Anda di halaman 1dari 6

Judul Buku Penulis Penerbit Tebal Buku Ukuran Harga

: Satanic Finance : Dr. Ahmad Riawan Amin : Zaytuna : 124 Halaman (8 mm) : 23 cm x 15 cm : Rp25.000,00

Sebagai pembicara kelas dunia, Riawan merupakan salah satu trainer dari Indonesia, yang bersitifikat Covey Leadership Center USA, berbicara secara luas pada acara di seluruh dunia, seperti World Islamic Economist, dan lain-lain. Dengan topic Islamic Banking, Spiritual Management and Leadership Pructuvity. Riawan juga mendirikan Yayasan Celestia Management yang melatih Manajemen Islam dan Etika untuk seribu peserta local dan internasional. Riawan juga membantu sesame eksekutif untuk lebih produktif. Sebagai Intelektual, Riawan kuliah di Universitas Indonesia (UI) dan Universiatas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah Jakarta di mana ia mendapat gelar Doktor Honoris Causa dari Jurusan Islamic Banking di samping gelar Master of Science-nya dari University of Texas. Riawan telah menulis 4 buku, yaitu The Celestial Management, Satanic Finance, Indonesia Militan, dan You Are (not) The Boss. Sebagai Praktisi, Riawan mendapat gelar CEO Terbaik 2008 Bisnis Indonesia sebagai Presiden Direktur Bank Muamalat 1999-2008 yang berhasil memmimpin pemulihan selama krisis moneter di Asia dan mengubahnya menjadi salah satu Bank Islam Paling Menguntungkan baik di lokal maupun internasional. Penlamannya juga tidak terbatas pada Kepemimpinannya di Islamic Banking Association, Dewan Independen Board Risk Committee di Bank CIMB Islam, Malaysia. Dan sebagai Direktur General Council for Islamic Banks and Finacial Institutions juga sebagai Direktur International Islamic Financial Market. Pada masa ini, banyak Negara berkembang seperti Indonesia yang memiliki sumber daya alam yang melimpah, tapi kenyataanya banyak sekali
Adhitya Rahman XII IPA 2 Halaman 1

rakyatnya yang masih merasakan kemiskinan. Kemiskinan, pembunuhan karena sulit ekonomi seakan-akan sudah menjadi hal yang biasa dalam kehidupan kita. Dan ternyata semua kejadian ini tidak terjadi begitu saja, melainkan ada segelintir orang atau kelompok yang dengan sengaja menciptakannya. Di dalam buku ini Satanic Finance penulis memaparkan mengapa krisis ekonomi global dapat terjadi, dalam sudut pandang setan ebagai penyebabnya. Dan seolah-olah yang menulis buku ini adalah setan itu sendiri. Jadi semua rahasia-rahasia dan rencana setan untuk menghancurkan perekonomian dunia diungkapkan di dalam buku ini. Buku Satanic Finance terdiri atas 5 bab inti yang dipaparkan secara berurutan dan mudah dipahami untuk pemula. Bab satu berjudul The Three Pillar of Evil dimulai dengan beberapa faktafakta tentang krisis ekonomi yang terjadi di Asia Tenggara tahun 1997. Krisis ini terjadi tidak begitu saja, setan lah yang telah mempengaruhi pikirian para wakilnya, yaitu manusia untuk melakukan krisis tersebut. Bagaimana itu semua bisa terjadi? Di ilustrasikan oleh penulis dengan sebuah cerita. Pada suatu hari hidup suku Tukus dan Sukus yang tinggal di pulau berbeda. Suku Sukus tinggal di pulau Aya dan suku Tukus tinggal di pulau Baya. Kedua suku ini hidup sejahtera. Hingga dating kolega setan yang bewujud manusia dating ke pulau Aya (Suku Sukus). Kolega ini bernama Gago dan Sago. Mereka dating kepulau tersebut untuk menerapkan suatu alat tukar menukar yang bernama uang. Setelah suku Sukus mendengar penjelasan panjang Gago dan Sago tentang uang, Saka sang ketua suku pun menyetujui untuk menggantikan emas menjadi uang kertas sebagai alat tukar menukar yang sah. Mendengar cerita ini, suku Tukus juga tidak mau ketinggalan. Mereka meminta Sago untuk mmberikan mereka uang sebagai alat tukar menukar juga. Sehingga suku Sukus dan Tukus pun memakai uang sebagai alat tukar.

