Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KONSEP DASAR ETIKA PROFESI KEGURUAN

(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Pendidikan dan
Kependidikan)

Dosen Pengampu : Dr. Suparno, M. Pd.

KELAS :

5B/ PGSD

DISUSUN OLEH :

Alyaa Agna Dhiya Almas (2227180081)

Muhamad Fahrizal Nur (2227180077)

Novellia Amanda (2227180079)

Putri Dwi May Lanny (2227170096)

Rostanti Nurul Afifah (2227180080)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2020-2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
hidayahnya penulis dapat menyelesaikan makalah Etika Profesi Pendidikan dan
Kependidikan ini dengan baik. Tak lupa sholawat serta salam senantiasa
tercurakan kepada Nabi Muhammad SAW. karena atas limpahan rahmat dan
karunianya penulis dapat menyelesaikan laporan Tata Ruang dan Sistem Sosial
dengan baik

Dengan membaca makalah ini penulis berharap dapat membantu teman-


teman serta pembaca dapat memahami materi ini dan dapat memperkaya wawasan
pembaca. Walaupun penulis telah berusaha sesuai kemampuan penulis, namun
penulis yakin bahwa manusia  itu tak ada yang sempurna. Seandainya dalam
penulisan makalah ini ada yang kurang, maka itulah bagian dari kelemahan
penulis. Mudah-mudahan melalui kelemahan itulah yang akan membawa
kesadaran kita akan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.

Akhir kata kami berharap semoga laporan tentang Konsep Dasar Etika
Profesi Keguruan dapat memberikan manfaat maupun inspirasi kepada
pembaca. yang telah meluangkan waktunya untuk membaca makalah ini.
Oleh karena itu, penulis menerima segala kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi perbaikan penyusunan makalah ini.

Tangerang, 12 September 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER……………………………...…………………………………………..i
KATA PENGANTAR……………...……………………………………….….ii
DAFTAR ISI……………...……………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………….…...1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………….…….2
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………….……2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Etika Profesi..……………………….……………….…...….3
B. Etika Profesi Keguruan……….………...………………….…………..........3
C. Kode Etik Profesi Keguruan…………..…….………………………………6
D. Kode Etik Guru Indonesia…………………………………………..………8

BAB III PENUTUP

A. Simpulan dan Saran………………………...……………………………...

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini, guru memiliki peran terpenting bagi pendidikan, terutama


dalam kurikulum sekarang yaitu 2013 bukan hanya semata-mata memiliki
nilai penguasaan pengetahuan yang tinggi. Namun juga nilai moral yang
harus disampaikan kepada siswa melalui pelajaran di kelas. Dan juga, yang
namanya guru itu “digugu dan ditiru”. Jadi, sudah menjadi suatu keharusan
bahwa guru harus menjunjung etika dan moral sebagai seorang guru. Karena
apabila seorang guru ingin murid yang baik, maka ia harus memunculkan
perilaku yang baik dan memiliki etika layaknya seorang guru. Dan juga
guru adalah cermin bagi muridnya yang masih berupa “kanvas kosong”
yang belum tergoreskan warna apapun di sekolahnya.

Hal tersebut harusnya menjadi suatu kesadaran yang harus dibangun


oleh seorang guru agar membangun moral dan etika yang baik di hadapan
para peserta didik maupun dalam lingkungan bermasyarakat. Karena bila
kita melihat berita di televisi maupun di koran, marak terjadi kenakalan
remaja. Ini terjadi disebabkan oleh kurangnya kesadaran guru dalam
membentuk moral dan etika yang baik di sekolah. Akibatnya, siswa pun
menjadi terbawa hal buruk yang sering dilakukan oleh gurunya. Seperti
merokok, buang sampah sembarangan, dan lain sebagainya.

Jadi, dari hal yang telah tertuang di atas, peran moral dan etika
seorang guru adalah hal yang sangat penting dan patut diperhatikan oleh
seorang guru. Karena apapun yang dilakukan seorang guru, pasti akan ditiru
oleh siswanya. Jadi, apabila guru selalu melakukan hal yang tidak baik,
jangan menyalahkan mereka. Namun, itu menjadi sebuah cambuk untuk
guru agar membangun moral dan etika yang baik di kelas maupun di luar
kelas.

