Anda di halaman 1dari 21

PERMASALAHAN DALAM ETIKA PROFESI

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Etika Profesi
Yang di ampu oleh Bapak Enggal Chairyadi,S.T.,M.T.

Oleh Kelompok 9 :

1. Muhammad Iqzaldy Romero (1922201004)


2. Zainal Fanani (1922201005)
3. Yanatus Qur’ani (1922201012)

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA BLITAR


FAKULTAS ILMU EKSATA
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL
NOVEMBER 2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT. Yang mana telah


memberikan rahmat dan karunia-Nya pada penulis. Sehingga penulis dapat
menyelesikan makalah yang berjudul “Permasalahan Dalam Etika Profesi”, untuk
memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi.

Tidak lupa penulis menyampaikan terimakasih kepada :

1. Bapak Enggal Chairyadi, S.T.,M.T. selaku dosen pembina mata kuliah Etika
Profesi.
2. Teman-teman Teknik Sipi Angkatan 2019 atas kerjasamanya.
3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu
demi terselesaikannya makalah ini dengan lancar. Semoga Allah SWT
membalas semua kebaikan kalian, amin.

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan yang terdapat di dalamnya, untuk itu penulis sangat mengharapkan
adanya kritikan dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan
laporan ini. Akhir kata penulis berharap semoga tuisan ini berguna dan
bermanfaat bagi para pembaca dan penulis selanjutnya.

Blitar, 04 November 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.................................................................................................4
1.2 Tujuan...............................................................................................................4
1.3 Tinjauan Pustaka.............................................................................................4
1.4 Rumusan Masalah............................................................................................6
BAB II...............................................................................................................................7
PEMBAHASAN................................................................................................................7
2.1 Pelanggaran Etika Profesi Pada Proyek Hambalang (Amirudin K)....................7
2.2 Sub Bab Terserah Kalian..................................................................................12
2.3 Sub Bab Terserah Kalian..................................................................................12
BAB III............................................................................................................................13
PENUTUP.......................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................13
3.2 Saran...............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak
sekali bidang pekerjaan didalamnya karena indonesia aalah salah satu
negara berkembang. Banyaknya bidang pekerjaan menjadikan banyaknya
sebuah perusahaan besar yang berdiri didalamnya yang saling bersaing
untuk menjadi sebuah perusahaan yang ternama. Dalam sebuah
perusahaan tak lepas dari yang namanya sebuah hubungan sosial yang
berada didalamnya entah antara pekerja atasan atau yang lainnya. Dengan
adanya hubungan tersebut tidak lupa akan namanya sebuah etika dalam
berinteraksi satu sama lain.
Etika merupakan salah satu hal ter penting yang perlu dilakukan
dan di terapkan pada segala hal salah satu nya dalam berkehidupan di
sebuah lingkungan soisial. Etika profesi merupakan tingkah laku atau
sikap kita didalam sebuah pekerjaan atau profesi yang kita tekuni saat ini.
Etika sangatlah penting dalam sebuah hubungan sosial di sebuah
profesi akan tetapi sekarang banyak sekali yang melupakan pentingnya
etika profesi dan menyepelekan dalam hal pekerjaan sehingga menjadikan
sebuah permasalahan dalam suatu pekerjaan. Disini kami akan sedikit
menyampaikan beberapa permasalahan yang terjadi disebuah perusahaan
karena kurangnya pemahaman dan penerapan kode etik dalam bekerja.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas didapatkan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana mengetahui kode etik yang ada disebuah perusahaan.
2. Bagaimana menganalisi permasalahan yang ada pada sebuah
perusahaan.
3. Bagaimana menemukan sebuah solusi dari permasalahan yang
terjadi.
1.3 Tujuan
Dari Rumusan Masalah diatas didapatkan Tujuan sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat mengetahui kode etik yang ada disebuah
perusahaan.
2. Mahasiswa dapat menganalisi permasalahan yang ada pada sebuah
perusahaan.
3. Mahasiswa dapat menemukan sebuah solusi dari permasalahan
yang terjadi.

