Anda di halaman 1dari 11

FUNGSI NONLINIER

1. Fungsi Kuadrat

Fungsi kuadrat dengan satu variabel bebas adalah fungsi polynomial tingkat
dua, dimana fungsi ini mempunyai bentuk umum, Y= f(X) = a0 + a1X + a2X2 atau
bila koefisien-koefisien diubah, maka bentuknya adalah:

(7.1)
Y = f(X) = aX2 + bX + c
Dimana : Y = Variabel terikat

X = Variabel bebas

a,b dan c = konstanta, dan a ≠ 0

Bentuk umum (7.1) ini, bila digambarkan pada bidang koordinat akan mempunyai
suatu parabola vertical. Hal ini ditunjukkan dalam gambar 7.1.

Pada gambar 7.1 (a) parabola vertical lengkung ke atas dan disebut sebagai
parabola terbuka ke atas. Sedangkan, gambar 7.1 (b) parabola vertical lengkung
ke bawah dan disebut sebagai parabola terbuka kebawah;
Gambar 7.1 Kurva Parabola Vertikal

Suatu parabola mempunyai satu titik puncak. Titik puncak (vertex) adalah titik
dimana arah perubahan fungsi dari menaik ke menurun atau menurun ke menaik.
Dengan kata lain, titik puncak adalah titik yang paling bawah (dasar) dari parabola
bilamana parabola terbuka ke atas atau titik paling atas dari parabola bilamana
parabola terbuka ke bawah. Jadi, titik puncak ini dapat berupa titik minimum
(dalam Gambar 6.1 (a) dititik A ) atau titik maksimum (dalam Gambar 6.1 (b)
dititik B).

Koordinat titik puncak dari suatu parabola dapat diperoleh dengan rumus:

−b b 2−4 ac
Titik puncak =
( ;
2 a −4 a ) (7.2)
Dimana : a,b,dan c adalah parameter atau konstanta dalam persamaan.
Suatu parabola vertical mempunyai sebuah sumbu simetri yang sejajar
dengan sumbu Y. Sumbu simetri adalah suatu garis lurus yang melalui titik
puncak dan membagi parabola menjadi dua bagian yang sama bentuknya.

RUMUS KUADRAT
Jika Y= 0, maka bentuk umum dari fungsi kuadrat Y = aX2 + bX + c akan
menjadi persamaan kuadrat aX2 + bX + c. Nilai-nilai penyelesaian untuk X yang
juga disebut akar-akar dari persamaan kuadrat dapat diperoleh dengan cara
memfaktorkan atau dengan menggunakan rumus kuadrat. Rumus kuadrat ini
adalah:
−b ± √b 2−4 ac
X1,2 = (7.3)
2a
Suku didalam tanda akar pada persamaan (7.3), yaitu b2 – 4ac disebut diskriminan
(D). Nilai diskriminan ini akan menenyukan apakah parabola vertical memotong,
menyinggung, atau tidak memotong maupun menyinggung sumbu X. Jika nilai
b2 – 4ac adalah negative, maka tidak terdapat titik potong dengan sumbu X, jika
nilai b2 – 4ac adalah sama dengan nol, maka terdapat dua titik potong dengan
sumbu X. Jadi, rumus kuadrat ini hanya digunakan nilai nilai b2 – 4ac positif atau
sama dengan nol.

MACAM-MACAM PARABOLA

Tanpa melihat gambar parabola, titik maksimum dan titik minimum dapat
ditentukan dengan melihat nilai dari parameter a dan nilai dari diskriminan (D).
Berikut ini terdapat 6 kemungkinan bentuk parabola:

1. Jika a > 0 dan D > 0, maka parabola akan terbuka keatas dan memotong
sumbu X di dua titik yang berlainan.
2. Jika a > 0 dan D = 0, maka parabola akan terbuka ke atas dan
menyinggung sumbu X di dua titik yang berhimpit.
3. Jika a > 0 dan D < 0, maka parabola akan terbuka keatas dan tidak
memotong maupun menyinggung sumbu X.
4. Jika a < 0 dan D > 0, maka parabola akan terbuka ke bawah dan
memotong sumbu x di dua titik yang berlainan.
5. Jika a < 0 dan D = 0, maka parabola akan terbuka ke bawah da
menyinggung sumbu X di dua titik yang berhimpit.
6. Jika a < 0 dan D < 0, maka parabola akan terbuka kebawah dan tidak
memotong maupun menyinggung sumbu X.
Gambar 7.2 Enam Macam Kurva Parabola Vertikal

Jadi, nilai dari parameter a menentukan apakah parabola terbuka ke atas


atau kebawah, sedangkan nilai diskriminan D menyatakan apakah parabola
memotong, menyinggung, atau tidak memotong maupun menyinggung sumbu X.
Keenam bentuk parabola ini dapat dilihat pada Gambar 7.2.

