Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL ILMIAH

INFLASI DADAKAN DI BULAN RAMADHAN


OLEH:
YENI NURAINI
NIM. 140810301050
ABSTRAK
Menjadi kebiasaan bagi umat Islam ketika ramadhan datang akan di sambut dengan
kebahagiaan dan dengan hati yang bersuka cita. Umat Islam akan luruh dengan segala
kekhidmatannya untuk menjalankan ibadah puasa. Namun menjadi kebiasaan pula,
khususnya di Indonesia, setiap menjelang ramadhan sampai lebaran harga-harga barang
akan berlomba-lomba naik secara signifikan, terutama barang-barang yang menjadi
kebutuhan pokok. Hal ini bisa disebut sebagai inflasi dadakan setiap tahunnya. Pasar akan
memanfaatkan momen ramadhan sebagai kesempatan emas untuk menaikkan harga jual
mereka secara tidak wajar, tapi dilain pihak masyarakat sebagai konsumen menganggap hal
ini wajar dan seolah-olah memakluminya. Inflasi di bulan-bulan tersebut seperti ritual wajib
yang terus terjadi. Selain masalah inflasi, perilaku konsumtif masyarakat di saat ramadhan
juga tidak bisa dihindari. Dampak dari inflasi juga sangat memengaruhi kehidupan
perekonomian nasional. Diperlukan kerjasama yang nyata dari pemerintah maupun
masyarakat untuk mengatasi masalah inflasi.
Kata kunci: Inflasi, perilaku konsumtif, dan dampak inflasi.
PENDAHULUAN
Ramadhan merupakan bulan yang dinanti-nanti oleh umat Islam di seluruh penjuru
dunia begitupun di Indonesia. Namun ada kebiasaan unik di saat ramadhan hingga lebaran
yaitu naiknya kebutuhan-kebutuhan hidup terutama kebutuhan pokok yang sangat tidak
wajar, bahkan harga bisa naik hingga dua kali lipat dari harga normal, bisa dibilang sebagai
inflasi. Untuk masyarakat kelas menengah atas mungkin kenaikan ini masih bisa mereka
atasi, tapi bagi masyarakat menengah bawah, hal ini sangat meresahkan bahkan akan sangat
memengaruhi kehidupan sehari-hari mereka.
Dampak yang ditimbulkan dari inflasi sendiri sangatlah besar, bahkan bisa
mengganggu kelancaran perekonomian suatu negara. Dampak inflasi menyebar kesegala
aspek kehidupan perekonomian, baik dalam segi pemerintahan maupun kehidupan
masyarakat. Masalah inflasi di bulan Ramadhan sangatlah penting untuk dibahas karena

sudah menjadi agenda tahunan tanpa adanya hasil yang nyata dari serangkaian usaha yang
dilakukan pemerintah untuk menanggulangi masalah inflasi.
Dalam artikel ilmiah ini akan dibahas tentang apa itu inflasi, mengapa inflasi saat
ramadhan dan lebaran terus terjadi, apa saja dampak yang ditimbulkan dari meningkatnya
inflasi secara tajam, dan cara utuk meredam inflasi.
PEMBAHASAN
Inflasi
Inflasi merupakan sebuah fenomena ekonomi yang pengaruhnya cukup besar terhadap
kehidupan masyarakat. Inflasi adalah kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan
berlangsung terus menerus. Artinya, kenaikan harga tidak hanya terjadi pada satu atau dua
jenis barang tertentu, tetapi pada berbagai jenis barang kebutuhan masyarakat. Tinggi
rendahnya inflasi dalam periode tertentu, dapat diukur dengan cara membandingkan besarnya
kenaikan harga-harga barang saat ini dengan kenaikan harga-harga barang pada periode
sebelumnya yang dinyatakan dalam presentase.
Pengertian Inflasi
Menurut Maksum dan earlyanti (2004) Inflasi adalah suatu proses meningkatnya
harga-harga secara umum dan terus menerus. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses
menurunnya nilai mata uang secara terus menerus. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa,
bukan tinggi rendahnya tingkat harga artinya tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu
menunjukkan inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara
terus menerus dan saling mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan
peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.
Inflasi di Bulan Ramadhan
Seperti suatu kewajiban, saat ramadhan dan lebaran datang pasti terjadi inflasi, pasar
meresponnya dengan menaikkan harga-harga barang kebutuhan pokok. Begitu juga dengan
masyarakat yang seolah-olah memaklumi hal tersebut, sehingga sudah menjadi rahasia umum
apabila terjadi inflasi pada bulan-bulan tersebut. Jika inflasi tersebut terjadi karena faktor
alami seperti besarnya permintaan di masyarakat terhadap suatu barang tertentu namun tidak
diimbangi dengan ketersediaan barang tersebut di pasar karena kondisi yang sebenarnya
terjadi, hal itu masih dikatakan wajar, karena meningkatnya konsumsi masyarakat yang tidak