1.4 Tinjauan Pustaka


a) Etika
Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat
kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana
yang benar dan mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik,
berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti norma-norma, nilai-nilai,
kaidahkaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, menurut
O.P. Simorangkir etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku
menurut ukuran dan nilai yang baik. Menurut Sidi Gajalba dalam sistematika
filsafat etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari
seg baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal dan menurut
Burhanudin Salam etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan
norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.
Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia.
Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui
rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk
mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada
akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang
perlu kita lakukan dan yang perlu kita pahami bersama bahwa etika ini dapat
diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian etika ini
dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan
manusianya.
b) Profesi
Harus kita ingat dan fahami betul bahwa Pekerjaan atau Profesi dan Profesional
terdapat beberapa perbedaan :
1) Profesi; Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus.
Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu).
Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup. Dilaksanakan dengan
keterlibatan pribadi yang mendalam.
2) Profesional; Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya.
Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu. Hidup
dari situ.Bangga akan pekerjaannya.

c) Ciri- Ciri Profesi


Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu:
1) Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini
dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahuntahun.
2) Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap
pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
3) Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi
harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
4) Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu
berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan
berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka
untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.
Dengan melihat ciri-ciri umum profesi di atas, kita dapat menyimpulkan
bahwa kaum profesional adalah orang-orang yang memiliki tolak ukur perilaku
yang berada di atas ratarata. Di satu pihak ada tuntutan dan tantangan yang sangat
berat, tetapi di lain pihak ada suatu kejelasan mengenai pola perilaku yang baik
dalam rangka kepentingan masyarakat. Seandainya semua bidang kehidupan dan
bidang kegiatan menerapkan suatu standar profesional yang tinggi, bisa
diharapkan akan tercipta suatu kualitas masyarakat yang semakin baik.
d) Kode Etik Profesi
Kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh
suatu kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma
sosial, namun bila ada kode etik yang memiliki sangsi yang agak berat, maka
masuk dalam kategori norma hukum. Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola
aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau
pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman
berperilaku. Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya
kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan
yang tidak profesional.
e) Prinsip - Prinsip Etika Profesi
1) Tanggung jawab, terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.
Dan dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat
pada umumnya.
2) Keadilan, prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa
yang menjadi haknya.
3) Otonomi, prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan di
beri kebebasan dalam menjalankan profesinya.
f) Tujuan Kode Etik Profesi
1) Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
2) Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
3) Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
4) Untuk meningkatkan mutu profesi.
5) Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
6) Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
7) Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
8) Menentukan baku standarnya sendiri.
g) Fungsi Kode Etik Profesi
1) Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan.
2) Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang
bersangkutan.
3) Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang
hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Etika profesi sangatlah
dibutuhkan dlam berbagai bidang.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pelanggaran Etika Profesi Pada Proyek Hambalang (Amirudin K)


