Anda di halaman 1dari 16

ETIKA BERBISNIS DAN NILAI-NILAI BUDAYA YANG DITERAPKAN

PADA PT. TELKOM INDONESIA

Mata Kuliah :
Etika Bisnis dan Profesi

DISUSUN OLEH :
ANNASTASIA LIZKAYUNDARI (43214010176)

Dosen : Shinta Melzatia, SE. M.Ak.

AKUNTANSI S1
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA BARAT
2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat, taufik, dan
hidayahnya penulis dapat menyusun makalah mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi pada program
pendidikan S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, jurusan Akuntansi yang berjudul “ETIKA
BERBISNIS DAN NILAI-NILAI YANG DITERAPKAN PADA PT. TELKOM INDONESIA”
ini. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada junjungan baginda Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita kejalan yang lurus seperti yang kita rasakan sekarang
ini.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi Tugas Partisipasi Mahasiswa dalam
pra-UTS mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi program pendidikan S1 Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, jurusan Akuntansi, dan dimana diharapkan bisa mengambil pelajaran dan manfaat dari
makalah ini serta dapat mengembangkan kompetisi dalam pengetahuan dan pembelajaran terkait
dengan etika dan nilai-nilai yang diterapkan dalam berbisnis pada perusahaan, khususnya PT.
Telkom Indonesia.
Selanjutnya penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu penulis mengharapkan sumbangsihnya berupa saran dan kritikan yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat
menambah cakrawala berpikir bagi penulis dan khususnya bagi para pembaca.

Jakarta,
06 April 2017

Penulis

[AUTHOR NAME] 1
DAFTAR ISI

BAB I
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………….............. 3
1.2 Rumusan dan Batasan Masalah…………………………………………………………... 3
1.3 Tujuan dan Kontribusi Penulisan………………………………………………………... 4

BAB II
2.1 Teori Etika dan Perkembangan Bisnis…………………………………………………… 5
2.2 Teori Umum………………………………………………………………………………... 6

BAB III
3.1 Profil Perusahaan………………………………………………………………………….. 9
3.2 Visi Misi dan Tujuan Perusahaan………………………………………………………… 9
3.3 Etika dan Nilai-nilai yang Diterapkan PT. Telkom Indonesia………………………….. 9
3.4 Karakteristik Nilai-nilai Etika Atau Budaya Organisasi PT. Telkom Indonesia……... 10
3.5 Sosialisasi dan Upaya Penegakan Etika Bisnis PT. Telkom Indonesia………………... 13
3.6 Evaluasi Implementasi Budaya Perusahaan…………………………………………….. 13

BAB IV
KESIMPULAN………………………………………………………………………………… 14

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….. 15

[AUTHOR NAME] 2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Era Globalisasi merupakan tantangan yang serius bagi sebagian besar perusahaan,
terutama bagi perusahaan yang sudah berdiri sejak dahulu. Untuk mempertahankan
eksistensinya dalam menghadapai persaingan yang ketat di era globalisasi ini, maka harus
dilakukan beberapa strategi agar mampu bertahan dan bersaing dengan perusahaan lain.
Moral dan etika merupakan landasan penerapan GCG di perusahaan, mengingat
bahwa organisasi tidak lain adalah terdiri dari orang-orang di dalamnya. Seiring waktu
pembelajaran PT. Telkom Indonesia dalam mengelola GCG, maka penerapan GCG tidak
dapat dipisahkan dari menjalankan bisnis yang beretika dan membentuk kesadaran
Perusahaan dan karyawan yang memiliki kepekaan tanggung jawab sosial kepada
masyarakat sebagai wujud menjadi warga negara yang baik agar kami terus maju dan
dicintai pelanggan.
Didalam sebuah organisasi, setiap perusahaan pasti memiliki suatu penerapan
budaya dan etika bisnis organisasi yang dimiliki. Hal ini bertujuan agar menjadi pembeda
dengan organisasi yang lainnya. Etika organisasi sendiri merupakan sebuah sistem makna
bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi dengan
organisasi lainnya. Sistem makna bersama ini adalah sekumpulan karakteristik kunci yang
dijunjung tinggi oleh organisasi.
Etika bisnis yang kuat mendasari aspek kunci pelaksaan fungsi organisasi dalam
hal efisiensi, inovasi, kualitas serta mendukung reaksi yang tepat untuk membiasakan
mereka terhadap kejadian-kejadian, karena etos yang berlaku mengakomodasikan
ketahanan. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan maka penulis akan
membahas terkait etika berbisnis dan nilai-nilai yang diterapkan pada PT. Telkom
Indonesia.

1.2. Rumusan dan Batasan Masalah


1. Rumusan Masalah
a. Bagaimana etika dan nilai-nilai yang diterapkan organisasi PT TELKOM ?
[AUTHOR NAME] 3
b. Bagaimana karakteristik nilai-nilai etika atau budaya organisasi PT TELKOM ?
c. Bagaimana sosialisasi dan upaya penegakan etika bisnis PT TELKOM ?
d. Bagaimana evaluasi dan implementasi budaya perusahaan PT TELKOM ?

2. Batasan Masalah
Penulis membatasi masalah pada makalah ini yakni hanya mencakup mengenai
nilai nilai etika dan budaya yang terdapat pada PT. Telkom Indonesia.

1.3. Tujuan dan Kontribusi Penulisan


1. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui nilai-nilai etika dan budaya organisasi PT TELKOM
b. Untuk mengetahui karakteristik budaya organisasi PT TELKOM
c. Untuk mengetahui tantangan yang dihadapi dari nilai etika dan budaya organisasi
PT TELKOM
d. Untuk mengetahui perubahan budaya organisasi di PT TELKOM

2. Kontribusi Penulisan
a. Memberikan informasi dan pengetahuan serta pemahaman bagi para pembaca serta
penulis mengenai etika berbisnis dan nilai-nilai budaya yang diterapkan pada PT.
Telkom Indonesia.
b. Diharapkan para pembaca dan penulis mampu memahami serta mempelajari
implementasi etika berbisnis dan nilai-nilai budaya yang diterapkan pada PT.
Telkom Indonesia.
c. Hasil penulisan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi evaluasi dan bahan
kajian penelitian selanjutnya terkait dengan judul di atas.

[AUTHOR NAME] 4
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Teori Etika dan Perkembangan Bisnis


Teori merupakan bentuk perenungan manusia dalam berbagai hal yang dilihat dan
dirasakan kemudian dituangkan ke dalam bentuk bahasan yang bisa diterima oleh
berbagai pihak. Dalam ilmu etika juga telah lahir berbagai teori, dimana setiap teori
memiliki pandangan masing-masing dalam menempatkan permasalahan etika. Teori
ini berguna untuk memecahkan permasalahan dilema etika.
Menurut Duska (2011) Teori Etika terdiri dari :
a. Teori Egoism
Pemahaman secara umum terkait Egoism adalah “individu yang selalu
mementingkan dirinya sendiri“ karenanya merupakan perilaku yang tidak etis.
Pertanyaannya adalah mengapa Egoism bisa menjadi salah satu teori Etika?
Untuk memahami hal ini harus dibedakan antara Selfishness dan Self-Interest.
Perilaku Self-Interest.
Perilaku Self-Interest merupakan perilaku yang didasarkan kepentingan
yang terbaik bagi diri sendiri, yang memberi manfaat bagi diri sendiri.
Karenanya self-Interest bukanlah sesuatu yang buruk. Para psikolog selalu
menekankan pentingnya self love dan self esteem serta pentingnya hasrat penuh
semangat untuk mencapai cita-cita. Karenanya perilaku yang memberi manfaat
bagi diri sendiri adalah perilaku yang baik.
Masalah akan muncul bila dalam mewujudkan kepentingan sendiri/pribadi
mengorbankan kepentingan orang lain. Perilaku seperti inilah yang disebut
selfishness. Karena egoism sangat dekat dengan selfishness maka banyak pihak
berpendapat egoism kurang tepat sebagai teori Etika. Demikian pula bagi
profesi akuntan yang mengedepankan pelayanan terhadap kepentingan publik
teori ini tidak dapat diterima.

b. Teori Utilitarians

[AUTHOR NAME] 5
Prinsip utama dari teori utilitariansm yang dinyatakan oleh John Stuart Mill
yaitu suatu tindakan dianggap benar jika memberikan manfaat terbesar bagi
semua orang. Pilihan tindakan yang paling baik adalah yang menghasilkan
kebahagiaan melebihi ketidakbahagiaan yang diukur dari jumlah orang yang
terlibat didalamnya dan kebahagiaan yang berlangsung lebih lama daripada
ketidakbahagiaan (maksimalisasi akibat yang baik).
Utilitariansm secara signifikan sangat berbeda dengan egoism karena
dampak atau konskewensi yang dipertimbangkan untuk suatu kegiatan bukan
hanya terhadap diri sendiri melainkan kepada setiap orang yang dipegaruhi
oleh kegiatan tersebut termasuk diri sendiri.

c. Teori Deontologis
Menurut etika deontologi suatu tindakan itu baik bukan dinilai dan
dibenarkan berdasarkan akibat atau tujuan baik pada dirinya sendiri, misalnya,
suatu tindakan bisnis akan dinilai baik oleh etika deontologi bukan karena
tindakan itu mendatangkan akibat baik bagi pelakunya, melainkan karena
tindakan itu sejalan dengan kewajiban si pelaku untuk misalnya memberikan
pelayanan yang baik kepada semua konsumen, untuk mengembalikan utangnya
sesuai dengan kesepakatan, untuk menawarkan barang dan jasa dengan mutu
yang sebanding dengan harganya dan sebagainya.

2.2. Teori Umum


a. Pengertian etika bisnis menurut para ahli :
• Menurut Bussiness & Society-Ethics and Stakeholders Management, etika
bisnis adalah kedisiplinan yang berhubungan dengan baik dan buruknya suatu
tugas dan kewajiban moral dalam konteks bisnis.
• Menurut Hill dan Jones, etika bisnis adalah ilmu yang membedakan salah dan
benar dengan tujuan untuk memberikan perbekalan pada pimpinan perusahaan
saat mempertimbangkan untuk mengambil keputusan yang berhubungan
dengan masalah moral yang kompleks.

[AUTHOR NAME] 6
• Menurut Steade et al, etika bisnis adalah standar etika yang berhubungan
dengan tujuan dan cara dalam membuat keputusan bisnis.
• Mengutip dari Wikipedia, etika bisnis yaitu, Etika bisnis merupakan cara untuk
melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan
dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu
perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta
pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan
pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.

Dari pengertian etika bisnis tersebut, di bentuknya dalam sebuah perusahaan


agar menjadikan perusahaan tersebut mempunyai nilai-nilai luhur yang mesti di
taati untuk meningkatkan kinerja dan menggapai visi perusahaan. Sebuah
perusahaan, yakin betul bahwasanya bisnis yang baik dan sukses adalah bisnis yang
memiliki sebuah etika, etika bisnis ini dapat menjadi sebuah pedoman karyawan
untuk menjalankan pekerjaannya secara profesional, tanggung jawab, jujur,
transparan, dan lain-lain.

b. Pengertian Budaya Kerja


• Menurut Triguno dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia
menerangkan bahwa: “ Budaya Kerja adalah suatu falsafah yang didasari oleh
pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan, dan kekuatan
pendorong, membudaya dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat atau
organisasi yang tercermin dari sikap menjadi perilaku, kepercayaan, cita-cita,
pendapat dan tindakan yang terwujud sebagai kerja atau bekerja.
• Taliziduhu Ndraha dalam buku Teori Budaya Kerja, mendefinisikan budaya
kerja, yaitu; ”Budaya kerja merupakan sekelompok pikiran dasar atau program
mental yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi kerja dan
kerjasama manusia yang dimiliki oleh suatu golongan masyarakat”.
• Sedangkan Menurut Osborn dan Plastrik dalam bukunya Manajemen Sumber
Daya Manusia menerangkan bahwa: “Budaya kerja adalah seperangkat perilaku

[AUTHOR NAME] 7
perasaan dan kerangka psikologis yang terinternalisasi sangat mendalam dan
dimiliki bersama oleh anggota organisasi”.

Dari uraian-uraian di atas bahwa, budaya kerja merupakan falsafah sebagai


nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan, dan kekuatan pendorong yang dimiliki
bersama oleh setiap individu dalam lingkungan kerja suatu organisasi.
Jika dikaitkan dengan organisasi, maka budaya kerja dalam organisasi
menunjukkan bagaimana nilai-nilai organisasi dipelajari yaitu ditanam dan
dinyatakan dengan menggunakan sarana (vehicle) tertentu berkali-kali, sehingga
agar masyarakat dapat mengamati dan merasakannya.

[AUTHOR NAME] 8
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Profil Perusahaan


Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. merupakan
BUMN yang bergerak di bidang jasa layanan telekomunikasi dan jaringan di wilayah
Indonesia dan karenanya tunduk pada hukum dan peraturan yang berlaku di negara ini.
Dengan statusnya sebagai perusahaan milik negara yang sahamnya diperdagangkan di
bursa saham, pemegang saham mayoritas Perusahaan adalah Pemerintah Republik
Indonesia sedangkan sisanya dikuasai oleh publik. Saham Perusahaan diperdagangkan di
Bursa Efek Indonesia (“BEI”), New York Stock Exchange (“NYSE”), London Stock
Exchange (“LSE”) dan public offering without listing (“POWL“) di Jepang.

3.2. Visi Misi dan Tujuan Perusahaan

Visi Misi Tujuan


•Menjadi perusahaan yang •Menyediakan layanan TIME •Menjadi posisi terdepan
unggul dalam yang berkualitas dengan harga dengan memperkokoh bisnis
penyelenggaraan TIME di yang kompetitif legacy dan meningkatkan
kawasan regional. •Menjadi model pengelolaan bisnis new wave untuk
korporasi terbaik di Indonesia memperoleh 60% dari
pendapatan industri pada
tahun 2015

3.3. Etika dan Nilai-nilai yang Diterapkan PT. Telkom Indonesia


PT. Telkom Indonesia meyakini bahwa prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang
beretika, yaitu bisnis yang berkinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan
dengan menaati kaidah-kaidah etika yang sejalan dengan hukum dan peraturan yang
berlaku. Sesuai dengan Keputusan Direksi No.KD.05/2005, PT. Telkom Indonesia telah
memiliki perangkat Etika Bisnis yang merupakan standar perilaku Perusahaan maupun

[AUTHOR NAME] 9
perilaku karyawannya dalam berhubungan dengan pelanggan, pemasok, kontraktor,
sesama karyawan dan pihak-pihak lain yang mempunyai hubungan dengan perusahaan.

Budaya Perusahaan The Telkom Way memiliki lima nilai-nilai perusahaan yaitu:
Commitment to long term, Customer first, Caring-meritocracy, Co-creation of win-win
partnership, dan Collaborative innovation yang selanjutnya Kami sebut dengan istilah
5C.

3.4. Karakteristik Nilai-nilai Etika Atau Budaya Organisasi PT. Telkom Indonesia
Sesuai arah pengembangan dan penerapan GCG yang melingkupi Group Usaha,
maka dalam pedoman GCG Telkom Group (No.PD.602.00/r.00/HK000/COP-
D0030000/2011) ditetapkan kode etik Telkom Group sebagai penguatan budaya
Perusahaan meliputi:
1. Perusahaan yang tergabung dalam Telkom Group berusaha untuk menjadi perusahaan
yang jujur dan menjadi panutan dengan cara menjalankan bisnis yang sehat, kuat dan
adil yang digerakkan oleh tata nilai yang terpuji serta taat kepada hukum dan
menghormati semua pemangku kepentingan.
2. Perusahaan yang tergabung dalam Telkom Group wajib menjalankan atau mengelola
bisnis perusahaan dengan memperhatikan prinsip etika bisnis dan Perundang-undangan
yang berlaku.
3. Perusahaan yang tergabung dalam Telkom Group melaksanakan prinsip-prinsip tata
kelola perusahaan yang baik dan peduli kepada masyarakat, budaya dan lingkungan
hidup.
4. Tindakan melawan hukum dan melanggar etika adalah tindakan yang dilarang,
meskipun untuk alasan bisnis atau karena tekanan dari pihak manapun.

[AUTHOR NAME] 10
5. Perusahaan melindungi setiap pelapor yang memberikan informasi terkait dengan
pelanggaran legal, kejadian tidak etis atau tindakan lain yang melanggar prinsip-prinsip
tata kelola perusahaan yang baik.

Kode etik karyawan Telkom Group menyatakan bahwa setiap karyawan senantiasa:
1. Menjunjung tinggi kejujuran dan kewajaran dalam bertindak dan menjalankan tugas.
2. Mengutamakan kepentingan Perusahaan di atas kepentingan pribadi, kelompok atau
golongan.
3. Menghormati hak individual dan keragaman sebagai sumber kekuatan Telkom Group.
4. Menjunjung tinggi budaya Perusahaan.
5. Menjaga keamanan aset dan melindungi kerahasiaan informasi Perusahaan.
6. Memberikan kualitas produk dan layanan terbaik kepada pelanggan.
7. Senantiasa mengejar laba dan pertumbuhan usaha dengan tetap mematuhi ketentuan
hukum dan etika bisnis.
8. Bertanggung jawab atas keputusan dan tindakan yang dijalankan.
9. Menjaga dan meningkatkan reputasi Telkom Group.
10. Peduli kepada masyarakat dan lingkungan hidup.

Sistem dan budaya terus dikembangkan sesuai dengan tuntutan dan perubahan
bisnis untuk mewujudkan cita-cita agar kami terus maju, dicintai pelanggannya, kompetitif
di industrinya dan dapat menjadi role model Perusahaan. Sejak tahun 2009 dilakukan
transformasi budaya baru Perusahaan yang disebut dengan “The Telkom Way”.
Pengembangan budaya selanjutnya, dilakukan pada tahun 2013 dengan ditetapkannya
Arsitektur Kepemimpinan Dan Budaya Perusahaan (AKBP) Telkom Group.

Secara lengkap Budaya Perusahaan digambarkan sebagai berikut:


Philosophy to be the Best: Always The Best Always the Best adalah sebuah basic belief
untuk selalu memberikan yang terbaik dalam setiap pekerjaan. Always the Best memiliki
esensi “Ihsan” yang dalam pengertian ini diterjemahkan “terbaik”. Karyawan yang
memiliki spirit Ihsan akan selalu memberikan hasil kerja yang lebih baik dari yang
seharusnya, sehingga sikap ihsan secara otomatis akan dilandasi oleh hati yang ikhlas.
Ketika setiap aktivitas yang di lakukan adalah bentuk dari ibadah kepada Tuhan Yang
Maha.Esa.

Philosophy to be the Best: Integrity, Enthusiasm, Totality Always the Best menuntut
setiap insan Telkom memiliki integritas (Integrity), antusiasme (Enthusiasm), dan totalitas
(Totality).

Principles to be the Star: Solid, Speed, Smart Principles to be the Star dari The
Telkom Way adalah 3S yakni Solid, Speed, Smart yang sekaligus menjadi Core Values atau
Great Spirit. Penjelasan dari Solid, Speed Smart dapat digambarkan sebagai berikut:

[AUTHOR NAME] 11
Solid Speed Smart
Hati Awal Intuisi Rasa
Pikiran Arah Inovasi Rasio
Tindakan Aksi Impresif Raga

Practices to be the Winner : Imagine - Focus – Action


Practices to be the Winner dari The Telkom Way adalah IFA yakni Imagine, Focus, Action
sekaligus sebagai Key Behaviors. Penjelasan dari Imagine, Focus dan Action dapat
digambarkan sebagai berikut:

Always The Best (ATB)

Merupakan interseksi antara Imagine, Focus, dan Action

Always The
Best
Imagine

Focus Action

Imagine Focus Action


Berawal dari akhir Utamakan yang utama Hanya imajinasi dan aksi yang
dapat merubah dunia
Identik dengan visi atau Tetapkan bukti-bukti kemenangan Visi tanpa aksi itu fantasi, aksi
mimpi seorang tanpa visi itu sensasi (sesaat)
pemimpin
Mulai dari desireablity Alokasi sumber daya berdasarkan Meraih quick wins
(keiginan) bukan otoritas
fasitility (kebiasaan/
[AUTHOR NAME] 12
3.5. Sosialisasi dan Upaya Penegakan Etika Bisnis PT. Telkom Indonesia

Sosialisasi merupakan tahapan penting dalam penerapan etika bisnis, oleh sebab itu
etika bisnis Telkom diterapkan mengacu pada kebijakan Perusahaan KD.05/2005 dan
KD.43/2006. Dalam sosialisasi dan penerapannya, Telkom selalu mengingatkan karyawan
Kami mengenai tata nilai dan etika bisnis melalui survei kepada seluruh karyawan yang
didalamnya memuat kuesioner dan studi kasus terkait pemahaman: GCG, etika bisnis,
pakta integritas, fraud, manajemen risiko, pengendalian internal (SOA), whistleblowing,
pelarangan gratifikasi, tata kelola TI, menjaga keamanan informasi dan hal-hal lainnya
yang berkaitan dengan praktek tata kelola Perusahaan. Survei Telkom lakukan secara
online melalui media portal/intranet perusahaan dan diakhiri dengan peryataan kesediaan
karyawan menjalankan etika bisnis perusahaan.

Sesuai ketentuan Sarbanes Oxley Act (SOA) 2002 section 406, Telkom
menjalankan kode etik yang berlaku bagi Komisaris, Direktur Utama, Direktur Keuangan
(posisi yang setara dengan Chief Executive Officer dan Chief Financial Officer), Direktur
dan pejabat kunci lainnya serta seluruh karyawan yang dapat dilihat pada website Telkom
http://www.telkom.co.id/about-telkom/business-ethics dan setiap perubahan terhadap
kode etik Kami informasikan melalui website tersebut.

Pemahaman dan penerapan etika bisnis berikut hasil survey yang dilakukan telah
diaudit secara internal maupun eksternal melalui proses audit SOA 404 terkait dengan
penerapan control environment sesuai kerangka kerja pengendalian internal kontrol COSO
pada audit tingkat entitas.

3.6. Evaluasi Implementasi Budaya Perusahaan

Setiap tahun PT. Telkom Indonesia melakukan survei internal untuk mengetahui
efektivitas penerapan budaya Perusahaan dan etika bisnis, PT. Telkom Indonesia
menyebutnya dengan istilah Etika Bisnis Family survey. Beberapa pertanyaan survei PT.
Telkom Indonesia tanyakan kepada karyawan secara online agar dapat menjangkau semua
karyawan secara cepat, antara lain meliputi: GCG, etika bisnis, tata nilai The Telkom Way,
anti kecurangan, pengendalian internal, pakta integritas, whistleblowing system, dan lain-
lain. Hasil survei tiga tahun terakhir adalah sebesar tahun 2009, 78,13 poin; tahun 2010,
73,62 poin dan tahun 2011, 79,07 poin dari skala 100 poin.

