Anda di halaman 1dari 30

9th

GRADE

KONSEP DASAR
PROBABILITAS

Dosen Pengampu : Ashari Lintang Yudhanti, S.E ., M.Ak

Oleh Kelompok 09
NAMA KELOMPOK

Moh. Rifqi Rosyiddin Wiwin Siswanti


Azzuhri Zahra Dwi Nuraini
(08040222117) (08040222137) (08040222139)
SUB-BAB MATERI

Pengertian Pendekatan Konsep Dasar


Probabilitas Probabilitas dan Hukum
Probabilitas

Diagram Pohon Teorema Bayes Beberapa Prinsip


Probabilitas Menghitung
● Peristiwa (event) adalah kumpulan dari satu atau lebih hasil yang terjadi pada
sebuah percobaan atau kegiatan. Peristiwa menunjukkan hasil yang terjadi
dari suatu kejadian.
Berikut diberikan contoh urutan antara percobaan, hasil, dan
peristiwa.
Percobaan/kegiatan Pertandingan antara timnas
(senior) Indonesia melawan
Asean all star di stadion utama
Gelora Bung Karno, 11 Mei
2014
Hasil Timnas menang
Timnas kalah
Seri, Timnas tidak kalah dan
tidak menang
Peristiwa Timnas menang
A. PENGERTIAN PROBABILITAS

● Lind (2002) mendefinisikan probabilitas ialah suatu ukuran tentang kemungkinan suatu peristiwa (event)
akan terjadi di masa mendatang. Probabilitas dinyatakan antara 0 sampai 1 atau dalam presentase. Ada tiga
hal penting dalam rangka membicarakan probabilitas, yaitu percobaan (experiment), hasil (outcome), Dan
peristiwa (event).
● Percobaan (experiment) adalah pengamatan terhadap beberapa aktivitas atau proses yang memungkinkan
timbulnya paling sedikit dua peristiwa tanpa memperhatikan peristiwa mana yang akan terjadi.
● Hasil (outcome) adalah suatu hasil dari sebuah percobaan. Dari suatu percobaan akan memberikan hasil.
Percobaan Hasil
Kegiatan melempar uang 1. Muncul gambar
2. Muncul angka
3. Muncul saham
Kegiatan perdagangan saham 1. Membeli saham
2. Inflasi (harga naik)
3. Deflasi (harga turun)
Mahasiswa belajar 1. Lulus memuaskan
2. Lulus sangat memuaskan
3. Lulus terpuji
Pertandingan sepak bola 1. Menang
2. Kalah
B. PENDEKATAN PROBABILITAS
1. Pendekatan Klasik

Pendekatan klasik mengasumsikan bahwa sebuah peristiwa mempunyai


kesempatan untuk terjadi yang sama besar (equally likely). Probabilitas suatu
peristiwa kemudian dinyatakan sebagai rasio antara jumlah kemungkinan hasil
dengan total kemungkinan hasil (rasio peristiwa terhadap hasil).
Rumus:
Percobaan Hasil Has Pr
il ob
abi peristiwa menjual dan membeli saham mempunyai
lita kesempatan yang sama untuk terjadi pada kegiatan jual beli saham.
s Jumlah hasil ada dua, dan hanya 1 peristiwa terjadi, maka
Kegiatan Muncul     probabilitas menjual atau membeli adalah sama, yaitu ½.
melempar gambar Pada kegiatan mahasiswa belajar, semua hasil baik
uang Muncul angka 2 ½ memuaskan, sangat memuaskan, dan terpuji mempunyai
Kegiatan Menjual     probabilitas yang sama. Jumlah hasil ada 3 dan hanya satu
perdagangan saham peristiwa terjadi, maka probabilitas setiap peristiwa adalah
saham Membeli 2 ½ sama, yaitu 1/3.
saham
Perubahan Inflasi (harga    
harga naik)
Deflasi (harga 2 ½
turun)
Mahasiswa Lulus    
belajar memuaskan
Dulu sangat    
memuaskan
Lulus terpuji 2 1/3
2. Pendekatan Relatif
Berbeda dengan pendekatan klasik, besar probabilitas suatu peristiwa tidak
dianggap sama, tetapi tergantung pada beberapa banyak suatu peristiwa terjadi dari
keseluruhan percobaan atau kegiatan yang dilakukan. Pendekatan relatif bisa
diartikan sebagai kejadian yang sebenarnya.