Pembangunan Sport Center di Hambalang Bogor adalah salah satu wujud
kepedulian pemerintah untuk menjadikan olahraga sebagai pendukung
terwujudnya manusia Indonesia yang sehat. Dengan menempatkan olahraga
sebagai salah satu arah kebijakan pembangunan yaitu menumbuhkan budaya
olahraga guna meningkatkan kualitas manusia Indonesia sehingga memiliki
tingkat kesehatan dan kebugaran yang cukup.
Sport Center Hambalang Bogor dibangun dengan tujuan meningkatkan
kemampuan para atlit Indonesia agar mampu bersaing dengan atlit luar negeri
terutama ketika bertanding dengan atlit negara-negara tetangga. Selain itu,Pihak
Kemenpora menganggap Sekolah Atlet Ragunan, di Jakarta Selatan tak lagi
memadai dan semakin sesak, karena sejak otonomi daerah diberlakukan harus
berbagi dengan Pemda DKI Jakarta, sehingga perlu dibangun satu sekolah
olahraga yang baru dengan fasilitas memadai dan bertaraf internasional untuk para
atlet berprestasi.
Namun dalam pelaksanaan pembangunan proyek sport center Hambalang
tersebut banyak sejumlah kasus dugaan tindak pidana korupsi yang melibatkan
banyak pihak petinggi Negara dan BUMN terlibat, diantaranya para elite Partai
Demokrat, Anas Urbaningrum; Istri dari Anas Urbaningrum qq komisaris PT
Dutasari Citralaras; Menteri Pemuda dan Olah Raga RI, Andi Malarangeng;
Mahfud Suroso, Direktur PT Dutasari Citralaras, Direktur BUMN PT Adhi Karya
dan lain sebagainya. Diketahui, tender proyek ini dipegang oleh kontraktor
dimana mereka merupakan BUMN, yaitu PT Adhi Karya dan PT Wijaya Karya
yang diduga men-subtenderkan sebagian proyek kepada PT Dutasari Citralaras
senilai 300M.
Banyak kasus pelanggaran etika profesi dalam pelaksanaan proyek
Hambalang yang di langgar oleh kontraktor bahkan kontraktor BUMN sekelas
PT. Adhi Karya dan PT. Wijaya Karya guna memperoleh tender proyek tersebut.
Berbagai kecurangan diantaranya pemberian fee untuk memuluskan jalannya
proyek tersebut.
1) Pelanggaran Kode Etik Profesi Pada Proyek Hambalang
Jenis badan hukum dari proyek Hambalang adalah BUMN.BUMN
merupakan perusahaan yang mayoritas kepemilikannya milik pemerintah. Namun,
dalam kasus proyek hambalang ini ditemukan prosedur prosedur yang tidak sesuai
dengan prosedur seharusnya. Berikut prosedur yang dilanggar dalam proyek
hambalang , yaitu sebagai berikut :
1) Kepala BPN menerbitkan surat keputusan pemberian hak pakai tanggal
januari 2010 bagi Kemenpora atas tanah seluas 312.448 m2 di desa
Hambalang. Padahal, persyaratan berupa surat pelepasan hak dari pemegang
hak sebelumnya patut diduga palsu.
2) Kabag Persuratan dan Kearsipan BPN atas perintah Sestama BPN
menyerahkan SK hak pakai bagi Kemenpora kepada IM tanpa ada surat
kuasa dari Kemenpora selaku pemohon hak, sehingga diduga melanggar kep
ka. BPN tahun 2005 jo kep. Ka. BPN 1 tahun 2010.
3) Bupati Bogor menandatangani site plan meskipun Kemenpora belum/tidak
melakukan studi Amdal terhadap proyek pembangunan P3SON Hambalang,
sehingga diduga melanggar UU 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan diduga melanggar Peraturan Bupati
Bogor Nomor 30 tahun 2009 tentang Pedoman Pengesahan Master Plan, site
plan dan peta situasi.
4) Kepala Badan Perizinan Terpadu Kabupaten Bogor menerbitkan IMB
meskipun Kemenpora belum melakukan studi Amdal terhadap proyek
pembangunan P3SON sehingga diduga melanggar Perda Kabupaten Bogor
Nomor 12 tahun 2009 tentang Bangunan Gedung.
5) Direktur Penataan dan Lingkungan Kementerian PU memberikan
pendapatan teknis yang dimaksud dalam PMK 56/PMK.02/2010, tanpa
memperoleh pendelegasian dari Menteri Pekerjaan umum sehingga diduga
melanggar Permen PU Nomor 45 tahun 2007.
6) Menteri Keuangan dan Dirjen Anggaran setelah melalui proses penelaahan
secara berjenjang menyetujui memberikan disperisasi perpanjangan batas
waktu revisi RKA-KL tahun 2010 dan didasarkan pada data dan informasi
yang tidak benar, yaitu Sesmenpora mengajukan permohonan revisi
RKAKL tahun 2010 pada tanggal 16 November 2010, sehingga diduga
melanggar PMK 69/PMK.02/2010 dan 180/PMK.02/ 2010.
7) Sesmenpora menandatangani surat permohonan persetujuan kontrak tahun
jamak tanpa memperoleh pendelegasian dari menpora sehingga diduga
melanggar PMK 56/PMK.52/2010.
8) Menpora diduga membiarkan Sesmenpora melaksanakan wewenang
Menpora dan tidak melaksanakan pengendalian serta pengawasan
sebagaimana dimaksud PP 60 tahun 2008.
9) Menteri Keuangan menyetujui kontrak tahun jamak dan dirjen anggaran
menyelesaikan proses persetujuan kontrak tahun jamak setelah melalui
proses penelaahan secara berjenjang secara bersama-sama meskipun diduga
melanggar PMK 56/PMK.52/2010 antara lain Tidak seluruh unit bangunan
