Anda di halaman 1dari 58

MAKALAH

TENTANG
“ETIKA PROFESI”
DISUSUN
OLEH KELOMPOK V:
1. HARI IRAWAN
2. ARI ASHARI
3. HAMDANI
4. NURLAELA
5. MITA JULIA PRASASTI
6. IKAWATI
JURUSAN : SISTEM INFORMASI
SEMESTER IV (EMPAT)

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK)


SYAIKH ZAINUDDIN NW ANJANI
LOMBOK TIMUR
2014
KATA PENGANTAR
puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swt, yang mana atas ridho dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah materi kuliah Etika Profesi yang berjudul
“Etika Profesi” dengan tepat waktu. Makalah ini berisi uraian tentan bagaimana beretika
didalam profesi.
Kami mengucapkan terimakasih kepada teman-teman dan dosen yang telah
memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Diharapkan tulisan ini menambah
pengetahuan dan pemahaman kepada dikalangan mahasiswa dan pembaca tentang Etika
Profesi.
Kami menyadari bahwa penulisan dalam makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh sebab itu dengan tangan terbuka kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
guna kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi kita semua.
Demikian makalah ini kami susun, bila ada kata-kata yang salah dalam penyusunan
makalah ini, kami memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Anjani, 22 April 2015

Penulis.
DAFTAR ISI

Halaman Judul ...................................................................................................................


Kata Pengantar ...................................................................................................................
Daftar isi .............................................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................................
A. Latar Belakang .................................................................................................................
B. Rumusan Masalah ...........................................................................................................
C. Tujuan Penulisan .............................................................................................................
BAB II. PEMBAHASAN ..................................................................................................
A. Pengertian Etika profesi ....................................................................................................
B. Kode Etik Profesi ............................................................................................................
C. Aspek-aspek Tinjauan Pelanggaran Kode Etik Profesi ...................................................
BAB IV. PENUTUP ..........................................................................................................
A. Kesimpulan ......................................................................................................................
B. Saran ................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakakang.Kerja merupakan kekhasan bagi manusia. Melalui kerja manusia
mengekspresikan dirinya, sehingga melalui kerja orang bisa lebih dikenal siapa dia
sebenarnya. Oleh karena itu, kerja bagi kita bukan hanya sekedar untuk mendapat upah atau
gaji, jabatan atau kekuasaan, dan berbagai maksud-maksud lainnya. Dalam dan melalui kerja
manusia mengungkapkan dirinya lebih otentik sebagai manusia yang disiplin, bertanggung
jawab, jujur, tekun, pantang menyerah, punya visi, dan sebagainya; atau sebaliknya, tidak
disiplin, tidak bisa dipercaya, tidak dapat diandalkan, tidak bertanggung jawab, dan
sebagainya. Dunia kerja merupakan sarana bagi perwujudan dan sekaligus pelatihan diri
untuk menjadi semakin baik.
Untuk lebih mendalami mengenai dunia kerja, perlu lebih mendalami topik-topik yang
berkaitan dengan peningkatan kualitas diri pribadi sebagai seorang pekerja maupun sebagai
sebagai seorang profesional. Terutama lebih ditekankan untuk menghayati prinsip-prinsip
ethos kerja, menggunakan atau mengelola waku dengan baik dan efisien, melaksanakan
kewajiban-kewajiban pokok sebagai karyawan maupun majikan, menghayati budaya
organisasi atau perusahaan, meningkatkan mutu pelayanan di tempat kerja, dan meningkatkan
profesionalitas kerja sebagai jawaban atas berbagai perubahan yang ada di masyarakat, yang
telah membawa dampak pada tingginya tuntutan dalam dunia kerja atau profesi.
B. RUMUSAN MASALAH
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagaimana yang telah dijabarkan dalam
latar belakng diatas adalah : “ suatu analisa mengenai konsep dasar etika profesi serta
penerapannya dalam dunia kerja”
C. TUJUAN
Penyusunan makalah ini bertujuan agar pembaca dapat mendeskripsikan konsep dasar
etika profesi atau ethos kerja serta mampu menerapkannya dalam dunia kerja yang
digelutinya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika Profesi.
Etika profesi adalah suatu ilmu mengenai hak dan kewajiaban yang dilandasi dengan
pendidikan keahlian tertentu. Dasar ini merupakan hal yang diperlukan dalam beretika
profesi. Sehingga tidak terjadi penyimpangan - penyimpangan yang menyebabkan
ketidaksesuain. Profesionalisme sangat penting dalam suatu pekerjaan, bukan hanya loyalitas
tetapi etika profesilah yang sangat penting. Etika sangat penting dalam menyelesaikan suatu
masalah, sehingga bila suatu profesi tanpa etika akan terjadi penyimpangan - penyimpangan
yang mengakibatkan terjadinya ketidakadilan. Ketidakadilan yang dirasakan oleh orang lain
akan mengakibatkan kehilangan kepercayaan yang berdampak sangat buruk, karena
kepercayaan merupakan suatu dasar atau landasan yang dipakai dalam suatu pekerjaan. Kode
etik profesi berfungsi sebagai pelindung dan pengembangan profesi. Dengan adanya kode
etik profesi, masih banyak kita temui pelanggaran-pelanggaran ataupun penyalahgunaan
profesi. Apalagi jika kode etik profesi tidak ada, maka akan semakin banyak terjadi
pelanggaran. Akan semakin banyak terjadi penyalah gunaan profesi.
B. Pekerjaan Dan Profesi
Antara pekerjaan dan profesi terdapat kaitan yang erat. Profesi merupakan pekerjaan yang
ditekuni oleh seseorang. Namun tidak semua pekerjaan dapat digolongkan sebagai profesi,
karena hal yang dikerjakan, yang digolongkan sebagai profesi, memiliki kekhususan antara
lain:
a. Pekerjaan sebagai profesi.
Kerja atau pekerjaan meliputi bidang yang sangat luas, dan tidak hanya terbatas
pada bidang-bidang tertentu. Tidak semua pekerjaan dapat digolongkan sebagai profesi.
Hanya pekerjaan tertentu, yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan
nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian yang dapat disebut sebagai profesi.
b. Profesi umum dan profesi khusus.
Hal utama yang membedakan suatu profesi khusus dari profesi pada umumnya
adalah tekanan utamanya pada pengabdian atau pelayanan kepada masyarakat. Orang yang
menjalankan suatu profesi luhur atau profesi khusus juga membutuhkan nafkah hidup yang
didapatkan dari kegiatan menjalankan profesi tersebut. Akan tetapi sasaran utamanya adalah
untuk mengabdi dan melayani masyarakat. Pelayanan dan pengabdian itu diberikan bahkan
dijalani sebagai suatu panggilan dari, yang memanggil dan menugaskan mereka untuk
menyampaikan kasih kepada yang membutuhkan.
C. Ciri - Ciri Profesi.
Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu:
a. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini
dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.
b. Adanya kaidah dan standar moralyang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap
pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
c. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus
d. meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
e. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu
berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa
keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu
profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.
f. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.
D. Prinsip-Prinsip Profesi
Terdapat beberapa prinsip etis yang melandasi setiap sepak terjang seseorang dalam
melaksanakan profesinya, yaitu:
a. Prinsip tanggung jawab
Tanggung jawab dapat diartikan sebagai kemampuan dalam menanggapi dan
menyelesaikan pekerjaan yang dilakukan. Besarnya tanggung jawab seseorang atas suatu
pekerjaan terletak pada sejauh mana penyelesaian pekerjaan itu menjadi tanggung jawabnya.
Tanggung jawab memiliki dua arah :
a. Terhadap pekerjaan itu dan hasil-hasilnya.
b. Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada
umumnya
b. Prinsip otonomi
Prinsip ini menuntut kaum profesional untuk memiliki dan diberi kebebasan dalam
menjalankan profesinya. Disatu pihak seorang profesional memiliki kode etik profesinya,
tetapi di lain pihak ia tetap memiliki kebebasan dalam mengembangkan profesinya, termasuk
dalam mewujudkan kode etik profesinya itu dalam suasana nyata.
c. Prinsip keadilan
Prinsip ini menuntut seorang profesional untuk memberikan kepada siapa saja apa
yang menjadi haknya.
E. Kode EtikProfesi.
a. Pengertian kode etik
Secara sederhana kode etik dapat diartikan sebagai tingkah laku moral suatu
kelompok dalam masyarakat, yang dirimuskan secara tertulis, dan diharapkan akan dipegang
teguh oleh seluruh anggota suatu kelompok.
b. Manfaat kode etik
Kode etik dapat berfungsi sebagai penyeimbang atas sisi negatif yang mungkin
timbul dari suatu profesi, menjadi kompas penunjuk arah moral dan sekaligus penjamin mutu
moral profesi itu di mata masyarakat.
c. Hubungan kode etik dengan etika
Dalam kaitan dengan etika, kode etik dipandang sebagai produk etik terapan,
yang dihasilkan berkat penerapan pemikiran etis atas suatu wilayah tertentu, yaitu profesi.
Kode etik merupakan perwujudan kongkrit dari pemikiran atau prinsip etis yang relevan
dalam suatu profesi.
d. Agar kode etik dapat berfungsi dengan baik
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan agar kode etik dapat berfungsi
dengan baik, yaitu :
 Kode etik harus dibuat oleh kelompok profesi itu sendiri dan bukan didrop saja dari atas, dari
instansi pemerintah atau instansi lainnya.
 Kode etik harus menjadi hasil self regulation dari profesi. Rumusannya harus muncul sebagai
rangkaian nilai luhur, berisi perwujudan nilai-nilai moral yang hakiki, yang ingin mereka
hayati secara kongkrit dan konsisten dalam menjalankan profesi mereka.
 Pelaksanaan kode etik harus tetap diawasi terus menerus. Perlu adanya semacam badan atau
dewan penegak kode etik, yang berperan melaksanakan pemantauan dan sekaligus
menerapkan sanksi-sanksi yang juga harus diatur didalamnya.
F. Fungsi Kode Etik.
Kode etik profesi itu merupakan sarana untuk membantu para pelaksana sebagai
seseorang yang professional supaya tidak dapat merusak etika profesi. Ada tiga hal pokok
yang merupakan fungsi dari kode etik profesi:
a. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang
prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi,
pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh
dilakukan.
b. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi
yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan
kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga
memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan kerja (kalangan sosial).
c. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi
tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para
pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri
pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN.
Kerja merupakan kekhasan manusia, dimana melalui kerja manusia dapat
mengekspresikan dirinya agar lebih dikenal orang lain. Dunia kerja atau profesi merupakan
sarana bagi perwujudan dan sekaligus pelatihan diri untuk menjadi lebih baik.
Dalam pelaksanaannya profesi merupakan suatu pekerjaan tertentu yang dilakukan
sebagai kegiatan pokok, dengan mengandalkan keterampilan khusus, dilaksanakan sebagai
sumber utama nafkah hidup dan dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam.
Karena itulah seorang profesional pada suatu bidang kerja tertentu adalah orang yang benar-
benar terampil dengan bidang kerjanya, lebih terampil dibandingkan dengan masyarakat
umum. Untuk menyeimbangkan serta sebagai penunjuk arah bagi para profesional itu
diperlukan adanya suatu kode etik profesi yang dibuat dalam suatu kelompok profesi dan
diharapkan akan dipegang teguh oleh setiap profesional yang tergabung didalamnya.
B. Saran
Seorang yang berprofesi dalam dunia IT haruslah berhati-hati dan memperhatikan kode
etik dari profesi jangan sampai kita melanggar UUD ITE.
DAFTAR PUSTAKA
 https://shandrakatherine.wordpress.com/2012/09/19/makalah-etika-profesi/
 http://makalahlaporanterbaru1.blogspot.sg/2012/09/makalah-etika-profesi-bidang-
komputer.html
 http://muaramasad.blogspot.sg/2013/03/pengertian-etika-profesi-dan.html
t
terimakasih telah membaca contoh Makalah etika profesi..

