Anda di halaman 1dari 116

MODUL KULIAH

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS

Penyusun:
Mellyza Silvi, S.E, M.Si
Dr. Ronny, S.Kom, M.Kom, M.H

STIE Perbanas Surabaya


2020
STIE Perbanas Surabaya

BAB 1
FUNGSI

LEARNING OUTCOMES
Pada akhir pertemuan ini, diharapkan :
1. Mahasiswa mampu menyusun persamaan fungsi linear
2. Mahasiswa mampu menyusun persamaan fungsi kuadrat
3. Mahasiswa mampu menggambarkan kurva fungsi linear dan fungsi Kuadrat

MATERI:
1. Pengantar
2. Fungsi Linear
3. Fungsi Kuadrat
4. Menggambar kurva fungsi linear dan fungsi kuadrat
5. Latihan soal

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 1


STIE Perbanas Surabaya

A. FUNGSI

Pengertian fungsi :
1. hubungan antara 2 variabel sedemikian rupa, jika nilai salah satu variabel
berubah, maka nilai variabel yang lain juga berubah
2. Himpunan yang anggotanya adalah set pasangan urutnya
Bentuk umum dari fungsi :
y = f(x)
Fungsi yang akan dibahas pada bab ini adalah :
1. Fungsi Linear
2. Fungsi Kuadrat

B. FUNGSI LINEAR

Bentuk umum fungsi linear adalah :


y = a + bx
dengan a, b konstan dimana a ≠ 0
contoh : y = 10 + 2x

Persamaan Linear dapat dibentuk melalui beberapa cara, yaitu:


1. Apabila melalui dua titik,
Apabila diketahui dua titik A dan B dengan koordinat masing-masing A(x1,y1) dan
B(x2,y2), maka rumus persamaan linearnya adalah:
y –y 1 = x – x 1
y2 –y1 x 2 –x 1

misal diketahui titik A (2,3) dan titik B (6,5), maka persamaan liniernya adalah:
y –y 1 = x – x 1
y2 –y1 x 2 –x 1
y–3 = x-2
5-3 6 -2
y-3 = x-2
2 4
4y – 12 = 2x – 4
4y = 2x + 8
y = 2 + 0,5x

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 2


STIE Perbanas Surabaya

2. Metode Satu Titik dan gradien


Dari sebuah titik A (x1, y1) dan gradien (m) dapat dibentuk sebuah persamaan
linier dengan rumus sebagai berikut:
y -y1 = m( x -x1 )
Misal diketahui titik A (2,3) dan kemiringan m=0,5 maka persamaan liniernya
adalah:
y -y1 = m( x -x1 )
y -3 = 0,5( x -2)
y -3 = 0,5x -1
y = 0,5x + 2

Hubungan Dua Garis Lurus


Dua buah (Y1 dan Y2) garis lurus mempunyai empat macam kemungkinan bentuk
hubungan berimpit, sejajar, berpotongan dan tegak lurus:
a. Sejajar, dua buah garis sejajar apabila kemiringan garis yang satu sama
dengan kemiringan garis yang lain (m1 = m2)
Y
Y1 = f(x)

Y2 = f(x)

Dua grafik fungsi linear y1 = a1 +b1x dan y2 = a2 + b2x, akan Sejajar (//) jika b1=
b2 dan a1 ≠ a2

b. Berpotongan, dua buah garis akan berpotongan apabila kemiringan garis yang
satu tidak sama dengan kemiringan garis yang lain (m1 ≠ m2)

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 3


STIE Perbanas Surabaya

Y Y2 = f(x)
Y1 = f(x)

c. Berpotongan Tegak lurus, dua garis akan saling tegak lurus apabila
kemiringan garis yang satu merupakan kebalikan dari kemiringan garis yang lain
dengan tanda yang berlawanan atau m1 x m2 = -1

Y
Y1= f (x)

Y2 = f(x)
X

Berpotongan tegak lurus jika b1.b2= -1

d. Berimpit, dua buah garis akan berimpit apabila persamaan garis yang satu
sama dengan persamaan garis yang lain
Y
Y1= f (x) = Y2

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 4


STIE Perbanas Surabaya

Penggambaran Fungsi Linear


Pada dasarnya, penggambaran fungsi linear dilakukan dengan terlebih dahulu
menentukan titik koordinat dari fungsi linear tersebut, minimal 2 titik koordinat, lalu
menggambarkan garis melewati titik-titik koordinat itu.
Contoh : y = 2x + 10
Dimisalkan, x=0, x=1, sampai x=5, lewat fungsi y = 2x + 10 diperoleh nilai y seperti
tampak pada tabel berikut ini.

X 0 1 2 3 4 5
Y 10 12 14 16 18 20

Berdasarkan titik-titik koordinat tersebut digambarkan garis lurus seperti gambar di


bawah ini.

20 (5,20)

18 (4,18)

16 (3,16)

14 (2,14)

12 (1,12)

10 (0,10)

0 1 2 3 4 5 6 7 x

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 5


STIE Perbanas Surabaya

Contoh Soal dan Jawaban:


Garis lurus K melalui titik A(60,50) dan garis K sejajar dengan grafik y = ½ x +790.

Garis L melalui titik B(10,50) dan garis K berpotongan tegak lurus dengan garis L.
Tentukan persamaan garis K & L.

Jawab:
Persamaan garis K
y = ½ x +790, dan
y = bx + a ---- garis K

Sejajar (//) jika b (gradient K) = ½ (gradient y = ½ x +790), garis K melalui titik A


(60,50)
y – y1 = m (x – x1)
y – 50 = ½ (x – 60)
y = ½ x – 30 + 50
y = ½ x + 20 - garis K

Persamaan garis L
y = ½ x + 20 ┴ y = a + bx (garis L) dan Garis L melalui titik B(10,50)

Berpotongan tegak lurus (┴) jika b x ½ = -1 maka b = -2 (gradient L)


y – y1 = m (x – x1)
y – 50 = -2 (x – 10)
y = -2 x + 20 + 50
y = -2 x + 70 - garis L

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 6


STIE Perbanas Surabaya

Latihan soal:
1. Carilah gradien dan gambarkan persamaan garis berikut:
a. y = 2x -1
b. 2y – 2x + 1 = 0
2. Susunlah persamaan garis lurus yang terbentuk dari dua titik di bawah ini:
a. (3,2) dan (4,2)
b. (-6,-4) dan (10,8)
3. Untuk setiap pasangan titik koordinat dan gradien (m) berikut ini tentukan
persamaan garis lurusnya:
a. (2,6), dan gradien m = 3
b. (5,8), dan gradien m = -2
4. Garis lurus p dan q berpotongan tegak lurus di titik A(10,5). Garis lurus p sejajar
dengan grafik fungsi y= - ½x +5. Tentukan bentuk persamaan garis lurus p dan
garis lurus q.
6. Garis lurus R memotong fungsi kuadrat dengan persamaan y = 5x2 -21x + 18
disuatu titik yang absisnya 1 dan 5. Garis lurus R juga berpotongan tegak lurus
dengan garis lurus S di suatu titik yang orninatnya = 74. Tentukan bentuk
persamaan garis lurus R dan S.
7. Garis lurus K memotong sumbu.y pada y = 25 dan garis K berpotongan tegak
lurus dengan garis L di suatu titik A. Dimana titik A terletak pada grafik fungsi
kuadrat y= -4/5 x2 + 16x -60 dan pada ordinat = 20. Tentukan persamaan garis
lurus K dan garis lurus L
8. Garis lurus p melalui salah satu titik dari grafik fungsi kuadrat y = -x2 + 8x- 7 yang
ordinatnya = 9. Garis lurus p juga memotong grafik fungsi linear y= 2x - 8 di suatu
titik yang ordinatnya = 18. Tentukan bentuk persamaan garis p.

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 7


STIE Perbanas Surabaya

Halaman untuk mengerjakan soal latihan.

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 8


STIE Perbanas Surabaya

Halaman untuk mengerjakan soal latihan.

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 9


STIE Perbanas Surabaya

C. FUNGSI KUADRAT

Bentuk Umum persamaan kuadrat:


y = f(x) = ax2 + bx + c, dimana a ≠ 0
Akar-akar persamaan kuadrat ax + bx + c = 0, dimana a, b, c R dan a 0
dapat ditentukan dengan menggunakan akar-akar persamaan kuadrat atau
rumus abc sebagai berikut:

x1 = atau x2 =

Dari rumus di atas, dapat menentukan rumus jumlah dan hasil kali akar-akar
persamaan kuadrat ax + bx + c = 0 yang dinyatakan dalam koefisien-koefisien
a, b, dan c.
Bagaimana menentukan rumus jumlah dan hasil kali akar-akar persamaan
kuadrat tersebut?
a) Jumlah akar-akar persamaan kuadrat.

x1 + x2
= +

x1 + x2
=

x1 + x2
=

x1 + x2
=
b) Hasil kali akar-akar persamaan kuadrat.

x1 . x2
= .

x1 + x2
=

x1 + x2
= = =

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 10


STIE Perbanas Surabaya

Dari hasil perhitungan di atas, maka diperoleh sifat sebagai berikut:


Jika x1 dan x2 adalah akar-akar persamaan kuadrat ax + bx + c = 0 maka
jumlah dan hasil kali akar-akar persamaan kuadrat dapat ditentukan dengan
rumus:

x1 + x2 = dan x1 . x2 =

Agar memahami dan terampil menggunakan rumus di atas, perhatikanlah


beberapa contoh di bawah ini!
Contoh 1:
Jika x1 dan x2 adalah akar-akar persamaan kuadrat x – 3x + 2 = 0, maka tanpa
harus menyelesaikan persamaannya terlebih dulu, hitunglah:
a. x1 + x2
b. x1 . x2
c. x1 + x2
Jawab:
x – 3x +2 = 0, berarti a = 1, b = -3, dan c = 2.
a. x1 + x2 =
= = =3

b. x1 . x2 =
= =2

c. Untuk menghitung nilai x1 + x2 kita harus mencarinya terlebih dulu sebagai berikut:
(x1 + x2) = x1 + 2x1.x2 + x2
(x1 + x2) - 2x1.x2 = x1 + x2
atau x1 + x2 = (x1 + x2) - 2x1.x2

= 32 - 2. 2

=9-4=5

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 11


STIE Perbanas Surabaya

Contoh 2:
Akar-akar persamaan kuadrat 2x +5x – 6 = 0 adalah p dan q. Tanpa harus
menyelesaikan persamaannya terlebih dulu, hitunglah nilai:
a. p + q
b. p . q
c. p + q
d. (p – q)

Jawab:

2x + 5x – 6 = 0, berarti a = 2, b = 5, dan c = -6.

a. p + q = -5/2 = -2
b. p . q = -6/2 = -3
c. Dari jawaban soal nomer 1 bagian c dapat ketahui bahwa:

x1 + x2 = (x1 + x2) - 2x1.x2


p + q = (p + q) – 2pq

= = = = 12

d. (p-q) = p – 2pq +q
= p + q – 2pq

karena p + q = (p + q) – 2pq, maka:


(p – q) = (p + q) – 2pq – 2pq
= (p + q) – 4pq

= = = + 12 = 18

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 12


STIE Perbanas Surabaya

Menggambar Sketsa Grafik Fungsi Kuadrat Secara Umum


Kali ini akan dipelajari materi tentang menggambar sketsa grafik fungsi kuadrat
secara umum. Untuk lebih jelasnya, marilah kita perhatikan penjelasan berikut.
Misalkan suatu fungsi kuadrat ditentukan dengan persamaan:
f(x)= ax + bx + c (a 0), a, b, c, R.
Grafik fungsi kuadrat itu adalah sebuah parabola dengan persamaan
y = ax + bx + c.
Untuk menggambar sketsa grafik fungsi kuadrat secara umum, dapat digunakan
langkah-langkah sebagai berikut:
(i). titik potong grafik dengan sumbu x dan sumbu y.
(ii). titik balik atau titik puncak parabola.
(iii). Persamaan sumbu simetri.

Untuk lebih jelasnya, marilah kita pelajari materi di bawah ini.


1. Titik Potong Grafik dengan Sumbu X dan Sumbu Y
a. Titik Potong Grafik dengan Sumbu X
Titik potong grafik dengan sumbu X diperoleh jika y = 0, sehingga
ax + bx + c = 0 merupakan kuadrat dalam x. Akar-akar persamaan kuadrat
itu merupakan absis titik-titik potongnya dengan sumbu x. Nilai diskriminan
persamaan kuadrat ax + bx + c = 0, yaitu D = b - 4ac menentukan banyak
titik potong grafik dengan sumbu x.
1. Jika D>0, maka grafik fungsi f memotong sumbu x di dua titik yang
berlainan.
2. Jika D=0, maka grafik fungsi f memotong sumbu x di dua titik yang
berimpit. Dalam hal ini, grafik fungsi f dikatakan menyinggung sumbu
x
3. Jika D<0, maka grafik fungsi f tidak memotong maupun menyinggung
sumbu x.

b. Titik Potong Grafik dengan Sumbu Y


Titik potong grafik dengan sumbu y diperoleh jika x = 0, sehingga
y = a(0) + b(0) + c = c. Jadi, titik potong grafik dengan sumbu y adalah (0,c)

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 13


STIE Perbanas Surabaya

2. Titik Balik atau Titik Puncak dan Persamaan Sumbu Simetri


Titik balik atau titik puncak suatu parabola dapat ditentukan dengan mengubah
bentuk kuadrat pada ruas kanan persamaan parabola menjadi bentuk kuadrat
sempurna. Dari bentuk kuadrat itu selanjutnya dapat pula ditentukan sumbu
simetrinya.

