Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pasar merupakan tulang punggung perekonomian masyarakat, baik masyarakat yang


berada dikalangan kelas bawah ataupun masyarakat yang berada di kalangan kelas atas.Pasar
juga merupakan proses hubungan timbal antara penjual dan pembeli untuk mencapaikesepakatan
harga dan jumlah suatu barang/jasa yang diperjualbelikan. Semua unsur yang berkaitan dengan
hal ekonomi berada di pasar oligpoli mulai dari unsur produksi, distribusi,ataupun unsur
konsumsi.Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya setiap
perusahaanmemposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan permainan permainan
pasar,dimana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindaktanduk pesaing
mereka.Sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga
dansebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing
mereka.Praktek oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan
perusahaan perusahaan potensial untuk masuk ke dalam pasar dan juga
perusahaanperusahaanmelakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba
normal di bawah tingkatmaksimum dengan menetapkan harga jual, sehingga menyebabkan
kompetisi harga diantara pelaku usaha yang melakukan praktek oligopoli menjadi tidak ada.

Dalam undang-undang No. 5 tahun 1999, oligopoli dikelompokkan ke dalam kategori


perjanjian yang dilarang, padahal umumnya oligopoli terjadi melalui keterkaitan
reaksi,khususnya pada barangbarang yang bersi&at homogen atau identik dengan kartel
'kelompok produsen independen yang bertujuan menetapkan harga untuk membatasi suplai
dankompetisi(, sehingga ketentuan yang mengatur mengenai oligopoli ini sebaiknya
digabungdengan ketentuan yang mengatur mengenai kartel.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, dapat di ambil rumusan masalah adalah sebagai berikut :

1. apa pengertian/definisi dari pasar oligopoli?

2. Apa saja karakteristik dari pasar oligopoli?

3. apa saja faktor-faktor yang menyebabkan terbentuknya pasar oligopoli

4. hubungan antara perusahaan-perusahaan dalam pasar oligopoli?

5. Apa saja model-model oligopoli?

6. Mengetahui jenis-jenis pasar oligopoli

1
7. Apa saja kelebihan dan kekurangan pasar oligopoli?

8. Hambatan apa saja dalam persaingan oligopoli?

9. contoh-contoh yang berhubungan dengan pasar

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa pengertian/definisi dari pasar oligopoli

2. Dapat mengenal karakteristik dari pasar oligopoli

3. Mengetahui apa-apa saja faktor-faktor yang menyebabkan terbentuknya pasar oligopoli

4. Mengetahui hubungan antara perusahaan-perusahaan dalam pasar oligopoli

5. Mengenal model-model oligopoli

6. Mengetahui jenis-jenis pasar oligopoli

7. Dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan pasar oligopoli

8. Mengetahui hambatan-hambatan dalam persaingan oligopoli

9. Mengetahui contoh-contoh yang berhubungan dengan pasar oligopoli

1.4 Manfaat penulisan

Untuk melatih penulis dalam menuangkan ide-ide, pokok pikiran dalam mengetahui tentang
materi pembelajaran pasar oligopoli.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian pasar oligopoli

Pasar Oligopoli adalah pasar persaingan tidak sempurna. Disebut demikian karena di dalam
pasar tersebut jumlah produsen dan pedagang tidak sebanding dengan jumlah pembeli atau
konsumen.

Untuk kelanggengan usaha pasar oligopoli aktivitas pemasaran dan promosi produk harus
terus ditingkatkan. Ini untuk mencegah perpindahan konsumen ke produk yang lain yang bisa
mengakibatkan omzet penjualan menurun.

Salah satu bentuk produk yang masuk kategori pasar oligopoli adalah rokok. Di Indonesia,
perokok aktif sangat banyak. Bahkan jumlahnya tidak sebanding dengan jumlah perusahaan
pembuat rokok yang ada.

Karena itu, untuk menjaga agar konsumen tidak berpindah ke vapor atau produk lainnya,
maka perusahaan rokok meningkatkan promosinya dalam bentuk melahirkan produk-produk
rokok yang baru dengan harga dan rasa lebih disukai oleh konsumen.

