Anda di halaman 1dari 22

BAB I

FUNGSI LINEAR

A. Pembentukan Persamaan Linear


1. Metode “ dwi- kooordinat”
Apabila diketahui dua buah titik A dan B dengan koordinat masing-
masing (x1, y1) dan (x2, y2), maka persamaan linearnya adalah:

Contoh:
Bentuklah persamaan linear yang memenuhi titik A (2, 3) dan B (6,
5)
Penyelesaian:

3 2
5 3 6 2
3 2
2 4
4 12 2 4
4 2 8
5 2
Y
5 y = 0,5x + 2 B(6,5)

3 A(2,3)
2
0 2 6 X

1
2. Metode “koordinat – lereng”
Apabila diketahui koordinat titik A(x1, y1) dan lereng garisnya
adalah a, maka persamaan gagrisnya adalah:
( )
Contoh :
Bentuklah persamaan linear yang memenuhi titik A(2, 3) dan
lereng garisnya a = 0,5.
y-y1 = a (x – x1)
y – 3 = 0,5 (x – 2)
y = 0,5x – 1 + 3
y = 0,5x + 2

B. Hubungan Dua Garis Lurus


1. Berimpit
Dua buah garis lurus akan berhinpit apabila persamaan garis yang
satu merupakan kelipatan dari persamaan garis yang lain. Dengan
demikian, garis ny = n(ax + b) akan berimpit dengan garis y = ax + b
untuk n = bilangan positif.

2
2. Sejajar
Dua buah garis lurus akan sejajar apabila lereng garis yang satu
sama dengan lereng garis yang lain. Dengan demikian, garis y = a1x + b1
akan sejajar dengan garis y = a2x + b jika a1 = a2. (tentu saja b1 harus
tidak sama dengan b2.
Jika b1 = b2 juga, kedua garis itu akan berimpit).

3. Berpotongan
Dua buah garis lurus akan berpotongan apabila lerang garis yang
satu tidak sama dengan lereng garis yang lain. Dengan demikian, garis y
= a1x + b1 akan berpotongan dengan garis y = a2x + b2 jika

3
4. Tegak lurus

Dua buah garis lurus akan saling tegak lurus apabila lereng garis
yang satu merupakan kebalikan dari lereng garis yang lain dengan tanda
yang berlawanan. Dengan demiikian, garis y = a1x + b1 akan tegak lurus
dengan garis y = a2x + b2 jika atau 1.

C. Pencarian Akar-Akar Fungsi


Mencari akar-akar fungsi maksudnya ialah menghitung besarnya
nilai variabel-variabel tertentu di dalam persamaan sebuah fungsi.
Beberapa persamaa dapat diselsaikan dengan 3 macam cara yaitu:
cara substitusi, cara eliminasi dan cara determinan.
1. Cara substitusi
Contoh:
Carilah nilai variabel-variabel x dan y dari dua persamaan berikut:
2x + 3y = 21 dan x + 4y = 23
Penyelsaian:
Selsaikanlah lebih dahulu persamaan kedua untuk variabel x,
diperoleh: x = 23 – 4y. Kemudian substitusikan hasil x ( yang
masih mengandung y) ini kedalam persamaan pertama:
2(23 – 4y) + 3y = 21
4
46 – 8y + 3y = 21
46 – 5y = 21
25 = 5y
y=5
atau x + 4(5) = 23
x + 20 = 23
x=3
Jadi akar-akar persamaan tersebut adalah x = 3 dan y = 5

2. Cara eliminasi
Dua persamaan dengan dua bilangan dapat diselsaikan dengan cara
menghilangkan untuk sementara (mengeliminasi) salah satu dari
bilangan yang ada, sehingga dapat dicari nilai atau harga dari bilangan
yang lain.
Contoh:
Carilah nilai variabel-variabel x dan y dari dua persamaan berikut:
2x + 3y = 21 dan x + 4y = 23
Penyelsaian:
2x + 3y = 21 x1 2x + 3y = 21
x + 4y = 23 x2 2x + 8y = 46
2x + 3y = 21
2x + 8y = 46
-5y = - 25
y=5
2x + 3y = 21
2x + 3(5) = 21
2x + 15 = 21
2x = 21 – 15
2x = 6