MAKALAH ETIKA PROFESI

MAKALAH ETIKA PROFESI

1. Pengertian profesi dan lingkup etika

2. Pengertian etika profesi

3. Peranan dan prinsip etika profesi

4. Kode etik profesi dan standar profesi

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah etika profesi


Disusun oleh :

1. Catra Pratiwi Yuhandari P07133114009

2. Pradita Nanda Kuswardani P07133114030

3. Tiara Ikka Putri P07133114038

Reguler A

HIGIENE 1

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN YOGYAKARTA

PRODI D-III KESEHATAN LINGKUNGAN

2014/2015
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas mata kuliah Etika Profesi. Dalam makalah ini kami membahas tentang pengertian
profesi dan lingkup etika, pengertian etika profesi, peranan dan prinsip etika profesi, serta
kode etik profesi dan standar profesi. Ucapan terima kasih pun tidak lupa kami ucapkan
kepada pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini yang tidak dapat
disebutkan satu per satu.

Kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
masukan berupa kritikan dan saran sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata,kiranya makalah ini dapat berguna dan bisa menjadi pedoman bagi mahasiswa
untuk dapat mempelajari serta memahami tentang etika profesi. Sekian dan terima kasih.

Yogyakarta,1 Desember 2015

Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN
1. A. LATAR BELAKANG

Kerja merupakan kekhasan bagi manusia. Melalui kerja manusia mengekspresikan

dirinya, sehingga melalui kerja orang dapat lebih dikenal oleh orang lain. Kerja bukan hanya

sekedar untuk mendapat upah atau gaji, jabatan atau kekuasaan, dan berbagai maksud-

maksud lainnya. Dalam dan melalui kerja manusia mengungkapkan dirinya lebih otentik

sebagai manusia yang disiplin, bertanggung jawab, jujur, tekun, pantang menyerah, memiliki

visi dan misi atau sebaliknya. Dunia kerja merupakan sarana bagi perwujudan dan sekaligus

pelatihan diri untuk menjadi semakin baik.

Untuk lebih mendalami mengenai dunia kerja, perlu lebih mendalami topik-topik yang

berkaitan dengan peningkatan kualitas diri dan pribadi sebagai seorang pekerja maupun

sebagai seorang profesional. Dalam melaukukan perkerjaan perlu juga dibatasi dengan kode

etik, yang mana seorang pekerja dalam melakukan kinerjanya. Maka etika profesi seorang

pekerja yang dalam menjalankan tugas akan berjalan dengan secara profesional dan tepat

sesuai dengan tujuan pekerjaannya.

Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau bersama-

sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan

mengobati penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, kelompok ataupun masyarakat.

Dalam pelayanan kesehatan tentu ada aturan-aturan yang berkaitan dengan kesehatan yaitu

bagaimana mengatur masalah-masalah itu tidak keluar dari etika dan hukum agar apa yang

dikerjakan tidak menimbulkan efek secara etika dan hukum terhadap diri sendiri dan orang

lain
Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris "Profess", yang

dalam bahasa Yunani adalah"Επαγγελια", yang bermakna: "Janji untuk memenuhi kewajiban

melakukan suatu tugas khusus secara tetap atau permanen". Profesi juga

sebagai pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap

suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta

proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi

adalah pada bidang hukum, kedokteran, keuangan, militer, teknik desainer, tenaga pendidik.

Kode etik profesi dalam bidang apapun merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik

profesi merupakan lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang telah dibahas dan

dirumuskna dalam etika profesi. Kode etik lebih memperjelas, memepertegas, dan merinci

norma-norma ke bentuk yang lebih sempurna walaupun sebenarnya norma-norma tersebut

sudah tersira dalam etika profesi. Tujuan utama dari kode etik adalah memberi pelayanan

khusus dalam masyarakat tanpa mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok.

B. RUMUSAN MASALAH

Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagaimana yang telah dijabarkan dalam

latar belakang diatas adalah :

1. Pengertian profesi dan lingkup etika

2. Pengertian etika profesi

3. Peranan dan prinsip etika profesi

4. Kode etik profesi dan standar profesi


C. TUJUAN

Tujuan penyusunan makalah ini bertujuan agar pembaca dapat mengetahui dan

memahami tentang pengertian profesi dan lingkup etika, pengertian etika profesi, peranan

dan prinsip etika profesi dan kode etik profesi serta standar profesi

BAB II

PEMBAHASAN

A. 1. PENGERTIAN PROFESI DAN LINGKUP ETIKA

a) Pengertian profesi

Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris "Profess", yang

dalam bahasa Yunani adalah"Επαγγελια", yang bermakna: "Janji untuk memenuhi kewajiban

melakukan suatu tugas khusus secara tetap atau permanen".

Profesi juga sebagai pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap

suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta

proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi

adalah pada bidang hukum, kedokteran, keuangan, militer, teknik desainer, tenaga pendidik.

Pengertian profesi menurut para ahli :

1) Peter Jarvis ( 1983: 21 ), profesi merupakan suatu pekerjaan yang didasarkan pada studi

intelektual dan latihaan yang khusus, tujuannya ialah untuk menyediakan pelayanan

ketrampilan terhadap yang lain dengan bayaran maupun upah tertentu.


2) Cogan (1983: 21 ), profesi merupakan suatu ketrampilan yang terdapat dalam prakteknya

didasarkan atas suatu struktur teoritis tertentu dari beberapa bagian pelajaran ataupun ilmu

pengetahuan

3) Dedi Supriyadi ( 1998: 95 ),profesi merupakan pekerjaan atau jabatan yang menuntut suatu

keahlian, tanggung jawab serta kesetiaan terhadap profesi.

4) SCHEIN, E.H (1962)

Profesi adalah suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu set norma yang

sangat khusus yang berasal dari perannya yang khusus di masyarakat

5) HUGHES, E.C (1963)

Perofesi menyatakan bahwa ia mengetahui lebih baik dari kliennya tentang apa yang diderita

atau terjadi pada kliennya

6) DANIEL BELL (1973)

Profesi adalah aktivitas intelektual yang dipelajari termasuk pelatihan yang diselenggarakan

secara formal ataupun tidak formal dan memperoleh sertifikat yang dikeluarkan oleh

sekelompok / badan yang bertanggung jawab pada keilmuan tersebut dalam melayani

masyarakat, menggunakan etika layanan profesi dengan mengimplikasikan kompetensi

mencetuskan ide, kewenangan ketrampilan teknis dan moral serta bahwa perawat

mengasumsikan adanya tingkatan dalam masyarakat.

7) PAUL F. COMENISCH (1983)

Profesi adalah “komunitas moral” yang memiliki cita-cita dan nilai bersama.
8) KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA

Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejuruan,

dan sebagainya) tertentu.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat diartikan bahwa profesi

merupakan suatu pekerjaan , jabatan yang menuntut suatu keahlian , yang didapat melalui

pendidikan serta latiahan tertentu, menuntut persyaratan khusus , memiliki tanggung jawab

serta kode etik tertentu.

b) Lingkup etika

Ruang lingkup etika sangat luas sehingga terbagi atau terpecah menjadi beberapa bagian

atau bidang atau bidang seperti :

- Etika terhadap sesama

- Etika keluarga

- Etika Profesi

- Etika Politik

- Etika Lingkungan

- Etika Ideologi

2. PENGERTIAN ETIKA PROFESI

a) Pengertian etika profesi


Etika profesi berasal terdiri atas “etika” dan “profesi”. Istilah Etika berasal dari bahasa

Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta

etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput,

kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta

etha yaitu adat kebiasaan.

Menurut Brooks (2007), etika adalah cabang dari filsafat yang menyelidiki penilaian

normatif tentang apakah perilaku ini benar atau apa yang seharusnya dilakukan. Kebutuhan

akan etika muncul dari keinginan untuk menghindari permasalahan – permasalahan di dunia

nyata. Kata ‘etika’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru (Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan, 1988 – mengutip dari Bertens 2000), mempunyai arti :

1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral

(akhlak);

2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;

3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

Istilah etika menghubungkan penggunaan akal budi perseorangan dengan tujuan untuk

menentukan kebenaran atau kesalahan dan tingkah laku seseorang terhadap orang lain. Dalam

bahasa Indonesia perkataan etika lazim juga disebut susila atau kesusilaan yang berasal dari

bahasa Sanskerta yaitu dari kata su yang artinya indah dan kata indah yang artinya kelakuan.

Jadi kesusilaan mengandung arti kelakuaan yang baik yang berwujud kaidah, norma

(peraturan hidup kemasyaratan).

Sedangkan dalam bahasa agama Islam, istilah etika ini merupakan bagian dari
akhlak. Dikatakan merupakan bagian dari akhlak, karena akhlak bukanlah sekedar

menyangkut perilaku manusia yang bersifat perbuatan yang lahiriah saja, akan tetapi

mencakup hal- hal yang lebih luas, yaitu meliputi bidang akidah, ibadah, dan syariah.

Profesi sendiri berasal dari bahasa latin “Proffesio” yang mempunyai dua pengertian

yaitu janji atau ikrar dan pekerjaan, dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan

berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma

sosial dengan baik. Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan

kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang

rumit dari manusia.

Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam

menjalankan kehidupan sebagai pengemban profesi. Etika profesi adalah cabang filsafat yang

mempelajari penerapan prinsip-prinsip moral dasar atau norma-norma etis umum pada

bidang-bidang khusus (profesi) kehidupan manusia. Etika Profesi adalah konsep etika yang

ditetapkan atau disepakati pada tatanan profesi atau lingkup kerja tertentu. Etika profesi

Berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah dilakukan seseorang sehingga sangatlah perlu

untuk menjaga profesi dikalangan masyarakat atau terhadap konsumen (klien atau objek).

Menurut para ahli, sebagai berikut :

1. Drs. O.P. SIMORANGKIR, etika atau etik sebagai pandangan manusia

dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.

2. Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku

perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh

akal.
3. Keiser dalam ( Suhrawardi Lubis, 1994:6-7 ) merupakan suatu sikap hidup berupa keadilan

untuk dapat memberikan pelayanan yang professional terhadap masyarakat dengan penuh

ketertiban serta keahlian ialah sebagai pelayanan didalam rangka melaksanakan suatu tugas

yang berupakan kewajiban terhadap masyarakat.

4. Menurut Anang Usman, SH., MSi

 Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam menjalankan

kehidupan sebagai pengemban profesi.

 Etika profesi adalah cabang filsafat yang mempelajari penerapan prinsip-prinsip moral dasar

atau norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) kehidupan manusia

 Etika profesi adalah konsep etika yang ditetapkan atau disepakati pada tatanan profesi atau

lingkup kerja tertentu. Contoh : pers dan jurnalistik, engineering (rekayasa),

science,medis/dokter,dsb.

 Etika profesi berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah dilakukan seseorang sehingga

sangatlah perlu untuk menjaga profesi dikalangan masyarakat atau terhadap konsumen (klien

atau objek).

 Etika profesi adalah sebagai sikap hidup untuk memenuhi kebutuhan pelayanan profesional

dari klien dengan keterlibatan dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka kewajiban

masyarakat sebagai keseluruhan terhadap para angglta masyarakat yang membutuhkannya

dengan disertai refleksi yang seksama.


Jadi menurut kami etika profesi adalah aturan-aturan atau norma standar perilaku serta

tanggung jawab yang ditetapkan pada profesi tersebut agar tidak terjadi penyimpangan atau

penyalahgunaan oleh orang-orang di bidang profesi tersebut.

5. PERANAN DAN PRINSIP ETIKA PROFESI

a) Peranan etika profesi

Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang, atau segolongan orang saja,

tetapi milik setiap kelompok masyarakat, bahkan kelompok yang paling kecil yaitu keluarga

sampai satu bangsa. Dengan nilai-nilai etika tersebut, suatu kelompok diharapakan akan

mempunyai tata nilai untuk mengtur kehidupan bersama. Salah satu golongan masyarakat

yang mempunyai nilai-nilai yang menjadi landasan dalam pergaulan baik dengan kelompok

atau masyarakat umumnya maupun dengan sesama anggotanya, yaitu masyarakat

profesional. Golongan ini sering menjadi pusat perhatian karena adanya tata nilai yang

mengatur dan tertuang secara tidertulis (yaitu kode etik profesi) dan diharapkan menjadi

pegangan para anggotanya.

Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam manakala perilaku-perilaku sebagian para

anggota profesi yang tidak didasarkan pada nilai-nilai pergaulan yang telah disepakati

bersama (tertuang dalam kode etik profesi), sehingga terjadi kemerosotan etik pada

masyarakat profesi tersebut. Sebagai contohnya adalah pada profesi hukum dikenal adanya

maia peradilan,demikian juga pada profesi dokter dengan pendirian klinik super spesialis

didaerah mewah, sehingga masyarakat miskin tidak mungkin menjamahnya.

b) Prinsip etika profesi

1) Tanggung jawab
 Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.

 Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada

umumnya.

2) Keadilan

Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya.

3) Otonomi

Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan di beri kebebasan dalam

menjalankan profesinya.

4) Prinsip Kompetensi

Prinsip ini menuntut untuk melaksanakan pekerjaan sesuai jasa profesionalnya, kompetensi

dan ketekunan.

5) Prinsip Perilaku Profesional

Prinsip ini menuntut kita untuk berprilaku konsisten dengan reputasi profesi

6) Prinsip kerahasiaan

Prinsip ini menuntut untuk menghormati kerahasiaan informasi.

6. KODE ETIK PROFESI DAN STANDAR PROFESI

a) Kode Etik Profesi


Kode etik profesi adalah suatu sistem norma, nilai serta aturan professsional tertulis yang

dengan secara tegas menyatakan apa yang benar serta baik, dan juga apa yang tidak benar

serta tidak baik bagi professional. Kode etik tersebut menyatakan perbuatan apa yang benar

atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan serta juga apa yang harus dihindari.

Tujuan kode etik

Supaya dapat professional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau

juga kustomernya. Dengan adanya kode etik tersebut akan dapat melindungi perbuatan yang

tidak professional.

Fungsi kode etik

Menurut Biggs dan Blocher (1986:10) mengemukakan tiga fungsi kode etik yaitu :

1. Melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah

2. Mencegah terjadinya pertentangan internal dalam suatu profesi

3. Melindungi para praktisi dari kesalahan praktik suatu profesi

Sifat dan susunan kode etik

1) Harus rasional

2) Harus konsisten, tetapi tidak kaku

3) Harus bersifat universal

Kode etik profesi terdiri atas :


1. Aturan kesopanan

2. Aturan kelakuan, dan

3. Sikap antara para anggota profesi

b) Standar profesi

Standar adalah nilai atau acuan yang menentukan level praktek terhadap staf atau

sistem yang telah ditetapkan untuk dapat diterima sampai pada wewenang tertentu

(schroeder, 1991).

Profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan badan ilmu sebagai dasar untuk

pengembangan teori yang sistematis guna menghadapi banyak tantangan baru, memerlukan

pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, serta memiliki kode etik dengan fokus utama

pada pelayanan (Winsley, 1964).

Dalam melaksanakan kewajibannya para profesional harus mengacu pada standar

profesi menurut bidangnya masing-masing. Standar profesi adalah pedoman yang harus

digunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik (Komalawati, 2002:17)

Menurut KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NO

377/MENKES/SK/III/2007, “Standar profesi ini disusun sebagai pedoman bagi tenaga

profesi manaajemen informasi kesehatan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia

dalam memberikan pelayanan kesehatan di Indonesia”.

DAFTAR PUSTAKA
https://for7delapan.wordpress.com/2012/06/22/definisi-etika-profesi-menurut-
para-ahli/

http://nurmaliaandriani95.blogspot.co.id/2015/06/etika-profesi-hukum-manusia-etika-
moral.html

http://www.pengertianpakar.com/2015/04/pengertian-etika-menurut-pakar.html

ETIKA PROFESI ARSITEK

KODE ETIK PROFESI ARSITEK

Secara umum etika kita kenal sebagai tata atur hubungan antara manusia yang
menyangkut hubungan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban di dalam berbagai lini
kehidupan, baik dalam sebuah rumah tangga, dalam lingkungan perumahan, dalam
lingkungan kerja maupun dalam lingkungan bernegara. Etika yang menjadi fokus dalam
telaah ini adalah etika yang berkaitan dengan profesi seorang arsitek. Lingkup pengaturan
ini berupa hubungan antara arsitek dengan owner, arsitek dengan sesama arsitek, arsitek
dengan profesi lain yang memiliki keterkaitan pekerjaan.
Dalam menjalankan tugas profesinya arsitek dibatasi dengan etika profesi. Namun
hanya arsitek yang menjadi anggota Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) saja yang terikat dengan
aturan kode etik yang tercurah dalam Kode Etik Arsitek dan Kaidah Tata Laku Profesi Arsitek
Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), juga negara mulai memasuki pada wilayah ini sejak
diberlakukannya Undang-undang Jasa Konstruksi (UUJK) No. 18 tahun 1999 dan Undang-
undang Bangunan Gedung (UUBG) no. 28 tahun 2008, serta beberapa peraturan pemerintah
dan petujuk operasionalisasi kedua Undang-undang tersebut, saat ini turut mengatur kode
etik secara tidak langsung. Serta harapannya kedepan bahwa Undang-Undang Arsitek dapat
mengimbangi pada sisi lain. Karena bila melihat pada kedua undang-undang tadi maka lebih
memfokuskan kewajiban dari seorang arsitek dan belum mengatur hak-hak arsitek.
Tentunya kondisi perundangan yang demikian saat ini merupakan sebuah kelemahan
perlindungan terhadap seorang perencana.

Demikianlah Ikatan Arsitek Indonesia dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab
merumuskan Kode Etik Arsitek sebagai berikut :

Pasal 1

Dalam menunaikan tugas profesional yang dipercayakan kepadanya, seorang arsitek


bertanggungkepada diri sendiri dan mitra kerja, profesi dan ilmu pengetahuan, masyarakat
dan umat manusia sertabangsa dan negara, sebagai pengabdian kepada Tuhan Yang Maha
Esa.

Pasal 2

Dalam menunaikan tugas, seorang arsitek membaktikan seluruh kemampuan,


ketrampilan,pengetahuan dan perasaan yang dimilikinya di dalam proses pembangunan
demi kesejahteraan umatmanusia lahir dan bathin, dengan tetap menjaga kemandirian
berpikir dan kebebasan bersikap.

Pasal 3

Seorang arsitek harus menempatkan diri, menata pikiran dan hasil karyanya, bukan sebagai
tujuan melainkan sarana yang digunakan secara maksimal dalam mencapai tujuan
kemanusiaan denganberupaya hemat sumber daya serta menghindar dampak negatif

Pasal 4

Atas dasar kepercayaan atas keutuhan integritas, keahlian, kujujuran, kearifan dan rasa
sosial yangdilimpahkan kepadanya, maka seorang arsitek mendahulukan tanggung jawab
dan kewajiban dari padahak dan kepentingan diri sendiri.

Pasal 5
Tanpa mengurangi hak dan kepentingan pemberi tugas, seorang arsitek berusaha
memahami dan memperjuangkan kepentingan umat manusia dan masyarakat pemakai,
sekalipun pihak ini bukanpemberi imbalan jasa secara langsung.

Pasal 6

Arsitek sebagai budayawan harus berupaya mengangkat nilai-nilai sosial budaya melalui
karyanya dan tidak semata-mata menggunakan pendekatan teknis.

Pasal 7

Pada tahap manapun dalam proses pembangunan, arsitek harus menunaikan tugasnya
secara bijak dan konsisten.

SANKSI PIDANA DAN PERDATA KODE ETIK ARSITEK

Pada pasal 9 Pedoman Hubungan Kerja antara Arsitek dan Pemberi Tugas,
menyatakan bahwa arsitek brtanggung-jawab atas kerugian akibat kesalah-kesalahan yang
dibuat arsitek, hal ini diberikan ancaman juga pada UUBG Bab VIII.

Pasal 44 bahwa kesalahan yang diperbuat tersebut merupakan kesalahan yang


disebabkan oleh kelalain maka akan terkena sangsi sebesar-besarnya 1 tahun kurungan dan
1% dari harga bangunan bila kelalaiannya tersebut mengakibatkan kerugian harta benda,
dan kurungan 2 tahun dan/atau 2% dari nilai bangunan bila akibat kelalaiannya
mengakibatkan cacat seumur hidup, serta 3 tahun kurungan dan/atau 3% nilai bangunan
bila mengakibatkan korban jiwa. Namun bila kesalahan tersebut diakibatkan karena
kesengajaan maka dikenai sangsi sebesar-besarnya 5 tahun penjara dan/atau 20% dari nilai
bangunan bilama akibat kesalahannya tersebut mengakibatkan korban jiwa.

A. KODE ETIK PROFESI ARSITEK.

Dalam menjalankan tugas profesinya arsitek dibatasi dengan etika profesi. Namun hanya
arsitek yang menjadi anggota Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) saja yang terikat dengan aturan
kode etik yang tercurah dalam Kode Etik Arsitek dan Kaidah Tata Laku Profesi Arsitek Ikatan
Arsitek Indonesia (IAI).

Ada 5(lima) kewajiban yang harus dipenuhi oleh arsitek professional (kewajiban secara
umum, kewajiban pada masyarakat, kewajiban pada profesi, kewajiban pada pengguna jasa,
kewajiban pada teman sejawat). Tidak terpenuhinya 5(lima) kewajiban tersebut oleh arsitek
dianggap suatu penyimpangan atau pelanggaran kode etik.

1. Penyimpangan/Pelanggaran terhadap kepentingan Umum.

 Seorang arsitek tidak semaksimal mungkin untuk menampilkan kepakaran dan


kecakapannya secara maksimal dalam menangani pekerjaan .
 Mendesain bangunan tanpa meneliti bahwa lokasi perencanaan merupakan kawasan
yang mempunyai nilai sejarah dan budaya tinggi yang harusnya dilestarikan.
 Bersikap masa bodoh atau membiarkan bahwa ada suatu kegiatan
renovasi/pembangunan pada suatu bangunan yang mempunyai nilai sejarah dan
budaya tinggi yang seharusnya dilestarikan
 Menggunakan SDM yang tidak sesuai dengan keahliannya dan tingkat kemampuan
dan pengalamannya bidang arsitektur dalam menangani perancangan bangunan.
 Memberikan pelayanan teknis keahlian yang berbeda karena factor SARA, golongan
dan gender.

2. Penyimpangan/Pelanggaran terhadap kepentingan masyarakat.

 Melanggar hukum dengan mengabai-kan undang-undang/ peraturan yang terkait


dengan proyek pembangunan.
 Menjanjung dan mempromosikan dirinya untuk mendapatkan pekerjaan baik secara
lesan atau lewat media.
 Menyebut suatu produk bahan dalam pekerjaan proyeknya dengan mendapat
imbalan.
 Melakukan penipuan / kebohongan terkait dengan tugas profesi arsitek.
 Menyuap kepada pihak tertentu untuk mendapatkan pekerjaan.

3. Penyimpangan/Pelanggaran terhadap Pengguna Jasa.

 Melaksanakan pekerjaan bidang arsitektur tanpa memiliki Sertikat Keahlian Arsitek.


 Menerima pekerjaan bidang arsitektur diluar jangkauan kemampuannya.
 Mengajukan imbalan jasa yang tidak sesuai standard /hubungan kerja /standar IAI
bidang arsitektur.
 Tidak melasanakan tugas pekerjaan sesuai dengan kontrak yang berisi tentang
lingkup penugasan, produk yang diminta, imbalan jasa yg disepakati, tugas dan
tanggung jawab yang diembannya, hak dan kewajiban yang harus dipenuhi.
 Mengubah/mengganti lingkup/program/target penugasan tanpa seijin pemberi
tugas
 Membuka rahasia dan menginformasikan pada pihak lain tanpa persetjuan pemberi
tugas.
 Menawarkan atau mengarahkan suatu pemberian kepada calon pengguna jasa atau
penggunaan jasa untuk memperoleh penunjukan.
 Menyarankan kepada pengguna jasa untuk melakukan pelanggaran hukum atau
kode etik dan kaidah tata laku profesi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

4. Penyimpangan/Pelanggaran terhadap Profesi.


 Menandatangani suatu pekerjaan sebagai arsitek yang bukan dari hasil desainnya.
 Membuat pernyataan yang keliru/menyesatkan/palsu atas fakta materiil, kualifikasi
keprofesian, pengalaman kerja atau penampilan karya kerjanya serta mampu
menyampaikan secara cermat lingkup dan tanggung jawab yang terkait dengan
pekerjaan yang diakui sebagai karyanya.
 Bermitra dengan orang yang tidak terdaftar dalam asosianya.