Jika dilihat dari pengertian ini, pasar jenis ini merupakan wadah transaksi jual beli produk
yang memang tidak sempurna, tetapi persaingannya sangat ketat. Karena pihak produsen sama
melancarkan tips dan trik untuk menjaga konsumen tetap bertahan. Termasuk dengan cara
memainkan harga produk di pasaran.

2.2 Karakteristik pasar oligopoli

1. Dijalankan Dua Produsen atau Lebih


Ciri-ciri pasar oligopoli yang pertama adalah dijalankan dua produsen atau lebih.
Sedangkan batas jumlahnya adalah kurang dari sepuluh produsen atau pihak penyedia
barang.
Karena ciri-ciri inilah pasar jenis ini disebut persaingan tidak sempurna disebabkan
jumlah produsen yang menjual produk sangat sedikit. Tentu berbeda dengan produsen
teknologi yang jumlahnya banyak sehingga persaingannya juga maksimal.
2. Produk yang Dijual Homogen dan Saling Menggantikan

Ciri-ciri pasar oligopoli yang kedua adalah produk yang dijual homogen dan bisa
saling menggantikan. Salah satu contohnya adalah produk rokok. Yang mana produk
yang dijual hanya satu rokok, tetapi variasi produknya banyak.

3
Selain itu, rokok yang dianggap tidak laris di pasaran bisa digantikan oleh rokok yang
lainnya. Karena alasan inilah, produk rokok disebut produk yang dipasarkan di pasar
jenis ini.

3. Kebijakan Produsen Utama sebagai Acuan Produsen Lainnya

Di dalam pasar oligopoli kebijakan produsen utama menjadi acuan produsen lainnya
(produsen cabang). Oleh karena itu, pihak produsen cabang hanya menjalankan saja
kebijakan tersebut.

Yang termasuk ke dalam kebijakan produsen utama yang harus diikuti produsen
lainnya adalah penarikan produk lama dan digantikan oleh produk yang baru.
Termasuk juga pergantian fungsi, harga, dan rasa dari produk.

4. Harga Barang di Pasar Relatif Sama

Ciri-ciri yang selanjutnya adalah harga barang di pasar relatif sama. Sekalipun ada
perbedaan, selisihnya tidak terlalu besar. Misal, harga sabun merek A di toko Intan
harganya tidak akan jauh berbeda dengan harga sabun merek yang sama di Toko
Barokah.

Ini disebabkan oleh kebijakan naik turunnya harga ditentukan oleh produsen utama.
Sehingga produsen yang di bawahnya akan menyesuaikan dengan harga-harga
tersebut. Karena jumlah produsennya tidak terlalu banyak, tentu selisih harga yang
muncul di pasaran juga tidak terlalu besar.

5. Produsen Baru Kesulitan Masuk Pasar

Produsen baru akan sangat kesulitan untuk memasuki pasar oligopoli. Karena
produsen yang lama sudah eksis dengan cara memainkan harga agar konsumen tidak
berpindah.

Sedangkan produsen baru tentunya tidak akan bisa mengejar eksistensi tersebut.
Memang perusahaan bisa memberikan harga murah, tetapi sebagai usaha baru tentu
sangat riskan. Karena keuntungan yang didapatkan sangat kecil

6. Membutuhkan Strategi Pemasaran yang Matang

Ciri-ciri terakhir jenis pasar ini adalah membutuhkan strategi pemasaran yang
matang. Karena produk yang dipasarkan homogen dengan jumlah produsen yang
sedikit. Dikhawatirkan jika sosialisasi pasar tidak dilakukan dengan intensif,
konsumen akan berpindah ke produk lain.

Oleh sebab itu, promosi atau strategi marketing perlu untuk dijalankan dengan baik.
Karena ini yang menentukan produk masih beredar atau malah tenggelam.