dibarengi dengan peningkatan sirkulasi barang di pasar. Akan tetapi yang sangat disayangkan
jika inflasi ini terjadi karena faktor buatan manusia sendiri. Faktor buatan merupakan
kesengajaan yang dilakukan oleh para pelaku pasar untuk menaikkan harga-harga barang
tersebut, secara sengaja para penjual menghilangkan barang tersebut di pasar dengan cara
melakukan penimbunan barang-barang yang dibutuhkan. Pada saat yang dianggap tepat para
penimbun baru akan mengeluarkan barang tersebut dan menjualnya di pasar, tentunya dengan
harga yang bahkan bisa naik hingga dua kali lipat dari harga normal.
Pola Inflasi Ramadhan
Bila mengamati pola historis inflasi selama periode Ramadhan-Idul Fitri, umumnya
mulai terjadi pada saat bulan puasa (t-1), kemudian berlanjut pada saat idul fitri (t0), dan
cenderung mengalami koreksi harga pada satu bulan setelah idul fitri (t+1).
Secara umum dalam tiga tahun terakhir (tahun 2011-2013) komoditi pangan yang
menjadi penyumbang inflasi pada periode puasa ramadhan dan idul fitri relatif tidak
mengalami perubahan, seperti: aneka daging, aneka bumbu dan beras.
Pada tahun 2011 beras memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,18%, cabe merah
0,11%, daging sapi 0,03%, kacang panjang 0,02%, dan udang basah 0,02%. Pada tahun 2012
daging aym ras memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,09%, daging sapi 0,07%, tempe
0,06%, tahu mentah 0,06%, dan beras 0,05%. Sedangkan pada tahun 2013 bawang merah
memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,51%, daging ayam ras 0,21%, beras 0,11%, cabe
rawit 0,10%, dan kentang 0,07%.
Masalah distribusi barang
Arus transportasi selama ramadhan hingga lebaran sangatlah padat dan penuh dengan
kemacetan. Hal ini dikarenakan banyaknya pemudik dari satu kota ke kota lain, padahal saat
menjelang lebaran permintaan akan kebutuhan pokok seperti kebutuhan pangan dan sandang
meningkat dari hari-hari biasa. Distribusi barang menjadi terhambat, akibatnya barang yang
seharusnya bisa dikirim ke suatu daerah tepat waktu akan tertunda pengirimannya. Selain
faktor kemacetan, terhambatnya distribusi barang ke masyarakat karena transportasi umum
lebih banyak mengangkut manusia, bahkan kesibukan dunia transportasi bisa naik lebih dari
100% dikarenakan banyaknya pemudik. Sehingga kelangkaan suatu barang pada salah satu
daerah yang distribusi barangnya tertunda akan mengakibatkan tidak terpenuhinya
permintaan masyarakat kemudian harga-harga kebutuhan akan naik.

