Anda di halaman 1dari 16

PERTEMUAN KE- 16 : PASAR PERSAINGAN OLIGOPOLI

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari bagian ini, mahasiswa diharapkan dapat:


1. Memahami pengertian dan asumsi pasar persaingan oligopoli
2. Memahami mekanisme equilibrium pasar persaingan oligopoli

B. URAIAN MATERI

1. Pengertian Pasar Oligopoli

Oligopoli berasal dari kata olio yang berarti beberapa, dan kata poli yang berarti

penjual. Secara sederhana Oligopoli adalah pasar yang terdiri dari beberapa penjual. Dalam

ilmu ekonomi, Pasar oligopoli didefinisikan sebagai suatu bentuk pasar yang terdiri dari

beberapa produsen atau penjual yang menguasai penawaran. Biasanya struktur dari pasar

oligopoly adalah terdapat beberapa perusahaan raksasa yang menguasai sebagian besar

pasar oligopoli, katakanlah 70-80 persen dari seluruh produksi atau nilai penjualan,

disamping itu juga terdapat beberapa perusahaan kecil. Penguasaan penawaran dalam pasar

oligopoli dapat dilakukan secara independen atau sendiri-sendiri ataupun secara diam-diam

bekerja sama.

Ciri keterkaitan yang khas pada pasar oligopoli adalah kebijakan penurunan harga

barang oleh suatu perusahaan cenderung akan diikuti oleh perusahaan lannnya. Hal ini

tidak terjadi ketika perusahaan lainnya menaikkan harga barannya. Tiap-tiap perusahaan

menetapkan kebijakan sendiri-sendiri, dan setiap kebijakan yang telah dikeluarkan dari

suatu perusahaan akan segera direspon oleh perusahaan lainnya. Setiap Perusahaan yang

ada dalam pasar oligopoli berkeyakinan bahwa kebijakan dari suatu perusahaan akan

mempengaruhi penjualan dan keuntungan perusahaan lainnya.Contoh pasar oligopoli

antara lain pasar bagi perusahaan industri motor, industri baja, industri rokok, dan industri

sabun mandi.

Dalam perekonomian yang sudah maju, pasar oligopoli banyak dijumpai karena

didukung oleh teknologi yang sangat modern. Teknologi modern akan memberikan

efisiensi yang sangat optimum ketika jumlah produksi mencapai jumlah yang sangat besar.
Keadaan ini menimbulkan jumlah perusahaan yang terlibat dalam pasar oligopoli menjadi

sangat sedikit.

Teori oligopoli memiliki sejarah yang cukup panjang. Istilah oligopoly pertama kali

digunakan oleh Sir Thomas Moore dalam karyanya pada tahun1916, yaitu “Utopia” 11.

Dalam karya tersebut dikatakan bahwa harga tidak harus berada pada tingkat kompetisi

ketika perusahaan di pasar lebih dari satu.Sedangkan Teori Oligopoli pertama kali

diformalkan oleh Augustin Cournot pada tahun 1838 melalui karyanya “Researches sur les

priciples mathematiques de la theorie des richesses”. Lima puluh tahun kemudian, teori

tersebut dibantah oleh Bertrand .

Meskipun menuai banyak kritik, namun hingga kini teori Cournot tetap dianggap

sebagai benchmark bagi teori-teori oligopoli lainnya. Pasar oligopoli adalah suatu bentuk

persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa produsen atau penjual dalam satu wilayah

area. Pasar Oligopoli adalah suatu pasar dimana terdapat beberapa produsen yang

menghasilkan barang-barang yang saling bersaingan. Ini merupakan sifat utama dari pasar

oligopoli Pasar Oligopoli merupakan salah satu jenis dari pasar persaingan tidak sempurna.