Untuk parabola
y = x + 2x
y = x + 2x + 1 - 1
y = (x + 1) - 1
Oleh karena itu bentuk (x+1) selalu bernilai positif atau sama dengan nol untuk x
R, maka nilai terkecil (minimum) dari (x+1) adalah 0. Dengan demikian, y =
(x+1) - 1 mempunyai nilai minimum -1, dan nilai itu dicapai jika (x+1) = 0 atau
x = -1.
Jadi, titik balik atau titik puncak minimum parabola y = (x+1) - 1 adalah (-1,-1)
dan persamaan sumbu simetrinya adalah x = -1.
Untuk parabola pada contoh 2
y = -x + 4x + 5
y = -(x - 4x) + 5
y = -(x - 4x + 4) + 4 + 5
y = -(x - 2) + 9
Oleh karena itu bentuk -(x-2) selalu bernilai negatif atau sama dengan nol untuk
x R, maka nilai terbesar (maksimum) dari -(x-1) adalah 0. Dengan demikian, y =
-(x-2) + 9 mempunyai nilai maksimum 9, dan nilai itu dicapai jika -(x-2) = 0 atau
x = 2.
Jadi, titik balik atau titik puncak maksimum parabola y = -(x-2) +9 adalah (2,9)
dan persamaan sumbu simetrinya adalah x = 2.

Untuk a>0:

Maka bentuk a(x + ) selalu bernilai positif atau sama dengan nol untuk semua

x R, sehingga nilai terkecil (minimum) dari a(x + ) adalah 0. Dengan

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 14


STIE Perbanas Surabaya

demikian, y = a(x + ) - mempunyai nilai minimum - , dan nilai itu

dicapai jika a(x + ) = 0 atau x + = 0 atau x = - .

Jadi titik balik minimum parabola y=a(x+ ) - adalah (- ,- ).

Untuk a<0:

Maka bentuk a(x + ) selalu bernilai negatif atau sama dengan nol untuk semua

x R, sehingga nilai terbesar (maksimum) dari a(x + ) adalah 0. Dengan

demikian, y = a(x+ ) - mempunyai nilai maksimum - , dan nilai itu

dicapai jika a(x + ) = 0 atau x + = 0 atau x = - .

Jadi titik balik maksimum parabola y=a(x+ ) - adalah (- ,- ).

Dari penjelasan di atas, maka dapat kita ambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Parabola y = ax + bx +c (a 0), a, b, c, R mempunyai titik balik

(- ,- )
(i). Jika a>0, maka titik baliknya adalah titik balik minimum atau parabola
terbuka ke atas.
(ii). Jika a<0, maka titik baliknya adalah titik balik maksimum atau parabola
terbuka ke bawah.

2.
Persamaan sumbu simetri parabola y = ax + bx + c adalah garis x= -

Selanjutnya, berdasarkan penjelasan di atas ada beberapa kemungkinan sketsa


grafik fungsi kuadrat f(x) = ax + bx + c jika ditinjau dari nilai a dan nilai diskriminan D
= b - 4ac yaitu:

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 15


STIE Perbanas Surabaya

-
jika a>0 maka parabola terbuka ke atas atau mempunyai titik balik minimum
-
jika a<0 maka parabola terbuka ke bawah atau mempunyai titik balik maksimum
jika D> 0 maka parabola memotong sumbu x di dua titik yang berlainan
-
jika D= 0 maka parabola memotong sumbu x di dua titik yang berimpit atau
-
parabola menyinggung sumbu x
jika D<0 maka parabola tidak memotong dan tidak menyinggung sumbu x
-

Secara geometris seperti diperlihatkan pada gambar di bawah ini.

Untuk lebih memahami dan terampil menggambar sketsa grafik fungsi kuadrat
secara umum, marilah kita simak beberapa contoh di bawah ini.

Contoh 1:
Gambarkan sketsa grafik fungsi kuadrat f(x) = x - 4x - 5.
Jawab:
Grafik fungsi kuadrat f(x) = x - 4x - 5 adalah sebuah parabola dengan persamaan y
= x - 4x - 5, berarti a=1, b= -4, dan c= -5.
(i) Titik potong grafik dengan sumbu x, dan sumbu y.
a). Titik potong grafik dengan sumbu x, diperoleh jika y = 0.
Ini berarti: x - 4x - 5 = 0
(x + 1)(x - 5) = 0

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 16


STIE Perbanas Surabaya

x + 1 = 0 atau x - 5 = 0
x = 0 - 1 atau x = 0 + 5
x = -1 atau x = 5
Jadi, titik potongnya dengan sumbu x adalah (-1,0) dan (5,0).
b). Titik potong grafik dengan sumbu y, diperoleh jika x = 0.
Ini berarti: y = (0) – 4(0) - 5 = 0-0-5 = - 5
Jadi, titik potongnya dengan sumbu y adalah (0,-5)

(ii) Koordinat titik balik

P= (- ,- ) =( )

P= ( ) = (2,-9)
Oleh karena a = 1>0, maka p merupakan titik balik minimum sehingga
parabolanya terbuka ke atas

(iii) Persamaan sumbu simetri adalah x = - =- = =2


(iv) Dari uraian di atas, maka sketsa grafik fungsi kuadrat f(x) = x - 4x - 5 seperti
Gambar di bawah ini.

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 17


STIE Perbanas Surabaya

Contoh 2:
Gambarkan sketsa grafik fungsi kuadrat f(x) = -x + 2x - 1
Jawab:
Grafik fungsi kuadrat f(x) = -x + 2x - 1 adalah sebuah parabola dengan persamaan
y = -x + 2x - 1, berarti a = -1, b = 2, dan c = -1.
(i) Titik potong grafik dengan sumbu x, dan sumbu y.
a). Titik potong grafik dengan sumbu x, diperoleh jika y = 0.
Ini berarti: -x + 2x - 1 = 0 (kedua ruas dikalikan -1)
x - 2x + 1 = 0
(x - 1)(x - 1) = 0
x - 1 = 0 atau x - 1 = 0
x = 0 + 1 atau x = 0 + 1
x = 1 atau x = 1
Jadi, titik potongnya dengan sumbu x adalah (1,0) atau grafik menyinggung
sumbu x di titik (1,0).
b). Titik potong grafik dengan sumbu y, diperoleh jika x = 0.
Ini berarti: y = -(0) + 2(0) - 1
y = 0+0-1 = -1
Jadi, titik potongnya dengan sumbu y adalah (0,-1)
(ii) Koordinat titik balik

P= (- ,- ) =( )

P= ( ) = (1,0)

Oleh karena a = -1<0, maka p merupakan titik balik maksimum sehingga


parabolanya terbuka ke bawah

(iii) Persamaan sumbu simetri adalah x = - =- = - =1


(iv) Dari uraian di atas, maka sketsa grafik fungsi kuadrat f(x) = -x + 2x - 1 seperti
Gambar berikut ini.

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 18


STIE Perbanas Surabaya

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 19


STIE Perbanas Surabaya

Soal Latihan:
Tentukan akar-akar persamaan soal No. 1 – 6:
1. x2 -2x -8=0
2. x2 + 25x + 100=0
3. -x2 + 6x -5 =0
4. 3x2+4x+1=0
5. 2x2-4x+1=0
6. X2 -19X +84 =0
7. Akar-akar persamaan kuadrat 2x - 25x - 63 = 0 adalah p dan q. Tanpa harus
menyelesaikan persamaanya terlebih dulu, hitunglah nilai:
a. p + q
b. p . q
c. p + q
e. (p – q)
8. Gambarlah grafik parabola dari fungsi y= -x2 + 20x – 75
9. Gambarlah grafik parabola dari fungsi y= x2 – 2x - 24

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 20


STIE Perbanas Surabaya

Halaman untuk mengerjakan soal latihan

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 21


STIE Perbanas Surabaya

Halaman untuk mengerjakan soal latihan

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 22


STIE Perbanas Surabaya

BAB 2
FUNGSI PERMINTAAN DAN
FUNGSI PENAWARAN

LEARNING OUTCOMES
Pada akhir pertemuan ini, diharapkan :
1. Mahasiswa mampu menyusun persamaan fungsi permintaan
2. Mahasiswa mampu menyusun persamaan fungsi penawaran
3. Mahasiswa mampu menggambarkan persamaan fungsi Permintaan dan
persamaan fungsi penawaran
4. Mahasiswa mampu menentukan keseimbangan pasar
5. Mahasiswa mampu menentukan besar excess demand dan excess supply
6. Mahasiswa mampu menggambarkan kurva yang menunjukkan adanya excess
demand dan excess supply

MATERI:
1. Pengetian fungsi permintaan
2. Kurva fungsi permintaan
3. Pengertian fungsi penawaran
4. Kurva fungsi penawaran
5. Menggambar kurva fungsi Permintaan dan kurva fungsi penawaran
6. Keseimbangan Pasar (Market Equilibrium)
7. Kelebihan Permintaan (Excess Demand)
8. Kelebihan Penawaran (Excess Supply)
9. Latihan soal

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 23


STIE Perbanas Surabaya

A. FUNGSI PERMINTAAN

Fungsi Permintaan dan Fungsi penawaran mengandung variabel berupa harga dan
jumlah barang. Adapun hubungan antara kedua variabel tersebut di bahas dalam
materi fungsi permintaan dan penawaran berikut ini.

Pengertian Fungsi Permintaan


Fungsi permintaan adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara variabel
harga (P) dengan variabel jumlah barang (Q) yang diminta. Fungsi permintaan
sesuai dengan hukum permintaan yang menyatakan bahwa bila harga naik maka
jumlah permintaan turun, dan bila harga turun maka jumlah permintaan naik.
Dengan demikian, hubungan antara harga barang dengan jumlah barang yang
diminta adalah negatif atau berbanding terbalik. Bentuk umum fungsi permintaan
adalah:
D : Q = f(P) atau P = f(Q)
Dapat juga dinyatakan dalam Q = a –bP atau P = a- bQ
Dimana : Q = jumlah barang yang diminta
P = harga barang per unit
a= konstanta
b = gradien

Adapun syarat mutlak fungsi permintaan adalah:


a. Nilai a harus positif (+)
b. Nilai b harus negatif (-)

Untuk menentukan fungsi permintaan atau fungsi penawaran dapat dicari dengan
menggunakan rumus:

P - P1 = Q – Q1
P2 – P 1 Q 2 – Q 1

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 24


STIE Perbanas Surabaya

Hukum Permintaan
Semakin turun tingkat harga (1), maka semakin banyak jumlah barang yang diminta
konsumen (2), dan sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin sedikit jumlah
yang diminta konsumen.
P
Demand = D : P= f(Q) atau Q = f (P)

1
2
Q

Kurva Fungsi Permintaan (Demand Function)


Kurva Fungsi permintaan dapat dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut:
a. Persamaan linear, yaitu sebagai berikut:
P
Demand = D : P= f(Q) atau Q = f (P)

Contoh:
Jika harga barang Rp80,00 per unit, maka jumlah permintaan 10 unit. Dan jika harga
barang Rp60,00 per unit, maka jumlah permintaan 20 unit. Tentukan persamaan
fungsi permintaan dan gambarkan kurvanya!
Jawab :
P1 = Rp. 80/unit Q1 = 10 unit , disebut titik A (10, 80)
P2 = Rp. 60/unit Q2 = 20 unit , disebut titik B (20, 60)

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 25


STIE Perbanas Surabaya

P - P1 = Q – Q1 P
P2 – P1 Q2 – Q1

P - 80 = Q – 10
60 –80 20 – 10
80 A (10,80)
P - 80 = Q – 10
-20 10
10(P - 80) = -20 (Q – 10)
10P – 800 = -20Q + 200 60 B (20,60)
10P = -20Q + 200 + 800
10P = -20Q + 1000
P = -2Q + 100

Atau 2Q = 100 – P
Q = 50 – ½ P
0 10 20

b. selain persamaan linear, fungsi permintaan dapat juga dinyatakan dalam


Persamaan kuadrat sebagai berikut:

P
Demand = D : P= f(Q) Demand = D : P= f(Q)
atau Q = f (P)

0 Q 0 Q

Dari kurva berbentuk fungsi kuadrat ini, hukum permintaan hanya dipenuhi oleh
garis yang tidak putus-putus, sedangkan garis putus-putus menunjukkan tidak
memenuhi hukum permintaan.