5. Penyimpangan/Pelanggaran terhadap teman sejawat.

 Tidak memberitahukan pada arsitek yang terdahulu apabila meneruskan/mengganti


pekerjaannya
 Meniru/mengambil alih karya arsitek lain tanpa seijin arsitek yang bersangkutan.
 Mengambil alih pekerjaan arsitek lain sebelum ada pemutusan hubungan kerja
dengan pihak pengguna jasa.
 Mengubah usulan imbalan jasanya demi mendapatkan keuntungan kompetitif dari
arsitek lain.
 Mengikuti sayembara yang tidak direkomendasikan IAI.

B. SANGSI PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI


Pada dasarnya penyimpangan dari apa yang tetera dalam Kode Etik dan Kaidah dan Tata
Laku Profesi IAI tidak ada sangsi hukumnya, yang ada adalah sangsi organisasi yaitu berupa
teguran lesan, teguran tertulis, penonaktifan sebagai anggota dan yang paling berat adalah
dikeluarkan sebagai anggota IAI. Sangsi yang diberikan oleh organisasi (IAI) ini akan
berdampak pada profesi dan psikologis bagi anggota yang kena sangsi, bahkan kemungkinan
tidak mendapatkan pekerjaan sebagai profesi arsitek. Namun apabila pelanggaran ini
menyangkut hukum terkait dengan pelanggaran undang-undang, peraturan pemerintaha
dan lain sebagainya maka penyelesaiannya lewat pengadilan.

CONTOH KODE ETIK ARSITEK

Kecurangan pembangunan fasilitas pemerintahan Kabupaten Konawe Utara (Konut)


makin terkuak. Ternyata, bukan hanya gambar desain kantor DPRD Konut yang diduga hasil
jiplakan gedung DPRD lain, tapi juga desain kantor bupati dan masjid raya yang tidak
ditenderkan ke konsultan. "Ada tiga paket yaitu kantor DPRD, kantor bupati dan masjid raya
yang tidak ditenderkan desain gambarnya. Padahal ketiga proyek tersebut, anggarannya
milyaran rupiah. Sebaiknya BPKP, Bawasda dan kejaksaan menelusuri proses tendernya,"
kata Ir Ilham, Ketua Umum Persatuan Konsultan Indonesia (Perkindo) Sultra.

Ilham membeberkan masalah pembangunan fasilitas pemerintahan dan sarana


ibadah di Konut menindaklanjuti statemen Ketua Komisi B DPRD Konut, Satria Baikole.
Dimana Satria mengungkapkan bahwa diduga gambar gedung DPRD Konut dijiplak dari salah
satu kantor DPRD daerah lain. Padahal biaya desainnya sudah dianggarkan.

Menurutnya, biaya desain gedung DPRD Konut sekitar Rp 200 juta, sedangkan kantor bupati
berkisar Rp 400 juta. "Kalau memang benar dugaan DPRD bahwa desain gambar hasil
jiplakan, tidak hanya anggaran desain yang harus dikembalikan. Tapi harus diproses secara
hukum karena jelas terjadi pelanggaran Keppres nomor 80 tahun 2003," ujarnya.

Khusus untuk proses tender kantor bupati Konut, Ilham mensinyalir telah terjadi
pelanggaran Keppres. Ini didasarkan pada saat pengambilan dokumen tender. "Memang
ada gambar tapi tidak ada Bill Off Quantity (BOQ) atau volume pekerjaan. Waktu
anuweijzing, para kontraktor minta BOQ dan panitia saat itu menyetujui. Tapi hingga
pemasukan dokumen penawaran, BOQ tidak dikeluarkan panitia lelang tanpa alasan yang
jelas. Jadi para rekanan tidak bisa menghitung volume pekerjaan secara tepat. Tapi
anehnya, ada perusahaan rekanan yang kami duga mendapat BOQ," bebernya. Pernyataan
Ilham dipertegas lagi Fadli S Tanawali, Ketua BPP Asosiasi Kontraktor Umum Indonesia
(Askumindo) Sultra. Panitia proyek melalui Biro Ekonomi dan Pembangunan Pemkab Konsel,
tidak memperlihatkan review desain. Sehingga seenaknya saja melakukan perubahan,
termasuk rincian biaya.

Sumber : http://andrii20.blogspot.co.id/2015/04/kode-etik-profesi.html

https://realistmuhammad.wordpress.com/2013/06/12/tugas-etika-profesi/

Etika dalam praktik arsitektur

12-08-2009

Penjelasan umum tentang etika dalam berpraktik arsitektur.

Etika

Judul artikel ini mengandung tiga kata kunci yaitu etika, arsitek dan praktik arsitektur.
Ketiganya berkaitan sangat erat. Subyeknya, arsitek, dalam bekerja dan berpraktik, diatur
oleh kode etik profesi arsitek. Etika, lazim diketahui secara luas, menjadi tulang punggung
profesi. Ini merupakan persetujuan bersama yang mengatur secara moral tentang bagaimana
sebuah profesi akan bertahan dan berkembang. Etika merupakan kesepakatan tentang prinsip
ahlak dan tata laku. Ia mengacu pada sistem nilai tertentu, dan meliputi standar tata laku
perorangan maupun kelompok

Webster Dictionary

1. The study of standards of conduct and moral judgment


2. The system or code of morals of a particular profession

Oxford Dictionary

1. The moral principles by which a person is guided

2. The rules of conduct recognized in certain associations or departments of human life

Arsitek

Beberapa pemahaman dan pengertian dasar tentang sosok arsitek telah disepakati secara
internasional. Antara lain melalui kesepakatan UIA di Beijing tahun 1999, dan pada tahun
2007 melalui ASEAN Mutual Recognition Arrangement on Architectural Services.

Union of International Architects - U I A

The designation "architect" is generally reserved by law or custom to a person who is


professionally and academically qualified and generally registered/ licensed/certified to
practice architecture in the jurisdiction in which he or she practices and is responsible for
advocating the fair and sustainable development, welfare, and the cultural expression of
society's habitat in terms of space, forms, and historical context.

ASEAN Mutual Recognition Arrangement on Architectural Services

Architect refers to a natural person who holds the nationality of an ASEAN Member Country
and is assessed by a Professional Regulatory Authority (PRA) of any participating ASEAN
Member Country as being technically, morally, and legally qualified to undertake
professional practice of architectural and is registered and licensed for such practice by the
Professional Regulatory Authority (PRA).

Ikatan Arsitek Indonesia - I A I

Arsitek adalah sebutan ahli yang mampu melakukan peran dalam proses kreatif menuju
terwujudnya tata-ruang dan tata-masa guna memenuhi tata kehidupan masyarakat dan
lingkungannya, yang mempunyai latar belakang atau dasar pendidikan tinggi arsitektur dan
atau yang setara, mempunyai kompetensi yang diakui dan sesuai dengan ketetapan
organisasi, serta melakukan praktek profesi arsitek.

Praktik Arsitektur

refers to the provision of architectural services in connection with urban planning and the
design, construction, conservation, restoration or alteration of a building or group of
buildings. Subject to the host country's domestic regulations, these professional services
include, but are not limited to, planning and land-use planning, urban design, provision of
preliminary studies, designs, models, drawings, specifications and technical documentation,
coordination of technical documentation prepared by others (consulting engineers, urban
planners, landscape architects and other specialist consultants) as appropriate and without
limitation, construction economics, contract administration, monitoring and supervision of
construction and project management.
Arsitek bekerja melalui tahapan-tahapan pekerjaan perancangan yang lazim dikenal, sejak
konsep perancangan sampai pengawasan berkala. Dalam domain yang lebih besar, sejak
perancangan sampai renovasi atau pembongkaran.

Pada setiap tahap pekerjaan arsitek memberi perhatian tentang apa yang harus dilakukan,
mana yang lebih baik, apa manfaatnya bagi pemberi tugas, bagaimana dampaknya bagi
lingkungan, dan sebagainya. Arsitek harus memutuskan pilihan-pilihan, bagaimana
memberikan pilihan solusi dengan baik, bagaimana mengkomunikasikan pilihan-pilihan
secara adil dan terbuka.

Karya arsitektur adalah proses kolaborasi yang melibatkan banyak pihak dengan banyak
kepentingan. Dapat dipahami bahwa dalam praktik arsitektur banyak mengandung potensi
konflik kepentingan.

Dengan demikian, berpraktik dengan baik sebagai arsitek sesungguhnya sudah merupakan
tindakan yang etis.

Kode Etik Arsitek dan Kaidah Tata Laku Profesi Arsitek Ikatan Arsitek Indonesia

Ringkasan

Kode Etik dan Kaidah Tata Laku Arsitek IAI pertama kali diterbitkan di Kaliurang pada
tahun 1992. Kemudian, mengikuti perkembangan jaman, dikaji ulang dan dilengkapi pada
tahun 2005.

Kode etik 1992 meliputi Mukadimah, 7 pasal etika dan 31 pasal tata laku. Perubahan tahun
2005 menjadi Mukadimah, 5 pasal kaidah dasar, 21 standar etika dan 45 pasal kaidah tata
laku. Struktur baru ini meliputi hal sebagai berikut:

Kaidah Dasar

merupakan kaidah pengarahan secara luas sikap beretika seorang arsitek.

Standar Etika

merupakan tujuan yang lebih spesifik dan baku yang harus ditaati dan diterapkan oleh
anggota dalam bertindak dan berprofesi.

Kaidah Tata Laku


bersifat wajib untuk ditaati, pelanggaran terhadap kaidah tata laku akan dikenakan tindakan,
sanksi organisasi. Adapun tata laku ini, dalam beberapa kondisi/situasi merupakan penerapan
akan satu atau lebih kaidah maupun standar etika.

Masalah good governance dipandang sebagai suatu norma/etos penyelenggaraan kegiatan


profesi yang baik, karena itu dimasukkan sebagai lampiran.

Kaidah Tata Laku diturunkan dari Standar Etika. Pada dasarnya merupakan uraian lebih rinci
tentang apa-apa saja yang perlu dan tidak perlu dilakukan.

Kode Etik dan Kaidah Tata Laku diawasi, dan diberi sanksi bagi pelanggarnya, oleh Dewan
Kehormatan, yang ada di tingkat nasional maupun di berbagai daerah. Sanksi pelanggaran
secara umum dapat dijatuhkan secara bertingkat -Peringatan, Pembatasan, Pembekuan,
Pencabutan- keanggotaan, sesuai dengan bentuk pelanggaran yang dilakukan.

Materi lengkap Kode Etik dan Kaidah Tata Laku Profesi Arsitek IAI dapat diperoleh melalui
Sekretariat IAI di berbagai daerah dan cabang.

TKA 623
PRAKTIK ARSITEK ILEGAL
147020008 I
YESHI ULINA UTAMI Br GINTING

12
Dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, lkatan Arsitek Indonesia merumuskan Kode
Etik Arsitek sebagai benkut : Pasal 1 Dalam menunaikan tugas profesional vang dipercayakan kepadanya.
seorang Arsitek bertanggung jawab kepada diri sendiri dan mitra kerja, profesi dan ilmu pengetahuan,
masyarakat dan umat manusia serta bangsa dan negara, sebagai pengabdian kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Pasal 2 Dalam menunaikan tugas, seorang Arsitek membaktikan seluruh kemampuan keterampilan,
pengetahuan, dan perasaan yang dimilikinya di dalam proses pembangunan demi kesejahteraan
umat manusia lahir dan batin, dengan tetap menjaga kemandirian berpikir dan kebebasan bersikap. Pasal 3
Seorang Arsitek harus menempatkan diri, menata pemikiran dan hasil karyanya, bukan sebagai
tujuan melainkan sarana yang digunakan secara maksimal dalam mencapai tujuan kemanusiaan dengan
berupaya hemat sumber daya serta menghindari dampak negatif. Pasal 4 Atas dasar kepercayaan
akan keutuhan integritas, keahlian, kejujuran, kearifan dan rasa sosial yang dilimpahkan kepadanya,
maka seorang Arsitek mendahulukan tanggung jawab dan kewajiban daripada hak dan kepentingan diri
sendiri. Pasal 5 Tanpa mengurangi hak dan kepentingan pemberi tugas, seorang Arsitek
berusaha memahami dan memperjuangkan kepentingan umat manusia dan masyarakat pemakai, sekalipun
pihak ini bukan pemberi imbalan jasa secara langsung. Pasal 6 Arsitek sebagai budayawan harus
berupaya mengangkat nilai-nilai sosial budaya melalui karyanya dan tidak sematamata menggunakan
pendekatan teknis. Pasal 7 Pada tahap manapun dalam proses pembangunan Arsitek harus menunaikan
tugasnya secara bijak dan konsisten.