Dimana pasar Oligopoli merupakan pasar yang hanya terdapat beberapa perusahaan atau

penjual yang memproduksi barang sejenis

2. Ciri-ciri Pasar Oligopoli

Ciri-ciri pasar oligopoli adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan menghasilkan barang standar dan barang dengan jenis/corak

beragam.Adakalanya perusahaan dalam pasar oligopoly menghasilkan barang standar

(standardized product). Industri dengan barang yang berstandar merupakan industry yang

menghasilkan bahan baku seperti produsen bensin, industry baja, semen, industri kimia,

dan industry penghasil bahan bagunan. Selain itu beberapa perusahaan dalam pasar

oligopoly menghasilkan barang-barang dengan jenis atau corak yang berbeda-beda

(differentiated product). Barang seperti ini pada umumnya adalah barang akhir. Contoh

dari pasar oligopoli yang menghasilkan barang akhir adalah industry otomotif, industry
sabun cuci dan sabun mandi, industry telephon selular, industry elektronik, industry

rokok, industry mobil dan truk dan industry lainnya.

b. Promosi melalui iklan secara terus-menerus. Pada umumnya perusahaan oligopoly

perlu melakukan promosi secara iklan. Iklan secara terus menerus sangat diperlukan oleh

perusahaan oligopoly yang menghasilkan barang yang berbeda corak. Perusahaan dalam

pasar oligopoly yang menghasilkan barang-barang dengan jenis atau corak yang berbeda

harus melakukan promosi untuk mengenalkan produknya pada pembeli. Kegiatan

promosi secara iklan yang sangat aktif tersebut adalah untuk 2 tujuan, yaitu untuk

menarik pembeli baru dan mempertahankan pembeli lama. Perusahaan harus

mengalokasikan dana cukup besar untuk biaya promosi atau iklan ini. Untuk perusahaan

penghasil barang standar, biaya iklan relative lebih kecil dan pomosi bertujuan untuk

memelihara hubungan baik dengan masyarakat.

c. Hanya terdapat sedikit penjual, biasanya antara tiga sampai dengan sepuluh yang

menjual produk substitusi. Pasar oligopoli mempunyai kurva permintaan dengan

elastisitas silang atau cross elasticity of demand yang relatif tinggi

d. Pada pasar oligopoli terdapat rintangan yang menyebabkan perusahaan lain sulit

memasukinya. Hal ini karena perusahaan yang ada dalam pasar hanya sedikit.

e. Keputusan harga yang diambil oleh suatu perusahaan harus dipertimbangkan oleh

perusahaan yang lain. kekuatan harga tergantung pada cara harga itu ditentukan. Jika

harga bukan merupakan kesepakatan, maka kekuatan harga menjadi lemah. Ketika suatu

perusahaan menurunkan harga, maka peusahaan lain akan cenderung melakukan

penurunan harga pula. Ketika harga dibuat dengan cara kesepakatan antara perusaaan

yang ada dalam pasar oligopoli, maka harga cenderung lebih kuat, tidak mudah untuk

diturunkan oleh suatu perusahaan.

f. Kekuasaan menentukan harga adakalanya lemah dan ada kalanaya sangat tangguh.

Dari dua kemungkinan ini, yang mana yang akan terwujud tergantung kepada bentuk

kerjasama diantara perusahaan-perusahaan dalam pasar oligopoli. Tanpa ada kerjasama,

kekuasaan menentukan harga menjadi lebih terbatas. Apabila suatu perusahaan


menurunkan harga, dalam waktu yang sangat singkat ia akan menarik banyak pembeli.

Perusahaan yang kehilangan pembeli akan melakukan tindakan balas dengan mengurangi

harga yang lebih besar lagi sehingga perusahaan yang mula-mula menurunkan harga

kehilangan langganan. Tetapi kalau perusahaan dalam pasar oligopoli berkerjasama

dalam menentukan harga maka harga dapat distabilkan pada tingkat yang mereka

kehendaki. Dalam hal ini kekuasaan mereka dalam menentukan harga adalah sangat

besar, yaitu sama seperti dalam monopoli.

g. Hanya ada beberapa perusahaan(penjual) yang menguasai pasar. Umumnya adalah

penjual-penjual (perusahaan) besar yang memiliki modal besar saja (konglomerasi).