4
2.3 faktor-faktor yang menyebabkan terbentuknya pasar oligopoli

Dalam perekonomian yang sudah maju, pasar oligopoli banyak dijumpai karena didukung
oleh teknologi yang sangat modern. Beberapa faktor yang dapat menimbulkan terbentuknya
sistem pasar model oligopoli diantaranya sebagai berikut:

1. Skala Ekonomis. Pada umumnya perusahaan dalam pasar oligopoli didukung oleh
teknologi padat modal dalam proses produksinya. Hal ini dapat dikatakan dapat
membangun suatu industri di dalam sistem pasar oligopoli membutuhkan dana yang
cukup besar dengan sumber daya yang besar pula. Industri otomotif merupakan contoh
industri yang berada dalam sistem pasar oligopoli. Pada industri otomotif, produksi akan
mencapai skala ekonomis bila jumlah produk yang dihasilkan sangat besar.
2. Kompleksitas Manajemen. Struktur industri oligopoli ditandai dengan adanya kompetisi
harga dan non harga. Perusahaan harus cermat dalam memperhitungkan setiap keputusan
agar tidak menimbulkan reaksi yang merugikan dari perusahaan pesaing. Pada pasar
oligopoli, selain harus memiliki modal cukup besar, perusahaan juga dituntut untuk
memiliki kemampuan manajemen yang sangat baik agar mampu bertahan dalam struktur
industri yang persaingannya cukup kompleks.

2.4 hubungan antara perusahaan-perusahaan dalam pasar oligopoli

Ada dua macam bentuk hubungan antara perusahaan-perusahaan yang terdapat di dalam
pasar oligopoli yaitu sebagai berikut :

1. Oligopoli dengan kesepakatan (Collusive Oligopoly)


Kesepakatan antara perusahaan dalam pasar oligopoli biasanya berupa kesepakatan harga
dan produksi (kesepakatan ini kadang disebut sebagai “kolusi” atau “kartel”) dengan
tujuan menghindari perang harga yang akan membawa kerugian bagi masing-masing
perusahaan pada kondisi tertentu (contoh adalah kesepakatan produksi dan harga pada
OPEC). Bentuk persepakatan ini biasanya mengatur tentang banyaknya jumlah produksi
yang boleh dihasilkan oleh masing-masing perusahaan berikut dengan harganya yang
sama juga. Kesepakatan dalam jumlah produksi dapat berupa pembagian secara merata,
yaitu pembagian produksi yang didasarkan pada banyaknya jumlah permintaan efektif di
pasar terhadap jumlah perusahaan yang menghasilkan produk yang sama.
2. Oligopoli tanpa kesepakatan (Non Collusive Oligopoly)
Persaingan antar perusahaan dalam pasar oligopoli biasanya berupa perbedaan harga dan
jumlah produk yang dihasilkan. Perbedaan harga dan jumlah produksi (bisa saling
berhubungan positif timbal balik) dilakukan dalam rangka ingin mendapatkan jumlah
pembeli yang lebih banyak dari sebelumnya (dari pesaingnya).
Terdapat beberapa hal yang mungkin terjadi dalam pasar persaingan ini sehubungan
dengan tingkat harga dan jumlah produksi (produk yang dihasilkan relatif sama) yaitu
sebagai berikut :

5
1) Bila terdapat satu perusahaan yang mencoba memperbanyak jumlah p roduksinya
agar harga jual produknya relatif lebih murah dibandingkan
dengan pesaingnya, maka biasanya langkah ini akan diikuti oleh pesaing
dengan menurunkan harga
jual produknya.
2) Bila satu perusahaan mulai
menurunkan harga
jual produknya tanpa
menambah jumlah
produksinya dengan
maksud untuk menguasai
pangsa
pasar, maka langkahnya
akan diikuti oleh
perusahaan lain, baik
dengan cara
menurunkan harganya semata atau menurunkan harga dengan cara menjual
lebih banyak produknya di pasar.
3) Bila satu perusahaan menaikkan harga jual produknya, baik dengan cara
langsung pada penurunan harga ataupun dengan cara mengurangi jumlah
produksinya, maka perusahaan lain relatif tidak akan mengikutinya.
2.5 Model-model oligopoli
Begitu kompleksnya situasi dalam pasar oligopoli, sehingga para ekonom
mengembangkan berbagai model untuk menganalisis perilaku oligopolis.
1. Model Cournot
Asumsinya ad bahwa jika perusahaan telah menentukan tingkat produksinya/outputnya,
maka perusahaan tersebut tidak akan mengubahnya. Atas dasar asumsi inilah perusahaan
pesaingnya akan menentukan tingkat produksinya.
Dalam pasar duopoli hanya terdapat dua perusahaan yang menjual produk yang
homogen, dengan demikian hanya terdapat satu harga pasar. Harga pasar ditentukan oleh
keseimbangan antara jumlah total output yang dihasilkan oleh dua perusahaan dengan
permintaan pasar.
Penentuan output merupakan gerakan balasan dari perilaku perusahaan lain, sehingga Q
untuk dua perusahaan oligopoli adalah sama.
Jika dalam menentukan tingkat output terbaik, setiap perusahaan mengasumsikan
perusahaan lain mempertahankan harga (bukan output) pada tingkat yg konstan, maka ini
disebut MODEL BERTAND

