Anda di halaman 1dari 11

BAB II

LIMIT FUNGSI

A. Pengertian Limit
Limit menggambarkan seberapa jauh sebuah fungsi akan
berkembang apabila variabel didalamfungsi yang bersangkutan terus
menerus berkembang mendekati nilai tertentu. Sebagai gambaran : dari
y = f(x) akan dapat diketahui limit atau batas perkembangan f(x) ini
apabila variabel x terus menerus berkembang hingga mendekati suatu
nilai tertentu. Jika fungsi f(x) mendekati L manakala variabel x
mendekati a (a dan L keduanya konstanta), maka L disebut limit fungsi
f(x) untuk x mendekati a. Hubungan ini dilambangkan dengan notasi :
lim ( )

dan dibaca “limit fungsi f(x) untuk x mendekati a adalah L”. Artinya
jika variabel x berkembang secara terus menerus hingga mendekati
bilangan tertentu a, maka nilai fungsi f(x) pun akan berkembang pula
hingga mendekati L. Atau sebaliknya, fungsi f(x) dapat dibuat mendekati
nilai tertentu yang diinginkan L dengan mengembangjan variabel x
sedemikian rupa hingga mendekati a.
Dua hal perlu diperhatikan dalam notasi atau pernyataan limit
diatas. Pertama, x→ ! Kedua, lim f(x) = L harus dibaca serta ditafsirkan
bahwa L adalah limit fungsi f(x), dan bukan berarti L adalah nilai fungsi
f(x) !
Ringkasnya,
→ ( ) bukan berarti f(a) = L

Contoh praktis berikut ini akan menjelaskan bagaimana bekerjanya


teori limit dan apa sesungguhnya yang dimaksud dengan limit.
Andaikan y = f(x) = 1 2

25
Maka lim → ( ) lim → (1 2 ) 7 lim → ( )
lim → (1 2 ) 17
Limit sebuah fungsi dapat dapat pula dianalisis untuk
perkembangan variabel yang menuju nilai-nilai negatif tertentu, menuju
0, bahkan menuju . Dengan demikian, untuk setiap fungsi
f(x) kita dapat menganalisi limit f(x) untuk x→ → → ,
x→ →
Seiring dengan itu dapat pula terjadi (untuk x mendekati sebarang
nilai tertentu) lim f(x) = + L, lim f(x) = lim f(x) = 0, lim f(x) = 0, lim
f(x) = atau lim f(x) = . Limit sesuatu fungsi hanya mempunyai
dua kemungkinan : ada (terdefinisi, terdefinisi; yakni jika limitnya
adalah L, atau – atau 0, atau ) atau tidak ada sama sekali
(tidak terdefinisi), dan tidak boleh taktentu ( ).

Contoh:
1) lim → (1 2 ) 7
2) lim → (1 2 ) 1
3) lim → (1 2 )
4) lim → (1 2 )

B. Limit Sisi-Kiri, Limit Sisi-Kanan


Analisis mengenai limit sesuatu fungsi sesungguhnya dapat dipilih
menjadi dua bagian, tergantung dari sisi mana kita melihat gerakan
perkembangan variabelnya. Apabila kita menganalisislim → ( ) dari
nilai-nilai x yang lebih kecil daripada a (dari x <a ), berarti kita
melihatnya dari sisi kanan.

26
Jadi,
lim ( )

terdiri atas

lim → ( ) lim → ( )
(analisis sisi (analisis sisi
kiri)𝑥 → 𝑎 dilihat kanan)𝑥 → 𝑎 dilihat
dari nilai –nilai x< a dari nilai –nilai x> a