Perilaku Konsumtif
Tidak bisa dihindari lagi bahwa fakta perilaku konsumtif masyarakat saat ramadhan
hingga lebaran akan meningkat. Masyarakat seperti berlomba-lomba dalam menyiapkan
menu untuk berbuka puasa maupun sahur. Selain itu, saat menjelang lebaran permintaan akan
barang kebutuhan pokok juga bertambah dari hari-hari biasa. Kesempatan tersebut
dimanfaatkan oleh pasar untuk menaikkan harga dan inflasi pun akan terus meningkat.
Ramadhan hingga lebaran memiliki keterkaitan yang sangat besar terhadap terjadinya
laju inflasi secara tajam. Disadari atau tidak hal tersebut bisa memberikan dampak negatif
dalam kehidupan masyarakat, misalnya ketidak terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat
miskin seperti kebutuhan pangan. Dalam keadaan perekonomian yang stabil saja masyarakat
miskin susah untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya, apalagi jika harga-harga kebutuhan
pokok naik akan menambah penderitaan masyarakat miskin yang tentunya tidak bisa
mencapai kesejahteraan hidup.
Bagi perekonomian nasional, inflasi memberikan dampak yang begitu besar dalam
sektor bisnis dan investasi. Masyarakat enggan untuk menabung uang mereka di bank,
bahkan permintaan uang semakin tinggi, sehingga uang yang beredar dalam masyarakat tidak
terkendali. Akibatnya dunia bisnis dan investasi menjadi lesu dan sulit berkembang, karena
untuk menjalankan kegiatan operasionalnya dibutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari
tabungan masyarakat.
Mengatasi Inflasi
Bank sentral memegang peran penting dalam mengatasi inflasi dalam tingkat yang
wajar, yaitu dengan kebijakan moneternya mengatur jumlah uang yang beredar di
masyarakat, menaikkan atau menurunkan tingkat suku bunga bank, menjual atau membeli
surat-surat berharga agar uang yang beredar bisa berkurang, menaikkan atau menurunkan
persediaan kas di bank untuk mengurangi jumlah kredit, dan pengawasan kredit selektif.
Selain kebijakan moneter pemerintah juga melakukan kebijakan fiskal dengan pengaturan
pengeluaran pemerintah dan peningkatan tarif pajak.
Selain usaha dari Pemerintah, masyarakat juga harus berpartisipasi dalam meredam
inflasi khususnya di bulan Ramadhan dengan cara menjadi konsumen yang bijak. Masyarakat
hendaknya membeli barang sesuai kebutuhan dan harus selektif dalam menentukan skala
prioritas kebutuhan. Bagi penjual juga jangan melakukan penimbunan barang, sehingga tidak

ada pihak yang dirugikan nantinya. Jika hal ini dilakukan dalam skala besar, yaitu skala
nasional dan semua masyarakat mau berpartisipasi, maka akan didapat hasil yang luar biasa
dalam mengendalikan inflasi.
PENUTUP
Kesimpulan
Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus
menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila
kenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dari harga
barang-barang lain. Inflasi di bulan Ramadhan sudah layaknya agenda tahunan yang terus
terjadi.
Inflasi merupakan masalah serius dalam perekonomian nasional. Dampak yang terjadi
juga merupakan masalah baru yang harus ditanggung oleh suatu negara baik pemerintah
maupun rakyat. Diperlukan usaha nyata untuk mengatasi inflasi, kerja sama yang baik antara
pemerintah dan masyarakat, dengan begitu kesejahteraan masyarakat akan tercapai dan
kehidupan pemerintahan pun berjalan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Agung Feryanto, Emmilia Ratna, Hendro Prima. 2011. Ekonomi untuk SMA/MA kelas X.
Klaten. PT Intan Pariwara.
http://www.bi.go.id/id/ruang-media/info-terbaru/Documents/Tayangan%20edukasi%20
%20Antisipasi%20RamadhanIdulfitri%20dan%20Pengendalian%20Inflasi
%20Semester%20II-2014.pdf
http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/postgraduate/management/Perbankan/Artikel_91
207076.pdf

Anda mungkin juga menyukai