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 26


STIE Perbanas Surabaya

B. FUNGSI PENAWARAN

Fungsi Penawaran (Supply Function)


Fungsi penawaran adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara harga (P)
dengan jumlah barang (Q) yang ditawarkan. Fungsi penawaran harus sesuai
dengan hukum penawaran yang menyatakan bahwa Bila harga barang naik, maka
jumlah penawarannya bertambah dan bila harga barang turun, maka jumlah
penawarannya berkurang.
Dengan demikian, hubungan antara harga barang dengan jumlah barang
yang ditawarkan adalah positif atau berbanding lurus. Bentuk umum fungsi
penawaran adalah fungsi Supply S : Q = f(P) atau P = f(Q).

Hukum Penawaran:
Semakin tinggi harga (1), maka semakin banyak jumlah barang yang bersedia
ditawarkan (2). Sebaliknya, semakin rendah tingkat harga maka semakin sedikit
jumlah barang yang bersedia ditawarkan.
P
S : Q = f(P) atau P = f(Q)

(2)
(1)
Q

Grafik Fungsi Penawaran dapat dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut:


a. Persamaan Linear
P
S : Q = f(P) atau P = f(Q)

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 27


STIE Perbanas Surabaya

Contoh :
Pada saat harga Jeruk Rp. 5.000 perKg, Toko X menawarkan jeruk tersebut
sebanyak 1000Kg, tetapi pada saat harga jeruk meningkat menjadi Rp. 7.000 Per
Kg, toko X menawarkan jeruk menjadi 1200Kg, buatlah fungsi penawarannya ?

Jawab:
P1 = Rp. 5.000 Q1 = 1000 Kg
P2 = Rp. 7.000 Q2 = 1200 Kg
untuk menentukan fungsi penawarannya maka digunakan rumus persamaan garis
melalui dua titik, yakni :
y - y1 = x - x1
y2 - y1 x2 - x1

dengan mengganti x = Q dan y = P maka didapat,


P - P1 = Q - Q1
P2 - P 1 Q2 - Q 1

Mari kita masukkan data di atas kedalam rumus :


P - 5.000 = Q – 1000
7.000 - 5.000 1200 - 1000

P - 5.000 = Q – 1000
2.000 200

200 (P - 5.000) = 2.000 (Q - 1000)


200P - 1.000.000 = 2000Q - 2.000.000
200P = 2000Q - 2.000.000 + 1.000.000
200P = 2000Q - 1.000.000
P = ( 2000Q - 1.000.000 ) : 200
P = 10Q - 5.000

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 28


STIE Perbanas Surabaya

b. Persamaan Kuadrat

S : Q = f(P) atau P = f(Q)

0 Q

Dari kurva berbentuk fungsi kuadrat ini, hukum penawaran hanya dipenuhi oleh garis
yang tidak putus-putus, sedangkan garis putus-putus menunjukkan tidak memenuhi
hukum penawaran.

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 29


STIE Perbanas Surabaya

Latihan Soal Fungsi Permintaan dan Fungsi Penawaran:


1. Pada saat harga mangga Rp. 5.000 perKg permintaan akan mangga tersebut
sebanyak 1000Kg, tetapi pada saat harga mangga meningkat menjadi Rp.
7.000 Per Kg permintaan akan mangga menurun menjadi 600Kg, buatlah
fungsi permintaan ?
2. Pada saat harga nenas Rp. 3.000 perbuah toko X hanya mampu menjual nenas
sebanyak 100 buah, dan pada saat harga nenas Rp. 4.000 perbuah toko X
mampu menjual nenas lebih banyak menjadi 200 buah. Buatlah fungsi
penawarannya?
3. Terdapat dua fungsi untuk bawang putih yakni Q = 5600 – 0,48P, dan Q = -50 +
0,05P, dimana Q dalam satuan Kg.
Ditanyakan:
a. Yang manakah fungsi permintaan dan fungsi penawaran?
b. Berapakah harga permintaan bawang putih untuk 2000 kg?

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 30


STIE Perbanas Surabaya

Halaman untuk mengerjakan soal latihan Fungsi Permintaan dan Fungsi Penawaran

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 31


STIE Perbanas Surabaya

Halaman untuk mengerjakan soal latihan Fungsi Permintaan dan Fungsi Penawaran

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 32


STIE Perbanas Surabaya

C. KESEIMBANGAN PASAR
(MARKET EQUILIBRIUM)

Pasar didefinisikan sebagai pertemuan antara permintaan (demand) dan


penawaran (supply), atau pertemuan antara pembeli dan penjual.
Interaksi antara permintaan dan penawaran akan menghasilkan harga dan kuantitas
keseimbangan, yaitu merupakan harga dan kuantitas yang disepakati oleh pihak
pembeli dan penjual.
Pada pasar, terjadi interaksi (tarik menarik) antara permintaan dan
penawaran, sehingga pada suatu harga tertentu jumlah barang dan jasa yang
ditawarkan sama dengan jumlah barang dan jasa yang diminta. Pada kondisi ini
dinamakan market equilibrium (ekuilibrium pasar) atas barang dan jasa tersebut.
Interaksi permintaan dan penawaran (QD = QS) pada titik keseimbangan
(Equilibrium) akan menciptakan harga keseimbangan (PE) dan kuantitas
keseimbangan (QE).

P = harga

QS = a + b P
P1

P0 E = market equilibrium

P2 QD = m + n P

0 Q0 Q (Unit)

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 33


STIE Perbanas Surabaya

Keseimbangan pasar adalah suatu kondisi dimana ditandai dengan tidak terjadinya
kelebihan penawaran (excess supply) karena harga terlalu tinggi atau kelebihan
permintaan (excess demand) karena harga terlalu rendah.
Secara matematik, QS = QD
Sedangkan secara grafis terjadi pada titik potong antara kurva permintaan dengan
kurva penawaran

Contoh :
Fungsi permintaan pasar QD = 60 – 10P dan fungsi penawaran QS = -15 + 5P.
Tentukan titik keseimbangan pasar.
Jawaban:
QD = QS
60 – 10P = -15 + 5P
-15P = -75
P = Rp 5
Masukan harga keseimbangan kedalam salah satu fungsi, maka akan ditemukan Q
keseimbangan:
QD = 60 – 10 (5)
Q = 10 unit
Maka Titik keseimbangan pasar (Market Equilibrium) adalah (10, 5)

QS = -15 + 5P

E (10,5)

QD = 60 – 10P

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 34


STIE Perbanas Surabaya

D. EXCESS DEMAND DAN EXCESS SUPPLY

Excess Demand adalah banyaknya barang yang diminta lebih besar


daripada banyaknya barang yang ditawarkan (QD > QS). Sedangkan besarnya
excess demand adalah selisih antara QD dengan QS atau (QD - QS).
Jika digambarkan dalam kurva adalah sebagai berikut:

Price
S Excess Demand = QD - QS

PE

P1

Excess Demand
D
Q1 QE Q2 Q

Excess Supply adalah banyaknya barang yang ditawarkan lebih besar


daripada banyaknya barang yang diminta (QS > QD). Sedangkan besarnya excess
supply adalah selisih antara QS dengan QD atau (QS – QD).
Jika digambarkan dalam kurva adalah sebagai berikut:
Excess Supply = QS – QD
Price
Excess supply S

P1

PE

D
Q1 QE Q2 Q

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 35


STIE Perbanas Surabaya

Contoh :
Fungsi permintaan dan fungsi penawaran suatu barang adalah :
D : Q= -4P + 640 dan S : P = ½ Q + 70
Selanjutnya tentukan :
a. titik market equilibriumnya
b.besarnya tingkat harga per unit yang menimbulkan besarnya excess demand
sebesar 60 unit
c.besarnya tingkat harga per unit yg menimbulkan besarnya excess supply sebesar
120 unit
d. besarnya excess pada harga per unit 100

Jawaban:
a) Market equilibriumnya
Q= -4p + 640 dan p = ½ Q + 70
Q= -4 (½ Q + 70) + 640
Q= -2Q – 280 + 640
Q= -2Q + 360
3Q= 360
Q= 120
p = ½ Q + 70
p = ½ (120) + 70
p = 130
Titik market equilibrium adalah (120,130)
b. tingkat harga per unit yang menimbulkan besarnya excess demand sebesar 60
unit
Ed = Qd – Qs
60 = (-4p + 640) – (2p-140)
60 = -4p + 640 - 2p + 140
60 = -6p + 780
6p = 780 – 60
p = 720/6
p = 120

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 36


STIE Perbanas Surabaya

c. tingkat hrg per unit yg menimbulkan besarnya excess supply sebesar 120
unit
Es = Qs – Qd
120 = (2p - 140) – (-4p + 640)
120 = 6p - 780
900 = 6p
p = 150
d. Besarnya excess pada harga per unit 100
D : Q = -4p + 640
= -400+640
= 240
S : Q = 2P - 140
=2(100) - 140
= 60

Karena Qd > Qs sehingga Ed = 240 – 60 = 180

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 37


STIE Perbanas Surabaya

Latihan soal:
1. Jika diketahui persamaan fungsi permintaan dan persamaan fungsi penawaran
terhadap suatu jenis barang ialah sebagai berikut
P = 2Q + 60
P = -Q + 270
a. Tentukan mana yang merupakan persamaan fungsi permintaan dan yang
persamaan fungsi penawaran
b. tentukan market equilibrium (ME)
c. Gambar kedua kurva tersebut, dan tunjukkan titik ME

2. Permintaan dan penawaran barang Q ditunjukkan oleh fungsi sebagai berikut


D : Q = 270 – 0,5P dan S: P = Q2 + 4Q + 20.
a. Tentukan Market Equilibrium
b. Gambarkan kurva supply dan demand

3. Fungsi permintaan dan fungsi penawaran suatu barang berbentuk linear. Pada
harga per unit Rp. 80, jumlah barang yang diminta sebanyak 120 unit, dan terjadi
excess demand sebesar 60 unit. Setelah barang mengalami kenaikan sebesar
50% dr harga sebelumnya jumlah barang yang ditawarkan mengalami kenaikan
sebesar 80 unit dan terjadi ecxess supply sebesar 60 unit.
Tentukan bentuk persamaan fungsi permintaan dan fungsi penawaran.

4. Diket fungsi D : P= -2Q + 100 dan S : P = Q + 10. Selanjutnya tentukan :


a. Market equilibriumnya
b. Besarnya excess pada saat harga barang sebesar Rp 60
c. Besarnya harga (p) pada saat terjadi excess demand sebesar 30 unit
d. Besarnya harga (p) pada saat terjadi excess supply sebesar 75 unit
e. Gambarkan kurvanya

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 38


STIE Perbanas Surabaya

Lembar untuk mengerjakan soal latihan

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 39


STIE Perbanas Surabaya

Lembar untuk mengerjakan soal latihan

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 40


STIE Perbanas Surabaya

BAB 3
DIFFERENSIAL & INTEGRAL

LEARNING OUTCOMES
Pada akhir pertemuan ini, diharapkan :
1. Mahasiswa mampu menentukan bentuk differensial dari suatu persamaan
2. Mahasiswa mampu menentukan bentuk integral tak tentu dan integral tertentu
dari suatu persamaan
3. Mahasiswa mampu mengaplikasikan rumus Differensial & Integral dalam ilmu
ekonomi

MATERI:
1. Rumus Differensial
2. Rumus Integral bentuk tak tentu
3. Integral bentuk tertentu
4. Aplikasi differensial dan integral
5. Latihan soal

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 41


STIE Perbanas Surabaya

A. DIFFERENSIAL

Untuk menyelesaikan differensial dapat menggunakan rumus-rumus dasar,


diantaranya adalah:

1. Y = c, maka y’ = 0
contoh: y= 5 maka y’ = 0

2. Y = ax, maka y’ = a
contoh: y = 5x, maka y’ = 5

3. Y = axn, maka y’ = anxn-1


contoh: y = 5x2, maka y’ = 10x

4. Y = u ± v, maka y’ = u’ ± v’
contoh: y = (2x+5) – (x2+2x)
y’ = (2) – (2x+2)
y’ = 2 – 2x – 2 = -2x

5. Y = u.v, maka y’ = u’v + uv’


contoh: y = (2x+5)(x2+2x)
y’= (2)(x2+2x) + (2x+5)(2x+2)
y’= 2x2+4x +4x2+10x+4x+10
y’= 6x2+18x+10

6. Y = un maka y’ = n . un-1. u’
contoh: y = (3x+5)4
y’= 4(3x+5)3(3)
y’= 12(3x+5)3

7. Y = u
v
y’ = u’v – uv’
v2

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 42


STIE Perbanas Surabaya

Contoh:
Y = (2x+5)
(3x+1)

y’ = 2(3x+1) – (2x+5)3
(3x+1)2

8. Y = ex maka y’ = ex
Contoh: Y = e2 maka y’ = e2

9. Y = eu maka y’ = u’ . eu
Contoh: Y = e(2x+1) maka y’ = 2 . e(2x+1)

10. Y = ax maka y’ = ax . Ln a
Contoh: Y = 3x maka y’ = 3x . Ln 3

11. Y = Ln x maka y’ = 1/x

12. Y = Ln u, maka y’ = u’
u
Contoh: y = Ln (2x+1), maka y’ = 2
2x+1

13. Fungsi Parameter


x = f(t) = 3t3 + 9t2
dx/dt = f ’(t) = 9t2 + 18t
y = g(t) = 5t2 – 3t -6
dy/dt = g‘(t) = 10t -3
Y’ = dy = dy/dt = dy . dt = dy
dx dx/dt dt dx dx