Probabilitas suatu kejadian dinyatakan sebagai berikut:


Pada kejadian perubahan harga, maka dilihat apakah setiap bulan terjadi inflasi atau deflasi.
Data dari BPS tahun 2011 adalah sebagai berikut:

Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
 
Inflasi 0,89 0,13 -0,32 -0,31 0,12 0,55 0,67 0,93 0,27 -0,12 0,34 0,57

dari data di atas terlihat bahwa jumlah bulan inflasi ada 9, dan jumlah
bulan deflasi terdapat 3 dari total 12 bulan. Oleh sebab itu, terjadinya
inflasi adalah = 9/12= 0,75 dan probabilitas terjadi bulan deflasi adalah =
3/12= 0,25. Atau dinyatakan dalam persen, probabilitas inflasi sebesar
75% dan probabilitas deflasi sebesar 25%.
3. Pendekatan Subjektif

Pendekatan subjektif adalah menentukan besarnya probabilitas suatu peristiwa


didasarkan pada penilaian pribadi dan dinyatakan dalam derajat kepercayaan.
Penilaian subjektif diberikan karena terlalu sedikit atau tidak ada informasi yang
diperoleh atau berdasarkan keyakinan.
C. Konsep dan Hukum Probabilitas

● Probabilitas kejadian dilambangkan dengan P, apabila kejadian jual


saham dinyatakan dengan huruf A, maka probabilitas jual saham
dinyatakan dengan P(A). Sebaliknya apabila kejadian beli saham
adalah B, maka probabilitas beli saham adalah P(B).
1. Hukum Penjumlahan

● Jika kejadian A dan B saling lepas, hukum penjumlahan


menyatakan bahwa probabilitas suatu kejadian atau
probabilitas kejadian lain terjadi sama dengan
penjumlahan probabilitas masing-masing kejadian.
Hukum tersebut dinyatakan sebagai berikut:
P (A dan B) = P(A) + P(B)

● Untuk kejadian yang lebih banyak dilambangkan sampai


n yaitu:

P (A atau B atau … n) = P(A) + P(B)P(A) +


P(B)
contoh:
Jenis Transaksi Volume Transaksi
Jual saham 120
Beli saham 80
Jumlah total transaksi 200

dari tabel di atas diketahui bahwa:


Probabilitas jual = P(A) = = 0,60
Probabilitas beli = P(B) = = 0,40
Dimana:
P(A dan B) : peluang terjadinya A dan B
P(A) : peluang terjadinya A
P(B) : Peluang terjadinya B
 
Sehingga probabilitas A atau B:
P(A atau B) = P(A) + P(B) = 0,64 + 0,4 = 1,0
2. Peristiwa/Kejadian Bersama
● kegiatan sebenarnya terjadi atas dua jenis yaitu (a) kegiatan jual
saham dan (b) sahamnya adalah saham BCA. Oleh sebab itu, ada
kejadian bersama (joint event) seperti kejadian jual saham P(A)
dan sahamnya BCA P(D) atau kejadian beli P(B) dan sahamnya
BCA P(D). Probabilitas kejadian bersamaan dilambangkan P(BD)
untuk kejadian beli saham BCA.
Kegiatan Perusahaan Jumlah
  BCA (D) BLP (E) BNI (F)
Jual (A) 30 50 40 120
Beli (B) 40 30 10 80
Jumlah 70 80 50 200
● Kegiatan jual saham dan sahamnya BCA ada 30 transaksi.
Kegiatan beli saham dan sahamnya BCA ada 40. Sehingga
probabilitas P(AD) dan P (BD) adalah:
P(BD) = = 0,20
P(AD) = = 0,15
Maka diperoleh:

Probabilitas kejadian jual saham atau saham BCA (P (A atau D) ) :


P(A atau D) = P(A) + P(D) – P(AD)
= 0,6 + 0,35 - 0,15
= 0,80
 
Probabilitas kejadian beli saham atau saham BNI (P (B atau F) ) :
P(B atau F) = P(B) + P(F) – P(BF)
= 0,40 + 0,25 - 0,05 -> (0,05 berasal dari 10/200)
= 0,80
a. Kejadian saling lepas (Mutually Exclusive)
peristiwa yang saling lepas dapat dinyatakan P(AB) = 0, probabilitas kejadian A atau
B yang dinyatakan P(A atau B):
 
P(A atau B) = P(A) + P(B) – P(AB)
 
Karena P(AB) = 0; maka
 
P(A atau B) = P(A) + P(B) – 0
 
Sehingga P(A atau B) dinyatakan sebagai berikut:

P(A atau B) = P(A) + P(B)


 
b. Hukum Perkalian

● Hukum perkalian untuk probabilitas kejadian A dan B


yang saling independen dinyatakan sebagai berikut:
P(A dan B) = P(A) × P(B)

Contoh:  

Probabilitas peristiwa Lemparan ke-1 Lemparan ke-2

1 Gambar Gambar
2 Gambar Angka
3 Angka Gambar
4 Angka Angka
Apabila Anda melemparkan uang logam dua kali ke udara,
berapakah probabilitas kedua lemparan tersebut
menghasilkan gambar?

 Penyelesaian:
Probabilitas gambar = ½ dan probabilitas angka ½. Pada
lemparan pertama probabilitas gambar P(A) = ½. Pada
lemparan kedua probabilitas gambar P(B) juga ½. Oleh
sebab itu, probabilitas P(A) Dan P(B) adalah:
P(A atau B) = P(A) × P(B)
=½ ×½

Apabila dua uang logam dilemparkan maka ada empat
kemungkinan tersebut. Oleh sebab itu, munculnya
gambar-gambar mempunyai probabilitas ¼ karena dari 4
hasil akan terjadi 1 kejadian.

 
3. Probabilitas bersyarat (Conditional Probability)

● Probabilitas bersyarat adalah probabilitas suatu peristiwa


akan terjadi dengan ketentuan peristiwa yang lain telah
terjadi. Probabilitas bersyarat dilambangkan dengan P(A|
B) yaitu probabilitas peristiwa A, dengan syarat peristiwa
B telah terjadi.

Hukum perkalian untuk probabilitas bersyarat bahwa


peristiwa B terjadi dengan syarat peristiwa A telah terjadi
dinyatakan sebagai berikut:
P(A Dan B) = P(A) × (P(B|A))

 
Kegiatan Perusahaan Jumlah
BCA (D) BLP (E) BNI (F)
Jual (A) 30 50 40 120
Beli (B) 40 30 10 80
Jumlah 70 80 50 200

Menghitung probabilitas dengan menghitung probabilitas terjualnya


hukum perkalian: saham:

P ( D| A )=
P ( AD)(=
30
200 )
=
0,15
=¿ 0,25
P(A atau D) = P(A) × P(D|A)
= 120/200 × 30/120
P(A)
( 120
200 ) 0,6

