Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN HASIL BEDAH KASUS

Ben & Jerry’s Ice Cream

NAMA : FADILLAH AULIA FENIKA


NIM : C1C018172
PRODI : AKUNTANSI (S1)
KELAS : R-14
DOSEN PENGAMPU : SUSWITA ROZA, SE.,MM

TAHUN AKADEMIK 2018/2019


SEMESTER GANJIL
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
BEDAH KASUS
Ben and Jerry’s Ice Cream

Materi : Etika bisnis dan Tanggung Jawab Sosial


Kasus : Tanggung Jawab di Ben n Jerry’s Ice Cream

I. Identifikasi :
1. B&J dimulai dengan bisnis kecil
2. B&J telah menjadi perusahaan Internasional
3. B&J mempunyai 3 Misi
4. B&J memproduksi produk yang baik untuk pelanggan
5. B&J memberi imbalan ekonomis kepada pemegang saham
6. B&J memenuhi tanggung jawab sosialnya
7. B&J tidak hanya focus satu tujuan
8. B&J percaya ketiga misi tersebut akan tercapai
9. B&J mengarahkan 7,5% dari laba sebelum pajak
10. B&J memberikan donasi kepada organisasi tertentu
11. B&J bekerja sama dengan bisnis kecil
12. B&J memanfaatkan bisnis kecil untuk beberapa bahan baku produk
13. B&J membuktikan dapat mencapai misi ekonomi nya
14. Setelah mencapai misi sosialnya, B&J juga memenuhi misi sosialnya
15. Komitmen social perusahaan telah mendorong reputasi B&J
16. B&J menaikkan pengakuan namanya
17. B&J melakukan stimulasi poermintaan
18. Misi sosial perusahaan mendorong labanya

II. Pertanyaan Bedah Kasus


1. Mengapa anda berpikir Ben & Jerry’s mempunyai misi sosial?
Jawaban :
Karena pernyataan misi Ben & Jerry’s Ice Cream mencakup provisi
mengenai (1) menghasilkan produk yang baik bagi pelanggannya, (2)
menyediakan laba untuk para pemegang saham, dan (3) memenuhi tanggung
jawab sosialnya. Tentunya Ben & Jery’s memiliki misi sosial pada masyarakat
sekitar atau para pengusaha kecil, dalam hubungan bisnis dan pemangku
kepentingan (stakeholder) pada tahap awal diakui bahwa tanggung jawab
sosial adalah fungsi pemerintah, bukan tanggung jawab bisnis ataupun
perusahaan. Pendapat ini tentunya terjadi pada awal dekade dimana hasil
alam masih berlimpah, persaingan industri tidak ketat, dan tuntutan
pemangku kepentingan terhadap perusahaan belum tinggi. Dapat dicatat
pendapat Friedman dalam Robin, F (2008) hal 232. menuliskan bahwa The
business of business is to maximise profits, to earn a good return on capital
invested and to be good corporate citizen obeying the law- no more and no
less. Sejalan evolusi pada seluruh bidang, termasuk adanya globalisasi, hal
demikian berubah drastis. Dalam perkembangan bisnis baru, diakui bahwa
tanggung jawab sosial perusahaan yang dikenal sebagai Community Social
Responsibility (CSR) adalah fungsi perusahaan. Adapun “desakan” untuk itu
bersumber dari banyak hal baik karena tekanan global maupun regional.
Bilamana dikaitkan fungsi maka ini dilakukan secara sukarela (voluntary) bukan
karena adanya paksaan dari luar, utamanya dari pemerintah. Lebih dari itu,
pembeda terminologi CSR dengan penerapan sebelumnya terletak kepada
fungsi “tanggung jawab ” yang bermakna bahwa CSR sifatnya datang dari
perusahaan.

Ben & Jerry’s percaya bahwa pertumbuhan bisnis punya hubungan erat
dengan CSR. Hal itu mereka wujudkan melalui berbagai program sosial dan
lingkungan.Perusahaan ini termasuk unggul dalam program CSR yang tersusun
rapi dalam struktur perusahaan dengan didukung penuh oleh manajemen,
konsumen, dan juga pegawai.