5
x=3
Jadi akar-akar persamaan tersebut adalah x= 3 dan y = 5

3. Cara determinan
Secara umum suatu determinan dilambangkan dengan notasi

| | di mana unsur-unsur a, b, d, e mencerminkan bilangan-bilangan

tertentu. Prinsip pengerjaan determinan adalah dengan mengalikan


unsur-unsurnya secara diagonal, dari kiri-atas menurunkan ke kanan-
bawah dan dari kiri-bawah menaiki ke kanan-atas, kemudian
mengurangkan hasil perkalian menaik dari hasil perkalian menurun.

| | | | ( )( )

Untuk determinan berderajat tiga:

| |

Contoh:
2 4
| | (2)(7) (5)( 4) 14 2 34
5 7
3 6 4
|1 2 5|
3 2 7
(3)( 2)(7) (6)(5)(3) (4)(2)(1)
(3)( 2)(4) (1)(6)(7) (3)(5)(2)
42 9 8 24 42 3 8
Dua persamaan dengan dua bilangan
ax + by = c
dx + ey = f
maka pencarian harga-harga variabel x dan varabel y dapat
dihitung sebagai berikut:

6
| |

| |

| |

| |

Contoh:
Carilah nilai variabel-variabel x dan y dari dua persamaan
berikut:
2x + 3y = 21
x + 4y = 23
Penyelsaian:
21 3
| | (21) (4) (23)(3) 84 69 15
23 4 3
2 3 (2)(4) (1)(3) 8 3 5
| |
1 4
2 21
| | (2) (23) (1)(21) 46 21 25
1 23 5
2 3 (2)(4) (1)(3) 8 3 5
| |
1 4

D. PENERAPAN EKONOMI
1. Fungsi Permintaan Dan Fungsi Penawaran
Fungsi permintaan menghubungkan antara variabel harga dengan
variabel jumlah (barang/jasa) yang diminta.
Bentuk umum fungsi permintaan

7
Grafik fungsi permintaan :

Dalam bentuk permintaan diatas terlihat bahwa variabel P ( Harga


/ Price ) dan variabel Q ( Jumlah / Quantity ) mempunyai tanda yang
berlawanan. Ini mencerminkan berlakunya hukum permintaan ,bahwa
apabila harga turun jumlah yang diminta akan naik . Variabel harga
berbanding terbalik dengan variabel jumlah , oleh karena itu kurva
permintaan berlereng negatif.
Sedangkan fungsi penawaran menghubungkan antara variabel
jumlah (barang / jasa) yang ditawarkan.
Bentuk umum fungsi penawaran

Grafik fungsi penawaran :

8
Dalam bentuk persmaan diatas terlihat bahwa variabel P (harga)
dan variabel Q (jumlah) mempunyai tanda yang sama yaitu sama –
sama positif . ini mencerminkan berlakunya hukumnya hukum
penawaran ,bahwa apabila harga turun jumlah yang ditawarkan akan
berkurang .jadi variabel harga berbanding lurus dengan variabel jumlah
,oleh karena itu kurva penawaran berlereng positif.
Rumus-rumus untuk mencari fungsi permintaan dan fungsi
penawaran:

a. = atau =

b. P – P1 = m ( Q – Q1 )
Dimana

c. Syarat harga tertinggi adalah Q = 0

Contoh :
Suatu produk jika harganya Rp 100 maka produk itu terjual 10
unit dan jika harganya Rp 75 terjual 20 unit. Tentukan fungsi
permintaan dan grafiknya !
Penyelesaian :
Diketahui : Q1 = 10 Q2 = 20 P1 = 100 P2 = 75
9
Ditanya : Fungsi permintaan dan grafik
Penyelesaian :
=

Q – 10 = (P – 100)

Q – 10 = 40 - P

Q = 50 - P

2. Keseimbangan Pasar
Pasar suatu barang berada dalam keseimbangan (equlibrium)
apabila jumlah barang yang diminta di pasar tersebut sama dengan
jumlah barang yang ditawarkan
Bentuk umum keseimbangan pasar :

Qd : jumlah permintaan Qs : jumlah penwaran


E : titik keseimbangan Pe : harga keseimbangan
10
Qe : jumlah keseimbangan
Grafik keseimbangan pasar :