= 0,6 × 0,25
= 0,15 P ( A|D )=
P ( AD)
=
(
30
200
=
0,15 )
=0,43
P(D)
(
70
200
0,35
)
D.Diagram pohon probabilitas
Untuk menyusun diagram pohon ada beberapa tahapan:
a. Tahap 1 adalah langkah awal kegiatan, kita mulai dengan. Atau bulatan
dengan angka 1. Tahap 1 diumpankan sebagai pohonnya dengan pohon
utamanya berupa kegiatan di bursa saham. Nilai probabilitas pada tahap 1
adalah = 1
b. Tahap 2, membuat cabang. Kegiatan di Bursa 2 dua yaitu kegiatan jual dan
kegiatan beli saham. Probabilitas jual = 0,6 dan probabilitas beli = 0,4. Nilai
probabilitas pada cabang = 0,6 + 0,4 = 1,0
c. Tahap 3, membuat ranting. Pada setiap cabang jual maupun beli ada 3
ranting. Jenis saham yaitu BCA, BLP, dan BNI. Nilai probabilitas setiap
ranting = 0,35 + 0,46 + 0,25 = 1.
d. Tahap 4, menghitung probabilitas bersama (Joint Probability) antara kejadian
pertama A dan B dengan kejadian kedua D,E, dan F. Kita bisa menghitung
probabilitas P(D|A) atau P(E|B) secara langsung. Nilai probabilitas
keseluruhan pada tahap 4 juga harus sama dengan 1.

Melalui diagram pohon dengan mudah dapat diketahui nilai probabilitas suatu
kejadian. Probabilitas terjualnya saham BLP (P(E|A)) = 0,24; probabilitas
dibelinya saham BNI (P(F|B)) = 0,10; Dan seterusnya.
Coba hitung berapa probabilitas peristiwa terjadi penjualan P(A) dan saham yang
terjual adalah saham BNI (P(F|A))?
Penyelesaian:
P(A dan F) = P(A) × P(F|A)
= 0,6 × 0,15
= 0,09
E. Teorema Bayes
Teorema ini dikembangkan oleh Thomas Bayes pada abad ke-18. Bayes yang seorang pendeta
bertanya apakah Tuhan Ada dengan memperhatikan fakta-fakta yang ada di bumi. Jadi bila Tuhan ada, maka
ada fakta sebagai ciptaan Tuhan. Apabila fakta dikembangkan P(A 1) untuk suatu fakta dan P(A2) untuk fakta
lain, sedangkan keberadaan Tuhan dinyatakan dengan P(B), maka teorema Bayes dinyatakan sebagai berikut:

Rumus di atas merupakan probabilitas bersyarat, suatu kejadian terjadi setelah kejadian
lain ada. P(A1|B) menyatakan bahwa fakta-fakta di bumi akan ada apabila Tuhan ada.
Mengingatkan bahwa di bumi banyak sekali fakta dari A1 sampai Ai, maka teorema Bayes
diperluas menjadi:
Menghitung probabilitas bersyarat, contoh:
● Perusahaan PT Arthakita jagaselama yang bergerak dalam industri perangkat lunak (software) komputer di Tangerang pada tahun 2006
memperkerjakan 400 orang. Dari jumlah karyawan tersebut, 100 orang merupakan sarjana teknik informatika P(B1) dan jumlah eksekutif
perusahaan mulai dari kepala bagian sampai direksi adalah 80 orang P(A1). Karena merupakan perusahaan software, maka ditentukan
bahwa 50% dari eksekutif haruslah berlatar pendidikan teknik informatika. Tentukan probabilitas karyawan yang berpendidikan teknik
informatika yang menjabat sebagai eksekutif pada perusahaan tersebut!

Penyelesaian:
● Anda harus berhati-hati, pernyataan bahwa 50% eksekutif haruslah berpendidikan teknik informatika, bukan merupakan peristiwa
bersama yang biasa dilambangkan P(A1B1) atau P(B1A1). Pernyataan tersebut adalah peristiwa bersyarat yaitu 50% eksekutif harus
berpendidikan sarjana teknik informatika dan dilambangkan P(A1|B1). Untuk lebih membantu menyelesaikan soal ini akan lebih mudah
dengan menggunakan tabel.