TKA 623
PRAKTIK ARSITEK ILEGAL
147020008 I
YESHI ULINA UTAMI Br GINTING

13
BAB III - PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Seorang arsitek profesional harus bergabung dalam asosiasi resmi arsitek dalam hal ini IAI.
Ini menunjukkan adanya setifikasi legalitas seorang arsitek untuk mendapat ijin berkerja sebagai
arsitek profesional. Seseorang dapat dikatakan menjadi seorang arsitek profesional apabila selalu terus
berkarya dan dilengkapi dengan persyaratan legal formal dalam bentuk sertifikasi keahlian dari asosiasi
arsitek. Ini menunjukkan bahwa arsitek profesional harus bergabung dalam asosiasi arsitek
untuk dapat berkecimpung secara resmi Meski belum adanya kejelasan hukum untuk arsitek di
Indonesia, namun praktik arsitektur telah berjalan sejak lama dan jutaan bangunan telah berdiri
baik yang menggunakan jasa keahlian Arsitek maupun tidak. Kesemerawutan pembangunan
yang terjadi, antara lain karena penerapan hukum yang ada belum berjalan baik dan banyak pihak yang
mengklaim bisa membangun seperti Arsitek masih dibiarkan terjadi di negeri ini. Akibatnya bisa
terlihat banyak bangunan yang dibuat asal jadi, kurang memperhatikan keselamatan pengguna, banyak
melanggar ketentuan pembangunan tata ruang kota / wilayah, pemakaian bahan bangunan dan
sistem yang kurang layak. Seiring dengan belum adanya pengakuan terhadap tenaga profesi di
bidang jasa konstruksi termasuk Arsitek di Indonesia, maka praktik arsitektur yang terjadi di
seluruh pelosok negeri ini masih lebih banyak dilakukan dengan tanpa landasan keahlian dan hukum, dan jauh
jika ingin disetarakan dengan keahlian bangsa lain. Sebuah profesi hanya dapat memperoleh
kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit profesional tersebut terdapat
kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa
keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukannya. Standar-standar etika merupakan
dasar untuk menjaga kelakuan dan integritas atau kejujuran dari tenaga ahli profesi. Perlu diketahui bahwa
kode etik profesi adalah tidak sama dengan hukum (atau undang-undang).

TKA 623
PRAKTIK ARSITEK ILEGAL
147020008 I
YESHI ULINA UTAMI Br GINTING

14
Seorang ahli profesi yang melanggar kode etik profesi akan menerima sangsi atau denda dari
induk organisasi profesinya. Tanpa etika profesi, apa yang semula dikenal sebagai sebuah profesi yang
terhormat akan segera jatuh terdegradasi menjadi sebuah pekerjaan pencarian nafkah biasa yang sedikitpun
tidak diwarnai dengan nilai-nilai idealism dan ujung-ujungnya akan berakhir dengan tidak-
adanya lagi respek maupun kepercayaan yang pantas diberikan kepada para elite profesional ini. Maka
dapat disimpulkan jika profesi keteknikan tanpa etika akan berakibat fatal bagi banyak orang.
3.2 SARAN

Adanya kejelasan perundang



undangan / aspek hukum bagi pelaku maupun pengguna keprofesian asritektur, karena etika profesi saja
tidaklah cukup untuk menjankan kegiatan perancangan yang cakupan bidangnya sangat luas.

Terlibatkan parktisi professional dalam pelaksanaan suatu pembangunan dan adanya kemauan untuk
belajar / upgrading diri bagi para sarjana arsitektur muda agar tidak terjadi salah kaprah dalam
proses perancangan.

Adanya sosialisasi ke masyarakat, dengan memberian informasi berkelanjutan guna


meningkatkan kesadaran hukum menyangkut adanya perundang

undangan dalam penggunaan jasa arsitek / konstrusi

ETIKA DAN PROFESI ARSITEKTUR

1. Suatu kegiatan perancangan, pelaksanaan, pemanfatan serta pembongkaran atau


konservasi merupakan suatu rangkaian kegiatan arsitektur yang harus dilakukan untuk
memperoleh sebuah tujuan yang jelas untuk menghasilkan sebuah bangunan yang baik.
A. Perancangan
Perancangan merupakan suatu proses, atau cara mendesain agar sebuah sistem dapat
berjalan sebagai mana yang diinginkan atau suatu kegiatan untuk membuat suatu usulan
pokok yang mengubah sesuatu yang sudah ada menjadi lebih baik. Jenis metode yang sering
kali dipakai dalam merancang adalah metode problem solving yaitu jenis metode yang
memerlukan analisa yang matang untuk mendapatkan sintesa atau bahan masukan yang
tepat terhadap disain.

 Tahapan yang dilakukan arsitek saat melakukan proses perancangan adalah :

1. Permulaan
Proses permulaan meliputi pengalaman dan batasan masalah yang akan dibenahi melalui
serangkaian wawancara berupa penggalian lebih dalam akan masalah – masalah yang
dihadapi serta pengajuan usul baik dari klien maupun arsitek untuk mengatasi masalah yang
ada.

2. Persiapan
Persiapan ini meliputi pengumpulan dan analisis informasi mengenai masalah yang akan
dibenahi yang secara spesifik meliputi pengumpulan secara sistematis dan analisis informasi
tentang suatu proyek tertentu atau yang sering disebut sebagai proses pemrograman.

3. Pengajuan Usul (Sintesa)


Dalam pengajuan usul ini, arsitek membuat usulan – usulan perancangan yang harus
menghimpun berbagai pertimbangan dari konteks social, ekonomi, fisik, program, tempat,
klien, teknologi, estetika, dan nilai perancangan.

4. Evaluasi
Evaluasi ini membahas mengenai evaluasi usulan–usulan alternatif yang diajukan oleh
arsitek atau perancang. Evaluasi yang dilakukan ini meliputi perbandingan pemecahan
masalah terhadap rancangan yang diusulkan dengan tujuan dan kriteria yang dikembangkan
dalam tahap pemrograman atau persiapan.

5. Tindakan
Dalam tahap tindakan dalam proses perancangan adalah kegiatan–kegiatan yang
berhubungan dengan mempersiapkan dan melaksanakan suatu proyek, seperti menyiapkan
dokumen–dokumen konstruksi berupa gambar kerja dan spesifikasi tertulis untuk bangunan
dan pemilihan kontraktor.
B. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan langkah selanjutnya setelah semua yang dibutuhkan ditahapan
perancangan sudah terpenuhi. Pelaksanaan ini berarti suatu tindakan nyata yang dilakukan
untuk mengusahakan agar seluruh anggota/ kelompok dapat mencapai tujuan dari
pekerjaan yang dilakukan. Jenis metode yang sering digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan konstruksi sendiri ada beberapa jenis diantaranya metode barchart, CPM (Critical
Path Method), PERT (Project Evaluation and Review Technique) dan PDM (Presedence
Diagram Method).

 Tahap yang dilakukan arsitek saat melakukan proses pelaksanaan :


1. Penyiapan Dokumen Pengadaan Pelaksana Konstruksi
Pada tahap ini, arsitek mengolah hasil pembuatan Gambar Kerja ke dalam bentuk format
Dokumen Pelelangan yang dilengkapi dengan tulisan Uraian Rencana Kerja dan Syarat-
Syarat teknis pelaksanaan pekerjaan serta Rencana Anggaran Biaya (RAB) termasuk Daftar
Volume (Bill of Quantity/BQ). Sehingga secara tersendiri maupun keseluruhan dapat
mendukung proses:
a. Pemilihan pelaksana konstruksi dan penugasan pelaksana konstruksi.
b. Pengawasan pelaksanaan konstruksi.
c. Perhitungan besaran luas volume serta biaya pelaksana pembangunan yang jelas.

2. Pelelangan
Pada Tahap Pelelangan arsitek membantu pengguna jasa secara menyeluruh atau secara
sebagian dalam :
a. Mempersiapkan dokumen pelelangan.
b. Melakukan Prakualifikasi seleksi konstruksi.
c. Membagikan dokumen kepada peserta/lelang.
d. Memberikan penjelasan teknis dan lingkup pekerjaan.
e. Menerima penawaran biaya dari pelaksana konstruksi.
f. Melakukan penilaian atas penawaran tersebut.
g. Memberikan nasihat dan rekomendasi pemilihan pelaksana konstruksi kepada pengguna
jasa.
h. Menyusun Perjanjian Kerja Konstruksi antara pengguna jasa dan pelaksana konstruksi.

3. Pemanfaatan
Dalam tahap pemanfaatan ini adalah proses atau cara menggunakan sebuah objek
sebagaimana mestinya sesuai dengan ketentuan ketentuan yang ada.
4. Pembongkaran / Konservasi
Konservasi itu sendiri berasal dari kata Conservation yang terdiri atas kata con (together)
dan servare (keep/save) yang memiliki pengertian mengenai upaya memelihara apa yang
kita punya (keep/save what you have).
 Tahapan yang dilakukan arsitek dalam kegiatan pelestarian bangunan :

A. Stating Cultural Significance


Merupakan usaha memahami dan menilai makna kultural dari bangunan beserta nilai
tempatnya dengan kriteria penilaian tertentu sebagai contoh nilai keindahan, sejarah dan
keilmuan, maupun nilai demonstratif, hubungan asosiasional, kualitas formal dan estetis.
Pada tahapan ini ada beberapa sub tahapan yang harus dilakukan diantaranya :
• Pengumpulan bukti – bukti documenter dan fisik.
• Penusunan analisis data.
• Penilaian terhadap makna kultural.
• Menetapkan makna kultural.

B. Conservation Policy
Merupakan pencarian cara–cara terbaik dalam mempertahankan nilai–nilai tersebut dalam
penggunaannya dan pengembangan di masa yang akan datang). Pada tahapan ini juga
terdapat beberapa sub tahapan yang harus dilakukan diantaranya :
• Mengumpulkan informasi bagi pengembangan kebijakan konservasi diantaranya
persyaratan klien atau penggunaan yang layak, persyaratan eksternal, persyaratan untuk
mempertahankan makna cultural, kondisi fisik.
• Pengembangan suatu kebijakan konservasi.
• Menetapkan kebijakan konservasi.
• Strategi bagi implementasi kebijakan konservasi.

2. Sikap dan tanggapan arsitek sesuai dengan pedoman kerja etika arsitek adalah sebagai
berikut :

A. Standar Etika
Standar Etika, merupakan tujuan yang lebih spesifik dan baku yang harus ditaati dan
diterapkan oleh anggota dalam bertindak dan berprofesi. Untuk standar etika sendiri, sikap
dan tanggapan dari arsitek itu harus bisa mencerminkan kepribadiannya sebagai seorang
pribadi yang jujur, berwawasan luas, bersahaja, teladan, bisa bekerja sama, bisa dipercaya,
tidak memilih, hingga bagaimana dia berhubungan dengan masyarakat dan lingkungan
sekitar.
B. Kaidah Dasar
Kaidah Dasar sendiri merupakan kaidah pengarahan secara luas sikap ber-etika seorang
Arsitek. Dengan menyimak pengertian di atas, maka bentuk sikap dan tanggapan yang wajib
ditunjukan arsitek dari segi kaidah dasar yaitu arsitek mempunyai kewajiban untuk berperan
serta dalam proses penataan kembali bangunan di dalam lingkungan pekerjaannya dengan
tidak hanya mengutamakan materi (keuntungan) semata, tetapi bagaimana usaha arsitek
untuk mempertahankan atau mengangkat kembali nilai - nilai kebudayaan dari bangunan
dan meningkatkan nilai dari suatu lingkungan itu sendiri, menghidupkan kembali semangat
– semangat masyarakat lewat karya – karyanya, hingga penyelesaian pekerjaan dengan baik
sehingga dapat memuaskan setiap orang yang menggunakan jasanya itulah bentuk sikap
yang dibutuhkan oleh seorang arsitek.