6
2. Model Edgeworth
Asumsinya jika hanya terdapat 2 perusahaan dg komoditi yg homogen: (1) setiap
perusahaan mempunyai kapasitas (2) setiap perusahaan mempunyai kapasitas produksi
dan tidak dapat memenuhi seluruh penawaran pasar (3) setiap perusahaan, dalam
mencoba memaksimumkan TR atau keuntungan total mengasumsikan bahwa perusahaan
lain akan mempertahankan harganya pada tingkat yg konstan.
Akibatnya akan terjadi fluktuasi harga produk yg terus menerus di antara harga monopoli
dan harga ouput maximum dari setiap perusahaan.

 Perushaan A adalah yg pertama memasuki pasar , dan menjual sebanyak Qa pada


harga Pa, dg demikian TRa=PaxQa.
 Perushaan B memasuki pasar, dan mengasumsikan bahwa A akan terus menetapkan
harga sebesar Pa. maka B menetapkan harga di Pb sehingga TRb=PbxQ2, dan
karenanya merebut sebagian besar pasar A.
 Reaksi terhadap perilaku B dg asumsi bahwa B akan mempertahankan harga di Pb
maka A akan
memproduksi
di Q1 max dg P
dibawah harga
Pb yt Pe.
 Reaksi
terhadap A
maka B akan
memproduksi
di Q2 dg harga yt
Pe.

7
 Prose ini akan terus berlangsung sampai kedua perusahaan akan menjual dg tingkat
output yg sama yt sebanyak Q1dan Q2 maz dan denga harga Pe
3. Model Chambelin
Chamberlin mengasumsikan bahwa duopolis mengakui saling mengakui ketergantungan
antar mereka, sehingga duopolis tsb menetapkan harga-harga yg sama, menjual jumlah
yg sama, dan memaksimumkan keuntungan bersama.
Keseimbangan pasar terjadi bila ditetapkan satu harga kesepakatan.

 Jika perusahaan A
yg pertama masuk
pasar maka ia akan
memproduksi
dititik A.
 B masuk pasar dan
menganggap bahwa
A tetap akan
berproduksi di Q
tsb maka B akan
menjual di titik B
(Q dan P lbh
rendah dari P dan Q
di perush A)
 A dan B sadar bahwa
cara terbaik adalah
dg membagi bersama keuntungan sehingga mereka akan memproduksi di Qe dg
harga Pe (titik E)
4. Model Kurva Permintaan yg Patah (Model Sweezy)

8
Model ini dikembangkan oleh P.M. Sweezy (1939). Sweezy beranggapan bahwa bila ada
produsen dalam pasar oligopoli yang berusaha menaikkan harga maka ia akan kehilangan
konsumen karena tak ada produsen lainnya yang bersedia menaikkan harga. Namun
sebaliknya, produsen dalam pasar oligopoli tidak dapat memperluas pasar dengan
menurunkan harga sebab para pesaing akan menurunkan harga dengan tingkat yang lebih
rendah lagi. Akibatnya terjadilah perang harga.
Para produsen dalam pasar oligopoli saling mempengaruhi tetapi tidak melakukan kolusi
(kesepakatan).
Intinya : produsen tidak akan menyesuaikan diri terhadap kenaikan harga melainkan
terhadap penurunan harga.
Kurva permintaan “patah” akibat hilang konsumen. Akibatnya kurva MR juga patah.
Posisi keseimbangan tidak didefinisikan oleh titik potong kurva MC dan MR yang patah.
Tetapi, naiknya biaya produksi tetap mendorong produsen menaikkan harga, meskipun
kurva MC memotong kurva MR pada bagian yang tidak sambung