P(A1) P (A2) Jumlah P(A1) P (A2) Jumlah

P(B1) …. …. 100 P(B1) 40 60 100

P(B2) …. …. …. P(B2) 40 260 300

80 …. 400 80 320 400


Data hanya menyatakan bahwa karyawan berjumlah 400 orang. Pendidikan sarjana teknik informatika (B1) = 100, berarti (B2) =
400 – 100 = 300 (jumlah karyawan yang bukan sarjana teknik informatika). Ini menunjukkan hubungan komplemen. Jumlah
eksekutif (A1) ada 80, dan 50% merupakan (B1). Jadi jumlah (B1|A1) = 0,5 × 80 = 40, sehingga (B1|A2) = 100 – 40 = 60. Untuk (B2|
A1) = 80 – 40 = 40, (B2|A2) = 300 – 40 = 260 = (A2|B2) = 320 – 60.

Dari tabel diketahui bahwa:


80
P(A1 ) = = 0,20
400
320
P(A2 ) = = 0,80
400
40
P(B1 |A1 ) = = 0,50
80
60
P(B1 |A2 ) = = 0,19
320
Apabila dimasukkan ke dalam teorema Bayes:
0,20 × 0,50 0,10
P(B1 |A1 ) = = = 0,40
ሺ0,20 × 0,50ሻ+ 0,80 × 0,19) 0,10 + 0,15

Dari tabel juga dicari langsung yaitu probabilitas eksekutif berpendidikan


teknik informatika dengan probabilitas bersyarat, yaitu = 40/100 = 0,4
F. Beberapa Prinsip Menghitung

1. Faktorial
Faktorial digunakan untuk mengetahui berapa banyak cara yang mungkin
dalam mengatur sesuatu dalam suatu kelompok.
Dalam matematika, perhitungan ini dikenal dengan ”faktorial” yang biasa
dilambangkan dengan (!). 0! Didefinisikan dengan 1, sedangkan n! Adalah = n × (n-
1) × (n-2) × ....2 × 1.

Contoh:
Ada berapa cara menyusun urutan dari 5 perusahaan yang
memberikan dividen terbesar?
Penyelesaian:
Menyusun urutan 5 perusahaan = 5! = 5 × 4 × 3 × 2 × 1 = 120
cara
Penyelesaian

2. Permutasi
Permutasi digunakan untuk mengetahui sejumlah kemungkinan susunan
(arragement) jika terdapat satu kelompok objek. Pada permutasi ini kita
berkepentingan dengan susunan atau urutan dari objek. Permutasi dirumuskan
sebagai berikut: Di mana:
𝑛! P : jumlah permutasi atau cara objek disusun
𝑛 P𝑟 = n : jumlah total objek yang disusun
( 𝑛− 𝑟 ) ! r : jumlah objek yang digunakan pada saat bersamaan,
Jumlah r dapat sama dengan n atau lebih kecil.
! : Tanda dari faktorial.

Contoh:
Apabila ada 20 perusahaan yang memberikan dividen tahun 2002 dan disusun
berdasarkan kinerja perusahaan di mana tiap kelompok terdiri atas 5 perusahaan,
Ada berapa cara susunan perusahaan tersebut?
Penyelesaian
20! 20! 20×19×18×17×16×15!
20 P 𝑠 = = = =1.860.480
( 20− 5 ) ! 15! ( 20−5 ) !
3. Kombinasi
Kombinasi dipergunakan apabila kita tertarik pada beberapa cara sesuatu
diambil dari keseluruhan objek tanpa memperhatikan urutannya.

Jumlah kombinasi dirumuskan sebagai berikut:

𝑛!
C r=
𝑟 ! ( 𝑛−𝑟 ) !
Contoh:
ada 5 bank yang mengajukan kredit portofolio ke Bank Indonesia. Sementara itu Bank Indonesia
hanya akan memilih dua bank saja. Ada berapa kombinasi bank yang dapat dipilih oleh Bank
Indonesia?
Penyelesaian:

5! 5! 5 × 4 × 3 !!
5C2= = = =5 ×2=10
2 ! (5 − 2)! 2! 3! 2× 1× 3 !
Misalkan nama bank adalah A, B, C, D, E, maka kombinasinya:

AB AC AD AE BC
BD BE CD CE DE

Jadi, ada 10 kombinasi dan probabilitas setiap kombinasi terpilih adalah


1/10.
THANKS
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai