DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
1. KALIMATUL HAKMI (190307022)
2. PONI YUSPITA (190307039)
PAI VI B
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT, shalawat dan salam juga
disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Serta sahabat dan keluarganya,
seayun langkah dan seiring bahu dalam menegakkan agama Allah. Dengan kebaikan beliau telah
membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.
Dalam rangka memenuhi tugas dari mata kuliah ETIKA DAN PROFESI GURU pada
Program Studi pendidikan agama islam, dengan ini kami mengangkat judul KONSEP PROFESI
KEGURUAN. Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya.
kami mohon maaf apabila ketika dibaca pekerjaan kami ini banyak kesalahan baik
pemakaian kata, penyusunan kalimat, menjelaskan, menguraikan isi atau data yang kurang
lengkap karena penulis baru belajar, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk perbaikan
pekerjaan kami dimasa yang akan datang.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat khususnya bagi kami, umumnya bagi pembaca dan
khalayak semoga Allah memberkahi pekerjaan kami aminn ya allah.
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul .......................................................................................... i
Kata Pengantar .......................................................................................... ii
Daftar Isi .................................................................................................... iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 1
C. Tujuan penulisan ...................................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN
A. KONSEP PROFESI KEGURUAN
1. Pengertian dan Syarat-syarat profesi ................................2
2. Kode etik profesi keguruan ..............................................3
3. Organisasi profesional keguruan ......................................5
4. Etika dan Pendidikan Sebagai Konsep Dasar ....................7
BAB III : KESIMPULAN ......................................................................... 8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas maka permasalahan yang hendak dikaji adalah:
C. Tujuan penulisan
Adapun tujuan kami dalam menyusun makalah ini adalah disamping untuk memenuhi tugas
dalam perkuliahan juga untuk memahami KONSEP PROFESI KEGURUAN dalam mata kuliah ETIKA
DAN PROFESI GURU.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP PROFESI KEGURUAN
1. Pengertian dan Syarat-syarat profesi
a) Pengertian profesi
Secara estimologi, istilah profesi berasal dari bahasa Inggris yaitu profession atau bahasa
latin, profecus, yang artinya mengakui, adanya pengakuan, menyatakan mampu, atau ahli
dalam melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan secara terminologi, profesi berarti suatu
pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada
pekerjaan mental; yaitu adanya persyaratan pengetahuan teoritis sebagai instrumen untuk
melakukan perbuatan praktis, bukan pekerjaan manual (Danin, 2002). Jadi suatu profesi
harus memiliki tiga pilar pokok, yaitu pengetahuan, keahlian, dan persiapan akademik.
Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan atau
menuntut keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang
tinggi. Keahlian diperoleh dari lembaga pendidikan yang khusus diperuntukkan untuk itu
dengan kurikulum yang dapat dipertanggung jawabkan. Menurut Webstar (1989), Profesi
adalah suatu bidang pekerjaan yang ingin ditekuni oleh seseorang. Profesi juga diartikan
sebagai suatu pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan
khusus yang didapat dari pendidikan akademis yang intensif.
b) Syarat-syarat profesi
Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa profesi merupakan pekerjaan
yang tidak sembarang orang bisa melakukannya dan dari pengertian tersebut dapat dilihat
syarat- syarat suatu pekerjaan dapat dikatakan profesi, yakni :
1) Adanya ilmu pengetahuan yang mendasari teknik dan prosedur kerja
yang diperolehmelalui pendidikan dan latihan khusus.
2) Adanya kode etik profesi.
3) Adanya pengakuan Formal Legalistik dari masyarakat dan pemerintah.
4) Adanya organisasi yang memayungi pelaku profesi serta melindungi
masyarakat darilayanan yang tidak semestinya.
Ciri-ciri utama suatu profesi menurut Sanusi,dkk (1991) adalah sebagai berikut:
Suatu jabatan yang memiliki fungsi dan signifikansi sosial yang menentukan
(crusial).
Jabatan yang menuntut keterampilan atau keahlian tertentu.
yang cukuplama.