Y’ = g’(t) = 10t – 3
f ’(t) 9t2 + 18t

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 43


STIE Perbanas Surabaya

B. INTEGRAL

Integral Tak Tentu


Notasi/lambang untuk menyatakan integral adalah . Misalkan F(x)
menyatakan fungsi dalam x, dengan f(x) turunan dari F(x) dan c konstanta
berupa bilanan real sembarang, maka notasi integral tak tentu dari f(x) adalah

 f ( x) dx  F ( x)  c

Rumus dasar integral tak tentu :


1. ∫ dx = x + c
2. ∫ a . dx = ax + c
3. ∫ x n . dx = 1 x n+1 + c → (n ≠ - 1)
n+1
4. ∫ dx = ln │x│+ c → x > 0
x
5. ∫ ex dx = ex + c → ∫ eax . dx = 1 eax + c
a
6. ∫ ax . dx = ax +c
ln a

7. ∫ (U ± V) dx = ∫ U dx ± ∫ V dx

8. ∫ a . f(x) dx = a ∫ f(x) .dx + c → a bilangan konstan


9. ∫ dx = 1 ln │ax + b│+ c
ax + b a

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 44


STIE Perbanas Surabaya

C. INTEGRAL TERTENTU
Integral tertentu adalah integral dari suatu fungsi yang nilai-nilai variabel
bebasnya memiliki batas-batas tertentu.
Rumus dasar integral tertentu

 f ( x ) dx  F ( x ) b
a
a
 F (b )  F ( a )

Contoh 1.:
2

 2x
3
 x dx  12 x 4  12 x 2
1 1
 12 ( 2 ) 4  12 ( 2 )  { 12 (1) 4  12 (1)}
 8  1  { 12  12 }  8
atau
2 2
3
 2 x  x dx 
1
2
x 4  12 x
1 1
 1
2
( 2 4  14 )  12 ( 2  1)
 1
2
(15 )  12 (1)  8
Bentuk umum integral tertentu adalah:
b
 f ( x)dx = F(b) – F(a)
a
Contoh 2. :
2
2
Hitung  ( 4 x  6 x ) dx =
1
Jawab :
2 2
2
2
2
2  x2 
2  x3 
 (4 x  6 x )dx  4  xdx  6  x dx = 4  2   6 3 
1 1 1   1   1
 4 1 8 1
= 4     6   =  12
 2 2  3 3

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 45


STIE Perbanas Surabaya

Integral tertentu dalam menghitung luas bidang datar:

Integral tertentu dapat juga digunakan untuk menghitung luas area yang
terletak di antara kurva y = f(x) dan sumbu horizontal (sumbu x) dalam rentang
wilayah x = a dan x = b.

RUMUS DASAR LUAS DAERAH


b Batas-batasnya ada pada sumbu-x

L  Y dx
a

Berikut beberapa model menghitung Luas Daerah


1. Luas daerah yang di batasi oleh kurva y = f(x)  0 ; sb-x ; garis x = a ; garis x = b
y
f(x)

a b x

b
L   f ( x ) dx
a

2. Luas daerah yang dibatasi oleh kurva


y = f1(x) ; y = f2(x) yang berpotongan pada titik yang berabsis a dan b
y = f2(x)

y = f1(x)

x
a b
Rumus:
b
L  { f2 (x)  f 1 ( x )} dx
a

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 46


STIE Perbanas Surabaya

Luas daerah yang diarsir


Adalah:
b

Y1 = f(x) ∫ Y2 – Y1 dx =
a

Y2 = f(x)

a b

Dalam integral tak tentu:

∫ f(x) dx = F(x) + k
Jika ingin mendapatkan hasil integrasi tersebut untuk rentang wilayah terentu, yaitu
antara x = a dan x = b dimana a< b, maka x dapat disubstitusikan dengan nilai a
dan b sehingga ruas kanan persamaan integral diatas menjadi:
{F(b) + k } - {F(a) + k } = F(b) – F(a)

Menghitung Luas Daerah yang dibatasi sebuah kurva dalam interval tertentu.
Langkah-langkahnya:
a. Tentukan daerah yang diminta dengan menggambar daerahnya
b. Perhatikan daerah yang dimaksud untuk menentukan batas-batas
integrasinya
c. Tentukan rumus luas yang akan digunakan
d. Hitung nilai integral sebagai hasil luas daerah.

Contoh 1.: Tentukan luas daerah antara kurva y  x 2  3x dan y = 2x + 2 !


Penyelesaian :
Titik potong kedua kurva yaitu :
x 2  3x  2 x  2  x  2( x  1)  0  x  2 atau x  1

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 47


STIE Perbanas Surabaya

Y Luas daerah yang diarsir

-2 1
0 X

 (2 x  2)  ( x 
1 1
1
L 2
 3 x) dx   (2  x  x 2 ) dx  4 satuan luas.
2 2 2

Contoh 2. :
Hitunglah luas daerah tertutup yang dibatasi kurva y1 = x2 dan garis y2 = 2 - x
Jawab :
a. Gambar daerahnya
b. Tentukan titik potong kedua kurva y1 = y2 → x2 = 2 – x → x2 + x – 2 = 0 →
(x + 2)(x – 1) = 0 diperoleh x = -2 dan x = 1, maka batas daerahnya dari -2 s.d 1

y  2x y

3 y  x2

1
x
-3 -2 -1 0 1 2

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 48


STIE Perbanas Surabaya

Latihan Soal:
1. Tentukan hasil differensial dari:
a. y = (2x2 – 3x + 1)5
3Error! Reference source not found.

b. Y = e(3x-2) + Ln x – ax

c. y = (4x2 – x + 1)2
2x-3
Error! Reference source not found.
2. Tentukan integral dari fungsi :
a. Y = ∫ e3x – x2√x + 12x3 – 2 dx
b. ∫ 3x (xError! Reference source not found.2 + 3)2 dx =
c. x4 x dx.

3.Tentukan Luas daerah yang dibatasi oleh kurva: y  x 2 dan garis x + y = 6.

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 49


STIE Perbanas Surabaya

Halaman untuk mengerjakan soal latihan

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 50


STIE Perbanas Surabaya

Halaman untuk mengerjakan soal latihan

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 51


STIE Perbanas Surabaya

D. APLIKASI DIFFERENSIAL

1. Mencari persamaan garis singgung


Pada fungsi eksplisit, selain turunan pertama (y’) dikenal pula turunan kedua
(y’’). Turunan kedua adalah turunan dari turunan pertama.
Contoh :
Y = f(x) = x3 – 6x2 + 10x – 5
Maka : y’ = 3x2 -12x +10
y’’ = 6x -12

Nilai dari y’ adalah gradien dari garis singgung yang menyinggung grafik fungsi
y = f(x) di suatu titik.

Nilai dari gradien dapat diketahui jika x dari y’ diganti dengan absis titik singgung.
Membentuk persamaan garis singgung, berarti membentuk persamaan garis lurus
(fungsi linear) melalui satu titik dan gradien, dengan menggunakan rumus:
y – y1 = b(x – x1)

Contoh :
Tentukan persamaan garis singgung yang menyinggung grafik fungsi
y =f(x)= -x2 + 20x -75 di suatu titik yang absisnya 7
Jawab :
Titik singgung:
Y = f(x)= -x2 + 20x -75
x = 7, maka : y= f(7)= -(7)2 + 20(7) -75
Y = -49 + 140 – 75 = 16
titik A(7;16)
Gradien :
y’ = -2x + 20, dengan x=7 maka gradiennya adalah y = -2(7) + 20 = 6
Selanjutnya untuk menyusun garis singgung yang melalui A(7;16) dan gradien = 6,
adalah:
y – y1 = b(x – x1)
y – 16 = 6(x – 7)
y – 16 = 6x – 42
y = 6x – 42 + 16
y = 6x – 26 (garis singgung)

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 52


STIE Perbanas Surabaya

2. Mencari titik ekstrim dan titik belok


Sebuah fungsi dapat ditentukan titik ekstrim baik titik ekstrim maksimum maupun titik
ekstrim minimum, demikian juga menentukan titik belok. Syarat / ketentuan yang
harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
a. Titik Ekstrim maksimum, yaitu : y’ = 0 dan y’’ < 0
b. Titik Ekstrim Minimum, yaitu : y’ = 0 dan y’’ > 0
c. Titik Belok, yaitu : y’ ≠ 0 dan y’’ = 0

Contoh :
Tentukan titik ekstrim dan titik belok dari persamaan y = (1/3)x3 - 4x2 + 15x - 5
Jawab :
Syarat Titik ekstrim: y’ = 0, sehingga x2 – 8x + 15 = 0
Maka akar-akarnya adalah:
(x-3)(x-5) = 0
x-3 = 0, x=3
x-5 = 0, x=5
x=3, y = (1/3)(3)3 – 4(3)2 + 15(3) - 5
y = 9 – 36 + 45 – 5
y = 13, maka titik koordinat (3;13)
x=5, y = (1/3)(5)3 – 4(5)2 + 15(5) - 5
y = 125/3 – 100 + 75 – 5
y = 11,67, maka titik koordinat (5; 11,67)

Menentukan kategori titik ekstrim


y” = 2x – 8, untuk x=3, maka 2(3) – 8 = -2 < 0,
berarti (3;13) adalah titik ekstrim maksimum
y” = 2x – 8, untuk x=5, maka 2(5) – 8 = 2 > 0,
berarti (5;11,67) adalah titik ekstrim minimum

Menentukan titik belok


Titik belok berada pada y” = 2x – 8 = 0, berarti 2x = 8, maka x = 8/2 = 4
x=4, y = (1/3)(4)3 – 4(4)2 + 15(4) - 5
y = 64/3 – 64 + 60 – 5
y = 12,33, maka titik belok (4; 12,33)

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 53


STIE Perbanas Surabaya

Grafik dari persamaan y = (1/3)x3 - 4x2 + 15x – 5, dapat digambarkan dengan


menentukan secara lengkap titik koordinat, misalnya, dari x=0 s/d x=7,
dengan mencari nilai y menggunakan persamaan di atas, diperoleh:
x=0, y= -5
x=1, y= 6,33
x=2, y= 11,67
x=3, y= 13
x=4, y= 12,33
x=5, y= 11,67
x=6, y= 13
x=7, y= 18,33

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 54


STIE Perbanas Surabaya

SOAL LATIHAN

1. Diketahui persamaan y = x3– 2x2+4x+1, dan titik P (3,7), maka tentukan


persamaannya garis singgung.

2. Tentukan persamaan garis singgung yang menyinggung grafik fungsi


y =f(x)= -x2 + 20x -75 di suatu titik yang absisnya 7

3. Diketahui grafik fungsi y=f(x)=2x3+36x2+120x+400. Tentukan ;


a. koordinat titik ekstrim dan koordinat titik belok
b. persamaan garis singgung yang menyinggung grafik fungsi di titik yang
absisnya = 5

4. Diketahui fungsi y = x3 -27x + a. Jika f(2) = 10, maka tentukan :


a. harga dari a
b. Koordinat titik ekstrim dan titik belok
c. Persamaan garis singgung di titik yang absisnya = 9

5. Diketahui fungsi Y = x3 – 3x2 -9x + 11.


a. Tentukan koordinat titik ekstrim dan titik belok
b. Tentukan persamaan grs singgung yang menyinggung grafik fungsi di titik
yang absisnya = 10

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 55


STIE Perbanas Surabaya

Halaman untuk mengerjakan soal latihan

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 56


STIE Perbanas Surabaya

Halaman untuk mengerjakan soal latihan

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 57


STIE Perbanas Surabaya

BAB 4
SURPLUS KONSUMEN DAN SURPLUS PRODUSEN

LEARNING OUTCOMES
Pada akhir pertemuan ini, diharapkan :
1. Mahasiswa mampu menentukan besarnya surplus konsumen
2. Mahasiswa mampu menentukan besarnya surplus produsen
3. Mahasiswa mampu menggambarkan kurva yang menunjukkan besarnya
surplus konsumen dan surplus produsen

MATERI:
1. Surplus Konsumen
2. Surplus Produsen
3. Menggambar kurva surplus konsumen dan surplus produsen
4. Latihan soal

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 58


STIE Perbanas Surabaya

A. SURPLUS KONSUMEN DAN SURPLUS PRODUSEN

Surplus Konsumen adalah :


Kelebihan (surplus) yang diperoleh konsumen yang bersedia membayar
diatas harga pasar, tetapi dalam kenyataannya hanya membayar sesuai harga
pasar. atau dapat juga didefinisikan sebagai perbedaan antara jumlah maksimum
yang ingin dibayar oleh konsumen dengan yang benar-benar akan dibayar terhadap
jumlah tertentu dari produksi