Contoh :

1. Jika fungsi kuadrat Y = X2 – 8X + 12, carilah koordinat titik puncak dan


gambarkanlah parabolanya. Penyelesaian :

−b b 2−4 ac
Koordinat titik puncak = =
( ;
2 a −4 a )
=
( −82 ; −(64−48)
4 )
= ( 4 , -4 )

Untuk X = 0, maka Y = 12

Titik potong sumbu Y adalah (0,12)

Untuk Y= 0, maka - X 2 + 8 X +12 = 0


−b ± √b 2−4 ac 8 ± √ 64−48 8 ± √ 16
X1,2 = = =
2a 2 2

8+4
X1 = =6
2

8−4
X2 = =2
2

Titik potong sumbu X adalah (2,0) dan (6,0)

Berdasarkan nilai-nilai penyelesaian dari titik puncak dan titik potong sumbu
X dan Y, maka kurva parabolanya dapat digambarkan seperti berikut :
2. Jika fungsi kuadrat Y = - X2 + 6X - 2, carilah koordinat titik puncak dan
gambarkan parabolanya.

Penyelesaian :

−b b 2−4 ac
Koordinat titik puncak =
( ;
2 a −4 a )
−6 6 2 −4 (−1 )(−2 )
=
( 2(−1 )
;
−4(−1) )
−6 36−8
=
( −2
;
4 )

=(3,7)

Untuk X = 0, maka Y = -2

Titik potong sumbu Y adalah (0,12)

Untuk Y= 0, maka - X 2 + 6 X – 2 = 0

2
−b ± √b 2−4 ac −6 ± √6 – 4(−1)(−2) −6 ± √36−8 −6 ± √28
X1,2 = = = = =
2a 2(−1) −2 −2

−6 ±2 √ 7
−2

−6+2 √7
X1 = = 0,35
−2

−6−2 √ 7
X2 = = 5,65
−2

Titik potong sumbu X adalah (0.35, 0) dan (5,65, 0).

y
(3,7)
7

y = -x2 + 6x - 22

x=3 sumbu simetri

0 0,35 3 5,65 X

-2

Fungsi kuadrat juga mempunyai bentuk umum yang lain, yaitu :

X = f(Y) = aY2 + bY + c

Bentuk umum seperti ini, bila digambarkan dalam bidang koordinat cartesius,
kurvanya adalah parabola horizontal. Parabola horizontal ini akan terbuka
kekanan atau terbuka kekiri tergantung nilai koefisien a. Jika koefisien a > 0,
parabola akan terbuka kekanan, dan jika koefisien a< 0 parabola akan terbuka ke
kiri.

Sumbu simetris dari parabola horizontal adalah sejajar dengan sumbu X.


Sedangkan koordinat titik puncak nilai X dan Y saling dipertukarkan tempatnya
yaitu (Y,X) atau rumusnya adalah:

−b b 2−4 ac
Titik Puncak =
( ;
2 a −4 a )
Karena parabola horizontal ini terbuka kekanan atau kekiri, maka akan memotong
sumbu Y. Jika D> 0, maka parabola akan memotong sumbu Y di dua titik, jika D
= 0, maka parabola akan menyinggung sumbu Y di satu titik , jika D < 0, maka
parabola tidak akan memotong sumbu Y.

Contoh :

3. Fungsi Pangkat Tiga

Polinomial tingkat 3 dengan satu variabel bebas disebut sebagai fungsi kubik, dan
mempunyai bentuuk umum :

Y= a0 + a1X + a2X2 + a3X3

Dimana: a3 ≠ 0

Fungsi kubik ini bila digambarkan dalam bidang koordinat Cartesius,


kurvanya mempunyai dua lengkungan (concave) yaitu: lengkungan ke atas dan
kengkungan ke bawah, seperti gambar berikut ini;

4. FUNGSI RASIONAL
Suatu fungsi rasional memp

unyai bentuk umum :

g [ X ] an X
n
Y= =
h[X ] Δ x

Dimana : G (X) = Fungsi polinomial tingkat ke-n

H (X) = Fungsi polinomial tingkat ke-m dan tidak sama dengan nol
Fungsi rasional ini bila digambarkan dalam bidang koordinat Cartesius kurvanya akan
berbentuk hiperbola dan mempunyai sepasang sumbu asimtot. Sumbu asimtot adalah
sumbu yang didekati kurva hiperbola tetapi tidak pernah menyinggung. Fungsi rasional
yang istimewa dan sering ditetapkan dalam ilmu ekonomi adalah berbentuk:

Y = a XYatau X a

a0

Y = a0 + a1X + a2X2 + a3X3

Modul Matematika 2012

Dimana : a > 0

Bentuk fungsi rasional diatas kurvanya adalah hiperbola segi empat dan mempunyai satu
sumbu asimtot tegak yang berimpit dengan sumbu Y dan satu sumbu asimtot datar yang
berimpit dengan sumbu Y. jadi, bila nilai Y diperbesat, kurva hiperbola akan mendekati
sumbu Y dan bila nilai X diperbesar kurva hiperbola akan mendekati sumbu X. Hal ini
ditunjukan dalam gambar berikut : Jika sumbu asimtot tegak tidak berimpit dengan
sumbu Y dan sumbu asimtot datar tidak berimpit dengan sumbu Y, maka bentuk umum
dari fungsi rasional adalah :
(X-h) (Y – k) = C

Dimana : h = Sumbu asimtot tegak k = Sumbu asimtot datar (h, k) = Pusat


hiperbola C = Konstanta positif

Anda mungkin juga menyukai