1
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dijabarkan di atas, ada
beberapa hal yang menjadi fokus utama dalam penyusunan makalah ini.
Antara lain:
1. Bagaimana Konsep Dasar Etika Profesi ?
2. Bagaimana Etika Profesi Keguruan ?
3. Bagaimana Kode Etik Profesi Keguruan?
4. Bagaimana Kode Etik Guru Indonesia ?

C. Tujuan Rumusan Masalah


Dari beberapa rumusan masalah yang telah tertuang di atas, makalah
yang disusun ini bermaksud dan bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui Konsep Dasar Etika Profesi;
2. Untuk mengetahui Etika Profesi Keguruan;
3. Untuk mengetahui Kode Etik Profesi Keguruan;
4. Untuk mengetahui Kode Etik Guru Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Etika Profesi
(Soetjipto,1999) Tuntutan dasar etika profesi luhur yang pertama ialah
agar profesi itu dijalankan tanpa pamrih. Dr. B. Kieser menuliskan:
“Seluruh ilmu dan usahanya hanya demi kebaikan pasien/klien.
Menurut keyakinan orang dan menurut aturan-aturan kelompok (profesi
luhur), para profesional wajib membuktikan keahlinan mereka semata-mata
kepada kepentingan yang mereka layani, tanpa menghitung untung ruginya
sendiri. Sebaliknya, dalam semua etika profesi, cacat jiwa pokok dari
seorang profe-sional ialah bahwa ia mengutamakan kepentingannya sendiri
di atas kepentingan klien.”
Kedua adalah bahwa para pelaksana profesi luhur ini harus memiliki
pegangan atau pedoman yang ditaati dan diperlukan oleh para anggota
profesi, agar kepercayaan para klien tidak disalahgunakan. Selanjutnya hal
ini kita kenal sebagai kode etik. Mengingat fungsi dari kode etik itu, maka
profesi luhur menuntut seseorang untuk menjalankan tugasnya dalam
keadaan apapun tetap menjunjung tinggi tuntutan profesinya.
Kesimpulannya adalah jabatan guru juga merupakan sebuah profesi.
Namun demikian profesi ini tidak sama seperti profesi-profesi pada
umumnya. Bahkan boleh dikatakan bahwa profesi guru adalah profesi
khusus luhur. Mereka yang memilih profesi ini wajib menginsafi dan
menyadari bahwa daya dorong dalam bekerja adalah keinginan untuk
mengabdi kepada sesama serta menjalankan dan menjunjung tinggi kode
etik yang telah diikrarkannya, bukan semata-mata segi materinya belaka.

B. Etika Profesi Keguruan


Etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” berarti watak kesusilaan,
adab atau cara hidup. Maka etika berarti tata susila atau hal-hal yang
berhubungan dengan kesusilaan dalam mengerjakan satu pekerjaan. Etika
menunjukan cara berbuat yang menjadi adat karena diikuti oleh anggota