Adhitya Rahman XII IPA 2

Halaman 2

Lama kelamaan sistem baru tersebut membuat perekonomian kedua suku tersebut kacau. Perangkap tersebut yang dengan cerita dan intensitas yang berbeda terjadi dalam krisis ekonomi di Asia Tenggara. Para pelaku satanic finance menggunakan pilar Three Pilars of Evil untuk menghisap darah mangsanya khususnya di negara-negara berkembang. Seperti apa yang sudah diilustrasikan sebelumnya. Ketiga pilar tersebut berisi Fiat money, Fractional Reserve Requirement (FRR), dan Interest (bunga).

Penggunaan kertas sebagai alat transaksi ekonomi dalam kehidupan sehari-hari menggantikan koin emas atau biasa disebut dengan istilah Fiat Money turut berperan penting dalam terjadinya inflasi. Bagaimana tidak, uang kertas yang diciptakan tanpa didukung adanya logam mulia ( backed) seperti emas, sehingga suatu lembaga bisa dengan mudah mencetak uang terus menerus untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Dan, tahukah anda bahwa Bank sentral diseluruh dunia (termasuk kita) hanya menyediakan FRR sebesar 10 % atau cadangan minimal kekayaannya hanya 10% saja. Dimana artinya Bank hanya ada kekayaan sebesar 10 Triliyun (antara lain emas) untuk menciptakan uang sebanyak 100 Triliyun, sehingga apabila semua nasabah mengambil uang simpanan di bank, bank tersebut tidak akan mampu membayar. Demikian pula halnya dengan negara, apabila semua negara menggunakan devisa dollarnya maka banker yang punya dollar tidak akan mampu untuk

membayarnya. Interest (Bunga) yang merupakan biaya servis yang dikenakan bank untuk pinjaman atau kredit yang diberikan kepada nasabahnya. Para setan pun menyebutnya price of money or capital yang wajar bila ditarik karena mereka menganggap bahwa jika uang tersebut diputar maka mereka akan terus memperoleh keuntungan atau keuntungan yang ditahan. Tetapi apabila ketiga pilar tersebut bertemu maka akan timbul korelasi antara sector moneter dan sector riil. Sector pertama bisa mendukung sector riil melalui pembiayaan investasi atau pengucuran pinjaman. Perubahan dalam sector moneter, praktis juga akan mengubah konfigurasi padda sector riil. Untuk lebih jelasnya kita gunakan equation of exchange yang biasa dipakai oleh ekonom.

Adhitya Rahman XII IPA 2

Halaman 3

MxV=PxY Dimana M= supply uang V= kecepatan uang beredar P= agregat rata tingkat bunga Y= output riil barang dan jasa

Dengan menggunakan sudut pandang penulisan sebagai setan, penulis menjelaskan bagaimana para setan merancang kehancuran sistem ekonomi, siapa saja kolega-kolega yang membantu memperlancar aksi mereka, bagaimana cara mendidik kolega dan kriteria kolega yang mereka pilih, serta trik apa saja yang biasa mereka gunakan.

Bab dua pada buku ini menjelaskan satu persatu mulai dari bahaya hutang. Hutang dianggap sepele oleh sebagian besar manusia, bahkan dijadikan sebuah kebiasaan padahal dalam hadits pun dijelaskan Semua dosa orang yang mati syahid akan diampuni kecuali utangnya (Hadits Riwayat Muslim). Contohnya penggunaan credit card. Padahal inilah produk unggulan dari para setan dan koleganya yang fungsinya hampir sama seperti fiat money. Mengapa bisa demikian? Tentu saja bisa, karena transaksi dengan credit card adalah transaksi hutang dimana ada keharusan membayar bunga pada saat jatuh tempo dan pembayaran denda jika terlambat membayarnya, sehingga berakibat

penggandaan uang yang beredar. Dampak yang lebih ekstrim dari hutang ini adalah terjadinya perbudakan. Dimana pihak yang berkuasa bisa dengan semena-mena memperbudak pihak yang lemah, tentu saja dengan kekuasaan yang mereka miliki.