3. Pengaruh Pajak terhadap Keseimbangan Pasar


Pengenaan pajak atas sesuatu barang akan mempengaruhi
keseimbangan pasar barang tersebut baik harga keseimbangan dan
jumlah keseimbangan.
Pajak yang dikenakan atas penjualan sesuatu barang menyebabkan
harga jual barang tersebut menjadi lebih mahal. Sebab setelah dikenakan
pajak, produsen akan berusaha mengalihkan beban pajak tersebut
kepada konsumen,yaitu dengan jalan menawarkan harga jual yang lebih
tinggi. Akibatnya harga keseimbangan sebelum pajak,dan jumlah
keseimbangan menjadi lebih sedikit. Pajak yang dikenakan hanya
mempengaruhi fungsi penawaran sehingga fungsi permintaan setelah
dikenakan pajak adalah tetap.
Fungsi permintaan : Pd = a – bQ
Fungsi penawaran sebelum pajak : Ps = a + bQ
11
fungsi penawaran sesudah pajak : Pst = Ps + t
Titik keseimbangan pasar sebelum pajak : E(Qe , Pe)
Harga keseimbangan sebelum pajak : Pe
Jumlah keseimbangan sebelum pajak : Qe
Titik keseimbangan pasar sesudah pajak : Et(Qt , Pt)
Harga keseimbangan sesudah pajak : Pt
Jumlah keseimbangan sesudah pajak : Qt
Penerimaan pajak total oleh pemerintah : T = t . Qt
Besarnya pajak yang ditanggung oleh konsumen : T = (Pt - P) . t
Besarnya pajak yang ditanggung oleh produsen : T = t . Qt - (Pt - P)
.t
Dimana :
T = jumlah penerimaan pajak oleh pemerintah
T = pajak yang ditanggung oleh konsumen
T = pajak yang ditanggung oleh produsen
t = pajak per unit produk
Qt = jumlah keseimbangan setelah dikenakan pajak
Grafik keseimbangan pasar mula-mula dan setelah dikenakan pajak
:

12
Contoh :
Fungsi permintaan suatu produk ditunjukkan oleh P = 15 – Q dan
fungsi penawarannya P = 0,5Q + 3. Produk tersebut dikenakan
pajak oleh pemerintah sebesar Rp 3 per unit.
a. Berapa harga dan jumlah keseimbangan pasar sebelum dan
sesudah kena pajak ?
b. Gambarkan harga dan jumlah keseimbangan sebelum dan
setelah pajak dalam satu grafik !
Penyelesaian :
Diketahui : Pd = 15 – Q Ps = 0,5 Q + 3 t=3
a. Jika Pd = Ps
15 – Q = 0,5 Q + 3
-1,5 Q = -12 maka Q = 8 sehingga P = 15 – 8 = 7
Jadi harga keseimbangan sebelum di kenakan pajak adalah 7 dan
jumlah keseimbangan pasar sebelum dikenakan pajak adalah 8.
Sehingga titik keseimbanganya adalah E (8,7).
Pst = Ps + t
13
Pst = 0,5 Q + 3 + 3 = 0,5 Q + 6
Jika Pd = Pst
15 – Q = 0,5 Q + 6
-1,5 Q = -9 maka Qt = 6 sehingga Pt = 15 – 6 = 9
Jadi jumlah keseimbangan pasar setelah di kenakan pajak adalah 6
dan hrga keseimbangan pasar setelah dikenakan pajak adalah 9.
Sehingga titik keseimbangan pasar setelah di kenakan pajak adalah Et
(6,9).
b. Gambar grafik

4. Keseimbangan Pasar Kasus Dua Komoditi


Permintaan suatu barang seringkali tidak hanya dipengaruhi oleh
harga barang yang bersangkutan, tetapi juga dipengaruhi oleh harga
barang lainnya. Contohnya seperti barang substitusi (kopi dan teh),
barang komplementer (gula dan teh)
Q x = f ( P x , Py ) dan Qy = g ( Py , P x )

14
Ketentuan: Qx bisa berubah menjadi Qdx atau Qsx tergantung jenis
fungsi tersebut fungsi permintaan atau fungsi penawaran dan begitu
pula dengan Px.