C. Kaidah Tata Laku


Kaidah Tata Laku, bersifat wajib untuk ditaati, pelanggaran terhadap kaidah tata laku akan
dikenakan tindakan, sanksi keorganisasian. Dengan demikian, bentuk sikap dan tanggapan
yang diberikan dari arsitek terhadap kondisi yang terjadi di lingkungan sekitarnya haruslah
mempunyai ketegasan dalam bertindak dengan tidak melangkah terlalu jauh dari aturan
yang berlaku di dalam organisasi. Hal ketegasan ini sangat dibutuhkan guna tercapainya
suatu kenyamanan, kesejahteraan maupun kebaikan yang merata bagi setiap orang.

Kode Etik Profesi

2 Votes

Tinjauan Umum Etika Profesi

NormaNorma (dalam sosiologi) adalah seluruh kaidah dan peraturan yang


diterapkan melalui lingkungan sosialnya-Manusia adalah makhluk ciptaan Allah
-Manusia mempunyai berbagai macam kebutuhan diantaranya adalah kebutuhan untuk
berinteraksi dengan manusia lain.

-Manusia mempunyai hak dan kewajiban.

-Manusia bisa berbuat kesalahan dan melakukan penyimpangan atau pelanggaran norma –
norma sosial.

Untuk memulihkan ketertiban dan menciptakan kestabilan diperlukan sarana pendukung


yaitu organisasi masyarakat. Yang dalam pelaksanaannya dilandasi oleh kode etik tertentu
sesuai dengan tujuan dari organisasi tersebut

Magnis Suseno (1975) mengemukakan hal yang menjadi dasar norma moral untuk mengakui
perbuatan baik atau buruk yaitu Kebiasaan

Hobbes dan Rousseau seperti dikutip oleh Huijbers (1995) mengemukakankesepakatan


masyarakat sebagai dasar pengakuan perbuatan.

Aliran yang digunakan untuk menyatakan perbuatan moral itu baik atau buruk :

1. Aliran Hedonise (Aristippus pendiri mazhab Cyrene 400 SM, Epicurus 341271 SM)
Perbuatan manusia dikatakan baik apabila menghasilkan kenikmatan atau kebahagiaan bagi
dirinya sendiri atau orang lain (perbuatan itu bermanfaat bagi semua orang).

2. Aliran Utilisme (Jeremy Bentham 1742-1832, John Stuart Mill 1806-1873)


Perbuatan itu baik apabila bermanfaat bagi manusia, buruk apabila menimbulkan mudharat
bagi manusia.

3. Aliran Naturalisme (J.J. Rousseau).


Perbuatan manusia dikatakan baik apabila bersifat alami, tidak merusak alam.

4. Aliran Vitalisme (Albert Schweizer abad 20).


Perbuatan baik adalah perbuatan yang menambah daya hidup, perbuatan buruk adalah
perbuatan yang mengurangi bahkan merusak daya hidup

Sony Keraf (1991), Ada dua macam Norma:

-Norma Umum
Norma yang memiliki sifat universal, terbagi menjadi tiga :

a. Norma Sopan Santun


b. Norma Hukum
c. Norma Moral

-Norma Khusus
Aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan atau kehidupan dalam lingkup yang lebih sempit

Kebudayaan
Kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu “buddhayah” yang merupakan bentuk
jamak dari “buddhi” (budi atau akal). Kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
dengan budi dan akal. Dalam bahasa inggris, kebudayaan di kenal dengan nama “Culture”
yang berasal dari kata latin “Colere”, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga
sebagai mengolah tanah atau bertani

Menurut Andreas Eppink, culture atau kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian,


nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-
lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu
masyarakat.

Menurut Edward B. Taylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di


dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana
hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Unsur-Unsur Kebudayaan

Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur
kebudayaan, antara lain sebagai berikut:

a. Melville J. Herskovits menyebutkan 4 unsur pokok, yaitu :


1. Alat-alat teknologi
2. Sistem ekonomi
3. Keluarga
4. Kekuasaan Politik

b. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur yang meliputi :


1. Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk
menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya.
2. Organisasi ekonomi.
3. Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah
lembaga pendidikan utama)
4. Organisasi kekuatan (politik).

Etika

– Bertens (1994) menjelaskan, Etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti karakter,
watak kesusilaan atau adat kebiasaan.

– Bentuk jamaknya adalah ta etha artinya adat kebisaan, dari bentuk jamak inilah terbentuk
kata Etika oleh filsuf Yunani Aristoteles(384-322 BC) dipakai untuk menunjukan filsafat
moral.

– Berdasarkan asal – usul kata tersebut Etika berarti Ilmu tentang apa yang biasa dilakukan
atau ilmu tentang adat kebiasaan.

– Fagothey (1953), Etika adalah studi tentang kehendak manusia, yang berhubungan dengan
keputusan yang benar atau yang salah dalam tindak perbuatannya
– Sumaryono (1995), Etika merupakan studi tentang kebenaran dan ketidakbenaran
berdasarkan kodrat manusia yang diwujudkan melalui kehendak manusia dalam
perbuatannya.

– Etika mengajukan pertanyaan tentang legitimasinya, artinya norma yang tidak dapat
mempertahankan diri dari pertanyaan kritis dengan sendirinya akan kehilangan haknya.

– Etika mempersoalkan pula hak setiap lembaga seperti orangtua, sekolah, negara dan agama
untuk memberikan perintah atau larangan yang harus ditaati.

– Etika dapat mengantarkan manusia, pada sifat kritis dan rasional.

– Etika memberikan bekal kepada manusia untuk mengambil sikap yang rasional terhadap
semua norma

– Etika menjadi alat pemikiran yang rasional dan bertanggung jawab bagi seorang ahli dan
bagi siapa saja yang tidak mau diombang ambingkan oleh norma-norma yang ada.

Berdasarkan Nilai dan Norma yang terkandung didalamnya, Etika dikelompokan menjadi:

– Etika Deskriptif
Etika yang berbicara tentang fakta, yaitu nilai dan pola perilaku
manusia yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya dalam masyarakat

– Etika Normatif
Etika yang memberikan penilaian serta himbauan kepada manusia
tentang bagaimana harus bertindak sesuai norma yang berlaku

Sanksi yang timbul atas pelanggaran Etika :

– Sanksi Sosial
Berupa teguran dari masyarakat, pengucilan dari masyarakat

– Sanksi Hukum
Hukum pidana dan hukum perdata

Moral

– Moral berasal dari bahasa Latin MOS, jamaknya adalah mores yang juga berarti adat
kebisaan.

– Dengan merujuk pada kata Etika maka Moral berarti nilai – nilai dan norma – norma yang
menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.

– Sony Keraf (1991), Moralitas adalah sistem nilai tentang bagaimana kita harus hidup
dengan baik sebagai manusia
Faktor Penentu moralitas :
a. Motivasi
b. Tujuan Akhir
c. Lingkungan Perbuatan
Sumaryono (1995) mengklasifikasikan moralitas menjadi dua
golongan:

a. Moralitas Objektif, moralitas yang melihat perbuatan


sebagaimana adanya, terlepas dari segala bentuk
modifikasi kehendak bebas pelakunya.

b. Moralitas Subjektif, moralitas yang melihat perbuatan


sebagai dipengaruhi oleh pengetahuan dan perhatian
pelakunya, latar belakang, stabilitas emosional dan
perlakuan personal lainnya.

Dua kaidah dasar moral adalah :

1. Kaidah Sikap Baik.


Pada dasarnya kita mesti bersikap baik terhadap apa saja.
Bagaimana sikap baik itu harus dinyatakann dalam bentuk yang
kongkret, tergantung dari apa yang baik dalam situasi kongkret
itu.

2. Kaidah Keadilan.
Prinsip keadilan adalah kesamaan yang masih tetap
mempertimbangkan kebutuhan orang lain. Kesamaan beban
yang terpakai harus dipikulkan harus sama, yang tentu saja
disesuaikan dengan kadar anggota masing-masing.

Pengertian Etika ProfesiBartens (1995) menyatakan, kode etik profesi merupakan norma
yang ditetapkan dan diterima oleh kelompok profesi, yang mengarahkan atau memberi
petunjuk kepada anggotanya bagaimana seharusnya berbuat dan sekaligus menjamin mutu
moral profesi itu di mata masyarakat. Kode etik profesi merupakan produk etika terapan
karena dihasilkan berdasarkan penerapan pemikiran etis atas suatu profesi. Kode etik
profesi dapat berubah dan diubah seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sehingga anggota kelompok profesi tidak akan ketinggalan zaman.Kode etik
profesi merupakan hasil pengaturan diri profesi yang bersangkutan dan ini perwujudan
moral yang hakiki, yang tidak dapat dipaksakan dari luar. Kode etik profesi hanya berlaku
efektif apabila dijiwai oleh cita-cita dan nilai-nilai yang hidup dalam lingkungan profesi itu
sendiri. Kode etik profesi merupakan rumusan norma moral manusia yang mengemban
profesi itu. Kode etik profesi menjadi tolak ukur perbuatan anggota kelompok profesi. Kode
etik profesi merupakan upaya pencegahan berbuat yang tidak etis bagi anggotanya

Kode Etik Profesi

Kode etik profesi merupakan kriteria prinsip profesional yang telah digariskan, sehingga
diketahui dengan pasti kewajiban profesional anggota lama, baru ataupun calon anggota
kelompok profesi. Kode etik profesi telah menentukan standarisasi kewajiban profesional
anggota kelompok profesi. Sehingga pemerintah atau masyarakat tidak perlu campur tangan
untuk menentukan bagaimana profesional menjalankan kewajibannya. Kode etik profesi pada
dasarnya adalah norma perilaku yang sudah dianggap benar atau yang sudah mapan dan
tentunya lebih efektif lagi apabila norma perilaku itu dirumuskan secara baik, sehingga
memuaskan semua pihak.

Fungsi Kode Etik Profesi

Mengapa kode etik profesi perlu dirumuskan secara tertulis ?

Sumaryono (1995) mengemukakan 3 alasannya, yaitu :


a. Sebagai Sarana Kontrol Sosial
b. Sebagai Pencegah Campur Tangan Pihak Lain
c. Sebagai Pencegah Kesalahpahaman dan Konflik

Kelemahan Kode Etik Profesi

a. Idealisme terkandung dalam kode etik profesi tidak sejalan dengan fakta yang terjadi di
sekitar para profesional, sehingga harapan sangat jauh dari kenyataan. Hal ini cukup
menggelitik para profesional untuk berpaling kepada kenyataan dan mengabaikan idealisme
kode etik profesi. Kode etik profesi tidak lebih dari pajangan tulisan berbingkai.

b. Kode etik profesi merupakan himpunan norma moral yang tidak dilengkapi dengan sanksi
keras karena keberlakuannya semata-mata berdasarkan kesadaran profesional. Rupanya
kekurangan ini memberi peluang kepada profesional yang lemah iman untuk berbuat
menyimpang dari kode etik profesinya.

Prinsip dasar didalam etika profesi :

a. Prinsip standar Teknis, profesi dilakukan sesuai keahlian

b. Prinsip Kompetensi, melaksanakan pekerjaan sesuai jasa profesionalnya, kompetensi dan


ketekunan
c. Prinsip tanggung jawab profesi, melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional

d. Prinsip kepentingan publik, menghormati kepentingan publik

e. Prinsip Integritas,menjunjung tinggi nilai tanggung jawab profesional

f. Prinsip Objektivitas, menjaga objektivitas dalam pemenuhan kewajiban

g. Prinsip Kerahasiaan, menghormati kerahasiaan informasi

h. Prinsip Prilaku Profesional, berprilaku konsisten dengan reputasi profesi

Peran Etika dalam Perkembangan IPTEK

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berlangsung sangat cepat. Dengan


pekembangan tersebut diharapkan akan dapat mempertahankan dan meningkatkan taraf hidup
manusia. Untuk menjadi manusia secara utuh. Maka tidak cukup dengan mengandalkan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi, manusia juga harus menghayati secara mendalam kode etik
ilmu, teknologi dan kehidupan. Apabila manusia sudah jauh dari nilai-nilai, maka kehidupan
ini
akan terasa kering dan hampa. Oleh karena ilmu dan teknologi yang dikembangkan oleh
manusia harus tidak mengabaikan nilai-nilai kehidupan dan keluhuran.

Para pakar ilmu kognitif telah menemukan bahwa teknologi mengambil alih fungsi mental
manusia, pada saat yang sama terjadi kerugian yang diakibatkan oleh hilangnya fungsi
tersebut
dari kerja mental manusia. Perubahan yang terjadi pada cara berfikir manusia sebagai
akibat perkembangan teknologi sedikit banyak berpengaruh terhadap pelaksanaan dan cara
pandang manusia terhadap etika dan norma dalam kehidupannya.