3
komunitasnya atau kelompok manusia. Etika itu sendiri adalah refleksi dari
apa yang disebut dengan self control, karena segala sesuatunya dibuat dan
diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial (profesi) itu sendiri.
Dimana objek etika itu sendiri adalah perbuatan manusia sehingga menjadi
pembahasan yang sampai saat ini terus diperbincangkan.
Profesi secara etimologi berasal dari bahasa Inggris yaitu profession,
bahasa latin profecus, yang artinya mengakui, adanya pengakuan,
menyatakan mampu, atau ahli dalam melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan
secara terminologi, profesi berarti suatu pekerjaan yang mempersyaratkan
pendidikan tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan mental;
yaitu adanya persyaratan pengetahuan teoritis sebagai instrumen untuk
melakukan perbuatan praktis, bukan pekerjaan manual (Danin, 2002). Jadi
suatu profesi harus memiliki tiga pilar pokok, yaitu pengetahuan, keahlian,
dan persiapan akademik. Secara bahasa profesi adalah bidang pekerjaan
yang dilandasi pendidikan keahlian, keterampilan, kejuruan, dan
sebagainya.
Guru adalah tenaga profesional yang diberikan tugas untuk mendidik,
mengajar, membimbing, melatih, mengarahkan dan memberi
nilai/mengambil nilai dari peserta didiknya. Sedangakan keguruan
bermakna sebagai hal-hal yang menyangkut atau berkaitan dengan guru
misalnya pengajaran, pendidikan, dan metode pengajaran.
Etika Profesi adalah spesifikasi norma-norma yang bersifat konkrit
dan praktis bagi seseorang dalam ruang lingkup profesinya. Bisa juga berarti
prinsip-prinsip atau norma-norma kesusilaan yang merupakan pedoman bagi
sikap dan tingkah laku anggota suatu profesi.
Norma-norma atau nilai-nilai yang ditemukan dalam etika profesi
yaitu :
1. Pelayanan menyangkut apa yang baik dan benar;
2. Mengakui dan menghormati norma-norma masyarakat;
3. Kesadaran untuk mengembangkan diri dan profesi;

4
4. Bekerja sama dengan anggota profesi dikalangan sendiri atau dengan
organisasi profesi lainnya;
5. Melakukan tanggung jawab sebagai seorang profesional seutuhnya.
Maka, etika profesi keguruan adalah ketentuan-ketentuan moral atau
kesusilaan yang merupakan pedoman bagi guru yang melakukan tugas di
bidang keguruan. Sebuah profesi khususnya seorang guru hanya dapat
memperoleh kepercayaan dari masyarakat bilamana dalam diri guru tersebut
ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mengajar
atau pada saat memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang
membutuhkannya. Maka, tanpa adanya etika profesi keguruan, apa yang
semula dikenal sebagai sebuah profesi yang terhormat akan segera jatuh
terdegradasi menjadi sebuah pekerjaan pencarian nafkah biasa yang
sedikitpun tidak diwarnai dengan nilai-nilai idealisme dan akhirnya berakhir
dengan tidak adanya lagi respek atau kepercayaan kembali.

Ada tiga nilai-nilai profesi keguruan yang harus dilakukan atau


diejawantahkan oleh guru melalui perilaku positifnya, yaitu:

1. Tanggung jawab

Ketika seseorang telah memilih berprofesi sebagai seorang guru, maka


secara otomatis ia memikul tanggung jawab sebagi guru. Guru memiliki
tanggung jawab utama sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah,
pelatih, peenilai, dan pengevaluasi peserta didiknya.

2. Kewajiban

Tanggung jawab yang dipikul oleh guru, memiliki berbagai kewajiban


seperti yang pada kode etik guru Indonesia. Dengan kata lain, kewajiban
merupakan sesuatu yang dilakukan karena adanya tanggung
jawab. Kewajiban dilakukan karena kesalahan hati atau karena panggilan
jiwa, bukan karena pertimbangan pikiran. Itulah alasan ada pernyataan yang

5
berbunyi “bekerja sebagai guru adalah panggilan jiwa”. Kemudian, when
guru melalaikan kewajibannya, maka ia akan dikenakan sanksi.

3. Hak

Malah, ketika guru melaksanakan kewajibannya sebaik mungkin


sesuai dengan kemampuannya, maka ia akan mendapatkan haknya. Jadi
guru dapat menuntut haknya manakala dengan tanggung jawabnya ia telah
melaksanakan kewajibannya dengan baik. Sungguh akan menjadi sesuatu
yang sangat menjijikan jika guru lebih mengedepankan haknya tanggung
jawab dan tanggung jawabnya. Hal yang sangat sangat baikwi pula ketika
pemerintah atau pihak yayasan mengabaikan hak-hak manusia guru di saat
guru telah melaksanakan berbagai tanggung jawab dari tanggung jawabnya.