Proses pendidikan untuk jabatan itu juga merupakan aplikasi dan sosialisasi
4
c) Penetapan kode etik
Kode etik hanya dapat ditetapkan oleh suatu organisasi profesi yang berlaku
dan mengikat para aggotanya. Penetapan kode etik lazim dilakukan pada suatu
kongres organisasi profesi. Dengan demikian, penetapan kode etik tidak boleh
dilakukan oleh orang secara perorangan melainkan harus dilakukan oleh orang-
orang yang diutus untuk dan atas nama anggota-anggota yang bukan atau tidak
menjadi anggota profesi tersebut. Kode etik suatu profesi hanya akan
mempunyai pengaruh yang kuat dalam menegakkan disiplin di kalangan profesi
tersebut, jika semua orang yang menjalankan profesi tersebut tergabung
(menjadi anggota) dalam organisasi profesi yang bersangkutan. Apabila setiap
orang yang menjalankan suatu profesi secara otomatis tergabung di dalam suatu
organisasi atau ikatan profesional, maka barulah ada jaminan bahwa profesi
tersebut dapat dijalankan secara murni dan baik, karena setiap anggota profesi
yang melakukan pelanggaran yang serius terhadap kode etik dapat dikenakan
sanksi.
Sering kita jumpai, bahwa ada kalanya negara mencampuri urusan profesi,
sehingga hal-hal yang semula hanya merupakan kode etik dari suatu profesi
tertentu dapat meningkat menjadi peraturan hukum atau undang-undang. Apabila
hanya demikian, maka aturan yang mulanya sebagai landasan moral dan
pedoman tingkah laku meningkat menjadi aturan yang memberikan sanksi-sanksi
hukum yang sifatnya memaksa, baik berupa sanksi perdata maupun sanksi
pidana. Sebagai contoh dalam hal ini. Jika seseorang anggota profesi bersaing
secara tidak jujur atau curang dengan sesama anggota profesinya, dan jika
dianggap kecurangan itu serius ia dapat dituntut di muka pengadilan.
Pada umumnya, karena kode etik adalah landasan moral dan merupakan
pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan maka sanksi terhadap pelanggaran
kode etik akan mendapat celaan dari rekan-rekannya,sedangkan sanksi yang
dianggap terberat adalah si pelanggar dikeluarkan dari organisasi profesi tertentu,
menandakan bahwa organisasi profesi itu telah mantap.
3. Organisasi profesional keguruan
Seperti yang telah disebutkan salah satu kriteria jabatan profesional, jabatan profesi
harus mempunyai wadah untuk meyatukan gerak langkah dan mengendalikan
keseluruhan profesi, yakni organisasi profesi. Bagi guru-guru di negara kita, wadah ini
telah ada yakni Persatuan Guru Republik Indonesia yang lebih dikenal dengan singkatan
5
PGRI. PGRI didirikan di Surakarta pada tanggal 25 November 1945, sebagai perwujudan
aspirasi guru Indonesia dalam mewujudkan cita-cita perjuangan bangsa.
Salah satu tujuan PGRI adalah mempertinggi kesadaran, sikap, mutu, dan kegiatan
profesi guru serta meningkatkan kesejahteraan mereka (Basuni, 1986). Selanjutnya,
Basuni menguraikan empat misi utama PGRI, yaitu:
1) Misi politis atau ideologi.
2) Misi persatuan organisatoris.
3) Misi profesi.
4) Misi kesejahteraan.
Kelihatannya, dari praktek pelaksanaan keempat misi tersebut dua misi pertama
misi politis/ideologis, dan misi perasatuan/oranisasi lebih menonjol realisasinya
dalam program PGRI. Ini dapat dibuktikan dengan telah adanya wakil-wakil PGRI
dalam badan legislatif seperti DPR dan MPR. Peranan yang lebih menonjol ini dapat
kita pahami sesuai dengan tahap perkembangan bangsa dalam era orde baru ini.