Etika profesi merupakan bagian dari etika sosial yang menyangkut bagaimana mereka harus
menjalankan profesinya secara profesional agar diterima oleh masyarakat. Dengan etika
profesi diharapkan kaum profesional dapat bekerja sebaik mungkin, serta dapat
mempertanggungjawabkan tugas yang dilakukannya dari segi tuntutan pekerjaannya.

Profesionalisme Kerja Bidang IT

Secara umum pekerjaan bidang teknologi informasi terbagi menjadi 4 kelompok :a.
Kelompok Pertama,yang bergelut dengan software,yaitu: Sistem analis,programer,web
designer,web programerb. Kelompok kedua, yang bergelut dengan hardware, yaitu:
Technical engineer dan networking engineer

c. Kelompok ketiga, yang berkecimpung dalam operasional sistem informasi,yaitu: EDP


operator, System Administrator, MIS Director

d. Kelompok Keempat, yang berkecimpung dalam pengembangan


bisnis teknologi Informasi
Model SEARCC untuk pembagian job dalam lingkungan TI merupakan model 2 dimensi
yang mempertimbangkan jenis pekerjaan dan tingkat keahlian ataupun tingkat pengetahuan
yang dibutuhkan. Model tersebut dapat digambarkan sebagai berikut

Setiap jenis pekerjaan dari skema diatas masing-masing memiliki tingkatan, yaitu:

a. Supervised (terbimbing), 0-2 tahun pengalaman, masih butuh pengawasan dan petunjuk
b. Moderately supervised (Madya),3-5 tahun pengalaman,masih perlu dibimbing
c. Independent/Managing (mandiri), tidakmembutuhkan bimbingan

Beberapa kriteria yang menjadi pertimbangan klasifikasi job model SEARCC:

a. Cross Country,Cross-enterprise applicability, job harus relevan dengan kondisi region yang
memiliki kesamaan pemahaman.

b. Function oriented bukan tittle oriented, gelar bisa berbeda, yang penting fungsi nya sama.

c. Testable/Certifiable, job dapat diukur atau diuji.

d. Applicable, fungsi yang didefinisikan harus dapat diterapkan pada mayoritas profesional
TI di region masing-masing.
Instruktur

Instruktur IT adalah seorang yang memiliki kopetensi dan tanggung jawab proses belajar
mengajar atau melatih dibidang Teknologi Informasi. Instruktur IT harus memiliki kombinasi
kemampuan menguasai pengetahuan tentang software dan hardware yang menjadi tanggung
jawabnya. Instruktur berperan melakukan bimbingan, pendidikan dan pengarahan terhadap
anak didik.

System Developer

Merupakan bidang keahlian dibidang pengembangan sistem informasi.

System Developer ini mencakupi 3(tiga) bidang keahlian, yaitu :


– Programer
– System Analyst
– Project Manager

Programmer
Seorang pengembang perangkat lunak atau orang yang menulis perangkat lunak komputer.

Istilah programmer komputer dapat mengacu pada suatu spesialis area computer
programming atau pada suatu generalist kode untuk macam-macam perangkat lunak. Orang
praktisi atau berprofesi secara resmi terhadap programming dikenal juga sebagai seorang
analis programmer, insinyur perangkat lunak, ilmuwan komputer, atau analis perangkat
lunak. Suatu bahasa komputer utama programmer ( Java, C++, dll).
REAL PROGRAMER
Real Programer atau “Hardcore” Programer adalah seorang programer yang menjauhkan diri
dari hal yang modern atau tidak menggunakan graphical tools seperti IDE (Integrated
Development Environment) dan lebih condong mengarah penggunaan bahasa assembler atau
kode mesin, dan semakin dekat dengan perangkat keras.

Bahasa pemrograman yang digunakan biasanya seperti :


– Java
– C / C++
– C#
– FOLTRAN

Sistem Analist

Seseorang yang memiliki Tugas dan tanggung jawab secara umum sebagai berikut :

1. Meneliti Kebutuhan manajemen, mengenai penggunaan peralatan pengolahan data yang


terintegrasi dan proses.

2. Investigasi, merencanakan, meralisasikan, menguji dan debugs sistem perangkat lunak.

3. Merencanakan, mengkoordinir, dan menjadwalkan investigasi, studi kelayakan dan survei,


termasuk evaluasi ekonomi dari pengolahan data dan mesin aplikasi otomatis yang ada dan
mengusulkan.

4. Mengambil bagian didalam perencanaan anggaran pembelian perangkat keras dan lunak
dan monitoring untuk pemeliharaan perangkat keras dan lunak.

5. Menyediakan pelatihan dan instruksi ke para pemakai dan karyawan lain dan menyediakan
prosedur untuk pekerjaan.

Sistem Analist bertugas melakukan pengumpulan keterangan dari para user serta manajemen
dalam rangka memperoleh bahanbahan utama bagi perancangan sistem yang ditugaskan
kepadanya. Bahan-bahan tersebut akan digunakan sebagai kriteria ruang lingkup dari sistem
yang akan dibuatnya. Semua bahan tadi dikumpulkan dalam fase analisa sistem, sehubungan
dengan adanya kebutuhan manajemen akan adanya sistem baru yang lebih memenuhi
kebutuhan sistem informasi bagi pengelolaan perusahaan (bisnis) yang bersangkutan.
Selanjutnya, berdasarkan bahan-bahan yang diperolehnya tadi, seorang Sistem Analis akan
melakukan perancangan sistem baru. Dalam proses perancangan sistem tersebut, maka
sejumlah panduan dasar berikut dapat digunakannya sebagai pangkal tolak bekerja
(merancang sistem) tersebut.

Project Manager
Seseorang yang mempunyai keseluruhan tanggung jawab untuk pelaksanaan dan perencanaan
dan mensukseskan segala proyek. Sebutan Project Manager ini digunakan dalam industri
konstruksi, arsitektur dan banyak jabatan berbeda yang didasarkan pada produksi dari suatu
produk atau jasa.

Manager proyek harus memiliki suatu kombinasi ketrampilan yang mencakup suatu
kemampuan untuk menembus suatu pertanyaan, mendeteksi asumsi, tidak dinyatakan dan
tekad konflik hubungan antar pribadi seperti halnya ketrampilan manajemen yang lebih
sistematis.

Dalam hal ini, terdapat 2(dua) macam sertifikasi yang berkenaan dengan Profesionalisme
Project Manager, yaitu :

1. Certified Project Manager (CPM)


2. Project Management Professional (PMP) Certifications.

Spesialisasi

Didalam dunia IT, memiliki beberapa spesialisasi dalam profesionalisme kerja, diantaranya
yaitu:

1. Spesialisasi Bidang System Operasi dan Networking


• System Enginer
• System Administrator

2. Spesialisasi Bidang Pengembangan Aplikasi dan Database


• Application Developer
• Database Administrator

3. Spesialisasi Audit dan Keamanan Sistem Informasi


• Information System Auditor
• Information Security Manager

sumber : http://aci-miss24.blogspot.com/2009/04/tinjauan-umum-etika-profesi.html

um dan Pranata Pembangunan Arsitektur


21 January 2017 · by Nazarul · in Hukum dan Pranata Pembangunan. ·

PENGANTAR HUKUM DAN PRANATA PEMBANGUNAN

1. Hukum

Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan
kelembagaan. dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan
masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam hubungan
sosial antar masyarakat terhadap kriminalisasi dalam hukum pidana, hukum pidana yang
berupayakan cara negara dapat menuntut pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan
kerangka kerja bagi penciptaan hukum, perlindungan hak asasi manusia dan memperluas
kekuasaan politik serta cara perwakilan mereka yang akan dipilih.

2. Pranata

Pranata atau institusi adalah norma atau aturan mengenai suatu aktivitas masyarakat
yang khusus. Norma/aturan dalam pranata berbentuk tertulis (undang-undang dasar, undang-
undang yang berlaku, sanksi sesuai hukum resmi yang berlaku) dan tidak tertulis (hukum
adat, kebiasaan yang berlaku, sanksinya ialah sanksi sosial/moral (misalkan dikucilkan)).
Pranata bersifat mengikat dan relatif lama serta memiliki ciri-ciri tertentu yaitu simbol, nilai,
aturan main, tujuan, kelengkapan, dan umur.

Institusi dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu :

 Institusi formal adalah suatu institusi yang dibentuk oleh pemerintah atau oleh
swasta yang mendapat pengukuhan secara resmi serta mempunyai aturan-aturan
tertulis/ resmi. Institusi formal dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :

a) Institusi pemerintah adalah lembaga yang dibentuk oleh pemerintah berdasarkan suatu
kebutuhan yang karena tugasnya berdasarkan pada suatu peraturan perundang-undangan
melakukan kegiatan untuk meningkatkan pelayanan masyarakat dan meningkatkan taraf
kehidupan kebahagiaan kesejahteraan masyarakat.

b) Institusi swasta adalah institusi yang dibentuk oleh swasta (organisasi swasta) karena
adanya motivasi atau dorongan tertentu yang didasarkan atas suatu peraturan perundang-
undangan tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.

 Institusi non-formal adalah suatu institusi yang tumbuh dimasyarakat karena


masyarakat membutuhkannya sebagai wadah untuk menampung aspirasi mereka.
Ciri-ciri institusi non-formal antara lain:

– Tumbuh di dalam masyarakat karena masyarakat membentuknya, sebagai wadah untuk


menampung aspirasi mereka.
– Lingkup kerjanya, baik wilayah maupun kegiatannya sangat terbatas.
– Lebih bersifat sosial karena bertujuan meningkatkan kesejahteraan para anggota.
– Pada umumnya tidak mempunyai aturan-aturan formal (Tanpa anggaran dasar/Anggaran
rumah tangga).

3. Pembangunan

Pembangunan adalah suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik dalam
lingkungan masyarakat.

Adapun Tujuan Pembangunan terbagi atas 2 bagian, yaitu :


1. Tujuan Umum Pembangun adalah suatu proyeksi terjauh dari harapan-harapan dan ide-
ide manusia, komponen-komponen dari yang terbaik atau masyarakat ideal terbaik yang
dapat dibayangkan.

2. Tujuan Khusus Pembangunan ialah tujuan jangka pendek, pada tujuan jangka pendek
biasanya yang dipilih sebagai tingkat pencapaian sasaran dari suatu program tertentu.

Jadi dapat diartikan bahwa hukum pranata pembangunan adalah suatu peraturan perundang-
undangan yang mengatur suatu sistem tingkah laku sosial yang bersifat resmi yang di miliki
oleh kelompok ataupun individu dalam kerangka mewujudkan kesejahteraan hidup bersama.

Sedangkan, dalam bidang arsitektur hukum pranata dan pembangunan merupakan


interaksi/hubungan antar individu/kelompok dalam kumpulan dalam kerangka mewujudkan
lingkungan binaan. Dalam kegiatannya didasarkan hubungan kontrak, dan untuk mengukur
hasilnya dapat diukur melalui kriteria barang public.

Hukum pranata pembangunan untuk menyempurnakan tatanan pembangunan pemukiman


yang lebih teratur, berkualitas dan berkondusif bagi pengguna dan pemerintah daerah. Di
karenakan kurangnya lahan terbuka untuk penghijauan dan resapan air hujan untuk cadangan
air tanah dalam suatu kawasan/daerah. Pelaku pembangunan ini meliputi Arsitektur,
pengembang, kontraktor, dinas tata kota dan badan hukum. Hukum pranata pembangunan
memiliki empat unsur :

1. Manusia
Unsur pokok dari pembangunan yang paling utama adalah manusia.Karena manusia
merupakan sumber daya yang paling utama dalam menentukan pengembangan
pembangunan.

2. Sumber daya alam


Sumber daya alam merupakan faktor penting dalam pembangunan. Sumber daya alam
sebagai sumber utama pembuatan bahan material untuk proses pembangunan.

3. Modal
Modal faktor penting untuk mengembangkan aspek pembangunan dalam suatu
daerah.Apabila semakin banyak modal yang tersedia semakin pesat pembangunan suatu
daerah.

4. Teknologi
Teknologi saat ini menjadi faktor utama dalam proses pembangunan.Dengan teknologi dapat
mempermudah, mempercepat proses pembangunan.