yang hendak dibangun secara teknis harus dilaksanakan dalam waktu lebih
dari satu tahun anggaran, Permohonan persetujuan kontrak tahun jamak
tidak diajukan oleh menteri atau pimpinan lembaga. Dan RKA-KL
kemenpora 2010 (revisi) yang menunjukkan kegiatan lebuh dari satu tahun
anggaran belum ditandatangani oleh dirjen anggaran.
10) Dirjen anggaran menetapkan RKA-KL Kemenpora tahun 2011 dengan
skema tahun jamak sebelum penetapan proyek tahun jamak disetujui. Dirjen
anggaran diduga melanggar PMK 104/PMK.02/2010.
11) Sesmenpora menetapkan pemenang lelang konstruksi dengan nilai kontrak
di atas Rp 50 miliar tanpa memperoleh pendelegasian dari Menpora.
Sehingga diduga melanggar Keppres 80 tahun 2003.
12) Menpora diduga membiarkan Sesmenpora melaksanakan wewenang
Menpora tersebut dan tidak melakukan pengendalian dan pengawasan
melainkan diatur oleh rekanan yang direncanakan akan menang. Diduga
melanggar Keppres Nomor 80 Tahun 2003.
13) Proses evaluasi dan prakualifikasi dan teknis terhadap pekerjaan konstruksi
pembangunan P3SON Hambalang (bukan) dilakukan oleh panitia
pengadaan melainkan diatur oleh rekanan yang direncanakan akan menang.
Sehingga diduga melanggar Keppres 80 tahun 2008.
14) Adanya rekayasa proses pelelangan pekerjaan konstruksi pembangunan
P3SON Hambalang untuk memenangkan kerja sama operasi (KSO) AW
yang dilakukan dengan cara : Mengumumkan lelang dengan informasi yang
tidak benar dan Untuk mengevaluasi kemampuan dasar (KD) KSOAW
digunakan dengan cara penggabungan nilai dua pekerjaan sedangkan untuk
peserta lain KD digunakan dengan nilai proyek tertinggi yang pernah
digunakan, sehingga menguntungkan KSO- AW. Hal ini diduga melanggar
PP 29 tahun 2000 dan Keppres 80 Tahun 2003.
15) Pelaksanaan pekerjaan konstruksi KSO-AW menyubkontrakkan pekerjaan
utamanya (konstruksi) kepada perusahaan lain sehingga diduga melanggar
keppres 80 tahun 2003.
2) Ketidakjujuran Hasil Survey (Lokasi Bukit Hambalang Tidak Layak
Di Bangun Komlpek Sport Centre)
Ketidak jujuran hasil survey/ penipuan data survey adalah salah satu
pelanggaran Dewan Akreditasi Rekayasa dan Teknologi (ABET) kode etik
insinyur atas dasar prinsip point ke II yang berbunyi “Bersikap jujur dan tidak
memihak, dan melayani dengan kesetiaan masyarakat, petinggi mereka dan
klien”. Dalam hal ini konsultan perencana tidak bertindak jujur tidak menunjukan
hasil survey yang sebenarnya karena pada kawasan hambalang tidak layak untuk
dibangun gedung sarana olah raga Sport Centre.
Salah satu kegiatan yang pertama kali dilakukan oleh seorang perencana /
insinyur adalah melakukan survey lokasi / study kelayakan untuk menentukan
apakah layak atau tidaknya kawasan tersebut dibangun sebuah gedung atau
bangunan lainnya sehingga bangunan tersebut dapat kokoh berdiri sesuai dengan
umur rencana.
Namun pada kenyataanya sebagian lahan proyek Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Sarana Olahraga Nasional Hambalang, Bogor, Jawa Barat, ternyata
memiliki struktur tanah yang sangat labil. Pertengahan Desember tahun lalu,
sebagian area di pusat olahraga tersebut ambles, yang mengakibatkan dua
bangunan, yakni gedung bulu tangkis dan power house (rumah genset), hampir
roboh.
Hal ini diakui konsultan perencana proyek Hambalang, Imanul Aziz, saat
dicecar Panitia Kerja Evaluasi Proyek Hambalang Komisi Pendidikan dan
Olahraga Dewan Perwakilan Rakyat saat mengunjungi proyek tersebut, Selasa
(29/5/2012) kemarin. Kontraktor proyek berbiaya Rp 1,2 triliun itu adalah PT.
Adhi Karya.
Menurut Azis, struktur labil itu lantaran tanah di Hambalang berjenis clay
soil atau lempung. "Di sini jenis tanahnya clay soil formasi Jatiluhur, jadi sama
dengan (jenis) tanah di jalan tol cipularang”. Menurut Azis, tanah jenis ini
memiliki ciri khusus apabila terkena hujan. Air hujan akan menerobos masuk
hingga 1-2 meter dan, saat air menyentuh lapisan lempung, tanah akan
mengembang dan membahayakan bangunan material di atasnya. "Sementara itu,
saat panas, tanah akan menyusut. Itu yang terjadi”.
Hal itu diketahui setelah pihaknya mengupas tanah di beberapa tempat, dan
menemukan kandungan lempung yang ekspansif. Namun ia berdalih telah
mengantisipasinya dengan memasang turap (beronjong) di zona paling bawah
proyek Hambalang, yakni lokasi gedung power house yang tanahnya ambles.
Drainase atau saluran air dalam tanah juga telah dibuat di bawah setiap gedung.
Namun, ia beralasan, posisi rumah genset yang ambles berada paling bawah.
"Airnya berkumpul di sini. Inilah yang merusak tanah.
Konsultan manajemen konstruksi proyek Hambalang dari PT Ciriajasa, E.
Ginting, membantah melakukan kesalahan dalam perencanaan. Tahapan
penelitian sudah dilalui. "Melihat sudut tanah sudah kami lakukan. Atas dasar