Dalam pelaksanaan misi lainnya, misi kesejahteraan, kelihatannya masih perlu
ditingkatkan. Sementara misi ketiga, misi profesi, belum tampak kiprah nyatanya
dan belum terlalu melembaga. Dalam kaitannya dengan perkembangan profesional
guru, PGRI sampai saat ini masih mengandalkan pihak pemerintah, misalnya dalam
merencanakan dan melakukan program- program penataan guru serta program
peningkatan mutu lainnya. PGRI belum banyak merencanakan dan melakukan
program kualifikasi guru, atau melakukan penelitian ilmiah tentang masalah-masalah
profesional yang dihadapi oleh para guru dewasa ini. Kebanyakan kegiatan yang
berkaitan dengan peningkatan mutu profesi biasanya dilakukan bersamaan dengan
kegiatan-kegiatan ulang tahun atau kongres, baik di pusat maupun di daerah. Oleh
sebab itu, peranan organisasi ini dalam peningkatan mutu profesional keguruan
belum begitu menonjol.
Di samping itu PGRI sebagai satu-satunya organisasi guru-guru sekolah yang diakui
pemerintah sampai saat ini, ada organisasi guru yang disebut Musyawarah Guru
Mata pelajaran (MGMP) sejenis yang didirikan atas anjuran pejabat-pejabat
Departemen Pendidikan Nasional. Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan
mutu dan profesional dari guru dalam kelompoknya masing-masing. Kegiatan-
kegiatan dalam kelompok ini diatur dengan jadwal yang cukup baik. Sayangnya,
belum ada keterkaitan dan hubungan formal antara kelompok guru-guru dalam
MGMP ini dengan PGRI.
Selain PGRI, ada lagi organisasi profesional di bidang pendidikan yang harus kita
ketahui juga yakni Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI), yang saat ini
mempunya divisi-divisi antara lain: Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI),
Himpunan Sarjana Administrasi Pendidikan Indonesia (HISAPIN), Himpunan Sarjana
Pendidikan Bahasa Indonesia )HSPBI), dan lain-lain. Hubungan formal antara
organisasi-organisasi ini dengan PGRI masih belum tampak secara nyata, sehingga
belum didapatkan kerja sama yang saling menunjang dan menguntungkan dalam
peningkatan mutu anggotanya. Sebagian anggota PGRI yang sarjana mungkin juga
6
menjadi anggota salah satu divisi dari ISPI, tetapi tidak banyak anggota ISPI staf
pengajar di LPTK yang juga menjadi anggota PGRI.
7
BAB III
KESIMPULAN
Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan atau menuntut
keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi. Keahlian
diperoleh dari lembaga pendidikan yang khusus diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum
yang dapat dipertanggung jawabkan. Suatu pekerjaan dapat dikatakan profesi jika memiliki
beberapa syarat-syarat tertentu. Setiap profesi memiliki kode etik masing-masing, kode etik
adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam
hidup sehari-hari (Undang-undang nomor 8 Tahun 1974). Pada dasarnya tujuan merumuskan
kode etik dalam suatu profesi adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan organisasi
profesi itu sendiri. Seperti yang telah disebutkan salah satu kriteria jabatan profesional, jabatan
profesi harus mempunyai wadah untuk meyatukan gerak langkah dan mengendalikan
keseluruhan profesi, yakni organisasi profesi. Bagi guru-guru di negara kita, wadah ini
telah ada yakni Persatuan Guru Republik Indonesia yang lebih dikenal dengan singkatan
PGRI. Salah satu tujuan PGRI adalah mempertinggi kesadaran, sikap, mutu, dan kegiatan
profesi guru serta meningkatkan kesejahteraan mereka (Basuni, 1986).
8
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Sumber referensi dari buku:
NasionalSoetjipto dan Raflis Kosasi. 2000. Profesi Keguruan. Jakarta : PT Rineka Cipta
http://edukasi.kompasiana.com/2012/05/08/makalah-profesi-keguruan/
http://www.sarjanaku.com/2010/11/kode-etik-profesi-keguruan.html
http://sucipto.guru.fkip.uns.ac.id/2010/01/06/kode-etik-profesi-keguruan/
http://fidanurlaeli.wordpress.com/2010/11/28/kode-etik-profesi-keguruan-profesi-
kependidikan/