Misi sosial atau dalam istilah asing dikenal dengan CSR (Corporate sosial
responsibility) memiliki beberapa pengertian salah satunya menurut Kotler dan
Nancy (2005) Corporate Social Responsibility (CSR) didefinisikan sebagai
komitmen perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas melalui
praktik bisnis yang baik dan mengkontribusikan sebagian sumber daya
perusahaan. Menurut CSR Forum (Wibisono, 2007) Corporate Social
Responsibility (CSR) didefinisikan sebagai bisnis yang dilakukan secara
transparan dan terbuka serta berdasarkan pada nilai nilai moral dan
menjunjung tinggi rasa hormat kepada karyawan, komunitas dan lingkungan.
Corporate Social Responsibilit (CSR) adalah suatu tindakan atau konsep yang
dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai
bentuk tanggung jawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana
perusahaan itu berada. Dalam versi World Bank CSR didefinisikan sebagai
“the comitment of business to contribute to sustainable economic development
working with employees and their representatives the local community and
society at large to improve quality of life, in ways that are both and good fo
business development”.Tanggung jawab social ini sudah menjadi bagian
daripada orientasi bisnis. Prinsip ketergantungan dan manfaat bersama
ternyata menjadi landasan utama dalam penyelenggaraan atau implementasi
program tanggung jawab sosial. Terminologi Tanggung jawab Sosial (social
responsibility) sendiri terkait dengan banyak istilah. Waddock dalam Meehan
(2006) menjelaskan 9 istilah yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial:
1) corporate social responsibility (CSR),
2) corporate social perfomance (CSP),
3) alternative CSR3c,
4) Corporate responsibility,
5) Stakeholder approcah,
6) Business ethics and values, inclding nature-based values,
7) Boundary-spanning functions including,
8) Corporate Community Involvement (CCI), dan
9) Corporate Citizenship (CC).
Ada dua penjelasan yang merasionalkan mengapa perusahaan mempunyai
insentif melaksanakan CSR. Yang pertama adalah yang diajukan oleh teori
Stakeholder. Teori ini berpandangan bahwa keberadaan perusahaan tidak
hanya untuk memaksimumkan kekayaan pemilik perusahaan/pemegang
saham, namun juga untuk melayani kepentingan stakeholders perusahaan
tersebut, seperti para karyawan, pemasok, pemerintah, dan masyarakat.
Manajer dalam mengambil keputusan akan melihat dampaknya ke
stakeholders dan berusaha memaksimumkan manfaat dan meminimumkan
kerugian dari masing-masing stakeholder sehingga tercapai keseimbangan
antara kepentingan berbagai pihak (Marcoux, 2000; Freeman dan Phillips,
2002).
Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial
perusahaan saat ini telah menjadi konsep yang kerap kita dengar, walau
definisinya sendiri masih menjadi perdebatan di antara para praktisi maupun
akademisi. Sebagai sebuah konsep yang berasal dari luar, tantangan utamanya
memang adalah memberikan pemaknaan yang sesuai dengan konteks
Indonesia.

Tanggung jawab sosial perusahaan adalah sebuah konsep dengan mana


perusahaan memutuskan untuk berkontribusi kepada masyarakat agar
kehidupannya lebih baik, dan kondisi lingkungan tetap terjaga serta tidak
dirusak fungsinya atau suatu konsep bahwa organisasi, khususnya perusahaan
adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan,
pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional
perusahaan, CSR berhubungan erat dengan “pembangunan berkelanjutan“, di
mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan
aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan
faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus
berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk
jangka panjang.

Hal ini yang menjadi perhatian terbesar dari peran perusahaan dalam
masyarakat telah ditingkatkan yaitu dengan peningkatan kepekaan dan
kepedulian terhadap lingkungan dan masalah etika. Masalah seperti perusakan
lingkungan, perlakuan tidak layak terhadap karyawan, dan cacat produksi yang
mengakibatkan ketidak nyamanan ataupun bahaya bagi konsumen adalah
menjadi berita utama di dalam internal perusahaan.

Dari uraian di atas saya menyimpulan bahwa Ben & Jerry memiliki misi
sosial terbukti dengan ben & jerry menyumbang 7,5% dari laba sebelum
pajaknya keyayasan yang memberikan donasi, dalam bentuk uang ke
organisasi amal tertentu, dan juga ben & jerry telah memberdayakan
pengusaha – pengusaha kecil dengan cara membeli bahan baku pembuatan ice
cream dari pengusaha – pengusaha kecil.
Sumber :
 https://muhsinbudiono.com/2013/07/09/soal-dan-jawaban-uas-pengantar-
bisnis/
 http://firdausdidik45.blogspot.com/2013/07/blog-post_12.html