Surplus Produsen adalah :


Kelebihan (surplus) yang diperoleh produsen (supplier) yang bersedia
menjual barangnya dibawah harga pasar, tetapi dalam kenyataannya memperoleh
harga sesuai harga pasar atau dapat juga didefinisikan sebagai perbedaan antara
jumlah uang yang benar-benar diterima produsen dengan jumlah uang minimum
yang diinginkan oleh produsen tersebut..
Berikut adalah kurva surplus konsumen dan surplus produsen yang keduanya
merupakan persamaan fungsi linear:

P S : P = F(Q)

SK

P1 E1

SP

B D : P = F(Q)

0 Q1 Q2 Q

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 59


STIE Perbanas Surabaya

Surplus Konsumen =SK =L 0Q1E1A – L 0Q1E1P1

SK = 0 ∫ Q1 f(Q) dQ – Q1.P1
Surplus Produsen =SP = L 0Q1E1P1 – L 0Q1E1B

SP = Q1.P1– 0 ∫Q1 f(Q) dQ


Berikut adalah kurva surplus konsumen dan surplus produsen yang keduanya
merupakan persamaan fungsi kuadrat:
S : P = F(Q)

SK
P1 ME
SP

D : P = F(Q)

Q1

Berikut adalah kurva surplus konsumen dan surplus produsen yang salah
satunya merupakan persamaan fungsi kuadrat:
S : P = F(Q) S : P = F(Q)

SK
P1 ME
SP SK
P1 ME
D : P = F(Q) SP
D: P = F(Q)

Q1 Q2 Q1 Q2

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 60


STIE Perbanas Surabaya

Contoh:
Diketahui : D : p = -5Q + 900
S : p = 2Q + 200
Ditanya :
a. Tentukan besarnya surplus konsumen & surplus produsen
b. Terjadi excess apakah pada saat harga (p) sebesar 300
Jawab:
a. besarnya surplus konsumen & surplus produsen
p = -5Q + 900 |x2|
p = 2Q + 200 |x5|
2p = -10Q + 1800
5p = 10Q + 1000 +
7p = 2800
p = 2800 / 7 = 400
p = 2Q + 200
400= 2Q + 200
400-200 = 2Q
Q = 200/2 = 100

D : p = -5Q + 900
Q1
0 ∫ f(Q) dQ = -(5/2)Q2 + 900Q, dan Q = 100
0 ∫ Q1 f(Q) dQ = -(5/2)(100)2 + 900(100)
0 ∫ Q1 f(Q) dQ = -(5/2)(10.000) + 90.000
0 ∫ Q1 f(Q) dQ = -25.000 + 90.000
0 ∫ Q1 f(Q) dQ = 65.000
SK = 0 ∫ Q1 f(Q) dQ – Q1.P1
SK = 65.000 – (100)(400)
Surplus Konsumen = 25.000

S : p = 2Q + 200
0 ∫ Q1 f(Q) dQ = Q2 + 200Q, dan Q = 100
0 ∫ Q1 f(Q) dQ = (100)2 + 200(100)
0 ∫ Q1 f(Q) dQ = 10.000 + 20.000
0 ∫ Q1 f(Q) dQ = 30.000
SP = Q1.P1– 0 ∫ Q1 f(Q) dQ

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 61


STIE Perbanas Surabaya

SP = (100)(400) - 30.000
Surplus Produsen = 10.000
b. Terjadi excess apakah pada saat harga (p) sebesar 300 ?
S : p = 2Q + 200
300 = 2Q + 200
300-200 = 2Q
100 = 2Q
Qs = 100/2 = 50
D : p = -5Q + 900
300 = -5Q + 900
300-900 = -5Q
-600 = -5Q
Qd = -600/-5 = 120
Terjadi Excess Demand, karena Qd > Qs sebesar 120-50=70 unit

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 62


STIE Perbanas Surabaya

SOAL LATIHAN
1. Diketahui : D : p = -2Q + 160
S : p = 0,8Q + 20
Tentukan : a. terjadi Excess apakah pada saat harga sebesar = 100
b. besarnya Surplus Konsumen dan Surplus Produsen
c. terjadi Excess apakah pada saat harga p = 60

2. Diketahui : D : p = -6Q +2100


S : p = 2Q + 500
Tentukan : a. terjadi Excess apakah pada saat harga sebesar = 1200
b. besarnya Surplus Konsumen dan Surplus Produsen
c. besarnya Harga pada saat excess demand sebesar 50 unit

3. Diketahui fungsi permintaan dan penawaran


D : p= -½ x² - ½x + 33 dan S : p= 6 + x
Tentukan : a. Titik koordinat market equilibrium (ME)
b. besarnya Surplus Konsumen dan Surplus Produsen

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 63


STIE Perbanas Surabaya

Halaman untuk mengerjakan Soal Latihan

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 64


STIE Perbanas Surabaya

Halaman untuk mengerjakan Soal Latihan

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 65


STIE Perbanas Surabaya

BAB 5
TOTAL REVENUE, TOTAL COST DAN LABA MAKSIMUM

LEARNING OUTCOMES
Pada akhir pertemuan ini, diharapkan :
1. Mahasiswa mampu menghitung Total Revenue dan Total Cost
2. Mahasiswa mampu menghitung biaya rata-rata minimum (AC Minimum)
3. Mahasiswa mampu menghitung Laba Maksimum

MATERI:
1. Total Revenue
2. Total Cost
3. Average Cost minimum
4. Laba Maksimum
5. Latihan soal

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 66


STIE Perbanas Surabaya

A. TOTAL REVENUE DAN TOTAL COST

Total Revenue
Fungsi Revenue berkaitan dengan fungsi permintaan terhadap suatu jenis
barang yang diketahui sebagai berikut: D: p = f(x), dimana: p adalah harga dan x
adalah jumlah unit barang. Total Revenue merupakan pendapatan yang diperoleh
dari hasil penjualan barang yakni perkalian antara jumlah unit barang dan harga,
dirumuskan: TR = x.P.
Perhitungan lain yang berkaitan dengan penerimaan, diantaranya:
a. Penerimaan Rata-Rata (Average Revenue), diperoleh dengan membagi Total
Penerimaan dengan jumlah unit barang, dirumuskan:

AR = TR / x.

b. Penerimaan Marginal (Marginal Revenue), ialah perubahan total penerimaan


apabila terjadi perubahan jumlah unit barang, dirumuskan:

MR = (TR2 – TR1) / (x2 – x1)

Marginal Revenue juga merupakan turunan pertama dari Total Penerimaan,


dirumuskan: MR = TR’

Total Cost
Jumlah biaya dalam satuan rupiah dinyatakan dengan notasi TC (Total Cost)
dan variabel outputnya dinyatakan dengan x atau q. TC terdiri atas fixed cost (FC)
dan variabel cost (VC). FC selalu konstan selama jangka waktu tertentu, sedangkan
VC ialah biaya variabel yang berubah menurut jumlah barang yang diproduksi Total
Cost dirumuskan:
TC = FC + VC

Perhitungan lain yang berkaitan dengan biaya (cost), diantaranya:


a. Biaya Rata-Rata (Average Cost), diperoleh dengan membagi Total Biaya
dengan jumlah unit barang, dirumuskan: AC = TC / x.

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 67


STIE Perbanas Surabaya

b. Pembiayaan Marginal (Marginal Cost), ialah biaya ekstra yang harus


dikeluarkan (disediakan) untuk memperoleh tambahan output, dirumuskan: MC =
TC’

c. Biaya Rata-Rata Minimum (AC Minimum), diperoleh pada kondisi Average


Cost = Marginal Cost (AC = MC).

Contoh:
Penerimaan total (TR) dan biaya total (TC) dari suatu jenis barang adalah:
TR= -10Q2 +380Q & TC=2Q2 + 20Q+1800, tentukan AC minimum.

Jawab:
MC = 4Q + 20
AC = TC / Q = (2Q2 + 20Q+1800) / Q
AC = 2Q + 20 + 1800/Q

MC = AC
4Q + 20 = 2Q + 20 + 1800/Q
4Q – 2Q = 1800/Q
2Q = 1800/Q
2Q2 = 1800
Q2 = 900
Q = 30

AC = 2Q + 20 + 1800/Q, dimana Q = 30
AC = 2(30) + 20 + 1800/30
AC = 60 + 20 + 60
AC minimum = 140

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 68


STIE Perbanas Surabaya

B. LABA MAKSIMUM

Fungsi Profit adalah fungsi yang secara umum diperoleh dari selisih antar
revenue (R) dengan biaya (C). Bentuk persamaannya ialah:

Π = R – C, dimana Π adalah keuntungan

Syarat yang harus dipenuhi adalah R dan C sebagai fungsi variabel yang
sama, misalnya fungsi dari Q (jumlah unit barang), jadi bila R = f(Q), maka C = f(Q).
Laba Maksimum ialah keuntungan maksimum yang dapat dicapai, ketika
Marginal Cost sama dengan Marginal Revenue (MC = MR) atau tercapainya
equilibrium of output. Melalui persamaan MC dan MR, dicari nilai Q (jumlah unit
barang), lalu dihitung TR dan TC. Hasil selisih antara TR dan TC merupakan laba
maksimum, dirumuskan sebagai: Π = TR – TC.

Contoh:
Penerimaan total (TR) dan biaya total (TC) dari suatu jenis barang adalah:
TR= -10Q2 +380Q & TC=2Q2 + 20Q+1800
Tentukan :
a. Output (Q) dan harga jual(P) per unit pd saat equilibrium of output (MC = MR)
b. Laba maksimum yang dapat dicapai

Jawab:
a. Output (Q) dan harga jual(P) per unit pd saat equilibrium of output (MC = MR)
MC = 4Q + 20
MR = -20Q + 380
MC = MR
4Q + 20 = -20Q + 380
4Q + 20Q = 380 – 20
24Q = 360
Q = 15

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 69


STIE Perbanas Surabaya

TR = -10Q2 + 380Q
TR = -10(15) 2 + 380(15)
TR = -2250 + 5700
TR = 3450

P = TR / Q
P = 3450 / 15
P = 230
Jadi, equilibrium of output pada Q = 15, P= 230

b. Laba maksimum yang dapat dicapai


Q = 15 pada MC = MR
TR = 3450
TC = 2Q2 + 20Q + 1800
TC = 2(15) 2 + 20(15) + 1800
TC = 2550

Laba Maksimum:
π = TR-TC
π = 3450 - 2550
π = 900

Cara lain menentukan Laba Maksimum:


π = TR-TC
π = -10Q2 + 380Q – (2Q2 + 20Q + 1800)
π = -10Q2 + 380Q – 2Q2 – 20Q - 1800
π = -12Q2 + 360Q – 1800

π = -12Q2 + 360Q – 1800


π’ = 0 dan π’’ < 0 (syarat ekstrem maks.)
-24Q + 360 = 0 dan -24 < 0
-24Q = -360
Q = -360/-24 = 15

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 70


STIE Perbanas Surabaya

π = -12Q2 + 360Q – 1800, dimana Q = 15


π = -12(15)2 + 360(15) – 1800
π = -2700 + 5400 – 1800
π = 900

Latihan soal:
1. Diketahui : TC = ¼ Q2 + 280Q + 40.000
TR = -3/2 Q2 + 1.330Q
Tentukan :
a. Biaya rata-rata minimum
b. Harga pada equilibrium of output
c. Laba maksimum
2. Diketahui Marginal Cost suatu barang adalah : MC = ½ Q + 180. Pada output
240 unit, besarnya TC = 93700 satuan rupiah
Jika fungsi permintaan terhadap barang ini adalah : Q = 960 – 2/3 P, maka
Tentukan :
a. Bentuk fungsi TR dan TC
b. AC minimum
c. Output (Q) dan harga jual(P) per unit pada saat equilibrium of output
Laba maksimum

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 71


STIE Perbanas Surabaya

Lembar untuk mengerjakan soal latihan

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 72


STIE Perbanas Surabaya

Lembar untuk mengerjakan soal latihan

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 73


STIE Perbanas Surabaya

BAB 6
OPTIMALISASI

LEARNING OUTCOMES
Pada akhir pertemuan ini, diharapkan :
1. Mahasiswa mampu menyusun diferensial dan turunan parsial dari sebuah
fungsi
2. Mahasiswa mampu menghitung nilai optimum sebuah fungsi multivariable
3. Mahasiswa mampu menghitung nilai optimum dengan fungsi lagrange
4. Mahasiswa mampu menghitung nilai optimum dengan Linear Programming

MATERI:
1. Differensial Parsial
2. Fungsi multivariable
3. Fungsi Lagrange
4. Linear Programming
5. Latihan soal

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 74


STIE Perbanas Surabaya

A. DIFFERENSIAL PARSIAL

Sebuah fungsi yang mengandung satu variabel bebas hanya akan memiliki
satu macam turunan. Jika y = f(x) maka turunan y terhadap x: y’ = dy/dx. Sedangkan
jika fungsi yang bersangkutan memiliki lebih dari satu variabel bebas, maka
turunannya akan lebih dari satu macam, tergantung jumlah variabel bebasnya.
y y
Jika y = f(x, z) maka dan disebut turunan parsial. Turunan parsial
x z
terhadap x, dituliskan y atau yx, diperoleh dengan menganggap variabel selain x
x
sebagai konstanta. Turunan parsial terhadap z, dituliskan y atau yz diperoleh
z
dengan mengganggap variabel selain z sebagai konstanta.