Limit sebelah kiri dari sebuah fungsi nilai yang didekati oleh fungsi
tersebut apabila variabelnya bergerak mendekati limitnya melalui nilai-
nilai yang membesar (x→a dari sisi kiri, melalui nilai-nilai x < a). Jadi,
jika lim → ( ) berarti merupakan limit sisi-kiri dari f(x)
untuk x →
Limit sisi-kanan dari sebuah fungsi adalah nilai yang didekati oleh
fungsi tersebut apabila variabelnya bergerak mendekati limitnya melalui
nilai-nilai yang mengecil (x → dari sisi kanan, melalui nilai-nilai x > a).
Jadi, jika lim → ( ) berarti merupakan limit sisi-kanan dari
f(x) untuk x →
Limit sebuah fungsi dikatakan ada jika dan hanya jika limit sisi-kiri
dan limit sisi-kananya ada serta sama. Dalam kasus semacam ini
lim ( ) lim ( ) lim ( )
→ → →

Apabila salah satu dari ketentuan-ketentuan tersebut diatas tidak


dipenuhi, maka limit dari fungsi yang bersangkutan tidak terdefinisi.
Dengan demikian limit sebuah fungsi dikatakan tidak ada jika limit salah

27
satu sisinya tidak ada, atau limit kedua sisinya tidak ada, atau limit kedua
sisinya ada tetapi tidak sama.
Contoh:
1) lim → (1 2 ) 7 (terdefinisi)
Sebab lim → (1 2 ) lim → (1 2 ) 7
apabila tabel pada gambar 1.1 diperhatikan kembali dengan
seksama, akan terlihat bahwa gerakan x → 2 dari kiri (dari x = 1;
x = 1,50; x = 1,90 dan seterusnya) menyebabkab f(x) mendekati
nilai 7.
2) Andaikan y = f(x) = maka
3 3
lim ( ) lim lim ( ) lim
→ → → →

Karena lim lim lim tidak terdefinisi.


→ → →

y=f(x)

3
2 f(x)= -3/x

-3 -2 -1 1 x
2 3
-1

-2

-3
-4

28
Pada gambar tersebut, jika x mendekati 0 dari kiri ( dari x =
3 2, x = 1 dan seterusnya), maka f(x) akan menjadi positif tak
terhingga. Tetapi jika x mendekati 0 dari kana ( dari x = 3, x = 2, x = 1
dan seterusnya), maka f(x) akan menjadi negatif tak terhingga. Itulah

sebabnya untuk x → lim f . / ini tidak terdefinisi.

Konsep limit, yang secara matematik terasa samar-samar,


sebenarnya bukanlah sesuatu yang abstrak. Dalam kehidupan bisnis dan
ekonomi sehari-hari konsep ini cukup sering diterapkan. Ia
menggambarkan batas ideal tertentu (maksimum atau minimum) yang
dapat atau harus dipenuhi, dalam kondisi yang juga ideal. Ambillah
sebagai contoh tinggakt upah minimum. Ini menggambarkan batas upah
terendah yang harus dipenuhi. Kalaupun dalam kenyataan tingkat upah
minimum yang ideal ini tidak dipenuhi, karena kondisi ideal yang
mendukungnya tidak memadai, namun setidak-tidaknya upah minimum
yang langsung akan berkisar ditingkat ideal yang diharapkan (sedikit
diatasnya atau sedikit dibawahnya). Gambaran mengenai batas ideal ini
dapat pula kita temui dalam hal kapasitas produksi (maksimum), profit
(maksimum), biaya (minimum) dan sebagainya.

C. Kaidah-kaidah Limit
1. Jika y = f(x) = xn dan n > 0, maka lim → = .
Contoh : lim → 2 8 lim → 5 125
2. Limit dari suatu konstanta adalah konstanta itu sendiri.
Contoh : lim → 3 3
3. Limit dari suatu penjumlahan (pengurangan) fungsi adalah
jumlah (selisih) dari limit fungsi- fungsinya.
lim * ( ) ( )+ lim ( ) lim ( )
→ → →

29
Contoh : lim → *(1 2 ) ( ) + lim → (1 2 )
lim →

= (1 2. 2 ) 2 7 8 1
4. Limit dari suatu perkalian fungsi adalah perkalian dari limit
fungsi-fungsinya.
lim * ( ) . ( )+ lim ( ) . lim ( )
→ → →

