Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan ridho-Nya
kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi
dan menyelesaikan tugas kami sebagai mahasiswa manajemen dalam mata kuliah
Pengantar Manajemen yang membahas tentang “Manajemen dalam Konteks Global
Revolusi Industri 4.0”.
Atas terselesainya makalah ini tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Chalirafi, SE, M.Si selaku dosen mata kuliah Pengantar Manajemen yang telah
membimbing kami selama ini.
Makalah ini pastinya belum sepenuhnya sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan masukkan dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Atas
pertisipasinya kami ucapkan terima kasih.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Revolusi industri 4.0 adalah sebuah istilah yang diciptakan pertama kali
di Jerman pada tahun 2011 yang ditandai dengan revolusi digital. Revolusi
industri ini merupakan suatu proses industri yang terhubung secara digital yang
mencakup berbagai jenis teknologi, mulai dari 3D printing hingga robotik yang
diyakini mampu meningkatkan produktivitas. Kehadiran revolusi industri 4.0
memang menghadirkan lini usaha baru, lapangan kerja baru, profesi baru yang tak
terpikirkan sebelumnya. Namun pada saat yang sama ada pula lini usaha yang
terancam, profesi dan lapangan kerja yang tergantikan oleh mesin kecerdasan
buatan dan robot.
Pada tahun 2016 terbit sebuah buku berjudul "The Fouth Industrial
Revolution" karya Klaus Schwab. World Economic Forum (WEF) kemudian
menggelar konferensi dengan tema yang sama khusus untuk membahas revolusi
industri 4.0.
Disrupsi yang terjadi dalam dunia industri ini menjadi tantangan baru
bagi manajemen untuk lebih mengembangkan konsep. Revolusi industri 4.0
memperhadapkan ilmu manajemen pada sebuah pilihan, mengemukakan
efisiensi atau mempertahankan sumber daya manusia.
1. Lingkungan
Lingkungan organisasi adalah elemen-elemen yang berada di luar organisasi tersebut dan
secara potensial mempengaruhi kinerja organisasi. Lingkungan dapat dibagi 2 yaitu :
1. lingkungan eksternal
2. lingkungan internal
Ekonomi
Kondisi ekonomi secara nasional dapat berpengaruh ke organisasi. Inflasi, kebijakan
moneter, kebijakan fiskal, pengangguran, upah, dapat mempengaruhi kinerja organisasi.
Politik
Lingkungan politik juga berpengaruh ke dalam dunia usaha. Pembahasan pencemaran
lingkungan, undang-undang anti monopoli, pengaturan tentang merger, dan lain-lain
dibahas lewat parlemen melalui proses politik. Di dalamnya sedikit banyak terdapat
kepentingan antara suatu kelompok terhadap kelompok lainnya.
Demografi
Adalah hal-hal yang meliputi beberapa variabel seperti usia, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, pendapatan, agama, dan lain-lain.
Sedangkan yang termasuk dalam lingkungan internal adalah budaya, karyawan,
pemegang saham, dan dewan direksi. Penjelasan masing-masing adalah sebagai berikut :
Budaya
Dapat diartikan sebagai sekumpulan nilai, keyakinan, pemahaman, dan norma pokok
yang dibagi bersamaan oleh anggota suatu organisasi.
Karyawan
SDM adalah salah satu faktor penting dalam penunjang keberhasilan organisasi. Oleh
karena itu proses rekrutmen yang ketat, disertai pendidikan dan pelatihan, serta
pengembangan karyawan, adalah penting agar tercapai peningkatan kualitas SDM untuk
kemajuan perusahaan. Manfaat pengembangan lain dari sisi karyawan adalah adanya
peningkatan motivasi kerja karyawan. Jika motivasi menurun, dapat menimbulkan
keinginan pindah kerja atau perputaran karyawan / turn over. Hal ini dapat merugikan
perusahaan karena kesinambungan proses pekerjaan sedikit banyak terganggu karena
harus melatih karyawan baru.
Pemegang Saham
Adalah orang yang memiliki saham di perusahaan dan oleh karena itu berhak
mempengaruhi sebuah keputusan lewat rapat umum pemegang saham.
Dewan Direksi
Adalah pihak yang bertanggungjawab menentukan tujuan organisasi, menentukan strategi
mencapai tujuan, dan lain-lain.
Disamping lingkungan eksternal dan internal, beberapa ahli juga membagi
lingkungan berdasar lingkungan khusus dan umum, serta lingkungan aktual dan
lingkungan yang dipersepsikan. Lingkungan khusus adalah elemen dari lingkungan
yang secara langsung relevan bagi organisasi dalam mencapai
tujuannya. Kapanpun, lingkungan khusus ini merupakan elemen lingkungan yang
menjadi perhatian besar karena terdiri dari faktor-faktor yang secara positif atau
negatif mempengaruhi efektifitas organisasi. Misalnya asosiasi
pedagang. Sedangkan lingkungan umum adalah lingkungan yang berdampak ke
organisasi, tetapi tidak begitu jelas relevansinya. Misalnya rekayasa genetika di
perusahaan farmasi. Lingkungan aktual dan lingkungan yang dipersepsikan
maksudnya adalah tiap orang memiliki cara pandang lingkungan yang berbeda-
beda dalam mempersepsikan lingkungannya. Ada yang mempersepsikan sebagai
lingkungan umum, ada yang sebagai lingkungan khusus.