Contoh:
U = x2 + 4xy + y2

u
x

Error! Reference source not found. = Ux = 2x+4y

u
y
Error! Reference source not found. = Uy = 4x + 2y

Suatu fungsi dapat diperoleh turunan tingkat dua dengan cara menurunkan dari
turunan tingkat satu. Contoh: U = 2x4 + 5x, diperoleh turunan tingkat satu: U’ = 8x3 +
5, lalu turunan tingkat satu diturunkan lagi menjadi turunan tingkat dua: U” = 24x2.
Demikian pula, suatu fungsi multivariabel dapat diperoleh turunan parsial tingkat dua
dengan cara menurunkan turunan parsial tingkat satu.

Contoh: Turunan Parsial tingkat dua

2u
U = x2 + 4xy + y2 = Uxx = 2
 x2

u 2u
x x y

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 75


STIE Perbanas Surabaya

Error! Reference source not found. = Ux = 2x+4y


= Uxy = 4

2u
 y2

= Uyy = 2

u
y 2u
Error! Reference source not found. = Uy = 4x + 2y
y x
= Uyx = 4

y y
Jika y = f(x, z) maka x dan z disebut differensial parsial, sedangkan  y
x z
disebut differensial total.
Contoh:

Tentukan differensial parsial dan diferensial total dari fungsi U.

U = x2 + 4xy + y2

Differensial Parsial:

u
x
x

u
Error! = (2x+4y)  x
y Reference source not found.
y
Error! Reference source not found. = (4x + 2y)  y

Differensial Total:  y = (2x+4y)  x + (4x + 2y)  y

B. FUNGSI MULTIVARIABEL

Nilai Ekstrim
Sebuah fungsi multivariabel y = f(x, z) maka y akan mencapai titik ekstrimnya jika:
Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 76
STIE Perbanas Surabaya

y y
 0 dan 0
x z

dan jika 2y dan 2 y Ekstrim Maksimum


 0 0
x 2 z 2

2 y 2 y
dan jika 0 dan 0 Ekstrim Minimum
x2 z 2

Contoh:
Carilah titik ekstrim dari fungsi:
y = -x2 + 12x – z2 + 10z - 45
selidikilah apakah titik ekstrim dari fungsi tersebut merupakan titik maksimum atau
minimum!

Jawab:
1) Titik ekstrim: yx dan yz = 0
y
 2 x  12  0  x  6
x

y
 2 z  10  0  z  5
z

y = -(6)2 + 12(6) – (5)2 + 10(5) – 45 = 16


letak titik ekstrim (x, y, z) adalah (6, 16, 5)

2) Jenis titik ekstrim: yxx dan yzz :

2 y 2 y
 2  0 dan  2  0
x 2 z 2

Maka titik ekstrim adalah titik maksimum dengan ymax = 16

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 77


STIE Perbanas Surabaya

Latihan soal:
Tentukan Ux, Uxx, Uy, Uyy, Uyx, dan diferensial total dari soal 1,2,3,4 !
1. U = 3x3y + 5xy4

2. U = x3y4

3. U = x2 +xy + y2

4. U = x2y + xy2

Selidiki dan hitunglah titik ekstrim dari fungsi dan tentukan apakah merupakan nilai
maksimum atau minimum:
5. Z = 6x2 – 120x -210y + 6xy + 9y2 + 11350

6. Y = -x2 + 12x – z2 + 10z – 45

7. P = 3Q2 – 18Q + R2 – 8R + 50

8. Z = 3x2 + 2y2 – xy – 4x – 7y + 150

9. Z = x3 – 3xy + 2y2 – 30x -12y + 350

10. U = 40x +50y -x2 – y2 – xy

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 78


STIE Perbanas Surabaya

Halaman untuk mengerjakan soal latihan

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 79


STIE Perbanas Surabaya

Halaman untuk mengerjakan soal latihan

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 80


STIE Perbanas Surabaya

C. FUNGSI LAGRANGE

Metode Lagrange merupakan cara menentukan titik maksimum dan minimum


suatu fungsi dengan sejumlah persyaratan atau kendala. Metode ini banyak
digunakan dalam berbagai masalah terapan di dunia nyata, terutama di bidang
ekonomi. Sebagai contoh, seorang pengusaha ingin memaksimumkan keuntungan,
tapi dibatasi oleh banyaknya bahan mentah yang tersedia, banyaknya tenaga kerja
dan sebagainya. Metode ini digunakan untuk mencapai tujuan yang optimal
berdasarkan satu syarat tertentu (constraint).

Bentuk umum fungsi lagrange :


F.Obyektif : Z = f(x,y) optimal
Constraint : g(x,y) =c diubah menjadi c-g(x,y) = 0
F.Lagrange : f (x,y,‫ = )ג‬f(x,y) +‫{ ג‬c-g(x,y) }

Lambda adalah : Variabel yang sengaja dipasang untuk membantu penyelesaian


soal. Nilai dari lambda menunjukkan besarnya perubahan dari fungsi obyektif jika
constrain ditambah 1 unit. Selanjutnya mencari nilai optimal dari fungsi obyektif
diperoleh dari fungsi lagrange dengan menggunakan konsep mencari harga ekstrim
dari fungsi multivariabel.

Ketentuan:
- Nilai/titik Ekstrim diperoleh dari Fx = 0 , Fy = 0, dan Fλ = 0
- Ekstrim Maksimum jika Fxx < 0 dan Fyy <0
- Ekstrim Minimum jika Fxx >0 dan Fyy > 0
- D = fxx.fyy – (fxy)2 > 0

Contoh:
Terdapat fungsi Tujuan Z = 3X2 + 2y2 – XY – 4X – 6Y +96, dengan Constraint X +
2Y = 10. Tentukan nilai ekstrim Z dengan metode Lagrange dan bandingkan dengan
cara eksplisit !

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 81


STIE Perbanas Surabaya

Jawab:

a. Cara Eksplisit
Z = 3X2 + 2y2 – XY – 4X – 6Y +96, Jika X + 2Y = 10, atau Y = Error! Reference
source not found.
Z = 3X2 + 2 (Error! Reference source not found.2 – X (Error! Reference source not
found.) – 4X – 6( Error! Reference source not found.) + 96
Z = 3X2 + Error! Reference source not found. – X ( Error! Reference source
not found. ) – 4X – 30 + 3X + 96
Z = 6X2 + {(10 - X) (10 - X)} – 10X + X2 – 8X – 60 + 6X + 192
Z = 6X2 + 100 – 20X + X2 – 10X + X2 – 8X – 60 + 6X + 192
Z = 6X2 + X2 + X2 – 20X – 10X – 8X + 6X + 100 – 60 + 192
Z = 8X2 – 32X + 232

Z’ =0
Z’ = 16X – 32 =0
X= 2
Y = Error! Reference source not found. = 4
Z = 3.22 + 2.42 – 2.4 – 4.2 – 6.4 +96 = 100

Z” = 16 berarti Z” > 0, jadi Z=100 merupakan nilai optimal minimum

b. Cara Lagrange
Model Lagrange : f (x,y,‫ = )ג‬f(x,y) +‫{ ג‬c-g(x,y) }
Z = 3x2 + 2y2 –xy -4x -6y + 96, Jika x+2y=10 atau x + 2y – 10 = 0
f (x,y,‫ = )ג‬f(x,y) +‫{ ג‬c-g(x,y) }
= 3x2 + 2y2 –xy -4x -6y + 96 + λ ( x + 2y – 10)

Diperoleh 3 persamaan turunan parsial:


fx = 6x – y – 4 + λ = 0 persamaan 1
fy = 4y – x – 6 + 2λ = 0 persamaan 2
fλ = x + 2y – 10 = 0 persamaan 3

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 82


STIE Perbanas Surabaya

Eliminasi variabel λ dari persamaan 1 dan 2


6x – y – 4 + 1λ = 0 kali 2 menjadi 12x – 2y -8 +2λ = 0
– x + 4y– 6 + 2λ = 0 (-)
---------------------------------------
13x – 6y –2 =0 persamaan 4

Eliminasi variabel y dari persamaan 3 dan 4


x + 2y – 10 = 0 kali 3 menjadi 3x +6y – 30 = 0
13x –6y – 2 = 0
---------------------------- (+)
16x – 32 = 0
x=2

Mencari nilai variabel y dengan menggunakan persamaan 3, diperoleh:


x + 2y – 10 = 0, dengan x=2
2 + 2y – 10 = 0
y=4
x=2, y=4, diperoleh Z = 3.22 + 2.42 – 2.4 – 4.2 – 6.4 +96 = 100

Menentukan kategori ekstrim Z:


fxx = 6 dan fyy = 4 dan fxy = -1
D = fxx.fyy – (fxy)2 = 6 . 4 – 1 = 23
Jadi karena fxx>0 dan fyy>0 maka nilai Z=100 merupakan nilai optimal minimum.

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 83


STIE Perbanas Surabaya

Latihan soal:
1. Sebuah pabrik memproduksi dua macam mesin x dan y dan fungsi ongkos
gabungan adalah :

C(x,y) = x2 + 3xy – 6y
Untuk meminimumkan biaya, berapa banyak mesin dari setiap jenis harus
diproduksi jika keseluruhannya harus berjumlah 42 mesin.

2. Tentukan nilai maksimum dari


Z=-12x2-8xy-8y2+220x+40y+5000 jika x + 2y =50

3. Bentuk fungsi utilitas dari 2 jenis barang ialah


U = 6xy - 2x2 -3y2 jika harga perunit dari barang x= Rp.1200 dan barang y=Rp.
800 serta untuk pembelian kedua jenis barang tersebut tersedia anggaran Rp
568.000, maka hitunglah x dan y agar dicapai kepuasan maksimum.

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 84


STIE Perbanas Surabaya

Halaman untuk mengerjakan soal latihan

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 85


STIE Perbanas Surabaya

Halaman untuk mengerjakan soal latihan

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 86


STIE Perbanas Surabaya

D. LINEAR PROGRAMING

Linear Programming merupakan salah satu metode kuantitatif yang


digunakan untuk mencapai tujuan yang optimal berdasarkan beberapa syarat.
Dalam Linear Programming, permasalahan yang dihadapi terlebih dahulu diubah
menjadi persoalan Linear Programming (LP). Persoalan LP adalah model kuantitatif
yang terdiri dari:
- Fungsi Obyektif, dan
- Constraints

Setelah permasalahan diubah menjadi persoalan LP, nilai optimal dari fungsi
obyektif dapat diselesaikan melalui metode grafis atau metode simplex.
Bentuk umum model LP
Fungsi Obyektif : Z = f(x,y) optimal
Constraints : a1x1+a2x2 ≤ c1
b1x3+b2x4 ≤ c2
x1, x2, x3, x4 ≥ 0

Langkah Penyelesaian Linear Programming dengan metode grafik


1. Menentukan Fungsi Obyektif dan Constraints
2. Gambarkan grafik garis yg memenuhi Constraints
3. Menentukan feasible region & koordinat titik sudut feasible region
4. Menghitung nilai optimal dari koordinat titik sudut yg memenuhi fungsi obyektif

Contoh:
Perusahaan sepatu membuat 2 macam sepatu. Yang pertama merek I1, dengan sol
karet, dan merek I2 dengan sol kulit. Diperlukan 3 macam mesin. Mesin 1 membuat
sol karet, mesin 2 membuat sol kulit, dan mesin 3 membuat bagian atas sepatu dan
melakukan assembling bagian atas dengan sol. Setiap lusin sepatu merek I1 mula-
mula dikerjakan di mesin 1 selama 2 jam, kemudian tanpa melalui mesin 2 terus
dikerjakan di mesin 3 selama 6 jam. Sedang untuk sepatu merek I2 tidak diproses di

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 87


STIE Perbanas Surabaya

mesin 1, tetapi pertama kali dikerjakan di mesin 2 selama 3 jam kemudian di mesin 3
selama 5 jam. Jam kerja maksimum setiap hari mesin 1 adalah 8 jam, mesin 2
adalah 15 jam, dan mesin 3 adalah 30 jam. Sumbangan terhadap laba setiap lusin
sepatu merek I1 = Rp 30.000,00 sedang merek I2 = Rp 50.000,00. Masalahnya
adalah menentukan berapa lusin sebaiknya sepatu merek I1 dan merek I2 yang
dibuat agar bisa memaksimumkan laba.