 Kurva MR=CFGN, dan kurva D=CEJ


Bagian CF dalam MR bersesuaian dg CE dalam D
Bagian GN sesuai dg
EJ
Lekukan di E
menyebabkan
diskontinuitas FG
5. Model Kartel Terpusat
Kartel ada perusahaan resmi
para produsen dalam
sebuah industri yg menetukan
berbagai kebijakan
bagi seluruh perusahaan
dalam kartel itu, dg tujuan
meningkatkan
keuntungan total
kartel tersebut.

9
Kartel yg ekstrim ad yg membuat seluruh keputuasan untuk seluruh perusahaan anggota.
Bentuk kerja sama sempurna ini disebut kartel terpusat (centralized cartel) dan mengarah
kepada cara penyelesaian monopoli.
Jika harga input konstan maka dg menjumlahkan SMC dari seluruh perusahaan anggota
kartel diperlihatkan kurva ∑MC.
Tingkat output terbaik adalah Qe (titik E) ketika terjadi keuntungan maks yt ketika kurva
MR= ∑MC

Syarat kartel :
π = π1 + π2
π = TR1 + TR2– TC1– TC2
= TR – TC1– TC2
MR = MC1 = MC2
MR = ∑MC
6. Model Kepemimpinan
Harga
Dalam model ini
terdapat perusahaan
dominan yang bertindak
selaku pemimpin dasar,
serta perusahaan lainnya
sebagai pengikut.
Dimana mereka
bereaksi seolah-olah
mereka berada dalam
pasar yang bersaing
sempurna.
Perusahaan-perusahaan pengikut bertindak sebagai penerima harga (price taker), yaitu
akan menerima berapapun harga yang ditetapkan oleh perusahaan pemimpin dan akan
menghasilkan output pada kondisi dimana marginal costnya sama dengan tingkat harga.

10
Pemimpin dasar adalah perusahaan dominan dg struktur harga rendah atau perusahaan yg
terbesar dalam industri tersebut.

2.6 Jenis-jenis pasar oligopoli

Selain memiliki ciri-ciri


atau karakteristik
tertentu pasar d juga terbagi
menjadi beberapa jenis. Ini
dia jenis-jenis pasar yang
dimaksud:

1. Pasar Oligopoli Murni


(homogen)
Jenis yang pertama
adalah pasar murni atau
homogen.
Maksudnya adalah
produk yang dipasarkan
hanya satu macam tetapi variasinya banyak alias beragam. Selain itu, jenis ini memiliki
ciri-ciri perbedaan harga tidak terlalu signifikan.

11
Oligopoli murni juga ada kecenderungan berpatokan pada satu produsen. Jika produsen
ini menaikkan harga, maka produsen yang lainnya juga ikut melakukan hal yang sama.
2. Pasar Oligopoli Terdiferensiasi
Jenis yang selanjutnya adalah pasar terdiferensiasi. Ciri-cirinya adalah produsen tetap
menjual produk homogen tetapi persoalan harganya tidak berpatokan kepada produsen
yang lainnya.
Sehingga ada kemungkinan produsen tidak menaikkan harga sekalipun produsen lain
harga produknya sudah meningkat. Bisa juga sebaliknya, produsen menaikkan harga
justru ketika produsen lain harganya masih stagnan.
3. Pasar Oligopoli Non Kolusi
Jenis yang ketiga adalah pasar non kolusi. Jenis ini maksudnya adalah produsen yang
akan memainkan harga tetapi dengan membaca perkembangan produsen lainnya sebagai
pesaing usaha.
Salah satu tujuan produsen mandiri semacam ini ialah, mencoba eksis dengan harga yang
dimainkan sendiri setelah yakin produsen yang lain tidak akan mengikuti jejaknya.
Biasanya produsen ini sudah mempelajari penyebab keputusan dinaikkannya harga
produk atau sebaliknya.
4. Pasar Oligopoli Kolusi
Jenis pasar yang terakhir adalah pasar kolusi. Maksudnya adalah kerjasama produsen
dengan produsen lainnya untuk menaikkan harga bersama-sama atau membiarkannya
stagnan.
Ini merupakan kebalikan dari pasar oligopoli non kolusi yang mana setiap produsen
mencari celah menaikkan atau menurunkan harga tanpa diketahui produsen yang lain.