Karena ada ketergantungan dalam perusahaan tersebut untuk saling menunjang. Contoh:

bakrie group memiliki pertambangan, property, dan perusahaan telefon seluler (esia).

h. Adanya hambatan bagi pesaing baru.Perusahaan yang telah lama dan memiliki pangsa

pasar besar akan memainkan peranan untuk menghambat perusahaan yang baru masuk ke

dalam pasar oligopoly tersebut.

i. Harga Jual Tidak Mudah Berubah. Dalam pasar oligopoli ini harga yang keluar tidak

cepat naik atau turun, bisa dikatakan harga selalu stabil dan tidak mudah berubah,

mungkin saja karena penjualan yang stabil terhadap suatu produk yang diluncurkan oleh

suatu perusahaan sudah cukup menghasilkan keuntungan, namun apa bila tiba-tiba harga

naik otomatis pembeli akan berfikir kembali untuk membeli produk ini dan bisa jadi

pembeli beralih pada produk perusahaan lainya yang menjual varian yang sama namu

harga lebih murah dengan kualitas yang hampir sama.

j. Sulit Dimasuki Perusahaan Baru. Dalam pasar oligopoli ini mengapa dikatakan sulit

dimasuki oleh perusahaan baru, karena image dari perusahaan yang sudah lama terbangun

lebih kuat dengan pembeli di banding perusahaan yang baru muncul yang menawarkan

barang yang sama namun pembeli atau konsumen tidak tau kualitas dari barang-barang

yang dijual perusahaan baru tersebut.


k. Kompetensi Non Harga ( Non Pricing Competition). Dalam upayanya mencapai

kondisi optimal, perushaan tidak hanya bersaing dalam harga, namun juga non harga.

Adapun bentuk-bentuk kompetisi non harga antara lain dapat berupa sebagai berikut:

 Pelayanan purna jual serta iklan untuk memberikan informasi

 Membentuk citra yang baik terhadap perusahaan dan merek

 Mempengaruhi perilaku konsumen

Keputusan investi yang akurat diperlukan agar perusahaan dapat berjalan dengan

tingkat efisiensi yang sangat tinggi. Tidak tertutup kemungkinan perusahaan melakukan

kegiatan intelijen industry untuk memperoleh informasi (mengetahui) keadaam, kekuatan

dan kelemahan pesaing nyata maupun potensial. Informasi-informasi ini sangat penting

agar perusahaan dapat memprediksi reaksi pasaing terhadap setiap keputusan yang

diambil.

3. PENENTUAN HARGA DAN PRODUKSI TANPA KESEPAKATAN

Didalam melihat pemaksimuman keuntungan dalam suatu perusahaan oligopoli, akan

diperhatikan bagaimana tujuan itu akan dicapai apabila perusahaan-perusahaan tidak

membuat persepakatan. Setiap tindakan yang dilakukan suatu perusahaan akan menimbukan

implikasi yang nyata kepada perusahaan-perusahaan lainnya. Apabila implikasi tersebut

merugikan perusahaan-perusahaan lainnya, maka mereka melakukan tindakan balasan Ciri

perkaitan diantara perusahaan-perusahaan Didalam pasar oligopoly penurunan harga dari

suatu perusahaan berkecendrungan akan menyebabkan perusahaan-perusahaan lain juga akan

melakukan penurunan harga agar mereka tidak kehilangan pelanggan

Menurut Sweezy (1939), salah satu ciri reaksi oligopolis jika terjadi perubahan harga

adalah (1) jika suatu oligopolis menurunkan harga maka oligopolis cenderung juga akan

menurunkan harga karena tidak mau kehilangan konsumen dan (2) jika oligopolis menaikkan

harga maka akan kehilangan konsumen karena oligopolis lain tidak menaikkan harga dan

akan mendapat tambahan konsumen dengan tanpa melakukan reaksi apapun. Dengan

demikian, didalam pasar oligopoli, penurunan harga dari suatu perusahaan berkecendrungan
akan menyebabkan perusahaan-perusahaan lain juga akan melakukan penurunan harga agar

mereka tidak kehilangan pelanggan.

Sebagai akibatnya perusahaan yang menaikan harga akan kehilangan langganan,

sedangkan perusahaan lain yang tidak menaikan harga bertambah banyak langgananya. Jadi,

Jika terdapat satu perusahaan yang menaikan harga, perusahaan lain tidak ikut menaikan

harga. Dengan demikian tidak ada alasan untuk perusahaan lain tersebut mengubah tingkat

harganya.

CIRI PERKAITAN DI ANTARA PERUSAHAAN-PERUSAHAAN

Sebagai akibat dari perkaitan dan hubungan saling mempengaruhi yang sangat erat

tersebut, perusahaan oligopoli harus membuat perhitungan yang cermat mengenaireaksi dari

perusahaan lain apabila ia menurunkan atau menaikkan harga barangnya. Setiap perusahaan

oligopoli menyadari bahwa apabila ia mengubah harga penjualannya, langkah ini sangat akan

mempengaruhi penjualan dari perusahaan-perusahaan lain. Apabila suatu perusahaan

menurunkan harga, perusahaan-perusahaan lain akan kehilangan langganan karena sebagian dari

langganan mereka akan membeli perusahaan yang harganya telah menjadi lebih rendah. Keadaan

ini akan mendorong perusahaan lain menurunkan harga, untuk menjaga agar langganan mereka

tidak pindah membeli barang dari perusahaan yang memulai melakukan penurunan harga.

Dengan demikian, di dalam pasar oligopoly, penurunan harga dari sustu perusahaan

berkecendrungan akan menyebabkan perusahaan-perusahaan lain juga akan melakukan

penurunan harga agar mereka tidak kehilangan pelanggan.

Bagaimana reaksi perusahaan-perusahaan lain apabila suatu perusahaan menaikkan

harga? Sekiranya suatu perusahaan menaikkan harga, produksi perusahaan-perusahaan lain

menjadi relative lebih murah. Sebagai akibatnya perusahaan yang menaikkan harga akan

kehilangan langganan, sedangkan perusahaan lain yang tidak menaikkan harga bertambah

banyak langganannya. Dengan demikian tidak ada alasan untuk perusahaan lain tersebut

mengubah tingkat harganya. Mereka akan memperoleh keuntungan yang lebih banyak apabila

berbuat demikian (tidak mengubah harga).

KURVA PERMINTAAN TERPATAH (KINKED DEMAND CURVE)


Model ini dikembangkan oleh P.M. Sweezy (1939). Sweezy beranggapan bahwa kalau ada

produsen dalam pasar oligopoli yang berusaha menaikkan harga maka ia akan kehilangan

langganan karena tak ada produsen lainnya yang bersedia menaikkan harga. Namun sebaliknya,

produsen dalam pasar oligopoli tidak dapat memperluas pasar dengan menurunkan harga sebab

para pesaing akan menurunkan harga dengan tingkat yang lebih rendah lagi. Akibatnya terjadilah

perang harga. Dalam hal ini para produsen dalam pasar oligopoli saling mempengaruhi pasar

oligopoli tidak dapat memperluas pasar dengan menurunkan harga sebab para pesaing akan

menurunkan harga dengan tingkat yang lebih rendah lagi. Akibatnya terjadilah perang harga.

Dalam hal ini para produsen dalam pasar oligopoli saling mempengaruhi, tetapi tidak melakukan

kolusi (kesepakatan).

Kurva permintaan yang dihadapi suatu perusahaan oligopoli berbentuk kurva bengkok dan

menyebabkan tingkat harga sangat rigid/ kaku, karena tindakan setiap perusahaan menurunkan

harga akan diikuti oleh perusahaan lain. Selanjutnya, sebagai akibat kurva yang bengkok tersebut

keuntungan maksimum cenderung akan dicapai pada tingkat harga yang telah ditentukan

walaupun biaya produksi mengalami perubahan. Berdasarkan kecenderungan yang baru di

jelaskan, yaitu mengenai reaksi perusahaan-perusahaan lain apabila suatu perusahaan oligopoli

mengubah harga barangnya, dapatlah diterangkan bentuk kurva permintaan dari suatu

perusahaan oligopoli apabila dimisalkan perusahaan-perusahaan tidak mealkukan kesepakatan.

Dalam gambar 1.2.1, ditunjukkan kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan oligopoli

yang sifatnya adalah seperti yang baru dinyatakan.

Keseimbangan Asal

Dalam gambar 1.2.1 Kurva D1D1 adalah menggambarkan permintaan yang di hadapi suatu

perusahaan oligopoli apabila perusahaan-perusahaan lain tidak melakukan perubahan harga,

walaupun perusahaan yang pertama melakukan hal itu (mengubah harga). Sedangkan kurva

D2D2 adalah permintaan yang dihadapi suatu perusahaan oligopoli apabila dimisalkan

perubahan harga yang dilakukan akan diikuti oleh langkah yang sama oleh perusahaan-

perusahaan lain. Pada permulaannya harga yang berlaku di pasar adalah P 0. Maka jumlah

permintaan adalah seperti yang di tunjuk oleh titik E, yaitu jumlahnya adalah sebanyak Q 0.
GAMBAR 1.2.1

Kurva Permintaan Dalam Oligopoli

Efek Penurunan Harga

Sekiranya perusahaan dalam pasar oligopoli menurunkan harga pernjualannya ke P 1, maka

mermintaan ke atas produksinya akan bertambah. Apabila perusahaan lain tidak turut

menurunkan harga, maka permintaan akan bertambah ketingkat seperti yang di tunjukkan oleh

titk C1. Perubahaan tersebut di sebabkan oleh dua factor:

1. Langganan perusahaan lain yang mengahasilkan barang sejenis membeli barang yang

harganya telah menurun,

2. Segolongan konsumen membatalkan konsumsinya keatas barang pengganti dan

menambah konsumsi diatas barang yang mengalami pernurunan harga tersebut.

Akan tetapi sekiranya perusahaan lain dalam pasar oligopoli tersebut mengikuti jejak

perusahaan yang pertama, yaitu juga menurunkan harga, permintaan hanya bertambah sampai ke

tingkat seperti yang ditunjukkan oleh titik C. Pertambahan permintaan yang relatif sedikit ini di

sebabkan karena yang dinyatakan dalam nomer (1) di atas tidak terjadi. Kenaikan permintaan

hanya disebabkan oleh keadaan yang dinyatakan dalam nomer (2). Hal yang sama juga akan

berlaku apabila harga turun lebih lanjut menjadi P2 . Tanpa adanya reaksi dari perusahaan-

perusahaan lain, permintaan akan bertambah ke tingkat yang ditunjukkan oleh titik B 1.
Sedangkan kalau perusahaan-perusahaan lain turut menurunkan harga, maka pertambahan

permintaan hanya mencapai tingkat seperti yang ditunjukkan oleh titik B.

Efek Peningkatan Harga

Perhatikan pula sekarang keadaan sebaliknya, yaitu perusahaan oligopoli tersebut menaikkan

harga ke P3. Sekiranya perusahaan-perusahaan lain tidak mengubah harga, dan tetap menjual

pada P0 maka perusahaan yang menaikkan harga akan kehilangan banyak langganan. Pada harga

P3 jumlah barang yang dapat dijualnya adalah seperti yang ditunjukkan di titik A1. Akan tetapi

sekiranya perusahaan-perusahaan lain juga turut menaikkan harga, perusahaan yang memulai

menaikkan harga tidak akan kehilangan langganan dan oleh sebab itu dapat menjual barangnya

sampai ke tingkat yang ditunjukkan oleh titik A.

Kurva Kenaikan Terpatah

Persoalannya adalah : karena permintaan yang bagaimanakah yang paling mungkin

odihadapi oleh suatu perusahaan dalam oligopoli? Adalah wajar untuk menganggap bahwa

perusahaan tidak akan suka kehilangan langganan dan akan meras gembira mendapat langganan

baru. Reaksi perusahaan-perusahaan lain adalah seperti berikut :

1. Mereka akan turut menurunkan harga apabila perusahaan lain menurunkan haraga agar tidak

kehilangan langganan,

2. Mereka tidak akan turut menaikkan apabila perusahaan lain menaikkan harga, karena apabila

harga tidak berubah mereka akan mendapat tambahan langganan.

Oleh karena itu, reaksi perusahaan lain adalah seperti ini sifatnya, maka permintaan yang

dihadapi oleh suatu perusahaan dalam oligopoli adalah suatu kurva terpatah seperti yang

ditunjukkan oleh kurva D1ED2 dalam gambar 1.2.1 dan 1.

Apabila kurva terpatah D1ED2 adalah bentuk kurva permintaan yang dihadapi oleh suatu

perusahaan dalam pasar oligopoli, bagaimana bentuk kurva hasil penjualan marjinalnya? Bentuk

kurva hasil penjualan marjinalnya ditunjukkan oleh gambar 1. kurva MR1 adalah kurva hasil

penjualan apabila kurva permintaan D1D1 dan kurva MR2 adalah kurva hasil penjualan marjinal

apabila kurva permintaan adalah kurva terpatah D2D2 maka kurva hasil penjualan marjinal adalah
kurva MR1 yang ditebalkan (dari atas hingga ke titik A1) dan kurva MR2 yang ditebalkan (dari

titik A2 kebawah).

Gambar 1

Kurva MR dalam Oligopoli

PEMAKSIMUMAN KEUNTUNGAN PERUSAHAAN

Penjualan sering menambah biaya produksi dengan suatu aturan yang sederhana, yaitu

menigkatkan mempertahan kan pangsa pasar. Pegangan ini dapat membantu perusahaan

oligopoli dalam menetapkan volume penjualan, dengan mengabaikan interdependensi dan reaksi

pesaing. Perusahaan hanya melihat peranan skala ekonomi, pertumbuhan, pangsa pasardan

sebagainya.

Aturan-aturan seperti ini dapat meningkatkan output penjualan di mana keuntungan

perusahaan maksimum. Memaksimumkan penjualan dapat menurunkan harga penjualan tetapi

menaikkan volume output yang dijual lebih.

Tetapi sekali lagi, hasilnya mungkin agak konvensional. Memaksimumkan penjualan dapat

menjadi konsisten dengan maksimisasi keuntungan jangka panjang. Inilah yang diharapkan

manajer-manajer pada akhir orientasi pertumbuhan perusahaan mereka.

Dalam keadaan dimana kurva permintaan yang dihadapi perusahaan adalah kurva terpatah,

dan kurva hasil penjualan marjinal adalah kurva terputus seperti yang terdapat dalam gamabr 1,
bagaimanakah pemaksimuman keuntungan oleh suatu perusahaan akan dipengaruhi? Jawaban

dari persoalan ini dapat ditunjukan dengan menggunakan bantuan gambar 1.2.3.

Misalkan pada mulanya biaya marjinal adalah MC 0. Untuk memaksimumkan keutungan MC0

harus sama dengan MR, maka berdasarkan keadaan dalam gamabar 1.2.3 keuntungan maksimum

dicapai apabila harga adalah P0 dan jumlah produksi adalah Q0. Sekiranya terjadi perubahan ke

atas biaya produksi, bagaimana kedudukan keseimbangan akan dipengaruhinya? Misalkan biaya

produksi mengalami kenaikan sehingga menyebabkan kurva biaya marjinalnya menjadi seperti

yang ditunjukan oleh MC2. Dari keadaan gamabar 1.2.3 dapat dilihat bahwa keuntungan yang

maksimum masih akan tetap di capai oleh perusahaan itu pada ketika harga adalah P 0 dan jumlah

barang yang di produksiadalah Q0. Hanya setelah kurva biaya marjinal berada di atas MC2

keseimbangan untuk memaksimumkan keutungan akan mengalami perubahan. Dari keadaan

dalam gambar 1.2.3 dapat disimpulkan pula bahwa selama perubahan biaya produksi tidak

menyebakan kurva biaya merjinal berada di atas MC2 atau dibawah MC1, keseimbangan

pemaksimuman keuntungan yang dinyatakan di atas tidak akan mengalami perubahan. Dengan

demikian, selama kurva biaya marjinal memotong MR di antara titik A1 dan A2 hargda dan

jumlah produksi perusahaan tidak akan mengalami peribahan.