Contoh :
lim*(1 2 ). ( ) + lim(1 2 ) . lim ( 7)(8) 56
→ → →

5. Limit dari suatu pembagian fungsi adalah pembagian dari limit


fungsi-fungsinya, dengan syarat limit fungsi pembagiannya tidak
sama dengan nol.
( ) → ( )
lim → dengan syarat lim → ( )
( ) → ( )

( ) → ( )
Contoh : lim → ( ) → ( )

→ ( )( )
= = lim → ( 5) 1
→ ( )

6. Limit dari suatu fungsi berpangkat n adalah pangkat n dari limit


fungsinya.

lim * ( )+ {lim ( )}
→ →

Contoh :

lim(1 2 ) {lim(1 2 )} ( 7) 343


→ →

7. Limit dari suatu fungsi terakar berpangkat positif adalah akar


dari limit fungsinya.
lim → { √ ( )} √lim → ( ) n>0
Contoh :

lim √( 44) √lim ( 44) √64 4


→ →

30
D. Penerapan Ekonomi
Penerapan limit dalam bidang ekonomi terbagi menjadi 2 yaitu:
a. Produksi Marginal
Produksi fisik marginal (MPP) didefenisikan sebagai output
tambahan yang dihasilkan dari adanya penggunaan satu unit tambahan

input ( ). Jika perubahan → , maka turunan pertama dari

fungsi produksi marginal dinyatakan sebagai:

lim … … (19)

Produksi fisik rata-rata akan sama dengan marginal produksi


fisik ( ) yaitu pada saat produksi rata-rata mencapai
maksimum. Secara geometris, dapat ditunjukan oleh perpotongan kurva
produksi rata-rata pada posisi maksimum dengan kurva produksi
marginalnya.
Contoh:
1. Diketahui fungsi produksi pada persamaan 6 dimana
P output produksi dan Q input produksi.
a. Carilah fungsi produksi marginal dan fungsi produksi rata-
rata
b. Hitunglah produksi total, produksi marginal dan produksi
rata-rata jika digunakan input sebanyak Q=10 unit.
c. Berapa total biaya maksimumnya.
Penyelesaian:
6

a. Fungsi produksi marginal, 12 3

Fungsi produksi rata-rata, 6

b. Pada 1 unit, maka


6 6 (1 ) (1 ) 6 1 5
31
12 3 12 (1 ) 3(1 ) 12 3
9
6 6 (1 ) (1 ) 6 1 5
c. Total produksi maksimum (TPP) dicapai pada saat MPP=0,
yaitu:
12 3 → (12 3 ) diperoleh 4 unit

Jadi, TPP maksimum


6 6 (4 ) (4 ) 96. 64. 32.
b. Elastisitas
Elastisitas dari suatu fungsi ( ) berkenaan dengan x dapat
didefinisikan sebagai :

( )
lim . … … (23)

( )

Ini berarti bahwa elastisitas ( ) merupakan limit dari rasio


antara perubahan relative dalam y terhadap perubahan relative dalam x,
untuk perubahan x yang sangat kecil atau mendekati nol. Dengan
terminology lain, elastisitas y terhadap x dapat juga dikatakan sebagai
rasio antara persentase perubahan y terhadap perubahan x.

Elastisitas terbagi menjadi 2 yaitu:


1. Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan (istilahnya yang lengkap : elastisitas harga
permintaan, price elasticity of demand) ialah suatu koefisien yang
menjelaskan besarnya perubahan jumlah barang yang diminta akibat
adanya perubahan harga. Jadi, merupakan rasio antara persentase
perubahan jumlah barang yang diminta terhadap persentase perubahan
harga. Jika fungsi permintaan dinyatakan dengan Qd = f(P), maka
elastisitas permintaannya :
32
( )
lim . … … (24)

( )

Dimana tak lain adalah Q'd atau f'(P)