Ruang lingkup etika profesi keguruan merupakan cakupan yang


menjadi kajian inti dalam etika profesi keguruan. Berdasarkan uraian pada
bagian-bagian sebelumnya dapat diservis bahwa pada kenyataan ruang
lingkup etika profesi keguruan termasuk:

1. Etika guru terhadap diri sendiri


2. Etika guru terhadap peserta didik
3. Etika guru terhadap wali peserta didik
4. Etika guru terhadap rekan sejawat
5. Etika guru terhadap masyarakat

C. Kode Etik Profesi Keguruan


1. Pengertian Kode Etik Keguruan
Istilah kode etik bila di kaji maka terdiri dari dua kata yakni “kode”
dan “etik”. Perkataan “etik” berasal dari bahasa Yunani, “ethos” yang
berarti watak, adab atau cara hidup. Dapat diartikan bahwa etik itu
menunjukkan cara berbuat yang menjadi adat, karena persetujuan dari
kelompok manusia. Dan etik biasanya dipakai untuk pengkajian sistem
nilai-nilai yang disebut kode, sehingga terjemahlah apa yang disebut kode

6
etik. Etika artinya tata susila atau hal-hal yang berhubungan dengan
kesusilaan dalam mengerjakan satu pekerjaan. Jadi, kode etik guru diartikan
sebagai aturan tata susila keguruan.
Secara Etimologis, “kode etik” berarti pola aturan, tata cara, tanda,
pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik
merupakan pola aturan atau tata cara etis sebagai pedoman berperilaku
dalam bermasyarakat. Etis berarti sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang
dianut oleh sekelompok orang atau masyarakat tertentu.
Kode adalah tanda-tanda atau simbol-simbol berupa kata-kata, tulisan
atau benda yang disepakati untuk maksud-maksud tertentu. Misalnya untuk
menjamin suatu berita, keputusan atau kesepakatan suatu organisasi. Kode
juga dapat berarti kumpulan peraturan yang sistematis. Kode etik adalah
norma atau asas yang diterima suatu kelompok tertentu sebagai landasan
tingkah laku sehari-hari dimasyarakat maupun di tempat kerja.
Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan
dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari. Kode etik
profesi sebetulnya bukan merupakan hal baru. Sudah lama diusahakan untuk
mengatur tingkah laku moral suatu kelompok khusus dalam masyarakat
melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan akan dipegang teguh
oleh seluruh kelompok tersebut.
Maka, sebenarnya kode etik itu merupakan pedoman yang mengatur
jalinan hubungan antara: 1). Hubungan antara guru dengan peserta didik, 2).
Hubungan antara guru dengan orang tua/wali murid, 3). Hubungan guru
dengan masyarakat, 4). Hubungan guru dengan sekolah dan rekan sejawat,
5). Hubungan guru dengan profesi, dan 6). Hubungan guru dengan
pemerintah.
Secara umum tujuan mengadakan kode etik adalah sebagai berikut:
1. Menjunjung tinggi martabat profesi;
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya;
3. Sebagai pedoman berperilaku;
4. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi;

7
5. Untuk meningkatkan mutu profesi;
6. Untuk meningkatka mutu organisasi.
Kode etik hanya dapat ditetapkan oleh suatu oraganisasi profesi yang
berlaku dan mengikat para anggotanya. Penetapan kode etik lazim
dilakukan pada suatu kongres organisasi profesi. Dengan demikian, jelas
bahwa orang-orang yang bukan atau tidak menjadi anggota profesi tersebut,
tidak dapat dikenakan aturan yang ada dalam kode etik suatu profesi dan
yang mempunyai pengaruh kuat dalam menegakkan disiplin hanya di
kalangan profesi tersebut.
2. Tujuan Kode Etik Guru Profesi
Tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah untuk
kepentingan organisasi profesi itu sendiri. Menurut R Hermawan S (1979)
bahwa tujuan mengadakan kode etik adalah
a. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
b. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya
c. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
d. Untuk meningkatkan mutu profesi
e. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
f. Meningkatkan layanan diatas keuntungan pribadi.
g. Mempunyai oraganisasi professional yang kuat dan terjalin erat.
h. Menentukan baku standarnya sendiri
3. Sanksi Pelanggaran Kode Etik