2.3 Tantangan Manajemen di Era Global (Revolusi Industri 4.0, ex. Start Up)
Dalam menghadapi revolusi industri 4.0 setidaknya ada tiga hal yang perlu
diperhatikan semua pihak, agar kita dapat mengantisipasi tantangan yang akan
timbul. Pertama adalah kualitas, yakni upaya menghasilkan tenaga pemasaran
yang berkualitas agar sesuai dengan kebutuhan pasar yang berbasis teknologi
digital. Kedua adalah masalah kuantitas, yaitu menghasilkan jumlah tenaga
pemasaran yang berkualitas, kompeten dan sesuai dengan kebutuhan
pasar/industri. Ketiga adalah masalah distribusi tenaga pemasaran berkualitas yang
belum merata. Tantangan yang tidak kalah pentingnya disimak dalam
mengatisipasi industri 4.0, yakni;
1. Daya saing dan keunggulan bersaing dengan sejumlah negara. Persaingan dengan
negara lain tidak bisa dihindari karena sekat bangsa dan negara akan pudar seiring
kamajuan teknologi digital. Daya saing dan keunggulan bersaing harus dipandang
secara utuh, baik dari sisi kemampuan ekspor produk dan jasa maupun dari sisi
kemampuan memenuhi permintaan dalam negeri.
2. Struktur dasar yang kokoh dan seimbang, pilar kuat dan berdaya saing. Dibutuhkan
lingkungan bisnis yang kondusif dan memberdayakan (empowering). Struktur dasar
yang kokoh dan seimbang dimaksudkan sebagai berkembangnya industri – industri
unggulan yang memperoduksi dan mengembangkan barang dan jasa.
3. Produk olahan lanjutan dengan pendekatan teknologi digital. Kita harus
mengurangi penjualan produk mentah karena akan menghambat kebangkitan industri
nasional. (Budiharjo, m.kumparan.com, 26/4/2018, Tantangan Revolusi Industri 4.0)
Tantangan yang mendasar dihadapi dunia usaha, saat ini adalah masih tertinggalnya
dunia usaha Indoensia dalam persaiangan global. Apalagi era MEA menuntut dunia
usaha dan atau pelaku bisnis yang ada harus dapat melakukan efisiensi dalam segala hal.
Memang daya saing Indonesia dikancah Internasional mengalami perbaikan, namun
masih jauh bila dibandingkan dengan negara-negara Asean lainnya.
Pada tahun ini, Indoensia menempati peringkat GCI ke-36 dari negara yang
terdaftar dalam daftar WEF. Pada tahun ini Indoensia berhasil naik lima
peringkat dari peringkat ke-41 ke peringkat ke- 36. Menurut annual reprt WEF
2017/2018, peringkat Indonesia dinilai lebih kompetitif secara ekonomi
dibandingkan dengan Negara-negara lain yang telah dikenal sebagai Negara
maju seperti Brazil (peringkat ke-80), Rusia (peringkat ke-38), Itali (peringkat ke-
43 ataupun Turki (peringkat ke-53). Tidak hanya itu, Indonesia juga dinilai sebagai
negara yang berada di peringkat atas dalam hal inovasi di Negara-negara
berkembang, namun demikian Indoensia masih terbilang buruk dalam kesiapan
teknologi dan efisiensi dalam pasar tenaga kerja.
Multikultural berasal dari kata “multi” yang berarti “banyak”, dan “kultural”
berarti budaya. Multikultural adalah sebuah filosofi yang ditafsirkan
sebagai ideologi yang menghendaki adanya persatuan dari berbagai kelompok
kebudayaan dengan hak dan status sosial politik yang sama dalam masyarakat
modern.
Menurut bennis et al. (1990:221) ada sejumlah cara untuk memahami budaya
suatu organisasi atau perusahaan. Cara ini meliputi: (1) mengamati secara langsung
budaya yang oleh orang luar; (2) melakukan riset survei dengan menggunakan
daftar pertanyaan dan wawancara (yang ditujukan kepada karyawan yang
sekarangdan bekas karyawan, dan juga orang luar dianggap mengetahui perusahaan
yang bersangkutan; (3) memeriksa dokumen perusahaan; (4) menilai budaya
perusahaan secara langsung.
Seringkali terjadi, bahwa studi yang dilakukan oleh orang luar berakhir
dengan menumpuknya hasil studi yang tidak pernah disentuh lagi. Metode ke
empat, khususnya apabila melibatkan orang-orang yang terpengaruh dan
mereka yang mempunyai kekuasaan untuk mengadakan perubahan, tampak
nya sangat dianjurkan untuk digunakan.