Permintaan akan suatu barang dikatakan bersifat elastic apabila


| | 1, elastic – uniter jika | | 1, dan inelastic bila | | 1. Barang
yang permintaanya elastic mengisyaratkan bahwa jika harga barang
tersebut berubah sebesar persentase tertentu, maka permintaan
terhadapnya akan berubah (secara berlawanan arah) dengan persentase
yang lebih besar daripada persentase perubahan harganya.
Contoh:
Fungsi permintaan akan suatu barang ditunjukan oleh persamaan
25 – 3 . tentukan elastisitas permintaannya pada tingkat
harga P = 5.

25 – 3 . 6 . .

6 6 (5). 3( )

ηd = 3 berarti bahwa apabila, dari kedudukan 5, harga naik


(turun) sebesar 1 % maka jumlah barang yang diminta akan
berkurang (bertambah) sebanyak 3 %.

2. Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran (istilahnya yang lengkap : elastisitas harga
penawaran, price elasticity of supply) ialah suatu koefisien yang
menjelaskan besarnya perubahan jumlah barang yang ditawarkan
berkenaan adanya perubahan harga. Jadi, merupakan rasio antara
persentase perubahan harga. Jika fungsi penawaran dinyatakan dengan
Qs = f(P), maka elastisitas penawarannya :

33
( )
lim . … … (25)

( )

Dimana tak lain adalah Q's atau f'(P).

Penawaran suatu barang dikatakan bersifat elastic apabila 1,


elastic – uniter jika 1 dan inelastic bila 1. Barang yang
penawarannya inelastic mengisyaratkan bahwa jika harga barang
tersebut (secara searah) dengan persentase yang lebih kecil daripada
persentase perubahan harganya.
Contoh :
Fungsi penawaran suatu barang dicerminkan oleh
2 7 . Berapa elastisitas penawarannya pada
tingkat harga P = 10 dan P = 15 ?

2 7 . 14 .

14

Pada 1 , 14 . 28

Pada 15, 21 . 23

2 8 berarti bahwa apabila dari kedudukan P = 10, harga naik


(turun) sebesar 1 % maka jumlah barang yang ditawarkan akan
bertambah (berkurang) sebanyak 2,8%. Dan 2 3 berarti
bahwa apabila dari kedudukan 15, harga naik (turun)
sebesar 1% maka jumlah barang yang ditawarkan akan
bertambah (berkurang) sebanyak 2,3%

3. Elastisitas Produksi
Elastisitas produksi ialah suatu koefisien yang menjelaskan
besarnya perubahan jumlah keluaran (output) yang dihasilkan akibat

34
adanya perubahan jumlah masukan (input) yang digunakan. Jadi,
merupakan rasio antara persentase perubahan jumlah keluaran
terhadap persentase perubahan jumlah masukan. Jika P melambangkan
jumlah produk yang dihasilkan sedangkan X melambangkan jumlah
factor produksi yang digunakan, dan fungsi produksi dinyatakan dengan
P = f(X), maka efisiensi produksinya :

( )
lim . … … (25)

( )

Dimana adalah produk marjinal dari X [P' atau f' (X)].

Contoh:
1. Fungsi produksi suatu barang ditunjukan oleh persamaan
6 – . Hitunglah elastisitas produksinya pada tingkat
penggunaan factor produksi sebanyak 3 unit dan 7 unit.

6 – 12 –3

. (12 3 ).
( )

Pada 3, (36 27) . 1


( )

Pada 7, (84 147) . 9


( )

1 berarti bahwa, dari kedudukan 3, maka jika jumlah


input dinaikkan (diturunkan) sebesar 1% maka jumlah output akan
bertambah (berkurang) sebanyak 1 %. Dan 9 berarti bahwa,
dari kedudukan 7, maka jika jumlah input dinaikkan
(diturunkan) sebesar 1% maka jumlah output akan bertambah
(berkurang) sebanyak 9 %.

35

Anda mungkin juga menyukai