[AUTHOR NAME] 13
BAB IV

KESIMPULAN

4.1. KESIMPULAN
Pembelajaran organisasi merupakan kegiatan organisasi ketika pemimpin
dan karyawan secara terus menerus meningkatkan kapasitas mereka untuk mencapai
tujuan, saat pola pikir baru dipelihara, aspirasi kolektif bebas, diutamakan dalam rangka
perbaikan dan orang-orangnya memiliki keinginan untuk belajar. Perubahan budaya
organisasi selalu dibutuhkan oleh PT TELKOM untuk menciptakan tata kelola organisasi
dan bisnis yang lebih efektif, produktif, efisian, kreatif, dan mempunyai kinerja. Melalui
perubahan yang jelas dan terbuka, PT TELKOM berpotensi untuk memperkuat dirinya
melalui kinerja dan komunikasi serta integrasi dalam kolaborasi yang menyatukan semua
fakta keunggulan The Telkom way 135 secara professional.
PT TELKOM mulai menerapkan budaya kerja yang disebut The Telkom Way
135 Untuk mengantisipasi tantangan pada lingkungan bisnis dan menjaga keunggulan
kompetitif dari dalam maupun luar perusahaan. Memang tidak mudah menerapkan budaya
kerja baru kapada karyawan PT TELKOM. Maka dari itu PT TELKOM memulainya
dengan beberapa pendekatan yaitu dari awearness sampai understanding. Pendekatan
dilakukan agar karyawan-karyawan PT TELKOM merespon baik dengan adanya
perubahan budaya kerja ini. Selain dengan pendekatan PT
TELKOM memberikan reward kepada divisi yang sudah mendemonstrasikan The Telkom
Way 135 dengan tepat dan cepat, meskipun kita tahu bahwa penciptaan iklim kompetitif
di dalam internal perusahaan merupakan bentuk efektif dalam mewujudkan budaya
organisasi yang diinginkan perusahaan. Karena ketika kompetisi dimulai maka masing-
masing divisi pasti akan memiliki semangat untuk menunjukan bahwa divisinya yang
paling baik, ditambah lagi dengan diberikannya reward atas hasil kerja keras mereka.

4.2. SARAN
Untuk mengatasi kegagalan dalam proses komunikasi organisasi maka masing-
masing anggota organisasi harus saling memahami bahwa perbedaan yanga ada. Untuk itu
intensitas dalam melakukan komunikasi organisasi diharapkan dapat mampu
meminimalisir perbedaan yang ada. Budaya perusahaan haruslah dijunjung dan
dibanggakan oleh setiap insan anggota organisasi. Karena dengan memegang nilai-nilai
yang ada di budaya perusahaan maka minimalisir konflik antar anggota organisasi dapat
terwujud.

[AUTHOR NAME] 14
DAFTAR PUSTAKA

Triguno. Prasetya, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta,2001, Hal.13

Taliziduhu Ndraha, Teori Budaya Organisasi, Cetakan Kedua, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2003,
Hal. 80

Osborn dan Plastrik, Manajemen Sumber Daya Mausia, BPFE.Yogyakarta, 2002, Hal.252

http://www.telkom.co.id/UHI/UHI2011/ID/0302_riwayat.html

http://www.telkom.co.id/UHI/UHI2011/ID/0303_visi.html

http://www.telkom.co.id/UHI/CDInteraktif2013/ID/0086_etika.html

http://www.telkom.co.id/UHI/UHI2011/ID/0913_etika.html

[AUTHOR NAME] 15

Anda mungkin juga menyukai