Kode etik yang ada dalam masyarakat Indonesia cukup banyak dan
bervariasi. Umumnya pemilik kode etik adalah organisasi kemasyarakatan
yang bersifat nasional. Jika ada yang melanggar kode etik maka akan
mendapat sanksi berupa :

a. Sanksi moral
b. Sanki dikeluarkn dari organis
D. Kode Etik Guru Indonesia
1. Pengertian Kode Etik Guru Indonesia

8
Kode Etik Guru (KEG), Kode Etik Guru Indonesia (KEGI), atau nama
lain sesuai dengan yang disepakati oleh organisasi atau asosiasi profesi
guru, merupakan pedoman bersikap dan berperilaku dalam bentuk nilai-nilai
moral dan etika jabatan guru. Dengan demikian, guru harus menyadari
bahwa jabatan mereka merupakan suatu profesi yang terhormat, terlindungi,
bermartabat, dan mulia. Di sinilah esensi bahwa guru harus mampu
memahami, menghayati, mengamalkan, dan menegakkan Kode Etik Guru
dalam menjalankan tugas-tugas profesional dan menjalani kehidupan di
masyarakat.
Berikut ini merupakan kode etik guru Indonesia sebagai hasil
rumusan Kongres Guru ke XVI tahun 1989 di jakarta. Terdiri dari sembilan
item, yaitu:
1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia
Indonesia seutuhnya yang berjiwa pancasila;
2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional;
3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan
melakukan bimbingan dan pembinaan;
4. Guru menciptakan suasana sekolah dengan sebaik-baiknya sebagai usaha
menunjang keberhasilan proses belajar mengajar;
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat
disekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama
terhadap pendidikan;
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan meningkatkan
mutu dan martabat profesinya;
7. Guru memelihara hubungan seprofesinya, semangat kekeluargaan dan
kesetiakawanan sosial;
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan organisasi PGRI
sebagai sarana perjuangan dan pengabdian;
9. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.
Jika anggota profesi tidak berperilaku seperti apa yang tertera dalam
kode etik, konsekuensinya akan berhadapan dengan sanksi seperti sanksi

9
dari masyarakat berupa lunturnya kepercayaan masyarakat kepada profesi
itu bahkan bisa sampai hukuman pidana sekalipun atau dikeluarkan dari
organisasi profesi tersebut.
 Dalam pasal 28 UU No.8 tahun 1974 tentang pokok kepegawaian
dengan jelas menyatakan “Pegawai Negeri Sipil mempunyai kode etik
sebagai pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan di dalam dan di luar
sekolah” artinya dengan adanya kode etik, pegawai negeri sipil  sebagai
aparatur negara, abdi negara, dan abdi masyarakat mempunyai pedoman
sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam melaksanakan tugasnya dan dalam
pergaulan sehari-hari. Selanjutnya dalam Kode Etik Pegawai Negeri Sipil
digariskan prinsip-prinsip pokok tentang pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab pegawai negeri.  Jadi kode etik merupakan pedoman sikap, tingkah
laku dan perbuatan di dalam melaksanakan tugas dan dalam hidup sehari-
hari.

2. Fungsi Kode Etik Guru Indonesia


 Kode etik suatu profesi berfungsi preventif artinya bahwa kode itu
memiliki kemampuan untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam praktik
profesional. Karena ia merupakan rambu-rambu untuk bertindak, baik bagi
yang diberikan pelayanan maupun bagi yang melayaninya/seorang
profesional profesional di bidang tertentu.serta dalam kehidupan sehari-hari
di masyarakat. Maka, kode etik guru Indonesia merupakan alat yang amat
penting untuk pembentukan sikap profesional para anggota profesi
keguruan. 