Dimana :
Qdx = jumlah permintaan x Qdy = jumlah permintan akan
y
Qsx = jumlah penawaran produk x Qsy = jumlah penawaran produk
y
P x = harga barang x Py = harga barang y

Contoh :
Permintaan akan barang x ditunjukkan oleh persamaan Qdx =10 –
4Px + 2Py , sedangkan penawarannya Qsx = -6 + 6Px. Sementara itu
permintaan akan barang y ditunjukkan oleh persamaan Qdy = 9 + 4Px –
3Py, sedangkan penawarannya Qsy = -3 + 7Py. Berapa harga
keseimbangan yang tercipta di pasar untuk masing-masing barang
tersebut? Dan berapa jumlah keseimbangan pasar yang tercipta untuk
masing-masing barang tersebut?
Pembahasan:
Keseimbangan pasar barang x :
Qdx = Qsx
10 – 4Px + 2Py = -6 + 6Px
-10Px + 2Py = -16 .............(1)
Keseimbnagan pasar barang y :
Qdy = Qsy
9 + 4Px – 3Py = -3 + 7Py
4Px – 10Py = -12 ............(2)
Dari (1) dan (2)
15
-10Px + 2Py = -16 x1 -10Px + 2Py = -16
4Px – 10Py = -12 x 2,5 10Px – 25Py = -30
-23Py = -46
Py = 2
Substitusikan Py = 2 ke persamaan (1)
10Px – 2Py = 16
10Px -2.2 = 16
10Px= 16 + 4
10Px= 20
Px= 2
Subtitusikan Px = 2 ke persamaan Qsx
Qsx = -6 + 6 Px = -6 + 6(2) = 6
Subtitusikan Py = 2 ke persamaan Qsy
Qsy = -3 + 7 Py = -3 + 7 (2) = 11
Jadi harga keseimbangan pasar untuk barang x adalah Rp 2 per unit
dan jumlah keseimbanganya adalah 6 unit. Sedangkan harga
keseimbangan pasar untuk barang y adalah Rp 2 per unit dan jumlah
keseimbanganya adalah 11 unit.

5. Fungsi Biaya dan Fungsi Penerimaan


Biaya total (total cost) yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan
dalam operasi bisnisnya terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya
tetap adalah tidak tergantung pada jumlah barang yang dihasilkan.
Berapapun jumlah barang yang dihasilkan, jumlah biaya tetap senantiasa
tidak berubah.secara matematis biaya tetap bukan merupakan fungsi
jumlah barang yang dihasilkan, ia merupakan sebuah konstanta, dan
kurvanya berupa garis lurus sejajar sumbu jumlah. Sebaliknya biaya
variabel tergantung pada jumlah barang yang dihasilkan. Semakin
banyak jumlah barang yang dihasilkan semakin besar pula biaya
16
variabelnya. Secara matematis biaya variabel merupakan fungsi jumlah
barang yang dihasilkan, kurvanya berupa garis lurus berlereng positif
dan bermula dari titik pangkal.

FC = k
VC = f(Q) = vQ
C = f(Q) = FC +VC = k
+ vQ

Ket :
FC = biaya tetap VC = biaya variabel
C = biaya total k = konstanta
Q = jumlah barang
Grafik fungsi biaya dan penerimaan

Contoh :
Biaya tetap yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan sebesar Rp
20rb, sedangkan biaya variabelnya ditunjukan oleh persamaan VC =
100Q. Tunjukkan persamaan dan kurva biaya toalnya ! berapa biaya total

17
yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut jika ia memproduksi 500
unit output?
Pembahasan:
FC = 20.000
VC = 100Q
C = FC +VC
= 20.000 + 100Q
Jika : Q = 500
C = 20.000 + (500)
= 70.000

Grafik

Penerimaan sebuah perusahaan dari hasil penjualan barangnya


merupakan fungsi dari jumlah barang yang terjual atau diproduksikan.
Semakin banyak barang yang diproduksi dan terjual semakin besar pula
penerimaannya. Penerimaan total adalah hasil kali jumlah barang yang
terjual dengan harga jual per unit barang tersebut.
R = f(Q) = Q

18
Contoh:
Harga jual produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan Rp 200,
00 per unit. Tunjukkan persamaan dan kurva penerimaan total
perusahaan ini. Berapa besar penerimaannya bila terjual barang
sebanyak 350 unit?
Pembahasan:
P = Rp 200,00
Q = 350
R=QxP
= Q x 200
= 200Q
Bila Q = 350,
R = 200(350)
= 70.000
Grafik