itulah dilakukan penempatan bangunan genset dan bulu tangkis. Jadi, dari segi
penelitian, sudah layak," katanya. Namun Ginting mengakui amblesnya tanah
pada rumah genset dan gedung bulu tangkis di luar perkiraan.
3) Adanya Mark Up Anggaran Proyek
Salah satu isu-isu yang melanggar kode etik profesi pada peroses
pembangunan sarana olah raga sport centre adalah adanya Mark Up Anggaran
proyek. Mark Up anggaran proyek biasanya dilakukan kontraktor untuk
menghindari kerugian akibat naiknya harga barang/ material. Namun pada kasus
proyek hambalang Mark Up anggaran sengaja dilakukan oleh beberapa pihak
untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Mark Up yang seperti inti bisa
dikategorikan dalam tindak pidana korupsi.
Komisi Pemberantasan Korupsi mengaku telah menemukan bukti kuat
proyek gedung olahraga di Bukit Hambalang, Sentul, Bogor, telah di-markup atau
digelembungkan. Menurut Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas,
penggelembungan dana proyek itu cukup besar. "Ada penggelembungan (dana)
secara cepat sekali dalam jumlah yang spektakuler," kata Busyro di kantornya,
Selasa, 10 Juli 2012. Menurut Busyro, bukti-bukti ihwal penggelembungan dana
proyek tersebut sudah dikantongi satuan tugas yang menangani kasus ini. Meski
menolak memerinci apa saja bukti tersebut, ia menyatakan bahwa bukti itu akan
dikaji secara mendalam hingga dipaparkan dalam gelar perkara atau ekspose
Hambalang pekan ini. "Bukti itu harus ditakar. Menakarnya sesuai hukum
pembuktian materiil”.
Proyek Hambalang dikerjakan oleh PT Adhi Karya (Persero) sejak 2010
dengan nilai Rp 1,2 triliun. Dalam proyek ini, Adhi Karya memegang saham 70
persen, dan sisanya dipegang PT Wijaya Karya. Proyek ini mengemuka saat M.
Nazaruddin, bekas Bendahara Umum Partai Demokrat, menuduh Ketua Demokrat
Anas Urbaningrum mengambil dana dari proyek itu sebesar Rp 50 miliar pada
Januari 2010. Duit itu dipakai untuk merebut kursi ketua umum dalam Kongres
Partai Demokrat di Bandung
4) Pelanggaran Prinsip Dasar Dan Etika Panitia Lelang
Pada saat melaksanakan pelelangan pekerjaan pada instansi pemerintah,
setiap panitia lelang harus tunduk pada ketentuan yang berlaku, yaitu Keppres
nomor 80 tahun 2003 serta perubahannya ataupun aturan yang baru, yaitu Perpres
nomor 54 tahun 2010. Dalam mengambil sebuah keputusan, mereka harus
berpegang pada prinsip-prinsip dasar dan juga harus mengikuti etika pengadaan
seperti yg sudah ditentukan oleh aturan. Prinsip dasarnya adalah:
1) Efisien, berarti pengadaan barang/jasa harus diusahakan dengan
menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang
ditetapkan dalam waktu sesingkat-singkatnya dan dapat
dipertanggungjawabkan;
2) Efektif, berarti pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang
telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya
sesuai dengan sasaran yang ditetapkan;
3) Terbuka dan bersaing, berarti pengadaan barang/jasa harus terbuka bagi
penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui
persaingan yang sehat di antara penyedia barang/jasa yang setara dan
memenuhi syarat/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang
jelas dan transparan;
4) Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan
barang/jasa, termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara
evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon penyedia barang/jasa, sifatnya
terbuka bagi peserta penyedia barang/jasa yang berminat serta bagi
masyarakat luas pada umumnya;
5) Adil/tidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi
semua calon penyedia barang/jasa dan tidak mengarah untuk memberi
keuntungan kepada pihak tertentu, dengan cara dan atau alasan apapun;
6) Akuntabel, berarti harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun
manfaat bagi kelancaran pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan
pelayanan masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip serta ketentuan yang
berlaku dalam pengadaan barang/jasa.
Pada kasus pembangunan sarana olah raga sport centre ada beberapa kasus
pelanggaran prinsip dasar dan etika panitia lelang, diantaranya adala sebagai
berikut :
1) Dalam proyek pembangunan sarana olah raga sport centre, pihak yang
memenangkan tender, yaitu PT Adhi Karya , mensubkontrakkan kembali PT
yang lain dalam pembangunan nya. Penelusuran Tempodi Hambalang juga
menemukan Dutasari ternyata menggarap rekrutmen personel satuan
keamanan proyek. Pekerjaan Dutasari pun ada yang disubkontrakkan lagi ke
perusahaan lain, antara lain PT Kurnia Mutu yang menyuplai pipa tembaga
untuk penyejuk udara dan PT Bestindo Aquatek Sejahtera yang