2. Apakah Misi sosialnya bertentangan dengan misi ekonominya?


Jawaban :
Jelas misi social “ tidak bertentangan ” dengan misi perusahaan,
karena definisi CSR yang banyak dikemukakan berbagai pihak dan
banyak dijadikan rujukan oleh berbagai pihak sebagaimana yang
dikemukakan oleh Teguh S. Pambudi dalam tulisannya di majalah
SWA edisi Desember 2005 adalah pemikiran Elkington, yakni tentang
tripel bottom line. Menurutnya CSR adalah “segitiga kehidupan
stakeholder” yang harus diberi atensi oleh korporasi di tengah
upayanya mengejar keuntungan atau profit, yaitu ekonomi,
lingkungan, dan sosial. Hubungan itu diilustrasikan dalam bentuk
segitiga. Sejalan dengan itu, Wibisono (2007) mendefinisikan CSR
sebagai tanggung jawab perusahaan kepada pemangku kepentingan
untuk berlaku etis, meminimalkan dampak negatif dan
memaksimalkan dampak positif yang mencakup aspek ekonomi sosial
dan lingkungan (triple bottom line) dalam rangka mencapai tujuan
pembangunan berkelanjutan. Sementara Nursahid (2006)
mendefinisikan CSR sebagai tanggung jawab moral suatu organisasi
bisnis terhadap kelompok yang menjadi stakeholder-nya yang
terkena pengaruh baik secara langsung ataupun tidak langsung dari
operasi perusahaan. Sukada, dkk (2006) mendefinisikan CSR sebagai
segala upaya manajemen yang dijalankan entitas bisnis untuk
mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan berdasar pilar
ekonomi, sosial dan lingkungan, dengan meminimumkan dampak
negatif dan memaksimumkan dampak positif di setiap pilar.
Sementara itu, The World Business Council for Sustainable
Development (WBCSD) menjelaskan bahwa CSR merupakan
komitmen dunia usaha untuk terus bertindak etis, beroperasi secara
legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan
dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya
sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat
secara luas.

Menurut The World Business Council for Sustainable


Development (WBCSD) CSR adalah komitmen bisnis untuk
berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja
dengan para karyawan perusahaan, keluarga karyawan tersebut,
berikut komuniti-komuniti setempat (lokal) dan masyarakat secara
keseluruhan, dalam rangka meningkatkan mutu kehidupan (Rudito et
al., 2004). Peningkatan mutu kehidupan mempunyai arti adanya
kemampuan manusia sebagai individu anggota masyarakat untuk
dapat menanggapi keadaan sosial yang ada dan dapat menikmati,
serta memanfaatkan lingkungan hidup, termasuk perubahan-
perubahan yang ada dan sekaligus memelihara. Atau dengan kata
lain, CSR merupakan cara korporat mengatur proses usaha untuk
memproduksi dampak positif pada masyarakat (Rudito et al., 2004),
perusahaan harus bertanggungjawab atas operasinya yang
berdampak buruk pada masyarakat, komunitas dan lingkungannya.
Namun sebaliknya juga harus memberikan dampak positif terhadap
masyarakat sekitar. Suatu perusahaan tidak akan dapat bertahan
lama apabila dia mengisolasikan dan membatasi dirinya dengan
masyarakat sekitarnya (Djajadiningrat dan Famiola, 2004).
Denegan menjalankan misi sosial disamping misi perusahaan, akan
terwujudlah keselarasan yang berdampak baik dari pihak perusahaan
maupun dari pihak masyarakat sekitar.

Pengertian dari misi perusahaan menurut drucker (2000:87),


“pada dasarnya misi merupakan alasan mendasar eksitensi suatu
organisasi” : pernyataan misi organisasi terutama ditingkatkan unit
bisnis menentukan batas dan maksud aktivitas yang akan menjadikan
suatu organisasi mampu menghasilkan produk dan jasa berkualitas
memenuhi kebutuhan keinginan dan harapan pelanggannya (
prasetyo dan barudicta 20004:8).

Perusahaan dapat dikelompokkan menjadi pemangku


kepentingan pihak dalam dan pihak luar. Pihak dalam adalah individu
atau kelompok pemegang saham atau karyawan perusahaan. Pihak
luar merupakan individu atau kelompok lain yang dipengaruhi oleh
tindakan perusahaan. Pihak luar yang jumlahnya sangat banyak ini
membuat klaim umum bahwa perusahaan harus bertanggung jawab
secara sosial.
Gambar dibawah ini menjelaskaan tentang apa saja yang bisa
mempengaruhi pengembangan misi perusahaan
Dengan mengkombinasi pengertian misi sosial pada no.1 dan misi
perusahaan pada no.2, maka saya menyimpulkan bahwa Misi Sosial Ben
& Jerry’s Ice Cream tidak bertentangan karena salah satu misi dari
perusahaan adalah memenuhi tanggung jawab sosialnya. Dengan
adanya misi sosial tersebut, maka perusahaan Ben&Jenn’s Ice cream
dapat berkembang yang menyebabkan semakin bertambahnya laba
perusahaan karena pemasaran dan penjualan produk semakin
meningkat.
Sumber :
 https://muhsinbudiono.com/2013/07/09/soal-dan-jawaban-uas-pengantar-
bisnis/
 http://firdausdidik45.blogspot.com/2013/07/blog-post_12.html

3. Apa anda pikir pemegang saham tidak menyetujui misi sosial Ben &
Jerry’s?
Jawaban :
Pemegang saham sangat menyetujui misi sosial dari Ben & Jerry’s
Ice Cream karena dengan adanya misi sosial maka misi ekonomi yaitu
untuk mendapatkan laba dengan menjual dan memproduksi barang
dengan baik dapat tercapai. sebab dengan pelaksanaan CSR yang tidak
bertentangan dengan tujuan memaksimumkan laba pastinya
berdampak baik bagi para pemegang saham dan tetap memberi
keuntungan. Robins (2005) juga menekankan bahwa perolehan laba
adalah tetap merupakan tujuan utama perusahaan karena tanpa laba,
tidak akan ada sumber daya untuk kegiatan CSR. Robins dan juga Hess
(2001) lebih lanjut menyatakan bahwa untuk mendorong CSR lebih baik
dilakukan melalui moral suasion dan tekanan pasar, bukannya
dipaksakan melalui regulasi: To raise business-relevant environmental
standards for all through legislation is one thing and is acceptable, but
any attempt to impose burdens which are not businessrelevant, through
regulation, is very risky indeed. Such action would be far more than just
contentious; it would invite wholly negative social outcomes, including
corruption and economic inefficiency (Robins, 2005, p. 112).

Misi ekonomi Ben & Jerry’s Ice Cream menyatakan bahwa bagian
dari misi mereka adalah untuk memperluas kesempatan untuk
pembangunan dan pertumbuhan bagi karyawan mereka. Ben & Jerry’s
mengomunikasikan kepada setiap karyawan bahwa tugas mereka
adalah untuk membantu memperluas bisnis dengan cara menciptakan
lebih banyak kesempatan berkarir dan berkembang bagi karyawan saat
ini dan masa depan. Termasuk peningkatan pendapatan bagi investor
juga menjadi perhatian perusahaan.

Philip Kotler dan Nancy Lee menyebutkan beberapa keuntungan


yang bisa diperoleh ketika sebuah perusahaan mengintegrasikan CSR
dalam operasi bisnis dan strategi mereka (Philip Kotler and Nancy Lee,
Op. Cit, hal : 10) :

 Increase sales and market share (meningkatkan penjualan dan harga


saham)
 Strengthened brand positioning (memperkuat kedudukan merek)
 Enhanced corporate image and clout (meningkatkan pengaruh dan
reputasi perusahaan)
 Increased ability to attract, motivate, and retain employees
(meningkatkan kemampuan untuk menarik, memotivasi, dan
memelihara karyawan)
 Increased Appeal to investors and financials analysts (meningkatkan
daya tarik kepada investor dan analis keuangan)

Beberapa tahun terakhir, pembangunan berkelanjutan merupakan


topik yang semakin banyak dibahas. Pengertian pembangunan
berkelanjutan adalah bahwa pembangunan perlu memenuhi kebutuhan
generasi saat ini sedemikian rupa tanpa harus mengurangi kemungkinan
generasi masa datang memenuhi kebutuhannya (Jost, 1996 dalam
Malovics et al, 2007). Pembangunan berkelanjutan perlu diterapkan
karena kegiatan ekonomi saat ini kemungkinan besar mengurangi
pemenuhan kebutuhan di masa datang dengan merusak ekosistem
global.

Implikasi pembangunan berkelanjutan terhadap CSR adalah bahwa


kegiatan CSR sebaiknya diarahkan untuk mendukung tercapainya
pembangunan berkelanjutan. Malovics et al (2007) menyatakan bahwa
kontribusi perusahaan melalui kegiatan CSR dapat berupa sistem dan
metode produksi yang lebih efisien dalam penggunaan sumber daya
alam (enerji maupun bahan baku) serta mempengaruhi pola konsumsi
sehingga tercipta konsumsi yang tidak berlebihan melainkan
berkelanjutan (sustainable consumption).

Dengan adanya Komitmen sosial perusahaan telah meningkatkan


reputasi Ben & Jerry’s, meningkatkan pengakuan atas nama
perusahaan, dan mendorong permintaan akan es krim yang dihasilkan
oleh perusahaan. Dengan demikian misi social perusahaan telah
meningkatkan laba perusahaan dan oleh karena itu selaras dengan misi
ekonominya. Dengan meningkatnya laba perusahaan maka dapat
memberikan kontribusi deviden kepada para pemegang saham.
Semakin tinggi laba perusahaan maka semakin tinggi pula deviden yang
akan diterima oleh pemegang saham.
Sumber :
 https://muhsinbudiono.com/2013/07/09/soal-dan-jawaban-uas-pengantar-
bisnis/
 http://firdausdidik45.blogspot.com/2013/07/blog-post_12.html

Anda mungkin juga menyukai