Jawab:
a. Menentukan Fungsi Obyektif dan Constraints

I1 I2
Merek (X1) (X2) Kapasitas
Mesin Maksimum

1 2 0 8

2 0 3 15

3 6 5 30

Sumbangan laba 3 5

Berdasarkan tabel di atas diperoleh rumusan Fungsi Obyektif dan Constraints


sebagai berikut:
 Maksimumkan Z = 30000X1 + 50000X2 dapat disederhanakan menjadi
Z = 3X1 + 5X2
 Batasan (constraints)
(1) 2X1 8
(2) 3X2  15
(3) 6X1 + 5X2  30
dimana X1, X2 ≥ 0

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 88


STIE Perbanas Surabaya

b. Gambarkan grafik garis yang memenuhi Constraints

c. Menentukan feasible region & koordinat titik sudut feasible region

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 89


STIE Perbanas Surabaya

d. Menghitung nilai optimal dari koordinat titik sudut yg memenuhi fungsi


obyektif

Jadi, titik C mempunyai nilai Z yang optimal sebesar 27,5 atau 275.000 dengan X1 =
5/6 lusin, dan X2 = 5 lusin

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 90


STIE Perbanas Surabaya

Latihan soal:
1. Suatu pabrik dapat menghasilkan dua macam produk A dan B, yang harus
diolah melalui mesin I dan mesin II. Untuk mengolah 1 kg produk A dibutuhkan
waktu 1 jam pengolahan di mesin I dan 3 jam pengolahan pada mesin II,
sedangkan untuk mengolah 1 kg produk B dibutuhkan waktu 2 jam di mesin I
dan 1 jam di mesin II. Kapasitas jam pengolahan mesin I hanya 1600 jam dan
mesin II hanya 2400 jam setiap bulan. Karena keterbatasan persediaan sumber
bahan baku, maka jumlah seluruh produk A dan B tidak boleh melebihi batas
1000 kg/bln. Berdasarkan ketentuan ini, tentukan jumlah produk A dan B yang
harus diproduksi/bulan agar tercapai keuntungan yang maksimal jika diketahui
bahwa laba dari produk A = Rp. 1000/kg dan laba produk B= 1500/kg.

2. Suatu jenis ternak harus mempunyai komposisi minimum terdiri dari : 240 unit
karbohidrat, 80 unit protein dan 30 unit zat mineral. Jenis makanan ini dapat
diperoleh dengan mencampur bahan makanan 1 & bahan makanan 2. Jika
setiap ons bahan makanan 1 terdiri dari 6 unit karbohidrat, 4 unit protein dan 1
unit zat mineral, sedangkan 1 ons bahan makanan 2 terdiri dari 12 unit
karbohidrat, 2 unit protein & 1 unit mineral, dimana harga bahan makanan 1 =
Rp. 70/ons dan bahan makanan 2 = Rp. 50/ons. Tentukan berapa ons bahan
makanan 1 & 2 yang harus dicampur untuk menghasilkan jenis makanan
dengan komposisi minimum dan dengan biaya yang terendah.

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 91


STIE Perbanas Surabaya

Halaman untuk mengerjakan soal latihan

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 92


STIE Perbanas Surabaya

Halaman untuk mengerjakan soal latihan

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 93


STIE Perbanas Surabaya

Halaman untuk mengerjakan soal latihan

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 94


STIE Perbanas Surabaya

BAB 7
PROBABILITAS

LEARNING OUTCOMES
Pada akhir pertemuan ini, diharapkan :
1. Mahasiswa mampu menghitung nilai probabilitas atas kasus tertentu
2. Mahasiswa mampu menghitung nilai kombinasi dan nilai permutasi dari
sebuah soal.
3. Mahasiswa mampu menghitung nilai harapan matematis dari sebuah soal.

MATERI:
1. Probabilitas
2. Permutasi dan Kombinasi
3. Harapan Matematis
4. Latihan soal

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 95


STIE Perbanas Surabaya

A. PROBABILITAS

Probabilitas adalah suatu teori yang membahas tentang ukuran atau derajat
ketidakpastian suatu peristiwa. Contoh-contoh eksperimen yang mengandung unsur
ketidakpastian:
1. Mengundi dengan sebuah mata uang logam atau sebuah dadu
2. Menghitung banyak barang rusak yang dihasilkan setiap hari pada sebuah
perusahaan
3. Mencatat banyak komplain dari konsumen setiap hari

Eksperimen-eksperimen tersebut dapat diulangi beberapa kali, sehingga


semua hasil yang mungkin terjadi bisa diketahui. Segala bagian yang mungkin
terjadi atau mungkin didapat dari suatu eksperimen disebut dengan PERISTIWA.
Pada eksperimen mengundi dengan sebuah mata uang logam, maka
peristiwa yang mungkin terjadi hanya ada 2 (dua) yaitu munculnya GAMBAR dan
ANGKA. Pada eksperimen menghitung banyaknya telpon yang masuk pada sebuah
call center setiap jam. Hasil yang mungkin didapat bisa 0,1,2,3,4,....telpon yang
diterima setiap jamnya.

Mutually Exclusive (Peristiwa yang Saling Meniadakan)


Pada suatu percobaan dimana hanya ada satu peristiwa yang terjadi,
sehingga peristiwa lain tidak dapat terjadi pada suatu percobaan dengan waktu yang
sama dikenal dengan peristiwa saling meniadakan (mutually exclusive). Peristiwa
saling meniadakan (mutually exclusive) adalah terjadinya suatu peristiwa sehingga
peristiwa lain tidak terjadi pada waktu yang sama. Ketentuan probabilitas untuk
peristiwa A dan peristiwa B yang terjadi secara saling meniadakan, dinyatakan
sebagai berikut:

P ( A  B )  P ( A)  P ( B )
P( A  B)  

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 96


STIE Perbanas Surabaya

Contoh 1:
Kalau sebuah dadu dilemparkan, maka probabilitas munculnya permukaan
dadu sisi-satu sama dengan probabilitas munculnya permukaan dadu sisi-empat,
masing-masing 1/6. Kemunculan sisi-satu atau sisi-empat meniadakan atau
mencegah munculnya sisi-dua, sisi-tiga, sisi-lima, dan sisi-enam. Kalau ditanyakan
dalam lemparan itu berapakah probabilitas diperoleh permukaan dadu sisi-satu atau
sisi-empat salah satu muncul di atas, maka jawabannya sebagai berikut:
P1 = 1/6
P4 = 1/6
P(1atau4) = 1/6 + 1/6 = 2/6 = 1/6

Contoh 2:
Probabilitas saat ini si Hasan sedang tidur adalah 0,30 sedang probabilitas saat ini ia
sedang mandi 0,2. Berapa probabilitas sekarang ia sedang mandi atau sedang
tidur?
PA = probabilitas tidur = 0,3
PB = probabilitas mandi= 0,2
P(AatauB) = 0,3 + 0,20 = 0,5
Kalau ditanya berapa probabilitas saat ini ia tidur dan mandi, jawabannya 0, karena
tidak mungkin orang tidur bisa mandi.

Independent (Bisa Terjadi sama-sama, Bisa Salah Satu Terjadi)


Peristiwa Independen (Bebas) adalah dua peristiwa terjadi bersama-sama
dan atau mungkin terjadi salah satu.
a. Terjadi bersama-sama:
P ( A  B )  P ( A).P ( B )
b. Terjadi salah satu

P ( A  B )  P ( A)  P ( B )  P ( A  B )

Contoh:
Dua buah dadu dilemparkan bersama-sama berapa probabilitas:
a. Mendapatkan permukaan sisi-satu pada dadu pertama dan kedua?

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 97


STIE Perbanas Surabaya

b. Mendapatkan permukaan sisi-satu pada dadu pertama atau pada dadu


kedua?

Dua dadu tidak saling mempengaruhi. Misalnya, permukaan sisi-satu pada dadu
pertama disebut peristiwa A, dan mendapatkan permukaan sisi-satu pada dadu
kedua disebut peristiwa B.
Maka PA = 1/6 dan PB = 1/6
a. P (A dan B) = PA x PB = 1/6 x 1/6 = 1/36
b. P (A atau B) = PA + PB - P (A dan B)= 1/6 + 1/6 – 1/36 = 11/36

Conditional
Peristiwa Conditional yaitu suatu peristiwa terjadi kalau peristiwa yang
mendahuluinya terjadi. Misalnya, peristiwa A adalah peristiwa pertama, yang
mendahului perisitiwa B, ditulis B/A, maka probabilitas peristiwa A dan peristiwa B
adalah:
P(A dan B) = PA x P(B/A)

Contoh:
Probabilitas seorang calon mahasiswa diterima di PERBANAS sebesar 0,4
dan kalau ia sudah menjadi mahasiswa, kemungkinan untuk lulus sarjana sebesar
0,8. Berapakah probabilitas calon itu akan lulus sarjana?
Misalkan diterima di PERBANAS adalah peristiwa A dan lulus sarjana
peristiwa B, maka PA = 0,4 dan P(B/A) = 0,8. Probabilitas calon itu akan lulus sarjana
di PERBANAS :
P(A dan B) = PA x P(B/A)
= 0,4 x 0,8
= 0,32

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 98


STIE Perbanas Surabaya

B. PERMUTASI DAN KOMBINASI

Permutasi (Diperhatikan Susunannya)


Dalam kehidupan sehari-hari, sering dihadapi masalah pengaturan suatu
obyek yang terdiri dari beberapa unsur, yang disusun dengan mempertimbangkan
urutannya. Misalnya menyusun kepanitiaan yang terdiri dari Ketua, Sekretaris dan
Bendahara dimana urutan untuk posisi tersebut dipertimbangkan, cara ini
dinamakan Permutasi. Nilai Permutasi dinyatakan dengan rumus sebagai berikut
dimana n = banyak obyek yang akan disusun, x = banyak unsur penempatan.

n!
P( x ;n ) 
(n  x)!

Contoh:
Dari tiga orang calon pemimpin desa, yaitu A, B, dan C hendak dipilih
seorang kepala desa dan seorang sekretaris desa. Bagaimanakah alternative
permutasi calon tersebut akan menduduki jabatan kepala desa dan sekretaris desa?
n=3 r=2
P(n, r) = Error! Reference source not found.
= Error! Reference source not found.
= 6 (AB, AC, BC, BA, CA, CB)

KOMBINASI

Berbeda dengan Permutasi, pada Kombinasi misalnya memilih beberapa


orang untuk mewakili sekelompok orang dalam mengikuti suatu kegiatan yang
dalam hal ini urutan tidak menjadi pertimbangan. Rumus kombinasi terdiri atas n =
banyak obyek yang akan disusun, x = banyak unsur penempatan.

n!
C( x ; n ) 
x!(n  x)!

Contoh:

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 99


STIE Perbanas Surabaya

Dari 3 orang pemain badminton A, B, dan C hendak dipilih dua orang pemain untuk
permainan ganda. Maka jumlah pemain ganda yang mungkin dibentuk adalah
sebanyak?
P(3,2) = Error! Reference source not found.
= Error! Reference source not found.
= 3 (AB, AC, BC)

C. HARAPAN MATEMATIS

Jika P1, P2…..Pk merupakan probabilitas terjadinya beberapa peristiwa dan


V1, V2…….Vk adalah nilai yang diperoleh jika masing-masing peristiwa diatas
terjadi, maka harapan matematis untuk memperoleh sejumlah nilai adalah :
E(V) = P1 V1 + P2V2 + ………Pk Vk

Contoh:
Dalam permainan sebuah dadu, seorang permain akan mendapatkan Rp
1.000 untuk tiap titik yang nampak di atas dari bandarnya. Berapakah pemain harus
membayar kepada Bandar untuk melemparkan dadu satu kali supaya bisa
dikatakan permainan tersebut adi?
X1 = Rp 1.000 dengan P(X1) = 1/6
X2 = Rp 2.000 dengan P(X2) = 1/6
X3 = Rp 3.000 dengan P(X3) = 1/6
X4 = Rp 4.000 dengan P(X4) = 1/6
X5 = Rp 5.000 dengan P(X5) = 1/6
X6 = Rp 6.000 dengan P(X6) = 1/6
E(x) = 1/6 (Rp 1.000) + 1/6 (Rp 2.000) + 1/6 (Rp 3.000) + 1/6 (Rp 4.000) + 1/6 (Rp
5.000) + 1/6 (Rp 6.000) = Rp 3.500

Latihan soal:

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 100


STIE Perbanas Surabaya

1. PT. XYZ merekrut seorang tenaga marketing dan mengadakan seleksi terhadap
4 orang pelamar yang terdiri dari marketing laki-laki, marketing wanita, laki-laki
bukan marketing, dan wanita bukan marketing. Berapa peluang tenaga yang
direkrut adalah wanita atau marketing?
2. Tiga matakuliah konsentrasi pemasaran dilakukan dalam periode lima hari
(Senin sampai Jumat). Berapa banyak pengaturan jadwal yang dapat dilakukan
sehingga tidak ada 2 ujian atau lebih yang dilakukan pada hari yang sama ?
3. Dalam suatu pertemuan Dosen Kelompok Matakuliah Kuantitatif STIE Perbanas
Surabaya terdapat 10 orang yang belum saling kenal. Agar mereka saling kenal
maka mereka saling berjabat tangan. Berapa banyaknya jabat tangan yang
terjadi?
4. Seorang investor ingin mengembangkan usahanya. Ada tiga daerah yang
dianggap berpeluang untuk ekspansi yaitu Surabaya, Jakarta dan Medan. Jika
ekspansi dilakukan di kota:
a. Jakarta, peluang usahanya sukses adalah 0.6 dan keuntungan yang
diperoleh 40%, namun jika gagal keuntungan yang diperoleh hanya 5%
b. Surabaya, peluang usahanya sukses adalah 0.7 dan keuntungan yang
diperoleh 35%, namun jika gagal keuntungan yang diperoleh hanya 10%
c. Medan, peluang usahanya sukses adalah 0.8 dan keuntungan yang diperoleh
40%, namun jika gagal maka akan menderita rugi sebesar 10%

Ditanyakan:

a. Hitunglah harapan matematis untuk masing-masing kota !

b. Berdasarkan hasil no a, di kota mana sebaiknya investor melakukan


ekspansi? Mengapa?