menyediakan sistem pengolahan limbah domestik.
2) Proses pemenangan tender yang terkesan asal-asalan .Hal ini terbukti PT
adhi karya yang merupakan pihak yang memenangkan tender,padahal ada
suatu hal yang menyebabkan Adhi tidak menang, namun tetap diloloskan.
3) Proses pembangunan yang tiadk di di pantau lebih lanjut pelaksanaanya, hal
kini terlihat dalam proses proyek , pihak kemenpora membiarkan dalam
artian menyerahkan sepenuhnya pada sesmenpora bertindak sendiri dalam
menjalankan proyek. Disini cukup membuktikan bahwa SDM yang terlibat
dalam proyek hambalang ini mengandung aspek SDM yang tidak
berkualitas sehingga mengakibatkan buruknya pengendalian dalam
pelaksanaan proyek yang ada.
2.2 Perusahaan yang melanggar Etika Bisnis (Studi Kasus PT.Megasari
Makmur dengan Produknya HIT
1) Latar Belakang Masalah
Perjalanan obat nyamuk bermula pada tahun 1996, diproduksi oleh PT
Megasari Makmur yang terletak di daerah Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat.
PT Megasari Makmur juga memproduksi banyak produk seperti tisu basah,
dan berbagai jenis pengharum ruangan. Obat nyamuk HIT juga mengenalkan
dirinya sebagai obat nyamuk yang murah dan lebih tangguh untuk kelasnya.
Selain di Indonesia HIT juga mengekspor produknya ke luar Indonesia.
Obat anti-nyamuk HIT yang diproduksi oleh PT Megarsari Makmur
dinyatakan ditarik dari peredaran karena penggunaan zat aktif Propoxur dan
Diklorvos yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan terhadap manusia.
HIT yang promosinya sebagai obat anti-nyamuk ampuh dan murah ternyata
sangat berbahaya karena bukan hanya menggunakan Propoxur tetapi juga
Diklorvos (zat turunan Chlorine yang sejak puluhan tahun dilarang
penggunaannya di dunia). Obat antinyamuk HIT yang dinyatakan berbahaya
yaitu jenis HIT 2,1 A (jenis semprot) dan HIT 17 L (cair isi ulang). Selain itu,
Lembaga Bantuan Hukum Kesehatan melaporkan PT Megarsari Makmur ke
Kepolisian Metropolitan Jakarta Raya pada tanggal 11 Juni 2006. Korbannya
yaitu seorang pembantu rumah tangga yang mengalami pusing, mual dan
muntah akibat keracunan, setelah menghirup udara yang baru saja
disemprotkan obat anti-nyamuk HIT.
2) Analisis Permasalahan
perusahaan modern, tanggung jawab atas tindakan perusahaan sering
didistribusikan kepada sejumlah pihak yang bekerja sama. Tindakan
perusahaan biasanya terdiri atas tindakan atau kelalaian orang-orang berbeda
yang bekerja sama sehingga tindakan atau kelalaian mereka bersama-sama
menghasilkan tindakan perusahaan. Jadi, siapakah yang bertanggung jawab
atas tindakan yang dihasilkan bersama-sama itu?. Pandangan tradisional
berpendapat bahwa mereka yang melakukan secara sadar dan bebas apa yang
diperlukan perusahaan, masing-masing secara moral bertanggung jawab
Lain halnya pendapat para kritikus pada pandangan tradisional, yang
menyatakan bahwa ketika sebuah kelompok terorganisasi seperti perusahaan
bertindak bersamasama, tindakan perusahaan mereka dapat dideskripsikan
sebagai tindakan kelompok, dan konsekuensinya tindakan kelompoklah,
bukan tindakan individu, yang mengharuskan kelompok bertanggung jawab
atas tindakan tersebut.
Dari kasus diatas terlihat bahwa perusahaan melakukan pelanggaran
etika bisnis terhadap prinsip kejujuran perusahaan besarpun berani untuk
mmengambil tindakan kecurangan untuk menekan biaya produksi produk.
Mereka hanya untuk mendapatkan laba yang besar dan ongkos produksi yang
minimal. Mengenyampingkan aspek kesehatan konsumen dan membiarkan
penggunaan zat berbahaya dalam produknya . dalam kasus HIT sengaja
menambahkan zat diklorvos untuk membunuh serangga padahal bila dilihat
dari segi kesehatan manusia, zat tersebut bila dihisap oleh saluran pernafasan
dapat menimbulkan kanker hati dan lambung.
Dan walaupun perusahaan sudah meminta maaf dan juga mengganti
barang dengan memproduksi barang baru yang tidak mengandung zat
berbahaya tapi seharusnya perusahaan jugamemikirkan efek buruk apa saja
yang akan konsumen rasakan bila dalam penggunaan jangka panjang. Sebagai
produsen memberikan kualitas produk yang baik dan aman bagi kesehatan
konsumen selain memberikan harga yang murah yang dapat bersaing dengan
produk sejenis lainnya.
2.3 PELANGGARAN KASUS ETIKA BISNIS PT GUDANG GARAM
1) Permasalahan Yang Terjadi
Menurut Etika Pariwara Indonesia, “Iklan ialah pesan komunikasi
pemasaran ataukomunikasi publik tentang sesuatu produk yang disampaikan
melalui suatu media, dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal, serta ditujukan
kepada sebagian atau seluruh masyarakat”. Menurut Sony Keraf , menyatakan
bahwa dalam iklan kita dituntut untuk selalu mengatakan hal yang benar
kepada konsumen tentang produk sambil membiarkan konsumen bebas
