Anda di halaman 1dari 19

KOPERASI DAN UMKM

SEJARAH PERTUMBUHAN KOPERASI, PERKEMBANGAN KOPERASI

DAN PERJUANGAN KOPERASI SEJAK ZAMAN PENJAJAHAN

SAMPAI SEKARANG

Oleh :

Made Junaedi Putra (2002622010367)

Gusti Ngurah Putu Pramana Putra (2002622010368)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas Anugrah-Nya
sehingga kami dapat menyusun Makalah mengenai Sejarah Pertumbuhan Koperasi,
Perkembangan Koperasi dan Perjuangan Koperasi Sejak Zaman Penjajahan sampai
sekarang.Adapun tujuan kami terhadap makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas pada Mata
Kuliah Koperasi dan UMKM.

Kami menyadari,bahwa dalam Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian. Kami berharap, Makalah ini
dapatmenambah wawasan dan pengetahuan pembaca dalam bidang Koperasi dan
UMKMkhususnya tentangSejarah Pertumbuhan Koperasi, Perkembangan Koperasi dan
Perjuangan Koperasi Sejak Zaman Penjajahan sampai sekarang.Kami juga mengucapkan terima
kasih pada pihak-pihak yang telah membantu selama proses penyusunan makalah ini.

Denpasar, 10 Februari 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1. Latar Belakang.........................................................................................................1


1.2. Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3. Tujuan......................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3

2.1. Timbulnya Cita Cita Kerajaan Dalam Pembentukan Koperasi...............................3


2.2. Perjuangan Pembentukan Koperasi Zaman Penjajahan..........................................3
2.3. Pertumbuhan Dan Perkembangan Koperasi Kurun Waktu Mempertahankan
Kemerdekaan (1945-1949)......................................................................................5
2.4. Pertumbuhan Dan Perkembangan Koperasi Kurun Waktu( 1950-1965)................6
2.5. Perkembangan Koperasi Era Orde Baru Dan Reformasi........................................8

BAB III PENUTUP.............................................................................................................11

3.1. Kesimpulan..............................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................12

iii
BAB I

PENDHULUAN

1.1. Latar Belakang


Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber
daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip Koperasi dan kaidah usaha
ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat daerah
kerja pada umumnya, dengan demikian koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan
koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat
yang berdasarkan asas kekeluargaan Sejarah pertumbuhan koprasi disebabkan oleh tidak
dapat dipecahkannya masalah kemiskinan atas dasar semangat individualisme. Koperasi
lahir sebagai alat untuk memperbaiki kepincangan-kepincangan dan kelemahan-kelemahan
dari perekonomian yang kapitalistis. Koperasi yang lahir pertama di Inggris (1844) berusaha
mengatasi masalah keperluan konsumsi para anggotanya dengan cara kebersamaan yang
dilandasi atas dasar prinsip-prinsip keadilan yang selanjutnya menelorkan prinsip-prinsip
keadilan yang dikenal dengan “Rochdale Principles”. Dari penjelasan singkat mengenai
awal mula serta perkembangan koperasi di eropa tersebut dan kemudian mulai melebarkan
sayapnya kesuluruh dunia termasuk Indonesia, maka maksud dari penyusunan makalah ini
adlah mencoba menjelaskan, seperti apa perkembangan koperasi di Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Bagaimana timbulnya cita cita kerajaan dalam pembentukan koperasi ?
1.2.2. Bagaimana perjuangan pembentukan koperasi zaman penjajahan ?
1.2.3. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan koperasi kurun waktu mempertahankan
kemerdekaan(1945-1949) ?
1.2.4. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan koperasi kurun waktu(1950-1965) ?
1.2.5. Bagaiana perkembangan koperasi era orde baru dan reformasi ?

1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui timbulnya cita cita kerajaan dalam pembentukan koperasi
1.3.2. Untuk mengetahui perjuangan pembentukan koperasi zaman penjajahan

1
1.3.3. unttuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan koperasi kurun waktu
mempertahankan kemerdekaan (1945-1949)
1.3.4. untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan koperasi kurun waktu(1950-1965)
1.3.5. untuk mengetahui perkembangan koperasi era orde baru dan reformasi

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Timbulnya Cita-Cita Kerajaan dalam Pembentukan Koperasi


Adanya politik Etis Belanda membuktikan adanya beberapa orang Belanda yang turut
memikirkan nasib penderitaan rakyat indonesia, seperti halnya koperasi di Indonesia
yaitu E. Sieburgh (kepala daerah purwokerto) dan De Wolf van Westerrede (pengganti
Sieburgh) keduanya banyak kaitannya dengan perintisan koperasi yang pertama di Tanah
air Indonesia, yaitu di Purwokerto. Awalnya didahului oleh Raden Aria Wirjaatmadja
yang sangat tertarik untuk memperbaiki nasib para pegawai negeri didaerahnya yang
hidup dalam keadaan tertekan oleh utang. Dengan mendapat bantuan moril atau dorongan
dari E. Sieburgh pada tahun 1891 didirikan Bank Penolong dan Penyimpanan di
Purwokerto, yang maksud utamanya membebaskan para pegawai dari segala tekanan
utang. Pada tahun 1898. Sieburgh diganti oleh De Wolf van Westerrede, seorang pejabat
tinggi Belanda yang mengharapkan terbentuknya koperasi simpan pinjam untuk para
petani. Langkah pertamanya yaitu memperluas bidang kerja Bank penolong dan
penyimpanan sehingga meliputi pula pertolongan bagi para petani didaerahnya. Untuk
menyerasikan nama dan tugasnya, Bank tersebut mendapat perubahan nama menjadi :
Purwokerto Hulp, Spaar En Landbouwcrediet atau Bank Penolong, Penyimpanan dan
Kredit Pertanian, yang dapat dikatakan sebagai pelopor berdirinya Bank Rakyat. Sebagai
seorang yang mendambakan koperasi kredit, berdirinya bank tersebut belum memuaskan
cita-citanya, maka De Wolf mendalami lebih lanjut tentang kopersai kredit bentuk
Raiffeisen. Pada tahun 1900m De Wolf van Westerrede dibebaskan dari tugas kepamong
prajannya dan selanjutnya dibebani tugas khusus membentuk model Koperasi Kredit
Desa seperti yang diinginkannya. Namun, belum terbentuk koperasi pada waktu itu sebab
yang utama karena pemerintah kolonial Belanda tidak sungguh-sungguh
memperhatikannya, politik pemerintah kolonial masih memikirkan akibat persatuan
rakyat indonesia yang terbentuk melalui koperasi.
2.2. Perjuangan Pembentukan Koperasi Di zaman Penjajahan
Pada zaman penjajahan Belanda, koperasi pertama kali didirikan sekitar tahun 1896, oleh R.
Aria Wiriaatmaja yang pada waktu bersangkutan menjabat sebagai bupati Purwokerto. Pada

3
saat itu, koperasi belum memiliki nama. Melainkan Bank Penolong dan Tabungan yang
mempunyai fungsi simpan pinjam. Lalu, pada tahun 1908, Boedi Oetomo turun tangan
untuk membantu mengembangkan koperasi di Indonesia, yaitu jenisnya koperasi konsumsi
(rumah tangga) guna meningkatkan kecerdasan rakyat dalam rangka memajukan pendidikan
di Indonesia. Hal ini dipelopori oleh Dr. Sutomo dan Gunawan Mangunkusumo. Tahun
1911, selain Boedi Oetomo, Serikat Dagang Islam (SDI) yang dipimpin oleh H. Samanhudi
dan H.O.S Cokroaminoto mempropagandakan cita-cita koperasi (jenis waserda KUD), hal
tersebut bertujuan mengimbangi serta menentang politik kolonial Belanda yang
menguntungkan pedagang asing. Namun, pada pelaksanaannya Boedi Oetomo dan SDI tidak
dapat berkembang, bisa disebut juga gagal, karena lemahnya pengetahuan, pengalaman,
kejujuran masyarakat akan koperasi. Pada tahun 1915, keluarlah undang - undang yang
mengatur koperasi, tepatnya 7 April 1915. Undang - undang itu disebut "Verordening op de
Cooperative". Undang - undang ini menyebabkan politik dan ekonomi di Indonesia sulit
berkembang, dikarenakan bersifat sangat keras, dan membatasi gerak koperasi. Tahun 1915
berlalu, pada tahun 1927, undang - undang koperasi dan peraturan koperasi diubah kembali
serta diperbaiki. Perubahan ini menjadikan koperasi lebih fleksibel dan menimbulkan
semangat untuk mempertahankan serta memperjuangkan koperasi kembali grow up. Tetapi,
masih dalam bayang - bayang serdadu Belanda. Belanda masih membatasi serta mengontrol
pergerakan ekonomi terutama dalam bidang koperasi. Tahun 1930, mengenai kasus tersebut
dibentuklah bagian urusan koperasi pada kementrian Dalam Negeri, beliau ialah R.M.
Margono Djojohadikusumo. Tahun 1939 sampai 1940, dibentuk Jawatan Koperasi dan
Perdagangan dalam negeri oleh pemerintah. Indonesia pada tahun tersebut memiliki 656
koperasi, 574 merupakan koperasi kredit. Tahun 1942, Jepang masuk ke Indonesia. Pada
masa kedudukan Jepang, keadaan koperasi Indonesia mengalami kerugian yang besar. Hal
ini disebabkan Jepang mendirikan sebuah koperasi, yang disebut KUMIAI. KUMIAI adalah
koperasi ala Jepang yang diatur menurut tata cara militer Jepang dan dihapusnya UU No.23
tahun 1942. Awalnya tujuan KUMIAI selaras dengan koperasi sebelumnya, yaitu untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat. Namun lama - lama KUMIAI malah dijadikan alat
penggeruk serta penguras kekayaan rakyat, sehingga rakyat Indonesia menjadi kecewa dan
antisipati terhadap koperasi. Sejak itu, kesan buruk koperasi sudah melekat sangat erat di
masyarakat kebanyakan.

4
2.3. Pertumbuhan Dan Perkembangan Koperasi Pada Kurun Waktu Mempertahankan
Kemerdekaan (1945-1949)
Kemerdekaan bangsa Indonesia yang direbut dan diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus
1945 benar-benar hendak dirampas kembali oleh kolonialis Belanda dengan bantuan
serdadu-serdadu Inggris yang tergabung dalam Pasukan Sekutu. Dalam suasana perang,
sambil bertempur mempertahankan kemerdekaan, Pemerintah Republik Indonesia dapat
membenahi diri sehingga seluruh tugas-tugas pemerintahan dapat berjalan sebagaimana
mestinya, termasuk juga tugastugas yang diemban Jawatan Koperasi. Tentang perkoperasian
ini telah jelas dicantumkan pada pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 yang mulai berlaku
secara resmi sejak tanggal 18 Agustus 1945. Pasal tersebut terutama ayat (1) menjamin
berlangsungnya perkoperasian di negara kita dengan memainkan peranan yang penting
dalam mengembangkan perekonomian rakyat Indonesia. Semangat berkoperasi yang
sesungguhnya telah luntur akibat tugas-tugas pelaksanaan "Kumiai" pada zaman Jepang
(sebagai telah diterangkan di bagian muka), mulai timbul kembali sejalan dan sesemarak
dengan bergeloranya "Semangat dan Nilai-nilai Perjuangan "45", rakyat bahumembahu
dengan pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi sehubungan dengan
tindakan-tindakan pengacauan pihak Belanda, yang dalam hal ini peranan koperasilah yang
menentukan. Agar supaya pengembangan koperasi dapat berjalan dengan lancar dan
memenuhi jiwa pasal 33 UUD 1945, pada bulan Desember 1946 oleh Pemerintah RI telah
diadakan reorganisasi Jawatan Koperasi dan Perdagangan Dalam Negeri, yang sejak saat
tersebut instansi Koperasi dan Perdagangan dipisah menjadi instansi yang berdiri sendiri-
sendiri, yaitu Jawatan Koperasi dengan tugas-tugas mengurus dan menangani pembinaan
gerakan koperasi, dan jawatan Perdagangan dengan tugas-tugas mengurus dan menangani
bimbingan perdagangan. Ketahanan rakyat Indonesia dalam menghadapi berbagai macam
pengacauan yang dilakukan Belanda bersama para kaki tangannya, terutama dengan
dilakukannya blokade ekonomi, tidak menjadikan lemahnya perjuangan bangsa Indonesia.
Barang-barang kebutuhan yang jumlahnya terbatas sedangkan yang membutuhkannya cukup
banyak, selain dapat diatur distribusinya melalui koperasi-koperasi, juga karena setiap rakyat
rela menyesuaikan diri dengan keadaan, rela untuk ditempa dengan berbagai ujian asal tetap
hidup dalam negara yang bebas merdeka, penuh kekeluargaan dan kegotongroyongan.
Semangat kekeluargaan, kegotongroyongan untuk mencapai masyarakat yang dapat

5
meningkatkan taraf hidupnya telah mendorong lahirnya berbagai jenis koperasi dengan
pesat, koperasi pada kurun waktu ini merupakan alat perjuangan di bidang ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat. Pada awal tahun 1947 di Jawa yang merupakan daerah
perjuangan utama, telah tercatat kurang lebih 2.500 koperasi yang diawasi oleh Pemerintah
RI, namun pengawasan tersebut dapat dikatakan kurang seksama karena situasi dan kondisi
daerah-daerah tidak memungkinkan. Sehingga benarlah kalau ada yang mengatakan, bahwa
pada kurun waktu tersebut koperasi-koperasi lebih banyak bersifat kuantitas daripada
kualitas. Walaupun situasi dan kondisi dalam serba darurat akibat kelicikan Belanda baik di
medan pertempuran maupun di medan diplomasi, sehingga tidak jarang suatu daerah yang
keadaannya tenang, roda pemerintahan dan roda kehidupan masyarakat berlangsung dengan
lancar, secara mendadak menjadi medan pertempuran yang dahsyat, pergerakan koperasi di
daerah Republik Indonesia telah berhasil mewujudkan 3 (tiga) kegiatannya yang penting
yang selalu akan tercatat dalam sejarah pergerakan koperasi di negara kita, yaitu:
 Koperasi Desa
 Koperasi adalah alat pembangunan ekonomi
 Peraturan koperasi tahun 1949, No. 179
2.4. Pertumbuhan Dan Perkembangan Koperasi Pada Kurun Waktu 1950- 1965
Sejalan dengan pembubaran negara-negara bagian dan disatukannya kembali dalam wadah
NKRI, jawatan-jawatan Koperasi di negara-negara bagian tersebut dibubarkan pula dan
selanjutnya digabungkan dalan satu bentuk organisasi Jawatan Koperasi yang bernaung
dalam NKRI, segala sesuatunya diseragamkan dan disesuiakan dengan semangat dan Nilai-
nilai Perjuangan ’45, Semangat Pancasila dan Semangat UUD 1945. Jawatan Koperasi yang
pada waktu itu merupakan organisasi pemerintah di bawah Kementerian Perdagangan dan
Perindustrian, secara aktif melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan program kerja yang
telah ditentukan oleh kementeriannya, yaitu segera merealisasikan pembentukan kader-kader
dan pendidikan perkoperasian bagi para pegawainya, semua pegawai harus senafas, sejalan
dan sehaluan dalam mengelola dan mengembangkan koperasi sebagai alat perekonomian
untuk mencapai cita-cita perjuangan bangsa Indonesia. Ditekankan bahwa koperasi adalah
alat perjuangan ekonomi yang tidak “profit undertaking” melainkan “service undertaking”,
istilah “andil” diganti dengan istilah “simpanan pokok”, pemupukan modal diperoleh dari
simpanan wajib dan simpanan sukarela, yang harus mencerminkan kesediaan para anggota

6
untuk hidup berhemat, membiasakan para anggota untuk melakukan penyisihan dari
pendapatan yang diperolehnya untuk disimpan pada koperasinya sebagai tabungan.
(Kartasapoetra, 1987: 91) Nama Dr. Mohammad Hatta, baik sebagai Wakil Presiden atau
sebagai ahli ekonomi/koperasi telah berusaha meningkatjan perkembangan koperasi di
Indonesia, Bung Hatta selalu memberikan gagasan, pengarahan kepada Jawatan Koperasi
dengan maksud:
 mempertebal kesadaran berkoperasi bagi seluruh rakyat Indonesia;
 tegakkanlah kebiasaan hidup hemat dan peningkatan pelaksanaan Pekan tabungan;
 memberikan nasihat kepada gerakan-gerakan koperasi untuk meningkatkan cara
kerja dan cara usahanya;
 memberikan gambaran-gambaran mengenai perjalanan Koperasi Indonesia dari
tahun ke tahun.

Demikian besar motivasi dan peranan beliau terhadap usaha-usaha untuk meningkatkan
perkembangan perkoperasian di Indonesia. Pada waktu itu, sementara koperasi tengah
mengadakan penyempurnaan-penyempurnaan ke dalam, situasi dalam negeri berubah di
mana persatuan dan kekeluargaan antara sesame rakyat Indonesia secara lambat tengah
dibawa kea rah keratakan. Keretakan ini dikarenakan sistem liberalisme telah mulai berakar
dalam masyarakat. Liberalisme tersebut sangat mengabaikan cara-cara musyawarah dan
mufakat, merusak terjalinnya persatuan antara sesame warga negara. Jadi Liberalisme sangat
bertentangan dengan gotongroyong dan kekeluargaan yang menjadi kepribadian bangsa
Indonesia. Keburukan sistem liberal tersebut, lebih jelas pada perancangan Undang-Undang
Koperasi yang baru, karena perundang-undangan yang lama yang merupakan warisan dari
pemerintahan kolonial mutlak harus diganti, selain tidak sesuai dengan kepribadian bangsa
Indonesia juga menimbulkan dualisme dalam pengelolaan koperasi. UU Koperasi yang baru
berkali-kali disusun dan disempurnakan oleh Jawatan Koperasi, tetapi hingga tahun 1958
belum pernah sampai diajukan ke Parlemen, karena pengaruh kerja secara liberalisme
tersebut. Rancangan UU itu berkat inisiatif seorang anggota Parleman yang bernama
Soemardi dapat sampai ke Parlemen dan ternyata pada bulan-bulan berikutnya setelah awal
tahun 1958 dapat disahkan oleh Parlemen, terkenal sebagai undang-undang Koperasi Tahun
1958 No. 79. Undang-Undang Koperasi Tahun 1958 No. 79 tidak banyak membawa

7
perubahan, karena tampaknya disusun secara tergesa-gesa, sehingga dirasakan masih belum
memenuhi kebutuhan koperasi. Perubahan penting yang dapat dikemukakan, terbatas pada:

 pemberian peranan yang lebih banyak kepada pemerintah dalam tugas-tugas


bimbingan terhadap koperasi;
 pengadaan Badan musyawarah Koperasi;
 pemberian/pengaturan sanksi bagi mereka yang menyalahgunakan nama koperasi;
 hilangnya dualisme pengelolaan koperasi dengan dicabutnya Peraturan Koperasi
Tahun 1949 No. 179 dan Undang-Undang Koperasi Tahun 1933 No. 108
(Kartasapoetra, 1987: 94)

Ditinjau secara umum (makro) pertumbuhan dan perkembangan koperasi sejak tahun 1950
hingga tahun 1958 memang ada kemajuan-kemajuan, misalnya:

1. Kemajuan dalam bidang pendidikan koperasi:


a. Peningkatan refreshing courses bagi para karyawan Jawatan Koperasi dan
pergerakan koperasi;
b. pemberian kesempatan pada petugas-petugas Jawatan Koperasi dan pergerakan
koperasi untuk meningkatkan pengetahuan perkoperasian di luar negeri, peninjauan-
peninjauan, dan mengikuti berbagai seminar perkoperasian.

2. Perkembangan fisik koperasi:


Jika dibandingkan dengan pertumbuhan dan perkembangan koperasi sebelum
tercapainya Indonesia merdeka, misalnya dengan perkembangan pada tahun1939, maka
jelas terjadi perkembangan yang pesat dalam kuantitas dan kualitasnya, semua ini berkat
bimbingan-bimbingan para petugas Jawatan Koperasi yang selalu memperhatikan jiwa
dari pasal 33 UUD 1945, walau kenyataanya pada saat itu UUD 1945 sendiri telah
tergeser oleh UUD sementara tahun 1950. (Kartasapoetra, 1987: 94-95)
2.5. Perkembangan Koperasi Era Orde Baru Dan Reformasi
Semangat Orde Baru yang dimulai titik awalnya 11 Maret 1996 segera setelah itu pada
tanggal 18 Desember 1967 telah dilahirkan Undang-Undang Koperasi yang baru yakni
dikenal dengan UU No. 12/1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian. Konsideran UU No.
12/1967 tersebut adalah sebagai berikut ;

8
1. Bahwa Undang-Undang No. 14 Tahun 1965 tentang Perkoperasian mengandung pikiran
pikiran yang nyata-nyata hendak :
 Menempatkan fungsi dan peranan koperasi sebagai abdi langsung daripada
politik.Sehingga mengabaikan koperasi sebagai wadah perjuangan ekonomi rakyat.
 Bahwa berhubung dengan itu perlu dibentuk Undang-Undang baru yang sesuai
dengan semangat dan jiwa Orde Baru sebagaimana dituangkan dalam Ketepatan-
ketepatan MPRS Sidang ke IV dan Sidang Istimewa untuk memungkinkan bagi
koperasi mendapatkan kedudukan hokum dan tempat yang semestinya sebagai
wadah organisasi perjuangan ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan sebagai alat
pendemokrasian ekonomi nasional.
 Bahwa koperasi bersama-sama dengan sektor ekonomi Negara dan swasta bergerak
di segala sektor ekonomi Negara dan swasta bergerak di segala kegiatan dan
kehidupan ekonomi bangsa dalam rangka memampukan dirinya bagi usaha- usaha
untuk mewujudkan masyarakat Sosialisme Indonesia berdasarkan Panvcasila yang
adil dan makmur di ridhoi Tuhan Yang Maha Esa. 3.
 Bahwa berhubungan dengan itu, maka Undang-Undang No. 14 tahun 1965 perlu
dicabut dan perlu mencerminkan jiwa, serta cita-cita yang terkandung dalam jelas
menyatakan, bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama
berdasarkan atas azas kekeluargaan dan koperasi adalah satu bangunan usaha yang
sesuai dengan susunan perekonomian yang dimaksud itu. Berdasarkan pada
ketentuan itu dan untuk mencapai cita-cita tersebut Pemerintah mempunyai
kewajiban membimbing dan membina perkoperasian Indonesia dengan sikap “ing
ngarsa sung tulada, ing madya mbangun karsa, tut wuri handayani “. Di bidang
idiil, koperasi Indonesia merupakan satu-satunya wadah untuk menyusun
perekonomian rakyat berazaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan yang
merupakan cirri khas dari tata kehidupan bangsa Indonesia dengan tidak
memandang golongan, aliran maupun kepercayaan yang dianut seseorang. Kiperasi
sebagai alat pendemokrasian ekonomi nasional dilaksanakan dalan rangka dalam
rangka politik maupun perjuangan bangsa Indonesia. Menurut pasal. 3 UU No.
12/1967, koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak
social, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tata

9
azas kekeluargaan. Penjelasan pasal tersebut menyatakan bahwa “koperasi
Indonesia adalah kumpulan orang-orang yang sebagai manusia secara bersamaan,
bekerja untuk memajukan kepentingan-kepentingan ekonomi mereka dan
kepentingan masyarakat”.

Potensi koperasi pada saat ini sudah mampu untuk memulai gerakan koperasi yang otonom,
namun fokus bisnis koperasi harus diarahkan pada ciri universalitas kebutuhan yang tinggi
seperti jasa keuangan, pelayanan infrastruktur serta pembelian bersama. Dengan otonomi
selain peluang untuk memanfaatkan potensi setempat juga terdapat potensi benturan yang
harus diselesaikan di tingkat daerah. Dalam hal ini konsolidasi potensi keuangan, pengem-
bangan jaringan informasi serta pengembangan pusat inovasi dan teknologi merupakan
kebutuhan pendukung untuk kuatnya kehadiran koperasi. Pemerintah di daerah dapat
mendorong pengembangan lembaga penjamin kredit di daerah. Pemusatan koperasi di
bidang jasa keuangan sangat tepat untuk dilakukan pada tingkat kabupaten/kota atau
“kabupaten dan kota” agar menjaga arus dana menjadi lebih seimbang dan memperhatikan
kepentingan daerah (masyarakat setempat). Fungsi pusat koperasi jasa keuangan ini selain
menjaga likuiditas juga dapat memainkan peran pengawasan dan perbaikan manajemen
hingga pengembangan sistem asuransi tabungan yang dapat diintegrasikan dalam sistem
asuransi secara nasional. Pendekatan pengembangan koperasi sebagai instrumen
pembangunan terbukti menimbulkan kelemahan dalam menjadikan dirinya sebagai koperasi
yang memegang prinsip-prinsip koperasi dan sebagai badan usaha yang kompetitif.
Reformasi kelembagaan koperasi menuju koperasi dengan jatidirinya akan menjadi agenda
panjang yang harus dilalui oleh koperasi di Indonesia. Dalam kerangka otonomi daerah
perlu penataan lembaga keuangan koperasi (koperasi simpan pinjam) untuk memperkokoh
pembiayaan kegiatan ekonomi di lapisan terbawah dan menahan arus ke luar potensi
sumberdaya lokal yang masih diperlukan. Pembenahan ini akan merupakan elemen penting
dalam membangun sistem pembiayaan mikro di tanah air yang merupakan tulang punggung
gerakan pemberdayaan ekonomi rakyat.

10
BAB III

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Didirikannya koperasi itu untuk memenuhi kebutuhan anggotanya dengan harga yang relatif
lebih murah, memberikan kemudahan bagi anggotanya yangmembutuhkan modal usaha,
memberikan keuntungan bagi anggotanya. Jadikesimpulan dari materi ini, bahwa pentingnya
koperasi yang bertujuan untukmeningkatkan kesejahteraan Rakyat Indonesia maupun
kesejahteraan rakyat diseluruh negara. Hal ini diperoleh dengan adanya pembagian Sisa
Hasil Usaha (SHU) kepada para anggotanya

11
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.uph.edu/5362/4/Chapter%201.pdf
http://zetzu.blogspot.com/2010/10/sejarahpertumbuhan-perkembangan.html
http://repository.uinsu.ac.id/9294/1Modul%20Ekonomi%20Koperasi%20Revisi.pdf
https://kspserbamulia.co.id/news/d/sejarah-koperasi https://pdfcoffee.com/sejarah-
pertumbuhan-perkembangan-dan-perjuangan-koperasi-sejak-zaman-penjajahan-sampai-
sekarangdocx-pdf-free.html

12
ANALISIS KOPERASI
“MAHADANA”

1. Sejarah Koperasi
Koperasi Mahadana merupakan koperasi yang berada di Kawasan
Amlapura,Karangasem,Bali. Tepatnya kantor koperasi ini terletak di Perumahan BTN
Taman Asri. Koperasi Mahadana ini merupakan koperasi yang berjenis Koperasi Simpan
Pinjam dan Koperasi ini sudah berbadan hukum sejak 2015.

2. Peran Koperasi
Peran dari koperasi Mahadana ini adalah agar masyarakat dapat menabung pada
koperasi tersebut sehingga masyarakat dapat merasa tenang dalam menyimpan uangnya
selain itu dalam hal peminjaman, masyarakat dapat melakukan peminjaman kepada
koperasi dengan bunga yang kecil. Perbedaannya dengan bank adalah bank menawarkan
peminjaman uang dengan bunga yang relatif tinggi sehingga masyarakat yang melakukan
peminjaman tidak sanggup untuk melunasinya. Koperasi juga memerlukan modal sebagai
pembiyaan dari usahanya,Besar kecilnya nilai modal yang ada pada koperasi menentukan
besar kecilnya lapangan usaha yang dijalankan koperasi tersebut

3. Kondisi Keuangan dan Kondisi Koperasi Sebelum Pandemi Hingga Sampai


Sekarang

Perihal keungan koperasi sangat bergantung terhadap keuangan anggotanya,dimana


sebelum pandemic keuangan koperasi lancer serta lancer dalam memberikan
peminjaman. Sekarang keuangan koperasi Mahadana agak seret dimana para anggota
koperasi lebih sering melakukan penarikan dan koperasi sendiri sudah mengurangi dalam
memberikan pinjaman. Sebelum Pandemi penerimaan koperasi termasuk lumayan yang
berasal dari hasil-hasil investasi di luar pelayanan terhadap anggota. Perubahan yang
terjadi akibat adanya pandemi COVID-19 yaitu Asset dan Omset koperasi mengalami
penurunan, terjadinya penurunan Asset dan Omset pada koperasi ini diakibatkan oleh
anggota koperasi dan masyarakat mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup
salah satunya aspek keuangan, aspek keuangan menjadi permasalahan yang sangat pelik

13
bagi anggota atau masyarakat pada saat adanya pandemi COVID-19 ini, sehingga
dampaknya anggota koperasi atau masyarakat harus pintar mengelola keuangan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengelolaan keuangan ini juga berdampak kepada
anggota yang memiliki pinjaman kepada koperasi atau menyimpan dana di koperasi.
Dimana yang memiliki pinjaman kesulitan untuk membayar serta yang menyimpan dana
di koperasi kesulitan untuk menarik dana nya.

4. Keunikan koperasi

Untuk keuninakan koperasi Mahadana ini sama seperti koperasi simpan pinjam
pada umumnya yaitu :

a. Sukarela dan Terbuka


Pada koperasi, anggotanya bergabung atas dasar sukarela. Harapannya,
orang yang ingin menjadi anggota koperasi bergabung atas keinginannya
sendiri, tanpa paksaan siapapun. Sebuah koperasi juga terbuka pada
siapapun yang ingin mendaftarkan diri sebagai anggota. Keanggotaan
koperasi bersifat bebas, sehingga orang bisa masuk dan keluar setelah
sebuah periode usai. Dengan demikian, keanggotaan maupun pemodalan
koperasi tidak bersifat permanen.

b. Dari dan untuk Anggota (Demokrasi Kooperatif)

Modal yang digunakan adalah simpanan wajib dan sukarela anggota.


Nantinya, anggota juga yang akan dapat menikmati produk usaha dan
hasil dari pengembangan usaha. Besar simpanan pokok yang dibayarkan
hanya satu kali di awal pun tidak berat. Simpanan wajib biasanya
ditetapkan tanpa memberatkan anggota. Sementara simpanan sukarela
disetorkan dengan jumlah yang tak ditentukan.

c. Bertujuan untuk Menyejahterakan

14
Berbeda dengan banyak jenis usaha lain yang memang didirikan untuk
mencari untung, koperasi didirikan untuk menyejahterakan anggotanya.
Oleh karena itu, dalam usaha apapun, koperasi tak memberikan beban
administrasi tinggi. Koperasi juga membuka pintu lebar-lebar untuk
anggota yang membutuhkan pinjaman modal usaha.

d. Mengusung Asas Persamaan

Setiap anggota punya hak dan kewajiban yang sama. Jika pada Perseroan
Terbatas ada perbedaan hak dan kewajiban antara karyawan dan pemilik
PT, maka tidak dengan koperasi. Baik ketua koperasi maupun anggota
biasa punya hak suara yang sama. Semua anggota membayar simpanan
wajib yang jumlahnya sama pula.

e. Demokrasi ekonomi

Dalam koperasi dikenal istilah imbalan jasa. Imbalan jasa ini ditentukan
dari banyaknya jasa masing-masing anggota dalam koperasi. Dengan
demikian, tidak terjadi ketimpangan. Dalam koperasi, semua laporan
keuangan dapat diakses anggota, sehingga tidak ada yang ditutup-tutupi.
Transparansi adalah kunci dalam demokrasi ekonomi.

f. Mengutamakan Persatuan

Badan usaha ini mengutamakan kerukunan dan persatuan antar anggota.


Siapapun bisa diterima menjadi anggota, terlepas dari apakah jenis
kelamin, agama, maupun sukunya. Ada peraturan yang jelas untuk
mencegah saling iri antar anggota. Dengan demikian, persatuan akan tetap
terjaga.

15
5. Struktur Koperasi Mahadana

Adapun struktur Koperasi Mahadana ini :

RAPAT ANGGOTA

KETUA KOPERASI

I NENGAH SUARDANA

SEKRETARIS KOPERASI BENDAHARA KOPERASI

I GEDE ARTA NI KETUT KASIH NURIATI

ANGGOTA KOPERASI

BERANGGOTAKAN 370 ORANG

16

Anda mungkin juga menyukai