2.7 kelebihan dan kekurangan pasar oligopoli

Semua bentuk pasar punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Demikian juga
halnya dengan jenis pasar yang satu ini. Sesuai dengan penjelasan di atas, berikut ini adalah
kelebihan dan kekurangna pasar Oligopoli:

1. Kelebihan
 Konsumen dapat memilih produk sesuai dengan keinginannya karena pasar ini
menyediakan banyak pilihan.
 Ketatnya persaingan antar produsen memberikan keuntungan tersendiri bagi
konsumen, yaitu kesadaran produsen tentang pentingnya produk berkualitas dengan
harga terjangkau.
 Umumnya produsen di pasar Oligopoli selalu melakukan inovasi terhadap produk dan
pelayanannya sehingga dengan sendirinya produk akan terus berkembang.
2. Kekurangan

12
 Produsen baru akan kesulitan untuk masuk ke pasar ini karena persaingannya sangat
ketat.
 Sering terjadi perang harga antar produsen untuk memikat lebih banyak konsumen.
 Memerlukan modal besar untuk melakukan promosi/ iklan secara terus menerus agar
dikenal/ diingat oleh konsumen, dan produknya dapat dibedakan dengan produk dari
produsen lain.

2.8 Hambatan dalam persaingan oligopoli

Biasanya perusahaan yang bermain dalam persaingan oligopoli adalah perusahaan


yang telah mapan, baik dari segi pengalaman, modal, sumber daya (manusia dan bahan baku)
serta teknologi. Oleh karena itu, untuk persaingan oligopoli agaknya sukar bagi perusahaan baru
untuk memasukinya, terutama pada persaingan yang didalamnya terdapat kesepakatan/kartel.

Adapun hambatan-hambatan itu diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Skala Ekonomis
Perusahaan yang telah lama berproduksi dan beroperasi relatif lebih memiliki kesempatan
untuk menikmati skala ekonomis, karena untuk memperbesar produksinya perusahaan tersebut
cukup menambah dari produksi yang sudah ada, sehingga sangat memungkinkan untuk
menurunkan biaya produksi dan relatif akan mampu menjual produksinya dengan harga yang
relatif lebih murah bila dibandingkan para pendatang baru.

b. Ongkos Produksi yang Berbeda


Perusahaan bisa menurunkan biaya produksi dengan membuka kapasitas produksi baru
daripada tetap menggunakan kapasitas yang lama dan seterusnya, sementara bagi perusahaan
baru hal itu dilakukan karena harus mengeluarkan segala macam biaya yang tidak disertai
dengan produksi langsung (misalnya biaya pendidikan karyawan agar menjadi terampil).
c. Keistimewaan Hasil Produksi
Bagi perusahaan yang telah lama berdiri dan sama lamanya dengan produk yang
dihasilkan menyebabkan produk tersebut menjadi dikenal oleh masyarakat dan menciptakan
konsumen yang loyal pada produknya. Selain itu, berhubung dengan tingkat kerumitan produk
yang dihasilkan membuat perusahaan baru haruslah dengan cermat dan hati-hati mempelajarinya
sehingga membutuhkan waktu yang lama, sementara bagi perusahaan lama hal tersebut adalah
hal biasa.
Selanjutnya, keistimewaan lain adalah bahwa perusahaan lama menghasilkan produk yang
berfungsi sama akan tetapi disesuaikan dengan tingkatan pemakaiannya. Misalkan, INTEL,
perusahaan penghasil processor terkenal, sebelumnya bersaing dengan Cyrix dan AMD dengan
mengandalkan produknya, yaitu Intel Pentium (1-4). Akan tetapi, berhubung banyak pemakai
komputer (PC) hanya untuk menjalankan operasi-operasi/program biasa seperti pengolah data,
spreadsheet dan tampilan slide yang hanya membutuhkan procesor biasa yang umumnya diisi
oleh Cyrix dan AMD, maka INTEL pun membuat Celeron dengan harga relatif sama dengan

13
pesaingnya, namun dengan kemampuan sama dengan pendahulunya (Pentium 1-4).
2.9. Contoh yang Berhubungan dengan Pasar Oligopoli

Industrusi transportasi udara dan TELKOM mewarisi struktur pasar monopoli-oligopoli.