Halaman untuk mengerjakan soal latihan

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 101


STIE Perbanas Surabaya

Halaman untuk mengerjakan soal latihan

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 102


STIE Perbanas Surabaya

BAB 8
Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 103
STIE Perbanas Surabaya

HITUNG KEUANGAN

LEARNING OUTCOMES
Pada akhir pertemuan ini, diharapkan :
1. Mahasiswa mampu menghitung berbagai jenis bunga
2. Mahasiswa mampu menghitung nilai sekarang dan nilai akhir
3. Mahasiswa mampu menghitung nilai anuitas.

MATERI:
1. Bunga
2. Nilai Akhir dan Nilai Sekarang
3. Anuitas
4. Latihan soal

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 104


STIE Perbanas Surabaya

A. BUNGA

Bunga
Bunga merupakan jasa uang seorang peminjam atau pembeli kepada orang
yang meminjamkan modal atau penjual atas kesepakatan bersama. Misalnya
seseorang meminjam uang ke Bank sebesar P rupiah dengan kesepakatan bahwa
jangka waktu satu bulan setelah waktu peminjaman, ia harus mengembalikan
pinjamannya dengan besar pengembaliannya adalah P + B rupiah, maka orang
tersebut telah memberikan jasa kepada Bank sebesar B rupiah. Jasa tersebut
disebut dengan Bunga sedangkan P rupiah dinamakan Modal. Selanjutnya dana
pinjaman tersebut, jika dihitung prosentase bunga terhadap besarnya modal, akan
diperoleh s = (B/P) x 100%, yang disebut dengan tingkat suku bunga.

Jenis

Diskonto
Diskonto merupakan perhitungan bunga yang dibayarkan/ dipotongkan pada
awal peminjaman uang atau awal periode. Masalah seperti ini disebut diskonto.
Besar suku bunganya disebut besar diskonto.

Contoh:
Ibu Ani meminjam uang di bank sebesar Rp 5.000.000,- dengan diskonto 12%
dalam jangka satu tahun. Tentukan besar uang yang diterima Ibu Ani.
Jawab:
- Besar diskonto: d = (12/100) x Rp. 5.000.000 = Rp. 600.000
- Besar uang yang diterima ibu Ani: Rp. 5.000.000 – Rp. 600.000 = Rp. 4.400.000

Bunga Majemuk
Cara pembayaran bunga yang dilakukan pada setiap akhir periode tertentu,
tetapi besar bunga ditambahkan (digabung) pada modal awal. Bunga pada periode
berikutnya dihitung dari besar modal yang sudah digabung dengan bunga pada
periode sebelumnya. Bunga semacam ini dinamakan bunga majemuk.

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 105


STIE Perbanas Surabaya

Rumus Bunga majemuk F = P (1 + i)n


- P adalah uang pokok
- F adalah nilai akumulasi
- n adalah jangka waktu
- i adalah suku bunga

Contoh:
Modal sebesar Rp. 5.000.000 dipinjamkan dengan bunga majemuk selama 3 tahun
dengan suku bunga 15% pertahun, dan penggabungan bunganya dilakukan setiap
periode semester. Tentukan:
a. Besar suku bunga untuk setiap periode
b. Banyaknya periode bunga
c. Nilai akumulasi (F)

Jawab:
a. Besar suku bunga untuk setiap periode: i = (6/12) x 15% = 7,5%
b. Banyaknya periode bunga: n = 3 x 2 = 6 periode semester
c. Nilai akumulasi: F = P (1 + i)n = 5000000 (1 + 7,5%)6 = Rp. 7.716.507,62

B. NILAI SEKARANG DAN NILAI AKAN DATANG

Waktu berpengaruh terhadap nilai uang, karena dengan berjalannya waktu sejumlah
uang yang kita miliki saat ini nilainya akan turun dimasa yang akan datang.
Nilai sekarang (P) adalah nilai saat ini dari sejumlah uang yang diterima
ataupun dibayarkan.
Rumus : P = . F .
(1 + i)n
Dimana:
- P adalah nilai uang sekarang
- F adalah nilai uang pada masa akan datang
- n adalah jangka waktu
- i adalah suku bunga

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 106


STIE Perbanas Surabaya

Contoh soal:
Tuan Bahri ingin membeli barang seharga Rp. 50 juta pada dua tahun yang akan
datang. Jika diasumsikan tingkat suku bunga simpanan sebesar 10% per tahun,
berapakah dana yang harus disiapkan Tuan Bahri sekarang?
F
P n
Jawab:
1  i 
50 juta
P 2
1  10% = 41.322.314,05

Nilai Akan Datang


Nilai akan datang adalah nilai yang akan datang dari sejumlah uang yang
diterima/ dibayarkan saat ini sekali atau secara periodik selama jangka waktu
tertentu dengan tingkat bunga/keuntungan yang diharapkan.
Rumus:
F = P (1+i)n

Contoh soal:
Pak Komar menyimpan dananya sebesar Rp. 200 juta selama 5 tahun. Apabila
tingkat suku bunga simpanan di Bank “Bink Bunk” sebesar 8% per tahun, tentukan
besarnya uang Pak Komar pada akhir tahun ke 5.
Jawab:
F = P (1+ i)n = 200 juta x(1 + 8%)5 = 293.865.615

C. JUMLAH NILAI AKHIR DAN


JUMLAH NILAI SEKARANG

Nilai Akhir
Nilai Akhir ialah nilai akhir dari serangkaian penerimaan/pembayaran yang
jumlahnya selalu sama, yang diterima/dibayarkan setiap akhir periode atau awal
periode selama n periode.

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 107


STIE Perbanas Surabaya

Nilai Sekarang
Nilai sekarang ialah nilai sekarang dari serangkaian penerimaan/pembayaran
yang jumlahnya selalu sama, yang diterima/dibayarkan setiap akhir periode atau
awal periode selama n periode.

Pembahasan pada bagian ini dikhususkan pada penerimaan/pembayaran di akhir


periode.
Jumlah Nilai Akhir (JNA) ialah jumlah dari nilai akhir setiap penerimaan/pembayaran
di akhir periode yang dihitung dengan rumus:

Keterangan:
- A ialah penerimaan/pembayaran di akhir periode
- i ialah suku bunga
- n ialah jangka waktu

Rumus JNA di atas dapat diubah susunannya sehingga diperoleh rumus n, rumus A:

Ilustrasi JNA dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 108


STIE Perbanas Surabaya

Jumlah Nilai Sekarang (JNS) ialah jumlah dari nilai sekarang setiap
penerimaan/pembayaran di akhir periode yang dihitung dengan rumus:

(1  (1  i )  n )
JNS  A
i
Keterangan:
- A ialah penerimaan/pembayaran di akhir periode
- i ialah suku bunga
- n ialah jangka waktu

Rumus JNS di atas dapat diubah susunannya sehingga diperoleh rumus n, rumus A:

JNS
A 
(1  (1  i )  n )
i

Ilustrasi JNS dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 109


STIE Perbanas Surabaya

Contoh:
1. Susi setiap bulan menabung Rp 75.000 di bank yang memberi bunga 15%
pertahun. Hitunglah tabungan susi setelah menabung selama 4 tahun.
Jawab :
A = 75.000 per bulan
i = 15% pertahun,
Bunga perbulan 15%:12 = 1,25%
n = 4 tahun x 12 = 48 bulan
Jadi JNA = 4.892.129,12

2. Jika omzet perusahaan X tiap bulan rata-rata Rp 2.500.000 dari jumlah barang
yang diproduksi. Bunga yang diperhitungkan 2% tiap bulan maka hitunglah
jumlah nilai sekarang penjualan perusahaan selama 6 tahun. Agar perusahaan
dapat menetapkan penerimaan riilnya sekarang.
Jawab:
A = Rp 2.500.000
i=2%
n = 6 x 12 = 72
Jadi, JNS = 94,960,157.86.

D. ANUITAS

Anuitas adalah suatu pembayaran atau penerimaan uang secara periodik


dalam jumlah tetap dan dalam jangka waktu yang tetap pula. Jumlah pembayaran
anuitas terdiri dari dua bagian, yaitu:
- Angsuran dari utang P atau pinjaman pokok, yang dinyatatakan dengan ak
- Pembayaran bunga dari P yang dinyataan dengan bk

Rumus-rumus yang digunakan untuk menghitung soal Anuitas sebagai berikut:


a. Bunga pada periode pertama : b1 = i. P
b. Angsuran periode pertama : a1 = A – b 1
c. Angsuran periode k : ak = a1(1 + i)k-1

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 110


STIE Perbanas Surabaya

d. Hubungan dua angsuran k & m : ak / am = (1 + i)k-m


e. Anuitas : A = ak (1 + i)n-k+1
A = ak + bk
f. Jangka waktu n : n = log A – log (A – i.P)
log(1 + i)

Keterangan rumus:
- P ialah pinjaman pokok
- i ialah suku bunga
- A ialah anuitas
- n ialah banyak periode waktu

Contoh:
Pinjaman 5,000,000 diangsur secara anuitas selama 24 bulan, jika diketahui a11=
200.348,43 dan a18= 230.137,37. hitunglah besar bunga dan jumlah anuitas-nya.

Jawab:
a18 / a11 = (1+i) 18-11
jadi i = 2%
A = a11. (1+i)24-11+1
jadi A = 264.355,50

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 111


STIE Perbanas Surabaya

Effective Annual Rate (EAR)


EAR adalah suku bunga yang apabila dimajemukkan tahunan akan
memberikan hasil/jumlah uang yang sama jika bunga tersebut dimajemukkan secara
periodik. Suku bunga efektif dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
q
 i
EAR  1   1
 q 

dengan menggunakan contoh di atas, maka suku bunga efektif sebesar :


12
 0,12 
EAR  1    1  0,126825
 12 

dengan demikian jumlah uang pada akhir tahun jika menggunakan bunga efektif
sebesar
FV = Rp.5.000.000,- x (1+0,126825)
= Rp.5.634.125,-

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 112


STIE Perbanas Surabaya

Latihan soal:

1. Pak Untung meminjam modal di Bank sebesar Rp 1.000.000,- yang harus


dilunasi dalam jangka waktu satu tahun dengan besar pengembalian 5/4 dari
besarnya pinjaman. Tentukan besarnya bunga perbulan.

2. Pak Amir menerima pinjaman dari Bank dengan diskonto 20% pertahun. Uang
yang diterima Pak Amir sebesar Rp 5.000.000,-. Tentukan besar pinjaman Pak
Amir.

3. Anda diminta memilih alternatif berikut:

a. Mendepositokan uang sejumlah Rp. 10.000.000 pada bank yang


memberi bunga tunggal Rp. 18% tiap tahun selama 3 tahun.

b. Mendepositokan uang sejumlah Rp. 10.000.000 pada bank yang


memberi bunga majemuk 17,5% tiap tahun selama 3 tahun.

4. Haris menabung Rp. 4.500.000 setiap akhir tahun selama 4 tahun di bank
“Orange” yg memberi bunga 16% per tahun secara majemuk. Hitung jumlah
tabungannya setelah menabung selama 4 tahun.

5. Alma tiap bulan menabung sejumlah Rp. 45.000 pada Bank B yg memberi
bunga 1,2% tiap bulan. Jika Alma mengharapkan agar setelah beberapa kali
jumlah tabungannya akan menjadi sekurang2nya Rp. 7.750.000, berapa kali dia
harus menabung?

6. X mendapat kredit sejumlah Rp. 5.000.000,00 dari bank Y yang membebani


bunga 18% tiap tahun, dengan perjanjian bahwa mulai bulan berikutnya X harus
utang ini dengan jumlah tetap Rp. 200.000,00 tiap bulan. Hitunglah dalam
berapa kali cicilan sejumlah Rp. 200.000,00 utang X harus dilunasi, dan berapa
seharusnya jumlah cicilan terakhir agar utangnya lunas?

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 113


STIE Perbanas Surabaya

Halaman untuk mengerjakan soal latihan

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 114


STIE Perbanas Surabaya

Halaman untuk mengerjakan soal latihan

Modul Matematika Ekonomi & Bisnis halaman 115

Anda mungkin juga menyukai