GRADE
KONSEP DASAR
PROBABILITAS
Oleh Kelompok 09
NAMA KELOMPOK
● Lind (2002) mendefinisikan probabilitas ialah suatu ukuran tentang kemungkinan suatu peristiwa (event)
akan terjadi di masa mendatang. Probabilitas dinyatakan antara 0 sampai 1 atau dalam presentase. Ada tiga
hal penting dalam rangka membicarakan probabilitas, yaitu percobaan (experiment), hasil (outcome), Dan
peristiwa (event).
● Percobaan (experiment) adalah pengamatan terhadap beberapa aktivitas atau proses yang memungkinkan
timbulnya paling sedikit dua peristiwa tanpa memperhatikan peristiwa mana yang akan terjadi.
● Hasil (outcome) adalah suatu hasil dari sebuah percobaan. Dari suatu percobaan akan memberikan hasil.
Percobaan Hasil
Kegiatan melempar uang 1. Muncul gambar
2. Muncul angka
3. Muncul saham
Kegiatan perdagangan saham 1. Membeli saham
2. Inflasi (harga naik)
3. Deflasi (harga turun)
Mahasiswa belajar 1. Lulus memuaskan
2. Lulus sangat memuaskan
3. Lulus terpuji
Pertandingan sepak bola 1. Menang
2. Kalah
B. PENDEKATAN PROBABILITAS
1. Pendekatan Klasik
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
Inflasi 0,89 0,13 -0,32 -0,31 0,12 0,55 0,67 0,93 0,27 -0,12 0,34 0,57
dari data di atas terlihat bahwa jumlah bulan inflasi ada 9, dan jumlah
bulan deflasi terdapat 3 dari total 12 bulan. Oleh sebab itu, terjadinya
inflasi adalah = 9/12= 0,75 dan probabilitas terjadi bulan deflasi adalah =
3/12= 0,25. Atau dinyatakan dalam persen, probabilitas inflasi sebesar
75% dan probabilitas deflasi sebesar 25%.
3. Pendekatan Subjektif
Contoh:
1 Gambar Gambar
2 Gambar Angka
3 Angka Gambar
4 Angka Angka
Apabila Anda melemparkan uang logam dua kali ke udara,
berapakah probabilitas kedua lemparan tersebut
menghasilkan gambar?
Penyelesaian:
Probabilitas gambar = ½ dan probabilitas angka ½. Pada
lemparan pertama probabilitas gambar P(A) = ½. Pada
lemparan kedua probabilitas gambar P(B) juga ½. Oleh
sebab itu, probabilitas P(A) Dan P(B) adalah:
P(A atau B) = P(A) × P(B)
=½ ×½
=¼
Apabila dua uang logam dilemparkan maka ada empat
kemungkinan tersebut. Oleh sebab itu, munculnya
gambar-gambar mempunyai probabilitas ¼ karena dari 4
hasil akan terjadi 1 kejadian.
3. Probabilitas bersyarat (Conditional Probability)
Kegiatan Perusahaan Jumlah
BCA (D) BLP (E) BNI (F)
Jual (A) 30 50 40 120
Beli (B) 40 30 10 80
Jumlah 70 80 50 200
P ( D| A )=
P ( AD)(=
30
200 )
=
0,15
=¿ 0,25
P(A atau D) = P(A) × P(D|A)
= 120/200 × 30/120
P(A)
( 120
200 ) 0,6
= 0,6 × 0,25
= 0,15 P ( A|D )=
P ( AD)
=
(
30
200
=
0,15 )
=0,43
P(D)
(
70
200
0,35
)
D.Diagram pohon probabilitas
Untuk menyusun diagram pohon ada beberapa tahapan:
a. Tahap 1 adalah langkah awal kegiatan, kita mulai dengan. Atau bulatan
dengan angka 1. Tahap 1 diumpankan sebagai pohonnya dengan pohon
utamanya berupa kegiatan di bursa saham. Nilai probabilitas pada tahap 1
adalah = 1
b. Tahap 2, membuat cabang. Kegiatan di Bursa 2 dua yaitu kegiatan jual dan
kegiatan beli saham. Probabilitas jual = 0,6 dan probabilitas beli = 0,4. Nilai
probabilitas pada cabang = 0,6 + 0,4 = 1,0
c. Tahap 3, membuat ranting. Pada setiap cabang jual maupun beli ada 3
ranting. Jenis saham yaitu BCA, BLP, dan BNI. Nilai probabilitas setiap
ranting = 0,35 + 0,46 + 0,25 = 1.
d. Tahap 4, menghitung probabilitas bersama (Joint Probability) antara kejadian
pertama A dan B dengan kejadian kedua D,E, dan F. Kita bisa menghitung
probabilitas P(D|A) atau P(E|B) secara langsung. Nilai probabilitas
keseluruhan pada tahap 4 juga harus sama dengan 1.
Melalui diagram pohon dengan mudah dapat diketahui nilai probabilitas suatu
kejadian. Probabilitas terjualnya saham BLP (P(E|A)) = 0,24; probabilitas
dibelinya saham BNI (P(F|B)) = 0,10; Dan seterusnya.
