. Produk yang Dibedakan pada Persaingan Monopolistik
Produk yang dibedakan dijual yang dijual oleh suatu perusahaan dalam
persaingan monopolistik memiliki beberapa fitur yang membuat seorang
konsumen lebih menyukainya dibandingkan produk-produk serupa dari
perusahaan-perusahaan lain yang tersedia. Kekuatan dari perusahaan manapun
terhadap harga berasal dari hal yang sangat nyata ini bahwa produk-produk tersebut
bukan merupakan penganti sempurna. Tindakan-tindakan non harga adalah perlu untuk
membuat produk tersebut dibedakan.
8
III. KESIMPULAN
9
IV. STUDI KASUS
A. Pasar Monopolistik
Studi kasus mengenai Pasar Monopolistik diambil dari Analisis Model
Persaingan Pasar Monopolistik Dalam Penentuan Harga Obat Pada Masa Pandemi
Covid-19 di Apotek Kota Kraksaan Kabupaten Probolinggo oleh Tri Wahyu
Rizkiya (2022). Dapat disimpulkan bahwa setelah memberikan dasar – dasar dan
uraian secara sistematis dengan menjabarkan sejumlah permasalahan yang diteliti,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Penentuan harga obat di apotek kota Kraksaan Kabupaten Probolinggo
Dilihat dari 3 apotek yang terdapat di kota tersebut ditemukan bahwa
masing – masing apotek mempunyai standart masing masing dalam menentukan
harga obat. Di apotek KPRI dalam penentuan harga obat mempunyai standart
harga tersendiri dengan prsentase dari harga pembelian dengan angka yang
disepakati dan mempunyai kesepakatan harga diawal dari harga ppn, dalam hal ini
terdapat sejumlah obat yang harganya di bawah harga eceran tertinggi ( HET ) dan
ada juga obat yang presentasenya diatas HET, namun pada penentuan harga obat
di apotek hafshawaty zainul hasan dengan menggunakan strandart harga dibawah
harga eceran tertinggi ( HET ) dan kompetitor, dari standart HET dan tidak
melebihi batas HET. Sedangkan pada apotek jannah farma dari awal penentuan
harganya memang sudah pasti, untuk obat bebas dan bebas terbatas di apotek
Jannah Farma diambil margin 10%. Dan untuk obat keras 20%. Itu sudah
ketetapan. Namun untuk obat resep juga ada pertambahan marginnya. Di apotek
jannah farma juga terdapat beberapa obat yang diatas HET dan terdapat beberapa
obat yang di bawah HET.
Di tiga apotek yang berada di kota kraksaan kabupaten probolinggo
mempunyai perbedaan masing - masing dari segi pendapatannya. Dalam tingkat
pendapatan apotek KPRI adakala mengalami kenaikan adakalanya juga
mengalami penurunan. Namun pada tingkat pendapatan apotek hafshawaty zainul
hasan diselama pandemi, tingkat pendapatan selalu mengalami kenaikan.
Sedangkan dalam tingkat pendapatan pada apotek jannah farma ada waktu dimana
10
tingkat pendapatan mengalami kenaikan adakala juga pendapatan mengalami
penurunan secara signifikan.
B. Pasar Oligopoli
Persaingan antar perusahaan telekomunikasi seluler yang tidak mempunyai
etika dalam mempromosikan produknya. Baik di media cetak maupun elektronik.
Mereka secara tidak langsung menyindir pesaingnya dengan iming-iming tarif
telepon yang lebih murah, padahal harga murah belum tentu kualitasnya juga
bagus karena banyak perusahaan telekomunikasi seluler yang mempromosikan
tarif murah namun kualitasnya juga murahan. Misalnya tarif telepon gratis dari
pukul 00.00 - 08.00, kenyataannya memang gratis namun tiap 10 menit akan
putus dengan sendirinya dan untuk menelpon kembali akan sulit menyambung.
Adapun operator yang menetapkan tarif murah namun jaringannya elek atau ada
juga yang mengiming-imingi bonus tapi pada kenyataannya terdapat syarat dan
ketentuan yang susah. Itulah contoh dari ketidakmampuan perusahaan
telekomunikasi seluler dalam menghadapi pasar persaingan oligopoli. Mereka
lebih cenderung berorientasi pada laba tanpa melihat etika dalam berbisnis yang
baik.
11
12