Berdasarkan kepada analisis di atas dapatlah disimpulkan bahwa dalam pasar olgopoli dimana

perusahaan-perusahaan tidak melakukan persepakatan diantar meraka, tingkat harga adalah

bersifat rigid, yaitu bersifat sukar mengalami perubahan. Ia cenderung untuk tetap berada pada

tingkat harga yang telah ditetapkan pada permulaannya

Gambar 2

Keseimbangan Perusahaan dalam Oligopoli


4. PENILAIAN KE ATAS PASAR OLIGOPOLI

Didalam menilai kebaikan pasar oligopoli tiga aspek dari kegiatan perusahaan-perusahaan

dalam pasar oligopoli akan diperhatikan, yaitu :

 Efisiensinya dalam menggunakan sumber-sumber daya

 Kegiatan mereka dalam mengembangkan teknologi dan inovasi

 Tingkat keuntungan yang mereka peroleh

Efesiensi dalam Menggunakan Sumber-sumber Daya

Dalam bab-bab yang lalu telah di tekankan bahwa efisiensi penggunaan sumber-sumber daya

akan tercapai apabila biaya marjinal = harga. Dan di dalam perusahaan yang memaksimumkan

untung, biaya marjinal= hasil penjualan marjinal. Dengan demikin efisiensi penggunaan sumber-

sumber daya akan tercapai apabila biaya marjinal = hasil penjualan marjinal = harga. Keadaan ini

hanya mungkin tercapai apabila tingkat harga adalah sama dengan biaya rata-rata yang paling

rendah ditunjukkan oleh titik yang paling rendah. [ada umumnya keadaan ini tidak d capai oleh

perusahan dalam oligopoli. Maka dipandang dari syarat efisiensi ini dalam perusahaan oligopoly

tidaklah menggunakan sumber-sumber daya secara efisien


Tetapi dipandang dari sudut skala ekonomi yang mungkin diperoleh, terdapat kemungkinan

bahwa perusahaan dalam oligopoly akan memproduksi barang dengan biaya yang lebih rendah

dari perusahaan dalam persaingan sempurna.Di dalam industry dimana skala ekonomi akan terus

menerus dinikmati sehingga tinggat produksi adalah sangat tinggi, adalah lebih efisiensi apabila

industry itu terdiri dari beberapa perusahaan, daripada apabila ia terdiri dari banyak perusahaan

seperti yang di dapati dalam pasar persaingan sempurna.apabila industry tersebut terdiri dari

banyak perusahaan, setiap perusahaan hanya memproduksi pada tingkat produksi yang sangat

rendah dan tidak dapat menikmati skala ekonomi yang mungkin diperoleh. Dengan demikian

biaya produksi per unit adalah lebih tinggi dari apabila skala ekonomi tersebut dapat dinikmati.

Pekembangan Teknologi dan Inovasi

Terdapat cukup alas an untuk berkeyakinan bahwa pasar oligopoly merupakan struktur pasar

yang memberikan dorongan untuk mengembangkan teknologi dan melakukan inovasi. Dua

alasan penting dapat digunakan untuk menyokong pandangan ini, yaitu : (i) adanya untung yang

lebih dari normal, dan (ii) menekankan kepada persaingan harga akan menimbulkan efek yang

kurang menguntungkan kedudukan perusahaan didalam industry. Didalam pasar oligopoly

perusahaan akan mendapatkan untung lebih normal. Keuntungan seperti ini dapat diperoleh

karena kemasukan perusahaan baru sangat sukar berlaku. Maka keuntungan lebih normal dalam

jangka pendek dapat terus dipertahankan dalam jangka panjang. Dengan demikian dalam

perusahaan oligopoly terdapat dana yang cukup untuk membiayai penyelidikan yang diperlukan

untuk mengembangkan teknologi dan melakukan inovasi.