Coba hitung berapa probabilitas peristiwa terjadi penjualan P(A) dan saham yang
terjual adalah saham BNI (P(F|A))?
Penyelesaian:
P(A dan F) = P(A) × P(F|A)
= 0,6 × 0,15
= 0,09
E. Teorema Bayes
Teorema ini dikembangkan oleh Thomas Bayes pada abad ke-18. Bayes yang seorang pendeta
bertanya apakah Tuhan Ada dengan memperhatikan fakta-fakta yang ada di bumi. Jadi bila Tuhan ada, maka
ada fakta sebagai ciptaan Tuhan. Apabila fakta dikembangkan P(A 1) untuk suatu fakta dan P(A2) untuk fakta
lain, sedangkan keberadaan Tuhan dinyatakan dengan P(B), maka teorema Bayes dinyatakan sebagai berikut:
Rumus di atas merupakan probabilitas bersyarat, suatu kejadian terjadi setelah kejadian
lain ada. P(A1|B) menyatakan bahwa fakta-fakta di bumi akan ada apabila Tuhan ada.
Mengingatkan bahwa di bumi banyak sekali fakta dari A1 sampai Ai, maka teorema Bayes
diperluas menjadi:
Menghitung probabilitas bersyarat, contoh:
● Perusahaan PT Arthakita jagaselama yang bergerak dalam industri perangkat lunak (software) komputer di Tangerang pada tahun 2006
memperkerjakan 400 orang. Dari jumlah karyawan tersebut, 100 orang merupakan sarjana teknik informatika P(B1) dan jumlah eksekutif
perusahaan mulai dari kepala bagian sampai direksi adalah 80 orang P(A1). Karena merupakan perusahaan software, maka ditentukan
bahwa 50% dari eksekutif haruslah berlatar pendidikan teknik informatika. Tentukan probabilitas karyawan yang berpendidikan teknik
informatika yang menjabat sebagai eksekutif pada perusahaan tersebut!
Penyelesaian:
● Anda harus berhati-hati, pernyataan bahwa 50% eksekutif haruslah berpendidikan teknik informatika, bukan merupakan peristiwa
bersama yang biasa dilambangkan P(A1B1) atau P(B1A1). Pernyataan tersebut adalah peristiwa bersyarat yaitu 50% eksekutif harus
berpendidikan sarjana teknik informatika dan dilambangkan P(A1|B1). Untuk lebih membantu menyelesaikan soal ini akan lebih mudah
dengan menggunakan tabel.
1. Faktorial
Faktorial digunakan untuk mengetahui berapa banyak cara yang mungkin
dalam mengatur sesuatu dalam suatu kelompok.
Dalam matematika, perhitungan ini dikenal dengan ”faktorial” yang biasa
dilambangkan dengan (!). 0! Didefinisikan dengan 1, sedangkan n! Adalah = n × (n-
1) × (n-2) × ....2 × 1.
Contoh:
Ada berapa cara menyusun urutan dari 5 perusahaan yang
memberikan dividen terbesar?
Penyelesaian:
Menyusun urutan 5 perusahaan = 5! = 5 × 4 × 3 × 2 × 1 = 120
cara
Penyelesaian
2. Permutasi
Permutasi digunakan untuk mengetahui sejumlah kemungkinan susunan
(arragement) jika terdapat satu kelompok objek. Pada permutasi ini kita
berkepentingan dengan susunan atau urutan dari objek. Permutasi dirumuskan
sebagai berikut: Di mana:
𝑛! P : jumlah permutasi atau cara objek disusun
𝑛 P𝑟 = n : jumlah total objek yang disusun
( 𝑛− 𝑟 ) ! r : jumlah objek yang digunakan pada saat bersamaan,
Jumlah r dapat sama dengan n atau lebih kecil.
! : Tanda dari faktorial.
Contoh:
Apabila ada 20 perusahaan yang memberikan dividen tahun 2002 dan disusun
berdasarkan kinerja perusahaan di mana tiap kelompok terdiri atas 5 perusahaan,
Ada berapa cara susunan perusahaan tersebut?
Penyelesaian
20! 20! 20×19×18×17×16×15!
20 P 𝑠 = = = =1.860.480
( 20− 5 ) ! 15! ( 20−5 ) !
3. Kombinasi
Kombinasi dipergunakan apabila kita tertarik pada beberapa cara sesuatu
diambil dari keseluruhan objek tanpa memperhatikan urutannya.
𝑛!
C r=
𝑟 ! ( 𝑛−𝑟 ) !
Contoh:
ada 5 bank yang mengajukan kredit portofolio ke Bank Indonesia. Sementara itu Bank Indonesia
hanya akan memilih dua bank saja. Ada berapa kombinasi bank yang dapat dipilih oleh Bank
Indonesia?
Penyelesaian:
5! 5! 5 × 4 × 3 !!
5C2= = = =5 ×2=10
2 ! (5 − 2)! 2! 3! 2× 1× 3 !
Misalkan nama bank adalah A, B, C, D, E, maka kombinasinya:
AB AC AD AE BC
BD BE CD CE DE