PENYIMPANGAN PERILAKU PARA PELAKU JASA KONSTRUKSI

Etika Profesi berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah dilakukan seseorang
sangatlah perlu untuk menjaga profesi dikalangan masyarakat atau terhadap konsumen
(klien). Dengan kata lain orientasi utama profesi adalah untuk kepentingan masyarakat
dengan menggunakan keahlian yang dimiliki. Akan tetapi tanpa disertai suatu kesadaran diri
yang tinggi, profesi dapat dengan mudahnya disalahgunakan oleh seseorang sehingga perlu
adanya pemahaman atas etika profesi dengan memahami kode etik profesi. Kode etik profesi
merupakan sarana untuk membantu para pelaksana seseorang sebagai seseorang yang
professional supaya tidak dapat merusak etika profesi.

Ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi:

a. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana
profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dia lakukan dan yang tidak boleh dilakukan.

b. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang
bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan kepada
masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga
memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan kerja (kalangan sosial).

c. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang
hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para
pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri
pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan.

Penyalahgunaan profesi sering terjadi dikarenakan banyak orang yang mempunyai profesi
tetapi tidak tahu ataupun tidak sadar bahwa ada kode etik tertentu dalam profesi yang mereka
miliki, dan mereka Manajemen Konstruksi tidak lagi bertujuan untuk menolong kepentingan
masyarakat, tapi sebaliknya masyarakat merasa dirugikan oleh orang yang menyalahgunakan
profesi.

Macam-macam penyimpangan yang sering ditemui dalam pelaksanakan proyek diantaranya:

 Penyimpangan waktu terhadap jadwal


 Penyimpangan biaya terhadap anggaran.
 Tanggal mulai terhadap rencana.
 Tanggal selesai terhadap rencana.
 Jumlah sumber daya terhadap anggara.

ASPEK HUKUM DALAM JASA KONSTRUKSI

Pada pelaksanaan Jasa Konstruksi harus memperhatikan beberapa aspek hukum :

 Keperdataan : menyangkut tentang sahnya suatu perjanjian yang berkaitan dengan


kontrak pekerjaan jasa konstruksi, yang memenuhi legalitas perusahaan, perizinan,
sertifikasi dan harus merupakan kelengkapan hukum para pihak dalam perjanjian.
 Administrasi Negara : menyangkut tantanan administrasi yang harus dilakukan
dalam memenuhi proses pelaksanaan kontrak dan peraturan perundang-undangan
yang mengatur tentang konstruksi.
 Ketenagakerjaan : menyangkut tentang aturan ketenagakerjaaan terhadap para
pekerja pelaksana jasa konstruksi.
 Pidana : menyangkut tentang tidak adanya sesuatu unsur pekerjaan yang
menyangkut ranah pidana.
2.

Profesi

Profesi yaitu pekerjaan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup
danmengandalkan keahliannya.Menurut www.wikipedia.com,

Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris "Profess", yang
dalambahasa Yunani adalah

"Επαγγελια"

, yang bermakna: "Janji untuk memenuhi kewajibanmelakukan suatu tugas khusus secara
tetap/permanen".Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan
terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi , kode
etik ,serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi
adalah pada bidang hukum , kedokteran , keuangan , militer ,teknikdan desainer

Karakteristik Profesi

Profesi adalah pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah profesi. Profesi
mempunyaikarakteristik sendiri yang membedakannya dari pekerjaan lainnya. Daftar
karakterstik ini tidakmemuat semua karakteristik yang pernah diterapkan pada profesi, juga
tidak semua ciri iniberlaku dalam setiap profesi:1.

Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan teoretis

: Profesional diasumsikanmempunyai pengetahuan teoretis yang ekstensif dan memiliki


keterampilan yangberdasar pada pengetahuan tersebut dan bisa diterapkan dalam praktik.
2.

Asosiasi profesional

: Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi oleh paraanggotanya, yang dimaksudkan
untuk meningkatkan status para anggotanya.Organisasiprofesi tersebut biasanya memiliki
persyaratan khusus untuk menjadi anggotanya.3.
Pendidikan yang ekstensif:

Profesi yang prestisius biasanyamemerlukan pendidikan yang lama dalam


jenjang pendidikan tinggi. 4.

Ujian kompetensi

: Sebelum memasuki organisasi profesional, biasanya ada persyaratanuntuk lulus dari suatu
tes yang menguji terutama pengetahuan teoretis.5.

Pelatihan institutional

: Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk mengikutipelatihan istitusional dimana


calon profesional mendapatkan pengalaman praktissebelum menjadi anggota penuh
organisasi. Peningkatan keterampilan melaluipengembangan profesional juga
dipersyaratkan.6.

Lisensi:

Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga hanyamereka yang
memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.7.

Otonomi kerja

: Profesional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan teoretismereka agar


terhindar adanya intervensi dari luar.

8.

Kode etik

: Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya danprosedur
pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.9.
Mengatur diri

: Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya sendiri tanpacampur tangan


pemerintah. Profesional diatur oleh mereka yang lebih senior, praktisiyang dihormati, atau
mereka yang berkualifikasi paling tinggi.10.

Layanan publik dan altruisme

: Diperolehnya penghasilan dari kerja profesinya dapatdipertahankan selama berkaitan


dengan kebutuhan publik, seperti layanan dokterberkontribusi terhadap kesehatan
masyarakat.11.

Status dan imbalan yang tinggi

: Profesi yang paling sukses akan meraih status yangtinggi, prestise, dan imbalan yang layak
bagi para anggotanya. Hal tersebut bisadianggap sebagai pengakuan terhadap layanan yang
mereka berikan bagi masyarakat.

Sebagai contoh

, profesi arsitek.dimana dia tidak hanya memiliki ketrampilan yang berdasarkanpada


pengetahuan teoritis, namun juga sebagai suatu pekerjaan yang mampu berkontribusipada
masyarakat, melalui ilmu yang dimilikinya ini arsitek akan seolah-olah kembali
kemasyarakat. Mengadakan perbaikan dan perubahan melalui desain.Tidak hanya untuk
kaummenengah ke atas, kaum marginal pun juga bisa mendapatkan layanan dari arsitek.
Merekayang berketrampilan ini akan membantu ke arah kebaikan dngan ilmu ilmu yang
mereka miliki.Walaupun para profesional ini juga mempertimbangkan status dan prestise,
mereka seharusnyatetap bekerja secara profesional dan beretika.

3. Etika Profesi

Yaitu bidang etika khusus atau terapan yang merupakan produk dari etika sosial.

Sebagai contoh

, berupa kode etik arsitek yang merupakan bagiian dari etika profesi yang manamengatur
bagaimana arsitek itu harus beretika. Melalui kode etik, diatur hak dan kewajibandari
seorang arsitek secara umum, Hak dan kewajiban arsitek terhadap publik, klien,
profesi,rekan seprofesi, dan lingkungan. Di Indonesia, atau di IAI pada khususnya, kode etik
ini diaturdalam Kode Etik Arsitek dan Kaidah Tata Laku Profesi Arsitek.Kode etik ini pertama
kali dibuatdan disepakati pada tahun 1992 di Kaliurang, kemudian diperbaharui melalui
kongres di Jakartapada tahun 2005.

Kode Etik Arsitek dan Kaidah Tata Laku Profesi ArsiteK ini terdiri dari beberapa bagian,yaitu:
Mukadimah,1.

5 (lima) Kaidah Dasar,2.

21 (dua puluh satu) Standar Etika dan3.

45 (empat puluh lima) Kaidah Tata Laku.

Kaidah Dasar, merupakan kaidah pengarahan secara luas sikap ber-etika seorangArsitek.

Standar Etika, merupakan tujuan yang lebih spesifik dan baku yang harus ditaati
danditerapkan oleh anggota dalam bertindak dan berprofesi.

Kaidah Tata Laku, bersifat wajib untuk ditaati, pelanggaran terhadap kaidah tata lakuakan
dikenakan tindakan, sanksi keorganisasian IAI.1.

dalam beberapa kondisi/situasi merupakan penerapan akan satu atau lebihkaidah maupun
standar etika.

Berikut cuplikan dari kode etik arsitekturStandar Etika 1.5Nilai Hak Asasi Manusia

Arsitek wajib menjunjung tinggi hak

hak asasi manusia dalam setiap upaya menegakkanprofesinya.

Kaidah Tata Laku 1.501Dalam menjalankan kegiatan profesionalnya, arsitek bersikap tidak
membeda-bedakan seseorang/golongan atas dasar penilaian ras/suku, agama,
kebangsaan,cacat, atau orientasi gender.

Standar Etika 1.6Arsitektur, Seni dan Industri Konstruksi

Arsitek bersikap terbuka dan sadar untuk memadukan arsitektur dengan seni-seniterkait
dan selalu berusaha menumbuh-kembangkan ilmu dan pengetahuan dalammemajukan
proses dan produk industri konstruksi.

PERATURAN TIDAK TERTULIS (netiquete)


Peraturturan tidak tertulis merupakan konveksi interaksi social degan menggunakan
jaringan.dalam penggunaan media social kita harus berhati-hati dalam menggunakannya,
seperti halnya hindari mencantumkan no hp maupun alamat e-mail. Selain kita harus
berhati- hati kita harus berlaku baik dalam social media seperti tidak menggunakan bahasa
kotor ataupun penggunaan huruf capital yang berarti marah. Dan ketika dalam suatu forum
diskusi seperti grup fb ataupun yang lainnya yang terbuka untk umum kita harus berkata
yang baik dan dapat dimengarti, karena terkadang jika kita tidak memperhatikan kode etik
kita bisa menjadi korban penipuan, ataupun penculikan yang sedang ramai sekarang ini.

Contoh etika dalam forum

 Setiap forum memiliki aturan bacalah dengan baik


 Gunakan bahasa yang sopan
 Berikan pertanyaan yang jelas dan mudah dimengerti
 Gunakan judul yagn sesuai degan deskriptif
Model-model penyimpangan
o Fenomena alay
o Penculikan teman
o Twitwar,dll

PERATURAN TERTULIS (UU no 11 tahun 2018 tentang informasi dan transaksi


elektronika)

Dalam penggunaan TIK ada yang menggunakan untuk kejahatan sehingga perlunya
perlindungan seperti halnya UU ITE . berikut ciberlaw di indonesia :

 Memberikan aturan dan perlindungan melakukan transaksi dan elektronik


 Memberikan perlindungan hukum dari berbagai macam cybercrime
 Memberikan perlindungan hak cipta elektronik

Penyusunan ITE

1. Materi UU ITE disusun oleh UNPAD dan UI


2. Kedua naskah digabung, dan di serahkan kepada DPR sebagai rancngan RUU

Ada 13 bagaian dalam UU ITE dari bagian dasar yakni :

1. Pengertian tentang berbagai hal yang berkaitan dengan informsi dan transaksi
elektronika
2. Asas dan tujuan
3. Dokomen elektonik dapat dijadiakan alat bukti hukum yang sah
4. Penyelenggaraan sertifikasi elektronik dan didtem elektronik
5. Transaksi elektronik
6. Pengakuan dan perlindungan terhadap kekayaan intelektual elektronik
7. Perbuatan yang dilarang
8. Penyelesain dengketa, gugatan dalam bentuk perdata
9. Peran pemerintah dan masyarakat
10. Proses penyidkan
11. Ketentuan pidana
12. Ketentuan peralihan
13. Ketentuan penutup

Larangan

 Konten ilegal berupa konten asusila,perjudian pencemaran nama baik,pemerasan


(pasal27)
 Penyebaran berita bohong dan SARA (pasal28)
 Mengancam dan menakut-nakuti (pasal 29)
 Mengakses komputer orang lain dan meretas keamanannya (pasal 30)
 Melakukan intersepsi dan penyadapan (pasal 31)
 Mengubah informasi elektronik milik orang lain (pasal 32)
 Merusak sistem informasi ( pasal 33)
 Menyediakan sandi kode akses/cracking (pasal 34) pasal 35
 Mengubah informsi elektorik dan membuatnya seolah-olah asli (pasal 35)

Selain di dalam negri UU ITE juga merujuk bebrapa aturan internasional seperti halnya :

 UNCITRAL model law on electronic commerce


 UNCITRAL model law on electronic signature
 UE Directives on electronic comerce
 UE Directives on electronic signature
 Convention on cybercrime

Anda mungkin juga menyukai