Disamping itu dorongan untuk mengembangkan teknologi dan terus menerus membuat

pembaruan disebabkan pula karena perusahaan tidak dapat menekankan usaha menarik

pelanggan secara persaingan harga yaitu menarik langganan dengan cara mengubah harga

penjualan. Lngkag ini akan menimbulakn perang harga yang pada akhirnya akan merugikan

perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu usaha untuk menarik lebih banyak langganan dijalankan

secara persaingan bukan harga. Salah satu diantaranya adalah dengan secara terus menerus

mengembangkan barang-barang yang diproduksinya supaya ia tetap mempunyai keistimewaan-


keistimewaan tertentu. Untuk mencapai tujuan ini perusahaan harus terus berusaha

mengembangkan teknologi kegiatannya dan membuat inovasi yang diperlukan.

Keuntungan Perusahaan

Walaupun dalam pasar oligopoly terdapat persaingan, keadaan persaingan tersebut

tidaklah seluas seperti dipasar persaingan sempurna dan pasar persaingan monopolistis.

Persaingan terutama dating dari perusahaan-perusahaan yang sudah ada dalam indusri tersebut.

Dan dengan adanya kemungkinan persepakatan, persaingan masih dapat dikurangi lebih lanjut.

Persaingan yang dibatasi ini memungkinkan perusahaan mendapatkan keuntungan yang melebihi

normal.

Kedapa para konsumen, kemungkinan mengurangi persaingan dan memperoleh untung yang

lebih normal ini menimbulkan dua akibat yang kurang menguntungkan. Yang pertama, harga

barang menjadi lebih tinggi dari pada apabila persaingan adalah lebih luas. Kedua, jumlah

barang-barang yang dapat dinikmati masyarakat adalah kurang dari pada yang dapat diperoleh

dalam pasar persaingan sempurna. Keburukan ini telah mendorong pemerintah melakukan

pengawasan ke atas kegiatan perusahaan-perusahaan dalam oligopoly. Di Amerika Serikat

misalnya, sejak akhir abad yang lalu telah di buat beberapa peraturan yang pada dasarnya

bertujuan melarang penggabungan perusahaan untuk mengendalikan harga dan produksi. Tujuan

dari peraturan-peraturan itu adalah untuk menjamin agar di antara berbagai perusahaan dalam

pasar oligopoly terdapat lebih banyak persaingan yang sehat.

C. LATIHAN SOAL/TUGAS

1. Sebutkan hambatan – hambatan yang dihadapi oleh produsen – produsen yang ingin
memasuki pasar oligopoli!
2. Sebutkan kelemahan dan kelebihan dari pasar oligopoli!
D. DAFTAR PUSTAKA

1. Paul A. Samuelson, Wiliam D. Nordhaus, Penerbit PT Media Global Adukasi,


2003

2. PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO,Sadono Sukirno,, 2011, Penerbit PT


Raja Grafindo Persada, Jakarta

3. EKONOMI MIKRO SEBUAH PENGANTAR, Sugiarto dkk, 2005 Penerbit PT


Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

4. PENGANTAR ILMU EKONOMI (Mikroekonomi & Makroekonomi), 2008,


Pratama Rahardja, Mandala Manurung, Penerbit Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.

5. TEORI EKONOMI MIKRO, Dr Sri Adhiningsih, M.Sc, Penerbit BPFE Fakultas


Ekonomi Universitas Gajah Mada Yogyakarta

6. PENGANTAR EKONOMI MIKRO, Tri Kunawangsih Purwaningrumi, Edisi


Pertama 2000 , Lembaga PenerbitFakultas EkonomiTrisakti

7. TEORI EKONOMI MIKRO, Prof. Dr. Suharno TS. Edisi 2011

8. Diktat Ekonomika Mikro, DRS. MAIMUN SHOLEH, M.Si. Universitas Negeri


Yogyakarta, 2006
Modul Pengantar Teori Ekonomi Mikro

Anda mungkin juga menyukai