Bab tiga membahas tentang The Green Evil yap istilah itu ditujukan untuk dollar dimana hampir semua Negara mempunyai devisa dalam dollar. Mengapa bisa seperti itu? Perhatikan ilusi berikut dollar digambarkan seperti cek kosong dan yang menerbitkan adalah kolega setan yang terpandang dan terhormat sehingga para penerima cek pun merasa tidak perlu untuk mencairkan cek tersebut toh kalau mereka memerlukan biaya mereka tinggal memberikan cek tersebut ke orang lain untuk memenuhi kebutuhan mereka dan begitu seterusnya dan itulah mengapa banyak sekali yang menggunakan dollar yang berharga
Adhitya Rahman XII IPA 2 Halaman 4

laiknya emas (as good as gold). Siapa sih yang membuat dollar bisa berharga seperti emas? Jawabannya adalah The Federal Reserve System atau

disingkat Federal Reserve atau pendeknya The Fed yang dibawah paying Federal Reserve ACT, 1913. Dan yang punya bukan lah Departemen Keuangan (U.S. Treasury) melainkan sekelompok pemilik swasta

Bab empat, menjelaskan bagaimana solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi konspirasi besar yang telah dideskripsikan sebelumnya yaitu kembali kepada sistem emas. Karena logam mulia ini menempati kedudukan yang tinggi, boleh dibilang seperti mata uang surga (Heavens Currency), karena fungsinya dalam menjaga keadilan yang menjadi salah satu ciri utama penghuni surga. Selain itu emas juga mempunyai sifat yang istimewa dibandingkan dengan logam yang lain, diantaranya tidak bisa diubah dengan bahan kimia lain, emas tidak terpengaruh oleh air dan udara, emas tidak berkarat, termasuk logam lunak sehingga mudah ditempa, dan emas dikenal sebagai logam yang paling berat. Dan satu hal lagi yang menjadikan emas patut dijadikan sebagai alat transaksi yaitu karena nilainya yang stabil anti inflasi, tidak seperti uang kertas.

Bab lima dan merupakan bab yang terakhir terdapat hal-hal yang memaparkan sebagaian harapan dari penulis akan adanya para pembebas dari belenggu dan konspirasi yang ada dan dikenali dengan sebutan El Libertador. Merekalah yang melakukan kampanye perlawan terhadap sistem setan yang mencekik. Mereka menyuarakan perlunya sistem baru, sistem yang mana tak lebih merupakan duplikasi terhadap sistem perbankan yang biasa disebut sebagai perbankan Islam. Tidak hanya itu saja, El Libertador mengusung ide

menggunakan kembali standard emas. Tentu saja hal itu membuat kegusaran para setan semakin bertambah, karena melalui kedua sistem tersebut ketiga pillar yang sudah didesain oleh para setan dan koleganya dapat dengan mudah dirobohkan. Seharusnya para pemimpin-pemimpin bangsa Indonesia dapat membaca buku ini dan sadar akan keadaan financial yang telah terjadi. Mereka harus dapat bersikap jujur, adil, dan bijaksana dalam mengatur keuangan agar tidak terjadi inflasi dan depresiasi mata uang rupiah yang berlebihan. Bank yang berpedoman
Adhitya Rahman XII IPA 2 Halaman 5

ke Islam-an pun harus lebih ditingkatkan, agar bunga (interest) dapat terhapus. Jika bunga terhapus maka system perekonomian Indonesia dapat stabil dan jauh dari inflasi. Alat tukar menukar pun juga sebaiknya diganti kembali menjadi emas. Karena emas tidak dapat mengalami inflasi dan harganya stabil. Untuk seroang pemula menurut saya, buku ini sangatlah menarik dan bagus untuk dibaca, terutama oleh kalangan pemerintahan, anggota dewan, pengamat ekonomi, dosen, mahasiswa, tokoh-tokoh masyarakat, dan siapa pun yang peduli untuk kebangkitan bangsa dan Negara dari jeratan setan financial. Pembahasan masalah-masalah ekonomi dibahas secara ringan dan mudah dipahami. Buku ini juga dapat membangkitkan semangat para remaja dan pemuda Indonesia untuk membenahi sistem perekonomian yang berlasung sekarang ini. Tidak semua buku ekonomi financial dapat dibahas secara ringkas. Gambar yang tertera pada setiap bab juga memberikan kesan lucu dan dapat menghilangkan kejenuhan saat membaca. Buku ini hanya dapat dipahami oleh orang yang mempunya paham di beberapa istilah ekonomi. Sehingga hanya kalangan SMA sederajat sampai pekerja sajalah yang dapat memahami dengan jelas arti dan maksud dari buku ini. Sehingga menurut saya, system perekonomian yang baik untuk dunia adalah dengan meberlakukan kembali mata uang emas. Atau kita dapat mengikuti ajaran Rasulullah SAW dengan menggunakan Dinar dan Dirham sebagai alat tukar menukar dalam kehidupan sehari-hari. Semua dapat berjalan dengan baik jika kita menjauhi larangan Allah SWT dan selalu menjadikan Al-quran sebagai pedoman kita.

Adhitya Rahman XII IPA 2

Halaman 6

Anda mungkin juga menyukai