Kedua industri ini sangat padat moral, sehingga di masa lalu negara mengambil inisiatif dengan
memprakarsai lebih dulu melalui pembentukan BUMN. Tetapi lambat laun swasta mulai masuk
ke dalam pasar tersebut sehingga semakin banyak pesaing-pesaing baru yang terlibat.

Industri transportasi udara telah berhasil melakukan transformasi dari pasar monopoli menjadi
pasar yang bersaing dengan tekanan pasar yang memaksa terjadinya efisiensi. Akhirnya
konsumen memperoleh manfaat yang besar karena biaya transportasi udara semakin murah.

Tetapi industri telekomunikasi belum berhasil melakukan transformasi seperti itu.


Telkom di dalam pasar telekomuniasi masih sangat dominan sehingga mekanisme persaingan
yang sehat masih belum sepenuhnya terwujud dengan baik.

Struktur pasar seperti ini masih menjadi kendala bagi efisiensi pelaku didalamnya dan masih
belum berhasil menurunkan tarif telepon sampai setara dengan negara-negara lainnya. Sebagai
contoh, ketika kita berada di negara AS, Australia, atau Eropa dan iseng menelepon ke Jakarta,
maka carilah kartu telepon internasional. Kita dapat menelepon ke Jakarta sampai kuping panas
dengan tarif sangat murah, hanya beberapa dolar saja. Ini terjadi karena pasar dibuka dan
ditransformasikan menjadi pasar yang lebih bersaing dengan banyak pelaku-pelaku pasar di
dalamnya.

Telkom dalam waktu cepat atau lambat akan mengalami tekanan dari publik, konsumen, media
dan parlemen untuk masuk ke dalam pasar yang lebih bersaing secara sehat. Pasar
telekomunikasi seluler masih bersifat oligopolis dengan tarif yang sangat mahal. Lambat laun
produk-produk teknologi baru dalam bidang komunikasi ternyata memberi tekanan pada
persaingan yang lebih dan semakin terbuka luas. Produk Flexi, Esia dan sejenisnya mulai
memberi tekanan pada pasar seluler sehingga membuat banyak item biaya yang dikurangi.

Pulsa untuk internet yang mahal mulai mendapat tekanan yang kuat dari produk-produk GPRS,
yang memberikan tarif cukup murah untuk pemakai layanan internet. Jadi, dengan teknologi dan
informasi yang semakin terbuka, konsumen dan masyarakat luas akan semakin mendapat akses
yang lebih banyak pada pasar telekomunikasi. Pada gilirannya, harga pulsa telepon akan lebih
murah.

Contoh lainnya adalah masuknya Petronas dan Shell membuat praktek monopoli penjualan BBM
di Indonesia berakhir. Pertamina kini memiliki pesaing. Untuk mempertahankan pasarnya
Pertaminan harus dapat meningkatkan daya saing dengan melakukan inovasi, efisiensi dan
efektivitas dalam kegiatan usahanya.

 Contoh soal (KASUS)

14
Sebuah perusahaan oligopolis menghadapi dua permintaan:

Q1   =  200 – 10P adalah permintaan jika pesaing tidak bereaksi terhadap keputusan perusahaan.

Q2   =  100 – 4P adalah permintaan jika pesaing bereaksi terhadap

keputusan perusahaan.

a)   Gambarkan kurva permintaan dan penerimaan marjinal (MR) yang relevan bagi  perusahaan..

b)  Pada harga jual berapa pesaing akan bereaksi?

c)  Hitung interval harga jual yang menyebabkan perusahaan tidak akan mengubah output.