Sutan Zahri dan Syahmiar Syahrun (1992), mengemukakan empat


fungsi kode etik guru bagi guru itu sendiri, antara lain :
a. Agar guru terhindar dari penyimpangan tugas yang menjadi tanggung
jawabnya;
b. Untuk mengatur hubungan guru dengan murid, teman sekerja,
masyarakat dan pemerintah;

10
c. Sebagai pegangan dan pedoman tingkah laku guru agar lebih
bertanggung jawab pada profesinya;
d. Pemberi arah dan petunjuk yang benar kepada mereka yang
menggunakan profesinya dalam melaksanakan tugas.
Ketaatan guru pada Kode Etik akan mendorong mereka berperilaku
sesuai dengan norma- norma yang dibolehkan dan menghindari norma-
norma yang dilarang oleh etika profesi yang ditetapkan oleh organisasi atau
asosiasi profesinya selama menjalankan tugas-tugas profesional dan
kehidupan sebagai warga negara dan anggota masyarakat. Dengan
demikian, aktualisasi diri guru dalam melaksanakan proses pendidikan dan
pembelajaran secara profesional, bermartabat, dan beretika akan terwujud.
Di Indonesia, kode etik guru berfungsi sebagai landasan moral dan
pedoman tingkah laku setiap guru dalam menunaikan tugas pengabdiannya
sebagai guru. Baik didalam maupun diluar sekolah serta dalam pergaulan
sehari-hari di masyarakat. Kode etik guru Indonesia merupakan alat yang
penting untuk membentuk sikap profesionalisme para anggota profesi
keguruan.
Dalam upaya mewujudkan kode etik guru Indonesia, perlu
memperhatikan sejumlah faktor yang hingga saat ini masih di rasakan
sebagai kendala. Faktor-faktor tersebut adalah:
a. Kualitas pribadi guru;
b. Pendidikan guru;
c. Sarana dan prasarana pendidikan;
d. Sistem pendidikan;
e. Kedudukan, karier dan kesejahteraan guru;
f. Kebijakan pemerintah.

11
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Jabatan guru juga merupakan sebuah profesi. Namun demikian profesi ini tidak
sama seperti profesi-profesi pada umumnya. Bahkan oleh dikatakan bahwa profesi
guru adalah profesi khusus luhur. Mereka yang memilih profesi ini wajib
menginsafi dan menyadari bahwa daya dorong dalam bekerja adalah keinginan
untuk mengabdi kepada sesama serta menjalankan dan menjunjung tinggi kode
etik yang telah di ikrarkannya,kode etik guru merupakan alat yang penting untuk
membentuk sikap profesionalisme para anggota profesi keguruan, bukan semata-
mata segi materinya belaka.

Saran

Masyarakat,terutama bagi para guru Indonesia agar lebih memperhatikan kode


etik kepegawaian, sehingga tidak ada lagi terdengar kasus-kasus yang terkait
dengan pendidikan di Indonesia. Dan untuk para calon guru di harapkan
mempelajari dan memahami tentang profesi keguruan terutama tentang kode etik
guru, sehingga kedepannya diharapkan kualitas pendidikan menjadi lebih baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://myayahnur.blogspot.com/2017/06/konsep-dasar-etika-profesi-
keguruan.html#:~:text=Kode%20etik%20merupakan%20pola%20aturan,dianut%20oleh
%20sekelompok%20orang%20tertentu.&text=Kode%20etik%20guru%20Indonesia
%20berfungsi,menunaikan%20tugas%20pengabdiannya%20sebagai%20guru

https://dahlia07.blogspot.com/2013/05/kode-etik-profesi-keguruan.html

https://makalahkeguruan.blogspot.com/2016/05/pengembangan-guru-konsep-dasar-
etika.html

https://alfallahu.blogspot.com/2013/04/pengertian-etika-profesi-konsep-dasar.html

https://reycal78.wordpress.com/2017/05/23/etika-profesi-
keguruan/#:~:text=Berdasarkan%20ketiga%20pegertian%20tersebut%2C
%20maka,melaksanakan%20pekerjaannya%20sebagai%20pendidik%20professional

13

Anda mungkin juga menyukai