menentukan untuk membeli atau tidak membeli produk itu. Iklan dan pelaku
periklanan harus :
a. Jujur, benar, dan bertanggungjawab.
b. Bersaing secara sehat.
c. Melindungi dan menghargai khalayak, tidak merendahkan agama,
budaya, negara, dan golongan, serta tidak bertentangan dengan
hukum yang berlaku.
d. Melindungi dan menghargai khalayak, tidak merendahkan agama,
budaya, negara, dan golongan, serta tidak bertentangan dengan
hukum yang berlaku.
e. Iklan yang menyatakan kebenaran dan kejujuran adalah iklan yang
beretika.
Akan tetapi, iklan menjadi tidak efektif, apabila tidak mempunyai unsur
persuasif. Akibatnya, tidak akan ada iklan yang akan menceritakan the whole
truth dalam pesan iklannya. Sederhananya, iklan pasti akan mengabaikan
informasi- informasi yang bila disampaikan kepada pemirsanya malah akan
membuat pemirsanya tidak tertarik untuk menjadi konsumen produk atau
jasanya. Untuk membuat konsumen tertarik, iklan harus dibuat menarik bahkan
kadang dramatis. Tapi iklan tidak diterima oleh target tertentu (langsung). Iklan
dikomunikasikan kepada khalayak luas (melalui media massa komunikasi iklan
akan diterima oleh semua orang : semua usia, golongan, suku, dsb). Sehingga
iklan harus memiliki etika, baik moral maupun bisnis. Dalam dunia periklanan,
para pelaku iklan mempunyai sumber daya manusia yang mayoritas memiliki
tingkat kreatifitas yang unik dan menarik, yang dapatdivisualisasikan dalam
bentuk visual (video, gambar, ilustrasi, dan tulisan) atau pun dalam bentuk
audio (suara).
Di Indonesia, sangat menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika pada
setiap perilaku kehidupan sehari-hari. Tentunya hal ini membuat para pelaku
iklan juga harus mematuhi apa saja yang telah diatur dalam UU Penyiaran atau
UU Pariwara Indonesia yang telah diatur agar sejalan dengan nilai-nilai sosial-
budaya masyarakat. Adapun kasus pelanggaran yang berkaitan dengan etika
dalam bisnis khususnya dalam hal etika periklanan, yaitu kasus pelanggaran
yang dilakukan oleh PT Gudang Garam (Tbk) sebagai berikut :
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat berdasarkan tugas dan
kewajiban yang diatur dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 tentang
Penyiaran (UU Penyiaran), pengaduan masyarakat, pemantauan dan hasil
analisis telah menemukan pelanggaran Pedoman Perilaku Penyiaran dan
Standar Program Siaran (P3 dan SPS) Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012
pada Program Siaran Iklan Niaga rokok “Gudang Garam” yang ditayangkan
oleh stasiun TV One pada tanggal 10 Mei 2014 pada pukul 19.43 WIB.
Program tersebut menampilkan iklan rokok di bawah pukul 21.30. Jenis
pelanggaran ini dikategorikan sebagai pelanggaran terhadap perlindungan
kepada anak-anak dan remaja serta larangan dan pembatasan muatan rokok.
KPI Pusat memutuskan bahwa tindakan penayangan tersebut telah melanggar
Pedoman Perilaku Penyiaran Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012 Pasal 14
dan Pasal 43 serta Standar Program Siaran Komisi Penyiaran Indonesia Tahun
2012 Pasal 15 ayat (1), Pasal 58 ayat (1) dan Pasal 59 ayat (1). Menurut catatan
KPI Pusat, program ini telah menerima Surat Teguran Tertulis Pertama
No.953/K/KPI/05/14 tertanggal 5 Mei 2014.
Berdasarkan pelanggaran di atas KPI Pusat memutuskan menjatuhkan
sanksi administratif Teguran Tertulis Kedua. Atas pelanggaran ini KPI Pusat
akan terus melakukan pemantauan dan meningkatkan sanksi yang lebih berat
jika tetap melanggar ketentuan jam tayang iklan rokok. Sesuai dengan PP
Nomor 50 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Lembaga Penyiaran Swasta,
penayangan iklan rokok disiang hari jelas melanggar pasal 21 ayat (3) Iklan
Rokok pada lembaga penyelenggara penyiar radio dan televisi hanya dapat
disiarkan pada pukul 21.30 sampai dengan pukul 05.00 waktu setempat dimana
lembaga penyiaran tersebut berada. Kemudian juga sesuai dengan Etika
Pariwara Indonesia menyatakan dalam wahana iklan melalui media televisi,
yaitu iklan-iklan rokok dan produk khusus dewasa (intimate nature)
hanya boleh disiarkan mulai pukul 21.30 hingga pukul 05.00 waktu setempat.
2) Solusi
Solusi untuk kasus pelanggaran etika dalam bisnis khususnya etika
periklanan
yang dilakukan oleh PT Gudang Garam (Tbk), yakni dipasal 57 menyebut
Lembaga Penyiaran Swasta yang menyelenggarakan siaran iklan rokok diluar
ketentuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 21 ayat (3) dikenai sanksi
administrasi berupa denda administrasi untuk jasa penyiaran radio paling
banyak Rp. 100.000.000 (seratus rupiah), dan untuk jasa penyiaran televisi
paling banyak Rp. 1.000.000.000 (satu milyar rupiah).


BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1) Etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam
pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana
yang buruk. Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara,
tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode
etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku.
2) Banyak sekali pelanggaran-pelanggaran yang ditemukan, seperti prosedur
prosedur yang tidak sesuai dengan prosedur yang seharusnya.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Abdulkadir Muhammad, 2006, Etika Profesi Hukum, Cetakan Ketiga, Penerbit


PT. Citra Aditya Bakti, Bandung
Fuady, Munir, 2005, Profesi Mulia (Etika Profesi Hukum bagi Hakim, Jaksa,
Advokat, Notaris, Kurator, dan Pengurus), Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti.
Suci, Afred. Buku Ajar-Etika Profesi Teknologi Informasi
http://alemokids.blogspot.com/2011/05/kode-etik-insinyur-etikaprofesi.html
http://blajakarta.kemenag.go.id/infolelang/96-prinsip-dasar-dan-etikapanitia-
lelang.html#
http://www.merdeka.com/peristiwa/10-pelanggaran-proyek-hambalangmenurut-
audit-bpk/pencairan-anggaran-tahun-2010.html
http://news.detik.com/read/2012/05/30/145624/1928503/10/
http://www.tempo.co/read/news/2012/07/10/063416034/Bukti-MarkupProyek-
Hambalang-Sangat-Kuat
http://www.scribd.com/doc/242003996/Fidya-Ayu-Saomi-1122003013Studi-
Kelayakan-Hambalang
http://5a5mutaba.blogspot.com/2012/04/etika-profesi.html

Anda mungkin juga menyukai