Jawab:

a) Pada kurva permintaan yang relevan adalah   ABF (garis tebal). Di atas P* sampai di titik A,
perilaku perusahaan tiodak mengundang reaksi pesaing, sehingga kurva permintaan yang relevan
adalah AB. Jika perusahaan menetapkan harga di bawah P* pesaing akan bereaksi, karena itu
kurva permintaan yang relevan adalah BF. Sehingga kurva MR yang relevan adalah ACDE>.

b) Perusahaan pesaing akan bereaksi jika harga jual yang ditetapkan lebih rendah dari P*. Karena
P* adalah titik potong Q1 dengan Q2 maka besarnya P* dapat diketahui:

            Q1 = 200 – 10P

            Q2 = 100 –
4P          dimana Q1 =
Q2

          0 = -100 – 6P

            P* = 50/3 =
16 2/3

15
Pesaing akan bereaksi jika perusahaan menjual barang dengan harga lebih rendah dari 16 2/3 per
unit.

c) Dari jawaban (b), kita dapat megetahui jumlah output keseimbangan adalah:

            Q*  =  200 – 10P

                   =  200 – 10(16 2/3)

                   =  33 1/3 unit

            Koordinat titik B adalah Pada Q = 33 1/3 dan P = 16 2/3

            Tampak pada Diagram 11.6 interval harga di mana perusahaan tidak mengubah output
adalah antara Pr sampai dengan Pe (yaitu pada MR yang vertikal CD)

            Pada posisi titik C (yaitu harga Pe):

            Berada pada MR! Pada saat Q = 33 1/3

            MR1    =      δTR1

                               --------

                                  δ Q

            TR1      =     P.Q

            Q = 200 – 10P – P = 20-1/10Q

            TR1  =   (20 – 1/10Q)Q = 20Q – 1/10Q2

            MR1   =    δ TR1       =     20 – 1/5Q

                            ----------

                               δ Q

            Q*  =   33 1/3 – MR1 = 20 – 1/5 (33 1/3) = 13 1/3

        Jadi Pe  =  13 1/3

Posisi titik D (yaitu harga Pr):

Berada Pada MR2 pada saat Q = 33 1/3

MR2  =       δTR2

                  --------

16
                     δ Q

TR2   =   P.Q

    Q   =  100 – 4P – P = 25 – 1/4Q

TR2  =  (25 -1/4 Q)Q  = 25Q – 1/4Q2

MR2    =     δ TR2     =    25 – ½ Q

                   --------

                       δQ

Q*  =   33 1/3 – MR2 = 25 – ½ (33 1/3)  =  8 1/3

Jadi Pe = 8 1/3

Dengan demikian interval harga jual per unit di mana perusahaan tidak mengubah output adalh
antara 8 1/3 sampai dengan 13 1/3 atau pada MR vertical yaitu CD.

BAB III

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Pasar oligopoly merupakan suatu struktur pasar dimana hanya terdapat beberapa produsen
yang menghasilkan barang-barang yang bersaing. Ciri-ciri pasar oligopoly adalah barang yang
diproduksi adalah barang yang standar atau barang yang berbeda corak atau bisa bersifat
homogen, dan bisa juga berbeda, namun memenuhi standar tertentu, terdapat banyak pembeli di
pasar, barang yang diproduksi adalah barang yang standar atau barang yang berbeda corak atau
bisa bersifat homogen, dan bisa juga berbeda, namun memenuhi standar tertentu, hambatan
untuk masuk dalam industri cukup tangguh, melakukan promosi dengan iklan atau penggunaan
iklan sangat intensif, dan hanya ada beberapa penjual.

17
Kelebihan dan kekurangan pasar oligopoly adalah adanya efisiensi dalam menjalankan kegiatan
produksi, dan Persaingan di antara perusahaan akan memberikan keuntungan bagi konsumen
dalam hal harga dan kualitas barang.  

Jenis pasar oligopoly di bagi menjadi 2 yaitu pasar oligopoli murni (pure oligopoly) dan
pasar oligopoli dengan pembedaan (differentiated oligopoly) dengan contoh-contoh
produknya. Di Indonesia pasar oligopoli dapat dengan mudah kita jumpai, misalnya pada pasar
semen, pasar layanan operator selular, pasar otomotif serta pasar yang bergerak dalam industri
berat. Dan Produk layanan dari operator selular GSM dan CDMA di Indonesia, dapat
dikelompokkan ke dalam pasar oligopoli.

18

Anda mungkin juga menyukai