19
6. Pendapatan Disposabel

Pendapatan disposabel (disposable income) adalah pendapatan


nasional yang secara nyata dapat dibelanjakan oleh masyarakat.
Pendapatan disposabel dilambangkan dengan Yd. Terdapat dua faktor
yang mempengaruhi pendapatan disposabel, yaitu faktor yang
memperkecil dan faktor yang memperbesar pendapatan disposabel.
Faktor yang memperkecil pendapatan disposabel adalah pajak.
Apabila tidak terdapat pajak maka besar pendapatan disposabel sama
dengan pendapatan nasional tetapi karena terdapat pajak maka besar
pendapatan disposabel lebih kecil dari pendapatan nasional.
Faktor yang memperbesar pendapatan disposabel adalah
pembayaran alihan (tunjangan pensiun, tunjangan hari raya, gajih bulan
ke-13, dll). Karena ada pembayaran alihan maka pendapatan disposabel
lebih besar dari pendapatan nasional.
Sehingga fungsi konsumsiyang riil adalah :

C = a + bYd

Uraian pendapatan disposabel berdasarkan ada tidaknya pajak


dan pembayaran alihan
 Tidak ada pajak maupun pembayaran alihan
Yd = Y
 Ada pajak tapi tidak ada pembayaran alihan
Yd = Y
 Tidak ada pajak tapi ada pembayaran alihan
Yd = Y + R
 Ada pajak dan ada pembayaran alihan

Yd = Y – T + R

20
Contoh :
Fungsi konsumsi masyarakat suatu negara ditunjukkan oleh C = 25
+ 0,5Yd. jika pemerintah menerima pembayaran pajak sebesar 16 dari
masyarakat tetapi juga memberikan pembayaran alihan sebesar 6
kepada warganya, berapa besar konsumsi pada waktu pendapatan
nasional negara tersebut berjumlah 300 ?
Penyelesaian :
C = 25 + 0,5Yd
T = 16
R=6
Yd = Y – T + R → Yd = Y – 16 + 6 → Yd = Y – 10
C = 25 + 0,5(Y – 10)
C = 25 + 0,5Y – 5
C = 20 + 0,5Y
Jika Y = 300 maka :
C = 20 + 0,5(300) →C 2 15 →C 17

7. Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah jumlah seluruh nilai out-put (barang
dan jasa) yang dihasilkan oleh suatu negara selama jangka waktu
tertentu. Perhitungan pendapatan nasional dapat dilakukan dengan tiga
macam pendekatan yaitu pendekatan produksi, pendekatan
pendapatan, pendekatan pengeluaran.
Ditinjau dari pendekatan pengeluaran, pendapatan nasional adalah
jumlah pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh sektor di dalam suatu
negara. Pengeluaran sektor rumah tangga dicerminkan oleh konsumsi
masyarakat (C), pengeluaran sektor badan usaha dicerminkan oleh
investasi yang dilakukan oleh badan-badan usaha (1), pengeluaran
sektor pemerintah dicerminkan oleh pengeluaran pemerintah (G),

21
sedangkan pengeluaran perdagangan internasional dicerminkan oleh
selisih antara ekspor dan impor negara tersebut (X – M).
Dengan demikian pendapatan nasional:
untuk perekonomian 2 sektor
untuk perekonomian 3 sektor
untuk perekonomian 4 sektor

dimana :
Y = pendapatan nasional C = konsumsi masyarakat
I = investasi nasional G = pengeluaran pemerintah
X = ekspor M = impor

Contoh :
Hitunglah pendapatan nasional suatu negara jika diketahui
autonomous consumption masyarakatnya sebesar 500, MPC = 0,8,
investasi yang di lakukan oleh sektor badan usaha sebesar 300 dan
pengeluaran pemerintahnya sebesar 250. Sedangkan nilai ekspor dan
impornya masing-masing 225 dan 175 !
Pembahasan :
a = 500 C = a + bYd Yd = Y – T +R
b = MPC = 0,08 C = 500 = 0,8Y Yd = Y – 0 + 0 = Y
Y = C + I + G + (X – M)
Y = 500 + 0,8Y + 300 + 250 (225 – 175)
Y = 1.100 + 0,8Y
Y – 0,8Y =N1.100
0,2Y = 1.100
Y = 5.500
Jadi pendapatan nasional negara tersebut adalah sebesar 5.500.

22

Anda mungkin juga menyukai